Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MICRO TEACHING
“Keterampilan Dasar Mengadakan Variasi dan Memberikan Penguatan
dalam Pembelajaran”

Dosen Pengampu :
Dr.Desyandri S.Pd, M.Pd

OLEH :

Aida Hesti Febrina (21129340)

Nadia Sucitra (21129256)

DEPARTEMEN PEDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nya
makalah yang berjudul “ Keterampilan Dasar Mengadakan Variasi dan Memberikan
Penguatan dalam Pembelajaran ” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat dan
salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Micro Teaching. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
kurikulum bagi pembaca dan juga penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca dan penulis. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 24 Februari 2024

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4

C. Tujuan ............................................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6


A. Keterampilan Dasar Mengadakan Variasi dalam Mengajar (Variation Skills) .............. 6

B. Keterampilan Dasar Memberi Penguatan dalam Mengajar (Reinforcement Skills) ....... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 17


A. Kesimpulan ................................................................................................................... 17

B. Saran ............................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru merupakan sosok yang sering ditiru. Program kelas tidak akan berarti bilamana
tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena
kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan di antara siswa di dalam suatu kelas.

Semua usaha yang dilakukan guru di dalam pembelajaran mengacu pada bagaimana
memfasilitasi siswa mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan. Pencapaian kompetensi tidak
mungkin terjadi tanpa melibatkan secara langsung di dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, guru
mestinya merencanakan pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif
di dalam proses pembelajaran.

Ketersmpilan dasar mengajar yang termasuk di dalamnya keterampilan mengadakan


variasi yang berguna untuk mengatasi kejenuhan atau kebosanan yang dialami siswa dalam
kegiatan atau proses pembelajaran dan juga untuk mengatasi kondisi ruangan yang tidak
nyaman, performance guru kurang disukai peserta didik serta materi yang diajarkan kurang
menarik. Dengan memperbaiki gaya mengajar saja belum dapat mengatasi persoalan yang
terjadi namun, dengan harapan bervariasinya proses pembelajaran yang diberikan akan
membuat siswa nyaman melaksanakan pembelajaran dikelas dan kelas menjadi lebih kondusif.

Partisipasi siswa di dalam pembelajaran sebaiknya diberikan tanggapan balik oleh guru
sehingga siswa termotivasi untuk mengulangi aktivitas tersebut dengan kualitas yang lebih
baik. Tanggapan yang diberikan guru sesaat setelah siswa berpartisipasi disebut penguatan atau
reinforcement. Reinforcement berbeda dengan reward. Reward merupakan hadiah
keberhasilan siswa yang mencapai hasil memuaskan dalam kegiatan pembelajaran. Berbagai
bentuk penguatan dapat dikombinasikan oleh guru, sehingga tidak terkesan mengada-ada, tidak
alami atau tidak spontan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu keterampilan dasar mengadakan variasi dalam mengajar?

2. Apa itu keterampilan dasar memberi penguatan dalam mengajar?

4
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami tentang keterampilan dasar mengadakan variasi dan
keterampilan dasar memberi penguatan dalam mengajar untuk dapat di implementasikan dalam
pembelajaran nantinya.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keterampilan Dasar Mengadakan Variasi dalam Mengajar (Variation Skills)


1. Pengertian Mengadakan Variasi

Variasi dalam kegiatan pembelajaran merupakan perubahan dalam proses kegiatan


yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa, serta mengurangi kejenuhan dan
kebosanan (Solihatin, 2013:61). Menurut Soetomo pemberian variasi dalam, interaksi belajar
mengajar dapat diartikan sebagai perubahan penjajaran dari yang satu ke yang lain dengan
tujuan menghilangkan kebosanan dan kejenuhan siswa dalam menerima bahan pengajaran
yang diberikan guru, sehingga siswa dapat aktif lagi dan berpartisipasi dalam belajarnya.

