Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Keterampilan Mengadakan Variasi


Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Microteaching
Dosen Pengampu : Aan Widiyono, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 4
1. Muhammad Zakariya (201330000580)
2. Yunisatizzahroh Apriliani (201330000594)
3. Farida Azka Salma (201330000596)
4. Muchammad Yusuf Al Anan (201330000619)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
TAHUN AKADEMIK 2022 / 2023

1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
yang telah memberikan hidayah, syafaat serta Inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan segala keterbatasan kemampuan yang kami
miliki.
Makalah ini di tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Microteaching, yaitu
akan membahas tentang “Keterampilan Mengadakan Variasi”. Selanjutnya
kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Microteaching Aan Widiyono, S.Pd., M.Pd. yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat kepada kami, serta kami juga mengucapkan terima
kasih kepada seluruh teman yang turut mendukung dalam pembuatan makalah ini
sehingga makalah ini bisa diselesaikan dengan tepat waktu.
Akhirnya, kami tidak lupa memohon maaf yang apabila dalam makalah ini
masih banyak kekurangan. Kami berharap adanya kritik dan saran dari para
pembaca demi perbaikan dalam makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat,
Aamin.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Jepara, 20 Oktober 2022

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

HALAMAN MAKALAH.......................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................2

C. Tujuan Penulisan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian Variasi Gaya Mengajar...................................................................3

B. Tujuan dan Manfaat Variasi Gaya Mengajar....................................................4

C. Prinsip Penggunaan Variasi..............................................................................5

D. Komponen-Komponen Variasi.........................................................................9

1. Variasi Gaya Mengajar........................................................................................9

2. Variasi Media dan Bahan Ajaran.......................................................................15

3. Variasi Interaksi ................................................................................................16

E. Kelebihan dan Kekurangan Variasi...................................................................17

BAB III PENUTUP..............................................................................................19

A. Kesimpulan.....................................................................................................19

B. Saran...............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20

3
4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Variasi Gaya Mengajar Variasi Media, Variasi Interaksi Guru-Siswa Hal


ini dilakukan agar produk dapat digunakan dalam cara terbaik mungkin karena
bahan yang digunakan untuk membuatnya tidak identik. Dalam prakteknya,
berbagai metode harus digunakan oleh setiap peserta agar peserta dapat lebih
memahami apa yang dilakukan selama proses penilaian untuk mencapai
harapan. Oleh karena itu, pembaca akan belajar tentang Skills of Holding
Variations dalam artikel ini.Menurut Sadiki, A., dan Hakim, N. (2017),
"strategi pembelajaran" mengacu pada "rangkaian kegiatan" dalam hal
"metode" dan "permanfaatan" dari berbagai jumlah/kekuatan untuk proses.
Guru yang baik adalah guru yang mampu menguasai komponen trilogi profesi,
yaitu komponen substansi profesi, komponen keilmuan dasar, dan praktik
profesional (Sadikin and Hakim, 2019).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Apa pengertian dari variasi pada proses belajar mengajar?
2. Apa tujuan dan manfaat dari keterampilan mengadakan variasi?
3. Bagaimana prinsip-prinsip dalam penggunaan variasi mengajar?
4. Apa saja komponen-komponen dalam keterampilan mengadakan variasi
mengajar?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari keterampilan mengadakan
variasi?

1
C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui pengertian dari variasi dalam proses belajar mengajar.
2. Untuk mengetahui tujuan manfaat dari keterampilan mengadakan variasi.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam penggunaan variasi mengajar.
4. Untuk mengetahui komponen-komponen dalam keterampilan mengadakan
variasi mengajar.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari keterampilan
mengadakan variasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Variasi Gaya Mengajar

Variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar
mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam
situasi belajar mengajar murid senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme
serta penuh partisipasi , menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan
keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta
meningkatkan kadar keaktifan siswa. Dari definisi diatas bisa ditarik
kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku,
sikap dan perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan
untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar
yang tinggi terhadappelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan,
antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya di
kelas. Anak tidak bisa dipaksakan untuk terus-menerus memusatkan
perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya, apalagi jika guru saat mengajar
tanpa menggunakan variasi alias monoton yang membuat siswa kurang
perhatian, ,mengantuk dan bosan. Untuk mengatasi kebosanan siswa tersebut
perlu adanya variasi, dalam keterampilan mengadakan variasi dalam proses
belajar mengajar ada 3 aspek, yaitu :
a. Variasi gaya mengajar
b. Variasi dalam menggunakan media
c. Variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.

