DASAR-DASAR PENDIDIKAN
Disusun Oleh:
Kelompok 3 Kelas A:
METRO 2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Keterkaitan Antar Lingkungan Pendidikan”.
Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Yulian Surya Pratama, M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan Intitut Agama Islam Negeri Metro yang
sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi materi, susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Keterkaitan Antar
Lingkungan Pendidikan” ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca pada
umumnya, dan Penulis khususnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….16
3.2 Saran………………………………………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...19
LAMPIRAN………………………………………………………………………….20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tangan kedua- orang tua dan tidak bisa dipikulkan kepada orang lain karena ia
adalah darah dagingnya kecuali berbagai keterbatasan orang tuanya. Maka
sebagian tanggung jawab pendidikan dapat dilimpahkan kepada orang lain,
yakni melalui sekolah.
Cara bagaimana orang tua mendidik anaknya adalah mempunyai pengaruh
yang besar terhadap belajar anaknya. Hal ini karena keluarga adalah lembaga
pendidikan yang pertama dan utama.
4
4) Nilai spesifisitas.
5
mendukung belajar seperti kursus, PKK Remaja, kelompok diskusi dan
semisalnya tidaklah menjadi masalah.
6
hubungan keluarga dengan sekolah. Jadi, sesibuk apapun anda di kantor, tetaplah
menjaga hubungan keluarga dengan sekolah yang baik.
Hubungan antara keluarga dan sekolah terjadi pada kerja sama orang tua dengan
pihak guru. Kerja sama tersebut dibutuhkan untuk memantau kemajuan anak dalam
proses pendidikan, baik kemajuan dalam ranah intelektual maupun psikologis.
Keluarga dan sekolah sama-sama mendidik anak, baik jasmani maupun
rohaninya, sama-sama melakukan pendidikan keseluruhan dari anak. Dasar kerja
sama antar keluarga (orang tua) dan sekolah adalah:
1. Kesamaan tanggung jawab
Di dalam UU Sisdiknas ditegaskan bahwa pendidikan adalah tanggung
jawab bersama antara pemerintah, orang tua, dan masyarakat.
2. Kesamaan tujuan
Para orang tua menghendaki putra putri mereka menjadi warga negara
atau manusia yang baik dan berguna bagi negara dan bangsa. Demikian pula
dengan guru. Para guru menghendaki siswa mereka menjadi manusia yang
sehat jasmani dan rohani, terampil, serta berguna bagi negara dan bangsa.
Tujuan kerja sama antara keluarga (orang tua) dan sekolah adalah:
1. Saling membantu dan saling mengisi
Anak berada di rumah pukul 14.00-07.00, sedangkan berada di sekolah
pukul 07.00-14.00. Hal itu berarti anak lebih banyak berada di rumah dari
pada di sekolah. Oleh karena itu, proses pendidikan di rumah dan di sekolah
harus diselaraskan.
2. Membantu keuangan dan barang
Orang tua siswa yang mengetahui berbagai kekurangan sarana sekolah
dapat memberikan bantuan, baik berupa uang maupun barang, baik sendiri-
sendiri atau melalui organisasi Komite sekolah.
3. Mencegah perbuatan yang kurang baik
Dengan segala kelemahan dan kekurangan, mungkin anak akan berbuat
sesuatu yang dapat mengganggu stabilitas lingkungan. Namun, orang tua dan
guru dapat bersama-sama mencegah usaha yang tidak baik tersebut dengan
cara memberi petunjuk dan bimbingan kepada sang anak.
7
4. Membuat rencana yang baik untuk anak
Dengan mengetahui kelebihan atau bakat yang dimiliki anak, guru
bersama orang tua membuat rencana pengembangan lebih lanjut, misalnya
mengembangkan bakat olahraga, seni tari, seni musik, dan seni lukis.
Dalam rangka menciptakan pendidikan yang baik untuk anak maka peranan
orang tua sangat penting, karena keluarga merupakan dasar utama pembentukan
manusia. Keluargalah yang memberi arah dan corak serta pandangan hidup yang
akan dialami anak pada masa selanjutnya. Oleh karena itu, keluarga perlu
menjaga stabilitas, ketenangan dan ketentraman di antara semua anggota
keluarga, terutama ayah dan ibu sebagai pengendali dan penanggungjawab
dalam keluarga. Pendidikan yang baik bukanlah hanya pendidikan yang di
sengaja, latihan, kebiasaan-kebiasaan yang baik, tetapi yang jauh lebih penting
adalah sikap dan cara orang tua dalam menghadapi hidup pada umumnya dan
cara memperlakukan anak.
Orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama atas anaknya
bertanggungjawab atas kelakuan, pembentukan kesusilaan, watak dan
kepribadian anaknya. Orang tua harus mampu menanamkan kebiasaan yang baik
tentang kesehatan, makanan dan minuman yang halal, menahan kecendrungan
mementingkan diri sendiri, menanamkan sifat suka menolong, disiplin dan
bertanggungjawab serta berkasih sayang dengan sesamanya.
Anak yang hidup dalam rumah tangga yang harmonis akan tumbuh dan
berkembang dengan optimal, baik dari segi fisik dan mentalnya. Anak ini akan
siap memasuki dunia sekolah yang jelas pergaulannya akan menjadi luas sebab
interaksi yang dilakukannya berhubungan dengan orang banyak, yakni teman-
teman, guru, dan semua komponen yang berhubungan dengan sekolah.