Sedangkan menurut Hamid Darmadi menjelaskan bahwa dalam kegiatan pembelajaran,


pengertian variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan guru yang disengaja ataupun secara
spontan, yang dimaksudkan untuk mengacu dan mengingat perhatian siswa selama pelajaran
berlangsung.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Keterampilan mengadakan Variasi


dapat diartikan sebagai suatu proses pengubahan dalam pengajaran yangbertujuan untuk
menghilangkan kebosanan siswa dan kejenuhan siswa dalam menerima bahan pengajaran yang
diberikan guru serta untuk mengacu dan mengingat perhatian siswa sehingga siswa agar dapat
selalu aktif dan terfokus dalam proses pembelajaran.

Keterampilan dalam mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat


dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:

1) Variasi gaya mengajar

Dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti:

a) Variasi suara: Suara guru dapat bervariasi dalam: Intonasi, nada, volume,
dan kecepatan.

b) Penekanan (focusing): Untuk menfokuskan perhatian anak didik pada suatu


aspek yang penting atau aspek kunci, guru dapat menggunakan “penekanan
secara verbal”, misalnya: “perhatikan baik- baik! ”

6
c) Pemberian waktu (pausing): Untuk menarik perhatian anak didik dapat
dilakukan dengan mengubah suasana menjadi sepi.

d) Kontak pandang: Bila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan


siswanya, sebaiknya mengarahkan pandangannya ke seluruh kelas.

e) Gerakan anggota badan (gesturing): Variasi dalam mimik, gerakan kepala


atau gerakan badan merupakan bagian penting dalam berkomunikasi.

f) Pergantian posisi guru di dalam kelas: Pergantian posisi guru di dalam kelas
dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa.

2) Variasi media dan bahan pembelajaran.

Variasi media dan bahan pembelajaran dapat berupa:

a) Menggunakan variasi media pandang seperti menggunakan gambar, slide,


foto, bagan, dan lain-lain

b) Variasi media dengar seperti menggunakan radio, musik, deklamasi, puisi,


dan lain sebagainya

c) Variasi media taktil yakni alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi,
dan di gerakkan. Pemanfaatan media semacam ini dapat menarik perhatian
siswa, sebab siswa dapat secara langsung membentuk atau memperagakan
kegiatannya, baik secara perorangan ataupun secara kelompok.

d) Variasi pola interaksi. Variasi dalam pola interaksi antara guru dan anak
didik memiliki rentangan yang bergerak dari dua kutub, yaitu: 1) Anak didik
bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru; dan 2)
Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru, di
mana guru berbicara kepada anak didik.

2. Tujuan Mengadakan Variasi

Tujuan mengadakan variasi yaitu:

a) Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses


belajar mengajar

b) Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi

7
c) Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah

d) Memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual

e) Mendorong anak didikuntuk belajar.

3. Prinsip-Prinsip Mengadakan Variasi

Dalam menerapkan keterampilan dasar mengajar mengadakan variasi perlu


diperhatikan beberapa prinsip yang berkaitan dengan pencapaian tujuan sebagai berikut :

a) Variasi hendaknya digunakan dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan


yang hendak dicapai, sesuai dengan tingkat kemempuan siswa dan hakikat
pendidikan. Penggunaan variasi yang wajar dan beragam sangaat dianjurkan.
Sebaliknya, pemakaian yang berlebihan akan menimbulkan kebingungan,
malahan dapat mengganggu proses belajar mengajar.

b) Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak


akan merusak perhatian murid dan tidak mengganggu pelajaran.

c) Direncanakan secara baik dan eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran.


Jadi penggunaan variasi ini harus benar-benar berstruktur dan direncanakan.
Akan tetapi, apabila diperlukan, komponen keterampilan tersebut dapat
digunakan secara luwes dan spontan, sesuai dengan pengembangan proses
dalam belajar-mengajar dan balikan siswa selama pelajaran berlangsung.