Dari ketiga aspek ini, hanya membahas atau menguraikan tentang variasi
gaya mengajar. variasi ini meliputi : variasi suara, variasi gerak badan atau
mimik, kontak pandang, ekspresi wajah, penekanan atau kesenyapan,
pergantian atau posisi guru. Dengan adanya penggunaan variasi gaya
mengajar ini diharapkan dalam proses belajar mengajar akan menjadi dinamis

3
dan meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan keinginan (minat) belajar
siswa.

B. Tujuan dan Manfaat Keterampilan Memberikan Variasi

Setiap usaha atau upaya yang dilakukan oleh guru pasti memiliki tujuan
dan manfaat. Penggunaan variasi dalam mengajar terutama ditujukan
terhadap perhatian peserta didik, motivasi dan belajar peserta didik. Tujuan
utama guru mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran untuk
mengurangi kebosanan peserta didik sehingga perhatian mereka terpusat pada
pembelajaran.

Tujuan penggunaan variasi ditujukan kepada anak didik dan bermaksud :


1. Meningkatkan dan memelihara anak didik terhadap elevansi proses
belajar mengajar.
2. Memberi kesempatan berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu melalui
eksplorasi dan penyelidikan terhadap situasi yang baru.
3. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah melalui penyajian
gaya mengajar yang bersemangat dan antusias sehingga meningkatkan
iklim belajar peserta didik.
4. Memberi pilihan dan fasilitas dalam belajar individual.
5. Mendorong anak didik untuk belajar dengan melibatkannya dalam
berbagai pengalaman yang menarik pada berbagai tingkat kognitif.

Variasi stimulus itu adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses
interaksi pembelajaran yang diajukan untuk mengatasi kebosanan peserta
didik, sehingga dalem proses situasi pembelajaran senantiasa menunjukkan
ketekunan dan penuh partisipasi.
Tujuan proses pembelajaran variasi adalah menumbuhkembangkan
perhatian dan minat peserta didik agar belajar lebih baik. Sedangkan manfaat
keterampilan variasi dalam proses pembelajaran adalah :
1. Menumbuhkan perhatian peserta didik.

4
2. Melibatkan peserta didik berpartisipasi dalam berbagai kegiatan proses
pembelajaran.
3. Dengan bervariasinya cara guru menyampaikan proses pembelajaran,
maka akan membentuk sikap positif bagi peserta didik terhadap guru.
4. Dapat menanggapi rasa ingin tahu dan ingin menyelidiki peserta didik.
5. Melayani keinginan dan pola belajar para peserta didik yang berbeda-
beda.

Tujuan Variasi Gaya Mengajar dan Manfaat Variasi Gaya Mengajar, yaitu :
1. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-
aspek belajar yang relevan.
2. Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat keingintahuan
dan ingin menyelidiki siswa tentang hal-hal baru.
3. Untuk memupuk dan membentuk tingkah laku yang positif terhadap guru
dan sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan
lingkungan belajar yang baik.
4. Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara
menerima pelajaran yang baik.

C. Prinsip- Prinsip Keterampilan Mengadakan Variasi


Dalam proses belajar mengajar kegiatan siswa adalah yang menjadi
fokus perhatian. Apapun kegiatan yang guru lakukan tidak lain adalah suatu
upaya bagaimana lingkungan ang tercipta itu menyenangkan hati semua siswa
dan dapat menggairahkan belajar siswa. Itu berarti tidak ada seorang guru pun
yang ingin agar siswanya tidak senang dan tidak bergairah dalam belajar,
maka akan mengganggu kelancaran kegiatan pengajaran. Apalagi jika
sebagian besar siswanya tidak mau memperhatikan penjelasan ang diberikan
guru, atau tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan guru untuk materi
tertentu.
Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan
kreatif belajar, tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah

5
satu upaya ke arah itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip
penggunaan variasi dalam mengajar. Beberapa prinsip penggunaan ini sangat
penting untuk diperhatikan dan betul-betul harus dihayati guna mendukung
pelaksanaan tugas mengajar di kelas. Prinsip-prinsip penggunaan variasi
mengajar itu adalah seagai berikut:
1. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan
dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam menggunakan keterampilan
variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan. Disamping itu juga
harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi,
terutama penggunaan variasi gaya mengajar, dalam bervariasi harus
disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan agar
menarik siswa untuk memperhatikan atau mendengarkan penjelasan
guru.
2. Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga
momen proses belajar mengajar yang utuh, tidak merusak perhatian
siswa dan proses belajar mengajar tidak terganggu.
3. Komponen-komponen variasi yang memerlukan pengorganisasian dan
perencanaan yang baik perlu dirancang secara cermat dan dicantumkan
dalam satuan pelajaran atau RPP. Selain itu, perubahan komponen
keterampilan tersebut dapat dilakukan selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
4. Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktrur dan
direncanakan oleh guru. Karena variasi ini memerlukan penggunaan yang
luwes, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari siswa.
Umpan balik ini ada dua yaitu :
 Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan
siswa, dan
 Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.        
Dalam menerapkan variasi pembelajaran bukan hanya beraneka ragamnya
jenis-jenis stimulus pembelajaran yang dikembangkan, melainkan ditentukan
pula oleh faktor kualitasnya. Oleh karena itu agar penerapan variasi bisa

6
mencapai sasaran pembelaran secara efektif, maka beberapa prinsip berikut ini
harus menjadi pertimbangan, yaitu :
1. Bertujuan
Variasi stimulus yang dikembangkan dalam pembelajran harus memiliki
tujuan yang terarah dan jelas.Tujuan variasi harus sejalan dan diarahkan
untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran.Oleh karena itu variasi
stimulus juga harus memperhatikan kesesuaianya dengan sifatt materi,
karakteristik siswa berikut latar belakang sosial budayanya, dan faktor
kemampuan guru untuk melaksanakannya.
2. Fleksibel
Variasi stimulus yang dikembangkan harus bersifat luwes dan baku (tidak
dinamis). Sehingga setiap jenis variasi yang diterapkan memungkinkan
dapat diubah disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan tuntuttan yang
terjadi secara spontan pada saat tejadinya pembelajaran tanpa harus
mengganggu keutuhan prose pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
3. Kelancaran dan berkesinambungan
Setiap variasi yang dikembangkan dalam pembelajaran harus berjalan
lancar.Perpindahan dari suatu bentuk stimulus kestimulus pembelajaran
lainnya dalam rangka menerapkan stimulus pembelajaran yang bervariasi,
semuanya harus merupakan suatu kesatuan yang utuh sehingga pesan
pembelaran dapat diterima oleh siswa.
4. Kewajaran/tidak dibuat-buat
Variasi stimulus dalam pembelajaran tidak dibuat-buat sehingga tidak
terkesan seperti dipaksakan.Oleh karena itu setiap jenis atau bentuk
stimulus yang dikembangkan sebaiknya berjalan secara wajar, alamiah dan
terkait langsung dengan konteks pembelajaran yang sedang dibahas.
5. Pengelola yang matang
Adakalanya jenis atau bentuk stimulus yang akan diterapkan dalam
pembelajaran itu bersifat rumit dan kompleks, membutuhkan beberapa
tenaga atau personil, penerapan variasi yang seperti itu tentu saja harus
direncanakan dan dikelola secara lebih matang agar semuanya dapat

7
berjalan dengan lancar an efektif mendukung proses pembelajar yang lebih
bermakna.

8
D. Komponen-Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi

Dalam keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar


akan meliputi tiga aspek, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam
menggunakan media dan bahan pengajaran dan variasi dalam interaksi antara
guru dengan siswa. Dengan dikombinasikannya ketiga komponen atau aspek
dalam penggunaannya atau secara integrasi, maka akan meningkatkan
perhatian peserta didik, membangkitkan keinginan dan kemauan belajarnya.
Dengan sebab itu, maka diharapkan tujuan pendidikan tercapai. Aspek atau
komponen yang dimaksud dalam pembahasan ini dapat diperdalam dengan
penjelasan berikut:

1. Variasi Gaya Mengajar

Variasi gaya mengajar pada dasarnya meliputi variasi suara, variasi


gerakan anggota badan, dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas.
Bagi siswa variasi tersebut dilihat sebagai sesuatu yang energik, antusias,
bersemangat, dan semuanya memiliki relevensi dengan hasil belajar.
Perilaku guru seperti itu dalam proses belajar mengajar akan menjadi
dinamis dan mempertinggi komunikasi antara guru dan siswa, menarik
perhatian siswa, menolong penerimaan bahan pelajaran, dan memberi
stimulasi. Variasi gaya mengajar ini adalah sebagai berikut:

a. Variasi suara (Teacher voice)

Suara guru dapat bervariasi dalam intonasi, nada, volume, dan


kecepatan. Guru dapat mendramatisasi suatu perstiwa, menunjukkan
hal-hal yang dianggap penting, berbicara secara pelan dengan
seorang siswa, atau berbicara secara tajam dengan siswa yang
kurang perhatian, dan seterusnya.