Anak ini lebih siap dalam menerima perubahan-perubahan dan pelajaran
yang diberikan guru. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa anak yang
cerdas dan berpotensi disekolah ternyata berasal dari keluarga yang harmonis.
Begitu juga sebaliknya anak yang kurang berprestasi bahkan cendrung menjadi
8
anak “nakal” di sekolah kebanyakan berasal dari keluarga yang berantakan,
penuh dengan konflik-konflik internal antar anggota keluarga. Hubungan yang
baik antara pihak orang tua (keluarga) dengan sekolah juga memegang peranan
penting dalam pencapaian prestasi siswa sebab anak yang cerdas di sekolah
tetapi berasal dari keluarga yang tidak harmonis, maka ia tidak akan mampu
mengeksplorasi kemampuan intelegensinya secara optimal.
Peralihan bentuk pendidikan dari jalur luar sekolah ke jalur pendidikan
sekolah (formal) memerlukan “kerjasama” antara orang tua dan pendidik. Sikap
anak terhadap sekolah akan dipengaruhi oleh sikap orang tuanya. Olehnya itu
sangat diperlukan kepercayaan orang tua terhadap sekolah (pendidik) yang
menggantikan tugasnya selama di ruangan sekolah. Hal ini sangat penting untuk
diperhatikan, mengingat akhir-akhir ini sering terjadi tindakan-tindakan kurang
terpuji yang dilakukan anak didik, sementara orang tua seolah-olah tidak mau
tahu, bahkan cendrung menimpakan kesalahan kepada sekolah.
Orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya yaitu dengan
memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai segala usahanya.
Orang tua harus menunjukkan kerjasamanya dalam mengarahkan cara anak
belajar di rumah, mengarahkan anaknya untuk menyelesaikan pekerjaan
rumahnya, tidak menyita waktu anak dengan mengerjakan pekerjaan rumah
tangga, orang tua memotivasi dan membimbing anak dalam belajar. Untuk
menjalin kerjasama antara keluarga dengan sekolah, maka ada beberapa hal
yang perlu dilakukan yaitu:
1) Melakukan kunjungan ke rumah anak didik.
2) Mengundang orang tua ke sekolah.
3) Mengadakan rapat atau konferensi tentang kasus.
4) Membentuk organisasi badan pembantu sekolah.
5) Mengadakan surat menyurat antara sekolah dengan keluarga.
6) Adanya daftar nilai atau raport anak didik yang disampaikan kepada orang
tua.
9
manfaatnya dalam memajukan pendidikan sekolah pada umumnya dan anak
didik pada khususnya.
10
fungsi sekolah terikat kepada target atau sasaran-sasaran yang di butuhkan oleh
masyarakat itu sendiri.
Sebagai masyarakat kecil dan sebagai bagian dari masyarakat, sekolah harus
membina hubungan dengan masyarakat. Adapun hubungan antara sekolah dan
masyarakat dapat dilihat dari dua segi, yaitu:
Dilihat dari sudut pandang sekolah sebagai patner (mitra) masyarakat maka
hubungan sekolah dan masyarakat bersifat korelatif bahkan seperti telur dengan ayam.
Masyarakat maju karena pendidikan dan pendidikan yang maju hanya akan ditemukan
dalam masyarakat yang maju pula.
Agar sekolah dapat menjalankan tugasnya dengan baik maka perlu memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
11
5) Sekolah seharusnya dapat mengembangkan masyarakat dengan cara
mengadakan pembaruan tata kehidupan masyarakat.
Masyarakat dengan ciri khasnya yang positif dan dinamis akan mempengaruhi
keberadaan sekolah. Setiap masyarakat memiliki identitas tersendiri sesuai dengan
pengalaman kesejahteraan dan budayanya. Identitas yang dimiliki dan dinamika suatu
masyarakat, secara langsung akan berpengaruh terhadap tujuan, orientasi, dan proses
pendidikan di sekolah. Ini bisa di mengerti karena sekolah merupakan institusi yang
dilahirkan dari, oleh dan untuk masyarakat.
12
4) Melahirkan sikap-sikap dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga
tercipta integrasi sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat.
Pendidikan keluarga merupakan basis yang sangat penting dalam peletak dasar-
dasar pendidikan sosial anak. Keluarga adalah lembaga sosial resmi yang minimal
terdiri dari ayah, ibu, dan anak sebagai suatu kesatuan hidup (sistem sosial) yang
menyadiakan situasi belajar. Sebagai suatu sistem sosial, ikatan kekeluargaan di
dalamnya membantu anak dalam mengembangkan sikap persahabatan, cinta kasih,
hubungan antar pribadi, kerja sama, disiplin, tingkah laku yang baik, serta
pengakuan akan kwibawaan.
Perkembangan benih-benih kesadaran sosial pada anak-anak dapat dipupuk
sedini mungkin dalam keluarga. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga
yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat dan bangsa.
Tanggung jawab sosial itu merupakan perwujudan kesadaran tanggung jawab
kekeluargaan yang dibina oleh kesatuan darah, keturunan dan keyakinan. Keluarga
merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat yang pertama. Setelah melalui
proses ini, anak akan bertemu dengan unit sosial yang lebih besar yaitu masyarakat.
