Anda di halaman 1dari 14

MORAL DAN PENYIMPANGAN PERILAKU

DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Disusun Oleh Kelompok 8 :


Rihanatul Jannah (2230202308)
Dian Cahnia (2230202307)
Ella Januariza (2230202298)

Dosen Pengampu :
Koja Iswanto, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS IMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSTAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Dengan Mengucapkan Puji Syukur kepada Allah SWT karena Rahmat karunia-nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Moral dan Penyimpangan Perilaku Dalam
Dunia Pendidikan ’’ ini dengan baik, meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Dan
kami juga berterima kasih kepada bapak Koja Iswanto, M.Pd selaku dosen mata kuliah
Sosiologi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangkah menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai “Moral dan Penyimpangan Perilaku Dalam Dunia Pendidikan’’.
Kami juga menyadari bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.

Semoga makalah ini dapat dipahami dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi
Teman-teman yang telah membacanya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, 22 Oktober2023

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................4

A. Latar Belakang ....................................................................................................4


B. Rumusan Masalah ...............................................................................................4
C. Tujuan .................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................6

A. Pengertian Moral .................................................................................................6


B. Aktualisasi Moral dalam Pendidikan ..................................................................7
C. Pengertian Penyimpangan ...................................................................................8
D. Faktor Penyebab Penyimpangan .........................................................................9
E. Contoh Penyimpangan dalam Dunia Pendidikan ...............................................10
F. Upaya pencegahan terhadap perilaku Penyimpangan dalam Dunia
Pendidika dengan pembentukan Karakter Moral anak .......................................11

BAB III PENUTUPAN .................................................................................................13

A. Kesimpulan .........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Moralitas adalah kualitas perilaku yang dibutuhkan manusia untuk menjalani
kehidupan sosial yang harmonis, seimbang, dan bermakna. Pendidikan moral
diperlukan untuk mendorong kehidupan yang harmonis, keteraturan, ketertiban, dan
kehidupan yang bahagia. Moral sangat penting dalam semua aspek kehidupan,
termasuk pendidikan, untuk mencegah masalah yang dapat merusak pembelajaran dan
semua komponen yang membentuk pendidikan itu sendiri.
Translated with DeepL.com (free version)Masalah penyimpangan sosial
bukanlah masalah yang baru muncul. Masalah ini telahlama lahir dan hadir dalam
masyarakat. Namun demikian, masalah-masalah penyimpangansosial ini tetap saja
ada dan melekat dalam kehidupan masyarakat seolah tidak ada tindakanyang
menanganinya. Ada banyak jenis dan perilaku-perilaku menyimpang yang
dilakukanoleh masyarakat dan telah banyak pula aturan-aturan yang mengatur tentang
penyimpangantersebut. Pada kenyataannya, hingga saat ini penyimpangan sosial
masih terus terjadi meskipun aturan atau bahkan hukuman diberlakukan bagi para
pelaku.
Dengan keadaan masyarakat seperti uraian di atas, penulis berharap makalah
ini dapat sedikit membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
pengetahuan tentang perilaku menyimpang atau penyimpagan-penyimpangan sosial.
Serta memberikan informasi-informasi tentang apa yang dapat menjadi pemicu
terjadinya penyimpangan sosial. Sehingga,ke depannya dapat dibentuk masyarakat
yang bermoral dan menghindari perilaku-perilaku menyimpang. Karena hal tersebut
juga akan mempengaruhi kualitas bangsa di mata dunia internasional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian moral dan bagaimana aktualisasi moral dalam Pendidikan?
2. Apa pengertian, contoh, dan faktor-faktor dari penyimpangan perilaku dalam
dunia Pendidikan?
3. Bagaimana Upaya pencegahan terhadap penyimpangan perilaku dalam dunia
Pendidikan?

