Abstrak
Evaluasi dan penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki
pencapain kompetensi. penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui
kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik.
Oleh sebab itu, penulis membuat makalah ini ingin membahas tentang “ Desain
dan Struktur Kurikulum” adalah hasil dari sebuah proses pengaitan tujuan
pendidikan dengan pemilihan dan pengorganisasian isi kurikulum.
1 . Zainal, arifin, konsep dan model pengembangan kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sekolah merupakan sarana dan tempat menuntut ilmu bagi para peserta
didik, juga tempat memperkaya dan memperluas keilmuan peserta didik.
Pendidikan di Indonesia dikatakan maju, hal ini bisa dilihat perkembangan
sekolah yang semakin lama semakin kreatif dalam menyiapkan peserta didiknya
untuk menjadi manusia yang berguna kelak. Oleh sebab itu kita sebagai calon
guru harus mampu menggunakan segala kemampuan kita, sehingga peserta didik
bisa menyerap ilmu kita dengan baik. Jadi kita sebagai calon guru harus
profesional dalam sebagai hal ini misalnya metode yang digunakan harus baik,
sesuai dengan materi yang kita ajarkan, strateginya juga harus sesuai,yang penting
dan perlu di miliki oleh seorang guru ialah mampu merespon peserta didik yang
mempunyai banyak problem yang berbeda- beda terutama di tingkatan SMP.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tadi, maka adapun rumusan masalah yang dapat
di rangkum yaitu:
C. PEMBAHASAN
2.http://peta-ilmu.blogspot.co.id/2011/03/makalah-kurikulum-pendidikan-agama.html
1) Al-Attas, bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk menjadi manusia baik.
4) Ashraf, secara rinci menjelaskan tujuan akhir pendidikan Islam adalah : (1)
Pembinaan akhlak; (2) Menyiapkan anak didk untuk hidup di dunia dan akhirat;
(3) Penguasaan ilmu; (4)Ketrampilan bekerja dalam masyarakat.
c. Ruang lingkup;
3
Pengajaran agama Islam diberikan pada sekolah umum dan sekolah
agama (madrasah), baik negeri atau swasta. Seluruh pengajaran yang diberikan di
sekolah/madarasah diorganisasikan dalam bentuk kelompok-kelompok mata
pelajaran yang disebut bidang studi (broadfields) dan dilaksanakan melalui sistem
kelas
Dalam struktur program sekolah umum, pengajaran agama Islam meliputi tujuh
unsur, yaitu:
1) Al-Qur'an
2) Hadits
3) Keimanan
4) Akhlak
5) Bimbingan ibadah
3.http://peta-ilmu.blogspot.co.id/2011/03/makalah-kurikulum-pendidikan-agama.html
6) Syariah/fiqh
7) Sejarah islam
Hal tersebut merupakan perwujudan dari keserasian, keselarasan dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Allah swt, diri sendiri, sesama manusia,
makhluk lainnya maupun lingkungannya.
d. Analisis kurikulum
1) GBPP PAI terlalu pada misi, ini terlihat dari sejumlah fungsi dan tujuan yang
diharapkan siswa setelah belajar PAI;
2) Padat materi yaitu materi PAI yang terdiri dari tujuh unsur poko yakni
keimanan, ibadah, quran, akhlak, muamalah, syariah dan tarikh yang diajarkan
secara terpisah menyebabkan materinya padat, sementara alokasi waktunya
terbatas;
3) Berorientasi kuat pada domain kognitif ini terutama dilihat dari segi tujuan
setiap pokok bahasan serta alat evaluasi yang digunakan.
4.http://asriridha10.blogspot.com/2018/05/telaahkurikulum-pendidikan-agama-islam.html
Secara rinci kelemahan kurikulum PAI adalah :
2) Melakukan seleksi materi, mana yang perlu diberikan di dalam kelas atau
sekolah lewat kegiatan intra dan ekstra kurikuler, mana yang dilakukan di luar
sekolah untuk diserahkan kepada keluarga dan atau masyarakat melalui
pembinaan secara terpadu.
5) Berusaha melakukan rekayasa fisik, psikis, sosial dan spiritual dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran PAI di sekolah.
