Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TRIPUSAT PAUD

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar PAUD

Dosen Pengampu : IRMA MUTI S.Ag.,M.Pd.I

Oleh Kelompok 1 :

Alfiyatul Hasanah

Bela Wiliana

PROGRAM PIAUD 1

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI

Jl. Lio Balandongan Sirnagalih (Beugeg) No.74 Kel.Cikondang


Kec.Citamiang Kota Sukabumi
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tentang Tripusat PAUD.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Sukabumi, 10 Desember 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2
A. Pengertian Tripusat .................................................................................................................. 2
1. Pendidikan dalam Lingkungan Keluarga........................................................................... 2
2. Pendidikan dalam Lingkungan Lembaga........................................................................... 3
3. Pendidikan dalam Lingkungan Masyarakat ...................................................................... 3
B. Perlibatan Orangtua dalam Penyelenggaraan PAUD ........................................................... 3
1. Manfaat keterlibatan Orang tua dalam Pendidikan ......................................................... 4
2. Bentuk-bentuk Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan ............................................ 4
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan Orang Tua.......................................... 6
4. Upaya yang Dapat Dilakukan dalam Memfasilitasi Keterlibatan Orang Tua ................ 7
BAB III ................................................................................................................................................... 8
PENUTUP .............................................................................................................................................. 8
A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 8
B. Saran .......................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sangatlah penting untuk kehidupan setiap manusia. Karena


pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri
untuk memiliki kekuatan spiritual, kecerdasan akhlak mulia serta ketrampilan yang
diperlukan dalam dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian
khusus dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat. Proses pendidikan bermula dari
pelatihan akhlak mulia dengan memberi Uswah Al Hasanah , kemudian dilanjutkan
dengan pengembangan daya nalar serta ketrampilan yang mendukung masa depan.
Berkaitan dengan pendidikan, maka lingkungan sangatlah berpengaruh dalam
perkembangan kepribadian, dan lingkungan pendidikan tersebut dikenal dengan
istilah Tripusat Pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Tripusat ?


2. Bagaimana Pendidikan dalam Lingkungan Keluarga ?
3. Bagaimana Pendidikan dalam Lingkungan Lembaga PAUD ?
4. Bagaimana Pendidikan dalam Lingkungan Masyarakat ?
5. Bagaimana Perlibatan Orangtua dalam penyelenggaraan PAUD ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian Tripusat


2. Mengetahui Pendidikan dalam Lingkungan Keluarga
3. Mengetahui Pendidikan dalam Lingkungan Lembaga PAUD
4. Mengetahui Pendidikan dalam Lingkungan Masyarakat
5. Mengetahui Perlibatan orangtua dalam penyelenggaraan PAUD

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tripusat

Tripusat pendidikan adalah konsep pendidikan yang dikemukakan oleh Ki


Hajar Dewantara pendiri Taman Siswa yang diakui sebagai Bapak Pendidikan
Nasional. Tripusat pendidikan yang dimaksudkan disini adalah lingkungan
pendidikan ini meliputi “pendidikan di lingkungan keluarga, pendidikan di
lingkungan perguruan/sekolah, dan pendidikan di lingkungan masyarakat/pemuda”.
Setiap pribadi manusia yang akan selalu berada dan mengalami perkembangan dalam
tiga lingkungan pendidikan tersebut. Pada garis besarnya kita mengenal tiga
lingkungan pendidikan. Tiga lingkungan ini disebut dengan Tripusat Pendidikan.

Tripusat pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas


terselenggaranya pendidikan yaitu dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Di dalam
UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pada pasal 13 ayat 1
disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan
informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.

