Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MICROTEACHING

“TEORI KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENGUATAN, KETERAMPILAN


MELAKUKAN VARIASI, KETERAMPILAN MENJELASKAN, KETERAMPILAN
MEMBUKA DAN MENUTUP”

DOSEN PENGAMPU : Drs. HUDSON SIDABUTAR, M.Si

DISUSUN :

KELOMPOK 2

1. DITA FADHILA (4203351027)


2. PUJI KASIH LAURENSIA GULO (4203351036)
3. NAZLI ASHFIA NASUTION (4203351015)
4. DION MARTUA MANALU (4203351004)

KELAS : PENDIDIKAN IPA A 2020

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori
Keterampilan Memberikan Penguatan, Keterampilan Melakukan Variasi,
Keterampilan Menjelaskan, Keterampilan Membuka Dan Menutup” untuk
memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Microteaching dengan baik.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Hudson Sidabutar, M.Si
selaku dosen pengampu mata kuliah Microteaching karena atas bimbingannya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Kami menyadari adanya keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki sehingga


makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran yang positif akan
senantiasa kami harapkan dalam perbaikan makalah kami di kemudian hari. Harapan
kami semoga hasil dari makalah ini dapat berguna bagi penyusun khususnya dan
umumnya bagi para pembaca.

Medan, 24 Februari 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
a. Latar Belakang......................................................................................................................... 1
b. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 1
c. Tujuan ......................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 3
1. Teori keterampilan memberikaan penguatan..........................................................3
2. Teori keterampilan melakukan variasi........................................................................7
3. Teori keterampilan menjelaskan.................................................................................. 11
4. Teori keterampilan membuka dan menutup...........................................................15
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 20
a. Kesimpulan ............................................................................................................................ 20
b. Saran ......................................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagaamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.Pendidikan merupakan hal
yang sangat penting dalam kehidupan karena semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi yang canggih.Sehingga berpengaruh di segala bidang
pendidikan dan kehidupan, termasuk bidang pendidikan lainnya.
Sanjaya (2005:169) mengatakan pembelajaran adalah proses interaksi
antara siswa dengan lingkungannya. Guru perlu membangun interaksi secara penuh
dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berinteraksi
dengan lingkungannya. Kesalahan yang sering terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung guru hanya menggunakan pola interaksi satu arah, yaitu dari guru ke
siswa. Pola interaksi yang demikian, bukan dapat membuat iklim pembelajaran
menjadi statis akan tetapi dapat memasung kreativitas siswa.
Pada umumnya saat proses pembelajaran berlangsung guru dituntut untuk
memiliki sejumlah keterampilan dalam mengajar peserta didiknya, seperti: terampil
membuka pelajaran, terampil menutup pelajaran, terampil menjelaskan, terampil
variasi gaya mengajar, terampil bertanya dan memberi penguatan, dan terampil
membimbing diskusi kelompok kecil. Semua keterampilan itu harus bisa dilakukan
oleh seorang guru di dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari tentunya sesuai
dengan prosedur minimal (standar proses) yang telah ditetapkan, atau bahkan akan
lebih baik bila guru berkreativitas dan berinovasi lebih sesuai tuntutan
perkembangan zaman.
Namun demikian, masih banyak guru dalam pembelajaran sering tidak
melakukan usaha membuka dan menutup pelajaran tersebut. Hal ini dapat
menyebabkan mental siswa tidak siap untuk menerima pelajaran dan perhatian
siswa belum terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Sebagai akibatnya adalah
siswa akan merasa bahwa pelajaran yang diterimanya membosankan, tidak

1
bermakna baginya, sukar dipahami, dan mereka akan tidak berusaha keras untuk
memahaminya.
Ada berbagai alasan mengapa guru tidak melakukan kegiatan membuka dan
menutup pelajaran antara lain karena lupa, tidak ada waktu, atau memang belum
mempunyai keterampilan untuk melaksanakannya. Karena pentingnya fungsi
membuka dan menutup pelajaran ini dalam pembelajaran, maka sangat perlu bagi
setiap guru untuk memperoleh pengalaman serta latihan yang intensif dalam
membuka dan menutup pelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa teori keterampilan memberikan penguatan?
2. Apa teori keterampilan melakukan variasi?
3. Apa teori keterampilan menjelaskan?
4. Apa teori keterampilan membuka dan menutup?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui keterampilan memberikan penguatan
2. Untuk mengetahui keterampilan melakukan variasi
3. Untuk mengetahui keterampilan menjelaskan
4. Untuk mengetahui ketarampilan membuka dan menutup

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. TEORI KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENGUATAN

A. Pengertian Keterampilan Memberi Penguatan

Keterampilan memberi penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku


positif yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
tersebut. Penguatan tidak boleh dianggap sepele atau sembarangan, tetapi harus
mendapatkan perhatian serius. Keterampilan dasar mengajar merupakan jenis
keterampilan yang harus dikuasai oleh guru. Dengan memiliki keterampilan
mengajar, guru dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik yang berimplikasi
pada peningkatan kualitas kelulusan.

