Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ANALISIS PENGUBAHAN TINGKAH LAKU

“ PERILAKU MORAL”

DISUSUN

OLEH KELOMPOK 3 :

Nola Kamelia ( 19060037 )

Rifda Kurnia Wati ( 19060046 )

Ica Jelara ( 19060051 )

DOSEN MATA KULIAH : JONI ADISON, M.Pd

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH TINGGI KEGURUAAN DAN

ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan termakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya tekuni. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Padang,11 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................

Daftar Isi......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................

A. Latar Belakang.....................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................

BAB II ISI MATERI...................................................................................................

1. Pengertian Perilaku Moral.......................................................................................

2. Jenis Perkembangan Moral......................................................................................

3. Pengembangan Perilaku Moral................................................................................

BAB III PENUTUPAN.................................................................................................

1. Kesimpulan..............................................................................................................
2. Saran.......................................................................................................................

Daftar Pustaka..............................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Minat psikologi pada perkembangan moral awalnya dipusatkan pada disiplin yaitu
jenis disiplin yang terbaik untuk mendidik anak yang mematuhi hukum, dan pengaruh
disiplin tersebut pada penyesuaian pribadi dan sosial. Secara bertahap minat psikologi
bergeser ke arah perkembangan moral kepola yang normal untuk aspek perkembangan ini
dan usia seorang anak dapat diharapkan bersikap sesuai dengan cara yang disetujui
masyarakat. Dengan adanya peningkatan yang serius dalam kenakalan remaja, minat
untuk mempelajari penyebab, penanganan, dan pencegahan menjadi sasaran perhatian
psikologi dan sosiologi. Mula-mula minat ini terbatas pada penelitian remaja karena
sesungguhnya, anak-anak tidak dianggap “anak nakal” betapapun jauhnya penyimpangan
perilaku mereka dari standar yang disetujui masyarakat.
Dalam dua dasawarsa terakhir, studi psikologi mengenal perkembangan moral telah
dipacu oleh teori-teori yang didasarkan atas hasil-hasil penelitian sehubungan dengan pola
perkembangan moral pada masa kanak-kanak dapat diramalkan. Teori terbaik dan yang
paling berpengaruh adalah teori Piaget dan teori Kohlberg.Manusia sulit bersikap netral
terhadap perkembangan moral. Banyak orang tua kuatir bahwa anak-anak mereka
bertumbuh tanpa nilai-nilai tradisional. Para guru mengeluh bahwa murid-murid mereka
tidak sopan. Didalam makalah ini kita akan membahas tentang perkembangan moral,
pandangan Piaget tentang pertimbangan moral anak-anak berkembang, hakikat perilaku
moral anak-anak, dan perasaan anak-anak menyubang bagi perkembangan moral mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian perilaku moral
2. Jenis perkembangan moral
3. Pengembangan perilaku moral

4. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Pengertian perilaku moral


2. Untuk mengetahui Jenis perkembangan moral
3. Untuk mengetahui Pengembangan perilaku moral

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Perilaku Moral


Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Perkataan “moral” berasal dari bahasa latin “mores” yang berarti adat kebiasaan,moral
sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan
wajar.moral adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban
dan sebagainya. Purwadarminto, (Dalam Ansori, 2002). Helden dan Richards (dalam
Sjarkawi, 2008) merumuskan kata moral sebagai suatu kepekaan dalam pikiran perasaan,
dan tindakan dibandingkan dengan tindakan lain yang tidak hanya berupa kepekaan
terhadap prinsip dan aturan. Selanjutnya moralitas merupakan pandangan baik-buruk,
benar-salah, apa yang dapat atau tidak dapat dilakukan. Selain itu, moral juga merupakan
seperangkat keyakinan dalam suatu masyarakat berkenaan dengan karakter atau kelakuan
dan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.Helden dan Richards (dalam Sjarkawi,
2008) juga mengatakan perilaku moral sebenarnya sesuatu yang tersembunyi dalam
pikiran seseorang karena tersimpan dalam cara berfikirnya. Artinya, untuk mengetahui
keadaan moral seseorang yang sebenarnya, seorang pengamat mungkin bisa tersesat oleh
fenomena yang ditunjukkan oleh perilaku nyata seseorang. Menurut Rose Mini (2010)
perilaku moral adalah perilaku seseorang dalam berhubungan dengan orang lain yang
mengacu pada seperangkat peraturan, kebiasaan, dan prinsip-prinsip tertentu yang
berdampak pada kesejahteraan manusia.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan perilaku moral sebagai perilaku
yang sesuai dengan aturan-aturan dan nilai-nilai masyarakat dimana individu tinggal,
sehingga perilaku moral dapat dikatakan dengan perilaku yang baik dan pantas dilakukan
dalam masyarakat