B. Keterampilan Dasar Memberi Penguatan dalam Mengajar (Reinforcement Skills)


1. Pengertian keterampilan dasar memberi penguatan dalam mengajar (Reinforcement
Skills)

Keterampilan memberikan penguatanatau reinforcement(dalam Bahasa Ingris), secara


garis besar dapat dimaknai sebagai kemampuan guru dalam memberikan respon terhadap
perilaku siswa dalam kegiatan belajar mengajar, agar siswa terdorong untuk meningkatkan
perilaku positif tersebut. Pada dasarnya istilah penghargaan, hadiah, pujian yang sering disama
artikan dengan penguatan memiliki kedudukan sebagai bagian dalam keterampilan dalam
memberi penguatan.

8
Pemberian penguatan oleh guru terhadap perilaku siswa akan mendorong siswa
tersebut agar berbuat lebih baik lagi. Mulyani Soemantri dan Johar Permana (1998/1999: 272)
menyatakan bahwa memberi penguatan atau reinforcement adalah suatu tindakan atau respons
terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas
tingkah laku tersebut disaat yang lain. Kemudian tidak jauh berbeda dengan pendapat tersebut
Marno dan Idris (2010:132) mendefinisikan penguatan sebagai respon positif yang diberikan
guru kepada siswa atas perilaku positif yang dicapai dalam proses belajarnya.

Selanjutnya Syaiful Bahri Djamarah (2005:118) mendefinisikan pemberian penguatan


sebagai respon dalam proses interaksi edukatif berupa respon positif dan respon negatif.
Respon positif adalah respon yang diberikan melalui hadiah, sedangkan respon negatif
diberikan melalui hukuman. Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu mengubah tingkah
laku seseorang. Hal ini menunjukan bahwa pengubahan tingkah laku siswa (behavior
modification) dapat dilakukan dengan pemberian penguatan dalam rangka meningkatkan
motivasi belajar siswa.

2. Tujuan

Secara terperinci Saidimin (Hamzah B. Uno, 2005: 168) menyatakan bahwa


keterampilan memberikan penguatan bertujuan untuk ;

a) meningkatkan perhatian siswa dalam kegiatan belajar,

b) memudahkan proses belajar mengajar baik bagi siswa maupun guru,

c) membangkitkan dan mempertahankan motivasi siswa,

d) mengatur dan merubah sikap yang mengganggu kearah tingkah laku belajar yang
produktif,

e) mengembangkan dan mengatur pribadi siswa dalam belajar,

f) mendorong atau mengarahkan pada cara berfikir yang baik/ divergen dan inisiatif
pribadi.

Pendapat lain tujuan dari penguatan dalam pembelajaran antara lain adalah :

a) Meningkatkan perhatian siswa. Melalui penguatan yang diberikan guru terhadap


perilaku siswa maka siswa akan merasa diperhatikan oleh gurunya. Dengan

9
demikian perhatian siswa semakin meningkat seiring dengan perhatian guru melalui
respon yang diberikan gurunya.
b) Membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Upaya memelihara dan
membangkitkan motivasi belajar siswa, senantiasa harus dilakukan oleh guru yaitu
melalui penguatan. Apabila perhatian siswa semakin baik, maka dengan sendirinya
motivasi belajarnya pun semakin baik pula.
c) Memudahkan belajar siswa. Untuk memudahakan belajar siswa harus ditunjang
oleh kebiasaan-kebiasaan positif dalam pembelajaran, yaitu dengan memberikan
respon (penguatan) yang akan semakin mendorong keberanian siswa untuk
mencoba bereksplorasi dan terhindar dari perasaan takut salah dalam pembelajaran.
d) Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa. Rasa percaya diri merupakan modal
dasar dalam belajar, perasaan negatif yang akan mempengarui terhadap kualitas
proses pembelajaran harus dihindari. Upaya untuk memperkecil perasaan-perasaan
negatif dalam belajar yaitu melalui pemberian penguatan atau respon yang
diberikan oleh guru terhadap sekecil apapun perbuatan belajar siswa.
e) Memelihara kelas yang kondusif. Suasana kelas yang menyenangkan aman dan
dinamis, akan mendorong aktifitas belajar siswa lebih maksimal. Melalui penguatan
yang dilakukan oleh guru, suasana kelas akan lebih demokratis sehingga siswa akan
lebih bebas untuk mengemukakan pendapat, mencoba, dan melakukan perbuatan-
perbuatan belajar lainnya. Hal ini sebagai dampak adanya respon yang mengiringi
terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan oleh siswa.
f) Mengontrol dan memodifikas tingkah laku siswa serta mendorong munculnya
prilaku. Penguatan yang diberikan oleh guru akan dapat mengontrol dan juga
merubah prilaku siswa dalam proses belajar mengajar serta mendorong munculnya
prilaku yang positif dari siswa.
3. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN
Penguatan dapat dikelompokan kedalam dua jenis, yaitu penguatan verbal maupun non
verbal. Komponen-komponen penguatan dari kedua jenis tersebut sebagai berikut :

