Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

DASAR-DASAR PENDIDIKAN

KETERKAITAN ANTAR LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Pendidikan

Dosen Pengampu: Yulian Surya Pratama, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 3 Kelas A:

Ridwan Al Farhan ; (2301060025)


Amanatul Latifah : (2301060003)
Icha Feliza : (2301060011)

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO

METRO 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Keterkaitan Antar Lingkungan Pendidikan”.

Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Yulian Surya Pratama, M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan Intitut Agama Islam Negeri Metro yang
sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi materi, susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Keterkaitan Antar
Lingkungan Pendidikan” ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca pada
umumnya, dan Penulis khususnya.

Metro, 13 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….………..1
1.3 Tujuan………………………………………………………….………….1
1.4 Manfaat………………………………………………………….………...2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Peran Lingkungan Pendidikan…………………………..3


2.2 Hubungan Keluarga Dengan Sekolah
Sebagai Lingkungan Pendidikan…………………………………………6
2.3 Hubungan Lingkungan Sekolah Dengan
Masyarakat Dalam Pendidikan…………………………………………..10
2.4 Hubungan Keluarga Dengan Masyarakat Sebagai
Lingkungan Pendidikan………………………………………………….13
2.5 Hubungan Keluarga, Sekolah, Dan Masyarakat
Dalam Pendidikan………………………………………………………..15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….16
3.2 Saran………………………………………………………………………18

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...19

LAMPIRAN………………………………………………………………………….20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya. Pendidikan
berasal dari kata didik yang berarti memelihara dan membentuk latihan, jadi
pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk
mengubah tingkah laku manusia secara individu maupun kelompok untuk
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan karakter merupakan langkah sangat penting dan strategis dalam
membangun kembali potensi siswa. Pendidikan karakter harus melibatkan berbagai
pihak, di keluarga dan rumah tangga, lingkungan sekolah, dan masyarakat. Hal ini
merupakan langkah utama yang harus dilakukan ialah menyambung kembali
hubungan dan jaringan pendidikan yang nyaris putus diantara ketiga lingkungan
pendidikan tersebut. Pembentukan sifat dan karakter pendidikan tidak akan pernah
berhasil selama diantara ketiga lingkungan pendidikan tidak ada keharmonisan dan
kesinambungan. Melihat kenyataan ini, membentuk karakter siswa yang berkualitas
diperlukan pengaruh yang kuat dari keluarga, sekolah, dan mayarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Adapapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah
sebagai berikut:
1) Hubungan keluarga dengan sekolah sebagai lingkungan Pendidikan.
2) Hubungan lingkungan sekolah dengan Masyarakat dalam Pendidikan.
3) Hubungan keluarga dengan Masyarakat sebagai lingkungan Pendidikan.
4) Hubungan keluarga, sekolah, dan Masyarakat dalam pendidikan.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan dari karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui hubungan antar lingkungan pendidikan.
2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pendidikan.
3) Mengetahui alasan maju dan mundurnya pendidikan di Indonesia.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1) Setelah menegetahui hubungan antar lingkungan pendidikan, diharapkan
dapat membuat strategi yang baik dalam menerima dan memberikan
pendidikan.
2) Setelah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
pendidikan, diharapkan dapat menghindari dan meminimalisir faktor yang
dapat menghambat pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Peran Lingkungan Pendidikan

2.1.1 Peran Keluarga


Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah,
masyarakat atau pemerintah. Sekolah sebagai pembentuk kelanjutan pendidikan
dalam keluarga, sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak
adalah dalam keluarga.
Menurut Sayyidina Ali bin Abi Thalib (RA), seorang sahabat utama
Rasulullah Muhammad (SAW) menganjurkan: Ajaklah anak pada usia sejak
lahir sampai tujuh tahun bermain, ajarkan anak peraturan atau adab ketika
mereka berusia tujuh sampai empat belas tahun, pada usia empat belas sampai
dua puluh satu tahun jadikanlah anak sebagai mitra orang tuanya. Ketika anak
masuk ke sekolah mengikuti pendidikan formal, dasar-dasar karakter ini sudah
terbentuk. Anak yang sudah memiliki watak yang baik biasanya memiliki
achievement motivation yang lebih tinggi karena perpaduan antara intelligence
quotient, emosional quotient dan spiritual quotient sudah terformat dengan baik.
Peran orang tua dalam mewujudkan kepribadian anak antara lain:
1) Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya.
2) Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan
menyiapkan ketenangan jiwa anak-anak.
3) Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak.
4) Mewujudkan kepercayaan.
5) Mengadakan kumpulan dan rapat keluarga (kedua orang tua dan anak).
Dilihat dari segi pendidikan, keluarga merupakan satu kesatuan hidup
(sistem sosial), dan keluarga menyediakan situasi belajar. Ikatan kekeluargaan
membantu anak mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih, hubungan antar
pribadi, kerja sama, disiplin, tingkah laku yang baik serta pengakuan akan
kewibawaan. Sangat wajar dan logis jika tanggung jawab pendidikan terletak di

3
tangan kedua- orang tua dan tidak bisa dipikulkan kepada orang lain karena ia
adalah darah dagingnya kecuali berbagai keterbatasan orang tuanya. Maka
sebagian tanggung jawab pendidikan dapat dilimpahkan kepada orang lain,
yakni melalui sekolah.
Cara bagaimana orang tua mendidik anaknya adalah mempunyai pengaruh
yang besar terhadap belajar anaknya. Hal ini karena keluarga adalah lembaga
pendidikan yang pertama dan utama.

2.1.2 Peran Sekolah


Lingkungan sekolah adalah suatu kawasan tempat anak-anak diajarkan
untuk mendapatkan, mengembangkan, dan menggunakan sumber-sumber dari
keadaan sekitarnya. Sekolah yang merupakan tempat dimana pendidikan
diterapkan dan diajarkan untuk memandang sesuatu secara objektif sesuai fakta-
fakta yang ada. Sekolah bertugas untuk mengembangkan pribadi anak didik
secara menyeluruh. Fungsi sekolah yang lebih penting sebenarnya adalah
menyampaikan pengetahuan dan melaksanakan pendidikan yang cerdas.
Menurut Suwarno, fungsi sekolah dalam pendidikan intelektual dapat disamakan
dengan fungsi keluarga dalam pendidikan moral.
Sekolah/madrasah adalah tempat yang kedua. Sekolah merupakan sarana
yang paling besar, dirancang dan dibangun untuk pendidikan anak dan tidak
mempunyai fungsi lain selain itu, karena dia hanya dirancang dan dibangun
untuk pendidikan itu. Sekolah sebagai sarana dalam memberikan pengajaran
agama yang akan menghantarkan dengan pergaulan di keluarga dan Masyarakat.
Sekolah sebagai pusat pendidikan formal, lahir dan berkembang dari pemikiran
efisiensi dan efektivitas di dalam pemberian pendidikan kepada warga
Masyarakat. Pada suatu titik dari intensitas ini, tidak jarang sang anak sangat
percaya kepada gurunya dibandingkan dengan kedua orang tuanya, terutama
pada anak usia kelompok bermain, taman kanak-kanak, dan sekolah dasar. Nilai-
nilai yang disosialisasikan sekolah kepada peserta didik, yaitu:
1) Nilai tentang kemandirian
2) Nilai tentang prestasi
3) Nilai tentang universalisme

4
4) Nilai spesifisitas.

