Anda di halaman 1dari 19

“MAKALAH SOSIOLOGI PENDIDIKAN“

“ FUNGSI TRI PUSAT PENDIDIKAN“

Dosen Pengampu:
Dr. Fadila M.P.d

Disusun Oleh :Kelompok 8


1. Rintan Yolanda (22531122)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP

TAHUN2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaituNabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.
Penulismengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu Ibu Dr. Fadila M.Pd yang telah
memberikan amanah untuk menyelesaikan pembahasan tentang Fungsi Tri Pusat
Pendidikan . Penulistentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Curup , 11 Mei 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................I

DAFTAR ISI ...............................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

A. Latar Belakang .................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................1
C. Tujuan .............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................2

1. Apa Pengertian Tri Pusat Pendidikan ( Keluarga,Sekolah,Masyarakat) ?

2. Apa saja Peran Tri Pusat Pendidikan ?

3. Apa saja Faktor Pendukung Tri Pusat Pendidikan ?

4. Apa saja Faktor Penghambat Tri Pusat Pendidikan ?

5. Bagaimana Solusi Permasalahan Pendidikan ?

6. Bagaimana hubungan keluarga ,sekolah,masyarakat?

BAB III PENUTUP .....................................................................................................15

A. Kesimpulan ......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan adalah


usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam dunia penddikan peran
pihak-pihak yang ahli sangatlah menentukan bagaimana dan kemana arah pendidikan akan
dibawa. Pendidikan akan berjalan sesuai rambu-rambunya dan menghasilkan tujuan yang
diharapkan apabila diatur serta dibimbing oleh lingkungan yang baik, begitu pula sebaliknya
kesalahan dan kecenderungan negatif yang ditimbulkan dari asas pendidikan tersebut kelak
akan menimbulkan kemunduran dan kehancuran dibidang pendidikan.

Diantara pihak-pihak yang berperan penting dalam mendidik dan mengarahkan setiap
peserta didik menuju arah yang jelas dan benar adalah keluarga sekolah dan masyarakat. Tiga
unsur ini dikenal dengan nama Tripusat Pendidikan. Setiap lingkungan tersebut mempunyai
tugas dan fungsi masing-masing yang berperan penting dalm pembentukan perilaku dan
pribadi peserta didik. Selain memiliki tugas dan fungsinya masing-masing, unsur-unsur
lingkungan tersebut memiliki hubungan yang sangat erat dalam menentukan keberhasilan
peserta didik.1

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa Pengertian Tri Pusat Pendidikan ( Keluarga,Sekolah,Masyarakat) ?

2. Apa saja Peran Tri Pusat Pendidikan ?

3. Apa saja Faktor Pendukung Tri Pusat Pendidikan ?

4. Apa saja Faktor Penghambat Tri Pusat Pendidikan ?

1
Depdiknas. 2006. UU RI No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra
Umbara.hlm 34-35

1
5. Bagaimana Solusi Permasalahan Pendidikan ?

6. Bagaimana hubungan keluarga ,sekolah,masyarakat?

C. Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk menjabarkan pengertian dari Tri Pusat Pendidikan.

2. Untuk menggambarkan wujud peran Tri Pusat Pendidikan.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung Tri Pusat Pendidikan.

4. Untuk mengetahui faktor penghambat Tri Pusat Pendidikan.

5. Untuk mengetahui cara menyikapi solusi pendidikan.

6. Untuk mengetahui hubungan keluarga ,sekolah,masyarakat?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tri Pusat Pendidikan ( Keluarga,Sekolah,Masyarakat )

a. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi
pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi
lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan
kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar
kebudayaan melewati generasi.

Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan adalah usaha kebudayaan


yang bemaksud memberi bimbingan dalam hidup garis kodrat pribadinya dan
pengaruh-pengaruh lingkungannya mendapat kemajuan hidup lahir batin.
Pendidikan berlangsung dalam tiga lingkungan pendidikan yang disebut
Tripusat Pendidikan yaitu Lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Bagi
taman siswa, di samping siswa yang tetap tinggal di lingkungan keluarga
sebagai siswa tinggal di asrama (Wisna Priya dan Wisnu Rini) yang dikelola
secara kekeluargaan dengan menerapkan sistem Among.

b. Keluarga

3
Secara terminologi, keluarga berasal dari bahasa Sansekerta
“kulawarga”. Kata kula berarti “ras” dan warga yang berarti “anggota”.
Keluarga adalah lingkungan di mana terdapat beberapa orang yang masih
memiliki hubungan darah. Dengan kata lain keluarga adalah unit sosial
terkecil dalam masyarakat atau suatu organisasi dimana anggota keluarga
terkait dalam suatu ikatan khusus untuk hidup bersama dalam ikatan
perkawinan dan saling menjaga keharmonisan hubungan antara satu dengan
yang lain.

c. Sekolah

Secara terminologi, “sekolah” merupakan adopsi dari bahasa latin


yaitu skhole, scola, scolae atau skhola, yang memiliki arti waktu luang atau
waktu senggang. Segala kegiatan di waktu luang bagi anak-anak ditengah-
tengah kegiatan utama mereka dikenal dengan sebutan sekolah. Diantara
kegiatan itu misalnya belajar tentang berhitung, membaca huruf dan mengenal
tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni). Sedangkan menurut kamus
besar bahasa indonesia, definisi “sekolah” adalah bangunan atau lembaga
untuk belajar dan mengajar, serta tempat menerima dan memberi pelajaran.
Sekolah merupakan sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa
atau murid dibawah pengawasan guru.

d. Masyarakat

Kata “masyarakat” memiliki beberapa definisi, diantaranya:

Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat
tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.Setiap
kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan
mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap
sebagai satu kesatuan social.

Dari sini dapat diambil kesimpulan, bahwa yang dimaksud dengan masyarakat
adalah sekumpulan manusia yang mendiami suatu wilayah tertentu yang merupakan
satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang

4
sama sehingga dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai
sesuatu kekuatan social dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.2

B. Peran Tri Pusat Pendidikan

Peserta didik yang berprestasi belajar akan mempunyai wawasan pengetahuan


yang luas dan menciptakan SDM yang bermutu dan profesional. Karena prestasi belajar
adalah faktor yang paling dominan dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia. Banyak
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya dari faktor lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Lingkungan keluarga menurut Hibana Rahman (2002 : 38), yaitu lingkungan yang
dialami anak dalam berinteraksi dengan anggota keluarga, baik interaksi secara langsung
maupun tidak langsung. Suasana keluarga akan berpengaruh bagi perkembangan
kepribadian anak.

Lingkungan sekolah merupakan pusat pendidikan kedua setelah keluarga dimana


anak mendapatkan pendidikan formal yang mempunyai peran penting dalam
mencerdaskan dan membimbing moral perilaku anak. Pendidikan berperan dalam
membuka tabir wawasan dan cakrawala pandang yang luas untuk mencapai kemajuan,
penalaran dan kemauan untuk mengembangkan diri. Selain itu pendidikan akan
mencegah pengaruh negatif nilai-nilai baru yang datang setiap saat dalam arus informasi
yang sangat terbuka.

Lingkungan masyarakat merupakan pusat pendidikan ketiga setelah lingkungan


keluarga dan sekolah. Lingkungan masyarakat menurut Purwanto (2000 : 61) adalah
“manusia-manusia lain di sekitar individu, yang mempengaruhi individu yang
bersangkutan”. Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah keluarga
dan sekolah yang mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda karena keanekaragaman
budaya, bentuk kehidupan sosial serta adanya norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat tersebut. Berlangsungnya proses pendidikan di sekolah tidak lepas dari
pengaruh masyarakat, pengaruh masyarakat yang dimaksud adalah pengaruh sosial
budaya dan partisipasinya yang tercermin dalam proses belajar baik yang berkaitan
dengan pola aktifitas pendidikan maupun anak didik didalam proses pendidikan.3

C. Faktor Pendukung Tri Pusat Pendidikan


2
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta : Raja Grapindo Persada, 1996.hlm 56-57

5
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan dalam pelaksanaan Tripusat pendidikan
di Indonesia adalah:

1. Lingkungan keluarga

Keluarga sebagai salah satu dari tri pusat pendidikan bertugas membentuk
kebiasaan-kebiasaan (habit formation) yang positif sebagai pondasi yang kuat dalam
pendidikan informal. (Gunawan, 2000 : 49). Dengan pembiasaan tersebut anak-anak
akan menyesuaikan diri bersama keteladanan yang diberikan oleh orang tuanya.
Orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam keluarga terhadap pendidikan
anak lebih bersikap menentukan ; watak budi pekerti, latihan keterampilan,
pendidikan kesosialan. Selain itu juga menanamkan nilai-nilai pancasila, nilai-nilai
keagamaan dan kepercayaan kepada Allah di mulai dalam keluarga. Orang tua yang
tidak otoriter, akan dapat menoleransi kemauan anak-anaknya, dengan demikian akan
terjadi sosialisasi yang positif dalam rumah/keluarga. Dalam keluarga ini lebih dapat
ditumbuhkan perasaan aman, saling menyayangi, dan sifat demokratis pada diri anak
sebab keputusan yang diambil selalu dibicarakan bersama oleh seluruh anggota
keluarga (Redja Mudyahardojo, 1992:54 -56).

2. Lingkungan sekolah

 Fasilitas belajar.

Dalam undang-undang system pendidikan nasional No. 20 Tahun 2003


disebutkan fasilitas pendidikan diatur dalam pasal 45 ayat 1 yang berbunyti : “setiap
satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan fasilitas yang memenuhi
keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, social, emosional, dan kewajiban peserta didik.”

Fasilitas belajar dapat berupa tempat belajar, peralatan belajar (alat tulis dan
buku-buku penunjang), media belajar dan fasilitas lainnya seperti laboratorium,
perpustakaan, ruang kelas yang luas dan nyaman. Fasilitas belajar berperan untuk
mempermudah dan memperlancar kegiatan belajar siswa sehingga meningkatkan
mutu yang lebih baik.

3
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Cetakan keempat. Jakarta : Rineka
Cipta.hlm 12-14

6
 “Kurikulum yang baik dan seimbang.

Kurikulum sekolah yang memenuhi tuntutan masyarakat dikatakan kurikulum


itu baik dan seimbang. Kurikulum ini juga harus mampu mengembangkan segala segi
kepribadian siswa. Di samping kebutuhan siswa sebagai anggota masyarakat.”
(Slameto, 2003 : 93). Selain itu, prestasi belajar juga dapat dipengaruhi oleh keaktifan
kegiatan organisasi ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Ekstrakurikuler merupakan
kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran baik dilaksanakan disekolah maupun
diluar sekolah dengan maksud lebih memperkaya dan memperluas wawasan
pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki siswa, misalnya Palang merah
remaja, PKS, UKS koperasi sekolah, pecinta alam, pramuka dan sebagainya. 4

3. Lingkungan masyarakat.

Di dalam keluarga anak akan mendapat pengawasan dan pembinaan dari orang
tuanya, di sekolah ia dibina di bawah pengawasan guru, sedang di masyarakat
kemungkinan akan tergelincir dalam pergaulan yang menyesatkan/merugikan dirinya.
Maka kewaspadaan harus lebih ditingkatkan, demi kesejahteraan masyarakat.

D. Faktor Penghambat Tri Pusat Pendidikan

Faktor penghambat dalam pelaksanaan Tripusat pendidikan di Indonesia adalah:

1. Lingkungan Keluarga

a. Faktor orang tua

Keluarga merupakan pusat pendidikan utama dan pertama, tetapi dapat juga
sebagai faktor penyebab kesulitan belajar. Dalam hal ini orang tua memiliki peranan
penting dalam rangka mendidik anaknya, karena pandangan hidup, sifat dan tabiat
seorang anak, sebagian besar berasal dari kedua orang tuanya. “Tugas utama keluarga
dalam pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan
pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabi’at anak sebagian besar diambil dari kedua
orang tuanya dan dari anggota keluarga lain.” (Hasbullah, 1996 : 89).