a. Penguatan Verbal

Penguatan verbal biasanya diungkapkan atau diutarakan dengan menggunakan


kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan sebagainya untuk memberikan

10
dorongan kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga terjadi perubahan
positif pada kegiatan belajar siswa.

Menurut D. N. Pah (1984: 6) penguatan verbal dapat dikelompokan menjadi dua


bentuk. Adapun bentuk komponen penguatan verbal yaitu: a) kata-kata, dan b) kalimat.

a) Kata-kata.

Penguatan yang diberikan kepada siswa berupa kata saja, hal ini
dilakukan secara singkat, mudah dipahami sehingga siswa mudah dalam
menangkap respon dari guru.
Contoh:
1) Bagus.
Diutarakan ketika siswa mengerjakan tugas atau perintah dengan baik,
rapi, sistematis.

2) Tepat/ betul/ benar.

Diutarakan ketika siswa menjawab suatu soal/ pertanyaan sesuai dengan


sesuai/ benar.

3) Pintar.

Disampaikan guru apabila siswa memiliki kemampuan intelektual yang


baik di banding teman yang lain, bisa juga disampaikan pada saat siswa
benar dalam menjawab pertanyaan atau soal.

4) Ya.

Disampaikan guru apabila siswa menjawab soal atau pertanyaan sesuai


dengan harapan guru, atau memberikan pendapat dengan benar.

1. Kalimat

11
Umpan balik yang diberikan guru berupa rangkaian kata atau kalimat
untuk memperjelas susunan kata-kata yang ada, sehingga siswa dapat mengerti
kemampuan dan alasan mengapa guru memberikan penguatan tersebut.

Contoh:

1) Pekerjaan Andi bagus sekali!

2) Cara Agus memberikan penjelasan baik sekali!

3) Saya senang dengan pekerjaanmu!

b. Penguatan Non Verbal

Penguatan non verbal yaitu respon terhadap prilaku belajar siswa yang
dilakukan tidak dengan kata-kata atau ucapan lisan, melainkan perbuatan belajar siswa.
Menurut Wina Sanjaya ( 2006: 36) penguatan nonverbal adalah respon yang dilakukan
guru terhadap perilaku siswa berupa bahasa isyarat. Misalnya melalui anggukan kepala
tanda setuju, menggelengkan kepala tanda tidak setuju, mengangkat pundak, dan
sebagainya. Selain itu juga dapat dilakukan dengan tanda-tanda tertentu, misalnya
berjabat tangan, menepuk pundak secara halus sebagai tanda setelah siswa melakukan
respon yang baik.

Menurut Hamzah B. Uno (2005: 169) beberapa komponen keterampilan


pemberian penguatan yang termasuk ke dalam penguatan nonverbal yaitu: a) penguatan
gestural, b) penguatan dengan cara mendekati, c) penguatan dengan sentuhan, d)
penguatan berupa tanda atau benda, e) penguatan dengan memberikan kegiatan yang
menyenangkan.

a. Penguatan gestural.