Keterampilan memberi penguatan merupakan keterampilan yang arahnya


untuk memberikan dorongan, tanggapan atau hadiah bagi siswa agar dalam
mengikuti pelajaran merasa dihormati dan diperhatikan. Penghargaan mempunyai
pengaruh positif dalam kehidupan manusia sehari-hari, yaitu mendorong seseorang
memperbaiki tingkah laku serta meningkatkan kegiatan atau usahanya. Kegiatan
memberikan penghargaan atau penguatan dalam proses belajar mengajar dalam
kelas jarang sekali dilaksanakan oleh guru.

Penguatan (Reinforcement) adalah segala bentuk respon, apakah bersifat


verbal ataupun nonverbal yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru
terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik
bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.10
Pemberian respon dalam proses interaksi edukatif disebut “pemberian penguatan”
karna hal tersebut dapat membantu meningkatkan hasil belajar. Penguatan yang
dilakukan oleh guru dalam pembelajaran dapat ditujukan kepada pribadi tertentu
dan kepada kelompok, juga pada kelas secara keseluruhan. Dalam pelaksanaannya
pengutaan ini juga dapat dilakukan dengan berbagai macam bentuk yang bervariasi
sesuai dengan kemampuan guru.

3
B. Beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam memberi
penguatan, yaitu:
1) Penguatan harus diberikan dengan sungguh-sungguh
2) Penguatan yang diberikan harus memiliki makna yang sesuai dengan
kompetensi yang diberi penguatan
3) Hindarkan respon negatif terhadap jawaban peserta didik
4) Penguatan harus dilakukan segera setelah suatu kompetensi ditampilkan
5) Penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi

C. Tujuan Pemberian Penguatan


1) Meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran
2) Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar siswa
3) Mengontrol dan mengubah tingkah laku siswa
4) Mengarahkan terhadap pengembangan berfikir dan pengambilan inisiatif
5) Mengembangkan dan mengatur diri siswa sendiri dalam belajar

Tujuan akhir dari pemberian penguatan adalah agar anak didik dapat lebih
meningkatkan perhatiannya terhadap pelajaran sekaligus membina tingkah laku
yang produktif dalam melakukan aktifitas belajar. Dengan pemberian penguatan
yang diberikan oleh guru, baik secara simbolik, materi maupun dalam bentuk
penguatan akan dapat merangsang anak didik untuk lebih meningkatkan
keaktifannya dalam belajar sekaligus berupaya membina tingkah lakunya kearah
yang lebih posistif.

D. Komponen Keterampilan Memberikan Penguatan


a) Penguatan Verbal

Penguatan ini adalah yang paling mudah digunakan dalam kegiatan


pembelajaran yaitu dalam bentuk komentar, pujian, dukungan, pengakuan
atau dorongan yang diharapkan dapat meningkatkan tingkah laku dan kinerja
murid. Misalnya ketika di ajukan sebuah pertanyaan kemudian siswa
menjawab dengan tepat, maka guru memuji siswa tersebut dengan
mengatakan: “bagus!”, “tepat sekali” dan lain sebaginya. Begitu juga ketika

4
jawaban siswa kurang sempurna, guru mengatakan “hampir tepat” dan lain
sebagainya yang menunjukkan jawaban siswa tersebut masih perlu
penyempurnaan.

b) Penguatan Gestural

Penguatan ini diberikan dalam bentuk mimik, gerakan wajah atau


anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa. Misalnya ketika
mengucapkan “bagus”, guru tersenyum sambil mengacungkan jari .

c) Penguatan dengan cara Mendekati anak

Gerak mendekati dapat ditunjukkan guru dengan cara melangkah


mendekati murid, berdiri disamping murid atau kelompok murid.

d) Penguatan dengan Sentuhan

Sentuhan seperti menepuk pundak atau bahu murid, menjabat tangan


murid, atau mengangkat tangan murid yang menang atau mendapatkan nilai
yang bagus

e) Penguatan dengan Memberikan Kegiatan yang Menyenangkan

Murid yang mendapatkan nilai bagus diberi kesempatan untuk


melakukan kegiatan yang mereka senangi, mislanya membantu teman-
temannya dalam menyelesaikan latihan, paduan suara, masuk tim olahraga
atau sebagainya.

f) Penguatan Berupa Simbol atau benda

Penguatan ini dilakukan dengan cara menggunakan berbagai


simbol/benda atau komentar tertulis pada buku siswa.