2.1.3 Peran Masyarakat


Sebagai salah satu lingkungan terjadinya kegiatan pendidikan, masyarakat
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap berlangsungnya semua
aktivitas yang berkaitan dengan pendidikan. Generasi muda adalah generasi
yang akan meneruskan kehidupan masyarakat itu sendiri, baik di jalur
pendidikan sekolah mupun jalur pendidikan luar sekolah. Karenanya, bahan
yang akan diberikan kepada anak didik sebagai generasi penerus bangsa harus
disesuaikan dengan keadaan dan tuntutan masyarakat dimana kegiatan
pendidikan berlangsung.
Masyarakat memiliki peran yang sangat besar terhadap pendidikan sekolah.
Karenanya, sekolah perlu memanfaatkan sebaik-baiknya peran dari masyarakat,
dengan pertimbangan alasan sebagai berikut:
1) Dengan melihat realita dalam masyarakat, anak didik akan
mendapatkankan pengalaman langsung sehingga mereka dapat memiliki
pengalaman yang konkret dan lebih mudah untuk diingat.
2) Pendidikan membina anak-anak yang berasal dari masyarakat dan akan
kembali ke masyarakat.
3) Banyak sumber pengetahuan di masyarakat yang belum diketahui oleh
guru.
4) Pada kenyataannya, antara masyarakat dan sekolah keduanya saling
membutuhkan antara satu dengan lainnya.
Adanya keterlibatan siswa dalam kegiatan yang ada dalam masyarakat
makan akan menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Namun ketika
keterlibatan siswa dalam kegiatan masyarakat terlalu padat, seperti
berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan, dan lain-lain maka akan
mengganggu belajarnya. Lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktu,
maka belajarnya akan semakin terbengkalai dan terlupakan. Dengan demikian,
membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat sangatlah perlu, hal demikian agar
tidak sampai mengganggu belajarnya. Namun demikian, kegiatan yang

5
mendukung belajar seperti kursus, PKK Remaja, kelompok diskusi dan
semisalnya tidaklah menjadi masalah.

2.2 Hubungan Keluarga Dengan Sekolah Sebagai Lingkungan Pendidikan

Sebagai lingkungan pendidikan yang terorganisir secara sistematis, sekolah


merupakan wadah yang menempatkan anak dalam kelompok-kelompok tertentu
berdasarkan tingkat kemampuan dan kesesuaian umur, sehingga anak mempunyai
wilayah interaksi secara intens dengan teman sebaya yang sedikit banyak memiliki
kesamaan wawasan dan kemampuan. Berbeda dengan sekolah, di dalam keluarga,
anak menempati subordinat dibawah kendali oang tua dan tidak mendapatkan
hubungan sebaya sebagaimana yang ia dapatkan dalam lingkungan sebaya
disekolah.
Sekolah hanyalah pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga sebab
pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga. Sikap
anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi oleh sikap orang tuanya. Begitu
juga sangat diperlukan kepercayaan orang tua terhadap sekolah (pendidik) yang
menggantikan tugasnya selama di ruangan sekolah. Hal ini sangat penting untuk
diperhatikan, mengingat akhir-akhir ini seringnya terjadi tindakan-tindakan kurang
terpuji dilakukan anak didik, semetara orang tua seolah tidak mau tahu, bahkan
cenderung menimpangkan kesalahan kepada sekolah.
Kedua pola komunikasi yang berbeda tersebut merupakan dua dunia yang
berbeda bagi anak. Keluarga adalah dunia referensi bagi anak untuk membangun
nilai hidup dan cita-cita, sedangkan dunia sebaya yang ditemui anak dalam sekolah
adalah wilayah pengembangan diri secara sosial bersama-sama dengan teman-teman
sebaya yang relatif dalam kualifikasi kemampuan dan wawasan yang sama.
Di dalam UU Nomor 22 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
10 ayat (4) dinyatakan bahwa : Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur
pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang
memberikan keyakinan agama, nilai, budaya, nilai moral, dan keterampilan.
Hubungan keluarga dengan sekolah adalah alah satu elemen penting dalam
kesuksesan belajar anak. Sekolah yang terbaik adalah sekolah yang mampu
menjembatani peran orang tua pada kegiatan belajar anak atau menciptakan

6
hubungan keluarga dengan sekolah. Jadi, sesibuk apapun anda di kantor, tetaplah
menjaga hubungan keluarga dengan sekolah yang baik.
Hubungan antara keluarga dan sekolah terjadi pada kerja sama orang tua dengan
pihak guru. Kerja sama tersebut dibutuhkan untuk memantau kemajuan anak dalam
proses pendidikan, baik kemajuan dalam ranah intelektual maupun psikologis.
Keluarga dan sekolah sama-sama mendidik anak, baik jasmani maupun
rohaninya, sama-sama melakukan pendidikan keseluruhan dari anak. Dasar kerja
sama antar keluarga (orang tua) dan sekolah adalah:
1. Kesamaan tanggung jawab
Di dalam UU Sisdiknas ditegaskan bahwa pendidikan adalah tanggung
jawab bersama antara pemerintah, orang tua, dan masyarakat.
2. Kesamaan tujuan
Para orang tua menghendaki putra putri mereka menjadi warga negara
atau manusia yang baik dan berguna bagi negara dan bangsa. Demikian pula
dengan guru. Para guru menghendaki siswa mereka menjadi manusia yang
sehat jasmani dan rohani, terampil, serta berguna bagi negara dan bangsa.
Tujuan kerja sama antara keluarga (orang tua) dan sekolah adalah:
1. Saling membantu dan saling mengisi
Anak berada di rumah pukul 14.00-07.00, sedangkan berada di sekolah
pukul 07.00-14.00. Hal itu berarti anak lebih banyak berada di rumah dari
pada di sekolah. Oleh karena itu, proses pendidikan di rumah dan di sekolah
harus diselaraskan.
2. Membantu keuangan dan barang
Orang tua siswa yang mengetahui berbagai kekurangan sarana sekolah
dapat memberikan bantuan, baik berupa uang maupun barang, baik sendiri-
sendiri atau melalui organisasi Komite sekolah.
3. Mencegah perbuatan yang kurang baik
Dengan segala kelemahan dan kekurangan, mungkin anak akan berbuat
sesuatu yang dapat mengganggu stabilitas lingkungan. Namun, orang tua dan
guru dapat bersama-sama mencegah usaha yang tidak baik tersebut dengan
cara memberi petunjuk dan bimbingan kepada sang anak.

7
4. Membuat rencana yang baik untuk anak
Dengan mengetahui kelebihan atau bakat yang dimiliki anak, guru
bersama orang tua membuat rencana pengembangan lebih lanjut, misalnya
mengembangkan bakat olahraga, seni tari, seni musik, dan seni lukis.

Dalam rangka menciptakan pendidikan yang baik untuk anak maka peranan
orang tua sangat penting, karena keluarga merupakan dasar utama pembentukan
manusia. Keluargalah yang memberi arah dan corak serta pandangan hidup yang
akan dialami anak pada masa selanjutnya. Oleh karena itu, keluarga perlu
menjaga stabilitas, ketenangan dan ketentraman di antara semua anggota
keluarga, terutama ayah dan ibu sebagai pengendali dan penanggungjawab
dalam keluarga. Pendidikan yang baik bukanlah hanya pendidikan yang di
sengaja, latihan, kebiasaan-kebiasaan yang baik, tetapi yang jauh lebih penting
adalah sikap dan cara orang tua dalam menghadapi hidup pada umumnya dan
cara memperlakukan anak.
Orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama atas anaknya
bertanggungjawab atas kelakuan, pembentukan kesusilaan, watak dan
kepribadian anaknya. Orang tua harus mampu menanamkan kebiasaan yang baik
tentang kesehatan, makanan dan minuman yang halal, menahan kecendrungan
mementingkan diri sendiri, menanamkan sifat suka menolong, disiplin dan
bertanggungjawab serta berkasih sayang dengan sesamanya.
Anak yang hidup dalam rumah tangga yang harmonis akan tumbuh dan
berkembang dengan optimal, baik dari segi fisik dan mentalnya. Anak ini akan
siap memasuki dunia sekolah yang jelas pergaulannya akan menjadi luas sebab
interaksi yang dilakukannya berhubungan dengan orang banyak, yakni teman-
teman, guru, dan semua komponen yang berhubungan dengan sekolah.
Anak ini lebih siap dalam menerima perubahan-perubahan dan pelajaran
yang diberikan guru. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa anak yang
cerdas dan berpotensi disekolah ternyata berasal dari keluarga yang harmonis.
Begitu juga sebaliknya anak yang kurang berprestasi bahkan cendrung menjadi

