Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MATA KULIAH MICRO TEACHING

“Keterampilan Mengadakan Variasi”

OLEH:

NAMA : SITI MIFTAHUL JANNAH


NIM : 1611031029
KELAS/SEMESTER : A/VI

PROGRAM STUDI PGSD


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2019
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Dalam penyelesaian makalah ini penulis
mendapat banyak bantuan baik bantuan moral maupun bantuan secara material
dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis sampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini.
Makalah yang kami buat ini merupakan tugas mata kuliah Micro
Teaching. Bagi penulis makalah ini merupakan makalah yang sangat sederhana,
maka dari itu penulis sadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan dalam penyusunan maupun isinya. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik, serta masukan dan konstruktif yang
bersifat positif demi kesempurnaan makalah ini.
Om Santih, Santih, Santih Om.

Singaraja, 10 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................ 2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Hakikat dan Pengertian Keterampilan Mengadakan Variasi ....................... 3
2.2 Tujuan dan Manfaat Keterampilan Mengadakan Variasi ............................ 4
2.3 Prinsip-prinsip Penggunaan Keterampilan Mengadakan Variasi ................ 7
2.4 Macam-Macam Keterampilan Mengadakan Variasi ................................... 8
2.5 Prosedur Dan Tata Cara Pelaksanaannya Keterampilan Mengadakan
Variasi ........................................................................................................... 10
BAB III. PENUTUP
3.1 Simpulan .......................................................................................................12
3.2 Saran .............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap kegiatan pembelajaran harus terjadi proses komunikasi interaksi antara
siswa dengan lingkungan belajar. Interaksi akan terjadi apabila siswa memiliki
perhatian terhadap pembelajaran yang sedang dilakukan. Untuk tumbuhnya
perhatian belajar dari siswa tidak bisa muncul begitu saja, akan tetapi harus
melalui suatu proses perencanaan, pemeliharaan dan upaya terus menerus untuk
meningkatkan perhatian belajar siswa. Untuk membangkitkan perhatian belajar,
salah satu strategi yang harus dilakukan oleh guru yaitu menciptakan proses
pembelajaran yang dapat merangsang siswa.
Dalam proses belajar mengajar di kelas, guru selalu dihadapkan pada
masalah umum. Masalah tersebut yaitu adanya beberapa siswa yang tidak
ikut terlibat secara aktif dalam KBM. Misalnya, ketika memulai pelajaran (guru
mulai menjelaskan materi) terdapat tingkah laku siswa yang suka mengobrol,
melamun, bahkan diam (cenderung pasif) ketika guru mengajukan pertanyaan.
Masalah ini menunjukkan bahwa menurunnya minat belajar siswa karena
proses belajar mengajar dilakukan secara monoton oleh guru. Hal ini
mengkondisikan anak pada saat proses belajar mengajar tidak serius dan tidak
antusias, bahkan merasa bosan (jenuh).
Dalam proses pembelajaran upaya memunculkan strategi untuk mengatasi
permasalahan tersebut beda yaitu dengan keterampilan mengadakan variasi.
Melalui proses pembelajaran yang dikembangkan secara bervariasi, akan lebih
meningkatkan apresiasi siswa untuk belajar secara lebih aktif, kreatif dan
menyenangkan sehingga akan berdampak positif terhadap peningkatan kualitas
proses dan hasil pembelajaran. Variasi stimulus dalam pembelajaran dimaksudkan
sebagai proses perubahan untuk menghindari atau mengatasi dari kondisi
pembelajaran yang membosankan, yang akan menimbulkan pembelajaran tidak
bergairah, sehingga tidak akan terjadi proses pembelajaran yang berkualitas.
Adapun bentuk dan jenis variasi dalam pembelajaran secara umum dapat
diklasifikasikan kedalam tiga bentuk, yaitu a) variasi dalam gaya mengajar, b)

1
variasi dalam penggunaan alat dan media pengajaran, dan c) variasi dalam pola
interaksi pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat menyusun rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Apakah Hakikat dan pengertian keterampilan mengadakan variasi?
2. Apakah Tujuan dan Manfaat Keterampilan Mengadakan Variasi?
3. Apa Saja Prinsip-prinsip Penggunaan Keterampilan Mengadakan Variasi?
4. Apa saja macam-macam Keterampilan Mengadakan Variasi?
5. Bagaimana Prosedur Dan Tata Cara Pelaksanaannya Keterampilan
Mengadakan Variasi?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah diatas
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui Hakikat dan Pengertian keterampilan mengadakan variasi.
2. Untuk mengetahui Tujuan dan Manfaat Keterampilan Mengadakan Variasi.
3. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip Penggunaan Keterampilan Mengadakan
Variasi.
4. Untuk mengetahui macam-macam Keterampilan Mengadakan Variasi.
5. Untuk mengetahui Prosedur Dan Tata Cara Pelaksanaannya Keterampilan
Mengadakan Variasi.

