Dosen Pengampu:
Junian Cahyanto Wibawa, S.Or., M.Kes., AIFO
Oleh:
Kelompok 7
SEMESTER 1 PJKR A
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Junian Cahyanto Wibawa,
S.Or., M.Kes., AIFO sebagai dosen pengampu mata kuliah Pengantar Pendidikan
yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 7
2
DAFTAR ISI
Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………
1.4 Tujuan Penulisan …………………………………………………..........
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lingkungan Pendidikan .…………………............................
2.2 Pengertian Lingkungan Pendidikan Keluarga………..…………………
2.3 Pengertian Lingkungan Pendidikan Sekolah……………………………
2.4 Pengertian Lingkungan Pendidikan Masyarakat.…………………….…
2.5 Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat...………………………………
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...
3.2 Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
c. Apa saja yang termasuk dalam ragam bentuk lingkungan pendidikan ?
d. Bagaimana peranan lingkungan pendidikan terhadap pendidikan ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
yang dengan sengaja diciptakan untuk mempengaruhi anak ada tiga, yaitu :
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Ketiga
lingkunga ini disebut lembaga pendidikan atau satuan pendidikan.
Lembaga pendidikan adalah organisasi atau kelompok manusia yang Karena
satu dan lain hal memikul tanggung jawab atas terlaksananya pendidikan. Badan
pendidikan itu bertugas memberi pendidikan kepada si terdidik (Marimba,1980).
Secara umum fungsi lembaga pendidikan adalah menciptakan situasi yang
memungkinkan proses pendidikan dapat berlangsung. Menurut Hasbullah (2003)
lingkungan pendidikan mencakup :
Tempat (lingkungan fisik), keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.
Kebudayaan (lingkungan budaya) dengan warisan budaya tertentu seperti
bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, dan pandangan
keagamaan.
Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masyarakat) keluarga,
kelompok bermain, desa, perkumpulan dan lainnya.
7
5. Mengajarkan tingkah laku umum dan untuk menyeleksi serta mempersiapkan
peranan-peranan tertentu dalam masyarakat.
6. Di dalam lingkungan pendidikan dapat mengembangkan kemampuan-
kemampuan yang dimiliki peserta didik baik dalam bentuk karier, akademik,
kehidupan beragama, kehidupan sosial budaya, maupun keterampilan lainnya.
8
2) Pigur orangtua yang tidak mampu memberikan keteladanan pada anak.
3) Sosial ekonomi keluaraga yang kurang atau sebaliknya yang tidak bisa
menunjang belajar.
4) Kasih sayang orangtua yang berlebihan sehingga cenderung untuk
memanjakan anak.
5) Orangtua yang tidak bisa memberikan rasa aman kepada anak, tuntutan
orangtua yang Terlalu tinggi.
6) Orangtua yang tidak bisa memberikan kepercayaan kepada anak.
7) Orangtua yang tidak bisa membangkitkan inisiatif dan kretifitas kepada
anak.
Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat penting dalam
membentuk Pola kepribadian anak. Karena di dalam keluarga, anak pertama kali
berkenalan dengan nilai dan Norma. Keluarga didasarkan pada cinta kasih yang
sangat natural, sehingga suasana pendidikan Yang berlangsung di dalamnya
berdasarkan kepada suasana yang tanpa memikirkan hak.Pendidikan keluarga
memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, agama, dan nilai moral, Norma
sosial dan pandangan hidup yang diperlukan peserta didik untuk dapat berperan
dalam Keluarga dan dalam masyarakat.
Dasar-dasar tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan anaknya, meliputi
hal-hal Berikut.
1. Dorongan/motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dengan
anak. Cinta kasih ini mendorong sikap dan tindakan rela menerima
tanggungjawab, dan mengabdikan dirinya untuk sang anak.
2. 2.Dorongan/motifasi kewajiban moral, sebagai konsekuensi kedudukan
orangtua terhadap keturunannya. Tanggungjawab moral ini meliputi nilai-nilai
religius spiritual yang dijiwai ketuhanan Yang Maha Esa dan agama masing-
masing di samping didorong oleh kesadaran memelihara martabat dan
kehormatan keluarga.
9
3. Tanggungjawab sosial sebagai bagian dari keluarga, yang pada gilirannya
juga menjadi bagian dari masyarakat, bangsa dan negaranya, bahkan
kemanusiaan.
Di sisi lain tanggungjawab pendidikan yang menjadi beban orangtua sekurang-
kurangnya Harus dilaksanakan dalam rangka hal-hal berikut.
a. Memelihara dan membesarkan anak.
b. Melindungi dan menjamin kesamaan baik jasmaniah maupun rohaniah sesuai
dengan Falsafah hidup dan agama yang dianutnya.
c. Member pengajarandalam arti yang luas.
d. Membahagiakan anak baik di dunia dan akhirat.