2. Jenis Perkembangan Moral


Tahapan Perkembangan moral adalah ukuran yang dibuat untuk mengukur tinggi
rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan pikiran (kognitif), perasaan dan
penalaran moral. Berikut ini tahapan-tahapan perkembangan moral menurut Kohlberg:
a) Tingkat 1 pra konvensional (4-9tahun )
Ditingkat ini cara penilaian moralitas dari suatu tindakan fisik secara langsung.
b) Tingkat konvensional (10-15 tahun)
Orang yang ditahapan ini menilai moralitas dari suatu tindakan dengan
membandingkannya pada pandangan dan harapan masyarakat (bersifat konformitas).
c) Tingkat pasca konvensional (16 tahun)
Ditingkat ini proses interlisasi berkembang secara utuh dan penilaian moral sudah idak
lagi tergantung dengan orang lain.

Tahapan-tahapan perkembangan moral menurut John Dewey:


a) Tahap pramoral
Ditingkat ini anak belum menyadari keterikatan pada aturan masih seenaknya sendiri,
masih berfikir egoissentris.
b) Tahap konvensional
Ditingkat ini perkembangan kesadaran anak mulai akan tetap pada kekuasaan.
c) Tahap onotom
Ditingkat ini perkembangan dalam keterikatan pada ataura yang didasari dengan
resiprositas.

Tahapan tahapan perkembangan moral menurut Piage:


a) Tahap Heteronomous Morality (5-10 tahun)
Ditahap ini anak memandang bahwa aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh orang
tua dan guru yang tidak dapat dirubah.
b) Tahap Autonomous Morality (10-keatas)
Ditahap ini anak sudah tumbuh melalui kesadaran bahwa semua orang berbeda-beda
dalam memilih tindakan moral.

3. Pengembangan Perilaku Moral

Perkembangan moral (moral development) adalah mencakup perkembangan pikiran,


perasaan, dan perilaku menurut aturan atau kebiasaan mengenai hal-hal yang seharusnya
dilakukan seseorang ketika berinteraksi sengan orang lain (Hurlock). Perkembangan
moral sangat berpengaruh terhadap lingkungan sehingga pada masa anak-anak ini
orangtua dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan moral anak, moral
yang positif akan berdampak baik untuk kedepannya dan begitu sebaliknya jika si anak
sejak kecil hanya menerima moral yang negatif maka si anak akan berkembang tidak
sesuai dengan yang diharapkan oleh orangtuanya.

Berikut daftar teori-teori yang sudah dikemukakan oleh para ahli tentang perkembangan
moral, yaitu :

1) Menurut Gunarsa, pengertian moral adalah rangkaian nilai tentang berbagai macam
perilaku yang harus dipatuhi. Istilah moral sendiri berasal dari kata mores yang berarti
tata cara dalam kehidupan, adat istiadat atau kebiasaan. Intisari menurut penulis :
Dalam ilmu sosiologi, pemahaman tentang mores sudah dibahas, sehingga menurut
Gunarsa, perkembangan moral ini mengadopsi tentang adat istiadat atau kebiasaan
sejak nenek moyang dan secara turun temurun akan dilakukan dan ditiru perilakunya
oleh keturunannya.
2) Menurut Shaffer, pengertian moral adalah kaidah norma dan pranata yang mengatur
perilaku individu dalam hubungannya dengan masyarakat dan kelompok sosial. Moral
ini merupakan standar baik dan buruk yang ditentukan oleh individu dengan nilai-nilai
sosial budaya di mana individu sebagai anggota sosial. Intisari menurut penulis :
Moral menuut Shaffer berarti menjadi penilaian perilaku kita dalam masyarakat atau
kelompok sosial, sehingga jika moral kita baik akan berdampak postif dan jika moral
itu buruk maka akan berdampak pada diri kita serta tercemarnya nama baik dalam
lingkup lingkungan sosial sekitar.
3) Menurut Rogers, pengertian moral adalah aspek kepribadian yang diperlukan
seseorang dalam kaitannya dengan kehidupan sosial secara harmonis, seimbang dan
adil. Perilaku moral ini diperlukan demi terwujudnya kehidupan yang damai penuh
keteraturan, keharmonisan dan ketertiban. Intisari menurut Penulis : Rogers
mengemukakan bahwa moral itu bertujuan untuk kehidupan yang sejahtera dalam
lingkupan sosial dan masyarakat, jika manusia tidak memiliki moral maka kehidupan
sosial ini tidak harmonis atau damain dan pertikaian ada dimana-mana.
4) Menurut John Piaget dalam teori perkembangan moral membagi menjadi dua tahap,
yaitu: Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan moral ini,
anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua
dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya. Dan
Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral
tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda
terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak
terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha
mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai
menggunakan standar keadilan terhadap orang lain. Intisari menurut Penulis : Piaget
memiliki 2 tahap dalam perkembangan moralnya yaitu Heteronomous yang berarti
moral itu tidak dapat diubah dan hanya dimiliki orang-orang yang lebih dewasa dari si
anak, dan Autonomous yang berarti si anak mulai sadar dengan adanya moral maka
anak tersebut dapat dinilai baik dan buruknya.
5) Menurut Lawrence Kohlberg, penilaian dan perbuatan moral pada intinya bersifat
rasional. Keputusan dari moral ini bukanlah soal perasaan atau nilai, malainkan selalu
mengandung suatu tafsiran kognitif terhadap keadaan dilema moral dan bersifat
konstruksi kognitif yang bersifat aktif terhadap titik pandang masing-masing individu
sambil mempertimbangkan segala macam tuntutan, kewajiban, hak dan keterlibatan
setiap pribadi terhadap sesuatu yang baik dan juga adil. kesemuanya ini merupakan
tindakan kognitif. Kohlberg juga mengatakan bahwa terdapat pertimbangan moral
yang sesuai dengan pandangan formal harus diuraikan dan yang biasanya digunakan
remaja untuk mempertanggung jawabkan perbuatan moralnya.
Adapun tahap-tahap perkembangan moral yang sangat terkenal adalah yang
dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg. Tahap-tahap berkembangan moral tersebut,
yaitu : Tingkat Prakonvensional (usia 4 – 10 tahun) Tahap perkembangan moral yang
aturan-aturan dan ungkapan-ungkapan moral masih ditafsirkan oleh individu atau anak
berdasarkan akibat fisik yang akan diterimanya, baik itu berupa sesuatu yang
menyakitkan atau kenikmatan. Pada tingkat ini terdapat dua tahap, yaitu tahap
orientasi hukuman dan kepatuhan serta orientasi relativitas instrumental. Tingkat
Konvensional (usia 10 – 13 tahun) Tahap perkembangan moral yang aturan-aturan dan
ungkapan-ungkapan moral dipatuhi atas dasar menuruti harapan keluarga, kelompok
atau masyarakat. Pada tingkat ini terdapat juga dua tahap, yaitu tahap orientasi
kesepakatan antara pribadi atau disebut “orientasi anak manis” serta tahap orientasi
hukum atau ketertiban. Tingkat Pascakonvensional (usia 13 tahun keatas) Tahap
perkembangan moral yang aturan-aturan dan ungkapan-ungkapan moral dirumuskan
secara jelas berdasarkan nilai-nilai dan prinsip moral yang memiliki keabsahan dan
dapat diterapkan, hal ini terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang berpegangan
pada prinsip tersebut dan terlepas pula dari identifikasi diri dengan kelompok tersebut.
Pada tingkatan ini terdapat dua tahap, yaitu tahap orientasi kontrak sosial legalitas dan
tahap orientasi prinsip etika universal. Intisari menurut penulis : Lawrence Kohlberg
moral tidak hanya mengandung penilaian terhadap perilaku atau kebiasaan tetapi juga
untuk mengembangkan kognitif, dan jika berusia remaja moral ini mulai dapat
dipertanggung jawabkan oleh si anak. Lawrence juga memiliki 3 tingkatan dalam
perkembangan moral, yaitu : prakonvensional – anak masih menganggap bahwa jika
melaksanakan moral itu akan mendapat hukuman atau hadiah sehingga anak hanya
menuruti keinginan lingkunganya dan anak masih belum mengetahui moral yang
dilaksanakan itu bak atau buruk (memperhatikan ketaatan), konvensional – anak
melaksanakan moral itu dengan keinginan dianggap menjadi anak yang baik dan
hanya menuruti keinginan keluarga serta tahap ini anak mulai mengetahui baik
buruknya moral yang dilaksanakan oleh si anak, dan pasca konvensional – anak mulai
sadar dan memfilter atau memilih moral yang baik atau buruk serta melaksanakan
moral dalam lingkupan kontak sosial dan mengganggap moral itu perilaku atau etika.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Perkataan “moral” berasal dari bahasa latin “mores” yang berarti adat kebiasaan,moral
sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan
wajar.moral adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban
dan sebagainya.Perilaku moral sebagai perilaku yang sesuai dengan aturan-aturan dan
nilai nilai masyarakat dimana individu tinggal, sehingga perilaku moral dapat dikatakan
dengan perilaku yang baik dan pantas dilakukan dalam masyarakat. Tahapan
Perkembangan moral adalah ukuran yang dibuat untuk mengukur tinggi rendahnya moral
seseorang berdasarkan perkembangan pikiran (kognitif), perasaan dan penalaran moral.
pikiran, perasaan, dan perilaku menurut aturan atau kebiasaan mengenai hal-hal yang
seharusnya dilakukan seseorang ketika berinteraksi sengan orang lain (Hurlock)

