OLEH:
Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Dalam penyelesaian makalah ini penulis
mendapat banyak bantuan baik bantuan moral maupun bantuan secara material
dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis sampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini.
Makalah yang kami buat ini merupakan tugas mata kuliah Micro
Teaching. Bagi penulis makalah ini merupakan makalah yang sangat sederhana,
maka dari itu penulis sadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan dalam penyusunan maupun isinya. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik, serta masukan dan konstruktif yang
bersifat positif demi kesempurnaan makalah ini.
Om Santih, Santih, Santih Om.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
variasi dalam penggunaan alat dan media pengajaran, dan c) variasi dalam pola
interaksi pembelajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
keterampilan mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus
dikuasai guru dalam pembelajaran sebagai upaya untuk mengatasi
kebosanan peserta didik. Kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan
optimal dengan ketekunan, antusias, serta penuh partisipasi peserta didik.
Sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik dan
memuaskan.
4
sebagai modal untuk dikembangkan yaitu rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu
sebagai modal dasar ini, akan dapat tumbuh dan berkembang secara
maksimal jika siswa tersebut mengalami proses pembelajaran yang
bervariasi.
e. Menyesuaikan model pembelajaran dengan cara belajar siswa yang
berbeda-beda; secara umum tipe belajar siswa dapat digolongkan kedalam
beberapa tipe yaitu: 1) visual, 2) audio, 3) audio-visual, 4) kinestetik.
Dengan menerapkan strategi stimulus pembelajaran yang bervariasi, maka
keragaman tipe belajar siswa akan terakomodasi sehingga kebutuhan dasar
siswa dalam pembelajaran akan dapat dilayani.
f. Meningkatkan kadar aktivitas belajar siswa; keaktipan belajar harus
dilihat dari segi yang luas, yaitu meliputi aktivitas fisik dan psikhis.
Dengan menyediakan sumber-sumber pembelajaran yang bervariasi, dan
model kegiatan pembelajaran yang bervariasi, maka aktivitas belajar siswa
baik secara fisik maupun psikhis akan terjaga.
b. Motivasi Siswa
5
Menurut George R. Terry Motivasi adalah keinginan dalam diri seorang
individu yang mendorongnya untuk bertindak. Sedangkan menurut Harold
Koonts motivasi menunjukan dorongan dan usaha untuk memenuhi/memuaskan
suatu kebutuhan atau untuk mencapai suatu tujuan. oleh karena itu sesuai
definisi tersebut didalam belajar guru dapat mengamati perbedaan prestasi siswa
yang satu dengan yang lainnya hasil pengamatan niscaya akan menunjukan
bahwa semakin tinggi prestasi yang dicapai seorang siswa salah satunya terkait
dengan besarnya motivasi yang ia miliki. Dengan demikian dapat ditegaskan
bahwa motivasi memegang peranan penting dalam belajar siswa yang tidak
memiliki motivasi belajar, dengan demikian tidak akan mendapatkan kualitas
belajar dan prestasi yang baik. Selain sendiri harus menjaga motivasiguru
hendaklah membantu siswa untuk menjagadan meningkatkan motivasi belajarnya.
Dalam konteks itulah variasi belajar yang dilakukan oleh guru berkontribusi
besar untuk membantu siswa agar lebih termotivasi dalam belajar memang
terdapat banyak siswa milih-milih pelajaran berdasarkan kesenangannya. Hal
yang paling sering terjadi siswa kurang termotivasi untuk belajar matematika.
Hal ini terjadi bukan disebabkan oleh pandangan siswa bahwa matematika
sulit tetapi kemungkinan guru matematika kurang mampu menampilkan pelajaran
matematika dengan berbagai variasi. Pada setiap siswa sesungguhnya memiliki
potensi yang sama terhadap motivasi, atau lazim disebut dengan “motivasi
intrinsik” peranan guru dalam hal ini ada dua pertama mempertebal motivasi
intrinsik siswa, kedua, guru merupakan faktor motivasi intrinsik atau motivasi
ekstrinsik atau motivasi belajar melalui pengajaran bervariasi itulah bearti guru
telah mampu menghadirkan motivasi ekstrinsik.
