Anda di halaman 1dari 22

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING AND LEARNING

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Mata Kuliah Model-model Pembelajaran.

Dosen Pengampu:
Dr. Rizki Hadiwijaya Zulkarnaen, M.Pd.

Disusun oleh :
Dera Tria Linda (2101020009)
Ratih Julianti (2101020013)
Gina Nurmala (2101020015)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUANG DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PERJUANGAN
TASIKMALAYA
2023
BAGIAN I

1. Latar Belakang
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi minat dan hasil belajar adalah
penggunaan model pembelajaran yang tepat. Metode mengajar, kurikulum, sarana dan
prasarana belajar, sumber-sumber belajar, media pembelajaran, hubungan siswa
dengan temannya, guru-gurunya dan staf sekolah serta berbagai kegiatan kokurikuler
adalah faktor ekstern yang mempengaruhi minat belajar siswa (Al-Fuad dan Zuraini,
46). Selain itu, siswa yang tidak mengerti arah tujuan mata pelajaran yang dipelajari,
tidak terlatih untuk berpikir yang berat, dan juga cara mengajar guru yang kurang
menarik baik dari cara penggunaan media maupun menerapkan model pembelajaran
juga bisa mejadi faktor yang dapa mempengaruhi minat belajar (Damayanti dkk,
2016: 23).
Dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, guru diharapkan mampu
melaksanakan pembelajaran secara menarik dan menyenangkan. Hal itu dikarenakan
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dapat memunculkan minat dan
semangat siswa dalam belajar. Salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh guru
adalah mampu menyusun pembelajaran yang menarik agar tercipta pembelajaran
yang menyenangkan, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran yang
tepat. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model Quantum Teaching.
Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala
nuansanya (DePorter, Reardon, dan Singer-Nourie, 2014:32-34). Quantum Teaching
bersandar pada konsep “Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita
ke dunia mereka”. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran siswa
perlu dibuka skematanya untuk kemudian dihantarkan ke dalam materi pelajaran.
Sehingga siswa dapat menemukan kaitan antara materi pelajaran dengan
kehidupannya dan membuat pelajaran lebih bermakna bagi siswa. Dalam Quantum
Teaching juga disertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan
momen belajar.

2. Tujuan
1) Tujuan model pembelajaran Quantum Teaching adalah untuk menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, menciptakan proses belajar yang
menyenangkan, menyesuaikan kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan
oleh otak, serta membantu meningkatkan keberhasilah hidup dan karir untuk
membantu mempercepat dalam pembelajaran.
2) Tujuan Quantum Teaching lebih mengarah pada kedinamisan guru dalam
mengajar. Munculnya Quantum Teaching ini untuk menentang atau tidak
sepakat dengan pengajaran model konvensional yang menganggap siswa
sebagai objek saja. Namun dalam Quantum Teaching siswa dianggap sebagai
subjek yaitu yang menerima pengetahuan dan juga sebagai subjek dalam arti
siswa menemukan sendiri pengetahuan tersebut.

3. Gambaran Struktur karya Tulis


Karya tulis ini berjudul “Model Pembelajaran Quantum Teaching and
Learning” yang dimana di dalamnya terdapat penjelasan yang melatar belakangi
pemilihan materi dan model ini, beserta tujuannya.
Di dalam karya tulis ini juga dijelaskan mengenai definisi model pembelajaran
Quantum Teaching, sintaks, kelebihan serta kelemahan dari model pembelajaran
tersebut. Kemudian membahas mengenai materi atau bahan ajar yang akan di ajarkan
serta jenis instrumen yang akan dikembangkan. Di dalam karya tulis ini juga
dicantumkan rencana pembelajaran, scenario pembelajaran serta kisi-kisi instrumen
pembelajaran.
BAGIAN II
1. DEFINISI MODEL QUANTUM TEACHING
Pengertian quantum dalam kamus bahasa Inggris diartikan sebagai jatah atau
banyaknya persediaan. Sedangkan teaching artinya adalah mengajar. quantum:
interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Dengan demikian quantum teaching
adalah penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar
momen belajar (Bobby DePorter, 2010, h. 25). Menurut Udin Saefudin Saud dan Ayi
Suherman (2006, h. 102) quantum teaching merupakan bentuk inovasi penggubahan
bermacammacam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar.
Menurut Wena (2013, h. 160) model pembelajaran quantum teaching
merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar, yang memadukan unsur seni
dan pencapaian terarah untuk segala mata pelajaran dengan menggabungkan
keistimewaan-keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang
akan melejitkan prestasi siswa. Sejalan dengan pendapat De Poter (2005, h. 8-9)
“model pembelajaran quantum teaching adalah pengubahan belajar yang meriah
dengan segala nuansanya yang menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan
yang memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada hubungan dinamis dalam
lingkungan kelas interaksi yang mendirikan landasan dalam rangka untuk belajar.”
Menurut Bobby DePorter (2010, h. 37) “model pembelajaran quantum identik
dengan sebuah simfoni dan pertunjukkan musik. Maksudnya pembelajaran quantum,
memberdayakan seluruh potensi dan lingkungan belajar yang ada, sehingga proses
belajar menjadi suatu yang menyenangkan dan bukan sebagai sesuatu yang
memberatkan.”
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar karena model ini menggunakan
prinsip sugesti yang pasti dapat mempengaruhi hasil belajar. Selain itu, model ini
lebih menekankan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran, siswa lebih aktif,
siswa dapat mengembangkan suatu teori atau pemahaman yang mereka miliki.

