Anda di halaman 1dari 18

PENGERTIAN MENGAJAR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Matakuliah Psikologi Pendidikan

Kelas

Kelompok V

1. Yoslin E M Nanuru C1C123001

2. Asmi anti C1C12306

3. Narcisus Efendi Nalti C1C123074

4. Nurul Ulfadilah C1C123022

5. Dita Ramadani Yaduna C1C123019

6. Nurlayli Astari C1C123035

PROGRAM STUDY S1 PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

Memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul

“Pengertian Mengajar” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

mata kuliah psikologi pendidikan selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk

menambah wawasan tentang apa itu sebenarnya psikologi pendidikan bagi para

pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Nurhadifah Amaliyah,

S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan dan

semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari masih banyak kesalahan dalam penulisan makalah

ini,maka dari itu kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari

pembaca. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan memberi manfaat

kepada kita semua.

Makassar, 08 oktober 2023

( Penyusun )

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3

A. Latar Belakang ............................................................................................. 3

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5

A. Defenisi mengajar ........................................................................................ 5

B. Pandangan-pandangan pokok mengenai mengajar ...................................... 8

C. Model dan metode mengajar ........................................................................ 9

D. Strategi dan tahapan mengajar ................................................................... 10

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 16

A. Kesimpulan ................................................................................................ 16

B. Saran ........................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk

menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan

memungkinkan untuk berlangsungnya Proses belajar. Kalau belajar

dikatakan milik siswa, maka mengajar sebagai kegiatan guru. Disamping

itu ada beberapa definisi lain, yang merumuskan secara rinci dan tampak

bertingkat.

Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak

didik.Menurut pengertian ini berarti tujuan belajar dari siswa itu hanya

sekedar ingin mendapatkan atau mengusai pengetahuan.Sebagai

konsekuensi pengertian semacam ini dapat membuat suatu kecenderungan

anak menjadi pasif, karena hanya menerima informasi atau pengetahuan

yang diberikan oleh gurunya. Sehingga pengajarannya bersifat teacher

centered, jadi gurulah yang memegang posisi kunci dalam proses

belajarmengajar di kelas. Guru menyampaikan pengetahuan, agar anak

didik mengetahui tentang pengetahuan yang disampaikan oleh guru. Oleh

karena itu, pengajaran seperti ini ada juga yang menyebutnya dengan

pengajaran yang intelektualitis (Sardiman).

Menurut pendapat para ahli mengenai tujuanpendidikan, akan

penuliskemukakan berikut ini: Menurut pendapat Nasution, “Pendidikan

disekolah diberikan dengankepercayaan dan keyakinanbahwaanak-anak

3
dapat dididik, anak-anak dapat belajar, dapat menguasai sejumlah

pengetahuan, dapat mengubah sikapnya,dapat menerima norma-norma,

dapatmempelajari macam-macam keterampilan”.

Sedangkan menurut Burdjani, tentang tujuan pendidikan adalah:

“Pendidikan merupakan upaya sadar orang dewasa secara terencana atau

pun tidak yang bertujuan untuk mewujudkan peserta didik secara aktif,

mengembangkan potensi dirinya guna memiliki kekuatan kecerdasan

(intelektual, emosional dan spiritual).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan mengajar?

2. Apa Pandangan-pandangan pokok mengenai mengajar?

3. Apa model dan metode mengajar?

4. Apa strategi dan tahapan mengajar?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mengajar.

2. Untuk mengetahui pandangan-pandangan pokok mengenai mengajar.

3. Untuk mengetahui apa model dan metode mengajar.

4. Untuk mengetahui apa strategi dan tahapan mengajar?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi mengajar

Secara histori dari masa klasik hingga modern, definisi mengajar

ada dua, yaitu definisi secara klasik dan modern. Definisi klasik yang

dapat juga disebut definisi tradisional atau definisi lama. Secara klasik

atau tradisional, mengajar adalah proses penyerahan kebudayaan berupa

pengalaman-pengalaman dan kecakapan kepada peserta didik. Hal yang

ditekankan pada definisi lama ini ialah bahwa mengajar sebagai proses

usaha untuk mewariskan kebudayaan masyarakat pada masa lalu kepada

generasi masa akan datang (next generation).

Prinsip mengajar klasik ialah peserta didik hanya mendengar dan

menerima saja yang disampaikan oleh guru. Pada masa dahulu, pesert

didik yang baik ialah yang duduk diam penuh perhatian mendengarkan

ceramaha disampaikan guru.

Definisi secara modern hingga tahun 2000-an setelah penerapan

sistem kurikulum, mengajar adalah memberikan bimbingan kepada peserta

didik. Maksudnya, selama berlangsungnya proses belajar-mengajar di

kelas, yang lebih aktif bukan guru. Akan tetapi, siswa. Guru hanya

berperan sebagai pengawas, pendamping, dan pembimbing. Hal tersebut

terjadi dikarenakan adanya penunjang yang sudah memadai sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih.

5
Menurut Slameto, mengajar adalah suatu proses di mana pengajar

dan murid menciptakan lingkungan yang baik, agar terjadi kegiatan belajar

yang berdaya guna, yang dilakukan dengan menata seperangkat nilai-nlai

dan kepercayaan yang ikut mewarnai pandangan mereka terhadap realitas

sekelilingnya.

Menurut Sudjana, menjelaskan pengertian mengajar dari dua sudut

pandang. Sudut pandang pertama dilihat dari segi pengajar atau guru.

Dalam hal ini, mengajar diartikan sebagai proses penyampaian ilmu

pengetahuan (bahan pelajaran) kepada siswa.

Kelemahan dari pengertian mengajar menurut pandangan ini

adalah siswa dianggap sebagai objek bukan subjek sehingga siswa hanya

menerima (pasif) apa yang diberikan guru. Hal ini berarti, guru memiliki

peran yang sangat menentukan (proses pengajaran berpusat pada

guru/teacher centred). Titik pandang kedua dilihat dari sudut siswa. Inti

dari pandangan ini, mengajar diartikan sebagai membimbing kegiatan 2

siswa belajar, mengatur, dan mengorganisasi lingkungan yang ada

disekitar siswa, sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa

melakukan kegiatan belajar (student centred).

Adapun Prinsip-prinsip Mengajar, Mengajar merupakan kegiatan

yang menuntut siswa terlibat dalam aktivitas pembelajaran sehingga

mengajar memerlukan perhatian khusus agar siswa dapat menjadi manusia

dewasa yang sadar akan tangung jawab terhadap diri sendiri,

berkepribadian, dan bermoral. Oleh karena itu, mengajar merupakan tugas

6
yang cukup berat bagi guru, sehingga diperlukan prinsip-prinsip dalam

mengajar untuk mewujudkan tujuan mengajar tersebut. Adapun prinsip-

prinsip mengajar menurut Slameto, antara lain:

1. Perhatian Prinsip ini menyatakan bahwa seorang guru harus

membangkitkan perhatian siswa agar pelajaran yang diterimanya akan

dihayati, diolah dalam pikirannya, sehingga timbul pengertian.

2. Aktivitas Prinsip ini menyatakan bahwa guru harus mendorong

timbulnya aktivitas siswa dalam berfikir maupun berbuat agar siswa

menjadi aktif berpartisipasi, sehingga ilmu pengetahuan akan dapat

dimiliki dengan baiK.

3. Apersepsi Prinsip ini menyatakan bahwa guru harus menghubungkan

pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki

siswa atau pengalamannya, sehingga membantu siswa untuk

memperhatikan pelajarannya lebih baik.

4. Peragaan Prinsip ini menyatakan bahwa guru harus berusaha

menunjukka benda-benda asli sehingga akan lebih menarik perhatian

dan merangsang siswa untuk berfikir.

5. Repetisi Prinsip ini menyatakan bahwa guru perlu memberikan

pengulangan pelajaran yang sedang dijelaskan baik diberikan secara

teratur, pada waktu-waktu tertentu, atau setelah setiap unit/bab

diberikan, maupun secara insidentil.