Berdasarkan dinamika yang terjadi di masyarakat, anak didik akan
mendapatkan pengalaman langsung (first hand experience). Oleh karena itu mereka
dapat memiliki pengalaman yang konkret dan mudah diingat.
Dalam masyarakat terdapat banyak sumber belajar tidak dimiliki sekolah
ataupun keluarga. Dengan demikian hubungan antara lingkungan keluarga dan
masyarakat dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, keluarga adalah peletk dasar-dasar
pendidikan sosial bagi anak yang di dalamnya terdapat pendidikan akan pandangan
hidup dan norma sosial. Kedua, masyarakat adalah wadah pengembangan
kemampuan sosial anak yang di dalamnya terdapat kebudayaan, mobilitas sosial dan
peran-peran sosial yang bisa dipelajari dan diambil oleh anak.
Interaksi sosial yang penting dan mempengaruhi peserta didik adalah interaksi
dengan masyarakat. Lapisan mikrosistem lain yang penting setelah keluarga adalah
tetangga sebagai masyarakat terdekat. Tetangga adalah lingkungan sekitar rumah
13
yang sering berinteraksi secara sosial. Hubungan yang baik dengan tetangga
merupakan suatu kebahagian. Sehingga harus dipelihara dengan baik.
Hubungan dengan tetangga ini merupakan hal yang penting sebab tetangga
yang baik akan turut mempengaruhi perkembangan kepribadian anak menjadi
generasi muslim yang baik pula. Sehingga anak tersebut akan baik pula dengan
tetangga dan teman sepergaulannya dalam masyarakat di mana ia tinggal.
Pembentukan sikap sosial ini sangat penting, sebab dalam ajaran islam “hablum
minannas” ini sangat utama, karena manusia adalah makhluk sosial yang
memerlukan orang lain didalam kehidupannya.
Maka anak sejak dari lingkungan kelurga telah disadarkan melalui keteladanan
kedua orang tuanya di rumah tangga, di lingkungan, dan masyarakat luas. Dalam
rangka pembentukan interaksi sosial yang harmonis, maka harus dilakukan melalui
pendidikan kunjungan (visiting education). Alangkah baiknya anak sesekali diajak
untuk mengunjungi tetangga dan sanak keluarga. Hal ini dimaksudkan agar di dalam
diri anak akan timbul rasa kecintaan kepada kaum kerabat orang tuanya, sehingga
dalam dirinya ada perasaan bangga mempunyai sanak keluarga, baik yang dekat
maupun yang jauh.
Visiting education dalam ajaran islam dikenal dengan istilah pertemuan
silaturrahmi. Kebiasaan baik ini dapat menjadi budaya bangsa dan dapat dilestarikan
di tengah-tengah Masyarakat. Masyarakat bila dilihat dari konsep sosiologi adalah
sekumpulan manusia yang bertempat tinggal dalam suatu kawasan dan saling
berinteraksi dengan sesamanya untuk mencapai tujuan.
Bila dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah “sekumpulan banyak
orang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai dari yang tidak berpendidikan
sampai kepada yang berpendidikan tinggi.” Masyarakat yang ditata dengan nilai-
nilai pendidikan dan budaya yang baik akan memberikan pengaruh yang positif bagi
orang-orang yang berada dalam interaksi masyarakat tersebut.
Oleh karena itu, jika ingin berada dalam sistem yang baik, maka keluarga juga
harus di tengah-tengah masyarakat yang baik. Hubungan keluarga yang baik dengan
masyarakat yang baik akan berdampak positif pada perkembangan anak, sebab anak
menangkap nilai-nilai moral dan pembelajaran dari lingkungan keluarga dan
masyarakat di mana anak tersebut berada. Pendidik dalam masyarakat adalah orang
14
dewasa yang bertanggung jawab terhadap pendewasaan anggotanya melalui
sosialisasi lanjutan dari dasar-dasar kepribadian yang diletakkan oleh keluarga dan
juga oleh sekolah sebelum mereka masuk dalam Masyarakat.
Keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan tiga institusi yang tidak bisa
dipisahkan dari kepentingan pendidikan. Keluarga telah meletakkan dasar-dasar
pendidikan di rumah tangga dalam rangka pembentukan kepribadian anak. Orang
tua membiasakan kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai ajaran islam, memberikan
kemerdekaan kepada anaknya untuk berkembang secara fisik dan psikis. Orang tua
membimbing dan mengontrol agar kebebasan gerak potensi yang dimiliki anak
terealisasi secara maksimal. Kemudian dilanjutkan dan dikembangkan dengan
berbagai materi pendidikan berupa ilmu dengan keterampilan yang dilakukan di
sekolah.
Sekolah merupakan perpanjangan tangan dari orang tua, karena sekolah tidak
mampu menjalankan fungsinya dari nol. Sekolah bertugas mengembangkan seluruh
potensi yang ada dalam diri peserta didik secara maksimal, sehingga mereka
memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan
fungsinya di tengah-tengah masyarakat. Kemudian selanjutnya lingkungan
masyarakat ikut pula berperan serta mengontrol, menyalurkan, dan membina serta
meningkatkannya karena masyarakat adalah pemakai dari produk pendidikan yang
diberikan oleh keluarga dan sekolah maka masyarakat mengharapkan lahirnya
output yang berkualitas. Sebab semakin besar output sekolah tersebut dengan
disertai kualitas yang mantap, dalam artian mampu mencetak sumber daya manusia
yang berkualitas, maka tentu saja pengaruhnya sangat positif bagi masyarakat.
