Dosen Pengampu:
Dra.Kurnia Bektiningsih,M.pd
Disusun oleh:
Kelompok 6
2022
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memebuhi tugas kelompok mata kuliah Psikologi Pendidikan dengan judul “ Perkembangan
Sosial dan Moral”
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
dengan tulus memberikan doa,saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki, Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk serta masukan bahkan kritikan yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan .
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 2
A. Kesimpulan .................................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................................. 11
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah upaya penumbuhkembangan sumber daya manusia melalui
proses hubungan interpersonal (hubungan antarpribadi) yang berlangsung dalam
lingkungan masyarakat yang terorganisasi, dalam hal ini masyarakat pendidikan dan
keluarga (tinjauan psikososial). Karena itu tak mengherankan jika seorang siswa
menggantungkan responnya terhadap pelajaran di kelas pada persepsinya terhadap
guru pengajar dan teman-taman sekelasnya. Positif atau negatifnya persepsi siswa
terhadap guru dan teman-temannya itu sangat mempengaruhi kualitas hubungan sosial
para siswa dengan lingkungan sosial kelasnya dan bahkan mungkin dengan
lingkungan sekolahnya.
Selanjutnya pendidikan yang berlangsung secara formal di sekolah dan yang
secara informal di lingkungan keluarga memiliki peranana penting dalam
mengembangkan psikosial siswa. Perkembangan psikososial siswa, atau sebut saja
perkembangan sosial siswa, adalah proses perkembangan kepribadian siswa selaku
seorang anggota masyarakat dalam hubungan dengan orang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Perkembagan Sosial dan Moral?
2. Siapa sajakah tokoh dari Perkembangan Sosial dan Moral?
3. Apakasajakah upaya Perkembangan Sosial dan Moral?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertia perkembangan Sosial dan Moral.
2. Untuk mengetahui tokoh tokoh dari Perkembangan Sosial dan Moral.
3. Untuk mengetahui dan memahami upaya perkembangan sosial dan moral.
BAB II
PEMBAHASAN
Sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan. Menurut
Lewis, Sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi
sehari-hari antara warga negara dan pemerintahannya. Sedangkan Moral adalah suatu
kebiasaan dalam bertingkah laku yang baik.
Perkembangan sosial dan moral (social and moral development), yakni poses
perkembangan mental yang berhubungan dengan perubahan-perubahan cara anak
dalam berkomunikasi dengan objek atau orang lain, baik sebagai individu maupun
sebagai kelompok. Perkembangan sosial hampir dapat dipastikan sama dengan
perkembangan moral, karena perilaku moral pada umumnya merupakan unsur yang
mendasari tingkah laku sosial. Artinya, seorang siswa akan dapat berperilaku sosial
secara tepat jika ia mengetahui norma perilaku moral yang sesuai dengan situasi sosial
tersebut.
2. Lawrence Kohlberg
Konsep kunci untuk memahami perkembangan moral, khususnya teori Kohlberg ,
ialah internalisasi yakni perubahan perkembangan dari perilaku yang dikendalikan
secara eksternal menjadi perilaku yang dikendalikan secara internal.
Tingkat Tahap Konsep Moral
Tingkat I Tahap 1: 1. Anak menentukan
Moralitas memperhatikan keburukan berdasarkan
Prakonvensional ketaatan dan hukum tingkat hukuman akibat
(usia 4-10 tahun) keburukan tersebut.
2. Perilaku baik dihubungkan
dengan penghindraan diri
dari hukuman.
Tahap 2: Perilaku baik dihubungkan dengan
memperhatikan pemuasan keinginan dan kebutuhan
pemuasan kebutuhan sendiri tanpa mempertimbangkan
kebutuhan orang lain.
Tingkat II Tahap 3: 1. Anak dan remaja berperilaku
Moralitas memperhatikan citra sesuai dengan aturan dan
Kovensional (usia “anak baik” patokan moral agar
10-13 tahun) memperoleh persetujuan
orang dewasa, bukan untuk
menghindari hukuman.
2. Perbuatan baik dan buruk
dinilai berdasarkan
tujuannya. Jadi, ada
perkembangan kesadaran
terhadap perlunya aturan.
Tahap 4: 1. Anak dan remaja memiliki
memperhatikan sikap pasti terhadap
hukum dan peraturan wewenang dan peraturan.
2. Hukum harus ditaati oleh
semua.
3. Albert Bandura
Menurut Bandura, sebagian besar yang dipelajari manusia jadi melalui peniruan
(imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Pendekatan teori belajar sosial
terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada perlunya
conditioning (pembiasaan merespon) dan imitation (peniruan).
a. Conditioning (Pembiasaan merespon)
Contohnya seorang pelajar melihat temannya dipuji atau ditegur oleh gurunya
kerena perbuatannya, maka ia kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang
tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini merupakan contoh dari
penguatan melalui pujian yang dialami orang lain atau vicarious reinforcement.
b. Imitation (Peniruan)
Contohnya mula-mula seorang siswa mengamati gurunya yang sedang melakukan
sebuah perilaku sosial, umpamanya menerima seorang tamu. Lalu perbuatan
menjawab salam, berjabat tangan, beramah tamah, dan seterusnya akan diserap
oleh memori siswa. Cepat atau lambat, siswa tersebut mampu meniru secara baik
apa yang dillakukan oleh sang guru.
Unsur utama dalam peniruan adalah sebagai berikut:
1. Attention, pemusatan perhatian yang diberikan kepada model yang ditirukan.
2. Retention, usaha mengingat apa yang telah dilakukan oleh model.
3. Reproduction, usaha mewujudkan atau menunjukkan kebolehan berdasarkan
apa yang telah dipahami.
4. Motivasi, pengerak individu dalam melakukan sesuatu.
Terdapat beberapa macam jenis peniruan yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Peniruan langsung, yaitu peniruan dengan pemerhatian langsung. Contohnya,
meniru penyanyi yang disukai.
2. Peniruan tidak langsung, yaitu peniruan dengan mengimajinasikan.
Contohnya, meniru tokoh dalam buku cerita.
3. Peniruan gabungan, yaitu peniruan dengan menggabungkan antara
pemerhatian secara langsung dan imajnasi. Contohnya siswa meniru sang guru
yang sedang melukis dan menghayal ‘mengingat’ tentang cara-cara mewarnai
yang ada dibuku bacaannya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan sosial dan moral (social and moral development), yakni poses
perkembangan mental yang berhubungan dengan perubahan-perubahan cara anak
dalam berkomunikasi dengan objek atau orang lain, baik sebagai individu maupun
sebagai kelompok. Perkembangan sosial hampir dapat dipastikan sama dengan
perkembangan moral, karena perilaku moral pada umumnya merupakan unsur yang
mendasari tingkah laku sosial.
Artinya, seorang siswa akan dapat berperilaku sosial secara tepat jika ia
mengetahui norma perilaku moral yang sesuai dengan situasi sosial tersebut, upaya
mengembangan sosial dan moral , ada dua cara untuk menanamkan nilai-nilai sosial
dalam pendidikan. Pertama, melalui proses belajar sosial (social learning) atau
sosialisasi. Kedua melalui kesetiaan sosial yaitu dengan memainkan peran sosial
sesuai dengan nilai yang dianut di masyarakat.
B. Saran
Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan
ejaan, metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih
kurang adalah diantara kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik
membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA