Anda di halaman 1dari 16

INOVASI PEMBELAJARAN BERBASI QUATUM

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan

Dosen Pengampu :

Dr. Agus Purwowidodo, M.Pd.

Disusun oleh:

1. Laila Zuhrotul Ngilma (126204202144)


2. Naylin Ni’mah (126204203184)
3. Siti Rif’iyah Nurhandini (126204203189)

TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH

TULUNGAGUNG

2022
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Inovasi
Pembelajaran Berbasis Quantum”. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. beserta keluarga dan para
sahabatnya. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam makalah ini,
maka kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. H. Maftukhin, M.Ag. selaku rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah yang
telah memberikan izin dan fasilitas untuk penyusunan makalah ini.
2. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd. selaku wakil rektor I UIN Sayyid Ali Rahmatullah
yang telah memberikan dukungan untuk penyusunan makalah ini.
3. Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan UIN Sayyid Ali Rahmatullah.
4. Dr. Ummu Sholihah, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan yang telah
memberikan izin dan kemudahan atas penyusunan makalah ini.
5. Bapak Dr. Agus Purwowidodo, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Inovasi Pendidikan yang telah ikhlas dan tulus dalam membimbing kami.
6. Civitas akademika UIN Sayyid Ali Rahmatullah yang selalu memberikan
dukungan selama perkuliahan.
7. Teman-teman kelas TMT E semester 4 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
tahun pelajaran 2022 yang telah membantu terselesainya makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak


kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami
butuhkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang sudah
berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah
SWT. selalu meridhai semua usaha kami.
Tulungagung, 24 Mei 2022

penyusun

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia pendidikan saat ini memaksa kita untuk terus berinovasi dalam
perkembangan pembelajaran, karena tuntutan perkembangan, dinamika sosial,
psikologis, dan sistem pendidikan yang terus mengalami perubahan. Dalam
UU RI no. 20 tahun 2013 tentang sisdiknas disebutkan bahwa pendidikan
merupakan usaha dasar dan terencana utuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian diri, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan.1
Pembelajaran merupakan sebuah istilah yang kadang-kadang
mengundang kontraversi baik di kalangan para ahli maupun dilapangan,
terutama di antara pengajar-pengajar di sekolah. Sebagian pendapat
mengatakan bahwa istilah pembelajaran sesungguhnya hanya berlaku di
kalangan pendidikan masyarakat bukan di lingkungan sekolah, di lain pihak
justru istilah tersebut sangat relevan dalam sistem persekolahan, yakni untuk
membelajarkan pembelajar. Pendapat lain bahwa pembelajaran merupakan
padanan dari instruction, yang artinya lebih luas dari pengajaran.
Pembelajaran tidak hanya berlaku dalam pendidikan melainkan dalam
pelatihan atau upaya pembelajaran diri. Pembelajaran kuantum sebagai salah
satu model, strategi, dan pendekatan pembelajaran yang mengkonsentrasikan
pada keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran. Pembelajaran
quantum merupakan buah karya dari Bobby DePorter (1992) yang
beranggapan bahwa metode belajar ini sesuai dengan cara kerja otak manusia
dan cara belajar manusia pada umumnya.

1
Musfiqon M, & Nurdyansyah Nurdyansyah,”Pendekatan Pembelajaran Saintifik, (Sidoarjo: Nizamia
Learning Center, 2015), 1
Konsep, asas, prinsip, dan strategi dari pembelajaran kuantum
merupakan aspek-aspek yang harus di pahami oleh guru dalam
menginplementasikan model pembelajaran di sekolah dasar agar memperoleh
konteks dan kontens pembelajaran yang bergairah, menyenangkan dan
mempermudah belajar siswa.

B. Rumusn Masalah
1. Bagaimana pengertian pembelajaran quantum?
2. Bagaimana landasan pembelajaran quantum?
3. Bagaimana prinsi dan strategi pembelajaran quantum?
4. Bagaimana model pembelajaran quantum?

C. Tujuan pembahasan Masalah


1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian pembelajaran quantum.
2. Untuk mengetahui dan memahami landasan pembelajaran quantum.
3. Untuk mengatahui dan memahami prinsip dan strategi pembelajaran
quantum.
4. Untuk mengetahui dan memahami model pembelajaran quantum.