Dengan demikian, bila lembaga pendidikan mampu melahirkan produk-
produknya yang berkualitas tentu hal ini merupakan investasi bagi penyediaan
SDM. Investasi ini sangat penting untuk pengembangan dan kemajuan masyarakat
sebab manusia itu sendiri adalah subyek setiap perkembangan, perubahan, dan
kemajuan di dalam masyarakat. Kemudian investasi ini juga di harapkan mampu
menghadapi tantangan demi tantangan yang merambah dalam kehidupan
masyarakat, dan arus tantangan tersebut akan semakin deras dan berat seirama
15
dengan perkembangan masyarakat yang semakin cepat, sebagai akibat
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta terus memengaruhi dalam
berbagai dimensi kehidupan manusia. Di sinilah terlihat pentingnya menciptakan
SDM yang berkualitas untuk menghadapi tantangan tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
16
dalamnya membantu anak dalam mengembangkan sikap persahabatan, cinta kasih,
hubungan antar pribadi, kerja sama, disiplin, tingkah laku yang baik, serta
pengakuan akan kwibawaan.
Keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan tiga institusi yang tidak bisa
dipisahkan dari kepentingan pendidikan. Keluarga telah meletakkan dasar-dasar
pendidikan di rumah tangga dalam rangka pembentukan kepribadian anak. Orang
tua membiasakan kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai ajaran islam, memberikan
kemerdekaan kepada anaknya untuk berkembang secara fisik dan psikis. Orang tua
membimbing dan mengontrol agar kebebasan gerak potensi yang dimiliki anak
terealisasi secara maksimal. Kemudian dilanjutkan dan dikembangkan dengan
berbagai materi pendidikan berupa ilmu dengan keterampilan yang dilakukan di
sekolah.
Sekolah merupakan perpanjangan tangan dari orang tua, karena sekolah tidak
mampu menjalankan fungsinya dari nol. Sekolah bertugas mengembangkan seluruh
potensi yang ada dalam diri peserta didik secara maksimal, sehingga mereka
memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan
fungsinya di tengah-tengah masyarakat. Kemudian selanjutnya lingkungan
masyarakat ikut pula berperan serta mengontrol, menyalurkan, dan membina serta
meningkatkannya karena masyarakat adalah pemakai dari produk pendidikan yang
diberikan oleh keluarga dan sekolah maka masyarakat mengharapkan lahirnya
output yang berkualitas. Sebab semakin besar output sekolah tersebut dengan
disertai kualitas yang mantap, dalam artian mampu mencetak sumber daya manusia
yang berkualitas, maka tentu saja pengaruhnya sangat positif bagi masyarakat.
Dengan demikian, bila lembaga pendidikan mampu melahirkan produk-
produknya yang berkualitas tentu hal ini merupakan investasi bagi penyediaan
SDM. Investasi ini sangat penting untuk pengembangan dan kemajuan masyarakat
sebab manusia itu sendiri adalah subyek setiap perkembangan, perubahan, dan
kemajuan di dalam masyarakat. Kemudian investasi ini juga di harapkan mampu
menghadapi tantangan demi tantangan yang merambah dalam kehidupan
masyarakat, dan arus tantangan tersebut akan semakin deras dan berat seirama
dengan perkembangan masyarakat yang semakin cepat, sebagai akibat
17
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta terus memengaruhi dalam
berbagai dimensi kehidupan manusia. Di sinilah terlihat pentingnya menciptakan
SDM yang berkualitas untuk menghadapi tantangan tersebut.
3.2 Saran
Tidak banyak saran yang dapat Penulis berikan pada permasalahan kali ini,
karena di Indonesia sendiri perkemangan pendidikan tergolong lambat baru
berkembang baru baru ini. Harapan Penulis, penerapan pendidikan di Indonesia
dapat berjalan sejalan dengan berkembangngya zaman dan teknologi. Karena masih
banyaknya kasus anak Indonesia yang tidak “melek teknologi” yang membuat
perkembangan pendidikan menjadi terhambat di daerah-daerah tertentu. Pemerataan
pendidikan dan pengenalan teknologi pendidikan adalah hal yang sangat dibutuhkan
Indonesia saat ini.
18
DAFTAR PUSTAKA
Melinda Putri Cindy. 2023. Hubungan Sekolah Dan Masyarakat Dalam Pendidikan
Subianto Jito. 2013. Peran Keluarga, Sekolah, Dan Masyarakat Dalam Pembentukan
Wati Efni. 2015. Manajemen Hubungan Sekolah Dan Masyarakat. Vol. 9. No. 5.
19
LAMPIRAN
B. Pembahasan
Karakter ialah perilaku nilai-nilai manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang maha
Esa, sesama manusia, lingkungan, diri sendiri, dan kebangsaan yang terwujud didalam
adat istiadat, budaya, tata karma, hokum, pemikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama. Lickona mengatakan bahwa karakter
pendidikan ialah suatu upaya yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga
seseorang tersebut dapat melakukan nilai-nilai etika yang inti, memperhatikan dan
memahaminya. Karakter pendidikan, membutuhkan metode khusus yang tepat agar
tujuan pendidikan bisa tercapai, Diantaranya metode pembelajaran yang sudah sesuai
ialah metode pujian dan hukuman, metode pembiasaan, dan metode keteladanan.
