Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN DAN TANGGUNG JAWAB ANTARA

KELUARGA, SEKOLAH DAN MASYARAKAT DALAM


PELAKSANAAN PENDIDIKAN

Makalah ditulis untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar


Pendidikan Islam yang dibina oleh Ahmad Mubaligh, M.Pd.I

Oleh:
Ani Sapitri (19150081)
Zulfa Rohmatus Sa’adah (19150095)
Devi Mufidatul Maulidiya (19150096)
M. Azam Alauddin Alhilmi (19150122)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
April 2020
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang … i


1.2 Rumusan Masalah … i
1.3 Tujuan Penulisan … ii

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Peran keluarga dalam dunia pendidikan … 3


2.2 Peran sekolah dalam dunia pendidikan … 5
2.3 Peran masyarakat dalam dunia pendidikan … 7
2.4 Hubungan antara keluarga, sekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan
pendidikan …

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan … 9
3.2 Saran … 10

DAFTAR PUSTAKA … 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang utama, karena dalam
keluarga inilah anak mendapatkan bimbingan untuk pertama kalinya. Tugas
penting keluarga bagi pendidikan anak adalah menanamkan akhlak yang baik dan
mengajarkan agama, karena sifat dan watak anak mayoritas diambil dari kedua
orangtuanya maupun anggota keluarga yang lain.

Selain keluarga, peran pendidikan anak juga dipegang oleh sekolah dan
masyarakat, karena kedua hal tersebut sangat berkaitan dan berpengaruh pada
proses membimbing anak. Pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang
diperoleh seseorang di lembaga sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat dan
mengikuti aturan-aturan yang ketat dan jelas. Sedangkan masyarakat adalah
sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh pengalaman-
pengalaman yang sama, serta dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis
kehidupan. Dengan adanya pendidikan, masyarakat berharap para generasi muda
dapat memegang peranan tertentu pada masa yang akan datang, melestarikan ilmu
pengetahuan dari generasi tua ke generasi muda, dan memindahkan nilai tradisi
dan budaya guna memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat serta bangsa
Indonesia.

Atas dasar tersebut, kami akan menyajikan makalah dengan tema “Hubungan
dan Tanggung Jawab Antara Sekolah, Keluarga dan Masyarakat dalam
Pelaksanaan Pendidikan” yang membahas peran keluarga, sekolah dan masyarakat
serta hubungan ketiganya dalam dunia pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa peran keluarga dalam dunia pendidikan ?
2. Apa peran sekolah dalam dunia pendidikan?
3. Apa peran masyarakat dalam dunia pendidikan?

4
4. Apa hubungan antara keluarga, sekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan
pendidikan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui peran keluarga dalam dunia pendidikan
2. Mengetahui peran sekolah dalam dunia pendidikan
3. Mengetahui peran masyarakat dalam dunia pendidikan
4. Mengetahui hubungan antara keluarga, sekolah dan masyarakat dalam
pelaksanaan pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peran Keluarga dalam Dunia Pendidikan


Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama bagi anak, karena
sejak dilahirkan hingga berkembang dewasa, anak berada ditengah keluarganya.
Menurut Tatang Syarifudin, keluarga dalam arti sempit adalah unit sosial yang
terdiri atas dua orang (suami-istri) atau lebih (ayah, ibu dan anak). Adapun dalam
arti luas, keluarga adalah unit sosial berdasarkan hubungan darah atau keturunan,
yang terdiri atas beberapa keluarga dalam arti sempit1

Metode dan bentuk pendidikan dalam keluarga sangat berpengaruh dalam


tumbuh kembang watak, budi pekerti dan kepribadian manusia. Pendidikan yang
diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar
untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah.

Menurut Kamanto Sunarto (1993) keluarga dapat dibedakan dalam


berbagai bentuk. Berdasarkan keangotaannya, keluarga dibedakan
menjadi keluarga batih (nuclear family) yaitu keluarga terkecil yang terdiri atas
ibu, ayah, dan anak dan keluarga luas (extended family) yaitu keluarga yang
terdiri dari beberapa keluarga batih.

Berdasarkan garis keturunannya, keluarga dibedakan dalam tiga bentuk,


yaitu keluarga patrilinial (garis keturunan ditarik dari ayah),
keluarga matrilineal (garis keturunan ditarik dari ibu) dan
keluarga bilateral (garis keturunan ditarik dari ayah dan ibu).