Anak-anak memerlukan bimbingan orang tua dalam perkembangannya.


Apabila hubungan orang tua dan anak yang tidak terjalin harmonis dan kurangnya

4
Tim Dosen FIP-IKIP Malang. 1980. Pengantar Dasar-dasar Pendidikan. Malang: Usaha Nasional.hlm 27-28

7
kasih sayang orang tua kepada anaknya akan menimbulkan emosional insecurity.
Suasana rumah yang sangat ramai atau gaduh akan mengakibatkan anak terganggu
konsentrasinya sehingga tidak dapat belajar dengan secara maksimal.

2. Lingkungan sekolah antara lain:

a. Minimnya Sarana dan Prasarana Penunjang Pendidikan

Pada pendidikan dasar hingga kini layanan pendidikan mulai dari guru,
bangunan sekolah, fasilitas perpustakaan dan laboratorium, buku-buku pelajaran dan
pengayaan, serta buku referensi masih minim. Hal tersebut membuktikan bahwa
pendidikan di indonesia tidak terpenuhi sarana prasarananya. Dari data diatas
menggabarkan bagaimana lembaga pendidikan kurang memfasilitasi bakat dan minat
siswa dalam mengembangkan diri. Akibat tidak tersedianya fasilitas tersebut para
pelajar mengalokasikan kelebihan energinya tersebut untuk hal-hal yang negatif.

b. Kontradiksi dan Kakunya Kurikulum Pendidikan

Kurikulum merupakan program dan isi dari suatu sistem pendidikan yang
berupaya melaksanakan proses akumulasi pengetahuan antar generasi dalam
masyarakat. Namun tidak sesuai dengan kultur dan perkembangan zaman,
dikarenakan kurikulum yang sekarang dijalankan masih berbasis pada teori dan
cenderung mengesampingkan nilai praktis pendidikan. Kurikulum yang sekarang
digunakan dalam proses belajar tidak jauh berbeda dengan zaman penjajahan belanda,
dimana proses pendidikannya hanyalah teoretis dan cenderung mencetak tenaga kerja.

c. Pendeskreditan Moralitas

Dalam perjalanannya banyak kasus kekerasan yang terjadi dalam dunia


pendidikan di Indonesia, ironisnya kasus kekerasan ini juga dilakukan seorang guru
kepada muridnya sebagaimana diberitakan dimedia massa. Tentunya kekerasan ini
mengganggu perkembangan secara psikologis pelajar dan mendorong legalisasi
kriminalitas dan kekerasan kepada siswa.

d. Liberalisasi Pendidikan

Liberalisme merupakan tahap perkembangan lanjut dari penjajahan negara-


negara maju kepada negara dunia ketiga. Ironisnya bukan hanya ekonomi saja yang

8
mengalami liberalisasi, kesehatan bahkan pendidikan tidak luput dari liberalisasi yang
menjurus pada komersialisasi pendidikan sehingga justru menjerumuskan rakyat
miskin dalam kebodohan karena tidak mampu membiayai pendidikan anak-anaknya.

e. Faktor media masa

meliputi; bioskop, surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Lingkungan sosial,
seperti teman bergaul, tetangga dan aktivitas dalam masyarakat. Faktor-faktor tersebut
sangat berpengaruh terhadap proses belajar anak, misalnya dengan mengikuti
berbagai organisasi dapat menyebabkan kelelahan sehingga mengganggu belajar
anak.5

E. Solusi Permasalahan Pendidikan

Solusi dari berbagai masalah tersebut antara lain :

1. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Dalam rangka meningkatkan output pendidikan tentunya kita harus menaikan


cost (harga), menaikkan harga disini maksudnya adalah meningkatkan sarana dan
prasarana penunjang pendidikan. Adapun sarana tersebut meliputi sarana fisik dan
non fisik. Sarana fisik ini meliputi pembanguan gedung sekolah, laboratorium,
perpustakaan, sarana-sarana olah raga, dan lainnya. Dalam hal ini tentunya
pemerintah memegang tanggung jawab yang besar dalam pemenuhan ini, karena
pemerintah berkepentingan dalam memajukan pembangunan nasional. Jika sarana
belajar ini telah terpenuhi tentunya akan semakin memudahkan transformasi ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Sarana non fisik ini diibaratkan soft ware dalam komputer, jika soft ware ini
dapat mengoprasikan perangkat komputer dengan baik maka pekerjaan akan cepat
selesai. Begitu juga dalam pendidikan jika sistem dan pengajarnya bermutu maka
akan mempercepat pembangunan nasional.

2. Meningkatkan kualitas guru

Dalam praktek pendidikannya, Tamansiswa menggunakan prinsip ING


NGARSO SUNG TULODHO, ING MADYO MANGUN KARSO, TUT WURI

5
Tirtarahardja, Umar, S. L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan: Jakarta: Rineka Cipta.hlm 90

9
HANDAYANI sesuai dengan tingkat perkenmbangan dan ragam kebutuhan subyek
didik. Tugas guru adalah mendidik, mengajar, melatih dan merangsang kreativitas
dalam memberi pengajaran, artinya berkedudukan seperti siswa yang belajar tidak ada
patron client. Peningkatan mutu ini bukan hanya pada intelektual guru saja, melainkan
juga mengembangkan psikologis guru itu sendiri misalnya dengan memahami
karakteristik siswa, psikologi perkembangan dan sebagainya.

3. Reformasi Kurikulum Pendidikan

Kurikulum merupakan jiwa dari lembaga pendidikan, jika dalam kurikulum


terdapat banyak penyimpangan dan kontradiksi-kontradiksi tentunya akan merusak
citra pendidikan itu sendiri. Pengembangan kurikulum harus sesuai dengan kultur
masyarakat Indonesia.

F. Hubungan Timbal Balik antara Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat


 Hubungan keluarga dengan sekolah

Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil di masyarakat mendapat peranan


sangat penting karena membentuk kepribadian dan watak anggota keluarganya.
Sedangkan masyarakat terdiri dari keluarga-keluarga. Dari satuan terkecil itu
terbentuklah gagasan untuk terus mewariskan standar watak dan kepribadian yang
baik yang diakui oleh semua golongan masayarakat, salah satu institusi yang
mewarisakan kepribadian dan watak kepada masayarakat adalah sekolah. Sekolah
tidak akan terus berdiri jika tidak di dukung oleh masyarakat, maka dari itu kedua
sistem sosial ini saling mendukung dan melengkapi. Jika di sekolah dapat terbentuk
perubahan sosial yang baik berdasarkan nilai atau kaidah yang berlaku, maka
masyarakat pun akan mengalami perubahan sosial.

Sebagai salah satu wujud sekolah sebagai bagian dari masyarakat maka
terbentuklah sekolah masyarakat (community school). Sekolah ini bersifat life
centered. Yang menjadi pokok pelajaran adalah kebutuhan manusia, masalah-masalah
dan proses-proses social dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan dalam
masyarakat. Masyarakat dipandang sebagai laboratorium dimana anak belajar,
menyelidiki dan turut serta dalam usaha-usaha masyarakat yang mengandung unsur
pendidikan.

Menurut Oqbum fungsi keluarga itu adalah sebagai berikut :

10
· Fungsi kasih sayang

· Fungsi ekonomi

· Fungsi pendidikan

· Fungsi perlindungan/penjagaan

· Fungsi rekreasi

· Fungsi status keluarga

· Fungsi agama

 Pengaruh sekolah terhadap masyarakat

Pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung kepada luas-


tidaknya produk serta kualitas dari produk sekolah itu sendiri. Semakin luas sebaran
produk sekolah di tengah-tengah masyarakat, tentu produk sekolah tersebuut
membawa pengaruh positif yang berarti bagi perkembangan masyarakat
bersangkutan. Sekolah dapat disebut sebagai lembaga investasi manusiawi. Investasi
jenis ini sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Rendahnya
kualitas faktor manusia disetiap masyarakat, akan berpengaruh terhadap prestasi yang
bisa dicapai oleh masyarakat bersangkutan.

