Anda di halaman 1dari 15

PENDAHULUAN

A.    Kata Pengantar

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tentang model-model

pembelajaran terpadu. Tak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan

Nabi Muhammad SAW.

Pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran yang secara sengaja

menggabungkan atau mengaitkan beberapa aspek dalam suatu mata pelajaran maupun antar

mata pelajaran yang menjadikan pembelajaran bermakna, dalam artian siswa akan

mendapatkan pengetahuan yang beragam dan keterampilan serta dapat memahami konsep

yang berkaitan dengan kehidupan siswa secara langsung. Dalam pembelajaran terpadu akan

terbagi menjadi beberapa model pembelajaran.

Maka makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen

pengampu dalam mata kuliah pembelajaran tematik tentang model-model pembelajaran

terpadu yang mencakup beberapa model pembelajaran terpadu yaitu (1) Fragmented

Model (Penggalan), (2) Connected Model (Keterhubungan), (3) Nested

Model (Sarang), (4) Sequenced Model (Urutan/Rangkaian), (5) Shared

Model (Rangkaian). Dalam beberapa model tersebut akan dideskripsikan bentuk model

serta kelebihan dan kelemahan pada masing-masing model.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam

penyusunan tugas makalah ini baik penulis buku sumber belajar maupun teman-teman.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan

dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, sehingga sangat

mengharapkan kritik dan saran guna penyempurnaan penyusunan makalah ini.

B.     Latar Belakang
                 Siswa merupakan generasi penerus bangsa yang harus di didik menjadi seseorang

yang berkarakter. Selama ini, pembelajaran yang telah dilakukan dianggap belum berhasil

dalam mendidik siswa menjadi manusia yang berkarakter. Maka diperlukan kajian ulang

terhadap pembelajaran yang akan dilakukan. Pembelajaran perlu memberdayakan semua

potensi yang dimiliki oleh siswa untuk menguasai kompetensi yang diharapkan dalam sebuah

pendidikan.

                 Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku

khusus supaya siswa dapat menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat

belajar. Pembelajaran disini bukan berarti memperbesar peranan siswa di satu pihak dan

memperkecil peranan guru dalam pihak lain. Dalam pembelajaran, guru tetap berperan

optimal hanya saja berpindah peran dari sumber belajar menjadi fasilitator yang tetap

memandu siswa dalam belajar dan siswa dari yang berpusat kepada guru menjadi berpusat

pada dirinya sendiri. Siswa diharuskan melakukan pengamatan secara langsung dan

berhubungan dengan lingkungan sekitarnya, hal itu yang menjadikan proses belajar siswa

menjadi lebih bermakna dan menjadikan siswa berkarakter.

                 Oleh karena itu, maka diperlukan pembelajaran terpadu yang mana pembelajaran

ini menekankan keterlibatan siswa secara langsung (siswa aktif). Siswa aktif dalam

memecahkan masalah sehingga menumbuhkan kreativitas anak sesuai dengan potensi dan

kecenderungan yang dimiliki oleh masing-masing siswa.

C.    Rumusan Masalah

1.      Bagaimana model pembelajaran fragmented model ?

2.      Bagaimana model pembelajaran connected model ?

3.      Bagaimana model pembelajaran nested model ?

4.      Bagaimana model pembelajaran sequenced model ?

5.      Bagaiamana model pembelajaran shared model ?

D.    Kerangka Teori
Pembelajaran adalah  proses interaksi antara siswa dan guru dimana siswa adalah pusat

dari kegiatan (student center) dalam proses perolehan informasi dan pengetahuan melalui

berbagai media dan guru bukan lagi sebagai sumber belajar akan tetapi sebagai fasilitator.

Menurut Gagne, peran guru dalam pembelajaran lebih ditekankan pada cara merancang

atau mengaransemen dari berbagai sumber serta menyediakan fasilitas yang tersedia untuk

digunakan siswa dalam mempelajari siswa dikemudian hari. Pembelajaran perlu

memberdayakan potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa dalam memperoleh pengetahuan

dan kompetensi yang diharapkan.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional

menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa, guru dan sumber

belajar pada satu lingkungan belajar. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi perkembangan fisik

dan psikologis peserta didik.[1]

Menurut La Iru dan Arihi, pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan memperlajari, dan

perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran merupakan suatu

proses atau upaya menciptakan kondisi belajar dalam mengembangkan bakat dan minat siswa

secara optimal.[2] Model pembelajaran adalah acuan pembelajaran yang secara sistematis

dilaksanakan berdasarkan pola-pola pembelajaran tertentu.