8
anak “nakal” di sekolah kebanyakan berasal dari keluarga yang berantakan,
penuh dengan konflik-konflik internal antar anggota keluarga. Hubungan yang
baik antara pihak orang tua (keluarga) dengan sekolah juga memegang peranan
penting dalam pencapaian prestasi siswa sebab anak yang cerdas di sekolah
tetapi berasal dari keluarga yang tidak harmonis, maka ia tidak akan mampu
mengeksplorasi kemampuan intelegensinya secara optimal.
Peralihan bentuk pendidikan dari jalur luar sekolah ke jalur pendidikan
sekolah (formal) memerlukan “kerjasama” antara orang tua dan pendidik. Sikap
anak terhadap sekolah akan dipengaruhi oleh sikap orang tuanya. Olehnya itu
sangat diperlukan kepercayaan orang tua terhadap sekolah (pendidik) yang
menggantikan tugasnya selama di ruangan sekolah. Hal ini sangat penting untuk
diperhatikan, mengingat akhir-akhir ini sering terjadi tindakan-tindakan kurang
terpuji yang dilakukan anak didik, sementara orang tua seolah-olah tidak mau
tahu, bahkan cendrung menimpakan kesalahan kepada sekolah.
Orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya yaitu dengan
memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai segala usahanya.
Orang tua harus menunjukkan kerjasamanya dalam mengarahkan cara anak
belajar di rumah, mengarahkan anaknya untuk menyelesaikan pekerjaan
rumahnya, tidak menyita waktu anak dengan mengerjakan pekerjaan rumah
tangga, orang tua memotivasi dan membimbing anak dalam belajar. Untuk
menjalin kerjasama antara keluarga dengan sekolah, maka ada beberapa hal
yang perlu dilakukan yaitu:
1) Melakukan kunjungan ke rumah anak didik.
2) Mengundang orang tua ke sekolah.
3) Mengadakan rapat atau konferensi tentang kasus.
4) Membentuk organisasi badan pembantu sekolah.
5) Mengadakan surat menyurat antara sekolah dengan keluarga.
6) Adanya daftar nilai atau raport anak didik yang disampaikan kepada orang
tua.

Demikian beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjalin kerjasama


antara sekolah dengan keluarga. Semua bentuk kerjasama tersebut sangat besar

9
manfaatnya dalam memajukan pendidikan sekolah pada umumnya dan anak
didik pada khususnya.

2.3 Hubungan Lingkungan Sekolah Dengan Masyarakat Dalam Pendidikan

Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang


diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk
mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan mengupayakan terjadinya
kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau
secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensuksekan
program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap
eksis.
Ada suatu kebutuhan yang sama antara keduanya, baik dilihat dari segi edukatif,
maupun dilihat dari segi psikologi. Hubungan antar sekolah dan masyarakat lebih
dibutuhkan dan lebih terasa fungsinya, karena adanya kecenderungan perubahan
dalam pendidikan yang menekankan perkembangan pribadi dan sosial anak melalui
pengalaman-pengalaman anak dibawah bimbingan guru, baik diluar maupun di
dalam sekolah.
Hubungan ini menempatkan sekolah dan masyarakat sebagai lingkungan
pendidikan yang potensial untuk melakukan proses-proses pendidikan. Keduanya
saling mempengaruhi peserta didik secara kuat. Pengalaman sesorang yang didapat
dalam masyarakat baik melalui pergaulan tau aktivitas lain ditengah-tengah
masyarakat membawa pengaruh pada fungsi pendidikan yang diperankan oleh
sekolah untuk orang tersebut. Begitu pula sebaliknya, partisipasi sesorang untuk
terlibat secara sadar dalam proses pendidikan di lingkungan masyarakat juga
dipengaruhi tugas-tugas belajar yang dia lakukan disekolah.
Sekolah merupakan lembaga sosial formal yang tumbuh dan berkembang dari
dan untuk masyarakat. Artinya sebagai lembaga sosial formal, sekolah harus terikat
pada tata aturan formal, berprogram dan bertarget atau bersasaran yang jelas serta
memiliki kepemimpinan penyelenggaraan atau pengelolaan yang resmi. Karena itu

10
fungsi sekolah terikat kepada target atau sasaran-sasaran yang di butuhkan oleh
masyarakat itu sendiri.

Sebagai masyarakat kecil dan sebagai bagian dari masyarakat, sekolah harus
membina hubungan dengan masyarakat. Adapun hubungan antara sekolah dan
masyarakat dapat dilihat dari dua segi, yaitu:

1. Sekolah sebagai patner (mitra) dari masyarakat didalam melakukan fungsi


pendidikan.
2. Sekolah sebagai produsen yang melayani pesanan-pesanan pendidikan dari
masyarakat dilingkunganya.

Dilihat dari sudut pandang sekolah sebagai patner (mitra) masyarakat maka
hubungan sekolah dan masyarakat bersifat korelatif bahkan seperti telur dengan ayam.
Masyarakat maju karena pendidikan dan pendidikan yang maju hanya akan ditemukan
dalam masyarakat yang maju pula.

Sekolah sebagai salah satu lingkungan dilaksanakannya kegiatan pendidikan , di


mana masyarakat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap berlangsungnya
segala aktivitas yang menyangkut masalah pendidikan. Kemajuan dan keberadaan suatu
lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh peran serta masyarakat yang ada. Tanpa
dukungan dan partisipasi masyarakat, jangan diharapkan pendidikan dapat berkembang
dan tumbuh sebagaimana yang diharapkan.

Agar sekolah dapat menjalankan tugasnya dengan baik maka perlu memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:

1) Menyesuaikan kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyarakat.


2) Metode yang digunakan harus mampu merangsang murid untuk lebih mengenal
kehidupan riil dalam masyarakat.
3) Menumbuhkan sikap pada murid untuk belajar dan bekerja dalam kehidupan
sekitarnya.
4) Sekolah harus selalu berintegrasi dengan kehidupan masyarakat, sehingga
kebutuhan kedua belah pihak akan terpenuhi.

11
5) Sekolah seharusnya dapat mengembangkan masyarakat dengan cara
mengadakan pembaruan tata kehidupan masyarakat.

Masyarakat dengan ciri khasnya yang positif dan dinamis akan mempengaruhi
keberadaan sekolah. Setiap masyarakat memiliki identitas tersendiri sesuai dengan
pengalaman kesejahteraan dan budayanya. Identitas yang dimiliki dan dinamika suatu
masyarakat, secara langsung akan berpengaruh terhadap tujuan, orientasi, dan proses
pendidikan di sekolah. Ini bisa di mengerti karena sekolah merupakan institusi yang
dilahirkan dari, oleh dan untuk masyarakat.

Pengaruh identitas suatu masyarakat terhadap program pendidikan di sekolah-


sekolah, dapat dibuktikan dengan berbedanya orientasi dan tujuan pendidikan pada
masing-masing negara. Oleh karena itu dalam kenyataannya tidak pernah terdapat
kurikulum pendidikan yang berlaku permanen, akan tetapi selalu dinilai,
disempurnakan, disesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarakat yang terjadi.

Berlangsungnya proses pendidikan di sekolah juga tidak terlepas dari pengaruh


sosial budaya dan partisipasi masyarakat. Pengaruh sosial budaya yang dimaksud
biasanya tercermin didalam proses belajar mengajar baik yang menyangkut pola
aktivitas pendidik maupun anak didik didalam proses pendidikan.

Semakin luas penyebaran produk sekolah di tengah-tengah masyarakat, dengan


tingkat kualitas yang memadai, tentu produk persekolahan tersebut membawa pengaruh
positif dan berarti bagi perkembangan masyarakat bersangkutan. Dalam hubungan ini,
sekolah bisa disebut sebagai lembaga investasi manusia. Investasi jenis ini sangat
penting bagi perkembangan dan kemajuan manusia, sebab manusia itu sendirilah
subyek setiap perkembangan, perubahan dan kemajuan di dalam Masyarakat.

Ada empat macam pengaruh pendidikan persekolahan terhadap perkembangan


masyarakat di lingkungannya yaitu :

1) Mencerdaskan kehidupan masyarakat.


2) Membawa pembaruan perkembangan masyarakat.
3) Melahirkan warga masyarakat yang siap bagi kepentingan kerja.