Penguatan ini diberikan dalam bentuk mimik, gerakan wajah atau


anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa. Misalnya,
mengangkat alis, tersenyum, kerlingan mata, tepuk tangan, anggukan tanda
setuju, menaikan ibu jari tanda “jempolan”.

12
b. Penguatan dengan cara mendekati.

Penguatan ini dikerjakan dengan cara mendekati siswa untuk


menyatakan perhatian guru terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau penampilan
sisw a. Misalnya, guru duduk dalam kelompok diskusi, berdiri di samping
siswa diberikan unutk memperkuat penguatan yang bersifat verbal.

c. Penguatan dengan setuhan.

Guru dapat menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk


pundak siswa, menjabat tangan siswa, atau mengangkat tangan siswa.
Seringkali untuk anak-anak yang masih kecil, guru mengusap rambut kepala
siswa.

d. Penguatan berupa tanda atau benda.

Penguatan bentuk ini merupakan usaha guru dalam menggunakan


bermacam-macam symbol penguatan untuk menunjang tingkah laku siswa yang
positif. Bentuk penguatan ini antara lain: komnentar tertulis pada buku
pekerjaan, pemberian perangko, mata uang koleksi, bintang, permen.

e. Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan.

Penguatan ini dapat berupa meminta siswa membentu temanya apabila


dia selesai mengerjakan ppekerjaan terlebih dahulu dengan tepat, siswa diminta
memipmpin kegiatan.

4. Prinsip-prinsip Penggunaan Penguatan (Reinforcement)

Secara singkat Mulyani Soemantri dan Johar Permana (1998/1999: 277)


mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang penting yang dapat dijadikan pedoman sebagai
prinsip guru dalam memberikan suatu penguatan kepada siswa, adapun prinsip tersebut adalah
sebagai berikut.

a) Dilakukan dengan hangat dan semangat.

b) Memberika kesan positif kepada peserta didik.

13
c) Berdampak terhadap perilaku positif.

d) Dapat bersifat pribadi atau kelompok .

e) Hindari penggunaan respon negatif.

Selanjutnya Irawati Istadi (2006: 29-62) memperjelas untuk penguatan nonverbal jenis
hadiah ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, adapun prinsip tersebut adalah sebagai
berikut.

a) Didasarkan pada “Perilaku” bukan “Pelaku”.

Perilaku bisa baik/ benar dan bisa salah, tetapi pelaku senantiasa tetap baik.

b) Harus ada batasnya.

Pemberian hadiah tidak bisa selamanya dipergunakan. Proses ini cukup


difungsikan hingga tahapan menumbuhkan kebiasaan saja. Manakala anak telah dirasa
memiliki pembiasaan yang cukup, maka pemberian hadiah harus diakhiri.

c) Paling baik berupa perhatian.

Perhatian akan lebih bermakna indah diterima anak apabila orangtua mampu
melakukan secara benar, hal ini murah dan mudah.

d) Hati-hati dengan uang.

Hadiah berupa uang boleh diberikan kepada anak hanya apabila disertai
bimbingan kecerdasan financial untuk pengelolaanya.

e) Distandarkan pada proses, bukan hasil.

Proses pembelajaran yang dilakukan anak adalah lahan perjuangan dan


pengalaman belajar, sedangkan hasil tidak bisa dijadikan patokan keberhasilannya,
karena ada banyak faktor lain yang mempengaruhi selain dari pengaruh proses atau
usaha anak saja.

f) Dimusyawarahkan kesepakatanya.

Melibatkan anak dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan mereka


akan memberikan motivasi untuk melakukan keputusan tersebut.

14
Selanjutnya dalam pelaksanaannya menurut Mulyani Soemantri dan Johar Permana
(1998/1999: 276) guru harus pula memperhatikan halhal berikut.

a) Gunakan jenis penguatan secara bervariasi.

b) Jangan menunda pemberian penghragaan, karena akan menjadi tidak berguna.

c) Penguatanpun dapat diberikan kepada respons peserta didik yang salah, dalam arti
menanggapi keberanian peserta didiknya.

