Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN DAN HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK

DI SEKOLAH

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
1. DHISKA SAIDILHAQI ( 06091382328089 )
2. RAHMAT TANZIL RAMADHAN ( 06091382328093 )

DOSEN PENGAMPU :
1. DR. DRS. ZAINAL ARIFIN, M.Si
2. ELVIRA DESTIANSARI, S.Pd., M.Pd.
3. DR. FINGA FITRI AMANDA, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2023 / 2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami hatuturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih Lagi
Maha Penyayang , yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Pendidikan dan Hubungan
Antar Kelompok di Sekolah ”.

Makalah ini kami susun dengan sebaik – baiknya dan sesuai dengan informasi yang kami peroleh
dari berbagai sumber, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini hingga selesai.
Terlepas dari semua itu, kami mengucapkan kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak dan sumber yang telah membantu kami dalam proses pembuatan serta penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari sepenunya, bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata Bahasa. Oleh karena itu, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang “ Pendidikan dan Hubungan Antar
Kelompok di Sekolah ” dapat bermanfaat dan dapat menjadikan inspirasi serta motivasi untuk
pembaca.

Palembang, 14 September 2023

Kelompok III

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 3
A. Definisi Pendidikan ........................................................................................................... 3
B. Definisi Hubungan Antar Kelompok ................................................................................ 4
C. Pendidikan Dan Hubungan Antar Kelompok Di Sekolah ................................................ 4
D. Struktur Hubungan Antar Kelompok Di Sekolah ............................................................. 5
E. Masalah Yang Muncul Dalam Hubungan Antar Kelompok Di Sekolah .......................... 6
F. Upaya Pendidikan Dalam Mengatasi Masalah Yang Muncul Dalam Hubungan Antar
Kelompok Di Sekolah ............................................................................................................... 7
G. Pengaruh Pendidikan Terhadap Status Sosial Individu Dalam Suatu Kelompok Di
Sekolah...................................................................................................................................... 8
BAB III KESIMPULAN............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 11

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan modal awal perubahan suatu bangsa. Melalui Pendidikan,
manusia memperoleh ilmu pengetahuan yang berguna demi kelangsungan hidupnya.
Tanpa Pendidikan manusia tidak akan mengenal cara menyikapi kehidupan.
Manusia merupakkan makhluk social yang memiliki naluri yang mampu
berinteraksi dengan manusia lainnya. Dalam berinteraksi manusia juga cenderung akan
membentuk kelompok – kelompok. Dengan banyaknya sejumlah kelompok yang
terbentuk di masyarakat, maka sangat memungkinkan untuk terjadinya interaksi antar
kelompok yang satu dengan yang lainnya. Hubungan antar kelompok tentunya tidak
secara tiba – tiba terbentuk, melainkan melalui akumulasi dan hubungan social yang
sebelumnya sudah terbentuk.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaiman definisi Pendidikan ?
b. Bagaimana definisi hubungan antar Kelompok ?
c. Bagaimana pendidikan dan hubungan antar kelompok di sekolah ?
d. Bagaimana struktur hubungan antar kelompok disekolah ?
e. Apa saja masalah yang muncul dalam hubungan antar kelompok di sekolah ?
f. Bagaimana upaya Pendidikan dalam mengatasi masalah yang muncul dalam
hubungan antar kelompok di sekolah ?
g. Bagaimana Pengaruh Pendidikan terhadap status social individu dalam suatu
kelompok ?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui apa itu Pendidikan.
2. Dapat mengetahui apa itu hubungan antar kelompok.
3. Dapat mengetahui pengaruhh Pendidikan terhadap status social individu didalam
suatu kelompok.
4. Dapat mengetahui tentang struktur hubungan antar kelompok di sekolah.
2

5. Dapat mengetahui upaya apa saja yang harus dipersiapkan dalam menghadapi
masalah yang muncul dalam hubungan antar kelompok di sekolah
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pendidikan
1. Definisi pendidikan dalam arti luas
Dalam Perundang-undangan tentang Sistem Pendidikan No.20 tahun 2003,
mengatakan bahwa Pendidikan merupakan “usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat”. Definisi dari Kamus Bahasa Indonesia (KBBI)
kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ serta mendapatkan imbuhan ‘pe’ dan akhiran
‘an’, sehingga kata ini memiliki pengertian sebuah metode, cara maupum tindakan
membimbing. Dapat didefinisi pengajaran ialah sebuah cara perubahan etika serta
prilaku oleh individu atau sosial dalam upaya mewujudkan kemandirian dalam rangka
mematangkan atau mendewasakan manusia melalui upaya pendidikan, pembelajaran,
bimbingan serta pembinaan.
Definisi pendidikan dalam arti luas adalah Hidup. Artinya bahwa pendidikan
adalah seluruh pengetahuan belajar yang terjadi sepanjang hayat dalam semua tempat
serta situasi yang memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan setiap makhluk
individu. Bahwa pendidikan berlangsung selama sepanjang hayat (long life
education). Pengajaran dalam pengertian luas juga merupakan sebuah proses kegiatan
mengajar, dan melaksanakan pembelajaran itu bisa terjadi di lingkungan manapun
dan kapanpun (Amirin:2013:4). Secara harfiah arti pendidikan adalah mendidik yang
dilaksanakan oleh seorang pengajar kepada peserta didik, diharapkan orang dewasa
pada anak-anak untuk bisa memberikan contoh tauladan, pembelajaran, pengarahan,
dan peningkatan etika-akhlak, serta menggali pengetahuan setiap individu.
Pengajaran yang diberikan pada peserta didik bukan saja dari pendidikan formal yang
dilaksanakan oleh pemegang kekuasaan, namun dalam hal ini fungsi keluarga serta
masyarakatlah yang amat penting dan menjadi wadah pembinaan yang bisa
membangkitkan serta mengembangkan pengetahuan serta pemahaman (Ab
Marisyah1, Firman2, 2019)
4

2. Definisi pendidikan dalam arti sempit


Pendidikan dalam arti kata sempit adalah sebuah Sekolah. Sistem itu berlaku
untuk orang dengan berstatus sebagai murid yaitu siswa di sekolah, atau peserta didik
pada suatu universitas (lembaga pendidikan formal). Bapak pendidikan Ki Hajar
Dewantara dengan pedomannya yang masyur yaitu, “Ing Ngarso Sung Tulodo” (di
depan memberikan contoh), “Ing Madyo Mangun Karso” (di tengah membangun dan
memberi semangat), Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan)
(Febriyanti, 2021). Seandainya kita dapat memahami isi semboyan tersebut, oleh
karenanya bisa disimpulkan bahwa peran guru sebagai pondasi dan ujung tombak
dalam melaksanakan laju Pendidikan nasional.

B. Definisi Hubungan Antar Kelompok


Hubungan antar kelompok adalah hubungan sosial yang dijalin antara dua atau
lebih kelompok masyarakat dengan ciri-ciri khusus yang menyertai
kelompok. Hubungan antar kelompok terbentuk melalui jalinan sosial yang telah
dilakukan sebelumnya, seperti perilaku, sikap, dan gerakan sosial.
Menurut Muzafer Sherif, hubungan antar kelompok terjadi apabila antara dua
atau lebih kelompok saling berinteraksi dan anggota kelompok menunjukkan ciri
kelompoknya dengan penghayatan kepada kelompok lain.
Suatu kelompok terdiri dari kumpulan individu yang memiliki karakteristik,
yakni terjadi interaksi yang dekat dan intensif antar individu yang terlibat
dalam kelompok, keanggotaan berdasarkan kategori (jenis kelamin, usia, status sosial,
profesi), dan mempunyai tujuan bersama. Lebih lanjut terdapat fenomena antara
psikologis dan sosial, dalam penelitian akan hubungan antarkelompok, seperti dinamika
kelompok, motif dasar kelompok, identitas sosial, dan prasangka yang termasuk dalam
kajian psikologi sosial.

C. Pendidikan Dan Hubungan Antar Kelompok Di Sekolah


Dengan adanya Pendidikan disekolah, tugas guru adalah menyatukan
suatu perbedaan menjadi satu kesamaan. Dengan begitu, siswa tidak merasa
5

di buly. Namun sebaliknya, setiap siswa pastinya akan memiliki sikap


toleran yang sangat tinggi, sikap seperti itulah yang seharusnya di bentuk
oleh seorang guru. Pendidikan di sekolah memang tidak mampu merubah
kelompok – kelompok tersebut untuk menjadi satu kelompok yang memiliki
satu tujuan Bersama. Maka dari itu, dengan adanya Pendidikan, kelompok –
kelompok tersebut akan di arahkan kearah yang benar , yang tidak saling
merugikan satu sama lain. Dalam konteks inilah, peran guru sangat penting
untuk menunjang terjalinnya hubungan yang harmonis di sekolah.

D. Struktur Hubungan Antar Kelompok Di Sekolah


Salah satu aspek yang biasa terlupakan oleh sekolah adalah memupuk hubungan
social di kalangan murid – muridnya. Biasanya sekolah terlalu fokus pada peningkatan
kualitas akademik saja. Program Pendidikan antar murid dan antar golongan, itu semua
bergantung pada struktur sosial murid – muridnya. Ada atau tidaknya golongan
minoritas di kalangan mereka mempengaruhi hubungan antar kelompok tersebut.
Kebanyakan di negara kita mempunyai penduduk yang multi rasial, yaitu menganut
agama yang berbeda – beda, dan mengikuti adat kebiasaan yang berlainan. Perbedaan
golongan ini dapat disebabkan oleh perbedaan kedudukan social dan ekonomi.
Murid – murid di sekoloahan sering menunjukkan perbedaan asal kesukuan,
agama, adat istiadat, dan kedudukan sosial. Berdasarkan perbedaan – perbedaan
tersebut, mungkin saja muncul dan timbul golongan minoritas di kalangan murid –
murid , baik yang tersembunyi, maupun yang nyata ( Nasution,2011:52 )
Seorang guru hendaknya memperhatikan struktur dan golongan – golongan
dikalangan muridnya. Apakah anak – anak tersebut berasal dari daerah tertentu, yang
berasal dari keturunan asinng ataupun yang berlainan agama, diperlakukan secara tak
wajar oleh teman – temannya atau disingkirkan dari kegiatan tertentu. Dengan perlakuan
tersebut, anak – anak yang merasa didiskriminasikan akan merasa dirinya diasingkan
dan tak diterima penuh sebagai anggota masyarakat disekolahnya. Sikap ini akann
mempengaruhi kehidupannya. Tiap sekolah mempunyai pola hubungan tertentu antar
guru, antar murid, antar guru dan murid, yaitu suatu struktur sosial yang mempengaruhi
sikap dan kelakuan murid.
Dari semua penjelasan diatas dap-at disimpulkan bahwa, setiap hubungan antar
kelompok di atas dapat mempenngaruhi sikap dan kelakuan murid. Jika suatu hubungan
6

dapat terjalin dengan baik dan sempurna, maka sikap yang terbentuk pada siswa juga
akan baik dan tidak akan ada kelompok yang merasa disingkirkan didalam lingkungan
sekolahan. Jika hubungan itu terbentuk dengan baik dan penuh toleransi maka tujuan
dari Pendidikan dapat dikatakan berhasil dalam pengembangan akhlak dan sikap pada
siswa.

E. Masalah Yang Muncul Dalam Hubungan Antar Kelompok Di Sekolah


Hubungan antar kelompok tidak selalu bertujuan dengan baik, kadang timbul
konflik antar individu dan konflik antar kelompok.Konflik tersebut timbul apabila
terdapat kesalah pahaman terhadap situasi sosial atau Pendidikan. Sebagai sebuah
komunitas sosial, sekolah juga tidak akan luput dari masalah dalam hubungan antar
kelompok.
Stigma kelompok minoritas sering muncul di permukaan, dimana kelompok
dalam kuantitas yang sedikit cenderung di abaikan baik secara fisik mauppun kebijakan.
Kecemburuan dan persaingan tidak sehat di antar kelompok juga dapat memicu
timbulnya masalah antar kelompok di sekolah. Istilah yang menjadi tren pada anak
sekolah saat ini yaitu “GENG / CIRCLE”. Geng / circle adalah sebuah representasi dari
keakuan seorang siswa dalam lingkungan pergaulan di sekolahnya. Ikatan psikologis
dan emosional sering menyebabkan perkelahian antar pelajar meskipun hanya karena
persoalan sepele. Hal tersebut dapat dimaklumi dari tinjauan psikologis, dimana
perkembangan peserta didik di masa – masa sekolah merupakan babak pencarian jati
diri, sehingga cenderung tidak stabil, emosional dan juga mau menang sendiri.
Penggunaan pendekatan proses dalam kelompok, dalam pengelolaan kelas
didasarkan atas prinsip – prinsip psikologi sosial dan dinamika kelompok. Anggapan
dasar yang dipakai yaitu :
1. Kegiatan siswa/i di sekolah berlangsung di dalam suatu kelompok tertentu.
2. Kelas adalah sistem sosial yang memiliki ciri-ciri sistem sosial lainnya.
Penggunaan pendekatan proses kelompok menekankan bahwa pentingnya ciri-ciri
kelompok yang ada didalam kelompok kelas dan saling berhubungan antar siswa/i yang
menjadi anggota kelompok kelas tersebut. Dalam hal ini peran guru yang paling utama
ialah mengembangkan dan mempertahankan ke eratan hubungan antar siswa, semangat
produktivitas dan orientasi pada tujuan dari kelompok kelas. Jadi, Tugas utama guru
ialah mengembangan ke eratan hubungan antar anggota kelompok kelas. Dalam hal ini
7