Berdasarkan status sosial ekonominya, keluarga dibedakan menjadi


keluarga golongan rendah, keluarga golongan menengah, serta keluarga
golongan tinggi.

1 Tatang Syarifudin. 2016. Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Koordinator MKDP LPDP FIP
UPI hlm. 112
Keluarga memiliki berbagai fungsi, antara lain fungsi biologis, fungsi
proteksi, fungsi ekonomi, fungsi pendidikan, fungsi religius, dan fungsi rekreasi.

Salah satu fungsi keluarga adalah melaksanakan pendidikan. Dalam hal


ini, orang tua (ayah dan ibu) adalah pemegang tanggung jawab pendidikan anak.
Namun, selain mereka, saudara-saudara dan pembantu rumah tangga ikut serta
dalam proses mendidik. Apalagi dalam keluarga luas (extended family), yang
mana kakek, nenek, paman, bibi, atau siapapun yang tinggal serumah juga turut
mendidik anak tersebut. Kesimpulannya, kegiatan pendidikan dalam keluarga
tidak hanya dilakukan oleh orang tua (ayah dan ibu) saja.

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang bersifat informal,


artinya tujuan utama dibangunnya keluarga bukan sebagai pranata
pendidikan. Namun demikian, dalam keluarga juga berlangsung pendidikan oleh
orang tua kepada anak-anaknya. Pendidikan dalam keluarga terselenggara atas
dasar tanggung jawab kodrati dan kasih sayang secara naluriah yang ada pada diri
orang tua. Pendidikan yang dilakukan sejak anak masih kecil akan menjadi dasar
bagi pendidikannya di masa datang. M.I. Soelaiman (1985) mengatakan bahwa
pengalaman dan perlakuan yang didapat anak dari lingkungannya semasa kecil –
dari keluarganya– menggariskan semacam pola hidup bagi kehidupan selanjutnya2

Adapun isi pendidikan dalam keluarga biasanya meliputi pengetahuan


dasar, sikap, nilai dan norma agama, nilai dan norma masyarakat, budaya, serta
keterampilan tertentu3 Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak
terfokus pada pembentukan watak dan budi pekerti, latihan keterampilan sosial,
seperti tolong-menolong, saling menjaga kebersihan rumah, menjaga keamanan
dan ketentraman rumah, dan sebagainya. Selain itu, penanaman nilai Pancasila,
nilai keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan mulai diajarkan dalam
keluarga.

Orang tua dapat mendukung proses pendidikan di sekolah dengan cara:

2 Dr. H. Moh. Solikodin Djaelani, M.M., M.Si dkk, Dasar-Dasar Kependidikan hlm 142-143
3 Tatang Syarifudin. 2016. Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Koordinator MKDP LPDP FIP
UPI hlm. 113-114
1. Membimbing anak untuk terus melanjutkan apa yang sudah diberikan di sekolah

2. Menemukan minat-minat anak yang kemudian hasilnya dapat dikomunikasikan


dengan sekolah

3. Mengkomunikasikan masalah-masalah pendidikan sekolah anak dengan pihak


sekolah

4.      Memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar4

Berbagai faktor yang ada dalam keluarga akan menentukan kualitas dan
hasil pendidikan anak. Jenis keluarga, gaya kepemimpinan orang tua, kedudukan
anak dalam struktur keanggotaan keluarga, fasilitas yang ada, hubungan keluarga
dengan dunia luar dan status sosial ekonomi orang tua juga turut mempengaruhi
pribadi anak.

2.2 Peran Sekolah dalam Dunia Pendidikan


Sekolah adalah bentuk lembaga pendidikan formal. Pendidikan formal
adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri
atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (Pasal 1 ayat
11 UU RI No. 20 Tahun 2003). Sekolah didirikan secara sengaja oleh masyarakat
dan/atau pemerintah dalam rangka penyelenggaran pendidikan5

Sekolah memberikan pendidikan untuk peserta didiknya atas kepercayaan


pihak keluarga dan masyarakat yang tidak mempunyai kesempatan untuk
mengembangkan pendidikan secara maksimal dengan berbagai keterbatasan yang
ada. Meski begitu, tanggung jawab utama pendidikan tetap pada orang tua anak
yang bersangkutan.