1.4 Manfaat Penulisan


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Micro Teaching,
dengan adanya materi Keterampilan Mengadakan Variasi ini diharapkan dapat
memberikan informasi kepada pembaca mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
keterampilan memberikan variasi. Selain itu juga dapat menambah pengetahuan
mengenai keterampilan dasar mengadakan variasi bagi guru dan bahan masukan
bagi kalangan akademis yang ingin melakukan penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan keterampilan guru dalam mengadakan variasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat dan Pengertian Keterampilan Mengadakan Variasi


Secara umum keterampilan variasi adalah keterampilan Guru untuk
menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak
membosankan, sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan,
penuh gairah, dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan
pembelajaran. Mengadakan variasi merupakan salah satu keterampilan
mengajar yang harus dikuasai oleh guru. Guru harus pandai-pandai
menggunakan seni mengajar situasi dengan mengubah gaya mengajar,
menggunakan media pembelajaran, atau mengubah pola interaksi dengan
maksud menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan.
Variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah perubahan dalam proses
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa, serta
mengurangi kejenuhan dan kebosanan (Solihatin, 2012:61).
Menurut Mulyani Sumantri, dkk (1999: 271) “Keterampilan
mengadakan variasi merupakan keterampilan guru dalam menggunakan
bermacam-macam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar peserta
didik sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat, gairah, dan
aktifitas belajar yang efektif”.Penggunaan variasi dimaksudkan agar
siswa terhindar dari perasaan jenuh dan membosankan yang
menyebabkan perasaan malas menjadi muncul. Pembelajaran sepantasnya
tidak monoton, berulang-ulang dan menimbulkan rasa jengkel pada diri
peserta didik. Karena itu keterampilan mengadakan variasi dalam proses
pembelajaran sangat penting bagi guru dalam upaya memelihara dan
meningkatkan mutu kegiatan pembelajaran yang lebih baik.
Mengadakan variasi dalam pembelajaran ditunjukkan untuk mengatasi
kejenuhan dan kebosanan siswa karena pembelajaran yang monoton.
Dengan mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran diharapkan
pembelajaran lebih bermakna dan optimal, sehingga siswa senantiasa
menunjukkan ketekunan, antusias serta penuh partisipasi dalam kegiatan
pembelajaran (Rusman (2014: 85).

3
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
keterampilan mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus
dikuasai guru dalam pembelajaran sebagai upaya untuk mengatasi
kebosanan peserta didik. Kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan
optimal dengan ketekunan, antusias, serta penuh partisipasi peserta didik.
Sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik dan
memuaskan.

2.2 Tujuan dan manfaat Keterampilan Mengadakan Variasi


Tujuan dan manfaat dari variasi stimulus dalam pembelajaran adalah
“untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak
membosankan, sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan,
penuh gairah, dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah pembelajaran
(2006). Dari pernyataan tersebut ada beberapa poin penting yang menjadi
tujuan dan manfaat dari variasi stimulus, diantaranya yaitu:
a. Terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan menyenagkan bagi
siswa; proses pembelajaran akan menarik dan menyenangkan sekaligus
juga menantang bagi siswa apabila dalam proses pembelajaran tersebut
terdapat beberapa aktivitas kegiatan yang dikondisikan oleh guru.
b. Mengihlangkan kejenuhan dan kebosanan sebagai akibat dari kegiatan
yang bersifat rutinitas; Dengan adanya rangsangan (stimulus) yang
beragam, maka siswa tidak dipaksa hanya memperhatikan terhadap satu
objek atau satu jenis kegiatan saja, tetapi secara dinamis siswa akan
mengalami proses kegiatan yang bervariasi, sehingga perasaan bosan dan
kejenuhan akan bisa diatasi.
c. Meningkatkan perhatian dan motivasi siswa; kemampuan siswa untuk
memerhatikan sesuatu objek akan terbatas, demikian pula motivasi yang
dimiliki siswa akan mengalami naik-turun. Oleh karena itu untuk menjaga
perhatian dan motivasi belajar siswa agar tetap tinggi, variasi stimulus
dapat menjadi solusi yang baik.
d. Mengembangkan sifat keingintahuan siswa terhadap hal-hal yang baru;
setiap siswa sudah dilengkapi dengan potensi yang sangat mendasar