4
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan aktulaisasi moral dalam Pendidikan.
2. Mengetahui pengertian, contoh, dan faktor-faktor dari penyimpangan perilaku
dalam dunia Pendidikan.
3. Mengetahui Upaya pencegahan terhadap penyimpangan perilaku dalam dunia
Pendidikan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Moral
Kata moral berasal dari bahasa latin yaitu mores1 berarti adat
kebiasaan.Dalam bhaasa indonesia kata moral berarti akhlak atau kesusilaan yang
manamengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yan
menjadipembinbing tingkah laku batin dalam hidup. Dalam beberapa pendapat
dikatakanmoral ini adalah cara pandang atau perspektif terahadap seseorang (
Kohlberg),ada juga yang berpendapat bahwa moral ini adalah aturan
dalam berprilaku(Damon).
seorang ahli psikologi perkembangan bernama James Rest menyatakan
pendapatnya mengenai moral. Menurut Rest, ada beberapa jenis perkembangan moral,
yaitu sebagai berikut:2
a. Sensitifitas moral, yaitu kemampuan untuk mengintepretasikan dan menyadari
akibatakibat perilaku terhadap orang lain. Kemampuan ini berasal dari
pertimbangan pemikiran (kognitif) maupun perasaan (afektif), supaya tindakannya
efektif dan efesien di mata orang lain.
b. Keputusan moral, yaitu kemampuan individu untuk dapat memutuskan suatu
tindakan benar salahnya. Dalam diri individu memiliki kesadaran tentang moral
yang tinggi. Dengan berbagai pertimbangan kognitif maupun afektif, serta nilai
etika filosofis, akhirnya seseorang mengambil keputusan yang dapat diterima oleh
semua pihak (masyarakat luas).
c. Motivasi moral, yaitu kemampuan individu untuk melakukan tidakan moral di
atas standar nilai-nilai diri sendiri. Seorang individu bertindak atas dasar
pertimbangan hati nurani, nilai-nilai kebenaran etisfilosofis, sehingga individu
berani bertindak secara benar. Motivasi ini tak tergoyahkan walaupun mendapat
hambatan atau tantangan dari orang lain.
d. Karakter moral, yaitu suatu sifat-sifat yang tumbuh dan berkembang dalam diri
individu, sehingga dengan keberania moral dapat melakukan tindakan-tindakan

1
Ali Mohammad. Psikologi Remaja. Jakarta : Bumi Aksara 2006. Hal: 136.
2
Dariyo Agoes. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor : Ghalia Indonesia 2004. Hal: 64.

6
yang sesuai dengan nilai-nilai moral. Ia akan berupaya mematuhi aturan moral itu,
walaupun dianggap merugikan diri sendiri.
B. Aktualisasi Moral Dalam Pendidikan
Pendidikan sebagai suatu interaksi antara individu satu dengan yang lain
membutuhkan suatu cerminan sikap agar proses pendidikan dapat berjalan dengan
lancar, aman, dan bermakna terutama bagi peserta didik. Moral sebagai suatu
landasan dan pijakan dalam melaksanakan proses pendidikan dapat diaktualisasikan
agar terciptanya kondisi pendidikan yang disebutkan tadi. Beberapa sifat dari nilai-
nilai moral yang ada dalam diri manusia yang perlu diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari termasuk juga dalam pendidikan adalah sebagai berikut:3
1. Kejujuran
Tanpa kejujuran keutamaan-keutamaan moral lainnya akan kehilangan
4
nilainya. Bersikap baik terhadap orang lain tetapi tanpa kejujuran adalah
kemunafikan yang dapat diartikan bahwa ada maksud-maksud tersembunyi dalam
sebuah kebaikan yang dilakukan. Pendidikan tidak membutuhkan sikap sembunyi-
sembunyi seperti itu. Kejujuran dalam pendidikan artinya menunjukkan sikap dan
sifat asli pendidikan tersebut. Jikalau pendidikan bertujuan untuk menjadikan
peserta didik orang yang berahlak mulia, berwawasan, dan mengembangkan nilai-
nilai yang luhur maka dalam pelaksanaannya pendidikan tidak boleh digandengi
muatan-muatan lain misalnya berpolitik, berbisnis, sekutu, atau hal-hal lain yang
memiliki maksud untuk kepentingan pribadi atau golongan dan bukan
kepentingan pendidikan.
2. Keberanian
Di antara sifat-sifat baik yang diperlukan seseorang terutama orang yang
sedang atau telah mengenyam pendidikan ialah sifat berani. Keberanian bukan
semata keberanian berkelahi ataupun bertarung saling pukul melainkan suatu
sikap mental dimana seseorang dapat menguasai jiwanya dan berbuat menurut
semestinya. Orang yang dapat menguasai jiwanya dalam masa-masa yang kritis
itulah orang yang berani. Keberanian itu nampak dari beberapa gejala seperti,
tetapnya pikiran dan stabilnya perasaan misalnya ketika seseorang mendapat
kritikan, celaan, ataupun sangkalan, ia tetap tenang menghadapi dengan terus