D. Batasan Masalah
Dalam makalah ini penulis hanya membahas tentang pengertian,
landasan, prinsip dan strategi, serta model pembelajaran berbasis quantum.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Quantumterdi


Quantum teaching, terdiri dari quantum dan teaching. Secara etimologi
quantum diambil dari istilah fisika yang berarti sejumlah energi yang
dipancarkan atau dibebaskan atau diserap dalam suatu proses. Secara
terminologi, quantum adalah interaksi-interaksi yang mengubah energi
menjadi cahaya.2
Sedangkan teaching berasal dari bahasa inggris, dari kata teach yang
berarti mengajar.3 Maksudnya mengajar merupakan suatu usaha yang
menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan
memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Jadi yang dimaksud
quantum teaching adalah suatu usaha menciptakan kondisi atau sistem
lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya
proses belajar dengan pengubahan bemacam-macam interaksi yang ada di
dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi tersebut dapat mengubah
kemampuan bakat alami peserta didik menjadi cahaya yang bermanfaat bagi
diri sendiri dan orang lain.
Quantum teaching menguraikan cara-cara baru yang memudahkan
proses belajar, lewat pemasukan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang
terarah. Berfokus untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang dinamis,
lingkungan pembelajaran yang dapat mempercepat pemahaman peserta didik
dengan menyingkirkan hambatan-hambatan belajar yang menghalangi proses
belajar alamiah peserta didik secara sengaja. Dalam mewujudkan hal itu,
quantum teaching menyusun bahan pengajaran yang sesuai, cara yang efektif
dalam penyajian pembelajaran, terlibat aktif saat pembelajaran dan

2
Bobbi De Porter dkk, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Judul
Asli: Quantum Teaching: Unleashing the Genius in You, Terj. Alwiyah Abdurrahman,(Bandung: Kaifa,
2012), hlm. 16.
3
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2003), hlm. 580.
menggunakan musik atau video untuk membuat suasana lingkungan belajar
lebih berwarna. Sehingga quantum teaching merupakan fasilitas yang
mengembalikan proses belajar yang mudah dan alami dengan menciptakan
lingkungan pembelajaran yang dinamis dan cara-cara yang praktis dalam
pembejaran.
Pembelajaran kuantum sebagai salah satu model, strategi, dan
pendekatan pembelajaran, khususnya menyangkut keterampilan pengajar
dalam merancang, mengembangkan, dan mengelola sistem pembelajaran
sehingga pengajar mampu menciptakan suasana pembelajaran yang efektif,
menggairahkan, dan memiliki keterampilan hidup.
Pembelajaran kuantum sebagai salah satu alternatif pembaharuan
pembelajaran, menyajikan bentuk praktis dan spesifik untuk menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, bagaimana merancang pembelajaran,
menyampaikan bahan pembelajaran, dan bagaimana menyederhanakan proses
belajar sehingga memudahkan belajar pembelajar.
Pembelajaran kuantum merupakan sebuah model yang menyajikan
bentuk pembelajaran sebagai suatu “orkestrasi” yang jika dipilah dari dua
unsur pokok yaitu: konteks dan isi. Konteks secara umum akan menjelaskan
tentang lingkup lingkungan belajar baik lingkungan fisik maupun lingkungan
psikis. Sedangkan konten atau isi berkenaan dengan bagaimana isi
pembelajaran dikemas untuk disampaikan kepada pembelajar.
Quantum teaching dimulai di Super Camp sebuah progam percepatan
Quantum Learning yang ditawarkan Learning Forum, yaitu sebuah
perusahaan pendidikan internasional yang menekankan perkembangan
keterampilan akademis dan keterampilan peribadi. Dalam SuperCamp
tersebut, kurikulum dikembangkan secara harmonos dan berisi kombinasi dari
tiga unsur yaitu: keterampilan akademis (academic skills), prestasi atau
tantangan fisik (physical challenge), dan keterampilan dalam hidup (life
skills).
Munculnya metode Quantum Teaching ini sebagai alternatif, mencoba
untuk mencari sesuatu yang lain, yaitu keluar dari kejumudan dalam
penggunaan metode mengajar konvensional yang ada selama ini, sehingga
dalam metode ini menjadi paduan dari semua metode yang ada dengan
mengedepankan komunikasi dan interaksi sehingga tercipta suasana belajar
yang kondusif dan efektif.

B. Landasan Pembelajaran Quantum


Istilah “Quantum” dipinjam dari dunia ilmu fisika yang berarti
interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Maksudnya, dalam
pembelajaran kuantum pengubahan bermacam-macam interaksi terjadi dalam
kegiatan belajar. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat
alamiah pengajar dan pembelajar menjadi cahaya yang bermanfaat bagi
kemajuan mereka dalam belajar secara efektif dan efesien. Selain itu, adanya
proses pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya, penyertaan
segala yang berkaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan moment
belajar, fokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, seluruhnya
adalah hal-hal yang melandasi pembelajaran quantum.
Ada dua konsep utama yang digunakan dalam pembelajaran quantum
dalam rangka mewujudkan energi pengajar dan pembelajar menjadi cahaya
belajar, yaitu percepatan belajar melalui usaha sengaja untuk mengikis
hambatan-hambatan belajar tradisional, dan fasilitas belajar yang berarti
mempermudah belajar. Percepatan belajar dan fasilitas belajar akan
mendukung asas utama yang digunakan dalam pembelajaran kuantum yaitu:
“Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia
mereka”.
Asas utama pembelajaran kuantum tersebut mengisyaratkan
pentingnya seorang pengajar memasuki dunia atau kehidupan anak sebagai
langkah awal dalam melaksanakan sebuah pembelajaran. Memahami dunia
dan kehidupan anak, merupakan lisensi bagi para pengajar untuk memimpin,
menuntun, dan memudahkan perjalanan pembelajar dalam meraih hasil
belajar yang optimal. Salah satu cara yang bisa digunakan dalam hal ini
misalkan menggaitkan apa yang akan diajarkan dengan peristiwa-peristiwa,
pikiran atau perasaan, tindakan yang diperoleh pembelajar dalam kehidupan
baik di rumah, di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Setelah kaitan
itu terbentuk, maka pengajar dapat memberikan pemahaman tentang materi
pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan, perkembangan, dan
minat bakat pembelajar.
Pemahaman terhadap “hakikat” pembelajar menjadi lebih penting
sebagai “jembatan” untuk menghubungkan dan memasukkan “dunia kita”
kepada dunia mereka. Apabila seorang pengajar telah memahami dunia
pembelajar, maka pembelajar telah merasa diperlakukan sesuai dengan tingkat
perkembangan mereka, sehingga pembelajaran akan menjadi harmonis seperti
sebuah “Orkestrasi” yang saling bertautan dan saling mengisi. Sebuah pepatah
mengatakan, ajarilah, tuntun, fasilitasi, dan bimbingan anak didik kalian,
sesuai dengan tingkat kebutuhan dan daya pikirnya.

C. Prinsip dan Strategi Pembelajaran Quantum

Selain asas utama seperti yang telah dipaparkan di atas tadi,


pembelajaran quantum memiliki lima prinsip (Bobby DePorter, 1992), yaitu
sebagai berikut.