5. http://zalva-kapeta.blogspot.com/2009/05/desain-kurikulum-pai.html
2. Model Pembelajaran
a. Pengertian
Model pembelajaran merupakan suatu rencana mengajar yang
memperhatikan pola pembelajaran tertentu, hal tersebut sesuai dengan pendapat
Briggs, bahwa model adalah seperangkat prosedur dan berurutan untuk
mewujudkan suatu proses. Dengan demikian pengertian model pembelajaran
adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk melaksanakan proses
pembelajaran.
Sedangkan yang dimaksud dengan pebelajaran pada hakekatnya adalah
merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, naik
antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat
diterima, dipahami dan disepakati oleh-oleh pihak-pihak yang terkait dalam
proses pembelajaran sehingga menunjukkan adanya perolehan, penguasaan, hasil,
proses atau fungsi.
4).Tahap refleksi; tindak lanjut dalam proses pembelajaran dapat dipilah menjadi
dua hal, yakni promosi dan rehabilitasi. Promosi adalah penetapan untuk
melangkah dan peningkatan lebih lanjut atas keberhasilan siswa. Rehabilitasi
adalah perbaikan atas kekuarangan yang telah terjadi dalam proses pembelajaran.
b. Jenis-jenis model
Tokoh model ini adalah William Glasser. Menurut Glasser bahwa sekolah
umumnya berhasil membina prilaku ilmiah, meskipun demikian adakalanya
sekolah gagal membina kehangatan hubungan antar pribadi. Kehangatan antar
pribadi bermanfaat bagi keberhasilan belajar, agar sekolah dapat membina
kehangatan hubungan antar pribadi, maka dipersyaratkan :
b) Guru dan siswa harus berani menghadapi realitas, dan berani menolak perilaku
yang tidak bertanggung jawab;
Model ini dikembangkan salah satunya oleh Robert E. Slavin. Model ini
membagi siswa dalam kelompok-kelompok diskusi, dimana satu kelompok terdiri
dari 4 atau 5 orang. Model ini akan membuka suasana belajar yang berkembang,
merangsang dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
b.Model Nested; model ini merupakan rancangan yang kaya yang digunakan oleh
guru-guru yang berpengalaman. Mereka tahu bagaimana memperoleh keuntungan
yang paling banyak dari suatu pelajaran atau setiap pelajaran. Tetapi dalam
pendekatan nested, perencanaan yang teliti diperlukan untuk menyusun sasaran-
sasaran yang multi. Pada model ini integrasi dimaksudkan untuk menggabungkan
sejumlah tujuan-tujuan pemebelajaran dan pengalaman belajar serta ketrampilan
sejenis dalam suatu unit pelajaran.
Sehubungan dengan hal di atas, cara berpikir kita sepertinya harus diubah. Hal ini
mengingat bahwa pendidikan itu penting. Oleh karena perubahan zaman yang
makin modern maka kurikulum juga harus dapat beradaptasi dengan perubahan
itu sendiri.
Ada lima masalah paling utama yang dihadapi para guru agama dalam
pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada sekolah seperti
diuraikan berikut :
Peserta didik dalam suatu lembaga pendidikan tentu berasal dari latar belakang
kehidupan beragama yang berbeda-beda. Ada siswa yang berasal dari keluarga
yang taat beragama, namun ada juga yang berasal dari keluarga yang kurang taat
beragama, dan bahkan ada yang berasal dari keluarga yang tidak peduli dengan
agama. Bagi anak didik yang berasal dari keluarga yang kurang taat atau tidak
peduli sama sekali terhadap agama, perlu perhatian yang serius. Sebab jika tidak,
maka anak didik tidak akan peduli terhadap pendidikan agama, lebih parah lagi
mereka menganggap remeh pendidikan agama. Sikap ini akan sangat berbahaya,
kendatipun demikian, tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik
seperti; minat belajar, keluarga, lingkungan, dan lain sebagainya.
6.http://kartika-d.blogspot.co.id/2012/10/problematika-kurikulum-pendidikan-agama_2997.html
Di era multi peradaban dan tekhnologi dan informasi yang tidak dicegah
kebeadaannya menyebabkan semua itu mempengaruhi psikologis lingkungan
belajar, baik siswa, tenaga pendidik dan kependidikan serta stekholder setiap
lembaga pendidikan.