9
b. Penekanan (focusing)

Untuk memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek yang


penting atau aspek kunci, guru dapat menggunakan ”penekanan
secara verbal”; misalnya, ”Perhatikan baik-baik. Nah, ini yang
penting. Ini adalah bagian yang sukar, dengarkan baik-baik!”
penekanan seperti itu biasanya dikombinasikan dengan gerakan
anggota badan yang dapat menunjukkan dengan jari atau memberi
tanda pada papan tulis.

Memang menarik perhatian siswa itu sangatlah tidak mudah


apalagi dalam jumlah siswa yang banyak, agar perhatian itu tetap ada
perlu adanya prinsip-prinsip yakni :
1) Perhatian seseorang tertuju atau diarahkan pada hal-hal yang
baru, jenis rangsangan baru yang dapat menarik perhatian
termasuk warna dan bentuk. Dalam pelajaran, seorang guru
dapat menarik perhatian tentang kata-kata penting pada suatu
bacaan dengan memberi warna merah atau digaris bawahi.
2) Perhatian seseorang tertuju atau terarah pada hal-hal yang
dianggap rumit. Bagi guru yang harus diingat adalah suatu
pelajaran tidak boleh tampak terlalu rumit dan guru tidak boleh
mempersulit pelajaran yang sederhana dikarenakan semata-mata
untuk menarik perhatian siswa.
3) Orang mengarahkan perhatiannya pada hal-hal yang
dikehendakinya, yaitu hal-hal yang sesuai dengan minat dan
bakatnya. Untuk menimbulkan minat tersebut ada dua cara
yakni dari diri sendiri dan dari luar dirinya. Dari luar bisa saja
lingkungan, orang tua dan guru. Disini gurulah yang berhak
menimbulkan atau membangkitkan minat belajar siswa baik
dirumah maupun dikelas.
Dari ketiga prinsip ini guru harus mengetahui banyak tentang
siswanya agar bisa mengarahkan perhatian siswa terhadap materi

10
pelajaran, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi guru
dalam memusatkan perhatian siswa bisa dengan memberikan kata-
kata seperti : “coba perhatikan ini baik-baik”, karena materinya agak
sulit dan sebagainya.

c. Kontak pandang
Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan siswa, sebaiknya
mengarahkan pandangannya ke seluruh kelas, menatap mata setiap
siswa untuk dapat membentuk hubungan yang positif dan
menghindari hilangnya kepribadian. Guru dapat membantu siswa
dengan menggunakan matanya menyampaikan informasi, dan
dengan pandangannya dapat menarik perhatian siswa. Bertemunya
pandang diantara mereka yang berinteraksi, sesungguhnya
merupakan suatu etika atau sopan santun pergaulan karena
menunjukkan saling perhatian diantara mereka.
Hal-hal yang harus dihindari guru selama presentasinya
didepan kelas :
1) Melihat keluar ruang
2) Melihat kearah langit-langit
3) Melihat kearah lantai
4) Melihat hanya pada siswa tertentu atas kelompok siswa saja
5) Melihat dan menghadap kepapan tulis saat menjelaskan kecuali
sambil menunjukkan sesuatu.
Hal-hal di atas bertujuan supaya bisa mengendalikan situasi
kelas dengan baik. Jadi dalam kontak pandang hendaknya guru
berusaha seintim mungkin agar siswa merasa diperhatikan dan
dihargai, kontak mata yang sering dilakukan, akan membangun dan
membina jalinan tingkat tinggi, yaitu mengetahui psikologi anak atau
siswa dan mengetahui seberapa banyak pemahaman siswa terhadap
materi yang telah disampaikan. Untuk itu, pandanglah siswa-siswa
anda secara merata tapi jangan berlebihan, gunanya pandangan mata,

11
seorang guru adalah untuk menarik perhatian dan minat belajar
siswa.