12
4) Melahirkan sikap-sikap dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga
tercipta integrasi sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat.

2.4 Hubungan Keluarga Dengan Masyarakat Lingkungan Pendidikan

Pendidikan keluarga merupakan basis yang sangat penting dalam peletak dasar-
dasar pendidikan sosial anak. Keluarga adalah lembaga sosial resmi yang minimal
terdiri dari ayah, ibu, dan anak sebagai suatu kesatuan hidup (sistem sosial) yang
menyadiakan situasi belajar. Sebagai suatu sistem sosial, ikatan kekeluargaan di
dalamnya membantu anak dalam mengembangkan sikap persahabatan, cinta kasih,
hubungan antar pribadi, kerja sama, disiplin, tingkah laku yang baik, serta
pengakuan akan kwibawaan.
Perkembangan benih-benih kesadaran sosial pada anak-anak dapat dipupuk
sedini mungkin dalam keluarga. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga
yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat dan bangsa.
Tanggung jawab sosial itu merupakan perwujudan kesadaran tanggung jawab
kekeluargaan yang dibina oleh kesatuan darah, keturunan dan keyakinan. Keluarga
merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat yang pertama. Setelah melalui
proses ini, anak akan bertemu dengan unit sosial yang lebih besar yaitu masyarakat.
Berdasarkan dinamika yang terjadi di masyarakat, anak didik akan
mendapatkan pengalaman langsung (first hand experience). Oleh karena itu mereka
dapat memiliki pengalaman yang konkret dan mudah diingat.
Dalam masyarakat terdapat banyak sumber belajar tidak dimiliki sekolah
ataupun keluarga. Dengan demikian hubungan antara lingkungan keluarga dan
masyarakat dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, keluarga adalah peletk dasar-dasar
pendidikan sosial bagi anak yang di dalamnya terdapat pendidikan akan pandangan
hidup dan norma sosial. Kedua, masyarakat adalah wadah pengembangan
kemampuan sosial anak yang di dalamnya terdapat kebudayaan, mobilitas sosial dan
peran-peran sosial yang bisa dipelajari dan diambil oleh anak.
Interaksi sosial yang penting dan mempengaruhi peserta didik adalah interaksi
dengan masyarakat. Lapisan mikrosistem lain yang penting setelah keluarga adalah
tetangga sebagai masyarakat terdekat. Tetangga adalah lingkungan sekitar rumah

13
yang sering berinteraksi secara sosial. Hubungan yang baik dengan tetangga
merupakan suatu kebahagian. Sehingga harus dipelihara dengan baik.
Hubungan dengan tetangga ini merupakan hal yang penting sebab tetangga
yang baik akan turut mempengaruhi perkembangan kepribadian anak menjadi
generasi muslim yang baik pula. Sehingga anak tersebut akan baik pula dengan
tetangga dan teman sepergaulannya dalam masyarakat di mana ia tinggal.
Pembentukan sikap sosial ini sangat penting, sebab dalam ajaran islam “hablum
minannas” ini sangat utama, karena manusia adalah makhluk sosial yang
memerlukan orang lain didalam kehidupannya.
Maka anak sejak dari lingkungan kelurga telah disadarkan melalui keteladanan
kedua orang tuanya di rumah tangga, di lingkungan, dan masyarakat luas. Dalam
rangka pembentukan interaksi sosial yang harmonis, maka harus dilakukan melalui
pendidikan kunjungan (visiting education). Alangkah baiknya anak sesekali diajak
untuk mengunjungi tetangga dan sanak keluarga. Hal ini dimaksudkan agar di dalam
diri anak akan timbul rasa kecintaan kepada kaum kerabat orang tuanya, sehingga
dalam dirinya ada perasaan bangga mempunyai sanak keluarga, baik yang dekat
maupun yang jauh.
Visiting education dalam ajaran islam dikenal dengan istilah pertemuan
silaturrahmi. Kebiasaan baik ini dapat menjadi budaya bangsa dan dapat dilestarikan
di tengah-tengah Masyarakat. Masyarakat bila dilihat dari konsep sosiologi adalah
sekumpulan manusia yang bertempat tinggal dalam suatu kawasan dan saling
berinteraksi dengan sesamanya untuk mencapai tujuan.
Bila dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah “sekumpulan banyak
orang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai dari yang tidak berpendidikan
sampai kepada yang berpendidikan tinggi.” Masyarakat yang ditata dengan nilai-
nilai pendidikan dan budaya yang baik akan memberikan pengaruh yang positif bagi
orang-orang yang berada dalam interaksi masyarakat tersebut.
Oleh karena itu, jika ingin berada dalam sistem yang baik, maka keluarga juga
harus di tengah-tengah masyarakat yang baik. Hubungan keluarga yang baik dengan
masyarakat yang baik akan berdampak positif pada perkembangan anak, sebab anak
menangkap nilai-nilai moral dan pembelajaran dari lingkungan keluarga dan
masyarakat di mana anak tersebut berada. Pendidik dalam masyarakat adalah orang

14
dewasa yang bertanggung jawab terhadap pendewasaan anggotanya melalui
sosialisasi lanjutan dari dasar-dasar kepribadian yang diletakkan oleh keluarga dan
juga oleh sekolah sebelum mereka masuk dalam Masyarakat.

2.5 Hubungan Keluarga, Sekolah, Dan Masyarakat Dalam Pendidikan

Keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan tiga institusi yang tidak bisa
dipisahkan dari kepentingan pendidikan. Keluarga telah meletakkan dasar-dasar
pendidikan di rumah tangga dalam rangka pembentukan kepribadian anak. Orang
tua membiasakan kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai ajaran islam, memberikan
kemerdekaan kepada anaknya untuk berkembang secara fisik dan psikis. Orang tua
membimbing dan mengontrol agar kebebasan gerak potensi yang dimiliki anak
terealisasi secara maksimal. Kemudian dilanjutkan dan dikembangkan dengan
berbagai materi pendidikan berupa ilmu dengan keterampilan yang dilakukan di
sekolah.
Sekolah merupakan perpanjangan tangan dari orang tua, karena sekolah tidak
mampu menjalankan fungsinya dari nol. Sekolah bertugas mengembangkan seluruh
potensi yang ada dalam diri peserta didik secara maksimal, sehingga mereka
memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan
fungsinya di tengah-tengah masyarakat. Kemudian selanjutnya lingkungan
masyarakat ikut pula berperan serta mengontrol, menyalurkan, dan membina serta
meningkatkannya karena masyarakat adalah pemakai dari produk pendidikan yang
diberikan oleh keluarga dan sekolah maka masyarakat mengharapkan lahirnya
output yang berkualitas. Sebab semakin besar output sekolah tersebut dengan
disertai kualitas yang mantap, dalam artian mampu mencetak sumber daya manusia
yang berkualitas, maka tentu saja pengaruhnya sangat positif bagi masyarakat.
Dengan demikian, bila lembaga pendidikan mampu melahirkan produk-
produknya yang berkualitas tentu hal ini merupakan investasi bagi penyediaan
SDM. Investasi ini sangat penting untuk pengembangan dan kemajuan masyarakat
sebab manusia itu sendiri adalah subyek setiap perkembangan, perubahan, dan
kemajuan di dalam masyarakat. Kemudian investasi ini juga di harapkan mampu
menghadapi tantangan demi tantangan yang merambah dalam kehidupan
masyarakat, dan arus tantangan tersebut akan semakin deras dan berat seirama

15
dengan perkembangan masyarakat yang semakin cepat, sebagai akibat
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta terus memengaruhi dalam
berbagai dimensi kehidupan manusia. Di sinilah terlihat pentingnya menciptakan
SDM yang berkualitas untuk menghadapi tantangan tersebut.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebagai lingkungan pendidikan yang terorganisir secara sistematis, sekolah


merupakan wadah yang menempatkan anak dalam kelompok-kelompok tertentu
berdasarkan tingkat kemampuan dan kesesuaian umur, sehingga anak mempunyai
wilayah interaksi secara intens dengan teman sebaya yang sedikit banyak memiliki
kesamaan wawasan dan kemampuan. Berbeda dengan sekolah, di dalam keluarga,
anak menempati subordinat dibawah kendali oang tua dan tidak mendapatkan
hubungan sebaya sebagaimana yang ia dapatkan dalam lingkungan sebaya
disekolah.
Sekolah hanyalah pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga sebab
pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga. Sikap
anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi oleh sikap orang tuanya.
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang
diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk
mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan mengupayakan terjadinya
kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau
secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensuksekan
program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap
eksis.
Pendidikan keluarga merupakan basis yang sangat penting dalam peletak dasar-
dasar pendidikan sosial anak. Keluarga adalah lembaga sosial resmi yang minimal
terdiri dari ayah, ibu, dan anak sebagai suatu kesatuan hidup (sistem sosial) yang
menyadiakan situasi belajar. Sebagai suatu sistem sosial, ikatan kekeluargaan di

16
dalamnya membantu anak dalam mengembangkan sikap persahabatan, cinta kasih,
hubungan antar pribadi, kerja sama, disiplin, tingkah laku yang baik, serta
pengakuan akan kwibawaan.

Keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan tiga institusi yang tidak bisa
dipisahkan dari kepentingan pendidikan. Keluarga telah meletakkan dasar-dasar
pendidikan di rumah tangga dalam rangka pembentukan kepribadian anak. Orang
tua membiasakan kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai ajaran islam, memberikan
kemerdekaan kepada anaknya untuk berkembang secara fisik dan psikis. Orang tua
membimbing dan mengontrol agar kebebasan gerak potensi yang dimiliki anak
terealisasi secara maksimal. Kemudian dilanjutkan dan dikembangkan dengan
berbagai materi pendidikan berupa ilmu dengan keterampilan yang dilakukan di
sekolah.
Sekolah merupakan perpanjangan tangan dari orang tua, karena sekolah tidak
mampu menjalankan fungsinya dari nol. Sekolah bertugas mengembangkan seluruh
potensi yang ada dalam diri peserta didik secara maksimal, sehingga mereka
memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan
fungsinya di tengah-tengah masyarakat. Kemudian selanjutnya lingkungan
masyarakat ikut pula berperan serta mengontrol, menyalurkan, dan membina serta
meningkatkannya karena masyarakat adalah pemakai dari produk pendidikan yang
diberikan oleh keluarga dan sekolah maka masyarakat mengharapkan lahirnya
output yang berkualitas. Sebab semakin besar output sekolah tersebut dengan
disertai kualitas yang mantap, dalam artian mampu mencetak sumber daya manusia
yang berkualitas, maka tentu saja pengaruhnya sangat positif bagi masyarakat.
Dengan demikian, bila lembaga pendidikan mampu melahirkan produk-
produknya yang berkualitas tentu hal ini merupakan investasi bagi penyediaan
SDM. Investasi ini sangat penting untuk pengembangan dan kemajuan masyarakat
sebab manusia itu sendiri adalah subyek setiap perkembangan, perubahan, dan
kemajuan di dalam masyarakat. Kemudian investasi ini juga di harapkan mampu
menghadapi tantangan demi tantangan yang merambah dalam kehidupan
masyarakat, dan arus tantangan tersebut akan semakin deras dan berat seirama
dengan perkembangan masyarakat yang semakin cepat, sebagai akibat

17
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta terus memengaruhi dalam
berbagai dimensi kehidupan manusia. Di sinilah terlihat pentingnya menciptakan
SDM yang berkualitas untuk menghadapi tantangan tersebut.

3.2 Saran

Tidak banyak saran yang dapat Penulis berikan pada permasalahan kali ini,
karena di Indonesia sendiri perkemangan pendidikan tergolong lambat baru
berkembang baru baru ini. Harapan Penulis, penerapan pendidikan di Indonesia
dapat berjalan sejalan dengan berkembangngya zaman dan teknologi. Karena masih
banyaknya kasus anak Indonesia yang tidak “melek teknologi” yang membuat
perkembangan pendidikan menjadi terhambat di daerah-daerah tertentu. Pemerataan
pendidikan dan pengenalan teknologi pendidikan adalah hal yang sangat dibutuhkan
Indonesia saat ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anzar Zainudin. 2021. Hubungan Keluarga, Sekolah, Dan Masyarakat Dalam

Pendidikan. Jurnal ANSARBINBARANI.

Melinda Putri Cindy. 2023. Hubungan Sekolah Dan Masyarakat Dalam Pendidikan

Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan. Vol.6. No.7. Jambi.

Rochanah. 2016. Peranan Keluarga, Sekolah, Dan Masyarakat Dalam Menunjang

Pembelajaran yang efektif. STAIN Kudus. Vol.4. No.1. Jawa Tengah.

Subianto Jito. 2013. Peran Keluarga, Sekolah, Dan Masyarakat Dalam Pembentukan

Karakter Berkualitas. Lembaga Peningkatan Profesi Guru. Vol.8. No.2. Jawa


Tengah.

Suryatman. 2018. Peran Keluarga Dan Masyarakat Dalam Membentuk Kepribadian.

Jurnal Edueksos. Vol. 7. No. 2.

Wati Efni. 2015. Manajemen Hubungan Sekolah Dan Masyarakat. Vol. 9. No. 5.

Winarti Wigna. 2009. Pengaruh Lingkungan Keluarga, Sekolah, Dan Masyarakat.

19
LAMPIRAN

B. Pembahasan

1. Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter

Karakter ialah perilaku nilai-nilai manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang maha
Esa, sesama manusia, lingkungan, diri sendiri, dan kebangsaan yang terwujud didalam
adat istiadat, budaya, tata karma, hokum, pemikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama. Lickona mengatakan bahwa karakter
pendidikan ialah suatu upaya yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga
seseorang tersebut dapat melakukan nilai-nilai etika yang inti, memperhatikan dan
memahaminya. Karakter pendidikan, membutuhkan metode khusus yang tepat agar
tujuan pendidikan bisa tercapai, Diantaranya metode pembelajaran yang sudah sesuai
ialah metode pujian dan hukuman, metode pembiasaan, dan metode keteladanan.
Karakter yang mutlak dibutuhkan bukan hanya di lingkungan sekolah saja, tetapi di
lingkungan sosial dan juga di lingkungan rumah. Bahkan sekarang ini pesertanya bukan
lagi anak usia dini hingga remaja, yapi juga meliputi usia dewasa. Di zaman ini kita
akan berhadapan dengan persaingan termasuk rekan-rekan diberbagai belahan negara di
dunia. Bahkan kita pun yang masih berkarya di tahun ini pasti akan merasa perasaan
yang sama. Tuntutan dari berbagai kualitas SDM pada tahun 2021 mendatang tentunya
akan membutuhkan karakter yang baik. Karakter merupakan kunci dari salah satu
keberhasilan individu. Berdasarkan penelitian bahwa 80% keberhasilan untuk seseorang
di masyarakat ditentukan oleh (EQ). Karakter pendidikan telah menjadi pusat perhatian
di berbagai belahan dunia dalam rangka menyiapkan generasi yang baik, tidak hanya
untuk kepentingan individu warga negaranya saja tetapi untuk keseluruhan warga
masyarakat. Pendidikan karakter bisa diartikan sebagai usaha kita secara sengaja dari
seluruh dimensi kehidupan sekolah/madrasah untuk membentu pembentukan karakter
secara optimal. Pembentukan ialah bagian dari pendidikan nilai melalui sekolah yang
merupakan usaha mulia yang mendesak harus dilakukan. Ada 18 poin nilai-nilai
karakter pendidikan: tanggungjawab, Peduli sosial, Peduli lingkungan, Gemar
membaca, Cinta Damai, Bersahabat/Komunikatif, Menghargai prestasi, Cinta tanah air ,

20
Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil mendapat peran yang sangat penting karena
membentuk kepribadian dan watak keluarganya. Lingkungan keluarga yang pertama
dan utama mempengaruhi seluruh aspek tingkah laku dan perkembangan anak.