ditekankan perlunya guru meningkatkan daya tarik dan ikatan kelompok bagi anggota
anggotanya dengan jalan menumbuhkan sikap saling menghargai dan mengembangkan
komunikasi yang tepat antar anggota kelompok. Tugas kedua yaitu membantu siswa/i
mengembangkan aturan atau norma-norma kelompok yang produktif dan
menyenangkan. Hal ini mencakupi pengembangan aturan kerja yang dapat diterima oleh
seluruh anggota. Jika suatu saat terbentuk kelompok yang kompak dan produktif maka
tugas guru adalah mempertahankan kesatuan dan norma-norma kelompok itu.
Dalam menghadapi masalah-masalah pengelolaan kelas, pengunaan pendekatan
proses kelompok didasarkan atas pertimbangan bahwa tingkah laku meyimpang
bukanlah peristiwa yang menimpa seorang individu yang sempat menjadi anggota
kelompok kelas tertentu, namun itu terjadi karena peristiwa sosial yang menyangkut
kehidupan kelompok dimana individu tersebut menjadi salah satu anggotanya.

F. Upaya Pendidikan Dalam Mengatasi Masalah Yang Muncul Dalam Hubungan


Antar Kelompok Di Sekolah
Tiap sekolah perlu memperhatikan hubungan antar-murid dan antar-kelompok,
terlebih jika terdapat golongan minoritas. Berbagai usaha dapat dijalankan untuk
memperbaiki hubungan antar-kelompok, walaupun kekuasaan sekolah sangat terbatas.
Oleh sebabnya, sekolah memiliki kemampuan terbatas untuk mengubah situasi sosial
nya , dapat menggugah nilai-nilai dan sikap anak-anak secara individual, rasa keadilan,
rasa keagamaan yang mengemukakan kesamaan manusia di hadapan tuhan nya.
Cara ini dapat dilakukan melalui pemberian informasi diskusi kelompok, hubungan
pribadi dan sebagainya.
Kebanyakan usaha dalam perbaikan hubungan antar kelompok mengandung
unsur “penggugahan nilai dan sikap” dalam unsur individu, oleh sebab itu sekolah
tidak mampu mengubah keadaan sosial dan prasangka dalam masyarakat. Ada
beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengatasi masalah
yang muncul dalam hubungan antar kelompok. Nasution mengungkapkan dalam
bukunya beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah yang
muncul dalam hubungan antar kelompok di sekolah. Diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan informasi. Berbagai macam informasi yang dapat diberikan
misalnya tentang hakikat perbedaan rasial dan kultur manusia bukanlah
8