Karakter yang mutlak dibutuhkan bukan hanya di lingkungan sekolah saja, tetapi di
lingkungan sosial dan juga di lingkungan rumah. Bahkan sekarang ini pesertanya bukan
lagi anak usia dini hingga remaja, yapi juga meliputi usia dewasa. Di zaman ini kita
akan berhadapan dengan persaingan termasuk rekan-rekan diberbagai belahan negara di
dunia. Bahkan kita pun yang masih berkarya di tahun ini pasti akan merasa perasaan
yang sama. Tuntutan dari berbagai kualitas SDM pada tahun 2021 mendatang tentunya
akan membutuhkan karakter yang baik. Karakter merupakan kunci dari salah satu
keberhasilan individu. Berdasarkan penelitian bahwa 80% keberhasilan untuk seseorang
di masyarakat ditentukan oleh (EQ). Karakter pendidikan telah menjadi pusat perhatian
di berbagai belahan dunia dalam rangka menyiapkan generasi yang baik, tidak hanya
untuk kepentingan individu warga negaranya saja tetapi untuk keseluruhan warga
masyarakat. Pendidikan karakter bisa diartikan sebagai usaha kita secara sengaja dari
seluruh dimensi kehidupan sekolah/madrasah untuk membentu pembentukan karakter
secara optimal. Pembentukan ialah bagian dari pendidikan nilai melalui sekolah yang
merupakan usaha mulia yang mendesak harus dilakukan. Ada 18 poin nilai-nilai
karakter pendidikan: tanggungjawab, Peduli sosial, Peduli lingkungan, Gemar
membaca, Cinta Damai, Bersahabat/Komunikatif, Menghargai prestasi, Cinta tanah air ,
20
Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil mendapat peran yang sangat penting karena
membentuk kepribadian dan watak keluarganya. Lingkungan keluarga yang pertama
dan utama mempengaruhi seluruh aspek tingkah laku dan perkembangan anak.
Dalam rangka menciptakan pendidikan yang baik untuk anak maka peranan orang tua
sangat penting, karena keluarga merupakan dasar utama pembentukan manusia.
Keluargalah yang memberi arah dan corak serta pandangan hidup yang akan dialami
anak pada masa selanjutnya. Oleh karena itu, keluarga perlu menjaga stabilitas,
ketenangan dan ketentraman di antara semua anggota keluarga, terutama ayah dan ibu
sebagai pengendali dan penanggungjawab dalam keluarga. Pendidikan yang baik
bukanlah hanya pendidikan yang di sengaja, latihan, kebiasaan-kebiasaan yang baik,
tetapi yang jauh lebih penting adalah sikap dan cara orang tua dalam menghadapi hidup
pada umumnya dan cara memperlakukan anak.
Orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama atas anaknya bertanggungjawab
atas kelakuan, pembentukan kesusilaan, watak dan kepribadian anaknya. Orang tua
harus mampu menanamkan kebiasaan yang baik tentang kesehatan, makanan dan
minuman yang halal, menahan kecendrungan mementingkan diri sendiri, menanamkan
sifat suka menolong, disiplin dan bertanggungjawab serta berkasih sayang dengan
sesamanya.
2. Peran Keluarga
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, masyarakat atau
pemerintah. Sekolah sebagai pembentuk kelanjutan pendidikan dalam keluarga, sebab
pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga. Menurut
Sayyidina Ali bin Abi Thalib (RA), seorang sahabat utama Rasulullah Muhammad
(SAW) menganjurkan: Ajaklah anak pada usia sejak lahir sampai tujuh tahun bermain,
ajarkan anak peraturan atau adab ketika mereka berusia tujuh sampai empat belas tahun,
pada usia empat belas sampai dua puluh satu tahun jadikanlah anak sebagai mitra orang
21
tuanya. Ketika anak masuk ke sekolah mengikuti pendidikan formal, dasar-dasar
karakter ini sudah terbentuk.
Karena keluarga adalah lapisan mikrosistem yang terpenting, maka islam mengajarkan
untuk membina kasih sayang dan hubungan positif di dalam keluarga. Hubungan ini
bersifat timbal balik yakni orang tua berkewajiban untuk menyayangi dan mendidik
anak-anaknya dengan adil untuk mendapatkan perkembangan yang optimal. Sebaliknya
anak memiliki kewajiban untuk hormat dan berbakti kepada kedua orang tuanya.
Apabila ayah, ibu dan anak-anak dapat memahami dan menyadari peran dan tugasnya
masing-masing maka keluarga tersebut akan harmonis.
Anak yang hidup dalam rumah tangga yang harmonis akan tumbuh dan berkembang
dengan optimal, baik dari segi fisik dan mentalnya. Anak ini akan siap memasuki dunia
sekolah yang jelas pergaulannya akan menjadi luas sebab interaksi yang dilakukannya
berhubungan dengan orang banyak, yakni teman-teman, guru, dan semua komponen
yang berhubungan dengan sekolah.
