Anda di halaman 1dari 17

PEBELAJAR MUDA BAHASA INGGRIS

MAKALAH
Ditujukan untuk memenuhi Tugas
Mata Kuliah Bahasa Inggris

Oleh:
HABIBATUZ ZUHRO
IZZATUL AINI
LILIS MUFARICHA

Dosen Pembimbing:
Aida Fitrianah Zen, M.Pd.

INSTITUT AGAMA ISLAM ULUWIYAH MOJOKERTO


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dalam menyelesaikan
Makalah ini yang berjudul “Pebelajar Muda Bahasa Inggris”. Shalawat serta
salam tak lupa kita haturkan kepada baginda Rasulullah yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah menjadikan kami kaum muslimin dan muslimat yang berada
dizaman yang terang benderang.
Dalam makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi
materi, maupun cara penulisan. Maka kami mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca untuk memberikan saran terhadap makalah kami. Semoga makalah
kami dapat menambah wawasan bagi para pembaca khususnya kami para penulis.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi dan
bisa menambah ilmu kita semua, Aamiin.

Mojokerto, 15 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.......................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan Permasalahan.........................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Pebalajar Muda Bahasa Inggris......................................................3
B. Karakteristik Pebelajar Muda Bahasa Inggris...................................................4
C. Faktor yang mempengaruhi Pembelajaran EYL...............................................9

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan.....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan terus bergulirnya arus globalisasi, segalanya hampir

tidak punya batas lagi.  Begitu pula dengan bahasa antar negara.  Seluruh

negara di dunia sudah tidak bisa lagi hanya mengandalkan bahasanya sendiri

untuk hidup berdampingan dengan negara-negara lain.  Berasal dari sini lah

akhirnya harus ada satu bahasa yang menjadi bahasa internasional sebagai alat

komunikasi yang bisa digunakan di seluruh belahan dunia.  Bahasa Inggris pun

dipilih menjadi bahasa internasional itu.

Keahlian berbahasa internasional (bahasa Inggris) ini diperlukan untuk

menguasai ilmu pengetahuan, memiliki pergaulan luas dan karir yang baik. Hal

ini membuat semua orang dari berbagai kalangan termotivasi untuk mengusai

bahasa Inggris.

Meningkatnya kebutuhan akan berbahasa Inggris di dunia rupanya juga

terjadi di Indonesia.  Bahasa Inggris menjadi penting untuk dipelajari jika tidak

ingin tertinggal dengan negara lain.   Maka tidak heran, beberapa tahun

belakangan ini pembelajaran bahasa Inggris begitu masif dilakukan di semua

tingkat satuan pendidikan, tidak terkecuali pendidikan pra-sekolah yang

notabene siswanya dikategorikan sebagai anak usia dini. Banyak institusi

pendidikan pra-sekolah, baik yang bertaraf internasional maupun lokal, yang

menerapkan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran.

1
Bahkan tidak hanya itu, bahasa Inggris juga digunakan oleh para siswa dan

guru sebagai bahasa komunikasi sehari-hari di lingkungan sekolah.

Tidak hanya sekolah pada tataran atau tingkat SMP dan SMA, pada

tingkat SD pun pelajaran bahasa Inggris sudah didiajarkan untuk melatih dasar-

dasarnya. Bagi sebagian besar murid di Sekolah Dasar, mata pelajaran bahasa

Inggris bisa jadi merupakan mata pelajaran baru dan sulit. Hal ini dikarenakan

kebiasaan berbahasa mereka di rumah tidak menggunakan bahasa Inggris.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pebelajar muda bahasa inggris?

2. Apa saja karakteristik pebelajar muda bahasa inggris?

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi pembelajaran EYL?

C. Tujuan Permasalahan

1. Untuk mengetahui pengertian pebelajar muda bahasa inggris.

2. Untuk mengetahui karakteristik pebelajar muda bahasa inggris.

3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pembelajaran EYL.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pebelajar Muda Bahasa Inggris

Yang disebut sebagai pebelajar muda usia di sini adalah siswa sekolah

dasar yang berusia antara 6-12 tahun. Mereka dapat dibagi menjadi 2

kelompok, yaitu younger group (6-8 tahun) dan older group (9-12 tahun).