2. Saran

Dalam segala hal mungkin selalu ada kekeliruan setiap melaksanakan suatu perbuatan.
Begitu juga dalam penulisan makalah ini, kami juga menyadari bahwa masih banyak
kekeliruan dan mungkin juga kekurangannya. Baik dari segi penulisan maupun isi dari
makalah ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran maupun kritik yang membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Sunarto, Hartono Agung. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Piaget (dalam Slavin, 2008:69) dalam Eva Yuliawati MAKALAH


PERKEMBANGAN MORAL.htm

Kohlberg (dalam Ormord, 2000:371)dalam Eva Yuliawati MAKALAH


PERKEMBANGAN MORAL.htm

Bertens K, Tilburg, Nederland, Pengembangan Diri, Inspirasional, Etika, Moral,


Filsafat, PT Gramedia Pustaka Utama (cetakan XI, Oktober 2011)

Crow, L & A. Crow. 1989. Psychologi Pendidikan. Yogyakarta: Nur Cahaya.

Djiwandono, Sri E. W. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

A. Gunawan Setiardja, Dialektika Hukum dan Moral dalam Pembangunan Masyarakat


Indonesia, (Jakarta: Kanisius Yogyakarta dan BPK Gunung Mulia, 1997)

Anda mungkin juga menyukai