Sekolah memiliki strukur tertentu yang didukung oleh berbagai


komponen. Komponen sekolah antara lain terdiri atas:

1. Tujuan pendidikan

4 http://candratrisnanirata.blogspot.co.id/2013/10/peran-keluarga-sekolah-masyarakat-dan.html
5 Tatang Syarifudin. 2016. Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Koordinator MKDP LPDP FIP
UPI hlm. 115
2. Manusia, yaitu: guru, peserta didik, kepala sekolah, pustakawan, tenaga
administrasi, petugas kebersihan, dll

3. Kurikulum

4. Media pendidikan dan teknologi pendidikan

5. Sarana, prasana dan fasilitas

6. Pengelola sekolah

Secara berkala, sekolah memberi laporan kepada orang tua atau walinya
tentang kegiatan anak di sekolah atau biasa disebut dengan pengelolaan siswa.
Bagi seorang anak, sekolah adalah keluarga kedua yang memberi arah
perkembangan dan kematangan. Oleh karena itu, sekolah harus disusun dan
dikelola sedemikain rupa sehingga memenuhi harapan. Dalam pengelolaan siswa,
siswa disebut sebagai anggota masyarakat sekolah. Sebagai anggota masyarakat,
mereka mempunyai hak dan kewajiban6

Hak Siswa:

1. Menerima Pelajaran

2. Mengikuti Kegiatan yang diadakan sekolah

3. Menggunakan semua fasilitas yang ada

4. Memperoleh bimbingan dan sebagainya

Kewajiban Siswa:

1. Hadir pada waktunya

2. Mengikuti pelajaran dengan tertib

3. Mengikuti ulangan, atau kegiatan-kegiatan lain yang ditentukan oleh sekolah

4. Mentaati tata-tertib dan peraturan yang berlaku, dan sebagainya.

6 Dr. H. Moh. Solikodin Djaelani, M.M., M.Si dkk, Dasar-Dasar Kependidikan, hlm. 143-146
Fungsi pendidikan sekolah dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Fungsi transmisi kebudayaan masyarakat.

b. Fungsi sosialisasi (memilih dan mengajarkan peranan sosial)

c. Fungsi mengembangkan kepribadian individu/anak

d. Fungsi mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan

e. Fungsi inovasi/men-transformasi masyarakat dan kebudayaan7

2.3. Peran Masyarakat dalam Dunia Pendidikan

Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah


pendidikan keluarga dan pendidikan sekolah. Banyak kita jumpai
keanekaragaman bentuk dan sifat masyarakat. Namun justru keanekaragaman
inilah yang dapat memperkaya budaya bangsa Indonesia.

Pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat adalah bentuk


pendidikan seumur hidup. Karena pendidikan yang diberikan di lingkungan
keluarga dan sekolah sangat terbatas, maka di masyarakatlah orang akan
memperoleh pendidikan hingga akhir hayatnya. Ilmu dan keterampilan yang
diperoleh di keluarga dan sekolah akan berkembang dan bermanfaat dalam
masyarakat.

Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan sebenarnya masih belum


jelas, tidak sejelas tanggung jawab pendidikan di lingkungan keluarga dan di
lingkungan sekolah. Hal ini disebabkan faktor waktu, hubungan, sifat dan isi
pergaulan yang terjadi didalam masyarakat. Pergaulan di masyarakat sifatnya
bebas dan isinya sangat kompleks dan beragam. Meskipun demikian, masyarakat
mempunyai peran yang besar dalam pelaksanaan pendidikan nasional8

7 Tatang Syarifudin. 2016. Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Koordinator MKDP LPDP FIP
UPI hlm. 115-116

8 Dr. H. Moh. Solikodin Djaelani, M.M., M.Si dkk, Dasar-Dasar Kependidikan hlm. 146-150.


Peran masyarakat itu antara lain menciptakan suasana yang dapat
menunjang pelaksanaan pendidikan nasional, ikut menyelenggarakan pendidikan
non pemerintah (swasta), membantu pengadaan tenaga, biaya, sarana dan
prasarana, menyediakan lapangan kerja, dan membantu pengembangan profesi
baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.4 Hubungan Antara Keluarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Pelaksanaan


Pendidikan

1.  Hubungan keluarga dengan sekolah

              Di dalam keluarga, anak berada dibawah kendali orang tua. Sehingga, ia
memiliki kewajiban untuk menghormati serta menaati peraturan dan pendidikan
yang diberikan kepadanya. Sedangkan sekolah merupakan wadah yang
menempatkan anak dalam kelompok tertentu berdasarkan tingkat usia dan
kemampuan. Sehingga, anak mempunyai sarana untuk interaksi secara intens
dengan teman sebaya yang sedikit banyak memiliki kesamaan wawasan, minat
maupun bakat. Oleh karena itu, selain pendidikan di dalam keluarga, anak juga
butuh mengembangkan pendidikan di sekolah. Karena di dalam rumah, tidak
mendapatkan hubungan sebaya seperti yang ia dapatkan di sekolah.