6
materi pelajaran siswa. Dengan kata lain, siswa tidak akan optimal
mengikuti dan memperoleh pengajaran dari guru. Faktor ketidaksenangan
siswa terhadap guru umumnya terjadi sebagai reaksi terhadap prilaku guru
selama memgajar. Umpamanya, ketika mengajar guru duduk saja sehingga
umpamanya siswa menyebutnya “pak Ambeyen” atau guru hanya
menggunakan ceramah saja sehingga tidak pernah melakukan tulis menulis
dipapan tulis sehingga umpamanya siswa menyebutnya “tukang obat” gunjingan
tersebut dengan jelas merendahkan guru dimata siswa tetapi seorang guru harus
menjadi panutan bagi siswanya. Untuk menghindari berbagai kejadian yang
dapat merendahkan wibawa guru salah satunya guru harus mampu mengajar
dengan penuh percaya diri memiliki kesiapan mental dan intelektual memiliki
kekayaan metode keluasan tehnik dan sebagainya. Dengan kata lain guru harus
memiliki bentuk dan model pengajaran yang bervariasi.
7
dianjurkan, dan sebaliknya pemakaian yang berlebihan akan
menimbulkan kebingungan, malah dap[at mengganggu proses belajar-
mengajar.
b) Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga
tidak akan merusak perhatian murid dan tidak mengangu pelajaran.
c) Sejalan dengan prinsip-prinsip diatas, komponen-komponen variasi
tertentu memerlukan susunan dan perencanaan yang baik, artinya secara
eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran.
8
ditangkap dan dipahami oleh seluruh siswa. Guru harus mempu
mengatur suara, kapan ia harus mengeraskan atau melemahkan suaranya.
Melalui intonasi dan pengaturan suara yang baik dapat membuat siswa
bergairah dalam belajar, sehingga proses pembelajaran menjadi tidak
membosankan.
2) Pemusatan perhatian (focusing), memusatkan perahatian siswa pada
halhal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru untuk memfokuskan
perhatian siswa. Pemusatan perahatian diperlukan untuk meminta
perhatian khusus dari siswa terhadap hal-hal yang spesifik.
3) Kebisuan guru (teacher silence), ada kalanya guru dituntut untuk tidak
berkata apa-apa. Teknik ini bisa digunakan untuk menarik perhatian siswa.
Dengan kebiasaan guru dapat menarik perhatian siswa. Dengan kebisuan guru
dapat menarik perahatian siswa. Oleh sebab itu, teknik “diam” dapat
digunakan sebagai alat untuk menstimulasi ketenangan dalam belajar.
4) Mengadakan kontak pandang (eye contact)
Setiap siswa membutuhkan perhatian dan penghargaan. Guru yang baik
akan memberikan perhatian kepada siswa melalui kontak mata. Kontak
mata yang terjaga terus dapat menumbuhkan kepercayaan diri siswa.
5) Gerakan guru (teacher movement)
Gerakan guru di dalam kelas dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk
merebut perhatian siswa. Guru yang baik akan terampil mengekspresikan
wajah sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Gerakan-gerakan guru
dapat membantu untuk kelancaran berkomunikasi, sehingga pesan yang
disampaikan mudah dipahami dan diterima oleh siswa.
b. Variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Namun yang menjadi
permasalahan adalah bagaimana agar proses komunikasi itu berjalan dengan
efektif, dan pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan utuh.
Untuk kepentingan tersebut, guru perlu menggunakan variasi dalam penggunaan
media dan alat pembelajaran. Secara umum ada tiga bentuk media, yaitu
media yang dapat didengar, dilihat, dan dapat diraba. Untuk bisa
9
mempertinggi perhatian siswa, guru perlu menggunakan setiap media sesuai
dengan kebutuhan.
Variasi penggunaan media dan alat pembelajaran dapat dilakukan sebagai
berikut:
a) variasi media dapat dilihat (visual) seperti menggunakan gambar. Slide,
foto, bagan, dan lain-lain.
b) Variasi alat atau media yang bisa didengar (audio) seperti menggunakan
radio, musik, deklamasi, pusisi, dan lain sebagainya.
c) Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan
(motorik). Pemanfaatan media semacam ini dapat menarik perhatian siswa,
sebab siswa dapat secara langsung membentuk dan memperagakan
kagiatannya, baik secara perorangan ataupun kelompok. Termasuk dalam
alat dan media ini adalah berbagai macam peragaan, model, dan lain
sebagainya.
c. Variasi dalam berinteraksi
Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya.