3
M. Roham, dan Hairudin. Konsep Tujuan Pendidikan Islam Persepektif Nilai-nilai Sosial-Kuiltural.
(Al-Tadzkiyyah:Jurnal Pendidikan Islam, 2018). hlm. 21

7
berusaha mencari jalan keluar dan berupaya menyelesaikan permasalahan yang
dihadapinya. Kedua adalah tetap melakukan pekerjaannya dengan hati yang teguh
dan akal sehat.5
3. Kasih Sayang
Pada dasarnya sifat kasih sayang adalah anugrah Tuhan pada semua mahluk.
Dengan sikap mengasihi dan menyayangi, akan menciptakan suasana yang aman,
tenteram, dan damai sehingga situasi pendidikan yang kondusif akan terwujud dan
hal itu akan mempermudah proses pendidikan dan pembelajaran.
Dengan menerapkan minimal ketiga hal di atas sebagai suatu landasan dalam
pendidikan, dibantu pula dengan materi pelajaran yang berisikan konsep-konsep
mengenai nilai-nilai moral, seperti Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama,
ataupun Pendidikan Budhi Pekerti sedikit tidaknya akan mampu
menumbuhkembangkan nilai-nilai moral pada diri siswa.
C. Pengertian Penyimpangan
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma
dannilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku menyimpang dapat terjadi
pada manusia muda, dewasa, atau tua baik laki-laki maupun perempuan. Perilaku
menyimpang ini tdak mengenal pangkat atau jabatan dan tidak juga tidak mengenal
waktu dan tempat penyimpanan bias terjadi dalam skala kecil maupun skala besar.
Menurut Bruce J Cohen (dalam buku terjemahan Sahat Simamora), Perilakum
enyimpang didefinisikan sebagai perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri
dengan kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Batasan
prilaku menyimpang ditentukan oleh norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku
dalam masyarakat. Suatu tindakan yang mungkin pantas dan dapat diterima di satu
tempat mungkin tidak pantas dilakukan ditempat yang lain. Menurut Robert M.Z
Lawang, perilaku menyimpang adalahsuatu tindakan yang menyimpang dari norma-
norma yang berlaku dalam suatu system sosial.6
Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku menyimpang adalah perilaku manusia
yang bertentangan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-
norma yang berlaku dalam Masyarakat maupun dalam dunia Pendidikan.

5
Made Pidarta, Landasan Kependidikan…. (Jakarta: Rineka Cipta. 2007). hlm. 35
6
Siahan. Perilaku Penyimpangan; Pendekatan Sosiologi. (Jakarta : PT Indekes.2009). hlm. 72.

8
D. Faktor Penyebab Penyimpangan
1. Ketidaksanggupan Menyerap Norma-norma Kebudayaan.
Seseorang yang tidak sanggupmenyerap norma-norma kebudayaan ke dalam
kepribadiannya, ia tidak dapat membedakanhal yang pantas dan tidak pantas.
Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya
karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home).Apabila
kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak
itutidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.7
2. Proses Belajar Yang Menyimpang
Seseorang yang melakukan tindakan menyimpangkarena seringnya membaca
atau melihat tayangan tentangperilaku menyimpang. Hal itumerupakan bentuk per
ilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yangmenyimpang.
karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yangterus
meningkat dan makin berani/nekad merupakan bentuk proses
belajar menyimpang.
3. Ketegangan Antara Kebudayaan dan Struktur Sosial.
Terjadinya ketegangan antarakebudayaan dan struktur sosial dapat
mengakibatkanperilaku yang menyimpang. Hal ituterjadi jika dalam upaya
mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang,sehingga ia
mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.
4. Ikatan Sosial Yang Berlainan
Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapakelompok. Jika
pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang,
makakemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.

5. Akibat Proses Sosialisasi Nilai-nilai Sub-Kebudayaan Yang Menyimpang


Seringnya mediamassa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak
kejahatan (perilaku menyimpang)Hal inilah yang dikatakan sebagai prosesbelajar
dari sub-kebudayaan yang menyimpang.8

7
Muhammad Al-Mighwar. Psikologi Remaja; Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua. (Bandung: Pustaka
Setia.2011). hlm. 138
8
Agoes Dariyo. Psikologi Perkembangan Remaja. (Bogor: Ghalia Indonesia.2004). hlm. 140.