2. KARAKTERISTIK MODEL QUANTUM TEACHING


Pembelajaran kuantum atau quantum teaching memiliki karakteristik umum
yang dapat memantapkan dan menguatkan sosoknya. Menurut Hamdayama (2013, h.
71) beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk sosok pembelajaran
kuantum atau quantum teaching sebagai berikut:
1) Model pembelajaran quantum teaching berpangkal pada psikologi kognitif,
bukan fisika kuantum.
2) Model pembelajaran quantum teaching lebih bersifat humanistis, bukan
positivistis-empiris, hewanistis, dan nativistis.
3) Model pembelajaran quantum teaching lebih bersifat konstruktivistis, bukan
positivistis-empiris, behavioristis, dan naturasionistis.
4) Model pembelajaran quantum teaching berupaya memadukan
(mengintegrasikan), menyinergikan, dan mengkolaborasikan faktor potensi
diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai
konteks pembelajaran.
5) Model pembelajaran quantum teaching memusatkan perhatian pada interaksi
yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna.
6) Model pembelajaran quantum teaching sangat menekankan pada
pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
7) Model pembelajaran quantum teaching menekankan kealamiahan dan
kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang
dibuat-buat.
8) Model pembelajaran quantum teaching menekankan kebermaknaan dan
kebermutuan proses pembelajaran.
9) Model pembelajaran quantum teaching memadukan konteks dan isi
pembelajaran.
10) Model pembelajaran quantum teaching memusatkan perhatian pada
pembentukan keterampilan akademis, keterampilan dalam hidup, prestasi
fisikal atau material.
11) Model pembelajaran quantum teaching menempatkan nilai dan keyakinan
sebagai bagian penting proses pembelajaran.
12) Model pembelajaran quantum teaching mengutamakan keberagaman dan
kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.
13) Model pembelajaran quantum teaching mengintegrasikan totalitas tubuh dan
pikiran dalam proses pembelajaran.

Sejalan dengan pendapat Sugiyanto (2009, h. 74-78) karakteristik model


pembelajaran quantum teaching sebagai berikut:
1) Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna. Dalam
proses pembelajaran dipandang sebagai penciptaan interakasi-interaksi
bermutu dan bermakna yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran dan
bakat alamiah pembelajar menjadi cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan
pembelajar.
2) Menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan
tinggi. Dalam prosesnya menyingkirkan hambatan dan halangan sehingga
menimbulkan hal-hal seperti: suasana yang menyenangkan, lingkungan yang
nyaman, penataan tempat duduk yang rileks, dan lain-lain.
3) Menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran. Dengan
kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar sehat, rileks,
santai, dan menyenangkan serta tidak membosankan.
4) Menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran. Dengan
kebermaknaan dan kebermutuan akan menghadirkan pengalaman yang dapat
dimengerti dan berarti bagi pembelajar, terutama pengalaman perlu
diakomodasi secara memadai.
5) Memiliki model pembelajaran yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.
Konteks pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang
kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan yang dinamis. Sedangkan
isi pembelajaran meliputi: penyajian yang prima, pemfasilitasan yang
fleksibel, keterampilan belajar untuk belajar dan keterampilan hidup.
6) Menanamkan nilai dan keyakinan yang positif dalam diri pembelajar. Ini
mengandung arti bahwa suatu kesalahan tidak dianggapnya suatu kegagalan
atau akhir dari segalanya. Dalam proses pembelajarannya dikembangkan nilai
dan keyakinan bahwa hukuman dan hadiah tidak diperlukan karena setiap
usaha harus diakui dan dihargai.
7) Mengutamakan keberagaman dan kebebasan sebagai kunci interaksi. Dalam
prosesnya adanya pengakuan keragaman gaya belajar siswa dan pembelajar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik


model pembelajaran quantum teaching yaitu (1) proses pembelajaran yang berpangkal
pada psikologi kognitif; (2) bersifat humanistis, dan konstruktivistis; (3) memadukan,
menyinergi dan mengkolaborasi faktor potensi diri manusia; (4) memusatkan
perhatian pada interaksi bermutu dan bermakna; (5) menekankan pada pemercepatan
pembelajaran taraf keberhasilan tinggi; (6) menekankan kealamiahan dan kewajaran
proses pembelajaran; (7) menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses
pembelajaran; (8) memadukan konteks dan isi pembelajaran; (9) menempatkan nilai
dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran; (10) mengutamakan
keberagaman dan kebebasan; dan (11) mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran
dalam proses pembelajaran.

3. SINTAKS MODEL QUANTUM TEACHING


Quantum teaching bersandar pada suatu konsep yang berbunyi bawalah dunia
siswa ke dunia guru, dan antarkan dunia guru ke dunia siswa. Inilah asas utama alasan
dasar dibalik segala strategi, model pembelajaran, dan keyakinan quantum teaching.
Segala hal yang dilakukan dalam kerangka quantum teaching, setiap interaksi dengan
siswa, rancangan kurikulum, dan metode instruksional dibangun berdasarkan asas
utama.
Asas utama model pembelajaran quantum teaching mengingatkan pentingnya
memasuki dunia siswa sebagai langkah pertama. Tindakan ini akan memberikan
peluang atau izin pada guru untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan kegiatan
siswa dalam proses belajar mengajar. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengaitkan
apa yang diajarkan guru dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang
diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi, dan akademis
siswa. Setelah kaitan itu terbentuk, siswa dapat dibawa ke dunia guru dan memberi
siswa pemahaman tentang isi pembelajaran. Pada tahap ini, rincian belajar dijabarkan
(De Poter, 2005: 6-7).
Berdasarkan asas utama tersebut, tercipta rancangan sintaks model
pembelajaran quantum teaching dikenal dengan singkatan TANDUR yang merupakan
kepanjangan dari tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan,