Menurut jenjang kelasnya, mereka bisa disebut anak-anak lower classes, yaitu

anak kelas 1, 2, dan 3 serta upper classes siswa kelas 4, 5, dan 6. Sementara

itu, Scott dan Ytreberg (1990) membagi mereka dalam kelompok level one atau

tingkat pemula (5-7 tahun) dan level two (8-10 tahun). Kelompok level two

juga bisa disebut beginners jika mereka baru mulai belajar bahasa inggris pada

usia itu.

Saat ini banyak anak preschool atau siswa taman kanak-kanak yang

juga belajar bahasa Inggris sehingga kita dapat mengelompokkan mereka

dalam kelompok sendiri, yaitu kelompok very young learners. Dalam

pembelajaran bahasa Inggris kematangan siswa di kelas tidak hanya ditentukan

oleh siswa atau jenjang kelas mereka saja, tetapi juga oleh banyak faktor lain,

seperti lingkungan (perkotaan atau pedesaan), budaya setempat, minat, dan

pengaruh orang tua. Dengan demikian, program dan jenis kegiatan yang

dilaksanakan oleh guru banyak ditentukan oleh pemahaman mereka terhadap

lingkungan, sikap, minat, dan latar belakang anak.

3
B. Karakteristik Pebelajar Muda Bahasa Inggris

Berikut ini karakteristik atau ciri-ciri pebelajar muda secara umum :

Pada umumnya, anak-anak yang berusia 5-7 tahun memiliki sikap

egocentric di mana ada kecenderungan mereka suka menghubungkan apa yang

mereka pelajari atau mereka lakukan dengan dirinya sendirinya. Mereka

menyukai materi pelajaran yang berhubungan dengan kehidupan mereka

sehari-hari dan sekelilingnya, misalnya kata yang menggunakan kata atau

frasa, seperti “my ...: my family, my house ...”. Mereka juga memberikan

perhatian lebih pada kalimat atau frasa yang menyangkut benda-benda

miliknya atau yang dipakainya bahkan pada anggota tubuhnya

Ketika anak-anak bertambah usia, yaitu ketika menginjak usia 10

tahun (kelas 4 sd) mereka sedang dalam proses perubahan yang tadinya

egocentric menuju ke hubungan timbal balik atau reciprocity. Perhatiannya

tidak lagi berpusat pada dirinya, tetapi sudah mulai memerhatikan orang lain.

Pada masa-masa itu, topik yang semula sebagian besar berfokus pada i, my,

atau me, dengan you dan your yang ditujukan untuk anak lain atau temannya

Pebelajar muda kelompok level one, yaitu usia 5-7 tahun masih

sulit membedakan hal-hal yang konkrit dan yang abstrak. Garis pembatas

antara dunia nyata dan dunia imajinasi tidak atau belum jelas bagi mereka.

Pada waktu memperkenalkan bahasa Inggris kepada anak-anak,

sebaiknya diawali dengan hal-hal yang konkrit sebelum menuju ke hal-hal

yang bersifat abstrak. Selain itu, jangan hanya mengandalkan bahasa lisan

karena bahasa lisan saja tidak cukup. Kegiatan untuk anak-anak juga harus

4
melibatkan aspek pikiran (kognitif) dan gerakan tubuh. Banyak benda objek

dan gambar yang bersifat konkrit yang bisa digunakan untuk memberi

gambaran tentang lingkungannya, misalnya kursi, meja, papan tulis, pintu,

jendela, dan alat tulis. Benda-benda tersebut dapat dikemas dalam sebuah

nyanyian seperti yang ada di bawah ini.

This is the window (sambil menunjuk jendela), That is the door (sambil

menunjuk pintu), That is the black board (sambil menunjuk papan tulis), And

this is the floor (sambil menunjuk lantai).

Ketika menginjak usia 8-10 tahun, mereka sudah bisa membedakan

antara fakta dan fiksi, juga bisa mengerti hal yang abstrak. Pada usia 10

tahun, mereka bisa disebut anak yang matang dengan kedewasaan di satu sisi

dan kekanak-kanakan di sisi lainnya. Perbedaan antara orang dewasa dan anak-

anak dalam menyikapi sesuatu hal yang belum dimengerti, yaitu anak-anak

tidak selalu dapat mengerti apa yang diperbincangkan oleh orang dewasa

begitu pula sebaliknya. Orang dewasa akan mencari tahu dengan cara bertanya,

tetapi anak-anak tidak selalu mau bertanya. Mereka kadang berpura-pura

mengerti atau mereka mengerti, tetapi menurut pemahaman mereka sendiri

Anak-anak juga cenderung imajinatif dan aktif. Mereka menyukai

pembelajaran melalui permainan, cerita maupun lagu sehingga mereka akan

lebih termotivasi untuk belajar bahasa Inggris walaupun secara tidak langsung.

Belajar berbahasa sambil bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan

bagi anak-anak atau sering disebut sebagai recreational time out activities.

5
Ur (1996) mengatakan ada tiga sumber perhatian untuk anak-anak

dalam kelas, yaitu gambar, dongeng, dan permainan. Dalam permainan, ada

kebutuhan untuk berkomunikasi dan ini mendorong anak untuk berbicara.

Mereka bisa berbicara dengan dirinya sendiri atau dengan temannya, bernyanyi

dan bermain dengan kata-kata yang sedang dipelajari. Misalnya, dengan

menyamakan bunyi /e/ dan /ai/

Contoh :

Let’s go Pets go
Blue eyes Blue pies

Meskipun kata-kata itu tidak memberikan makna, tetapi hal ini secara

umum ditemui pada tingkat awal pembelajaran bahasa asing. Kegiataan ini

memberikan kegembiraan pada anak-anak (scoth dan ytreberg, 1990).

1. Perasaan mudah bosan juga merupakan salah satu ciri anak-anak. Mereka

mempunyai tingkat konsentrasi dan perhatian yang pendek. Untuk

mengatasi kebosanan mereka, kegiatan belajar harus variatif dan perlu

diganti setiap 10-15 menit. Variasi bisa diciptakan dalam kegiatan belajar

pada pengelompokkan siswa, jarak waktu kegiatan, bahan ajar maupun

variasi suara dan pemanfaatan barang-barang buatan di sekitar kita juga

dapat bermanfaat dalam kegiatan belajar. Anak-anak older group atau

upper classes bisa berkonsentrasi lebih lama, tetapi variasi kegiatan masih

diperlukan.

2. Kehidupan anak-anak penuh warna dan keceriaan. Kegiatan dan tugas

yang disertai dengan gambar yang menarik dan berwarna-warni akan

membuat anak-anak lebih gembira. Tugas untuk mewarnai tentu akan

6
dikerjakan dengan gembira sambil mengenal dan mempelajari nama-nama

warna dan benda-benda yang tercantum pada gambar tersebut. Berbagai

media berupa flash card dan puppets dengan warna-warna yang ceria akan

sangat membantu melancarkan proses belajar mengajar bahasa Inggris.

Keceriaan anak-anak bisa juga dituangkan dalam lagu. Anak-anak

biasanya cepat hafal nyanyian yang sederhana, riang, dan mudah untuk

diucapkan, apalagi bila nyanyian itu dilagukan dengan gerakan yang

sesuai.

3. Anak-anak menyukai cerita sebagaimana mereka menyukai

permainan. Melalui cerita, siswa dapat dilatih untuk lebuh memusatkan

perhatian pada konteks secara keseluruhan daripada jika dinyatakan per

kata. Sementara melalui permainan, siswa lebih terdorong untuk lebih

aktif dan lebih bebas dalam menggunakan bahasa inggris yang kadang-

kadang akan terucap bahasa menurut versi mereka. Dalam kegiatan

bercerita, anak dapat belajar bahasa dengan menyimak atau menerima

pesan yang terkandung di dalamnya.

4. Younger group lebih menyukai mengerjakan tugas sendiri, tetapi

dengan teman di dekatnya. Mereka belum bisa berbagi dan sangat self-

centered sampai batas usia 7 tahun. Pada usia 8-9 tahun, mereka

sudah bisa bekerja sama dan belajar dari orang lain. Bentuk kerja

sama dapat in pairs atau in groups. Mereka merasa lebih aman jika dalam

mengerjakan tugas bekerja sama, sesuai dengan kemauannya karena bisa

saling membantu dan mengoreksi. Sekali anak-anak merasa aman dan

7
senang dalam kelas bahasa Inggris, mereka bisa diberi semangat agar lebih

berani dan lebih aktif dalam pembelajaran bahasa.