6. Korelasi Prinsip ini menyatakan bahwa guru wajib memperhatikan dan

memikirkan hubungan diantara setiap mata pelajaran.

7
7. Konsentrasi Prinsip ini menyatakan bahwa guru harus mengupayakan

pemusatan perhatian siswa pada salah satu pusat minat sehingga siswa

memperoleh pengetahuan yang luas dan mendalam.

8. Sosialisasi Prinsip ini menyatakan bahwa guru perlu meningkatkan

cara berfikir siswa sehingga siswa dapat memecahkan masalah dalam

kehidupannya sehari-hari.

9. Individualisasi Prinsip ini menyatakan bahwa guru harus menyelidiki

dan mendalami perbedaan siswa secara individu, agar dapat melayani

Pendidikan yang sesuai dengan perbedaannya itu 10. Evaluasi Prinsip

ini menyatakan bahwa guru wajib melakukan evaluasi untuk

meningkatkan proses berpikir siswa.

B. Pandangan-pandangan pokok mengenai mengajar

Ada dua macam aliran pandangan yang berbeda dalam melihat

profesi mengajar. Aliran pertama menganggap mengajar sebagai "ilmu"

sedangkan aliran kedua menganggap mengajar sebagai "seni”.

1. Mengajar sebagai ilmu

Sebagian ahli memandang mengajar sebagai ilmu (science).

Oleh karenaya, guru merupakan sosok pribadi manusia yang memang

sengaja dibangun untuk menjadi praktik keguruan. Aliran pandangan

ini sama dengan aliran nativisme yang dipelopori oleh Arthur

schopenauer, yang telah menimbulkan pesimisme pedagogis yang

mengesampikan arti penting upaya pendidikan. Sebaliknya adalah

aliran empirisme, dipelopori ole Jhon locke, yang teah melahirkan

8
"optimisme pedagogis" aliran ini terlalu mendewa-dewakan

lingkungan dan mengabaikan potensi psikologi pembawaan manusia.

Aliran inilah yang menjadian cikal bakal aliran behaviorisme tersebut

di atas.

2. Mengajar sebagai seni

Sebagai ahli lainnya memandang bahwa mengajar adalah seni

(art), bukan ilmu. Oleh karenanya, tidak semua orang berilmu

(termasuk orang berilmu pendidikan), bisa menjadi guru yang piawai

dalam hal mengajar. Memang sulit disangkal bahwa untuk menjadi

guru yang profesioal orang harus harus belajar dan berlatih di

lingkungan instansi pendidikan keguruan selama bertahun-tahun.

Namun kenyataan lain menujukkan bahwa dalam mengajar terdapat

faktor tertentu yang abstrak dan hampir mustahil dipelajari. Bahkan

faktor misterius ini tak dapat diterapkan dengan jelas.

C. Model dan metode mengajar

Model pembelajaran yang dipilih sangat ditentukan oleh

sekurangkurangnya dua hal, yaitu:

1. Bagaimana cara siswa belajar (teori belajar)

2. Apa tujuan yang ingin dicapai dengan pembelajaran tersebut.

Model mencakup strategi, pendekatan, metode atau teknik

pembelajaran.

Contoh model, antara lain:

1. Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning),

9
2. Model pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning),

3. Model pembelajaran langsung (direct instruction),

4. Model pembelajaran penemuan (discovery learning),

5. Model pembelajaran kuantum (quantum teaching learning),

6. Model pembelajaran berbasis proyek (projectbased learning.

Metode merupakan cara menyampaikan materi pelajaran dengan

memperhatikan sasaran tujuannya.

Contohnya:

1. Metode ceramah tepat digunakan untuk pengarahan dan

memperkenalkan teori baru yang sifatnya knowledge,

2. Metode tanya jawab cocok digunakan untuk pengembangan sikap dan

nilai dan metode problem solving cocok digunakan untuk

pengembangan keterampilan siswa dalam pemecahan masalah.

Penggunaan metode yang tepat untuk pencapaian tujuan pembelajaran

tertentu akan menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.