Dasar-dasar pendidikan yang diberikan kepada anak dari orangtua meliputi tujuh hal,
yaitu dasar Pendidikan budi pekerti, dasar pendidikan sosial, dasar pendidikan
intelek, dasar pembentukan Kebiasaan pembinaan kepribadian yang baik dan wajar,
dasar pendidikan kekeluargaan, dasar Pendidikan nasionalisme, dan dasar pendidikan
agama.Lingkungan keluarga berpengaruh kepada anak dari sisi perlakuan, keluarga
terhadap anak, Kedudukan anak dalam keluarga, keadaan ekonomi keluarga, keadaan
pendidikan keluarga, dan Pekerjaan orangtua. Dari lingkungan keluarga yang
harmonis mampu memancarkan keteladanan Kepada anak-anaknya, karena dikatakan
pendidikan pertama pada bayi atau anak itu berkenalan Dengan lingkungan serta
mendapat pembinaan pada keluarga.
10
lingkungan tersebut mengajarkan mengenai Nilai nilai sosial yang berlaku dalam
masyarakat serta cara cara sederhana bagaimana cara Menyelesaikan permasalahan
dalam kehidupan sehari hari.
Setelah berkembangnya peradaban,kehidupan manusia sudah mulai menjadi
lebih kompleks Dan juga mereka menyadari bahwa pola pendidikan yang seperti ini
mulai tidak relevan dan Tertinggal,alam yang mulai sulit ditebak,kebutuhan dasar
yang semakin banyak,dan juga keinginan Untuk hidup secara efektif dan efisien yang
mendorong perkembangan tersebut,harus ada yang Bisa menampung ilmu
pengetahuan dalam masyarakat serta mengajarkannya secara berkelanjutan.
Agama Hindu yang pada zaman dahulu mengalami perkembangan pesat
berhasil menemukan Sekolah yang dulu namanya adalah pecantrikan,dimana pada
pecantrikan tersebut terdapat seorang guru yang disebut guru atau suhu dan muridnya
disebut cantrik yang kemudian pecantrikan ini Menyebar dan berkembang ke seluruh
dunia,hingga akhirnya di Indonesia terdapat sebuah badan Pendidikan sederhana yang
mirirp dengan pecantrikan,yaitu pondok pesantren dimana pesantren Ini memiliki
perspektif dari agama islam yang berkembang pada masa tersebut. Pada saat masa
Kolonial Belanda yang pada saat itu sedang menduduki Indonesia, turut
memperkenalkan sistem Pendidikan mereka,akan tetapi hal tersebut tidak diterima
oleh masyarakat indonesia dan hanya Diterima oleh kaum bangsawan timur.
11
1) Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang
ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku yaitu undang-undang
pendidikan.
2) Tanggungjawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan
yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan negara.
3) Tanggungjawab fungsional ialah tanggungjawab profesional pengelola dan
pelaksana pendidikan.
Sekolah sebagai pendidikan formal dirancang sedemikian rupa agar lebih
efektif dan Efisien, yaitu bersifat klasikal dan berjenjang. System klasikal
memungkinkan sejumlah anak Belajar bersama dan dipimpin oleh seorang atau
beberapa orang guru sebagai fasilitator. Sekolah Memiliki cirri jenjang dapat
dijelaskan sebagi berikut.
a) Jenjang lembaga, sekolah dirancang dengan berbagai tingkatan, dari Taman
Kanak-Kanak (TK) Sampai perguruan tinggi (PT). sebagian dikelola oleh
Departemen Pendidikan Nasional dan Sebagian lainnya dikelola oleh
Departemen Agama.
b) Jenjang kelas, berjenjang menurut tingkatan kelas, murid hanya bisa
mengikuti pendidikan pada kelas yang lebih tinggi apabila ia telah mampu
menyelesaikan pendidikan di tingkat sebelumnya. Jenjang kelas ini bervariasi,
yaitu di tingkat SD/MI terdiri dari enam kelas, SMP/MTs terdiri dari tiga
kelas, SMA/MA/sederajat terdiri dari tiga kelas, sedangkan di Perguruaan
Tinggi tidak ditentukan dengan jenjang kelas.
Sekolah dianggap sebagai suatu lingkungan yang paling
bertanggungjawab terhadap Pendidikan murid-muridnya, lebih-lebih bila
dikaitkan dengan pengabdian sumber daya manusia Yang berkualitas untuk
dapat bersaing secara global. Maka pembangunan sekolah dianggap Sebagai
investasi yang prosfektif demi menyongsong kemajuan bangsa.
12
2.4 Lingkungan Pendidikan Masyrarakat
Masyarakat merupakan lembaga pendidikan ketiga setelah pendidikan di
lingkungan Keluarga dan sekolah. Dalam ruang lingkup masyarakat, banyak dijumpai
keanekaragaman Bentuk dan sifat masyarakat . keanekaragaman itulah yang dapat
memperkaya budaya bangsa Indonesia. Pendidikan yang diberikan di lingkungan
keluarga dan sekolah sangat terbatas. Segalapengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh di lingkungan pendidikan Keluarga dan di lingkungan sekolah akan dapat
berkembang dan dirasakan manfaatnya dalam Masyarakat.