4
sebagai modal untuk dikembangkan yaitu rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu
sebagai modal dasar ini, akan dapat tumbuh dan berkembang secara
maksimal jika siswa tersebut mengalami proses pembelajaran yang
bervariasi.
e. Menyesuaikan model pembelajaran dengan cara belajar siswa yang
berbeda-beda; secara umum tipe belajar siswa dapat digolongkan kedalam
beberapa tipe yaitu: 1) visual, 2) audio, 3) audio-visual, 4) kinestetik.
Dengan menerapkan strategi stimulus pembelajaran yang bervariasi, maka
keragaman tipe belajar siswa akan terakomodasi sehingga kebutuhan dasar
siswa dalam pembelajaran akan dapat dilayani.
f. Meningkatkan kadar aktivitas belajar siswa; keaktipan belajar harus
dilihat dari segi yang luas, yaitu meliputi aktivitas fisik dan psikhis.
Dengan menyediakan sumber-sumber pembelajaran yang bervariasi, dan
model kegiatan pembelajaran yang bervariasi, maka aktivitas belajar siswa
baik secara fisik maupun psikhis akan terjaga.

Dalam proses pembelajaran variasi memiliki beberapa tujuan dimana menurut


Pupuh Fathurahman dan M. Sobry Sutikno menjelaskan bahwa dalam
konteks pembelajaran variasi diperlukan dengan tujuan:

a. Agar Perhatian Siswa Meningkat


Selama proses belajar mengajar berlangsung, siswa dituntut untuk
memperhatikan materi, sikap dan teladan yang diberikan guru. Apabila perhatian
siswa berkurang apalagi tidak memperhatikan sama sekali, sulit diharapkan jika
siswa mengetahui dan memahami apa yang diuraikan guru. Oleh karena itu,
tujuan pembelajaran akan tercapai manakala kendala-kendala diatas dapat
teratasi, disamping siswa mau dan mampu mencerna pelajaran yang
diberikan guru dengan penuh perhatian. Dengan perhatian penuh tersebut
diharapkan siswa akan mampu menguasai materi pelajaran yang diberikan guru.

b. Motivasi Siswa

5
Menurut George R. Terry Motivasi adalah keinginan dalam diri seorang
individu yang mendorongnya untuk bertindak. Sedangkan menurut Harold
Koonts motivasi menunjukan dorongan dan usaha untuk memenuhi/memuaskan
suatu kebutuhan atau untuk mencapai suatu tujuan. oleh karena itu sesuai
definisi tersebut didalam belajar guru dapat mengamati perbedaan prestasi siswa
yang satu dengan yang lainnya hasil pengamatan niscaya akan menunjukan
bahwa semakin tinggi prestasi yang dicapai seorang siswa salah satunya terkait
dengan besarnya motivasi yang ia miliki. Dengan demikian dapat ditegaskan
bahwa motivasi memegang peranan penting dalam belajar siswa yang tidak
memiliki motivasi belajar, dengan demikian tidak akan mendapatkan kualitas
belajar dan prestasi yang baik. Selain sendiri harus menjaga motivasiguru
hendaklah membantu siswa untuk menjagadan meningkatkan motivasi belajarnya.
Dalam konteks itulah variasi belajar yang dilakukan oleh guru berkontribusi
besar untuk membantu siswa agar lebih termotivasi dalam belajar memang
terdapat banyak siswa milih-milih pelajaran berdasarkan kesenangannya. Hal
yang paling sering terjadi siswa kurang termotivasi untuk belajar matematika.
Hal ini terjadi bukan disebabkan oleh pandangan siswa bahwa matematika
sulit tetapi kemungkinan guru matematika kurang mampu menampilkan pelajaran
matematika dengan berbagai variasi. Pada setiap siswa sesungguhnya memiliki
potensi yang sama terhadap motivasi, atau lazim disebut dengan “motivasi
intrinsik” peranan guru dalam hal ini ada dua pertama mempertebal motivasi
intrinsik siswa, kedua, guru merupakan faktor motivasi intrinsik atau motivasi
ekstrinsik atau motivasi belajar melalui pengajaran bervariasi itulah bearti guru
telah mampu menghadirkan motivasi ekstrinsik.