d. Mimik dan Gerakan anggota badan (gesturing)


Mimik dan gerakan badan merupakan alat komunikasi yang
efektif. Menurut Sardiman gerakan yang baik adalah gerakan yang
efektif dan efisien, artinya gerakan yang cukup tetapi benar-benar
mendukung penjelasan atau uraian guru . Mimik dan gerakan badan
guru hendaknya selalu mengalami variasi dalam proses belajar-
mengajar karena disamping menarik perhatian siswa juga dapat
diartikan sebagai maksud dari pesan-pesan tertentu. Dengan
menggunakan mimik dan gerakan badan ini lebih efektif digunakan
dari pada dengan menggunakan bahasa yang bertele-tele.
Mimik dan gerakan badan yang dapat divariasikan antara lain
:
1) Ekspresi Wajah
Dalam pembelajaran mimik/ekspresi wajah, seorang guru
jangan melakukan ekspresi tersebut setengah-setengah atau
terlalu over akting karena itu akan membuat bingung siswa-
siswanya. Jadi ekspresi wajah ini harus dilakukan dengan yakin
dan sungguh-sungguh, agar apa yang guru sampaikan dapat
ditangkap maknanya oleh siswa. Perubahan pada ekspresi wajah
yaitu seperti: tersenyum, menggerutkan kening, mengangkat
alis, cemberut, dan tertawa untuk menunjukkan kagum,
tercengang, atau heran.
2) Gerakan Kepala
Dalam proses pembelajaran tentu seorang guru harus dapat
memberikan gerakan-gerakan tertentu pada daerah kepala,
seperti melakukan gerakan dengan menggeleng, mengangguk,
tegak/mengangkat kepala, menunduk. Gerakan ini dilakukan
untuk menunjukkan setuju atau sebaliknya dan gerakan ini

12
dilakukan agar ada variasi yang terjadi selama proses
pembelajaran.
3) Gerakan Tangan
Gerakan tangan, juga termasuk variasi dalam gaya mengajar.
Gerakan tangan sama fungsinya dengan yang lain yaitu untuk
menegaskan suatu point-point penting dalam pembahasan yang
diajarkan oleh guru. Selain itu gerakan tangan juga dapat
digunakan untuk menunjukkan suatu pujian terhadap
keberhasilan siswa.Gerakan tangan dapat berupa mengangkat
tangan, mengacungkan jempol, mengepalkan tinju untuk
menegaskan, bertepuk tangan. Akan tetapi dalam menggunakan
gerakan tangan guru harus berhati-hati agar apa yang digunakan
tidak menyalahi aturan daerah setempat. Contohnya : Guru
mengatakan bumi itu bulat sambil membuat gerakan dengan
kedua tangan yang menggambarkan bentuk bulat.
4) Gerakan Badan Secara Keseluruhan
Gerakan badan secara keseluruhan merupakan suatu variasi
dalam pembelajaran.Dimana sebaiknya sebagai seorang guru
variasi ini dilakukan agar pembelajaran tidak monoton.Variasi
gerakan badan secara keseluruhan berupa berdiri kaku, bersikap
santai, gerak mendekati atau menjauhi.Contohnya : jika dalam
mengajar tentu seorang guru tidak hanya duduk saja dibelakang
meja, melainkan adakalanya berdiri dengan kaku/tegap didepan
siswa-siswanya, kemudian adakalanya berdiri dengan cara yang
santai dan adakalanya guru mendekati tempat duduk siswa.

e. Perpindahan posisi guru (teachers movement)


Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu
menarik perhatian siswa, dapat meningkatkan kepribadian
guru.Guru melakukan pergantian posisi, sebaiknya jangan kaku atau
kikuk, lakukan saja secara bebas dan wajar bisa menarik perhatian

13
siswa, jika guru kaku dalam bergerak ini bisa menjemukan siswa.
Dan bila variasi dilakukan secara berlebihan itu juga bisa
mengganggu perhatian siswa atau konsentrasi siswa terhadap
pelajaran.Pergantian posisi dapat dilakukan dari muka ke bagian
belakang, dari sisi kiri kesisi kanan, atau diantara siswa dari
belakang ke samping siswa. Dapat juga dilakukan dengan posisi
berdiri kemudian berubah menjadi posisi duduk. Yang penting dalam
perubahan posisi ialah harus ada tujuannya, dan tidak sekedar
mondar-mandir.