5. Pebelajar usia 8-10 tahun cukup mempunyai kesadaran dan kesiapan

berbahasa. Sementara itu, pada usia sebelumnya, sebenarnya mereka

belum menyadari untuk apa belajar bahasa asing walaupun mereka merasa

senang dan bersemangat tinggi. Anak-anak dapat mengerti konteks dari

suatu percakapan tanpa harus mengerti arti kata per kata. Sebenarnya,

intonasi, isyarat, ekspresi wajah, dan berbagai gerak akan membantu

mereka untuk mengerti suatu kata atau kalimat yang belu mereka ketahui.

6. Pada dasarnya, anak-anak menyukai percakapan instrik untuk

berinteraksi dan berbicara tentang apa yang dimiliki. Mereka harus

berbicara dan berinteraksi dalam bahasa Inggris dengan sesama teman dan

dengan guru bahasanya karena mereka harus belajar bagaimana

menggunakan bahasa Inggris. Satu-satunya cara yang paling efektif bagi

anak untuk belajar menggunakan bahasa termasuk bahasa asing adalah

dengan jalan menggunakan bahasa itu sendiri.

7. Siswa sekolah dasar pada umumnya adalah pebelajar yang

merupakan pemikir aktif. Mereka senang belajar sesuatu, termasuk juga

belajar bahasa dengan cara melakukan sesuatu (learning by doing),

misalnya bermain atau bernyanyi dengan menggerakkan anggota tubuh

untuk memberi isyarat atau memberi makna ungkapan yang diucapkan.

Aktivitas yang menggunakan contoh, gerak, ekspresi, dan pemanfaatan

objek atau gambar-gambar yang dapat mempermudah anak belajar bahasa.

8
Kegiatan semacam itu dapat membantu anak-anak untuk memahami kata-

kata atau frasa yang baru diberikan dan baru mereka dengar.

C. Faktor yang mempengaruhi Pembelajaran EYL

1. Bahasa Ibu

Insting, karakteristik, dan keterampilan yang sudah terbentuk dalam

mempelajari bahasa ibu atau bahasa pertama sangat membantu anak dalam

mempelajari bahasa baru, dalam hal ini bahasa inggris. Ada persamaan

antara pola pembelajaran bahasa ibu dan bahasa asing, tetapi banyak pula

perbedaan terutama dalam hal ejaan, ucapan termasuk tekanan dan intonasi,

struktur, dan kosakata. Perbedaan ini dapat memengaruhi proses belajar

bahasa asing bagi anak-anak. Tidak jarang pengaruh bahasa pertama

menjadi penghambat dalam mempelajari bahasa asing.

Sulit bagi anak indonesia mengucapkan bunyi huruf hidup yang panjang,

seperti pada kata food; room; diftong /ei/, /au/, /ou/ seperti pada kata

away,now |nau|, dan road |roud|. Juga pola kata benda yang dikombinasikan

dengan kata sifat, misalkan a red chair dalam bahasa indonesia letaknya

berbeda jika dibandingkan dengan kursi merah.

2. Bahan Ajar

Pemilihan materi sebagai bahan ajar dengan teknik pembelajaran yang

sesuai dengan usia dan minat anak akan dapat menyenangkan siswa EYL.

Anak–anak mempunyai perhatian yang besar terhadap hal-hal yang

menyangkut interest mereka, misalnya tentang binatang peliharaan, sepak

9
bola, keluarga, dan hobi. Dalam memilih buku untuk siswa, guru perlu

mempertimbangkan banyak hal.

Bahan ajar hendaknya yang dapat merangsang siswa belajar aktif dengan

tujuan yang  jelas dan bermakna dengan instruksi jelas. Latihan, tugas, dan

kegiatan belajarnya harus melibatkan siswa. Pilihan kata dan tingkat

kesulitan tata bahasa perlu disusun secara runtut, dari yang mudah ke yang

lebih sukar.

3. Interaksi Sosial

Komunikasi antara siswa dan guru serta siswa dan siswa yang hangat akan

memberikan rasa aman pada pembelajaran pemula dan meningkatkan rasa

percaya diri dalam mempelajari bahasa baru. Interaksi sosial membantu 

anak untuk menggunakan bahasa dan membuat mereka untuk saling

belajar.

Hubungan ini bisa terjalin melalui permainan, lagu, dan kegiatan belajar

yang dilakukan secara berpasangan (in pairs) dan secara berkelompok (in

groups). Komunikasi dengan teman dalam bentuk tanya jawab dapat

membantu siswa menjadi berani menggunakan bahasa.