E. Prinsip-Prinsip Pemberian Penguatan


1. Kehangatan dan keantusiasan Sikap dan gaya guru termasuk suara,
mimik dan gerak badan, akan menunjukkan adanya kehangatan dan
keantusiasan dalam memberikan penguatan. Dengan demikian, tidak

5
terjadi kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam memberikan penguatan
karna tidak disertai dengan kehangatan dan kentusiasan.
2. Kebermaknaan Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah
laku dan penampilan anak didik sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia
patut diberi penghargaan. Oleh karna itu, kebermaknaan pemberian
penguatan hanya mungkin apabila diberikan dalam kontek yang relevan.
3. Menghindari penggunaan repon yang negatif Walaupun teguran, sanksi
masih bisa digunakan, respon negatif yang diberikan oleh guru berupa
komentar, bercanda, menghina, ejekan yang kasar perlu dihindari karna
akan mematahkan semangat murid untuk mengembangkan dirinya.

F. Cara Penggunaan Penguatan

Ada beberapa cara penggunaan penguatan yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Penguatan pada pribadi tertentu


Penguatan akan lebih tepat sasaran dan bermakna jika mempertimbangkan
siapa audiensnya
2. Penguatan kepada kelompok
Penguatan dapat juga diberikan kepada sekelompok siswa, misalnya jika satu
tugas telah dilaksanakan dengan baik oleh satu kelas, guru dapat
mengijinkan kelas tersebut untuk bermain basket yang memang menjadi
kegemaran mereka.
3. Penguatan dengan cara segera
Pemberian penguatan diberikan setelah munculnya tingkah laku atau respon
anak didik yang diharapkan, penguatan yang ditunda pemberiannya, dapat
cenderung kurang efektif karna dapat menimbulkan penafsiran yang negatif
dari anak didik yang bersangkutan.
4. Variasi dalam penggunaan
5. Jenis penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada
satu jenis penguatan, karna hal ini akan dapat menimbulkan kobasanandan
juga kurang efektif. Penggunaan setiap jenis penguatan dalam dilakukan
sesuai situasi dalam proses pembelajaran

6
2. TEORI PEGUATAN MELAKUKAN VARIASI
a. Pengertian Keterampilan Variasi

Secara umum keterampilan variasi adalah keterampilan Guru untuk menjaga


agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga
siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah, dan berpartisipasi
aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran. Dalam model-model pembelajaran
sebagai implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, keterampilan ini sangat
diperlukan bagi setiap guru. Sebab Kurikulum Berbasis Kompetensi mengharapkan
siswa berpartisipasi aktif dalam setiap tahapan proses pembelajaran. Dalam konteks
inilah guru perlu menjaga agar iklim belajar tetap kondusif dan menyenangkan.

Setiap orang memiliki kejenuhan dalam pembelajaran merasa bosan, jenuh,


kurang bergairah, bahkan mengantuk biasanya muncul kondisi semacam ini
disebabkan penyajian guru anda yang kurang menarik, sehingga anda menginginkan
agar proses pembelajaran cepat usai. Untuk menghindari kebosanan siswa dalam
pembelajaran, guru perlu memiliki keterampilan variasi stimulus.Peserta didik
adalah memiliki individu yang unit, heterogen dan memiliki intres yang berbeda-
bedap, siswa ada yang memiliki kecenderungan auditif, yaitu senang mendengarkan,
visual, senang melihat dan kecenderungan kinestetik, yaitu senang melakukan.
Kerena itulah guru harus memiliki kemampuan mengadakan variasi dalam kegiatan
pembelajaran. Penggunaan multisumber, multimedia, multimetode, multistrategi,
dan multimodel

b. Dalam proses pembelajaran variasi memiliki beberapa tujuan


1. Agar Perhatian Siswa Meningkat Selama proses belajar mengajar
berlangsung, siswa dituntut untuk memperhatikan materi, sikap dan
teladan yang diberikan guru.
2. Motivasi Siswa
Menurut George R. Terry Motivasi adalah keinginan dalam diri seorang
individu yang mendorongnya untuk bertindak. Sedangkan menurut Harold
Koonts motivasi menunjukan dorongan dan usaha untuk
memenuhi/memuaskan suatu kebutuhan atau untuk mencapai suatu