1. Semua berbicara, maksudnya bahwa seluruh lingkungan kelas hendaknya


dirancang untuk dapat membawa pesan belajar yang dapat diterima oleh
pembelajar, ini berarti rancangan kurikulum dan rancangan pembelajaran
pengajar, informasi, bahasa tubuh, kata-kata, tindakan, gerakan, dan
seluruh kondisi lingkungan haruslah dapat berbicara membawa pesan-
pesan belajar bagi pembelajar.
2. Semua bertujuan, maksudnya semua penggubahan pembelajaran tanpa
terkecuali harus mempunyai tujuan-tujuan yang jelas dan terkontrol.
Sumber dan fasilitas yang terlibat dalam setiap pembelajaran pada
prinsipnya untuk membantu perubahan perilaku kognitif, afektif dan
psikomotor.
3. Pengalaman sebelum penjelasan, maksudnya sebelum pembelajar belajar
memberi nama (mendefinisikan, mengkonseptualisasi, membedakan,
mengkategorikan) hendaknya telah memiliki pengalaman informasi yang
terkait dengan upaya pemberian nama tersebut
4. Hargai setiap usaha, maksudnya semua usaha belajar yang telah
dilakukan pembelajar harus memperoleh pengakuan pengajar dan
pembelajar lainnya. Pengakuan ini penting agar pembelajar selalu berani
melangkah ke bagian berikutnya dalam pembelajaran.
5. Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan,maksudnya setiap usaha
dan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran pantas dirayakan. Perayaan
ini diharapkan memberi umpan balik dan motivasi untuk kemajuan dan
peningkatan hasil belajar berikutnya.
Selanjutnya Bobby DePorter (1992), mengembangkan strategi
pembelajaran kuantum melalui istilah TANDUR, yaitu:
a. Tumbuhkan, yaitu dengan memberikan apersepsi yang cukup sehingga
sejak awal kegiatan pembelajar telah termotivasi untuk belajar dan
memahami Apa Manfaatnya Bagiku (AMBAK).
b. Alami, berikan pengalaman nyata kepada setiap pembelajar untuk
mencoba.
c. Namai, sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi dan metode
lainnya.
d. Demonstrasikan, sediakan kesempatan kepada pembelajar untuk
menunjukkan kemampuannya.
e. Ulangi, beri kesempatan untuk mengulangi apa yang telah dipelajarinya,
sehingga setiap pembelajar merasakan langsung dimana kesulitan
akhirnya datang Kesuksesan, kami bisa bahwa kami memang bisa.
f. Rayakan, dimaksud sebagai respon pengakuan yang proporsional.
D. Model Pembelajaran Quantum
Model pembelajaran Quantum identik dengan sebuah simponi dan
pertunjukkan musik. Maksudnya pembelajaran kuantum, memberdayakan
seluruh potensi dan lingkungan belajar yang ada, sehingga proses belajar
menjadi suatu yang menyenangkan dan bukan sebagai sesuatu yang
memberatkan. Model Pembelajaran Quantum menguraikan cara-cara baru
yang mempermudah proses belajar lewat pemaduan unsur seni dan
pencapaian-pencapaian yang terarah,apapun mata pelajaran yang
diajarkan.Model Pembelajaran Quantum berusahamenggabungkan
peningkatan multi sensori dan multi kecerdasan dengan otakyang pada
akhirnya akan meningkatkan kemampuan siswa untuk berprestasi. Untuk
dapat mengarahkan kepada yang dimaksud, ada beberapa langkah-langkah
yang harus dilakukan, yaitu:
1. Optimalkan minat pada diri,
2. Bertanggung jawab pada diri, sehingga kita akan memulai mengupayakan
segalanya terlaksana, dan
3. Hargailah segala tugas yang telah selesai.4

Menurut Bobby DePorter pada model pembelajaran kuantum


merupakan gabungan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan
sekitar momen belajar. Strategi pembelajaran yang digunakan pada
pembelajaran kuantum ini dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis
dengan merujuk pada kealamiahan proses belajar, yaitu mulai dari pengenalan
dengan sesuatu yang menarik, menghubungkan hal yang dipelajari dengan
pengalaman siswa, memberi kesempatan siswa untuk menunjukan
kemampuannya, kegiatan pengulangan untuk memantapkan pengetahuan yang
telah dipelajari oleh siswa, sampai akhirnya bermuara pada kegiatan perayaan

4
(Howard Gardner, dalam DePorter, 2002).
yang diadakan sebagai bentuk penghargaan pada siswa atas kerja kerasnya
dalam belajar. Semua itu terangkum dalam akronim TANDUR. Untuk hal itu,
dalam pembelajaran kuantum, guru harus memiliki kemampuan untuk
mengorkestrasi konteks dan kontens.5

Kenteks berkaitan dengan lingkungan pembelajaran, sedangkan konten


berkaitan dengan isi pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Mengorkestrasi kesuksesan belajar melalui lingkungan pembelajaran


(Konteks) yaitu antara lain :
a. Suasana Belajar Yang Menggairakan,
b. Landasan Yang Kukuh.
c. Lingkungan Yang Mendukung.
d. Perancangan Pengajaran Yang Dinamis.
2. Mengorkestrasi kesuksesan belajar melalui konten/Isi antara lain:
a. Mengorkestrasi Presentasi Prima.
b. Mengorkestrasi Fasilitas Yang Elegan Mengorkestrasi
Keterampilan Belajar Dan Keterampilan Hidup.
c. Mengorkestrasi Keterampilan Belajar dan Keterampilan Hidup.6

Pembelajaran kuantum dapat diterapkan dalam segala aspek


keterampilan berbahasa, salah satunya dalam keterampilan menulis.
Pembelajaran kuantum dalam menulis merupakan salah satu model
pembelajaran yang tujuan pokoknya antara lain adalah meningkatkan
partisipasi siswa melalui pengubahan keadaan, meningkatkan motivasi, dan
kemampuan menulis sehingga dapat menjadikan siswa aktif dalam mengikuti
pelajaran. Keaktifan siswa yang dilakukan dengan senang, nyaman, mudah
serta dengan tingkat keberhasilan yang tinggi adalah keinginan bagi setiap
pendidik. Pembelajaran kuantum sebagai salah satu model pembelajaran
5
Anggalia Novika, Sumarwati, Slamet Mulyono, “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE
INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC), BASASTRA” Jurnal
6
Nurdyansyah, N., & Andiek Widodo, Inovasi Teknologi Pemb….., (Sidoarjo : Nizamia Learning Center,
2015), 83-91
memberi pedoman pada guru untuk terampil merancang, mengembangkan,
dan mengelola sistem pembelajaran sehingga guru mampu menciptakan
suasana yang efektif dan menggairahkan semangat belajar.7

Tujuan pokok pembelajaran kuantum yaitu meningkatkan partisipasi


siswa,melalui pengubahan keadaan, meningkatkan motivasi dan minat
belajar,meningkatkan daya ingat dan rasa kebersamaan, meningkatkan daya
dengar, danmeningkatkan kehalusan perilaku. Berdasarkan prinsip dan asas
landasanpembelajaran kuantum, guru harus mampu mengorkestrasi
kesuksesan belajarsiswa. Dalam pembelajaran kuantum, guru harus memiliki
kemampuan untukmengorkestrasi konteks dan kontens. Konteks berkaitan
dengan lingkunganpembelajaran, sedangkan konten berkaitan dengan isi
pembelajaran.

Manfaat Model Pembelajaran Quantum adalah meningkatkan


peransebagai pelajar yang memikul tanggung jawab pada diri sendiri sehingga
dapatmeningkatkan kualitas hidup dengan belajar sedapat mungkin dari setiap
situasidan memanfatkannya untuk diri sendiri dan orang-orang yang
didekatnya.ModelPembelajaran Quantum membawa seseorang menjadi
individu yang selalu menggunakan metode “belajar aktif”. Belajar aktif
berarti, seseorang berperan dan tidak membiarkan dirinya mengikuti apa yang
ada. Seorang pelajar aktif akanterbuka terhadap pengalaman dan pelajaran
yang ditawarkan oleh kehidupan.Memiliki pemikiran yang terbuka dan
menyerap serta mengolah pengetahuanyang dimiliki untuk kemudian dengan
penuh semangat mencari lebih banyak pengetahuan lagi. Hal ini
memungkinkan seseorang untuk bersikap introspektif dan berpetualang di
dunia luas. Dasar pemikirannya adalah agar seseorang beraniuntuk melakukan
eksplorasi, mencoba hal-hal yang baru dan cara-cara baru untukmemperoleh
pengetahuan. Dalam Model Pembelajaran Quantum bersandar pada konsep

7
DePorter,B. & Hernacke, M, “Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan”. (Bandung: Kaifa, 2004).
“Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia
mereka”. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan Model
Pembelajaran Quantum tidakhanya menawarkan materi yang mesti dipelajari
siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan
hubungan emosional yang baik dalam danketika belajar. Dengan Quantum
teaching kita dapat mengajar denganmemfungsikan kedua belahan otak kiri
dan otak kanan pada fungsinya masing-masing. Penelitian di Universitas
California mengungkapkan bahwa masing-masing otak tersebut
mengendalikan aktivitas intelektual yang berbeda.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR RUJUKAN
(Howard Gardner, dalam DePorter, 2002).

Anggalia Novika, Sumarwati, Slamet Mulyono, “PENGARUH MODEL


PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND
COMPOSITION (CIRC), BASASTRA” Jurnal

Nurdyansyah, N., & Andiek Widodo, Inovasi Teknologi Pemb….., (Sidoarjo :


Nizamia Learning Center, 2015), 83-91
DePorter,B. & Hernacke, M, “Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan”. (Bandung: Kaifa, 2004).

Anda mungkin juga menyukai