c. Menjaga Wibawa Guru


Guru hendaklah menyadari bahwa kehadiranya sewaktu mengajar tidak
seluruh siswa menyenanginya. Banyak guru yang kehadirannya dikelas disambut
dengan senyum kecut, ditertawai, bahkanadakalanya siswa mengunjing guru
baik melalui singgungan (tidak langsung) atau mengunjing ketika guru itu
selesai mengajar. Kondisi ini akan berpengaruh buruk terhadap penerimaan

6
materi pelajaran siswa. Dengan kata lain, siswa tidak akan optimal
mengikuti dan memperoleh pengajaran dari guru. Faktor ketidaksenangan
siswa terhadap guru umumnya terjadi sebagai reaksi terhadap prilaku guru
selama memgajar. Umpamanya, ketika mengajar guru duduk saja sehingga
umpamanya siswa menyebutnya “pak Ambeyen” atau guru hanya
menggunakan ceramah saja sehingga tidak pernah melakukan tulis menulis
dipapan tulis sehingga umpamanya siswa menyebutnya “tukang obat” gunjingan
tersebut dengan jelas merendahkan guru dimata siswa tetapi seorang guru harus
menjadi panutan bagi siswanya. Untuk menghindari berbagai kejadian yang
dapat merendahkan wibawa guru salah satunya guru harus mampu mengajar
dengan penuh percaya diri memiliki kesiapan mental dan intelektual memiliki
kekayaan metode keluasan tehnik dan sebagainya. Dengan kata lain guru harus
memiliki bentuk dan model pengajaran yang bervariasi.

d. Mendorong Kelengkapan Fasilitas Pengajaran


Aspek lain yang sangat penting bagi kemampuan guru memiliki
variasi mengajar bergantung dari ketersediaan fasilitas yang ada dikelas/sekolah.
Sebab sangat disadari bahwa fasilitas merupakan kelengkapan belajar yang harus
ada disekolah fungsi fasilitas antara lain sebagai alat bantu, peraga dan
sumber belajar. Jika guru mampu menghadirkan pengajaran yang bervariasi maka
akan sendirinya akan memicu sekolah menyediakan berbagai fasilitas yang
mendukung bagi penggunaan pengajaran yang bervariai. Atau setidaknya siswa
secara aktif menyediakan berbagai fasilitas yang memungkinkan ketika guru
mengajar tersedia fasilitas yang memadai.

2.3 Prinsip-prinsip penggunaan Keterampilan variasi


Sebelum dibicarakan komponen-komponen keterampilan tersebut, terlebih
dahulu perlu dikemukakan tiga prinsip yang berhubungan dengan
penggunaan keterampilan itu.
a) Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu, relevan
dengan tujuan yang hendak dicapai, cocok dengan kemampuan anak dan
hakikat pendidikan penggunaan variasi yang wajar dan beragam dangat

7
dianjurkan, dan sebaliknya pemakaian yang berlebihan akan
menimbulkan kebingungan, malah dap[at mengganggu proses belajar-
mengajar.
b) Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga
tidak akan merusak perhatian murid dan tidak mengangu pelajaran.
c) Sejalan dengan prinsip-prinsip diatas, komponen-komponen variasi
tertentu memerlukan susunan dan perencanaan yang baik, artinya secara
eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran.

Dalam menerapkan keterampilan dasar mengajar mengadakan variasi perlu


diperhatikan beberapa prinsip yang berkaitan dengan pencapaian tujuan.
Rusman (2014: 86) ada tiga prinsip penggunaan keterampilan mengadakan
variasi (variation skills) yang perlu diperhatikan guru, yaitu:
a) Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang
relevan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
b) Variasi harus digunakan secara lancar dan
berkesinambungan, sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan
tidak mengganggu kegiatan pembelajaran.
c) Direncanakan secara baik dan secara eksplisit dicantumkan dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2.4 Macam-macam Keterampilan Mengadakan Variasi