f. Kesenyapan guru (Teacher Silence)


Kesenyapan adalah suatu keadaan diam secara tiba-tiba demi
pihak guru ditengah-tengah menerangkan sesuatu.Adanya
kesenyapan tersebut merupakan alat yang baik untuk menarik
perhatian siswa. Dengan keadaan senyap atau diamnya guru secara
tiba-tiba bisa menimbulkan perhatian siswa, sebab siswa begitu tahu
apa yang terjadi dan demikian pula setelah guru memberikan
pertanyaan kepada siswa alangkah bagusnya apabila diberi waktu
untuk berfikir dengan memberi kesenyapan supaya siswa bisa
mengingat kembali informasi-informasi yang mungkin ia hafal,
sehingga bisa menjawab pertanyaan guru dengan baik dan tepat.
Pemberian waktu bagi siswa digunakan untuk mengorganisasi
jawabannya agar menjadi lengkap. Tapi jika seorang guru tidak
memberikan kesenyapan atau waktu kepada siswa untuk berfikir
dalam menjawab pertanyaannya siswa akan menjawab dengan asal
alias asal bicara, sehingga jawabannya kurang tepat dengan
pertanyaan. Untuk itu seyogyanya guru memberikan kesenyapan
terhadap siswa untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan yang
diajukannya supaya jawabannya sempurna dan tepat.

14
2. Variasi Media dan Bahan Ajaran
Tiap peserta didik memiliki kemampuan indra yang tidak sama, baik
pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan
berbicara. Ada tiga variasi penggunaan media, yakni media pandang,
media dengar dan media taktil.
a. Variasi Media Pandang
Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan
alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi, seperti buku,
majalah, globe, peta, majalah dinding, film, film strip, TV, gambar
grafik, model demonstrasi, dan lain-lain.
Media yang dapat dilihat ini, pada dasarnya bertujuan untuk menarik
perhatian peserta didik untuk melihat dan serta untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan peserta didik pada penglihatan. Media dan
bahan yang dapat dilihat.
b. Variasi Media Dengar
Pada umumnya dalam proses interaksi edukatif dikelas, suara
guru adalah alat utama dalam komunikasi. Variasi dalam
penggunaan media dengar memerlukan kombinasi dengan media
pandang dan media taktil. Media yang dapat dilihat ini, pada
dasarnya bertujuan untuk menarik perhatian peserta didik untuk
mendengar dan serta untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
peserta didik pada pendengaran. Media dan bahan yang dapat
didengar yaitu berupa: rekaman suara, radio dan lain sebagainya.
c. Variasi Media Taktil
Variasi media taktil adalah penggunaan media yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk menyentuh dan
memanipulasi benda atau bahan ajaran. Media dan bahan yang dapat
diraba, dimanipulasi dan digerakkan ini bertujuan untuk melibatkan
peserta didik membentuk dan memperagakan kegiatannya. Media
dan bahan yang dapat diraba, dimanipulasi dan digerakkan yaitu
berupa: boneka, topeng dan lain sebagainya.

15
Berdasarkan variasi penggunaannya media dapat dibagi menjadi
tiga:
1) Media dapat digunakan secara perorangan
2) Media dapat digunakan secara berkelompok
3) Media dapat digunakan secara massal

3. Variasi Interaksi
Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan peserta didik
memiliki rentangan yang bergerak dari dua kutub, yaitu:
a. Peserta didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur
tangan dari guru.
b. Peserta didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh
guru, dimana guru berbicara kepada peserta didik.
Pola interaksi guru dengan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran sangat beraneka ragam coraknya. Variasi dalam pola
interaksi bertujuan untuk menghindari kebosanan dan menghidupkan
suasana kelas demi keberhasilan peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran. Selain itu pola interaksi yang diterapkan guru dalam kelas
dapat meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Interaksi belajar mengajar dapat digunakan dengan
menggunakan strategi yang bervariasi. Penggunaan variasi pola interaksi
harus mempertimbangkan tingkat efektifitas dan efisiensi pencapaian
tujuan pembelajaran.
Dalam variasi dituntut adanya pola hubungan tertentu dengan semua
pihak yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Pola hubungan tersebut
disebut dengan pola interaksi. Ada tiga macam pola interaksi yaitu:
1. Pola guru dengan peserta didik
Dalam pola interaksi ini guru melakukan atau menyelenggarakan
dialog dengan seluruh peserta didik, apabila guru memunculkan
pertanyaan, maka pertanyaan tersebut ditujukan kepada seluruh kelas