9
E. Contoh Penyimpangan Dalam Dunia Pendidikan
Pelajar di usia remaja merupakan masa transisi dari remaja
menujukedewasaan diamana didalamnya terjadi gejolak-gejolak batin dan luapan
ekspresikreativitas yang sangat tinggi. Jika luapan-luapan dan pencarian jati diri ini
tidakterpenuhi maka mereka akan cenderung mengekspresikanya dalam
bentuk kekecewaan dalam bentuk negatif.
Berikut ini berbagai penyakit sosial yang ada dalam dunia Pendidikan :
1. Minuman Keras ( Miras)
Minuman keras adalah minuman dengan kandungan alkohol lebih dari
5%. Pada banyak kasus kejahatan, para pelaku umumnya berada dalam kondisi
mabuk minuman keras.Hal ini dikarenakan saat seseorang mabuk, ia akan
kehilangan rasa malunya, tindakannyatidak terkontrol, dan sering kali melakukan
hal-hal yang melanggar aturan masyarakat atau aturan hukum.
2. Narkotika
Pada awalnya, narkotika digunakan untuk keperluan medis, terutama sebagai
bahancampuran obat-obatan dan berbagai penggunaan medis lainnya. Pada
pemakaiannya di bidang medis, dibutuhkan seorang dokter ahli untuk
mengetahuikadar yang tepat bagi manusia, karena obat-obatan yang termasuk
narkotika mempunyai efek ketergantungan bagi para pemakainya.
Penyalahgunaan narkotika dilakukan secarasembarangan tanpa memerhatikan
dosis penggunaannya. Pemakaiannya pun dilakukandengan berbagai cara,
misalnya dihirup asapnya, dihirup serbuknya, disuntikkan, ataupunditelan dalam
bentuk pil atau kapsul. Pengguna yang kecanduan, merusak sistem saraf manusia,
bahkan dapat menyebabkan kematian.
3. Perkelahian Antar Pelajar
Perkelahian antarpelajar sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta,
Surabaya, dan kota-kota besar lainnya. Perkelahian tersebut tidak hanya
menggunakan tangan kosong atau perkelahian satu lawan satu, melainkan
perkelahian bersenjata, bahkan ada yangmenggunakan senjata tajam serta
dilakukan secara berkelompok. Banyak korban berjatuhan, bahkan ada yang
meninggal dunia.
Kondisi ini jelas sangat mengganggu dan membawa dampak psikis dan
traumatis khususnya bagi kalangan pelajar. Pada umumnya mereka menjadi was-
was, sehingga kreativitas mereka menjadi terhambat. Hal ini tentu saja

10
membutuhkan perhatian dari semua kalangan sehingga dapat tercipta suasana
yang nyaman dan kondusif khususnya bagi para pelajar.9
4. Seks Di Luar Nikah
Perilaku seks di luar nikah selain ditentang oleh norma-norma sosial, juga
secara tegasdilarang oleh agama. Perilaku menyimpang ini dapat dilakukan oleh
seorang laki-laki dan perempuan yang belum atau bahkan tidak memiliki ikatan
resmi. Dampak negatif dari perilaku seks di luar nikah, antara lain, lahirnya anak
di luar nikah, terjangkit PMS (penyakitmenular seksual), bahkan HIV/AIDS, dan
turunnya moral para pelaku.
5. Berjudi
Berjudi merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial. Hal ini
dikarenakan berjudi mempertaruhkan harta atau uang jajan yang seharusnya dapat
dimanfaatkan. Seseorang yang gemar berjudi akan menjadi malas dan hanya
berangan-angan mendapatkan banyak uang dengan cara-cara yang sebenarnya
belum pasti.
F. Upaya Pencegahan Terhadap Perilaku Penyimpangan Dalam Dunia Pendidikan
Dengan Pembentukan Karakter Moral Anak
Karakter moral anak sangat berpengaruh pada keluarga, sekolah dan Masyarakat :
1. Keluarga
keluarga merupakan institusi yang utama dan pokok dalam
masalahpendidilkan karena keluarga merupakan tempat di mana seseorang
melakukanyang seharusnya dilakukan, dengan keluarga maka seseorang dapat
mengenal apayang belum pernah didengar. Moral bukanlah suatu pelajaran yang
dicapai denganmempelajari saja, tanpa pembinaan dalam keseharian dalam hidup
bermoral sejakdini.
Menurut Nalland (1998) ada beberapa sikap yang harus dimiliki
orangtuaantara lain: orang tua perlu lebih fleksibel dalam bertindak
dan berbicara,kemandirian anak diajarkan secara bertahap dengan
mempertimbangkan danmelindungi mereka dari resiko yang terjadi
karena cara berfikir yang belum matang, remaja perlu diberi kesempatan
melakukan eksplorasi positif yangmemungkinkan mereka mendapat
pengalaman dan teman baru, dan sikap orangtua yang ramah dengan anaknya.