A. Hubungan Keluarga dan Sekolah

Dalam rangka menciptakan pendidikan yang baik untuk anak maka peranan orang tua
sangat penting, karena keluarga merupakan dasar utama pembentukan manusia.
Keluargalah yang memberi arah dan corak serta pandangan hidup yang akan dialami
anak pada masa selanjutnya. Oleh karena itu, keluarga perlu menjaga stabilitas,
ketenangan dan ketentraman di antara semua anggota keluarga, terutama ayah dan ibu
sebagai pengendali dan penanggungjawab dalam keluarga. Pendidikan yang baik
bukanlah hanya pendidikan yang di sengaja, latihan, kebiasaan-kebiasaan yang baik,
tetapi yang jauh lebih penting adalah sikap dan cara orang tua dalam menghadapi hidup
pada umumnya dan cara memperlakukan anak.

Orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama atas anaknya bertanggungjawab
atas kelakuan, pembentukan kesusilaan, watak dan kepribadian anaknya. Orang tua
harus mampu menanamkan kebiasaan yang baik tentang kesehatan, makanan dan
minuman yang halal, menahan kecendrungan mementingkan diri sendiri, menanamkan
sifat suka menolong, disiplin dan bertanggungjawab serta berkasih sayang dengan
sesamanya.

Terpeliharanya kesehatan dan terpenuhinya kebutuhan ekonomi keluarga.

Tercapainya fungsi pendidikan keluarga terutama anak-anak.

2. Peran Keluarga

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, masyarakat atau
pemerintah. Sekolah sebagai pembentuk kelanjutan pendidikan dalam keluarga, sebab
pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga. Menurut
Sayyidina Ali bin Abi Thalib (RA), seorang sahabat utama Rasulullah Muhammad
(SAW) menganjurkan: Ajaklah anak pada usia sejak lahir sampai tujuh tahun bermain,
ajarkan anak peraturan atau adab ketika mereka berusia tujuh sampai empat belas tahun,
pada usia empat belas sampai dua puluh satu tahun jadikanlah anak sebagai mitra orang

21
tuanya. Ketika anak masuk ke sekolah mengikuti pendidikan formal, dasar-dasar
karakter ini sudah terbentuk.

Karena keluarga adalah lapisan mikrosistem yang terpenting, maka islam mengajarkan
untuk membina kasih sayang dan hubungan positif di dalam keluarga. Hubungan ini
bersifat timbal balik yakni orang tua berkewajiban untuk menyayangi dan mendidik
anak-anaknya dengan adil untuk mendapatkan perkembangan yang optimal. Sebaliknya
anak memiliki kewajiban untuk hormat dan berbakti kepada kedua orang tuanya.
Apabila ayah, ibu dan anak-anak dapat memahami dan menyadari peran dan tugasnya
masing-masing maka keluarga tersebut akan harmonis.

Anak yang hidup dalam rumah tangga yang harmonis akan tumbuh dan berkembang
dengan optimal, baik dari segi fisik dan mentalnya. Anak ini akan siap memasuki dunia
sekolah yang jelas pergaulannya akan menjadi luas sebab interaksi yang dilakukannya
berhubungan dengan orang banyak, yakni teman-teman, guru, dan semua komponen
yang berhubungan dengan sekolah.

Anak ini lebih siap dalam menerima perubahan-perubahan dan pelajaran yang diberikan
guru. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa anak yang cerdas dan berpotensi
disekolah ternyata berasal dari keluarga yang harmonis. Begitu juga sebaliknya anak
yang kurang berprestasi bahkan cendrung menjadi anak “nakal” di sekolah kebanyakan
berasal dari keluarga yang berantakan, penuh dengan konflik-konflik internal antar
anggota keluarga. Hubungan yang baik antara pihak orang tua (keluarga) dengan
sekolah juga memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi siswa sebab anak
yang cerdas di sekolah tetapi berasal dari keluarga yang tidak harmonis, maka ia tidak
akan mampu mengeksplorasi kemampuan intelegensinya secara optimal.

Orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya yaitu dengan memperhatikan


pengalaman-pengalamannya dan menghargai segala usahanya. Orang tua harus
menunjukkan kerjasamanya dalam mengarahkan cara anak belajar di rumah,
mengarahkan anaknya untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya, tidak menyita waktu
anak dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, orang tua memotivasi dan
membimbing anak dalam belajar. Untuk menjalin kerjasama antara keluarga dengan
sekolah, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:

22
B. Hubungan Keluarga dan Masyarakat

Interaksi sosial yang penting dan mempengaruhi peserta didik adalah interaksi dengan
masyarakat. Lapisan mikrosistem lain yang penting setelah keluarga adalah tetangga
sebagai masyarakat terdekat. Tetangga adalah lingkungan sekitar rumah yang sering
berinteraksi secara sosial. Hubungan yang baik dengan tetangga merupakan suatu
kebahagian. Sehingga harus dipelihara dengan baik. Agar tercipta kondisi masyarakat
yang kondunsif maka kita harus saling hormat menghormati, harga menghargai, dan
sayang menyayangi dengan tetangga (orang lain). Menyayangi orang lain dapat
diartikan bahwa tidak menyinggung dan tidak pula menyakiti perasaan tetangga.
Sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w yang artinya “Orang islam itu ialah orang yang
dapat membuat

Ini merupakan hal yang penting sebab tetangga yang baik akan turut mempengaruhi
perkembangan kepribadian anak menjadi generasi muslim yang baik pula. Sehingga
anak tersebut akan baik pula dengan tetangga dan teman sepergaulannya dalam
masyarakat di mana ia tinggal. Pembentukan sikap sosial ini sangat penting, sebab
dalam ajaran islam “hablum minannas” ini sangat utama, karena manusia adalah
makhluk sosial yang memerlukan orang lain didalam kehidupannya. Maka anak sejak
dari lingkungan kelurga telah disadarkan melalui keteladanan kedua orang tuanya di
rumah tangga, di lingkungan, dan masyarakat luas.

Dalam rangka pembentukan interaksi sosial yang harmonis, maka harus dilakukan
melalui pendidikan kunjungan (visiting education). Alangkah baiknya anak sesekali
diajak untuk mengunjungi tetangga dan sanak keluarga. Hal ini dimaksudkan agar di
dalam diri anak akan timbul rasa kecintaan kepada kaum kerabat orang tuanya, sehingga
dalam dirinya ada perasaan bangga mempunyai sanak keluarga, baik yang dekat
maupun yang jauh

Hendaknya betapa sibuknya orang tua dalam kehidupan sehari-hari, perlu diprogramkan
sekali-sekali mengunjungi tetangga dan keluarga dekat. Kenapa visiting education ini
diperlukan karena kenyataan sekarang sifat kehidupan sebagian masyarakat kita lebih
menampakkan gejala-gejala individualistis akibat pengaruh kesibukan, ekonomi, waktu,
tempat, dan sebagainya.

23
Visiting education dalam ajaran islam dikenal dengan istilah pertemuan silaturrahmi.
Apabila orang tua sering mengajak anak-anaknya bersilaturrahmi baik kepada tetangga
maupun keluarga dekat maka akan menimbulkan kesan yang mendalam dalam dirinya
dan akan dibawanya sepanjang kehidupan dan tidak akan terlupakan selama hidupnya.
Kebiasaan baik ini dapat menjadi budaya bangsa dan dapat dilestarikan di tengah-
tengah masyarakat.Masyarakat bila dilihat dari konsep sosiologi adalah sekumpulan
manusia yang bertempat tinggal dalam suatu kawasan dan saling berinteraksi dengan
sesamanya untuk mencapai tujuan.”

Dengan demikian para pemimpin resmi maupun tidak resmi adalah pendidik dalam
masyarakat. Pemimpin resmi adalah orang-orang yang memegang jabatan di bidang
pemerintahan mulai dari lurah sampai kepada pimpinan negara, sedangkan pemimpin
tidak resmi adalah tokoh-tokoh agama, kepala suku, ketua adat, tokoh partai, dan
sebagainya.” Mereka secara fungsional dan struktural di lingkungannya masing-masing
bertanggungjawab terhadap perilaku dan tingkah laku warga masyarakatnya.

C. Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Sekolah merupakan lembaga sosial formal yang tumbuh dan berkembang dari dan untuk
masyarakat. Artinya sebagai lembaga sosial formal, sekolah harus terikat pada tata
aturan formal, berprogram dan bertarget atau bersasaran yang jelas serta memiliki
kepemimpinan penyelenggaraan atau pengelolaan yang resmi. Karena itu fungsi sekolah
terikat kepada target atau sasaran-sasaran yang di butuhkan oleh masyarakat itu sendiri.

Sebagai masyarakat kecil dan sebagai bagian dari masyarakat, sekolah harus membina
hubungan dengan masyarakat. Adapun hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat
dilihat dari dua segi, yaitu:

Sekolah sebagai patner (mitra) dari masyarakat didalam melakukan fungsi pendidikan.

Sekolah sebagai produsen yang melayani pesanan-pesanan pendidikan dari masyarakat


dilingkunganya.

Dilihat dari sudut pandang sekolah sebagai patner (mitra) masyarakat maka hubungan
sekolah dan masyarakat bersifat korelatif bahkan seperti telur dengan ayam. Masyarakat
maju karena pendidikan dan pendidikan yang maju hanya akan ditemukan dalam
masyarakat yang maju pula.

24
Sekolah sebagai salah satu lingkungan dilaksanakannya kegiatan pendidikan , di mana
masyarakat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap berlangsungnya segala
aktivitas yang menyangkut masalah pendidikan. Kemajuan dan keberadaan suatu
lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh peran serta masyarakat yang ada. Tanpa
dukungan dan partisipasi masyarakat, jangan diharapkan pendidikan dapat berkembang
dan tumbuh sebagaimana yang diharapkan.

Agar sekolah dapat menjalankan tugasnya dengan baik maka perlu memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:

Menyesaikan kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyarakat.

Metode yang digunakan harus mampu merangsang murid untuk lebih mengenal
kehidupan riil dalam masyarakat.

Menumbuhkan sikap pada murid untuk belajar dan bekerja dalam kehidupan sekitarnya.

Sekolah harus selalu berintegrasi dengan kehidupan masyarakat, sehingga kebutuhan


kedua belah pihak akan terpenuhi.

Sekolah seharusnya dapat mengembangkan masyarakat dengan cara mengadakan


pembaruan tata kehidupan masyarakat.

Masyarakat dengan ciri khasnya yang positif dan dinamis akan mempengaruhi
keberadaan sekolah. Setiap masyarakat memiliki identitas tersendiri sesuai dengan
pengalaman kesejahteraan dan budayanya. Identitas yang dimiliki dan dinamika suatu
masyarakat, secara langsung akan berpengaruh terhadap tujuan, orientasi, dan proses
pendidikan di sekolah. Ini bisa di mengerti karena sekolah merupakan institusi yang
dilahirkan dari, oleh dan untuk masyarakat.

Pengaruh identitas suatu masyarakat terhadap program pendidikan di sekolah-sekolah,


dapat dibuktikan dengan berbedanya orientasi dan tujuan pendidikan pada masing-
masing negara. Oleh karena itu dalam kenyataannya tidak pernah terdapat kurikulum
pendidikan yang berlaku permanen, akan tetapi selalu dinilai, disempurnakan,
disesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarakat yang terjadi.

25
Berlangsungnya proses pendidikan di sekolah juga tidak terlepas dari pengaruh sosial
budaya dan partisipasi masyarakat. Pengaruh sosial budaya yang dimaksud biasanya
tercermin didalam proses belajar mengajar baik yang menyangkut pola aktivitas
pendidik maupun anak didik didalam proses pendidikan.

Kemudian dilihat dari sudut pandang sekolah sebagai produsen yang melayani pesanan-
pesanan pendidikan dari masyarakat maka gambaran hubungan rasional di antara
keduanya yakni :

Sasaran atau target pendidikan yang ditangani sekolah ditentukan oleh kejelasan
formulasi kontrak antara sekolah dengan masyarakat. Rumusan-rumusan kebutuhan dan
cita-cita pendidikan yang diinginkan masyarakat terpenuhi atau tidak (fungsi layanan
sekolah terpenuhi atau tidak).

Penuaian fungsi sekolah untuk melayani pesanan-pesanan pendidikan oleh masyarakat,


sedikit banyak akan dipengaruhi oleh ikatan-ikatan obyektif di antara keduanya. Ikatan
obyektif tersebut bisa berupa perhatian, penghargaan dan topangan-topangan tertentu
seperti dana, fasilitas dan jaminan obyektif lainnya yang memberikan makna penting
terhadap produk persekolahan,”

Melahirkan sikap-sikap dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta


integrasi sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat.

D. Hubungan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Pendidikan

Keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan tiga institusi yang tidak bisa dipisahkan
dari kepentingan pendidikan. Keluarga telah meletakkan dasar-dasar pendidikan di
rumah tangga dalam rangka pembentukan kepribadian anak. Orang tua membiasakan
kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai ajaran islam, memberikan kemerdekaan kepada
anaknya untuk berkembang secara fisik dan psikis

Kemudian investasi ini juga di harapkan mampu menghadapi tantangan demi tantangan
yang merambah dalam kehidupan masyarakat, dan arus tantangan tersebut akan
semakin deras dan berat seirama dengan perkembangan masyarakat yang semakin
cepat, sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta terus
memengaruhi dalam berbagai dimensi kehidupan manusia. Di sinilah terlihat
pentingnya menciptakan SDM yang berkualitas untuk menghadapi tantangan tersebut.

26
2. Pendidikan di Sekolah/ Madrasah

2.1. Pentingnya pendidikan di sekolah/ madrasah Sekolah/madrasah adalah tempat yang


kedua. Sekolah merupakan sarana yang paling besar, dirancang dan dibangun untuk
pendidikan anak dan tidak mempunyai fungsi lain selain itu, karena dia hanya dirancang
dan dibangun untuk pendidikan itu.13 Sekolah sebagai sarana dalam memberikan
pengajaran agama yang akan menghantarkan dengan pergaulan di keluarga dan
masyarakat. 14 Sekolah sebagai pusat pendidikan formal, lahir dan berkembang dari
pemikiran efisiensi dan efektivitas di dalam pemberian pendidikan kepada warga
masyarakat. Lembaga pendidikan dalam berbagai bentuknya hendaklah dilengkapi
dengan seperangkat administrasi yang baik, dari segi tujuan, pengaturan tingkat,
kurikulum, dan output ingin diraih. 15 12 Al Qur’an, 66: 6. 13 Muhammad, Pedoman,
60. 14 Indrakusuma, Pengantar, 110-111. 15 Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar
Dasar-Dasar Kependidikan, Cetakan ke 4, (Surabaya: Usaha Nasional, 2006), 146.

2.2. Tanggung Jawab Pendidikan pada Sekolah/Madrasah Sekolah melakukan


pembinaan pendidikan untuk peserta didiknya didasarkan atas kepercayaan dan tuntutan
lingkungan keluarga dan masyarakat yang tidak mampu atau mempunyai kesempatan
untuk mengembangkan pendidikan di lingkungan masing-masing, mengingat berbagai
keterbatasan yang dipunyai oleh orang tua anak. Namun tanggung jawab utama
pendidikan tetap berada di tangan kedua orang tua anak yang bersangkutan. Sekolah
hanyalah meneruskan dan mengembangkan pendidikan yang telah diletakkan dasar-
dasarnya oleh lingkungan keluarga sebagai pendidikan informal.18 3. Pendidikan dalam
Masyarakat 3.1. Pentingnya pendidikan dalam masyarakat 16 Damsar, Pengantar, 72. 17
Ibid, 73-74. 18 Ihsan, Dasar-dasar, 78. 12 Lembaga pendidikan yang diselenggarakan
oleh masyarakat adalah salah satu unsur pelaksana asas pendidikan seumur hidup.
Pendidikan yang diberikan di lingkungan keluarga dan sekolah sangat terbatas, di
masyarakatlah orang akan meneruskannya hingga akhir hidupnya. Segala pengetahuan
dan ketrampilan yang diperoleh di lingkungan pendidikan keluarga dan di lingkungan
sekolah akan dapat berkembang dan dirasakan manfaatnya dalam masyarakat.19
Pendidikan generasi berikutnya merupakan cara primer masyarakat dalam memperbarui
dirinya. Apapun yang dapat dilakukan komunitas untuk meningkatkan karakter
sekolahnya dan keefektifan yang dengannya sekolah dapat melayani seluruh siswanya
akan membantu membangun sebuah komunitas dan masyarakat berkarakter.20