Keinsyafan Ki Hajar Dewantara bahwa tujuan Pendidikan tidak mungkin


tercapai hanya melalui satu jalur. Ketiga pusat pendidikan tersebut harus berhubungan
akrab serta harmonis. Ada beberapa hal yang menarik dalam keterangan Ki Hajar
Dewantara tentang Tripusat Pendidikan, diantaranya:

❖ Alam keluarga tetap merupakan pusat pendidikan yang terpenting dan


memberikan pendidikan budi pekerti, agama, dan laku sosial.
❖ Perguruan sebagai balai wiyata yang memberikan ilmu pengetahuan dan
pendidikan ketampilan.
❖ Alam pemuda (yang sekarang diperluas menjadi lingkungan/alam
kemasyarakatan) sebagai tempat sang anak berlatih membentuk watak atau
karakter dan kepribadiannya.

1. Pendidikan dalam Lingkungan Keluarga

Lembaga Pendidikan Keluarga (Informal) Lingkungan keluarga merupakan


lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-
tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Keluarga juga dikatakan sebagai
lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam
keluarga, sehingga pendidikan yang banyak diterima oleh anak adalah di dalam
keluarga (Hasbullah, 2009:38).

2
2. Pendidikan dalam Lingkungan Lembaga

Lembaga pendidikan sekolah (formal) Pendidikan di sekolah merupakan


lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Berhasil baik atau tidaknya pendidikan di
sekolah tergantung pada pengaruh pendidikan di dalam keluarga (Purwanto, 2011:79).
Pendidikan di sekolah adalah pendidikan yang diperoleh oleh seseorang di sekolah
secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas
dan ketat (mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi) (Hasbullah,
2009:46).

3. Pendidikan dalam Lingkungan Masyarakat

Lembaga pendidikan masyarakat (non formal) Masyarakat adalah sekumpulan


orang yang saling tolong menolong dalam kehidupannya sesuai dengan sistem yang
yang menentukan bagaimana hubungan mereka dengan bagian yang lainnya dalam
rangka merealisir tujuan-tujuan tertentu dan menghubungkan mereka dengan sebagian
lainnya dengan beberapa ikatan spiritual maupun materiil (Ahmad, 1989:44).

Sedangkan menurut Yusuf (2013:6) mengemukakan bahwa ada tiga ciri yang
membedakan masyarakat dengan kelompok lainnya. Pertama, pada masyarakat mesti
terdapat sekumpulan individu yang jumlahnya cukup besar. Kedua, individu-individu
harus mempunyai hubungan yang melahirkan kerjasama diantara mereka. Ketiga,
hubungan individu itu minimal harus diikat oleh nilai-nilai umum bersifat permanen.

Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah


keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini telah mulai
ketika anak-anak lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan
sekolah (Hasbullah, 2009:55).

Oleh karena itu, masyarakat memiliki peran penting di dalam dunia


pendidikan, dimana masyarakat adalah sebagai kesatuan yang memiliki tujuan yang
sama termasuk dalam bidang pendidikan, yang mana para orang tua menginginkan
anak-anak mereka mendapat pendidikan yang tinggi dan mumpuni, sehingga dengan
turut sertanya masyarakat dalam proses perkembangan pendidikan anak mereka
masyarakat akan merasa terikat dan memiliki rasa tanggung jawab dalam
perkembangan sekolah.

B. Perlibatan Orangtua dalam Penyelenggaraan PAUD

Anak usia dini (AUD) masih sangat tergantung pada orang tua, sehingga
diperlukannya keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak. Hal tersebut adalah
demi terciptanya kesamaan persepsi dan isi pendidikan anak yang diharapkan mampu
menunjang terjadinya kesinambungan antara pendidikan di rumah dan di sekolah.
Selain itu, Taman Kanak-Kanak (TK) sebagai lembaga pendidikan bagi AUD
3
merupakan salah satu cara untuk memberi kesempatan kepada anak untuk
memperluas pergaulannya, bermain, dan bergembira dengan batasan pendidikan
sebagai kelanjutan dari apa yang mereka dapatkan di rumah (Yusuf, 2011, hlm. 171).