16
atau seluruh peserta didik bukan kepada peserta didik secara
individu.
2. Pola guru dengan peserta didik secara individu
Dalam pola interaksi ini baik pertanyaan maupun pernyataan guru
langsung ditujukan kepada salah seorang peserta didik tertentu tidak
untuk semua peserta didik, sehingga selanjutnya terjadi dialog dua
arah.
3. Pola peserta didik dengan peserta didik
Setelah guru memberikan pengarahan atau pengantar kemudian
dilontarkan permasalahan ke kelas agar terjadi diskusi antara peserta
didik dalam mengupas atau menyelesaikan suatu permasalahan.

E. Kelebihan dan Kekurangan Keterampilan Mengadakan Variasi


1. Kelebihan
Setiap keterampilan yang digunakan oleh guru tentu memiliki
kelebihan-kelebihan sehingga guru menerapkannya dalam kegiatan
pembelajaran, adapun kelebihan dari keterampilan mengadakan variasi
diantaranya:
a. Kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan baik bagi guru
maupun bagi peserta didik.
b. Peserta didik menjadi semangat, penuh perhatian serta ikut
berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.
c. Tujuan pembelajaran akan tercapai secara efektif dan efisien.
2. Kekurangan
Selain memiliki kelebihan keterampilan mengadakan variasi tentunya
juga memiliki berbagai kekurangan-kekurangan. Kekurangan ini sering
terjadi karena guru yang kurang terampil atau kurang mampu
menerapkan keterampilan mengadakan variasi, sehingga muncullah
permasalahan-permasalahan diantaranya:

17
a. Apabila guru salah atau keliru dalam mengadakan variasi yang
dilakukannya, maka peserta didik juga akan salah penafsirannya
dari pesan yang ingin disampaikan oleh guru.
b. Apabila guru berlebih-lebihan dalam mengadakan variasi, maka
pelajaran akan terganggu dan tujuan pembelajaran pun tidak dapat
tercapai secara efektif dan efisien.
c. Tidak semua siswa dapat menerapkan variasi yang diberikan oleh
guru, sehingga kadang siswa malah bingung dengan adanya
variasi.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada makalah diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
mengadakan variasi adalah bentuk strategi yang dilakukan oleh para
pengajar untuk memberikan suasana-suasana yang lebih efisien guna
untuk mengatasi masalah yang selama ini di alami oleh para anak didik
yaitu mengalami kebosanan dalam aktivitas belajar. Dengan menerapkan
variasi dalam pembelajaran ini siswa akan lebih menjadi aktif dan kreatif
saat proses belajar berlangsung.

B. Saran
Dalam kenyataannya tidak semua guru dalam mengajar memiliki
keterampilan mengajar yang baik. Hal ini terbukti dari beberapa keluhan
peserta didik tentang cara mengajar guru yang tidak menyenangkan,
membosankan atau keluhan lainnya yang menyebabkan peserta didik sulit
menerima pelajaran yang disampaikan. Oleh karena itulah, seorang calon
guru harus memahami terlebih dahulu keterampilan dasar yang dibutuhkan
dalam mengajar, sehingga minat belajar peserta didik tetap baik stabil.
Salah satu keterampilan yang harus dikuasi oleh guru yaitu keterampilan
mengadakan variasi yang dapat membuat peserta didik tidak cepat merasa
bosan saat mengikuti pembelajaran.

19
DAFTAR PUSTAKA

Darmadi Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: ALFABETA.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Hakim, N., Yudiyanto, Hakiki, P.R.L., & Soleha, S. 2020. Analisis Keterampilan
Dasar Mengajar Mahasiswa Tadris Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi, 5
(1), 56-63.

Usman, Mohd. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Nurhasnawati. Strategi Pembelajaran Mikro. Pekanbaru: Fakultas Tarbiyah.


Sadiki, A., Hakim, N. 2017. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Biologi.
Salim Amedis Indonesia.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Eduktif.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Usman, Mohd. Uzer. Menjadi Guru Profesional (Edisi kedua). Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Wartono. Keterampilan Dasar Mengajar. Malang: Universitas Kanjuruan.

20
Wina Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Zainal Asril, M.Pd. 2012. Micro Teaching. Jakarta: Rajawali Pers.

21

Anda mungkin juga menyukai