Guru perlu membangun interaksi secara penuh dengan memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berinterkasi dengan
lingkungannya. Kesalahan yang sering terjaadi selama proses pembelajaran
berlangsung adalah guru hanya menggunakan pola interkasi satu arah, yaitu
guru ke siswa. Pola interaksi yang demikian bukan dapat membuat iklim
pembelajaran menjadi statis, tapi dapat menjunjung kreatifitas siswa. Oleh
sebab itu, guru perlu menggunakan variasi interkasi dua arah, yaitu pola
interaksi siswa-guru-siswa, bahkan pola interaksi yang multiarah.
10
dilakukan secara bersama. Mintalah teman sejawat untuk mengamati
keempat pengajaran yang Anda lakukan dan bersama meraka nilailah
pelaksanaan keterampilan itu dan penampilan reaksi murid pada akhir
setiap pelajaran.
2. Dengan seorang teman rencanakan suatu pelajaran untuk kelas tertentu.
Buatlah dua kelompok secara acak, dari kelas yang akan Anda ajar. Anda
mengajarkan pelajaran tersebut kepada salah satu kelompok denan
menggunakan sedikit mungkin variasi. Seteleh itu teman Anda mengajar
kelompok yang satu lagi dengan menggunakan sebanyak mungkin variasi (
bila tidak mungkin membagi kelas berikan pelajaran yang sama kepada
kelas yang sama). Amatilah pengajaran kawan masing-masing dan secara
bersama nilailah perbedaan repon/pencapaian murid dari kedua keadaan
tersebut.
3. Rencanakan suatu pelajaran yang memungkinkan keterlibatan siswa yang
cukup banyak dalam suatu kegiatan belajar yang bervariasi. Bila dalam
kelas meja dan kursi dipindahkan dengan mudah rombaklah susunan kelas
sehingga memudahkan kegiatan yang bervariasi tersebut.
4. Selama praktik mengajar usahakan untuk:
a. Mempersiapkan, melaksanakan, dan melanjutkan pelajaran di luar kelas.
b. Merencanakan dan membimbing siswa dalam membuat model, drama
petunjukan, dan pemasangan papan bulletin.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pemaparan materi keterampilan mengadakan variasi di atas
dapat disimpulkan bahwa,
1. Keterampilan variasi adalah keterampilan Guru untuk menjaga agar iklim
pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa
menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah, dan berpartisipasi
aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran.
2. Tujuan dan Manfaat keterampilan mengadakan variasi yaitu untuk menjaga
agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan,
sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah, dan
berpartisipasi aktif dalam setiap langkah pembelajaran
3. Prinsip dalam Keterampilan Mengadakan Variasi yakni variasi harus
digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak akan merusak
perhatian murid dan tidak mengangu pelajaran.
4. Macam-macam keterampilan mengadakan variasi terbagi menjadi 3 bagian;
a) Variasi pada waktu melaksanakan proses pembelajaran, b) Variasi dalam
penggunaan media dan alat pembelajaran, c) Variasi dalam berinetraksi.
5. Prosedur dan Tata Cara Pelaksanaan Keterampilan Mengadakan Variasi yaitu
Rencanakan satu rangkaian pengajaran yang terdiri dari pelajaran, dengan
seorang teman rencanakan suatu pelajaran untuk kelas tertentu, Rencanakan
suatu pelajaran yang memungkinkan keterlibatan siswa yang cukup banyak
dalam suatu kegiatan belajar yang bervariasi, selama praktik:
mempersiapkan, melaksanakan, dan melanjutkan pelajaran di luar kelas dan
merencanakan dan membimbing siswa dalam membuat model, drama
petunjukan, dan pemasangan papan bulletin.
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa yang nantinya akan menjadi calon guru hendaknya
kita mengetahui keterampilan mengadakan variasi, agar nantinya kita dapat
mengetahui berbagai kondisi dan keadaan siswa ssaat belajar dan mencari strategi
12
yang tepat untuk mengatasinya, agar siswa menjadi semangat, bergairah dan
penuh motivasi saat belajar mengajar sehingga pembelajaran akan berjalan secara
efektif dan efisien.
13
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah. 2010. Guru & Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Hasibuan dkk, 199., Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Putri Ayu Permatasari dkk. 2017. Kemampuan Guru Sekolah Dasar Dalam
Mengadakan Variasi Pada Pembelajaran Tematik. Joyful Learning Journal 6
(2).
Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada