Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KOMPETENSI PEMBELAJARAN
Variasi Stimulus

Disusun Oleh :
1. Astried Ikhsani Adelia (1515617060)
2. Cut Mutiah Sari (1515617024)
3. Lanovia P. D Sudarsono (16207012)
4. Gadis Rahmayanti (1515617008)
5. Dinda Maysella (1515617014)
6. Sunnah Hayati (1515617003)

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN VOKASIONAL DESAIN FASHION
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt. Yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Variasi Stimulus.

Tugas ini disusun berdasarkan informasi yang didapat melalui internet dan beberapa
E-book. Meskipun dalam pembuatan makalah ini kami sering menemukan beberapa masalah
namun kami tetap berusaha menyelesaikan makalah dengan baik.

Semoga dengan tersusunnya makalah ini bisa bermanfaat oleh semua pihak dan dapat
menambah pengalaman khususnya bagi kami. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang dapat membangun.

Jakarta, November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Judul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Pembahasan 1

BAB II Pembahasan 2

A. Pengertian Variasi Stimulus 2


B. Macam-macam Variasi Stimulus 3
C. Tujuan dan Manfaat Variasi Stimulus 7
D. Prinsip Penggunaan Variasi Stimulus 8

BAB III Penutup 9

A. Kesimpulan 9
B. Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran di sekolah adalah kegiatan pendidikan pada umumnya, yang
menjadikan siswa menuju keadaan yang lebih baik. Pendidikan dalam hal ini sekolah
tidak dapat lepas dari peran guru sebagai fasilitator dalam penyampaian materi.
Profesionalisme seorang guru sangatlah dibutuhkan guna terciptanya suasana proses
belajar mengajar yang efisien dan efektif dalam pengembangan siswa yang memiliki
kemampuan beragam. Pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilakau kearah yang lebih
baik.
Pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran yang artinya sebelum
siswa belajar harus melalui sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan sehari hari yang
masalahnya bersifat tertutup dan terbuka.Oleh karena itu pada proses pembelajaran guru
perlu meningkatkan kemampuan menjadi guru professional dan kreatif dalam
mengembangkan kemampuan mengajar sehingga siswa dapat maksimal walaupun dalam
kenyataannya guru-guru di Indonesia sebagian besar masih mempertahankan metode-
metode pembelajaran lama. Kemampuan guru sebagai salah satu usaha meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah dimana guru merupakan elemen di sekolah yang secara
langsung dan aktif bersinggungan dengan siswa, kemampuan yang dimaksudkan adalah
kemampuan mengajar dengan menerapkan model pembelajarn yan tepat, efisien dan
efektif.
B. Tujuan dan Manfaat
a. Kita dapat menambah ilmu serta wawasan mengenai Keterampilan Variasi Stimulus.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Variasi Stimulus

Variasi merupakan hal yang perlu dilakukan saat proses pembelajaran.


Menurut Alma (2009: 42) membuat variasi adalah suatu hal yang sangat penting
dalam perilaku keterampilan mengajar. Variasi dalam hal ini adalah menggunakan
berbagai metode, gaya mengajar, sumber bahan pelajaran, media pengajaran, dan
variasi dalam bentuk interaksi antara guru dan peserta didik.

Menurut Usman (2009: 84) variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam
konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan
peserta didik sehingga dalam situasi belajar-mengajar, peserta didik senantiasa
menunjukkan ketekunan, antusias, serta penuh partisipasi.

Sesuai dengan pendapat Mulyasa (2015: 78) mengadakan variasi merupakan


keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi
kebosanan peserta didik, agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi
dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan
kebosanan.

Selanjutnya menurut Saud (2012: 70) variasi dalam kegiatan belajar mengajar
adalah perubahan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para peserta
didik serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Prestasi belajar yang maksimal
dapat diupayakan oleh guru dengan melakukan hal-hal yang bisa membangun atau
menambah semangat dan motivasi belajar peserta didik berupa keterampilan
mengadakan variasi, karena semangat dan motivasi peserta didik dalam belajar akan
sangat berpengaruh pada prestasi belajar yang dicapai peserta didik.

2
B. Macam-macam Variasi Stimulus

Minimal ada tiga jenis variasi stimulus yang dapat dilakukan guru, yaitu :

a. Variasi pada waktu bertatap muka atau melaksanaka proses pembelajaran


b. Variasi dalam menggunakan media/alat bantu pembelajaran
c. Variasi dalam melakukam pola interaksi

Sesuai dengan jenisnya, teknik-teknik yang dapat digunakan dalam melakukan variasi
stimulus dijelaskan berikut ini :

a. Variasi pada waktu melakukan proses pembelajaran


Untuk menjaga agar proses pembelajaran tetap kondusif, ada beberapa teknik yang
dapat dilakukan.
1) Penggunaan variasi suara (teacher voice)
Dalam suatu proses pembelajaran bisa terjadi kurangnya pehatian siswa
disebabkan oleh suara guru yang mungkin terlalu lemah sehingga suaranya tidak bisa
ditangkap oleh seluruh siswa, atau pengucapan kalimat yang kurang jelas (ngosom).
guru yang baik akan terampil mengatur volume suaranya, sehingga pesan mudah
ditangkap dan dipahami oleh seluruh siswa. Guru harus mampu mengatur suara kapan
ia harus mengeraskan suaranya, dan kapan harus melemahkan suaranya. Ia juga akan
mampu mengatur irama suara sesuai dengan isi pesan yang ingin disampaikan.
Melalui intonasi dan penturan suara yang baik dapat membuat siswa bergairah dalam
belajar, sehingga proses pembelajaran tidak membosankan.

2) Pemusatan perhatian (focusing)


Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat
dilakukan oleh guru untuk memfokuskan perhatian siswa. Misalnya dengan mengajak
siswa untuk memerhatikan sesuatu bersama-sama melalui kalimat : “coba anda
perhatikandengan saksama bagian ini....!” focusing dperlukan untuk mknta perhatian
khusus dari siswa terhadap hal-hal yang spesifik.
Coba anda simak kegiatan guru dalam focusing di bawah ini.
Anak-anak, bagian yang akan kita pelajari ini adalah bagian yang sangat
penting. Memang ada kakak-kakak kelasmu yang ketika mempelajari bagian
inimengalami kesulitan sehingga harus mengulang. Tapi ibu yakin kalian akan bisa

3
memahaminya asal ada kemauan yang lebih untuk mempelajarinya. Oleh sebab itu,
ibu harapkan kalian lebih memerhatikan bagian yang akan kita pelajari hari ini.

3) Kebisuan guru (teacher silence)


Ada kalanya guru dituntut untuk tidak berkata apa-apa. Teknik ini bisa
digunakan menarik perhatian siswa. Coba anda lakukan manakah siswa dalam
keadaan ribut, kemudian anda diam sambil menatap mereka satu per satu, pasti
mereka akan diam. Dengan kebisuan guru dapat menarik perhatian siswa. Oleh sebab
itu teknik “diam” dapat digunakan sebagai alat untuk menstimulasi ketenangan dalam
belajar.

4) Mengadakan kontak pandang (eye contact)


Mungkin anda pernah mengalami dalam suatu kegiatan pembelajaran anda
tidak merasa diperhatikan oleh guru anda. Guru anda selalu menghindar manakalu
beradu pandang dengan anda, sehingga ketika ia bicara ia memandang keluar jendela,
ke langit-langit kelas, ke lantai atau bahkan sengaja menutup muka dengan tas yang
disimpan di mejanya. Lalu bagaimana perasaan anda?
Setiap siswa membutuhkan perhatian dan penghargaan. Guru yang baik akan
memberikan perhatian kepada siswa melalui kontak mata. Kontak mata yang terjaga
terus-menerus dapat menumbuhkan kepercayaan diri siswa. Pandang setiap mata
siswa dengan penuh perhatian sebagai tanda bahwa kira memerhatikan mereka,
bahwa apa yang kita katakan akan sangat bermanfaat untuk mereka. Anda percaya
bahwa kontak mata dapat menjadi magnet untuk menarik perhatian setiap siswa.