Terdapat empat macam pengaruh pendidikan sekolah terhadap perkembangan


masyarakat, yaitu:

1. Mencerdaskan kehidupan masyarakat

2. Membawa pengaruh pembaharuan bagi perkembangan masyarakat.

3. Mencetak warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan


kerja di lingkungan masyarakat.

4. Melahirkan sikap-sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat,


sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis ditengah-tengah masyarakat.

Hubungan sekolah dan masyarakat memiliki hubungan rasional berdasarkan


kebutuhan. Adapun gambaran hubungan rasional diantara keduanya:

11
a. Sekolah sebagai lembaga layanan terhadap kebutuhan pendidikan di
masyarakat yang membawa konsekuensi-konsekuensi dan konseptual serta teknis
yang bersesuaian antar fungsi pendidikan yang diperankan sekolah dengan yang
dibutuhkan masyarakat. Untuk menjalankan tujuan pendidikan yang rasional dan
ideal, maka sekolah memerlukan mekanisme informasi timbal balik yang rasional,
objektif dan realitas dengan masyarakat

b. Sasaran pendidikan yang ditengani lembaga persekolahan detentukan


kejelasan formulasi kontrak antara sekolah dengan masyarakat. Diperlukan
pendekatan komprehensif didalam pengembangan program dan kurikulum untuk
masing-masing jenis dan jenjang persekolahan.

c. Pelaksanaan fungsi sekolah dalam melayani masyarakat yang


dipengaruhi oleh ikatan-ikatan objektif diantara keduanya. Ikatan objektif tersebut
berupa perhatian, penghargaan dan lapangan-lapangan tertentu seperti dana, fasilitas
dan jaminan-jaminan objektif lainnya.6

 Pengaruh masyarakat terhadap sekolah

Pada dasarnya masyarakat senantiasa memiliki dinamika untuk selalu tumbuh


dan berkembang, disamping itu juga setiap masyarakat memiliki identitas tersendri
sesuai dengan pengalaman budaya dan perbendaharaan alamiahnya.masyarakat
sebagai satu totlitas memiliki physical environment (lingkungan alamiah, benda-
benda, iklim, kekayaan material) dan social environment (manusia, kebudayaan, dan
nilai-nilai agama), sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya.

Keterkaitan masyarakat dengan pendidikan adalah sangat erat dan sangat


mempengaruhi, kenyataannya bagi setiap orang bahwa masyarkat yang baik, maju,
modern ialah masyarakat yang didalamnya ditemukan suatu tingkat pendidikan yang
baik, maju, dan modern pula, dalam wujud lembaga-lembaganya maupun jumlah dan
tingkat orang terdidik. Dengan kata lain suatu masyarakat yang maju karena adanya
pendidikan yang maju dan baik, sebaliknya masyarakat yang kurang memperhatikan
pembinaan pendidikan, akan tetap keterbelakangan, tidak hanya dari segi intelektual
tetapi juga dari segi sosial kultural.

6
Puranto, M. Ngalim. 1995. Ilmu pendidikan teoritis dan praktis. Bandung: PT. Remaja Kosda
Karya.hlm 18-19

12
Masyarkat dengan segala atribut dan identitassnya yang memiliki dinamika
ini, secara langsung akan berpengaruh terhadap pendidikan persekolahan. Pengaruh-
pengaruh yang dimaksud adalah:

1. Terhadap orientasi dan tujuan pendidikan

Bahwa suatu masyarakat dengan segala dinamikanya, senantiasa Membawa


pengaruh terhadap orientasi dan tujuan pendidikan pada lembaga persekolahan. Ini
adalah wajar dan bisa dimengerti karena sekolah merupakan lembaga yang dilahirkan
dari, oleh untuk masyarakat.