7
tujuan. oleh karena itu sesuai definisi tersebut didalam belajar guru dapat
mengamati perbedaan prestasi siswa yang satu dengan yang lainnya hasil
pengamatan niscaya akan menunjukan bahwa semakin tinggi prestasi
yang dicapai seorang siswa salah satunya terkait dengan besarnya
motivasi yang ia miliki
3. Menjaga Wibawa Guru
Guru hendaklah menyadari bahwa kehadiranya sewaktu mengajar tidak
seluruh siswa menyenanginya. Faktor ketidaksenangan siswa terhadap
guru umumnya terjadi sebagai reaksi terhadap prilaku guru selama
memgajar. Untuk menghindari berbagai kejadian yang dapat merendahkan
wibawa guru salah satunya guru harus mampu mengajar dengan penuh
percaya diri memiliki kesiapan mental dan intelektual memiliki kekayaan
metode keluasan tehnik dan sebagainya. Dengan kata lain guru harus
memiliki bentuk dan model pengajaran yang bervariasi.
4. Mendorong Kelengkapan Fasilitas
Pengajaran Aspek lain yang sangat penting bagi kemampuan guru
memiliki variasi mengajar bergantung dari ketersediaan fasilitas yang ada
dikelas/sekolah. Sebab sangat disadari bahwa fasilitas merupakan
kelengkapan belajar yang harus ada disekolah fungsi fasilitas antara lain
sebagai alat bantu, peraga dan sumber belajar.

C. Jenis-jenis Variasi
Minimal ada tiga jenis variasi stimulus yang dapat dilakukan guru, yaitu:
1. Variasi pada waktu bertatap muka atau melaksanakan proses
pembelajaran.
2. Variasi dalam mengunakan media/alat bantu pembelajaran.
3. Varisasi dalam melakukan pola interaksi.

D. Teknik-teknik Variasi
1. Variasi pada Waktu Melaksanakan Proses Pembelajaran Untuk menjaga
agar proses pembelajaran tetap kondusif, ada beberapa teknik yang dapat
dilakukan.

8
a. Penggunaan variasi suara (teacher voice)
Dalam suatu proses pembelajaran bisa terjadi kurangnya perhatian
siswa disebabkan oleh guru, mungkin terlalu lemah sehingga suaranya
tak bisa ditagkap oleh seluruh siswa atau pengucapan kalimat yang
kurang jelas (ngosom).
b. Pemusatan perhatian
Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting
dapat dilakukan oleh guru untuk memfokuskan perhatian siswa.
Misalnya, dengan mengajak siswa untuk memperhatikan sesuatu
bersama-sama melalui kalimat: “ Coba anda perhatikan dengan
saksamabagian ini. . .!” focising diperlukan untuk minta perhatian
khusus dari siswa terhadap hal-hal yang spesifik.
c. Kebisuan Guru (teacher slience)
Ada kalanya guru dituntut untuk tidak berkata apa-apa. Teknik ini bisa
digunakan untuk menarik perhatian siswa. Teknik ini dilakukan
manakala siswa dalam keadaan ribut, kemudian cobalah diam sambil
menatap mereka satu persatu, pasti mereka akan diam dengan
kebisuan guru dapat menarik perhatian siswa
d. Mengadakan kontak pandang (eye contact)
Setiap siswa membutuhkan perhatian dan penghargaan. Guru yang
baik akan memberikan perhatian kepada siswa melalui kontak mata
yang terjaga terus-menerus dapat menumbuhkan kepercayaan dari diri
siswa. Pandang setiap mata siswa dengan penuh perhatian sebagai
tanda bahwa kita memperhatikan mereka bahwa apa yang dikatakan
akan sangat bermanfaat untuk mereka, bahwa kontak mata dapat
menjadi magnet untuk menarik perhatian setiap siswa.
e. Gerak guru teacher (teacher movement).
Gerakan-gerakan guru didalam kelas dapat menjadi daya tarik
tersendiri untuk merebut perhatian siswa. Guru yang baik akan
terampil mengekpresikan wajah sesuai dengan pesan yang ingin
disampaikan.

2. Variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran

9
a) Dengan menggunakan variasi media yang dapat dilihat (visual) seperti
menggunakan gambar, slide, foto, bagan, dan lain-lain.
b) Variasi alat atau media yag bisa didengar (auditif) seperti
menggunakan radio, musik, deklamasi, puisi, dan lain sebagainya.
c) Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan
digerakkan (motorik). Pemanfaatan media semacam ini dapat menarik
perhatian siswa, sebab siswa dapat secara langsung membentuk dan
memperagakan kegiatannya, baik secara perorangan ataupun secara
kelompok. Yang termasuk kedalam alat dan media ini adalah berbagai
macam peragaan, model, dan lain sebagainya.

3. Variasi dalam interaksi

Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan


lingkungannya. Guru perlu membangun interaksi secara penuh dengan
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berinteraksi
dengan lingkungannya. Kesalahan yang sering terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung guru hanya menggunakan pola interaksi satu arah,
yaitu dari guru ke siswa. Pola interaksi yang demikian bukan dapat membuat
iklim pembelajaran menjadi statistkik, tetapidapat memasung kreatifitas
siswa. Oleh sebab itu, guru perlu menggunakan variasi interaksi dua arah,
yaitu pola interaksi siswa-guru-siswa, bahkan pola interaksi multi arah.