5) Gerak guru ( teacher movement)


Gerakan-gerakan guru di dala kelas dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk
merebut perhatian siswa. Guru yang baik akan terampil mengekspresikan wajah
sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Gerakan-gerakan guru dapat membantu
untuk kelancaran komunikasi, sehingga pesan yang disampakanmudah dipahami dan
diterima oleh siswa. Bayangkan oleh anda, apa yang akan terjadi seandainya selama
dua jam pelajaran guru menjelaskan materi pelajaran sambil duduk terus-menerus,
apalagi mukanya terhalang oleh tas guru, sehingga hamya terdengar suaranya saja.
Bosan, bukan? Nah, oleh sebab itu sekali-kali guru dapat keluar dari “sarang”
bangkunya. Berjalan perlahan mendekati siswa sambil berkomunikasi dengan tetap

4
memperhatikan kontak pandang. Yakin, semua itu dapat membangkitkan gairah
belajar siswa.

b. Variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran


Proses pembelajaran merupaka proses komunikasi. Yang menjadi masalah adalah
bagaimana agar proses komunikasi itu berjalan dengan efektif agar pesan yang ingin
disampaikan dapat diterima secara utuh. Untuk kepentingan tersebut guru harus
menggunakan variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran. Secara umum ada
tiga bentuk media, yaitu media yang dapat didengar, dapat dilihat, dan dapat diraba.
Untuk dapat mempertingi perhatian siswa, guru perlu menggunakan setiap media sesuai
dengan kebutuhan.
Variasi penggunaan media dan alat pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan variasi media yang dapat dilihat (visual) seperti gambar, slide,
foto, bagan dan lain-lain sebagainya
2. Variasi alat atau media yang dapat didengar (auditif) seperti menggunakan radio,
musik, deklamasi, puisi dan lain-lain sebagainya.
3. Variasi alat atau bahan yang dapat diraba , dimanipulasi, dan digerakkan (motorik).
Pemanfatan media semacam ini dapat menarik perhatian siswa sebab siswa dapat
secara langsung membentuk dan memperagakan kegiatannya. Baik secara
perseorangan ataupun secara berkelompok. Yang termasuk ke dalam alat dan media
ini adalah berbagai macam peragaan, model dan lain sebagainya

c. Variasi dalam berinteraksi


Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Guru perlu
membangun interaksi secara penuh dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada siswa untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Kesalahan yang sering terjadi
selama proses pebelajaran berlangsung guru hanya menggunakan pola interaksi satu arah,
yaitu dari guru ke siswa. Oleh sebab itu, guru perlu menggunakan variasi interaksi dua
arah yaitu pola interaksi siwa-guru-siswa, bahkan pola interaksi yang multi-arah.
Beberapa pola interaksi itu digambarkan seperti dibawah ini

5
 Pola interaksi satu arah
Pola Guru – kelompok murid

Interaksi ini guru menyelanggarakan dialog dengan seluruh kelas, dan bila
menampilkan pertanyaan, maka pertanyaan tersebut ditujukan kepada seluruh siswa,
bukan kepada siswa tertentu secara individual.

S S
S

 Pola interkasi dua arah


Pola Guru – murid sebagai individu

Interaksi ini, seperti bentuk pertanyaan langsung ditujukan kepada salah seorang
siswa tertentu, sehingga selanjutnya terjadi dialog dua arah.

S S
S

 Pola interaksi Multi-Arah


Pola Guru – murid

Interaksi ini, umpamanya setelah guru memberikan pengarahan, kemudian


dilontarkan permasalahan ke kelas agar terjadi diskusi antar siswa dalam mengupas
permasalahan tersebut.

S S
S

6
C. Tujuan dan Manfaat Variasi Stimulus

Mengajar menuntut guru untuk bekerja demi keberhasilan anak didiknya, sehingga kemajuan
murid menjadi titik perhatian guru. Rasulullah SAW. menerapkan pengajaran yang sangat
memperhatikan perkembangan siswa (sahabat)nya, agar mereka tidak merasa jemu dalam
belajar, tersirat dalam hadits : Artinya : Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud berkata : Nabi SAW.
berselang-seling dalam memberikan pelajaran agar terhindar dari kebosanan. (H.R. Bukhari).