Menurut Soerjono Soekanto (1988) dalam setiap masyarakat, baik yang
sederhana maupun Yang kompleks, terbelakang, atau pun maju, pasti terdapat
pranata-pranata sosial (sosial Institutions). Paling tidak ada 5 pranata sosial yang
terdapat dalam system masyarakat yang Menpunyai fungsi hampir sama, antara lain:
1. Pranata Pendidikan Pranata pendidikan secara umum mempunyai tugas dalam
upaya sosialisasi, sehingga setiap Warga masyarakat memiliki kepribadian yang
mendekati harapan masyarakat setempat.
2. Pranata Ekonomi Pranata ekonomi bertugas mengatur upaya
pemenuhankemakmuran hidup.
3. Pranata Politik Pranata politik memiliki tugas menciptakan integritas dan
stabilitas masyarakat.
4. Pranata Teknologi Pranata teknologi betugas menciptakan teknik untuk
mempermudah kehidupan manusia.
5. Pranata Moral Pranata moral mengurusi nilai danpenyikapan atau tindakan dalam
pergaulan di masyarakat.
Masing-masing pranata sosial tersebut memiliki hubungan saling
ketergantungan yang Kuat. Sekolah sebagai pendidikan formal lahir karena adanya
pertimbangan efisiensi dan Efektivitas dalam pemberian pendidikan kepada seluruh
anggota masyarakat. Sehingga ada keretkaitann antara pendidikan dengan
masyarakat. Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga sisi,
13
yaitu: masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, lembaga-Lembaga
kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat, dalam masyarakat tersedia
Berbagai sumber belajar baik yang dirancang (by design).
Dalam sejarah perkembangannya, sekolah telah terakomodasi dengan baik
dan mampu memimpin di depan masyarakat dalam berbagai bentuk pembaharuan
sosial. Akhir-akhir ini sekolah dinilai terjadi kesenjangan dengan masyarakatnya.
Adanya berbagai kesulitan yang dihadapi sekolah dalam memperoleh dukungan dari
masyarakat, adanya perijinan yang berbelit terhadap berbagai kegiatan sekolah di
masyarakat,, adanya keengganan masyarakat untuk menggunakan fasilitas sekolah,
danlaian-lain adalah bukti adanya kesenjangan ini. Agar tidak ada kesenjangan antara
sekolah dengan masyarakat maka diperlukan upaya-upaya untuk mengakrabkan
sekolah dengan masyarakat. Beberapa hal yang telah dilakukan anatara lain seperti
adanya komite sekolah, adanya berbagai bantuan finansial untuk pembangunan
kelengkapan sekolah, sistem magang, KKN, PKL, danlain-lain.
14
pendidikan.MKDK IKIP, Malang, hubungan Antara sekolah dengan masyarakat
dapat dilihat dari 2 segi,yaitu: Sekolah sebagai partner Masyarakat dalam melakukan
fungsi pendidikan, artinya sekolah dan masyarakat memiliki Posisi yang sejajar
dalam hal menjalankan fungsi pendidikan.
1) Sekolah sebagai produsen yang melayani pesanan-pesanan pendidikan, artinya
sekolah dan masyarakat dipandang memiliki hubungan yang rasional sesuai dengan
kebutuhan. Jons sebagaimana dikutip oleh Kartadinata dan Dantes (1996/1997)
mengemukakan ada lima cara untuk meningkatkan hubungan sekolah dengan
masyarakat, yaitu:
1. Melalui aktivitas kulikuler para siswa;
2. Aktivitas para guru;
3. Kegiatan ekstra kulikuler;
4. Kunjungan para orang tua siswa atau anggota masyarakat ke sekolah; dan
5. Melalui media massa.
15
BAB III
16
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lingkungan pendidikan adalah tempat seseorang memperoleh pendidikan
secara langsung atau tidak langsung. Lingkungan pendidikan terdiri dari
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Lingkungan keluarga adalah tempat anak dilahirkan. Disinilah pertama
kali ia mengenal nilai dan norma. Pendidikan di lingkungan keluarga berfungsi
untuk memberikan dasar dalam menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk
individu, sosial, susila,dan religius.
Sekolah adalah lingkungan kedua bagi anak. Di sekolah ia mendapatkan
pendidikan yang intensif. Disinilah potensi anak akan ditumbuhkembangkan.
Sekolah merupakan tumpuan dan harapan orangtua dan masyarakat dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Di lingkungan masyarakat anak akan mendapat pendidikan. Masyarakat
merupakan lingkungan pendidikan ketiga yang ikut bertanggungjawab dalam
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Semua lingkungan pendidikan sangat berperan besar dalam pelaksanaan
pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan itu sendiri baik bagi diri peserta
didik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial, susila, serta
makhluk religius.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Guru BK
a. Memberikan nilai yang terbaik (minimal A) kepada mahasiswa yang
mengerjakan tugas.
b. Memberikan keringanan kepada mahasiswa baru.
17
c. Membantu mahasiswa yang kebingungan dalam mengerjakan tugas yang
diberikan.
3.2.2 Bagi Mahasiswa BK
a. Mengerjakan tugas yang telah diberikan dengan sungguh-sungguh.
b. Tidak menunda-nunda tugas yang telah diberikan.
c. Mengumpulkan tugas tepat waktu.
18
DAFTAR PUSTAKA
19