9
Ahmad Ardabilli. Perilaku Menyimpang di Dunia Pendidikan. Universitas hamzanwadi.1980. hlm. 32

11
2. Sekolah
Sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam
membantumembentuk karakter anak karena dengan adanya sekolah maka
pendidikan yangtidak dapat di rumah akan mereka dapatkan di dalam
sekolah. Sekolahmempunyai fungsi sebagai pembina dan pendidikan moral.
Sekolah hendaknyamengusahakan lapangan bagi tercapainya pertumbuhan
pengembangan mentaldan moral pesertadidik. Dengan demikian sekolah
merupakan lapangan sosialbagi anak-anak, di mana pertumbuhan mental,
moral, dan sosial serta segala aspekkepribadiaan dapat berjalan dengan baik.
Dalam sebuah sekolahan harusmempunyai metode dan strategi yang
efektif dalam pelaksanaannya selain itupendidikan agama hendaknya
dilakukan secara intensif berkesinambungan, baikdalam kelas maupun di luar
kelas.
3. Masyarakat
Peran masyarakat sangat membantu dalam mengatasi
problematikapergaulan pelajar yang terjadi saat ini salah satunya yaitu dengan
mengadakanpenyuluhan mengenai dampak yang akan ditimbulkan jika para
pelajar terjerumuspada pergaulan yang menyimpang seperti menggunakan obat-
obatan terlarang,minum-minuman keras sampai pada pergaulan bebas.10

10
A. Tabrani Rusyan. Profesionalisme Tenaga Kependidikan. (Jakarta: Nine Karya Jaya.1992). hlm. 35.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Moral sangat diperlukan dalam segala aspek kehidupan termasuk juga
pendidikan agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang dapat merugikan
pendidikan beserta segala komponen yang ada dalam pendidikan itu sendiri.
Adakalanya terjadi penyimpangan terhadap nilai dan norma yang ada.
Tindakanmanusia yang menyimpang dari nilai dan norma atau peraturan disebut
dengan perilakumenyimpang.terutama pada kalangan remaja karena tingkat
emosionalnya cukup tinggi dan bulum mampu mengontrol diri dalam mengambil
pergaulan .perilaku menyimpang ini tidak memandang umur baik anak-anak sampai
orang dewasa bisa melakukan perilaku menyimpang tersebut. Pembangunan
masyarakat Indonesia yang sesuai untuk mengurangi berkembangnya penyimpangan
sosial adalah pembangunan yang menekankan pada budayadan karakter individu. Hal
ini dapat dilakukan melalui institusi dan lembaga pendidikan yangada selain itu
pendidikan, sosialisasi, dan pengarahan kepada calon orang tua juga perludigalakkan
dan di tingkatkan di seluruh lapisan masyarakat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Ali, Mohammad. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.

Anoraga, Pandji. 2003. Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: Rineka cipta.

Anshari, Hafi. 1991. Dasar-dasar Ilmu Jiwa Agama. Surabaya: Usaha Nasional.

Budiningsih, C.Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia.

Faisal, Sanapiah. Tanpa tahun. Sosiologi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusyan, A. Tabrani. 1992. Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Jakarta: Nine Karya Jaya.

Salam, Burhanuddin. 1997. Etika Sosial Asas Moral Dalam Kehidupan Manusia. Jakarta:
Rineka Cipta.

Sumaatmadja, Nursid. 2003. Manusia Dalam Konteks Sosial, Budaya, dan Lingkungan
Hidup. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. 2007. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

14

Anda mungkin juga menyukai