Jika dilihat dari hadits diatas, variasi gaya mengajar sudah ada sejak zaman Nabi SAW.
Sedangkan manfaat dari variasi tersebut menurut Uzer Usman adalah :

1. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa dalam proses belajar


mengajar yang relevan.

2. Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan


menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.

3. Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai
cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik.

4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran


yang disenanginya.

Sedangkan tujuan Melalui variasi stimulus dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut :

1. Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relepansi terhadap proses


belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar perhatian siswa terhadap materi pelajaran
merupakan masalah yang sangat penting, karena dengan perhatian tersebut akan mendukung
tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai

2. Terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa

3. Menghilangkan kejenuhan dan kebosanan sebagai akibat dari kegiatan yang bersifat
rutinitas

4. Memberi kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi dalam belajar, motivasi


memegang peranan pertama yang sangat penting karena tanpa motivasi seorang siswa tidak
akan melakukan kegiatan belajar. Motivasi ada dua, yaitu motivasi intrinsik (dari dirinya
sendiri) dan motivasi ekstrinsik (dari luar dirinya sendiri).

7
5. Memiliki kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individu. Sebagai seorang guru
dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam mengajar
terutama keterampilan bervariasi.

6. Mengembangkan sifat keingintahuan siswa terhadap hal-hal yang baru.

7. Membuat sikap positif terhadap guru dan sekolah, tidak bisa dipungkiri bahwa
kebanyakan yang ada dikelas yakni adanya guru atau siswa yang kurang senang terhadap
dirinya. Guru yang bijaksana adalah guru yang pandai menempatkan diri dan mengambil hati
siswanya. Dengan sikap ini siswa merasa diperhatikan, dan siswa juga ingin selalu dekat
dengan guru

D. Prinsip Penggunaan Variasi Stimulus

Pelaksanaan keterampilan mengadakan variasi dalam proses pembelajaran harus sesuai


dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Menurut Saud (2012: 71) prinsip-prinsip
keterampilan mengadakan variasi yaitu;

1. variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan
tujuan yang hendak dicapai,
2. variasi harus digunakan dengan lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan
merusak perhatian peserta didik dan tidak mengganggu pelajaran, dan
3. variasi harus direncanakan secara baik dan secara eksplisit dicantumkan dalam
rencana pelajaran atau satuan pelajaran.

Secara umum prinsip-prinsip dalam keterampilan mengadakan variasi yaitu kejelasan maksud
dan tujuan, sesuai dan berkesinambungan, serta direncanakan dalam pembelajaran. Prinsip-
prinsip tersebut sebagai acuan dalam melaksanakan keterampilan mengadakan variasi secara
tepat.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keterampilan memberi variasi stimulus seperti yang dijelaskan dalam buku karangan
Kunandar, yaitu usaha guru untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam menerima
pelajaran melalui variasi gaya mengajar, penggunaan media, pola interaksi kegiatan siswa,
dan komunikasi nonverbal (suara, mimik, kontak mata, dan semangat).

Mengajar menuntut guru untuk bekerja demi keberhasilan anak didiknya, sehingga kemajuan
murid menjadi titik perhatian guru. Rasulullah SAW. menerapkan pengajaran yang sangat
memperhatikan perkembangan siswa (sahabat)nya, agar mereka tidak merasa jemu dalam
belajar, tersirat dalam hadit, Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud berkata : Nabi SAW. berselang-
seling dalam memberikan pelajaran agar terhindar dari kebosanan. (H.R. Bukhari).

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan, baik dari
isi pembahasan maupun sistematis penulisannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sehingga penulisan makalah ini dapat
mencapai kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kunandar. Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan


Sukses dalam Sertifikasi guru). (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007)

Zainal Asri. Micro Teaching. (Jakarta: Rajawali Pers. 2010)

Mohd.Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional. Edisi kedua. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2008)

Edi Soegito dan Yuliani Nurani, Kemampuan Dasar Mengajar, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2002)

http://www.jejakpendidikan.com/2017/05/keterampilan-mengadakan-variasi.html

10

Anda mungkin juga menyukai