Anak ini lebih siap dalam menerima perubahan-perubahan dan pelajaran yang diberikan
guru. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa anak yang cerdas dan berpotensi
disekolah ternyata berasal dari keluarga yang harmonis. Begitu juga sebaliknya anak
yang kurang berprestasi bahkan cendrung menjadi anak “nakal” di sekolah kebanyakan
berasal dari keluarga yang berantakan, penuh dengan konflik-konflik internal antar
anggota keluarga. Hubungan yang baik antara pihak orang tua (keluarga) dengan
sekolah juga memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi siswa sebab anak
yang cerdas di sekolah tetapi berasal dari keluarga yang tidak harmonis, maka ia tidak
akan mampu mengeksplorasi kemampuan intelegensinya secara optimal.
22
B. Hubungan Keluarga dan Masyarakat
Interaksi sosial yang penting dan mempengaruhi peserta didik adalah interaksi dengan
masyarakat. Lapisan mikrosistem lain yang penting setelah keluarga adalah tetangga
sebagai masyarakat terdekat. Tetangga adalah lingkungan sekitar rumah yang sering
berinteraksi secara sosial. Hubungan yang baik dengan tetangga merupakan suatu
kebahagian. Sehingga harus dipelihara dengan baik. Agar tercipta kondisi masyarakat
yang kondunsif maka kita harus saling hormat menghormati, harga menghargai, dan
sayang menyayangi dengan tetangga (orang lain). Menyayangi orang lain dapat
diartikan bahwa tidak menyinggung dan tidak pula menyakiti perasaan tetangga.
Sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w yang artinya “Orang islam itu ialah orang yang
dapat membuat
Ini merupakan hal yang penting sebab tetangga yang baik akan turut mempengaruhi
perkembangan kepribadian anak menjadi generasi muslim yang baik pula. Sehingga
anak tersebut akan baik pula dengan tetangga dan teman sepergaulannya dalam
masyarakat di mana ia tinggal. Pembentukan sikap sosial ini sangat penting, sebab
dalam ajaran islam “hablum minannas” ini sangat utama, karena manusia adalah
makhluk sosial yang memerlukan orang lain didalam kehidupannya. Maka anak sejak
dari lingkungan kelurga telah disadarkan melalui keteladanan kedua orang tuanya di
rumah tangga, di lingkungan, dan masyarakat luas.
Dalam rangka pembentukan interaksi sosial yang harmonis, maka harus dilakukan
melalui pendidikan kunjungan (visiting education). Alangkah baiknya anak sesekali
diajak untuk mengunjungi tetangga dan sanak keluarga. Hal ini dimaksudkan agar di
dalam diri anak akan timbul rasa kecintaan kepada kaum kerabat orang tuanya, sehingga
dalam dirinya ada perasaan bangga mempunyai sanak keluarga, baik yang dekat
maupun yang jauh
Hendaknya betapa sibuknya orang tua dalam kehidupan sehari-hari, perlu diprogramkan
sekali-sekali mengunjungi tetangga dan keluarga dekat. Kenapa visiting education ini
diperlukan karena kenyataan sekarang sifat kehidupan sebagian masyarakat kita lebih
menampakkan gejala-gejala individualistis akibat pengaruh kesibukan, ekonomi, waktu,
tempat, dan sebagainya.
23
Visiting education dalam ajaran islam dikenal dengan istilah pertemuan silaturrahmi.
Apabila orang tua sering mengajak anak-anaknya bersilaturrahmi baik kepada tetangga
maupun keluarga dekat maka akan menimbulkan kesan yang mendalam dalam dirinya
dan akan dibawanya sepanjang kehidupan dan tidak akan terlupakan selama hidupnya.
Kebiasaan baik ini dapat menjadi budaya bangsa dan dapat dilestarikan di tengah-
tengah masyarakat.Masyarakat bila dilihat dari konsep sosiologi adalah sekumpulan
manusia yang bertempat tinggal dalam suatu kawasan dan saling berinteraksi dengan
sesamanya untuk mencapai tujuan.”
Dengan demikian para pemimpin resmi maupun tidak resmi adalah pendidik dalam
masyarakat. Pemimpin resmi adalah orang-orang yang memegang jabatan di bidang
pemerintahan mulai dari lurah sampai kepada pimpinan negara, sedangkan pemimpin
tidak resmi adalah tokoh-tokoh agama, kepala suku, ketua adat, tokoh partai, dan
sebagainya.” Mereka secara fungsional dan struktural di lingkungannya masing-masing
bertanggungjawab terhadap perilaku dan tingkah laku warga masyarakatnya.
Sekolah merupakan lembaga sosial formal yang tumbuh dan berkembang dari dan untuk
masyarakat. Artinya sebagai lembaga sosial formal, sekolah harus terikat pada tata
aturan formal, berprogram dan bertarget atau bersasaran yang jelas serta memiliki
kepemimpinan penyelenggaraan atau pengelolaan yang resmi. Karena itu fungsi sekolah
terikat kepada target atau sasaran-sasaran yang di butuhkan oleh masyarakat itu sendiri.
Sebagai masyarakat kecil dan sebagai bagian dari masyarakat, sekolah harus membina
hubungan dengan masyarakat. Adapun hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat
dilihat dari dua segi, yaitu:
Sekolah sebagai patner (mitra) dari masyarakat didalam melakukan fungsi pendidikan.
Dilihat dari sudut pandang sekolah sebagai patner (mitra) masyarakat maka hubungan
sekolah dan masyarakat bersifat korelatif bahkan seperti telur dengan ayam. Masyarakat
maju karena pendidikan dan pendidikan yang maju hanya akan ditemukan dalam
masyarakat yang maju pula.