1. Manfaat keterlibatan Orang tua dalam Pendidikan

Jika memperhatikan definisi keterlibatan orang tua di atas, terdapat sebuah


pernyataan yang berbunyi bahwa keterlibatan orang tua akan memberikan
manfaat bagi anak, orang tua dan guru atau program sekolah.
Adapun manfaat yang dapat diraih anak dengan adanya keterlibatan orang tua
dalam pendidikan akan mampu meningkatkan kehadiran mereka di sekolah,
sikap dan perilaku mereka (Hornby, 2011, hlm. 2; Menheree & Hooge, 2010).
Disamping itu, keterlibatan orang tua juga akan dapat meningkatkan prestasi dan
kepribadian mereka (Zedan, 2011; Menheree & Hooge, 2010).

Orang tua juga akan mendapat keuntungan tersendiri dari keterlibatan mereka
dalam pendidikan anak, diantaranya adalah
• kepercayaan diri dan kepuasan dalam mengasuh anak mereka (Hornby,
2011, hlm. 2),
• menambah wawasan dan pengalaman mengasuh serta mendidik anak
(Powel, 2000), serta
• Meningkatkan keterampilan mereka dalam mengasuh anak (Epstein,
Sander, Simon, Salinas, Jansorn, dan Voorhis, 2002, hlm. 16 ).
Keuntungan-keuntungan tersebbut akan sangat membantu orang tua
dalam menjalankan tugasnya sebagai orang tua.

2. Bentuk-bentuk Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan

Bentuk-bentuk keterlibatan orang tua tersebut telah dicetuskan dalam Teori


Overlapping Sphere of Influence yang dikemukan oleh Epstein (Epstein dkk.,
2002, hlm. 44) yang membagi bentuk keterlibatan orang tua secara terperinci
menjadi enam tipe keterlibatan, yakni parenting education (pendidikan orang
tua), komunikasi, volunteer (relawan), pembelajaran di rumah, membuat
keputusan dan bekerjasama dengan komunitas.

Adapun penjelasan masingmasing tipe adalah sebagai berikut:

• Tipe 1: Parenting Education ( Pendidikan Orang tua)


Parenting education ini adalah berupa keterlibatan orang tua dalam
kegiatan pendidikan bagi orang tua yang bertujuan membantu orang tua
untuk menciptakan lingkungan rumah yang mendukung anak sebagai
pelajar, dan mendapatkan informasi tentang kesehatan, keamanan, gizi
dan setiap hal yang berhubungan dengan perkembangan anak (Epstein,
dkk., 2002, hlm. 16).

4
Kegiatan pendidikan orang tua ini dapat dilaksanakan baik secara
formal di sekolah atau pun secara non formal, langsung atau tidak
langsung. Pada kegiatan pendidikan ini juga orang tua tidak hanya dapat
berperan sebagai penerima materi dari guru atau tenaga ahli lainnya, akan
tetapi juga bisa berperan sebagai narasumber berdasarkan keahlian dan
keterampilan yang mereka miliki. Hal ini mampu membuat orang tua dan
guru dapat saling berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang anak
berdasarkan pengetahuan mereka masing-masing.
Contoh kegiatannya seperti Pendidikan bagi orang tua tentang
perkembangan dan kesehatan anak atau lainnya secara informal atau
mengenai pengetahuan tentang pengasuhan pada anak.

• Tipe 2: Komunikasi
Keterlibatan dalam bentuk komunikasi ini berupa keterlibatan orang
tua dalam komunikasi dua arah antara rumah dan sekolah atau sebaliknya.
Adapun komunikasi diharapkan mampu mengkomunikasikan tentang
program sekolah maupun pendidikan, perkembangan dan kesehatan anak
guna meningkatkan kerjasama dan pemahaman orang tua dan guru
tentang anak. Sehingga dengan adanya komunikasi aktif antara orang tua
dan guru maka anak dapat melihat bahwa orang tua dan guru mereka
bekerjasama dalam mendidik mereka.
Adapun kegiatan komunikasi yang dimaksud dapat berupa: pertemuan
orang tua dan guru, telepon, buku penghubung atau surat dengan lembar
tanggapan, pengambilan rapor, e-mail, website, papan pengumuman,
kegiatan atau bahan belajar anak di rumah serta kotak saran.