Prinsip-prinsip penggunaan Keterampilan variasi

a) Variasi hendaknya digunakan dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan


yan dicapai, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan hakekat pendidikan.
Penggunaan variasi yang wajar dan beragam sangat dianjurkan. Sebaliknya
pemakaian yang berlebihan akan menimbulkan kebingungan, malahan dapat
menganggu proses belajar mengajar.
b) Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak
merusak perhatian siswa dan tidak menganggu pelajaran.

10
c) Sejalan dengan prinsip 1 dan 2, komponen variasi tertentu memerlukan
susunan perencanaan yang baik. Artinya secara eksplisit dicantumkan dalam
rencana pelajaran. Akan tetapi, apabila diperlukan, komponen keterampilan
tersebut dapat digunakan secara luwes dan spontan, sesuai dengan
pengembangan proses dalam belajar mengajar dan balikan dari siswa selama
pelajaran berlangsung

Tujuan dan manfaat keterampilan variasi

a. Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek


pembelajaran yang relevan dan bervariasi.
b. Memberikan kesempatan berkembangnya bakat yang dimiliki siswa.
c. Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan
berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang
lebih baik.
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima
pelajaran yang disenangi

3. KETERAMPILAN MENJELASKAN PEMBELAJARAN

Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian informasi


secara lisan yang diorganisir dengan sistematis untuk menunjukkan adanya
hubungan antara satu pesan dengan pesan yang lainnya, sehingga tercapailah suatu
pemahaman yang diinginkan. Misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan
contoh atau dengan suatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang
terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang sesuai dengan tujuan yang
diinginkan merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan
merupakan salah satu aspek yang penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi
dengan siswa di dalam kelas.

A. Tujuan Memberikan Penjelasan


1. Membimbing siswa untuk dapat memahami ilmu pengetahuan secara objektif
dan bernalar

11
2. Melatih siswa untuk senantiasa berkonsentrasi dalam menyimak penjelasan
guru sehingga melibatkan mereka untuk berpikir sambil memecahkan
masalah-masalah atau pertanyaan.
3. Untuk mendapat respon dan timbal balik siswa mengenai tingkat
pemahamannya serta untuk mengatasi kesalahpahaman mereka
4. Membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat proses penalaran
dengan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah tersebut

B. Alasan Perlunya Keterampilan Menjelaskan dikuasai oleh Guru


1) Meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar merupakan
penjelasan yang bermakna bagi siswa karena pada umumnya pembicaraan
lebih didominasi oleh guru daripada oleh siswa
2) Kadangkala penjelasan yang diberikan oleh guru tidak jelas bagi murid,tetapi
hanya jelas bagi guru itu sendiri. Mungkin disebabkan karena gaya bahasa
yang digunakan guru belum dapat dicerna atau dinalar oleh siswa atau tidak
sesuai dengan tingkat perkembangan pemikiran mereka. Hal ini tercermin
dalam ucapan guru: “penerangan Ibu sudah jelas,bukan?”. Oleh karena itu
kemampuan guru dalam mengenal atau menganalisa tingkat pemahaman
siswa sangat dibutuhkan dan sangat penting dalam proses memberikan
penjelasan.
3) Tidak semua siswa dapat menggali atau memahami sendiri pengetahuan dari
buku atau sumber lainnya. Oleh karena itu guru perlu membantu menjelaskan
hal-hal tersebut
4) Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam
memahami pelajaran. Guru perlu membantu siswa dengan cara memberikan
informasi lisan berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diberikan.

C. Macam-macam Teknik Menjelaskan


1) Bertanya Guru biasanya memulai pelajaran dengan mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan ini sesuai dengan bahan atau materi yang akan disampaikan
kepada siswa.(dalam kegiatan-kegiatan pembukaan di TK terlihat dalam
pembahasan tema atau sub tema yang akan dibicarakan hari tersebut).