2. Hubungan sekolah dengan masyarakat

Hubungan antara sekolah dengan masyarakat merupakan bentuk interaksi


yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat
guna mendapatkan aspirasi dan simpati. Sekolah juga berusaha mengadakan
kerjasama dengan masyarakat untuk memperoleh kebaikan bersama. Keuntungan
khususnya bagi sekolah adalah untuk mensuksekan program-program sekolah
yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis.

3. Hubungan keluarga dengan masyarakat

Pendidikan keluarga merupakan dasar yang sangat penting dalam


perkembangan sosial anak. Karena keluarga adalah lembaga sosial resmi yang
minimal terdiri dari ayah, ibu dan anak yang menyediakan sarana belajar. Ikatan
kekeluargaan di dalamnya akan membantu anak dalam mengembangkan sikap
persahabatan, cinta kasih, hubungan antar pribadi, kerja sama, disiplin, tingkah
laku yang baik, serta kewibawaan. Untuk meningkatkan kemampuan sosial
tersebut, anak juga perlu diajari hidup bermasyarakat. Karena lingkupnya lebih
luas dan beragam, anak akan belajar menyesuaikan diri dan menemukan jati
dirinya sebagai seorang individu.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Salah satu fungsi keluarga adalah melaksanakan pendidikan. Oleh karena
itu, metode dan bentuk pendidikan dalam keluarga sangat berpengaruh dalam
tumbuh kembang watak, budi pekerti dan kepribadian manusia. Pendidikan yang
diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar
untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah.

Pendidikan dalam keluarga terselenggara atas dasar tanggung jawab


kodrati dan kasih sayang secara naluriah yang ada pada diri orang tua. Adapun isi
pendidikan dalam keluarga biasanya meliputi pengetahuan dasar, sikap, nilai dan
norma agama, nilai dan norma masyarakat, budaya, serta keterampilan tertentu.

Sekolah memberikan pendidikan untuk peserta didiknya atas kepercayaan


pihak keluarga dan masyarakat yang tidak mempunyai kesempatan untuk
mengembangkan pendidikan secara maksimal dengan berbagai keterbatasan yang
ada. Secara berkala, sekolah memberi laporan kepada orang tua atau walinya
tentang kegiatan anak di sekolah atau biasa disebut dengan pengelolaan siswa.
Bagi seorang anak, sekolah adalah keluarga kedua yang memberi arah
perkembangan dan kematangan. Oleh karena itu, sekolah harus disusun dan
dikelola sedemikain rupa sehingga memenuhi harapan.

Pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat adalah bentuk


pendidikan seumur hidup. Karena pendidikan yang diberikan di lingkungan
keluarga dan sekolah sangat terbatas, maka di masyarakatlah orang akan
memperoleh pendidikan hingga akhir hayatnya. Ilmu dan keterampilan yang
diperoleh di keluarga dan sekolah akan berkembang dan bermanfaat dalam
masyarakat. Peran masyarakat itu antara lain menciptakan suasana yang dapat
menunjang pelaksanaan pendidikan nasional, ikut menyelenggarakan pendidikan
non pemerintah (swasta), membantu pengadaan tenaga, biaya, sarana dan
prasarana, menyediakan lapangan kerja, dan membantu pengembangan profesi
baik secara langsung maupun tidak langsung.

3.2 Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah yang dapat kami sampaikan.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang dari
berbagai kalangan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan referensi yang ada. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun selalu kami harapkan. Agar
kedepannya, kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

 Tatang Syarifudin, Landasan Pendidikan (Bandung: Sub Koordinator MKDP LPDP


FIP UPI , 2016) hlm. 112-117
Dr. H. Moh. Solikodin Djaelani, M.M., M.Si dkk, Dasar-Dasar
Kependidikan,  (Tangerang: PT Pustaka Mandiri, 2014) hlm. 142-143

http://candratrisnanirata.blogspot.co.id/2013/10/peran-keluarga-sekolah-
masyarakat-dan.html

Dr. H. Moh. Solikodin Djaelani, M.M., M.Si dkk, Dasar-Dasar Kependidikan  hlm.


143-146

Dr. H. Moh. Solikodin Djaelani, M.M., M.Si dkk, Dasar-Dasar Kependidikan hlm.


146-150

15

Anda mungkin juga menyukai