Anda di halaman 1dari 4

Pendidikan dalam Masyarakat

Sebagian besar masyarakat modern memandang lembaga-lembaga


pendidikan sebagai peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial.
Pemerintah bersama orang tua telah menyediakan anggaran pendidikan
yang diperlukan secara besar-besaran untuk kemajuan sosial dan
pembangunan bangsa, untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional
yang berupa nilai-nilai luhur yang termaktub dalam pembukaan UUD
1945 alinea ke-4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
diharapkan bisa memupuk rasa takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
meningkatkan kemajuan-kemajuan dan pembangunan politik, ekonomi,
dan sosial demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.

Berbicara tentang fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat


ada bermacam-macam pendapat. Wuradji (1988) menyatakan bahwa
pendidikan sebagai lembaga konservatif mempunyai fungsi-fungsi
sebagai berikut: (1) Fungsi sosialisasi, (2) Fungsi kontrol sosial, (3)
Fungsi pelestarian budaya Masyarakat, (4) Fungsi latihan dan
pengembangan tenaga kerja, (5) Fungsi seleksi dan alokasi, (6) Fungsi
pendidikan dan perubahan sosial, (7) Fungsi reproduksi budaya, (8)
Fungsi difusi kultural, (9) Fungsi peningkatan sosial, dan (10) Fungsi
modifikasi sosial.

Jeane H. Ballantine (1983) menyatakan bahwa fungsi pendidikan


dalam masyarakat itu sebagai berikut: (1) fungsi sosialisasi, (2) fungsi
seleksi, latihan dan alokasi, (3) fungsi inovasi danperubahan sosial, (4)
fungsi pengembangan pribadi dan social.

Meta Spencer dan Alec Inkeles (1982) menyatakan bahwa fungsi


pendidikan dalam masyarakat itu sebagai berikut: (1) memindahkan
nilai-nilai budaya, (2) nilai-nilai pengajaran, (3) peningkatan mobilitas
sosial, (4) fungsi stratifikasi, (5) latihan jabatan, (6) mengembangkan
dan memantapkan hubungan hubungan sosial (7) membentuk semangat
kebangsaan, (8) pengasuh bayi.

Dari tiga pendapat tersebut di atas, tidak ada perbedaan tetapi saling
melengkapi antara pendapat yang satu dengan pendapat yang lain:
Pendidikan dalam Keluarga
Pendidikan dalam Keluarga adalah tanggungjawab orang tua, dengan peran Ibu lebih banyak.
Karena Ayah biasanya pergi bekerja dan kurang ada di rumah, maka hubungan Ibu dan anak
lebih menonjol. Meskipun peran Ayah juga amat penting, terutama sebagai tauladan dan
pemberi pedoman. Kalau anak sudah mendekat dewasa peran Ayah sebagai penasehat juga
penting, karena dapat memberikan aspek berbeda dari yang diberikan Ibu. Oleh karena
hubungan Ayah dan anak terbatas waktunya, terutama di hari kerja, maka Ayah harus
mengusahakan agar pada hari libur memberikan waktu lebih banyak untuk bersama dengan
anak.

Jika penghasilan keluarga tergantung pada penghasilan Ayah yang kurang memadai untuk
kehidupan keluarga dapat menimbulkan persoalan pendidikan yang tidak sedikit. Ada
pendapat berbeda tentang pendidikan dalam keluarga, yaitu tentang pemberian kebebasan
kepada anak. Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya sejak permulaan diberikan kebebasan
maksimal kepada anak. Dalam hal ini faktor pendidikan kepada anak sudah berakhir sebelum
anak itu dewasa. Dalam kenyataan terbukti bahwa keluarga yang menerapkan pendidikan
keluarga dapat menghasilkan pribadi-pribadi anak yang menjadi baik. Pendidikan dalam
Keluarga dapat memberikan pengaruh besar terhadap karakter anak. Sebab itu kunci utama
untuk menjadikan pribadi anak menjadi baik yang terutama terletak dalam pendidikan dalam
keluarga.

Dan karakter yang ditumbuhkan adalah faktor yang amat penting dalam kepribadian anak,
karena banyak mempengaruhi prestasi dalam berbagai bidang. Ilmu pengetahuan dan
kemampuan teknik adalah penting untuk pencapaian keberhasilan, tetapi tidak akan mampu
mencapai hasil maksimal kalau tidak disertai karakter. Hal itu terutama karena pada waktu ini
faktor karakter kurang menjadi perhatian dalam penyelenggaraan pendidikan. Ini semua harus
menjadi salah satu hasil penting usaha pendidikan, baik pendidikan dalam keluarga,
pendidikan sekolah maupun pendidikan dalam masyarakat. Akan tetapi karena pendidikan
pada anak paling dulu dilmulai dalam pendidikan dalam keluarga, maka pendidikan dalam
keluarga yang seharusnya memberikan dasar yang kemudian diperkuat dan dilengkapi dalam
pendidikan sekolah dan pendidikan dalam masyarakat.

Akhirnya memang tergantung pada para orang tua sendiri apakah pedoman itu dilaksanakan
atau tidak. Akan tetapi karena secara alamiah orang tua ingin anaknya menjadi baik dan
sukses, maka banyak kemungkinan orang tua akan berusaha menerapkan pedoman itu dalam
hidup mereka.
Pendidikan dalam sekolah
.
Pengertian pendidikan sekolah
Pendidikan sekolah merupakan fungsi konservatif yang sekolah itu bertanggung jawab untuk
mempertahankan nilai-nilai budaya masyarakat dan membentuk kesejatian diri sebagai manusia.
Pendidikan sekolah juga sebagai instrument penyadaran bermakna bahwa sekolah berfungsi
untuk membangun kesadaran yang berada pada tataran sopan santun, beradab, dan bermoral
dimana hal itu sudah menjadi tugas semua orang. Sistem pendidikan yang kuat dalam sekolah
akan mewujudkan standar mutu lulusan berbasis kompetensi.
Proses pembelajaran di sekolah mengandung makna bahwa kemampuan sumber daya sekolah
mentransformasikan multijenis masukan dan situasi untuk mencapai derajat nilai tambah tertentu
bagi peserta didik. Dengan demikian pendidikan akan dipandang mutu jika mampu melahirkan
keunggulan akademik dan ekstrakurikuler pada peserta didik yang di nyatakan lulus untuk satu
jenjang pendidikan atau menyelesaikan program pembelajaran tertentu.
Macam-macam pendidikan terbagi menjadi 2, yakni formal dan non-formal.
Pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah yang berlangsung secara teratur dan bertingkat
mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat. Dalam arti pendidikan formal berada dalam lingkup
sekolah dengan adanya kurikulum. Tujuan pendidik adalah untuk memperkaya budi pekerti,
pengetahuan dan untuk menyiapkan seseorang agar mampu dan trampil dalam suatu bidang
pekerjaan tertentu.
Sedangkan pendidikan non-formal adalah suatau pendidikan yang lebih berbasis pada
lingkungan masyarakat,oleh masyarakat, untuk masyarakat sebagai pelengkap pendidikan
formal.

. Unsur-unsur dalam Pendidikan


1) Peserta didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung
menyebutkan demikian oleh Karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang
otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan
insan yang unik.
b. Individu yang sedang berkembang.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

2) Orang yang membimbing (pendidik)


Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami
pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan
ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.

3) Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)


Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta
didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan
pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan
manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.
4) Alat dan Metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan
dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat
jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan
dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.

Anda mungkin juga menyukai