12
Kadangkala pertanyaan juga dipandang sebagai pertanyaan dengan maksud
agar perhatian siswa terpusat pada bahan pelajaran yang akan disampaikan.
Dan biasanya siswa jika dihadapkan 3 dengan suatu pertanyaan mereka akan
takut jika tidak bisa menjawabnya. Oleh karena itu mereka akan selalu
mengulangi bahan yang telah disampaikan untuk mempersiapkan diri jika
suatu saat guru menanyakannya dalam kelas (sewaktu berlangsungnya jam
pelajaran).
2) Penjelasan Tidak sepenuhnya pertanyaan dari guru dapat terjawab oleh siswa.
Dengan berbagai teknik bertanya secara tidak langsung berarti siswa dapat
memiliki sebagian bahan pelajaran yang akan diberikan oleh guru di kelas.
Sehingga guru harus menjelaskan dengan memberikan keterangan
secukupnya terhadap sebagian lain pelajaran yang direncanakan. Contoh:
“dipegunungan banyak sekali pepohonan, penduduknya sedikit dan udaranya
segar. Sedangkan di Jakarta pepohonan sedikit, penduduknya banyak dan
udaranya kotor karena mobil-mobil dan mesin pabrik mengeluarkan udara
kotornya. Sehingga udara terasa semakin panas dan kita menghirup udara
kotor yang bisa menyesakan pernapasan”.
3) Memberikan contoh Pemahaman siswa terhadap konsep baru dapat
ditingkatkan melalui pemberian contoh yang jelas dan nyata yang sedapat
mungkin diambil dari kehidupan sehari-hari yang sekiranya mudah dicerna
atau dipahami oleh siswa tersebut. Pemberian contoh yang dikaitkan dengan
proses pengambilan kesimpulan dan dari pengambilan kesimpulan
dikembangkan dengan contoh yang lebih dalam akan memberikan penjelasan
yang efektif dan efisien. Sehingga memudahkan siswa dalam merangkaikan
pikirannya untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Contoh: “semua
benda-benda yang terbuat dari besi dapat ditarik oleh magnet. Paku, peniti
dan anak kunci terbuat dari besi. Jadi benda tersebut dapat ditarik oleh
magnet. (cara induktif) “kertas lipat, sedotan plastik dan pensil warna tidak
dapat ditarik oleh magnet. Benda-benda tersebut bukan terbuat dari besi. Jadi
benda-benda yang tidak terbuat dari besi tidak dapat ditarik oleh magnet.
(cara deduktif)

13
D. Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan
1) Merencanakan Penjelasan yang diberikan guru perlu direncanakan
dengan baik terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan yang
menerima pesan. Yang berkenaan dengan isi pesan atau materi
meliputi penganalisaan masalah secara keseluruhan,penentuan jenis
hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dan
generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.
Misalnya kita menganalisa tema dan sub tema yang akan dibicarakan
kepada anak TK serta kemampuan-kemampuan yang ada pada
program kegiatan belajar yang meliputi pengembangan bahasa, daya
pikir, keterampilan dan jasmani serta bagaimana hubungannya dengan
tema dan sub tema yang akan dibicarakan. Mengenai yang
berhubungan dengan yang menerima pesan (siswa) hendaknya
diperhatikan hal-hal atau perbedaanperbedaan pada setiap anak yang
akan menerima pesan seperti usia, jenis kelamin, kemampuan, latar
belakang sosial, bakat, minat serta lingkungan belajar anak.
2) Penyajian suatu penjelasan
Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Kejelasan: Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti oleh siswa dan menghindari ucapan-ucapan seperti:
”ee”, ”aa”, ”mm”, ”kira-kira”, ”umumnya”, ”seringkali” dan istilah-istilah yang
tidak dapat dimengerti oleh anak
b) Pengguanaan contoh dan ilustrasi: dalam memberikan penjelasan sebaiknya
digunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat
ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari.
c) Pemberian tekanan: dalam memberikan penjelasan, guru harus memusatkan
perhatian siswa kepada masalah-masalah pokok dan mengurangi informasi
yang tidak begitu penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau
5 isyarat lisan seperti “yang terpenting adalah” atau “perhatikan dengan
baik,anak-anak. Yang ini agak sukar”.

14
d) Penggunan balikan: “guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menunjukkan pemahaman, keraguan atau ketidakjelasan ketika
penjelasan itu diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan seperti: “apakah anak-anak mengerti dengan penjelasan Ibu tadi?”
dan sebagainya.

4. KETERAMPILAN MEMBUKAN DAN MENUTUP

1. Keterampilan Membuka Pelajaran

A. Pengertian Keterampilan Membuka Pelajaran

Keterampilan berasal dari kata terampil yang artinya cakap dalam


menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan merupakan kata kerja dari
terampil yang berarti kecakapan dalam menyelesaikan suatu tugas dengan
kemampuan yang memadai dan kualitas yang tinggi. Mengajar bukan hanya sekadar
proses menyampaikan materi saja, tetapi juga menyangkut aspek yang lebih luas
seperti pembinaan sikap, kebiasaan, serta penerapan nilai-nilai. Semua hal tersebut
dilaksanakan dalam proses pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru. Maka dari
itu, dalam mengajar guru harus mempersiapkan diri dengan memiliki berbagai
keterampilan, diantaranya yaitu keterampilan membuka pelajaran. eterampilan
membuka pelajaran dalam istilah lain dikenal dengan set induction, yang artinya
usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk
menciptakan prokondisi bagi peserta didik agar siap mental maupun perhatian
terpusat pada apa yang akan dipelajararinya, sehingga usaha tersebut akan memberi
efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Dengan kata lain, kegiatan yang dilakukan
oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian
peserta didik dapat terpusat pada hal-hal yang akan atau sedang dipelajari.