Sanjaya (2011: 39) ada tiga jenis variasi yang dilakukan oleh guru, antara lain
sebagai berikut:
a. Variasi pada waktu melaksanakan proses pembelajaran
Untuk menjaga agar proses pembelajaran tetap kondusif, ada beberapa
teknik yang dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Penggunaan variasi suara (teacher voice), dalam suatu proses pembelajaran
terkadang terjadi kurangnya perhatian siswa, dan hal ini disebabkan oleh
suara guru. Terkadang suara guru terlalu lemah, sehingga sulit ditangkap
oleh siswa. Atau pengucapan kalimat yang kurang jelas. Guru yang baik
akan terampil mengatur volume suaranya, sehingga pesan akan mudah

8
ditangkap dan dipahami oleh seluruh siswa. Guru harus mempu
mengatur suara, kapan ia harus mengeraskan atau melemahkan suaranya.
Melalui intonasi dan pengaturan suara yang baik dapat membuat siswa
bergairah dalam belajar, sehingga proses pembelajaran menjadi tidak
membosankan.
2) Pemusatan perhatian (focusing), memusatkan perahatian siswa pada
halhal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru untuk memfokuskan
perhatian siswa. Pemusatan perahatian diperlukan untuk meminta
perhatian khusus dari siswa terhadap hal-hal yang spesifik.
3) Kebisuan guru (teacher silence), ada kalanya guru dituntut untuk tidak
berkata apa-apa. Teknik ini bisa digunakan untuk menarik perhatian siswa.
Dengan kebiasaan guru dapat menarik perhatian siswa. Dengan kebisuan guru
dapat menarik perahatian siswa. Oleh sebab itu, teknik “diam” dapat
digunakan sebagai alat untuk menstimulasi ketenangan dalam belajar.
4) Mengadakan kontak pandang (eye contact)
Setiap siswa membutuhkan perhatian dan penghargaan. Guru yang baik
akan memberikan perhatian kepada siswa melalui kontak mata. Kontak
mata yang terjaga terus dapat menumbuhkan kepercayaan diri siswa.
5) Gerakan guru (teacher movement)
Gerakan guru di dalam kelas dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk
merebut perhatian siswa. Guru yang baik akan terampil mengekspresikan
wajah sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Gerakan-gerakan guru
dapat membantu untuk kelancaran berkomunikasi, sehingga pesan yang
disampaikan mudah dipahami dan diterima oleh siswa.
b. Variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Namun yang menjadi
permasalahan adalah bagaimana agar proses komunikasi itu berjalan dengan
efektif, dan pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan utuh.
Untuk kepentingan tersebut, guru perlu menggunakan variasi dalam penggunaan
media dan alat pembelajaran. Secara umum ada tiga bentuk media, yaitu
media yang dapat didengar, dilihat, dan dapat diraba. Untuk bisa

9
mempertinggi perhatian siswa, guru perlu menggunakan setiap media sesuai
dengan kebutuhan.
Variasi penggunaan media dan alat pembelajaran dapat dilakukan sebagai
berikut:
a) variasi media dapat dilihat (visual) seperti menggunakan gambar. Slide,
foto, bagan, dan lain-lain.
b) Variasi alat atau media yang bisa didengar (audio) seperti menggunakan
radio, musik, deklamasi, pusisi, dan lain sebagainya.
c) Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan
(motorik). Pemanfaatan media semacam ini dapat menarik perhatian siswa,
sebab siswa dapat secara langsung membentuk dan memperagakan
kagiatannya, baik secara perorangan ataupun kelompok. Termasuk dalam
alat dan media ini adalah berbagai macam peragaan, model, dan lain
sebagainya.
c. Variasi dalam berinteraksi
Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya.
Guru perlu membangun interaksi secara penuh dengan memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berinterkasi dengan
lingkungannya. Kesalahan yang sering terjaadi selama proses pembelajaran
berlangsung adalah guru hanya menggunakan pola interkasi satu arah, yaitu
guru ke siswa. Pola interaksi yang demikian bukan dapat membuat iklim
pembelajaran menjadi statis, tapi dapat menjunjung kreatifitas siswa. Oleh
sebab itu, guru perlu menggunakan variasi interkasi dua arah, yaitu pola
interaksi siswa-guru-siswa, bahkan pola interaksi yang multiarah.