No. Rancangan Penerapan dalam PBM


1 Pengondisian Tahap ini dimaksudkan untuk menyiapkan mental
awal siswa mengenai model pembelajaran kuantum yang
menuntut keterlibatan aktif siswa. Melalui pengkondisian
awal akan memungkinkan dilaksanakannya proses
pembelajaran yang lebih baik. Kegiatan yang dilakukan
dalam pengkondisian awal meliputi: penumbuhan rasa
percaya diri siswa,
motivasi diri, menjalin hubungan, dan ketrampilan
belajar.
2 Penyusunan Tahap ini sama artinya dengan dengan tahap persiapan
rancangan dalam pembelajaran biasa. Kegiatan yang dilakukan
pembelajaran dalam tahap ini adalah penyiapan alat dan pendukung
lainnya, penentuan kegiatan selama proses belajar mengajar,
dan penyusunan evaluasi.
3 Pelaksanaan Tahap ini merupakan inti penerapan model pembelajaran
model kuantum. Kegiatan dalam tahap ini meliputi T-A-N-D-U-R:
pembelajaran (1) penumbuhan minat, (2) pemberian pengalaman umum,
kuantum (3) penamaan atau penyajian materi, (4) demonstrasi tentang
pemerolehan pengetahuan oleh siswa, (5) pengulangan yang
dilakukan oleh siswa, (6) perayaan atas usaha siswa.
Tumbuhkan Tumbuhkan mengandung
makna bahwa pada awal
kegiatan pembelajaran pengajar
harus berusaha
menumbuhkan/mengembangkan
minat siswa untuk belajar.
Dengan tumbuhnya minat,
siswa akan sadar manfaatnya
kegiatan pembelajaran bagi
dirinya dan kehidupannya.
Alami Alami mengandung makna
bahwa proses pembelajaran
akan lebih bermakna jika siswa
mengalami secara langsung atau
nyata materi yang diajarkan.
Demikian pula pengalaman
siswa sebelumnya, akan
bermakna bagi guru dalam
mengajarkan konsep-konsep
yang berkaitan.
Namai Namai mengandung makna
bahwa panamaan adalah saatnya
untuk mengajarkan konsep,
keterampilan berpikir, dan
strategi belajar. Penamaan
mampu memuaskan hasrat
alami otak untuk memberi
identitas, mengurutkan, dan
mendefinisikan.
Demonstrasi Demonstrasikan berarti bahwa
memberi peluang pada siswa
untuk menerjemahkan dan
menerapkan pengetahuan siswa
ke dalam pembelajaran lain atau
ke dalam kehidupan siswa.
Kegiatan ini akan dapat
menigkatkan hasil belajar siswa.
Ulangi Ulangi berarti bahwa proses
pengulangan dalam kegiatan
pembelajaran dapat memperkuat
koneksi saraf dan
menumbuhkan rasa tahu yakin
terhadap kemampuan siswa.
Pengulangan harus dilakukan
secara mulitmodalitas, dan
multikeceradasan.
Rayakan Rayakan mengandung makna
pemberian penghormatan
kepada siswa atas usaha,
ketekunan, dan kesuksesannya.
Dengan kata lain perayaan
berarti pemberian umpan balik
yang positif kepada siswa atas
keberhasilannya, baik berupa
pujian, pemberian hadiah, atau
bentuk lainnya.
4 Evaluasi Evaluasi dilaksanakan terhadap proses dan produk untuk
melihat keefektifan model pembelajaran yang digunakan.
Langkah-langkah pembelajaran metode pembelajaran
ceramah bermakna dan dilaksanakan dengan tahap-tahap:
1. Guru mengecek pengetahuan siswa tentang materi
yang akan diajarkan
2. Guru menerangkan dan menyampaikan materi
pelajaran di depan kelas dengan metode ceramah,
di sini siswa mendengarkan apa yang disampaikan
guru dan mencatat hal-hal yang penting di buku
tulis.
3. Guru memberikan contoh soal dan mengadakan
tanya jawab pada siswa tentang materi.
4. Guru memberikan latihan soal atau memberi
pekerjaan rumah.
5. Guru dan siswa secara bersama- sama membahas
hasil pekerjaan siswa dan mengambil kesimpulan.
6. Guru mengadakan evaluasi.

4. KELEBIHAN MODEL QUANTUM TEACHING


Setiap model pembelajaran pada dasarnya baik digunakan dalam proses
pembelajaran. tetapi tergantung dari materi dan kebutuhan yang diperlukan. Dan
setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan. Sama halnya dengan model
pembelajaran Quantum Teaching. Kelebihan model pembelajaran Quantum Teaching
dapat dijabarkan sebagai berikut.
1) Dapat membimbing peserta didik kearah berpikir yang sama dalam satu
saluran pikiran yang sama.
2) Karena Quantum Teaching melibatkan siswa, maka saat proses pembelajaran
perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh
guru, sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.
3) Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
4) Siswa dirangsang untuk aktif, mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan.
5) Karena model pembelajaran Quantum Teaching membutuhkan kreativitas dari
seorang guru untuk merangsang keinginan siswa untuk belajar, maka secara
tidak langsung guru terbiasa untuk berpikir kreatif setiap harinya. Sehingga
model Quantum Teaching dapat dikolaborasikan dengan metode pembelajaran
lainnya.
6) Unsur musik menjadi ciri khas dari model Quantum Teaching, musik
digunakan untuk merangsang kerja otak siswa untuk melatih konsentrasi
dalam belajar dan merefreshkan pikiran apabila terjadi kejenuhan disetiap
sela-sela pembelajaran.