B. Tujuan Keterampilan Membuka Pelajaran

Tujuan keterampilan membuka pelajaran menurut Nurhasnawati dan Afriza,


tujuan keterampilan membuka pelajaran adalah:

1) Menyiapkan mental murid terhadap apa yang akan dipelajari.

15
2) Menimbulkan minat tertentu kepada pelajaran yang akan diberikan.
3) Timbulnya motivasi dan perhatian siswa untuk menghadapi tugas-tugas
yang akan dikerjakan.
4) Siswa tahu batas-batas tugas yang akan dikerjakan
5) Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatanpendekatan yang
mungkin akan digunakan dalam pembelajaran.
6) Siswa mengetahui hubungan antara pengalamanpengalaman yang telah
dikuasai dengan hal-hal yang baru yang akan dipelajari yang masih asing
baginya
7) Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatanpendekatan yang
mungkin akan digunakan dalam pembelajaran.
8) Siswa mengetahui hubungan antara pengalamanpengalaman yang telah
dikuasai dengan hal-hal yang baru yang akan dipelajari yang masih asing
baginya.

C. Komponen-komponen Keterampilan Membuka Pelajaran

Komponen-komponen utama keterampilan membuka pelajaran adalah sebagai


berikut:

 Menarik Perhatian Siswa Beberapa cara yang dapat digunakan guru untuk
menarik perhatian siswa, antara lain:
1. Variasi gaya mengajar guru
Guru dapat memvarasikan sikap dan gaya mengajarnya dengan intonasi suara
yang berbeda, gerak tangan/tubuh dan ekspresi muka dan sebagainya asalkan
semuanya bermakna.
2. Penggunaan alat bantu mengajar
Agar siswa tertarik, hendaknya guru menggunakan alat bantu seperti gambar,
model, skema, surat kabar dan sebagainya.
3. Variasi dalam pola interaksi. Variasi pola interaksi bisa dikembangkan guru
menanyakan sesuatu, kemudian siswa langsung menjawab, atau guru
memberikan pertanyaan/ masalah untuk dipecahkan, kemudian siswa

16
mengadakan diskusi kecil, atau guru menunjukakn gambar, kemudian siswa
menebak atau membuat kalimat.

 Menimbulkan Motivasi Beberapa cara yang dapat digunakan guru untuk


menimbulkan motivasi siswa antara lain:
 Kehangatan dan antusias. Guru hendaknya bersikap ramah, antusias,
bersahabat, hangat dan akrab. Sikap yang demikian itu dapat menimbulkan
rasa senang dalam mengerjakan tugas sehingga timbul motivasi untuk belajar.
 Menimbulkan rasa ingin tahu, hal itu dapat dilakukan dengan menceritakan
suatu peristiwa aktual yang menimbulkan pertanyaan, atau dengan
menunjukkan model/gambar yang merangsang siswa untuk berpikir.
 Mengemukakan ide yang tampaknya bertentangan. Misalnya dengan
mengajukan masalah sebagai berikut: “Tumbuh-tumbuhan mengandung zat
hijau daun.Cendawan tidak mengandung zat hijau dan, tetapi mengapa masih
digolongkan tanaman?” dan masalah lainnya sesuai dengan materi yang akan
dipelajari.
 Memperhatikan dan memanfaatkan hal-hal yang menjadi perhatian siswa
(minat siswa). Membuka pembelajaran bisa dengan mengungkapkan hal-hal
yang sedang aktual dan relevan dengan materi yang kan dipelajari. Misalnya,
teknologi atau mode yang sedang trend, peristiwa alam, dan berita teraktual
lainnya.

 Memberi Acuan atau Struktur

Beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk memberi acuan dan struktur antara
lain:

 Mengemukakan kompetensi dasar, indikator hasil belajar, dan batas-batas


tugas.
 Memberi petunjuk atau saran tentang langkah-langkah kegiatan. Pada awal
kegiatan pembelajaran, guru perlu memberika petunjuk mengenai langkah-
langkah kegiatan secara jelas dan terarah. Misalnya, “Dalam menyelesaikan

17
persoalan ini, pertama-tama diskusikan dengan teman sebelahmu, kemudian
hasilnya diskusikan lagi dengan kelompok 2 orang sebelahmu (menjadi 4
orang), dan begitu seterusnya, hingga kelompok akhir mempresentasikan,
teman yang lain menanggapi.” Guru juga bisa memberikan saran untuk
melakukan kegiatan pembelajaran.
 Mengajukan pertanyaan pengarahan, dalam hal ini guru dapat menunjukkan
sesuatu kepada siswa untuk mengarahkan pada topik pembelajaran dan
membantu siswa memperhatikan hal yang akan dijelaskan.