• Tipe 3: Volunteering (Sukarelawan)


Keterlibatan orang tua dalam bentuk volunteer atau sukarelawan ini
berupa bantuan dan dukungan orang tua secara langsung pada kegiatan
pembelajaran di sekolah. Kegiatan yang dilakukan tentunya disesuaikan
dengan kemampuan dan keterampilan yang mereka miliki.
Kegiatan sukarelawan ini dapat berupa pendampingan guru di kelas,
membantu guru di perpustakaan, di ruang makan, di halaman bermain,
ruang computer, ruang keluarga, dan sebagainya termasuk menghadiri
penampilan anak, kegiatan olah raga, perayaan-perayaan dan
pendampingan anak pada kegiatan kunjungan lapangan.

• Tipe 4: Pembelajaran di rumah


Keterlibatan orang tua dalam pembelajaran di rumah yang dimaksud
adalah kegiatan orang tua dalam membantu anak belajar di rumah
berdasarkan kegiatan yang ada di sekolah, seperti membantu anak
mengerjakan tugas di rumah, membacakan buku cerita yang mendidik
bagi anak, dan sebagainya.

5
• Tipe 5: Membuat keputusan
Keterlibatan orang tua dalam membuat keputusan di sekolah adalah
sebagai perwujudan rasa memiliki orang tua terhadap lembaga pendidikan
tempat anak mereka belajar. Kegiatan yang bisa dilakukan misalnya
seperti keikutsertaan orang tua dalam komite sekolah,keikutsertaan orang
tua dalam persatuan orang tua dan guru dan sebagainya.

• Tipe 6: Bekerjasama dengan komunitas masyarakat


Keterlibatan orang tua dalam kegiatan yang menghubungkan orang tua,
guru, murid dan masyarakat dimana mereka merencanakan secara
bersama-sama kegiatan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas
sekolah, seperti dalam layanan kesehatan, kelompok budaya, rekreasi, dan
kegiatan lainnya yang memerlukan kontribusi masyarakat atau juga
sebaliknya

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan Orang Tua

1) Faktor individu orang tua


• keyakinan orang tua tentang pentingnya keterlibatan mereka dalam
pendidikan anak.
• Persepsi orang tua terhadap undangan keterlibatan
Persepsi orang tua ini akan sangat tergantung pada sikap yang
ditunjukan oleh guru. Orang tua akan terlibat dengan efektif apabila
kehadiran mereka di sekolah dihargai oleh guru atau pihak sekolah
lainnya

• Konteks hidup orang tua.


Beberapa hal yang termasuk kedalam konteks hidup orang tua yang dapat
menjadi kendala bagi keterlibatanorang tua dalam pendidikan anak adalah
tingkat pendidikan orang tua, kondisi pekerjaan orang tua, pengalaman
masa lalu dalam pendidikan, rasa rendah diri orang tua dan permasalahan
pribadi lainnya seperti jarak rumah dari sekolah yang jauh, budaya dan
bahasa.

2) Faktor Anak
Kondisi anak yang dimaksud seperti: usia anak, dimana keterlibatan
orang tua akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia anak;
kemampuan belajar anak, pada anak dengan kemampuan belajar yang
kurang, maka guru akan cenderung melibatkan orang tua sehingga orang tua
aktif terlibat.

6
3) Faktor orang tua dan guru
Kendala bagi keterlibatan orang tua di sekolah tidak hanya berasal dari
orang tua dan anak sendiri, namun dapat juga datang dari guru dan
hubungannya dengan orang tua seperti perbedaan tujuan antara orang tua dan
guru terhadap keterlibatan orang tua, sikap masing-masing guru dan orang
tua yang kurang baik, dan perbedaan bahasa juga dapat menjadi faktor
penghambat keterlibatan orang tua dalam pendidikan.