5. KELEMAHAN MODEL QUANTUM TEACHING


Kelemahan dari model pembelajaran Quantum Teaching yaitu:
1) Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping
memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin harus terpaksa
mengambil waktu atau jam pelajaran lain jika memang harus dilakukan.
2) Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu
tersedia dengan baik.
3) Karena model ini perayaan untuk menghormati usaha seseorang siswa baik
berupa tepuk tangan, jentikan jari dan lain-lain, maka dapat mengganggu kelas
Iain.
4) Membutuhkan banyak waktu dalam hal persipun, Maka dapat diketahui bahwa
keunggulan dari Quantum Teaching dapat dikolaborasikan dengan model
pembelajaran lainnya, sehingga pembelajaran akan menyenangkan dan tidak
monoton. Tetapi kelemahannya membutuhkan waktu dalam mempersiapkan
perangkat pembelajarannya, sehingga ketelitian dan pengaturan waktu guru
dalam skenario pembelajaran harus lebih diperhatikan lagi.

6. MATERI IPA (KELAS IV)


Benda padat, cair, dan gas.
BENDA PADAT
Benda padat merupakan benda yang paling banyak ditemukan di sekitar kita.
Sifat-sifat benda padat diantaranaya :
1) Bentuk dan volumenya tetap.
2) Memiliki masa.
3) Dapat berubah bentuk dengan cara tertentu. Misalnya ditekan, dipotong, atau
dipukul.

Benda-benda yang termasuk benda padat contohnya antara lain ; meja, kursi,
papan tulis, buku, pensil, bolpoin, batu, kayu, kapas, spoon, besi, kain, dan lainnya.
Selain sifat-sifat di atas, benda padat juga memiliki sifat-sifat lain yaitu :
1) Benda padat ada yang keras dan berat misalnya kayu, besi, dan batu.
2) Benda padat ada yang ringan misalnya batu apung, kapas, kain, steroform, dan
sebagainya.
3) Benda padat ada yang lentur misalnya karet, per, dan kasur busa.
4) Benda padat ada yang lunak dan lembek misalnya : plastisin, terigu adonan
kue, dan lainnya.

BENDA CAIR
Benda yang termasuk benda cair cukup banyak contohnya antara lain : air,
kecap, minyak goreng, sirup, oli, dan lainnya.
Sifat-sifat benda cair yaitu :
1) Menempati ruang.
2) Memiliki berat.
3) Memiliki tekanan dan menekan ke segala arah.
4) Bentuk benda cair berubah-ubah mengikuti bentuk wadahnya, tetapi isi
(volumenya) tetap.
5) Permukaan air yang tenang selalu datar.
6) Mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.

BENDA GAS
Benda-benda yang termasuk benda gas yaitu udara, uap air, asap, gas, dll.
Sifat-sifat benda gas yaitu :
1) Menempati ruang dan mengisi seluruh ruangan yang tersedia.
2) Memiliki berat.
3) Memiliki tekanan.
4) Dapat dimanfaatkan.
5) Tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan.

PENGELOMPOKAN WUJUD BENDA


 Benda padat,

Benda padat keras Benda padat ringan

Benda padat lentur Benda padat lunak/lembek


 Benda cair
 Benda gas

7. JENIS INSTRUMEN YANG DIKEMBANGKAN


Jenis instrumen dalam model pembelajaran ini yaitu instrumen tes dan non-
tes. Instrumen tes adalah dengan pemberian soal secara tertulis yaitu mengisi LKPD
dan lembar penelitian. Untuk instrumen non-tes yaitu keaktifan siswa dalam proses
kegiakan pembelajaran berlangsung.
BAGIAN III
1. Rencana pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Sukamaju
Kelas/Semester : IV/II
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 35 menit)

A. Kompetensi Inti
1) Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2) Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3) Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
4) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran


Muatan IPA
Kompetensi Dasar Indikator
6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, 6.1.1 Menemukan sifat-sifat benda padat,
cair, dan gas memiliki sifat tertentu. cair, dan gas.

6.1.2 Mengelompokan benda-benda


padat, cair, dan gas yang ada di
lingkungan sekitar.

C. Tujuan Pembelajaran
1) Setelah siswa melakukan percobaan, siswa dapat menemukan sifat-sifat benda
padat, cair, dan gas.
2) Setelah siswa mengindentifikasi benda-benda yang ada di lingkungan sekitar,
siswa dapat mengelompokkan benda padat, cair, dan gas yang ada di
lingkungan sekitar.
3) Setelah melakukan percobaan mengenai benda padat, cair, dan gas, siswa
mampu menulis laporan sederhana tentang sifat-sifat benda padat, cair, dan
gas.

D. Materi Pembelajaran
1) Sifat-sifat benda padat, benda cair, dan benda gas.
2) Pengelompokkan benda padat, benda cair, dan benda gas yang ada di
lingkungan sekitar.