Pengaruh dari lingkungan belajar yang tidak kondusif ini sangat mempengaruhi
minat belajar, dekadensi moral, serta menimbulkan kekhawatiran para orangtua
siswa dan masyarakat terhadap pendidikan anak-anak mereka khususnya
kebiasaan beragama mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Pada dasarnya guru adalah tenaga pengajar sekaligus tenaga pendidik profesional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan latihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, Sesuai UU RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 2.
d. Masalah Metode.
Metode adalah cara atau strategi bahkan juga pendekatan yang dikuasai pendidik
untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik sehingga sasaran yang
diharapkan dapat tercapai. Banyak sekali metode pendidikan yang dapat
dilakukan atau diterapkan dalam menyampaikan pembelajaran pendidikan agama.
Tetapi sangat disayangkan bahwa masih banyak guru agama yang tidak
menguasai berbagai metode pembelajaran aktif yang sebenarnya bisa dipakai
dalam menyajikan pelajaran pendidikan agama. Agar pendidikan agama dapat
mencapai hasil sesuai yang diharapkan, maka setiap guru agama harus mengetahui
dan menguasai berbagai metode pembelajaran dan pendekatan.
2) Sikap dan pengamalan diri hubungan siswa didik dengan masyarakat. Dengan
mempelajari pelajaran agama diharapkan siswa mampu bersosialisasi dengan
masyarakat sekitar.
Sehubungan dengan itu, guru harus mampu mengevaluasi peserta didiknya secara
terus-menerus, menyeluruh, dan ikhlas walaupun peran dan wewenangnya
terbatas dapat bermakna dalam membina dan membimbing generasi penerus
bangsa dari kegersangan rohani.
e. Masalah evaluasi.
Ada beragam problem yang dihadapi oleh guru, yang secara umum dapat
diuraikan sebagai berikut:
Hal lain yang juga merupakan problem yang harus dihadapi oleh guru
adalah rendahnya gaji guru sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya
secara memadai. Seringkali orientasi kerja guru dituntut hanya semata-mata
mengabdikan dirinya untuk kepentingan profesi dan mengabaikan kebutuhan
dasar tersebut. Akibatnya kesejahteraan guru rendah dan timbulah keinginan
memperbaiki kesejahteraan itu. Dalam keadaan seperti ini, tenaga dan pikiran
guru akan lebih tersita untuk memenuhi kebutuhannya dari pada tuntutan
profesinya.
Dalam hal ini seharusnya semua pihak memberi kelonggaran dan dukungan
sepenuhnya supaya guru mendapatkan kesempatan seluas-luasnya.
f. aspek psikologi menunjukkan pada kenyataan bahwa peserta didik yang belajar
pada umumnya memiliki taraf perkembangan yang berbeda satu dengan lainnya
sehingga menuntut materi yang berbeda pula.
Dalam hal ini tidak sesuai dengan apa yang harus menjadi hak dan kewajiban
seorang guru, bahwa hak seorang guru adalah:
b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
3. Solusi untuk Menyelesaikan Problematika Guru
D. KESIMPULAN
7.http://ainunnajib1994.blogspot.co.id/2016/02/makalah-problematika-yang-dihadapi-guru.html
Guru sebagai pilar penting dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran perlu
mendapat perhatian dari semua kalangan, baik pemerintah, tokoh pendidikan serta
masyarakat lainnya yang bergerak di bidang pendidikan.
Tidak sedikit kendala yang dihadapi para pendidik dalam pembelajaran PAI
tingkat SMP.Tapi, untuk mengatasi problematika guru di atas, diperlukan
kerjasama dari kita semua untuk dapat saling membantu agar guru mampu
meneliti, dan menigkatkan tingkat keprofesionalannya, dan menyulut guru untuk
kreatif dalam mengembangkan sendiri media pembelajarannya. Bila itu semua
dapat terwujud, maka kualitas pendidikan kita pun akan meningkat.
Semoga kita dapat menjadi calon pendidik yang baik dan professional.
E. DAFTAR PUSTAKA
http://zalva-kapeta.blogspot.com/2009/05/desain-kurikulum-pai.html
http://peta-ilmu.blogspot.co.id/2011/03/makalah-kurikulum-pendidikan-
agama.html
http://kartika-d.blogspot.co.id/2012/10/problematika-kurikulum-pendidikan-
agama_2997.html
http://ainunnajib1994.blogspot.co.id/2016/02/makalah-problematika-yang-
dihadapi-guru.html
http://asriridha10.blogspot.com/2018/05/telaahkurikulum-pendidikan-agama-
islam.html