24
Sekolah sebagai salah satu lingkungan dilaksanakannya kegiatan pendidikan , di mana
masyarakat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap berlangsungnya segala
aktivitas yang menyangkut masalah pendidikan. Kemajuan dan keberadaan suatu
lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh peran serta masyarakat yang ada. Tanpa
dukungan dan partisipasi masyarakat, jangan diharapkan pendidikan dapat berkembang
dan tumbuh sebagaimana yang diharapkan.
Agar sekolah dapat menjalankan tugasnya dengan baik maka perlu memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
Metode yang digunakan harus mampu merangsang murid untuk lebih mengenal
kehidupan riil dalam masyarakat.
Menumbuhkan sikap pada murid untuk belajar dan bekerja dalam kehidupan sekitarnya.
Masyarakat dengan ciri khasnya yang positif dan dinamis akan mempengaruhi
keberadaan sekolah. Setiap masyarakat memiliki identitas tersendiri sesuai dengan
pengalaman kesejahteraan dan budayanya. Identitas yang dimiliki dan dinamika suatu
masyarakat, secara langsung akan berpengaruh terhadap tujuan, orientasi, dan proses
pendidikan di sekolah. Ini bisa di mengerti karena sekolah merupakan institusi yang
dilahirkan dari, oleh dan untuk masyarakat.
25
Berlangsungnya proses pendidikan di sekolah juga tidak terlepas dari pengaruh sosial
budaya dan partisipasi masyarakat. Pengaruh sosial budaya yang dimaksud biasanya
tercermin didalam proses belajar mengajar baik yang menyangkut pola aktivitas
pendidik maupun anak didik didalam proses pendidikan.
Kemudian dilihat dari sudut pandang sekolah sebagai produsen yang melayani pesanan-
pesanan pendidikan dari masyarakat maka gambaran hubungan rasional di antara
keduanya yakni :
Sasaran atau target pendidikan yang ditangani sekolah ditentukan oleh kejelasan
formulasi kontrak antara sekolah dengan masyarakat. Rumusan-rumusan kebutuhan dan
cita-cita pendidikan yang diinginkan masyarakat terpenuhi atau tidak (fungsi layanan
sekolah terpenuhi atau tidak).
Keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan tiga institusi yang tidak bisa dipisahkan
dari kepentingan pendidikan. Keluarga telah meletakkan dasar-dasar pendidikan di
rumah tangga dalam rangka pembentukan kepribadian anak. Orang tua membiasakan
kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai ajaran islam, memberikan kemerdekaan kepada
anaknya untuk berkembang secara fisik dan psikis
Kemudian investasi ini juga di harapkan mampu menghadapi tantangan demi tantangan
yang merambah dalam kehidupan masyarakat, dan arus tantangan tersebut akan
semakin deras dan berat seirama dengan perkembangan masyarakat yang semakin
cepat, sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta terus
memengaruhi dalam berbagai dimensi kehidupan manusia. Di sinilah terlihat
pentingnya menciptakan SDM yang berkualitas untuk menghadapi tantangan tersebut.
26
2. Pendidikan di Sekolah/ Madrasah
27
Lingkungan masyarakat berfungsi sebagai berikut. a. Pelengkap (complement), ialah
kegiatan pendidikan yang berorientasi melengkapi kemampuan, ketrampilan, kognitif
maupun performan seseorang, sebagai akibat belum mantabnya atas apa yang ia terima
dalam sekolah maupun keluarga. b. Pengganti (subtitute) ialah menyediakan pendidikan
yang berfungsi sama dengan lembaga pendidikan formal di sekolah. 19 Ihsan, Dasar-
dasar, 58. 20 Thomas Lickona, Character Matters (Terj.), (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
325. 13 c. Tambahan (suplement) ialah lingkungan masyarakat mampu menyediakan
pendidikan yang sudah ada pada lembaga formal, akan tetapi kurang mendalam dan di
sinilah bisa didalaminya.21 3.2. Tanggung jawab pendidikan pada masyarakat Pendidik
dalam masyarakat adalah orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap pendewasaan
anggotanya melalui sosialisasi lanjutan yang diletakkan dasar-dasar oleh keluarga dan
juga oleh sekolah sebelum mereka masuk ke dalam masyarakat. Mereka itu antara lain
adalah orang-orang yang memegang jabatan di bidang pemerintahan mulai dari lurah
sampai kepada pemimpin negara. Begitu juga ulama, kepala suku, ketua adat, tokoh
partai dan tokoh masyarakat. Mereka semua diharapkan melakukan pembinaan masing-
masing anggotanya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, baik secara sendiri-
sendiri atau secara bersama melalui institusi atau lembaga yang dipimpinnya. Mereka
secara fungsional dan struktural di lingkungan masing-masing bertanggung jawab
terhadap perilaku dan tingkah laku warganya. Secara konsepsional tanggung jawab
pendidikan oleh pemimpin masyarakat ini 21 Ibid, 154. 14 anatara lain adalah
mengawasi, menyalurkan, membina dan meningkatkan kualitas anggotanya.
Dalam rangka menciptakan pendidikan yang baik untuk anak maka peranan orang tua
sangat penting, karena keluarga merupakan dasar utama pembentukan manusia.
Keluargalah yang memberi arah dan corak serta pandangan hidup yang akan dialami
anak pada masa selanjutnya. Oleh karena itu, keluarga perlu menjaga stabilitas,
ketenangan dan ketentraman di antara semua anggota keluarga, terutama ayah dan ibu
sebagai pengendali dan penanggungjawab dalam keluarga.
Orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama atas anaknya bertanggungjawab
atas kelakuan, pembentukan kesusilaan, watak dan kepribadian anaknya. Orang tua
harus mampu menanamkan kebiasaan yang baik tentang kesehatan, makanan dan
28
minuman yang halal, menahan kecendrungan mementingkan diri sendiri, menanamkan
sifat suka menolong, disiplin dan bertanggungjawab serta berkasih sayang dengan
sesamanya.
Karena keluarga adalah lapisan mikrosistem yang terpenting, maka islam mengajarkan
untuk membina kasih sayang dan hubungan positif di dalam keluarga. Hubungan ini
bersifat timbal balik yakni orang tua berkewajiban untuk menyayangi dan mendidik
anak-anaknya dengan adil untuk mendapatkan perkembangan yang optimal. Sebaliknya
anak memiliki kewajiban untuk hormat dan berbakti kepada kedua orang tuanya.
Apabila ayah, ibu dan anak-anak dapat memahami dan menyadari peran dan tugasnya
masing-masing maka keluarga tersebut akan harmonis.
Anak yang hidup dalam rumah tangga yang harmonis akan tumbuh dan berkembang
dengan optimal, baik dari segi fisik dan mentalnya. Anak ini akan siap memasuki dunia
sekolah yang jelas pergaulannya akan menjadi luas sebab interaksi yang dilakukannya
berhubungan dengan orang banyak, yakni teman-teman, guru, dan semua komponen
yang berhubungan dengan sekolah.
Peralihan bentuk pendidikan dari jalur luar sekolah ke jalur pendidikan sekolah (formal)
memerlukan “kerjasama” antara orang tua dan pendidik. Sikap anak terhadap sekolah
akan dipengaruhi oleh sikap orang tuanya. Olehnya itu sangat diperlukan kepercayaan
orang tua terhadap sekolah (pendidik) yang menggantikan tugasnya selama di ruangan
sekolah. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, mengingat akhir-akhir ini sering
terjadi tindakan-tindakan kurang terpuji yang dilakukan anak didik, sementara orang tua
seolah-olah tidak mau tahu, bahkan cendrung menimpakan kesalahan kepada sekolah.
Demikian beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjalin kerjasama antara sekolah
dengan keluarga. Semua bentuk kerjasama tersebut sangat besar manfaatnya dalam
memajukan pendidikan sekolah pada umumnya dan anak didik pada khususnya
Interaksi sosial yang penting dan mempengaruhi peserta didik adalah interaksi dengan
masyarakat. Lapisan mikrosistem lain yang penting setelah keluarga adalah tetangga
sebagai masyarakat terdekat. Tetangga adalah lingkungan sekitar rumah yang sering
29
berinteraksi secara sosial. Hubungan yang baik dengan tetangga merupakan suatu
kebahagian. Sehingga harus dipelihara dengan baik. Agar tercipta kondisi masyarakat
yang kondunsif maka kita harus saling hormat menghormati, harga menghargai, dan
sayang menyayangi dengan tetangga (orang lain). Menyayangi orang lain dapat
diartikan bahwa tidak menyinggung dan tidak pula menyakiti perasaan tetangga.
Sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w yang artinya “Orang islam itu ialah orang yang
dapat membuat manusia merasa aman dan selamat dari ulah tangan dan lisannya.”
Dengan demikian para pemimpin resmi maupun tidak resmi adalah pendidik dalam
masyarakat. Pemimpin resmi adalah orang-orang yang memegang jabatan di bidang
pemerintahan mulai dari lurah sampai kepada pimpinan negara, sedangkan pemimpin
tidak resmi adalah tokoh-tokoh agama, kepala suku, ketua adat, tokoh partai, dan
sebagainya.” Mereka secara fungsional dan struktural di lingkungannya masing-masing
bertanggungjawab terhadap perilaku dan tingkah laku warga masyarakatnya.
Sekolah merupakan lembaga sosial formal yang tumbuh dan berkembang dari dan untuk
masyarakat. Artinya sebagai lembaga sosial formal, sekolah harus terikat pada tata
aturan formal, berprogram dan bertarget atau bersasaran yang jelas serta memiliki
kepemimpinan penyelenggaraan atau pengelolaan yang resmi. Karena itu fungsi sekolah
terikat kepada target atau sasaran-sasaran yang di butuhkan oleh masyarakat itu
sendiri.Dilihat dari sudut pandang sekolah sebagai patner (mitra) masyarakat maka
hubungan sekolah dan masyarakat bersifat korelatif bahkan seperti telur dengan ayam.
Masyarakat maju karena pendidikan dan pendidikan yang maju hanya akan ditemukan
dalam masyarakat yang maju pula.
Masyarakat dengan ciri khasnya yang positif dan dinamis akan mempengaruhi
keberadaan sekolah. Setiap masyarakat memiliki identitas tersendiri sesuai dengan
pengalaman kesejahteraan dan budayanya. Identitas yang dimiliki dan dinamika suatu
masyarakat, secara langsung akan berpengaruh terhadap tujuan, orientasi, dan proses
pendidikan di sekolah. Ini bisa di mengerti karena sekolah merupakan institusi yang
dilahirkan dari, oleh dan untuk Masyarakat.
30