E. Model dan Metode Pembelajaran


Model : Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching).
Metode : Diskusi, tanya jawab, demonstrasi, percobaan, penugasan.
Pendekatan : Saintifik (mengamati, mencoba, mengumpulkan informasi, mengolah
informasi, mengkomunikasikan).

F. Sumber Belajar
 Buku paket ”Sains Sahabatku 4A” Pelajaran Sains untuk Kelas 4 SD Semester
I terbitan Ganeca Exact.
 Buku Paket ”Saya Ingin Pintar” Ipa Kela IV Semester I terbitan Gravindo
Media Pratama.

G. Alat dan Media Pembelajaran


 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
 Alat untuk percobaan siswa : pulpen, gelas plastik, kertas, gunting, plastik,
batu, air, botol plastik, garam, mangkok bening, dan balon.

H. Penilaian
1) Penilaian Proses
Dalam penilaian proses yang dinilai adalah keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. (Bentuk Lembar Pengamatan).
2) Penilaian Hasil Belajar
 Teknik Penilaian : Tes
 Bentuk Instrumen : Tertulis

2. Skenario Pembelajaran
Tahapan Sintaks Model Aktivitas Aloka
Umum Pembelajaran Guru Siswa si
Pembelaj Wakt
aran u
Pendahulu 1. Mengucap Guru mengucapkan Siswa menjawab 10
an kan salam salam dan mengajak salam dari guru dan menit
dan siswa untuk berdo’a. berdo’a.
berdo’a
bersama.

2. Mengecek Guru mengecek Siswa mengacungkan


kehadiran. kehadiran siswa. tangan dan menjawab
“Hadir”.

3. Menanyak Guru bertanya Siswa menjawab


an kabar. mengenai kabar siswa. pertanyaan dari guru.

4. Menggali Guru menggali Siswa menyimak dan


pengetahu pengetahuan awal siswa menjawab pertanyaan
an awal tentang materi yang dari guru.
siswa akan dipelajari, dengan
tentang mengajukan beberapa
materi pertanyaan seperti :
yang akan a. Siapa yang
dipelajari, sudah mandi
dengan sebelum
mengajuk berangkat ke
an sekolah ?
beberapa b. Anak-anak
pertanyaa mandi
n. menggunakan
apa ?
c. Air termasuk
wujud dari
benda apa anak-
anak ?
d. Selain air,
benda-benda
apa lagi yang
digunakan untuk
mandi anak-
anak ?
e. Termasuk
wujud benda
apa?
f. Siapa yang
masih ingat
benda
berdasarkan
wujudnya dapat
digolongkan
menjadi berapa?
Apa saja? Coba
sebutkan!

Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Inti Tumbuhkan Guru menyajikan media Siswa menyimak 50
yang berkaitan dengan penjelasan dari guru. menit
benda padat, cair, dan
gas.

Guru memberikan Siswa merespon dan


beberapa pertanyaan menjawab pertanyaan
yang dapat yang diberikan guru.
menumbuhkan minat
siswa. Adapun
pertanyaan tersebut
antara lain:
a. Anak-anak ibu
membawa satu
botol air, jika air
ini ibu tuangkan
dalam sebuah
mangkok,
bagaimana
bentuk air dalam
mangkok? Apa
yang
menyebabkan
hal tersebut
terjadi?
b. Anak-anak jika
balon ditiup,
apa yang akan
terjadi? Jika
kemudian balon
dikempeskan,
apa pula yang
akan terjadi?
Apakah kalian
tahu apa yang
menyebabkan
hal tersebut
terjadi ?

Alami Guru membagi siswa Siswa berkumpul


menjadi beberapa dengan kelompoknya
kelompok heterogen masing-masing.
sesuai dengan jumlah
siswa.

Guru memberikan tugas Siswa menerima


kepada siswa berupa lembar kerja dari
lembar kerja untuk guru.
dikerjakan pada
masing-masing
kelompok.

Guru membimbing Siswa melakukan


siswa untuk melakukan langkah-langkah
percobaan. kegiatan percobaan
yang ada dalam
lembar kerja bersama
kelompoknya

Namai Guru meminta siswa Siswa mengerjakan


dengan kelompoknya lembar kerja yang
mengerjakan hasil telah diberikan
percobaannya dalam bersama kelompoknya
lembar kerja yang telah
diberikan.