27
Lingkungan masyarakat berfungsi sebagai berikut. a. Pelengkap (complement), ialah
kegiatan pendidikan yang berorientasi melengkapi kemampuan, ketrampilan, kognitif
maupun performan seseorang, sebagai akibat belum mantabnya atas apa yang ia terima
dalam sekolah maupun keluarga. b. Pengganti (subtitute) ialah menyediakan pendidikan
yang berfungsi sama dengan lembaga pendidikan formal di sekolah. 19 Ihsan, Dasar-
dasar, 58. 20 Thomas Lickona, Character Matters (Terj.), (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
325. 13 c. Tambahan (suplement) ialah lingkungan masyarakat mampu menyediakan
pendidikan yang sudah ada pada lembaga formal, akan tetapi kurang mendalam dan di
sinilah bisa didalaminya.21 3.2. Tanggung jawab pendidikan pada masyarakat Pendidik
dalam masyarakat adalah orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap pendewasaan
anggotanya melalui sosialisasi lanjutan yang diletakkan dasar-dasar oleh keluarga dan
juga oleh sekolah sebelum mereka masuk ke dalam masyarakat. Mereka itu antara lain
adalah orang-orang yang memegang jabatan di bidang pemerintahan mulai dari lurah
sampai kepada pemimpin negara. Begitu juga ulama, kepala suku, ketua adat, tokoh
partai dan tokoh masyarakat. Mereka semua diharapkan melakukan pembinaan masing-
masing anggotanya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, baik secara sendiri-
sendiri atau secara bersama melalui institusi atau lembaga yang dipimpinnya. Mereka
secara fungsional dan struktural di lingkungan masing-masing bertanggung jawab
terhadap perilaku dan tingkah laku warganya. Secara konsepsional tanggung jawab
pendidikan oleh pemimpin masyarakat ini 21 Ibid, 154. 14 anatara lain adalah
mengawasi, menyalurkan, membina dan meningkatkan kualitas anggotanya.

A. Hubungan Keluarga dan Sekolah

Dalam rangka menciptakan pendidikan yang baik untuk anak maka peranan orang tua
sangat penting, karena keluarga merupakan dasar utama pembentukan manusia.
Keluargalah yang memberi arah dan corak serta pandangan hidup yang akan dialami
anak pada masa selanjutnya. Oleh karena itu, keluarga perlu menjaga stabilitas,
ketenangan dan ketentraman di antara semua anggota keluarga, terutama ayah dan ibu
sebagai pengendali dan penanggungjawab dalam keluarga.

Orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama atas anaknya bertanggungjawab
atas kelakuan, pembentukan kesusilaan, watak dan kepribadian anaknya. Orang tua
harus mampu menanamkan kebiasaan yang baik tentang kesehatan, makanan dan

28
minuman yang halal, menahan kecendrungan mementingkan diri sendiri, menanamkan
sifat suka menolong, disiplin dan bertanggungjawab serta berkasih sayang dengan
sesamanya.

Hubungan Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat Dalam Pendidikan

Karena keluarga adalah lapisan mikrosistem yang terpenting, maka islam mengajarkan
untuk membina kasih sayang dan hubungan positif di dalam keluarga. Hubungan ini
bersifat timbal balik yakni orang tua berkewajiban untuk menyayangi dan mendidik
anak-anaknya dengan adil untuk mendapatkan perkembangan yang optimal. Sebaliknya
anak memiliki kewajiban untuk hormat dan berbakti kepada kedua orang tuanya.
Apabila ayah, ibu dan anak-anak dapat memahami dan menyadari peran dan tugasnya
masing-masing maka keluarga tersebut akan harmonis.

Anak yang hidup dalam rumah tangga yang harmonis akan tumbuh dan berkembang
dengan optimal, baik dari segi fisik dan mentalnya. Anak ini akan siap memasuki dunia
sekolah yang jelas pergaulannya akan menjadi luas sebab interaksi yang dilakukannya
berhubungan dengan orang banyak, yakni teman-teman, guru, dan semua komponen
yang berhubungan dengan sekolah.

Peralihan bentuk pendidikan dari jalur luar sekolah ke jalur pendidikan sekolah (formal)
memerlukan “kerjasama” antara orang tua dan pendidik. Sikap anak terhadap sekolah
akan dipengaruhi oleh sikap orang tuanya. Olehnya itu sangat diperlukan kepercayaan
orang tua terhadap sekolah (pendidik) yang menggantikan tugasnya selama di ruangan
sekolah. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, mengingat akhir-akhir ini sering
terjadi tindakan-tindakan kurang terpuji yang dilakukan anak didik, sementara orang tua
seolah-olah tidak mau tahu, bahkan cendrung menimpakan kesalahan kepada sekolah.

Demikian beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjalin kerjasama antara sekolah
dengan keluarga. Semua bentuk kerjasama tersebut sangat besar manfaatnya dalam
memajukan pendidikan sekolah pada umumnya dan anak didik pada khususnya

B. Hubungan Keluarga dan Masyarakat

Interaksi sosial yang penting dan mempengaruhi peserta didik adalah interaksi dengan
masyarakat. Lapisan mikrosistem lain yang penting setelah keluarga adalah tetangga
sebagai masyarakat terdekat. Tetangga adalah lingkungan sekitar rumah yang sering

29
berinteraksi secara sosial. Hubungan yang baik dengan tetangga merupakan suatu
kebahagian. Sehingga harus dipelihara dengan baik. Agar tercipta kondisi masyarakat
yang kondunsif maka kita harus saling hormat menghormati, harga menghargai, dan
sayang menyayangi dengan tetangga (orang lain). Menyayangi orang lain dapat
diartikan bahwa tidak menyinggung dan tidak pula menyakiti perasaan tetangga.
Sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w yang artinya “Orang islam itu ialah orang yang
dapat membuat manusia merasa aman dan selamat dari ulah tangan dan lisannya.”

Dengan demikian para pemimpin resmi maupun tidak resmi adalah pendidik dalam
masyarakat. Pemimpin resmi adalah orang-orang yang memegang jabatan di bidang
pemerintahan mulai dari lurah sampai kepada pimpinan negara, sedangkan pemimpin
tidak resmi adalah tokoh-tokoh agama, kepala suku, ketua adat, tokoh partai, dan
sebagainya.” Mereka secara fungsional dan struktural di lingkungannya masing-masing
bertanggungjawab terhadap perilaku dan tingkah laku warga masyarakatnya.

C. Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Sekolah merupakan lembaga sosial formal yang tumbuh dan berkembang dari dan untuk
masyarakat. Artinya sebagai lembaga sosial formal, sekolah harus terikat pada tata
aturan formal, berprogram dan bertarget atau bersasaran yang jelas serta memiliki
kepemimpinan penyelenggaraan atau pengelolaan yang resmi. Karena itu fungsi sekolah
terikat kepada target atau sasaran-sasaran yang di butuhkan oleh masyarakat itu
sendiri.Dilihat dari sudut pandang sekolah sebagai patner (mitra) masyarakat maka
hubungan sekolah dan masyarakat bersifat korelatif bahkan seperti telur dengan ayam.
Masyarakat maju karena pendidikan dan pendidikan yang maju hanya akan ditemukan
dalam masyarakat yang maju pula.

Masyarakat dengan ciri khasnya yang positif dan dinamis akan mempengaruhi
keberadaan sekolah. Setiap masyarakat memiliki identitas tersendiri sesuai dengan
pengalaman kesejahteraan dan budayanya. Identitas yang dimiliki dan dinamika suatu
masyarakat, secara langsung akan berpengaruh terhadap tujuan, orientasi, dan proses
pendidikan di sekolah. Ini bisa di mengerti karena sekolah merupakan institusi yang
dilahirkan dari, oleh dan untuk Masyarakat.

30

Anda mungkin juga menyukai