 Membuat kaitan

Cara yang dapat dilakukan guru untuk membuat kaitan adalah sebagai berikut

 Mencari batu loncatan. Bahan pengait atau bahan apersepsi dapat berupa
pengalaman, minat dan kebutuhan siswa.
 Mengusahakan kesinambungan. Sebelum memulai pembelajaran baru, guru
dapat meninjau kembali inti pembelajaran yang lalu atau dapat meminta
siswa meringkas, kemudian baru membuat kaitan dengan pelajaran baru.
Membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan lama dengan
pengetahuan baru.

3. Hubungan Antara Keterampilan Membuka Pelajaran Dengan Motivasi Belajar


Siswa Keterampilan membuka pelajaran merupakan kegiatan awal yang harus
dilakukan oleh seorang guru, sebelum memasuki materi atau inti dari sebuah
pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik untuk
mengikuti proses pembelajaran yang meliputi mental peserta didik, menciptakan
suasana kondusif antara pendidik dengan peserta didik, dan menimbulkan perhatian
peserta didik terhadap materi yang akan dipelajari. Aktivitas awal yang dilakukan
oleh seorang pendidik, serta kalimat-kalimat pembuka yang diucapkan guru adalah
faktor utama dalam menentukan keberhasilan jalannya seluruh proses pembelajaran.
Suatu prosesnti persoalan membuka pelajaran terkait dengan usaha guru dalam
menarik perhatian siswa, memotivasi, memberi acuan tentang tujuan, pokok
persoalan yang akan dibahas, rencana kerja serta pembagian waktu, mengaitkan
pelajaran yang telah dipelajari dengan topik baru, menanggapi situasi kelas.44 Dalam

18
pembelajaran, kegiatan membuka pelajaran dapat memberikan sumbangan yang
berarti terhadap pencapaian tujuan pembelajaran apabila dilakukan secara
profesional. Apabila guru telah berhasil membuka pelajaran dengan baik, maka siswa
akan benar-benar siap mental untuk belajar. Dengan kata lain, timbulnya motivasi
dan minat siswa untuk belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor internal dalam
belajar. Seperti yang telah dijelaskan di atas, motivasi akan mendorong siswa untuk
melakukan suatu kegiatan yang mengarah pada tujuan tertentu. Motivasi merupakan
tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya perilaku seseorang ke
arah suatu tujuan tertentu. Dalam proses pembelajaran sangat diperlukan adanya
motivasi.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah keterampilan


menyajikan informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis. Keterampilan
menjelaskan memiliki tujuan diantaranya untuk membimbing murid memahami
materi yang dipelajari membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses
penalaran serta menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah. Komponen
keterampilan menjelaskan ada dua yaitu komponen perencanaan dan penyajian.
Tahapan-tahapan dalam keterampilan menjelaskan adalah menyampaikan informasi,
menerangkan, menjelaskan, pemberian contoh dan latihan. keterampilan memberi
penguatan dalam proses pembelajaran merupakan keterampilan seorang guru dalam
merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan
tingkah laku tersebut muncul kembali. Tujuan dalam memberi penguatan saat proses
pembelajaran adalah untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran,
merangsang dan meningkatkan motivasi belajar, dan meningkatkan kegiatan belajar
dan membina tingkah laku siswa yang produktif.
Keterampilan memberi variasi stimulus seperti yang dijelaskan dalam buku
karangan Kunandar, yaitu usaha guru untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam
menerima pelajaran melalui variasi gaya mengajar, penggunaan media, pola interaksi
kegiatan siswa, dan komunikasi nonverbal (suara, mimik, kontak mata, dan
semangat). Manfaat keterampilan membuka dan menutup pelajaran untuk siswa
dapat menimbulkan perhatian dan motivasi, mengetahui batas-batas tugas yang akan
dikerjakan, mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan,

20
mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasai. dengan
hal-hal baru, dapat menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan atau
konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa, dan dapat mengetahui tingkat
keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran itu, Sedangkan untuk guru dapat
mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mengajar.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan


kelemahan, baik dari segi penyusunan kalimatnya maupun dari segi isi. Oleh karena
itu, Kami sangat mengharapkan kepada para pembaca makalah ini, agar dapat
memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun.

21
DAFTAR PUSTAKA

Raflis K. (2020). Katerampilan Menjelaskan. Panduan Penajaan Mikro NO. 4. Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.

S.L.La. Sulo et al. (2018). Pengajaran Mikro. Jakarta: Proyek Pengembangan


Pendidikan Guru (P3G). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rusman, 2011, Model-Model Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, h. 85

E.mulyasa, Menjadi Guru Profesional,Bandung: Rosda Karya, h.78

22

Anda mungkin juga menyukai