D. Strategi dan tahapan mengajar

Strategi adalah suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan dan

penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektivitas

dan efisiensi suatu sasaran kegiatan.

Secara umum strategi dapat berupa garis-garis besar haluan untuk

bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Menurut

Sudjana, strategi mengajar merupakan tindakan guru dalam melaksanakan

rencana mengajar artinya, usaha guru menggunakan beberapa variabel

10
pengajaran, seperti tujuan, bahan, metode, alat, dan evaluasi agar dapat

memengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

strategi belajar- mengajar adalah politik atau taktik yang digunakan

guru dalam proses pembelajaran. Politik atau taktik tersebut harus

mencerminkan langkah- langkah yang sistemik.

Djamarah, merinci strategi belajar mengajar ke dalam empat

strategi dasar, yaitu sebagai berikut:

1. Guru harus mampu mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan

kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik

sebagaimana yang diharapkan. Sasaran yang dituju harus jelas dan

terarah yang ditandai dengan tujuan pengajaran yang dirumuskan harus

jelas dan konkret.

2. Guru harus mampu memilih sistem pendekatan belajar mengajar

berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat. Cara pandang

guru terhadap suatu persoalan, konsep, dan teori yang digunakan

dalam memecahkan suatu kasus harus sesuai dengan norma yang

dianut masyarakat lingkungannya. Satu masalah yang dipelajari oleh

dua orang dengan pendekatan yang berbeda dan menggunakan disiplin

ilmu berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang tidak sama.

3. Guru harus mampu memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan

teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif

sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam melakukan

kegiatan mengajarnya. Suatu metode mungkin hanya cocok dipakai

11
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan sasaran yang berbeda

guru hendaknya jangan menggunakan teknik pengajaran yang sama.

Bila beberapa tujuan ingin diperoleh, guru dituntut memiliki

kemampuan tentang penggunaan berbagai metode atau

mengkombinasikan beberapa metode yang relevan.

4. Guru harus mampu menetapkan norma dan batas minimal keberhasilan

atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan

sebagai pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan

belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik bagi

penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara

keseluruhan.

Suatu program baru dapat diketahui keberhasilannya setelah

dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam kegiatan belajar mengajar

merupakan salah satu strategi yang tidak dapat dipisahkan dengan strategi

dasar yang lain.

Dalam pembelajaran berbasis kompetensi penilaian tidak hanya

dilakukan pada akhir kegiatan belajar dan mengajar, tetapi penilaian atau

evaluasi dapat juga dilakukan setiap saat bila terlihat ada tingkah laku baru

yang ditunjukkan siswa. Penilaian berkelanjutan akan memberi gambaran

yang lebih konkret dan objektif dari kemampuan siswa mencapai tujuan

pembelajaran.

Guru harus mengetahui betul kriteria perubahan tingkah laku yang

diharapkan dari siswa. Tahapan Pembelajaran Berkaitan dengan ini, Sabri,

12
merumuskan tiga hal pokok yang perlu diperhatikan guru dalam

melaksanakan strategi mengajar, yaitu:

1. Tahapan mengajar,

2. Penggunaan model atau pendekatan mengajar,

3. Penggunaan prinsip mengajar.

Dalam tahapan mengajar ada tiga langkah penting yang perlu

diperhatikan, yaitu:

1. Tahap awal (prainstruksional),

2. Tahapan pengajaran (instruksional), dan

3. Tahap penilaian dan tindak lanjut.

4. Tahap pra instruksional adalah tahap yang ditempuh guru saat memulai

proses belajar mengajar. Kegiatan yang dilakukan guru pada tahap ini

adalah sebagai berikut:

a. Guru menanyakan kehadiran siswa. Kehadiran siswa dapat

dijadikan salah satu tolok ukur kemampuan guru dalam mengajar.