Jarak yang ada antara guru dan siswa dapat dikurangi dengan adanya

kegiatan-kegiatan yang mudah dan menyenangkan, komunikasi antarsiswa

jadi meningkat, demikian pula peran serta siswa terlihat sehingga kegiatan

tersebut memberikan rasa percaya diri, terutama bagi siswa yang pemalu.

Dengan adanya interaksi sosial diharapkan mereka tidak merasa malu

untuk menggunakan bahasa yang baru dipelajari. Pertama dengan cara

10
meniru, kemudian menjawab, dan bertanya. Selanjutnya, mereka dapat

menyampaikan suatu pesan dalam bahasa Inggris.

4. Media Pembelajaran

Pembelajaran EYL akan lebih efektif jika guru menggunakan media untuk

menunjang kegiatan belajar mengajar karena anak-anak menyukai hal-hal

yang bersifat visual. Penggunaan alat bantu ajar atau media yang berbentuk

benda nyata, gambar, puppets, dan miniatur dapat membuat penyajian

materi lebih menarik dan menyenangkan.

Guru dapat menyiapkan alat bantu yang diambil dari koleksinya sendiri,

misalnya gambar, foto, dan benda nyata, seperti pen, watch, dan bag atau

gambar dalam bentuk flash cards atau pictures.

5. Latar Belakang Keluarga

Faktor latar belakang keluarga atau sosial juga dapat menunjang atau

menghambat keberhasilan anak belajar bahasa Inggris. Tersedianya kamus,

buku, dan fasilitas lain di rumah serta support orang tua juga merupakan

faktor yang dapat memengaruhi proses belajar bahasa asing. Benda di

lingkungan anak dapat menambah kosakata, misalnya TV, sofa, cupboard,

buku siswa, kamus, dan buku bacaan yang dibelikan orang tua akan

membantu siswa belajar bahasa Iinggris.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran bahasa Inggris sekarang ini sudah bukan hal asing lagi

jika diajarkan pada anak usia dini.  Penguasaan bahasa Inggris rupanya sudah

menjadi kebutuhan bagi pelajar bahkan di hampir semua jenjang pendidikan.

Pembelajaran bahasa Inggris dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan

teoritis seperti pendekatan behavioristik, pendekatan linguistik, pendekatan

interaksi kognitif, dan pendekatan interaksi sosial.

Dalam mengajarkan bahasa  Inggris pada anak usia dini, pengajar harus

terlebih dahulu mengetahui karakteristik anak yang diajarnya.  Hal ini

diperlukan agar pengajar dapat menentukan metode belajar seperti apa yang

sesuai jika diterapkan pada anak usia dini, karena setiap jenjang usia memiliki

karakteristik yang berbeda-beda terlebih dalam aspek kognitifnya. Selain itu

pembelajaran bahasa Inggris pada anak usia dini juga harus memperhatikan

faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasa Inggris seperti bahasa

ibu, bahan ajar, interaksi sosial, latar belakang keluarga dan media

pembelajaran.

Kegiatan belajar bahasa Inggris meliputi menyimak (listening),

berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis (writing).  Namun,

untuk anak usia dini pembelajaran lebih ditekankan pada listening dan

speaking.  Tentunya pembelajaran bahasa Inggris pada anak usia dini ini

12
memiliki implikasi positif, di antaranya dapat dilihat dari aspek kognitif,

kepribadian dan sosial.

13
DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, Herman. 2015. Makalah Pebelajar Muda Bahasa Inggris.


http://www.blogbarabai.com/2015/03/makalah-pebelajar-muda-bahasa-
inggris.html. Diakses 15 Oktober 2019.

Maulida, Evira N. 2012. Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Anak Usia Dini.
http://duniaevira.blogspot.com/2012/06/pembelajaran-bahasa-inggris-
untuk-anak.html. Diakses 15 Oktober 2019.

Fahmi, Ajoe. 2016. Karakteristik Anak (Siswa EYL) Sebagai Pembelajar Muda
Bahasa Inggris. http://ajoefahmi.blogspot.com/2016/04/karakteristik-anak-
siswa-eyl-sebagai.html. Diakses 15 Oktober 2019.

14

Anda mungkin juga menyukai