4) Faktor Sosial
Pelaksanaan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak dapat juga
terhambat oleh faktor-faktor sosial seperti faktor sejarah dan demografis
orang tua, faktor politik dan faktor ekonomi

4. Upaya yang Dapat Dilakukan dalam Memfasilitasi Keterlibatan Orang Tua

Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan orang


tua dalam pendidikan anak mereka adalah beberapa strategi yang diberikan oleh
Abrams (dalam Brewer, 2007) yang merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:
• penawaran insentif (kupon atau hadiah berupa makanan atau buku)
untuk kehadiran orang tua,
• pertunjukan dengan penampilan anak, sediakan wahana untuk orang
tua yang membutuhkannya,
• adakan iuran persatuan orang tua
• , memilih memanggil orang tua secara langsung dibanding mengirimi
pesan atau e-mail,
• buat orang tua merasa aman di sekolah,
• dukung workshop orang tua,
• buka pusat kegiatan orang tua,
• minta kehadiran pada konferensi orang tua dan guru,
• jaga hubungan baik

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tripusat pendidikan merupakan tiga pusat pendidikan secara bertahap dan terpadu
mengemban suatu tanggungjawab pendidikan bagi generasi muda, dengan kata lain
perbuatan mendidik yang dilakukan orang tua terhadap anak juga dilakukan oleh
sekolah dengan memperkuatnya serta dikontrol oleh masyarakat sebagai lingkungan
sosial anak (Hasbullah, 2009:37).

Dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara ialah usaha untuk menghidupkan,


menambah dan memberikan perasaan kesosialan sang anak. Ketiga pusat pendidikan
sama-sama memegang peran penting dalam keberhasilan pendidikan dan pada
dasarnya semua saling berkaitan dan saling kerjasama satu sama lain. Ketiganya
secara tidak langsung telah mengadakan pembinaan yang erat dalam praktik
pendidikan. Kaitan ketiganya dapat dilihat dari :

❖ Orang tua melaksanakan kewajibannya mendidik anak di dalam keluarga.


❖ Karena keterbatasan orangtua dalam mendidik anak di rumah, dan akhirnya
proses pendidikan diserahkan di sekolah.
❖ Masyarakat akan menjadi fasilitator bagi peserta didik untuk
mengaktualisasikan ketrampilannya

Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak dapat diwujudkan dalam


berbagai bentuk aktifitas yang dilakukan oleh orang tua melalui kerjasama dengan
guru baik di rumah atau di sekolah, guna memaksimalkan perkembangan dan
pendidikan anak di sekolah demi keuntungan mereka, anak dan program sekolah. Hal
tersebut sangat penting bagi kesinambungan antara pendidikan di rumah dan di
sekolah.
Pelaksanaan keterlibatan orang tua sendiri sangat memerlukan kesadaran dan
upaya dari orang tua terlebih lagi pihak sekolah, karena orang tua akan terlibat dengan
aktif apabila sekolah berusaha untuk memberikan rasa nyaman bagi orang tua.
Berdasarkan segala hal tersebut di atas, maka disarankan pada pihak sekolah untuk
dapat menunjukan sikap positif terhadap orang tua, sehingga orang tua merasa
dihargai dan dibutuhkan di sekolah.
Disamping itu, pihak sekolah juga hendaknya memiliki program kegiatan
yang dapat meningkatkan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak mereka.
Sementara bagi orang tua sendiri hendaknya bersikap proaktif terhadap kegiatan yang
mendukung perkembangan dan pendidikan anak

8
B. Saran
Dengan adanya pemebelajaran Tripusat ini semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat
dan dapat diterapkan di Lembaga kita masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Nasution S, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 41

Fudyartanta, Buku Ketaman Siswaan, (Yogyakarta: tp. 1990), hal.39 13

Novan Ardy Wiyani & Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 90.

Hasbullah. 2009. Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja grafindo. Persada.

Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan: Asas dan Filsafat Pendidikan, (Yokyakarta: ArRum Media,
2014), hal. 171

Di dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Lihat Bab VI
Pasal 13 Ayat 1

https://www.silabus.web.id/pengertian-tripusat-pendidikan/

http://ejournal.sps.upi.edu/index.php/edusentris/article/viewFile/161/131

Anda mungkin juga menyukai