disebabkan oleh pembawa biologis, melainkan karena dipelajari dari lingkungan


kebudayaan masing – masing. Di usahakan agar anak - anak lebih memperhatikan
kesamaan antar manusia yang berbeda ( asal dan kebudayaannya ) sehingga dapat
melihat orang lain sebagai sesame manusia yang dapat dijadikan teman teman
sepergaulan.
2. Memberikan informasi tentang sumbangan minoritas kepada kelompok. Guru
dapat menceritakan bagaimana setiap kelompok itu sangat berpengaruh terhadap
kelompok lainnya.
3. Menanamkan nilai-nilai toleransi antar siswa. Nilai toleransi ini sangat penting.
Bila mereka mempunyai sikap toleran atau disuahakan agar memiliki sikap yang
toleran maka mereka dapat memperngaruhi sikap murid-murid lain kearah
toleransi yang lebih besar. Mempunyai sikap toleran atau diusahkan agar
memiliki sikap yang toleran maka mereka dapat mempengaruhi sikap murid-
murid lain ke arah toleransi yang lebih besar. Guru dapat memobilisasi tenaga-
tenaga ini untuk memupuk sikap yang sehat dikalangan murid-murid.
4. Membuka kesempatan seluas luasnya untuk mengadakan hubungan atau
pergaulan anatar murid-murid dari berbagai golongan, jika mereka dapat saling
dapat berkunjung dan menghadiri kegiatan atau upacara dalam keluarga masing-
masing, maka diharapkan lahirnya saling pengertian yang lebih mendalam dan
toleransi yang lebih besar.
5. Menggunakan metode teknik bermain peranan atau sosio drama. Peristiwa yang
terjadi dalam masyarakat dimainkan dalam kelas dalam masyarakat dapat
dimainkan dalam kelas dalam bentuk sosiodrama dengan menyeluruh golongan
mayoritas memainkan peranan golongan minoritas. Tujuannya adalah agar lebih
memahami perasaan golongan minoritas dan dapat mengidentifikasi diri dengan
keadaan mereka.

G. Pengaruh Pendidikan Terhadap Status Sosial Individu Dalam Suatu Kelompok Di


Sekolah
Pendidikan memiliki korelasi yang kuat terhadap kelas sosial suatu individu yang
ada di dalam masyarakat. Seharusnya jika pendidikan tinggi, maka kelas sosialnya akan
berada pada posisi yang tinggi pula, dan apabila pendidikannya rendah maka akan
berada pada posisi kelas sosial yang rendah.
9

Pendidikan merupakan pegangan utama bagi kita, baik dalam menjalani


kehidupan di dalam kelompok maupun didalam kehidupan kita masing – masing. Selain
itu, Pendidikan sangat berpengaruh dalam status sosial di dalam suatu kelompok.
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang dapat mempercepat perkembangan sosial.
Hal ini dikarenakan Pendidikan mempunyai fungsi seleksi untuk menempatkan
seseorang dalam suatu keahlian dan kemampuan tertentu yang ada didalam dirinya
maupun yang ada didalam suatu kelompok , karena setiap orang pasti memiliki sesuatu
yang dapat di hargai.
10

BAB III
KESIMPULAN

1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang sistematis dalam upaya menjadikan
anak menjadi manusia berkepribadian mulia. Sedangkan kelompok adalah sekumpulan
dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan terjadi hubungan timbal balik dimana
ia merasa menjadi bagian dari kelompok tersebut.
2. Hubungan antar kelompok disekolah merupakan hubungan yang terjalin antara dua orang
atau lebih di dalam suatu instansi Pendidikan ( sekolah ).
3. Struktur hubungan antar kelompok disekolah bergantung pada struktur sosial murid –
murid. Ada tidaknya golongan minoritas di tiap golongan mereka mempengaruhi
hubungan antar kelompok tersebut. Tiap sekolah mempunyai hubungan tertentu antara
guru, murid, guru dan murid, yaitu suatu struktur sosial yang mempengaruhi sikap dan
kelakuan murid. Msyarakat sekolah mempengaruhi anak dalam pergaulannya dengan
anggota – anggota lain di masyarakat.
4. Sebagai sebuah komunitas sosial , sekolah juga tidak akan luput dari masalah dalam
hubungan antar kelompok. Masalah tersebut antara lain adalah gap atau kesenjangan
antar kelompok. Hal ini dapat di maklumi dari tinjauan psikologis dimana perkembangan
peserta didik di masa itu merupakan babak pencarian jati diri sehingga cenderung tidak
stabil, emosional dan mah menang sendiri.
11

DAFTAR PUSTAKA

Ab Marisyah1, Firman2, R. (2019). Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Tentang Pendidikan. 3, 2–


3.

Febriyanti, N. (2021). Implementasi Konsep Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara. Jurnal


Pendidikan Tambusai, 5(1), 1631–1638.

Harum, Ahmad.( 2009 .Pendidikan dan Hubungan Antar Kelompok.

https://bukunnq.wordpress.com/pendidikan-antar-kelompok/

Nasution.2011.Sosiologi Pendidikan.Jakarta:PT. Bumi Aksara

Pristiwanti, D., Badariah, B., Hidayat, S., & Dewi, R. S. (2022). Pengertian Pendidikan. Jurnal
Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6), 7911-7915.

Anda mungkin juga menyukai