5. Penerapan dalam Memberikan Penguatan (Reinforcement)

Menurut Syaiful Bahri Djamaroh (2005:119) bahwa semua aspek yang terdapat pada
pemberian penguatan dapat berpengaruh pada kelompok usia siswa manapun, tidak terbatas
pada satu tingkat sekolah tertentu saja, baik untuk anak yang sudah dewasa mapun yang belum
dewasa. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian penguatan ialah guru harus yakin,
bahwa siswa akan menghargainya dan menyadari akan respon yang diberikan guru. Pemberian
penguatan dapat dilakukan pada saat:

a) siswa memperhatikan guru, memperhatikan kawan lainya dan benda yang menjadi
tujuan diskusi,

b) siswa sedang belajar, mengerjakan tugas dari buku, membaca, dan bekerja di papan
tulis

c) menyelesaikan hasil kerja (selesai penuh, atau menyelesaikan format),

d) bekerja dengan kualitas kerja yang baik (kerapian, ketelitian,

e) keindahan, dan mutu materi),

f) perbaikan pekerjaan (dalam kualitas, hasil atau penampilan),

g) ada kategori tingkah laku (tepat, tidak tepat, verbal, fisik, dan tertulis),

h) tugas mandiri (perkembangan pada pengarahan diri sendiri, mengelola tingkah laku
sendiri, dan mengambil inisiatif kegiatan sendiri).

15
Selanjutnya sedikit berbeda dengan pendapat tersebut Wingkel (Hamzah B. Uno, 2005:
169) mengemukakan bahwa penguatan diberikan atas dasar bentuk perilaku siswa berupa:

a) perhatian kepada guru, kawan, atau objek diskusi,

b) tingkah laku belajar, membaca, pekerjaan di papan tulis,

c) penyelesaian hasil pekerjaan (PR),

d) kualitas pekerjaan atau tugas (kerapian, keindahan),

e) perbaikan/ penyempurnaan tugas, dan

f) tugas-tugas mandiri.

Guru dalam memberikan penguatan sebaiknya teliti dan behati-hati dalam menentukan
pola pemberian penguatan terhadap seorang siswa sebagai individu sebagai anggota kelompok
kelas. Pola dan frekuensi pemberian penguatan akan berhubungan dengan kebutuhan individu,
kepentingan, tingkah laku, dan kemampuan yang semuanya merupakan prinsip-prinsip yang
sangat berarti dalam keterampilan penguatan ini.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan mengadakan Variasi dapat diartikan sebagai suatu proses pengubahan
dalam pengajaran yangbertujuan untuk menghilangkan kebosanan siswa dan kejenuhan siswa
dalam menerima bahan pengajaran yang diberikan guru serta untuk mengacu dan mengingat
perhatian siswa sehingga siswa agar dapat selalu aktif dan terfokus dalam proses pembelajaran.

Keterampilan memberi penguatan dalam proses pembelajaran merupakan keterampilan


seorang guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang
memungkinkan tingkah laku tersebut muncul kembali.

B. Saran
Selaku pendidik yang akan terjun langsung ke sekolah, kita diharuskan untuk
menguasai dan memahami ilmu tentang keterampilan dasar mengajar terkhusus dalam
mengadakan variasi dan penguatan. Penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, apabila ada kesalahan dalam penulisannya mohon kritikan dan saran dari pembaca.

17
DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2009). GURU PROFESIONAL. Bandung : Alfabeta.


Djamarah, Syaeful Bahri (2005) Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Anak Didik, Rineka
Cipta, Jakarta
Mulyasa, E. (2013). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Usman, M. U. (2013). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Wiyana, Novan Ardy. 2016. Manajemen Kelas. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

18

Anda mungkin juga menyukai