Guru membimbing Siswa menjawab


siswa untuk menjawab pertanyaan yang ada
pertanyaan dalam dalam lembar bersama
lembar kerja. kelompoknya secara
teliti.

Demonstrasi Guru meminta setiap Salah satu wakil


kelompok untuk kelompok
mempresentasikan gasil mempresentasikan
diskusinya. hasil diskusinya di
depan kelas.

Guru meminta Kelompok yang lain


kelompok lain untuk memperhatikan dan
memperhatikan memberikan
temannya yang sedang tanggapan terhadap
presentasi. hasil diskusi yang
telah dipresentasikan.

Guru membahas Siswa menyimak


kembali hasil diskusi penjelasan dari guru.
yang telah disampaikan.

Bila ada hasil diskusi


yang kurang tepat, guru
memberikan perbaikan.

Ulangi Guru meminta salah Siswa mejelaskan


satu siswa untuk materi yang telah
mengulangi, hasil diperoleh.
diskusi yang telah
diperoleh atau yang
telah disampaikan tadi.

Guru memberikan Siswa mengerjakan


evaluasi atau penilaian soal evaluasi yang
terhadap kegiatan yang diberikan dengan
sudah dilaksanakan. teliti.

Penutup Rayakan Guru bersama-sama Siswa merangkum 10


siswa membuat dan menyimpulkan menit
rangkuman/ materi pembelajaran
menyimpulkan materi
yang telah disampaikan
dalam proses
pembelajaran.

Guru memberikan Siswa menerima


penghargaan kepada penghargaan atau
siswa yang apresiasi yang
menunjukkan sikap diberikan.
positif selama
pembelajaran
berlangsung dengan
memberikan pujian atau
reward berupa tepuk
tangan serta tanda
penghargaan.

Guru memberikan Siswa bersama-sama


refleksi terhadap siswa. melakukan refleksi
pembelajaran.
Siswa menyimak
pemberian tugas dari
guru.

Guru memberikan Siswa menyimak.


tindak lanjut berupa PR.

Guru menyampaikan
materi yang akan
diberikan pada saat
pertemuan berikutnya.

Guru menutup Siswa berdo’a


pembelajaran dengan sebelum pulang.
berdo’a.

3. Kisi-kisi Instrumen Pembelajaran


No Indikator Soal Soal Level Jawaban
Kognitif
1 Menganalsis Wujud benda ada tiga, yaitu... C1 A
wujud benda. A. Cair, padat, gas
B. Cair, air, udara
C. Padat, keras, gas
D. Padat, air, udara
2 Menganalisis Air susu yang ditempatkan di gelas C4 D
sifat-sifat benda berbentuk tabung, jika dipindahkan ke
cair. gelas berbentuk bulat bulat maka air
susu akan mengikuti tempatnya.
Kejadian tersebut membuktikan jika
sifat cair...
A. Menekan kesegala arah
B. Tidak dapat berubah bentuk
C. Bentuknya dapat berubah bentuk
D. Menyesuaikan wadah
3 Menganalisis Contoh benda padat adalah... C1 B
contoh benda A. Kayu, sirup, nitrogen
padat. B. Plastik, kayu, besi
C. Kecap, oksigen, plastik
D. Sirup, minyak, oksigen
4 Menganalisis Gambar mana yang menunjukkan benda C4 C
gambar mengenai padat yang lunak/lembek...
pengelompokkan
benda padat.

A.

B.

C.

D.
5 Menganalisis Pompa angin termasuk dalam benda C1 B
contoh wujud berwujud...
benda gas. A. Cair
B. Gas
C. Padat
D. Cair dan gas
SUMBER REFERENSI

Mustakim, A., Wawan, W., Choirudin, C., Ngaliyah, J., & Darmayanti, R. (2023). Quantum
Teaching Model: Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa MTs. Jurnal
Penelitian Tindakan Kelas, 1(1), 06-10.

Fitri, R. A., Adnan, F., & Irdamurni, I. (2021). Pengaruh Model Quantum Teaching terhadap
Minat dan Hasil Belajar Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(1), 88-101.

Yanto, A. (2018). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Melalui Model Pembelajaran


Quantum Teaching. Indonesian Journal of Learning Education and Counseling, 1(1), 11-16.

Yanuarti, Ary, and A. Sobandi. " UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING." Jurnal
Pendidikan Manajemen Perkantoran 1, no.1 (August 18, 2016):11.

Anda mungkin juga menyukai