Arah program pendidikan persekolahan biasanya tercermin didalam


kurikulum, didalam kenyataannya selalu terjadi perubahan-perubahan didalam suatu
jangka tertentu. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan dan
perkembangan yang memunculkan orientasi-orientasi dan tujuan-tujuan yang baru
yang pasti akan diperhatikan oleh lembaga pendidikan sekolah.

Sebagai bukti bahwa idenitas suatu masyarakat beepengaruh terhadap program


pendidikan disekolah-sekolah adalah dengan berbedanya orientasi dan tujuan
pendidikan pada masing-masing negara. Pengaruh pertumbuhan dan perkembngan
masyarakat juga terlihat dalam perubahan orientasi dan tujuan pendidikan dari suatu
periode tertentu dengan periode berikutnya. Oleh karena itu, dalam relitasnya tidak
pernah terdapat kurikulum pendidikan yang berlaku permanen, kurikulum akan selalu
disempurnakan dan disesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarkat yang
terjadi.

2. Terhadap proses pendidikan di sekolah

Pengaruh masyarakat dibidang sosial budaya dan partisipasinya adalah sesuatu


yang jelas membawa pengaruh erhadap berlangsungnya proses pendidikan di sekolah.
Adapun pengaruh sosial budaya yang dimaksud biasanya tercermin didalam prose
belajar mengajar, baik yang menyagkut pola aktifitas pendidik maupun anak didik
didalam proses pendidikan. Dalam kenyataannya berfungsinya proses
penyelenggaraan pendidikan disekolah-sekolah tergantung pada kualitas dan kuantitas
kompenen manusiawi, fasilitas dana, dan perlengkapan pendidikan. Dalam kaitan ini
pengaruh tingkat partisipasi masyarakat seperti diatas tampak sangat besar, karena
itulah hubungan pengaruh timbal balik antara tingkat pasrtisipasi masyarakat dengan

13
kulitas proses penyelenggaraan pendidikan sekolah-sekolah, menuntut adanya jalinan
hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat. Sementara itu
perubahan-perubahan yang terjadi dan ada di masyarakat mempengaruhi pula materi
pendidikan disekolah, karena perubahan itu merupakan salah satu sumber yang ada di
masyrakat.7

BAB III

PENUTUP

7
Ibid 20-23

14
A. Kesimpulan

Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai


pihak, khususnya keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang
dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan tripusat pendidikan merupakan
faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan yakni membangun manusia indonesia
seutuhnya serta menyiapkan sumber daya manusia pembangunan yang bermutu.

Keluarga adalah tempat pertama dan utama seseorang menerima pendidikan


terutama mengenai pendidikan budi pekerti, keagamaan dan kemasarakatan secara
informal. Lingkungan sekolah adalah tempat dimana anak mendapatkan ilmu
pengetahuan, kecerdasan dan pengembangan budi pekerti secara formal. Lingkungan
masyarakat adalah tempat pengembangan ketrampilan, latihan kecakapan dan
pengembangan bakat secara non-formal. Ketiga-tiganya berjalan bersama mencapai
tujuan pendidikan yang dicita-citakan yakni mewujudkan sumber daya manusia
profesional dan mampu bersaing dengan bangsa lain.

DAFTAR PUSTAKA

15
Depdiknas. 2006. UU RI No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Bandung: Citra Umbara.

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta : Raja Grapindo Persada, 1996

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Cetakan keempat.


Jakarta : Rineka Cipta.

Tim Dosen FIP-IKIP Malang. 1980. Pengantar Dasar-dasar Pendidikan. Malang:


Usaha Nasional.

Tirtarahardja, Umar, S. L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan: Jakarta: Rineka


Cipta.

Puranto, M. Ngalim. 1995. Ilmu pendidikan teoritis dan praktis. Bandung: PT.
Remaja Kosda Karya

16

Anda mungkin juga menyukai