Tidak selalu ketidakhadiran siswa karena sakit atau halangan yang

tidak terelakkan oleh siswa, tapi dapat juga karena siswa tidak

senang pada gurunya.

b. Guru menanyakan kepada siswa sampai di mana sudah

pembahasan sebelumnya. Hal ini dilakukan bukan karena guru

lupa, melainkan tujuannya untuk menyegarkan kembali (represh)

ingatan siswa terhadap pelajaran yang telah dipelajarinya.

Tindakan ini berguna untuk mengetahui kesiapan siswa dalam

13
menghadapi pelajaran yang akan dibahas berikutnya, dan untuk

mengetahui kebiasaan siswa belajar di rumah.

c. Guru mengadakan post test tentang pembahasan yang lalu, dan

pretest untuk mengetahui kemampuan dasar siswa sebelum

menerima pelajaran baru.

d. Guru mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu secara singkat,

tetapi menyeluruh, sebagai dasar untuk pelajaran yang akan

dibahas selanjutnya. Selanjutnya adalah tahap instruksional. Tahap

adalah tahap inti atau tahap pembelajaran, yakni penyajian bahan

pembelajaran yang sudah dipersiapkan guru dengan baik.

Secara umum hal-hal yang yang diidentifikasikan adalah

sebagai berkut:

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai

siswa. Sebaiknya tujuan ditulis secara ringkas di papan tulis.

2. Guru menulis pokok materi yang akan dibahas sesuai dengan

silabus dan tujuan pembelajaran. Materi merupakan bahan

untuk mencapai tujuan.

3. Guru membahas materi yang telah dituliskan. Pembahasan

dapat nditempuh dengan dua cara, yaitu dimulai dari umum ke

khusus, dan dari khusus ke umum.

4. Guru menyajikan contoh-contoh konkret. Untuk setiap pokok

materi yang dibahas diperlihatkan contoh dan diselingi dengan

pertanyaan atau tugas-tugas untuk mengetahui tingkat

14
pemahaman di setiap pokok materi yang dibahas. Dengan

demikian, penilaian dilakukan tidak hanya pada akhir pelajaran

sehingga dapat digunakan sebagai umpan balik untuk

mendiagnosis proses pembelajaran.

5. Guru menggunakan alat bantu pembelajaran untuk memperjelas

pembahasan setiap pokok materi.

6. Guru menyimpulkan hasil pembahasan. Kesimpulan hendaklah

dibuat bersama-sama guru dan siswa. Guru dapat memancing

dengan pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara sistematis

mencakup keseluruhan materi. Jawaban siswa diberi penguatan

dan dicatat dipapan tulis. Siswa diberi kesempatan mencatat

kesimpulan- kesimpulan tersebut.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mengajar adalah suatu proses di mana pengajar dan murid

menciptakan lingkungan yang baik, agar terjadi kegiatan belajar yang

berdaya guna, yang dilakukan dengan menata seperangkat nilai-nlai dan

kepercayaan yang ikut mewarnai pandangan mereka terhadap realitas

sekelilingnya.

Ada tiga hal pokok yang perlu diperhatikan guru dalam

melaksanakan strategi mengajar, yaitu:

1. Tahapan mengajar,

2. Penggunaan model atau pendekatan mengajar,

3. Penggunaan prinsip mengajar.

Dalam mengajar ada emapat tahapan penting yang perlu

diperhatikan, yaitu:

1. Tahap awal (prainstruksional),

2. Tahapan pengajaran (instruksional), dan

3. Tahap penilaian dan tindak lanjut.

4. Tahap pra instruksional.

B. Saran

Adapun saran dan kritikan dari dosen pengampu matakuliah

psikologi pendidikan dan para pembaca sangat kami harapkan guna untuk

memperbaiki makalah kami di kemudian hari.

16
DAFTAR PUSTAKA

Habibati. 2017. Strategi Belajar Mengajar. Banda Aceh. Syiah Kuala University

Press

Johar, R dan Hanum, L. 2021. Strategi Belajar Mengajar. Banda Aceh. Syiah

Kuala University Press

Sahlan, A,D. 2018. Mendidik Perspektif Psikologi. Sleman. DEEPUBLISH

17

Anda mungkin juga menyukai