2.5 Prosedur dan Tata Cara Pelaksanaannya Keterampilan Mengadakan


Variasi
1. Rencanakan satu rangkaian pengajaran yang terdiri dari pelajaran.
Pelajaran oertama dipusatkan pada variasi dalam gaya dan tingkah laku
guru, pelajaran kedua dipusatkan padda variasi dalam alat dan bahan
pelajaran. Pelajaran ketiga dipusatkan pada variasi dalam pola interaksi,
dan pelajaran keempat kombinasi dari semua komponen variasi tersebut

10
dilakukan secara bersama. Mintalah teman sejawat untuk mengamati
keempat pengajaran yang Anda lakukan dan bersama meraka nilailah
pelaksanaan keterampilan itu dan penampilan reaksi murid pada akhir
setiap pelajaran.
2. Dengan seorang teman rencanakan suatu pelajaran untuk kelas tertentu.
Buatlah dua kelompok secara acak, dari kelas yang akan Anda ajar. Anda
mengajarkan pelajaran tersebut kepada salah satu kelompok denan
menggunakan sedikit mungkin variasi. Seteleh itu teman Anda mengajar
kelompok yang satu lagi dengan menggunakan sebanyak mungkin variasi (
bila tidak mungkin membagi kelas berikan pelajaran yang sama kepada
kelas yang sama). Amatilah pengajaran kawan masing-masing dan secara
bersama nilailah perbedaan repon/pencapaian murid dari kedua keadaan
tersebut.
3. Rencanakan suatu pelajaran yang memungkinkan keterlibatan siswa yang
cukup banyak dalam suatu kegiatan belajar yang bervariasi. Bila dalam
kelas meja dan kursi dipindahkan dengan mudah rombaklah susunan kelas
sehingga memudahkan kegiatan yang bervariasi tersebut.
4. Selama praktik mengajar usahakan untuk:
a. Mempersiapkan, melaksanakan, dan melanjutkan pelajaran di luar kelas.
b. Merencanakan dan membimbing siswa dalam membuat model, drama
petunjukan, dan pemasangan papan bulletin.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan pemaparan materi keterampilan mengadakan variasi di atas
dapat disimpulkan bahwa,
1. Keterampilan variasi adalah keterampilan Guru untuk menjaga agar iklim
pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa
menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah, dan berpartisipasi
aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran.
2. Tujuan dan Manfaat keterampilan mengadakan variasi yaitu untuk menjaga
agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan,
sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah, dan
berpartisipasi aktif dalam setiap langkah pembelajaran
3. Prinsip dalam Keterampilan Mengadakan Variasi yakni variasi harus
digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak akan merusak
perhatian murid dan tidak mengangu pelajaran.
4. Macam-macam keterampilan mengadakan variasi terbagi menjadi 3 bagian;
a) Variasi pada waktu melaksanakan proses pembelajaran, b) Variasi dalam
penggunaan media dan alat pembelajaran, c) Variasi dalam berinetraksi.
5. Prosedur dan Tata Cara Pelaksanaan Keterampilan Mengadakan Variasi yaitu
Rencanakan satu rangkaian pengajaran yang terdiri dari pelajaran, dengan
seorang teman rencanakan suatu pelajaran untuk kelas tertentu, Rencanakan
suatu pelajaran yang memungkinkan keterlibatan siswa yang cukup banyak
dalam suatu kegiatan belajar yang bervariasi, selama praktik:
mempersiapkan, melaksanakan, dan melanjutkan pelajaran di luar kelas dan
merencanakan dan membimbing siswa dalam membuat model, drama
petunjukan, dan pemasangan papan bulletin.

3.2 Saran
Sebagai mahasiswa yang nantinya akan menjadi calon guru hendaknya
kita mengetahui keterampilan mengadakan variasi, agar nantinya kita dapat
mengetahui berbagai kondisi dan keadaan siswa ssaat belajar dan mencari strategi

12
yang tepat untuk mengatasinya, agar siswa menjadi semangat, bergairah dan
penuh motivasi saat belajar mengajar sehingga pembelajaran akan berjalan secara
efektif dan efisien.

13
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah. 2010. Guru & Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Hasibuan dkk, 199., Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Putri Ayu Permatasari dkk. 2017. Kemampuan Guru Sekolah Dasar Dalam
Mengadakan Variasi Pada Pembelajaran Tematik. Joyful Learning Journal 6
(2).
Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Suniasih, Ni Wayan. 2016. Micro Teaching. Singaraja: Undiksha.

Anda mungkin juga menyukai