Model pembelajaran menurut Joyce adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran

dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk

didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Joyce juga menyatakan

bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk

membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.[3]


Menurut Soekamto, dkk menyatakan maksud dari model pembelajaran[4] adalah

kerangka yang berkonsep yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran, dan

berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dan para perancang pembelajaran dalam

membuat rancangan kegiatan pembelajaran.

BAB II

PEMBAHASAN

1.      Pengertian Model Pembelajaran Terpadu

Istilah model pembelajaran terpadu sebagai konsep sering di persamakan

dengan integrated teaching and learning, integrated curriculum approach, a

coherent curriculum approach. Jadi berdasarkan istilah tersebut, maka pembelajaran

terpadu pada dasarnya lahir salah satunya dari pola pendekatan kurikulum yang terpadu

(integrated curriculum approach).[5] Definisi mendasar tentang kurikulum terpadu

dikemukakan oleh Humphreys, et al bahwa :

“Studi terpadu adalah studi dimana para siswa dapat mengeksplorasi pengetahuan mereka

dalam berbagai mata pelajaran yang berkaitan dengan aspek-aspek tertentu dari lingkungan

mereka. Ia melihat pertautan antara kemanusiaan, seni komunikasi, ilmu pengetahuan alam,
matematika, studi sosial, musik, seni. Keterampilan pengetahuan dikembangkan dan

diterapkan di lebih dari satu wilayah studi”.[6]

Kurikulum terpadu didalamnya terdapat pengalaman pembelajaran yang telah

direncanakan tidak hanya membekali siswa dengan pandangan terpadu mengenai

pengetahuan umum tetapi juga memotivasi dan mengembangkan kekuatan pembelajar untuk

memahami hubungan baru dan menciptakan model, sistem dan struktur baru. Kurikulum

terpadu juga sering disebut dengan kurikulum interdisipliner yang didefinisikan sebagai

organisasi kurikulum yang melintasi batas-batas mata pelajaran untuk berfokus pada

permasalahan kehidupan yang komprehensif yang menggabungkan berbagai segmen

kurikulum ke dalam asosiasi yang bermakna.

Everet juga mendefinisikan kurikulum interdisipliner sebagai kurikulum yang

memadukan beberapa mata pelajaran kedalam sebuah objek aktif karena dengan cara itulah

siswa menemukan mata pelajaran yang digabungkan dengan dunia nyata siswa. Dari definisi

diatas dapat mewakili bahwa kurikulum terpadu adalah pendekatan edukasional yang

mempersiapkan siswa untuk menghadapi pembelajaran seumur hidup.[7]

Dari kurikulum terpadu dapat dikembangkan menjadi pembelajaran terpadu. Sementara

Sri Anitah (2003) menyatakan, bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep yang

menggunakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan konsep-konsep secara terkoneksi

baik inter maupun antar mata pelajaran. Terjalinnya hubungan antar setiap konsep secara

terpadu, akan memfasilitasi siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan

mendorong siswa untuk memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman

langsung dan menghubungkannya dengan pengalaman  nyata.

Khaeruddin, dkk juga menyatakan, bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu

aplikasi salah satu strategi pembelajaran berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu yang

bertujuan menciptakan atau membuat proses pembelajaran secara relevan dan bermakna bagi

siswa.[8]
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan

belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi  untuk memberikan pengalaman

bermakna kepada anak didik. Maksudnya, anak didik akan memahami konsep yang mereka

pelajari berdasarkan pengamatan langsung dan menghubungkan konsep yang sudah mereka

pahami sebelumnya.

Pemacu dalam pembelajaran terpadu adalah melalui eksplorasi topik. Dari eksplorasi

topik diangkatlah suatu tema tertentu. Kegiatan berlangsung diseputar tema kemudian baru

membahas masalah konsep-konsep pokok yang terkait dalam tema tersebut.[9]

Pembelajaran ditujukan untuk mengembangkan potensi peseta didik agar memiliki

kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,

inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat, berbangsa,

bernegara dan berperadaban dunia.[10]

2.      Model-model Pembelajaran Terpadu

Menurut Robin Fogarty (1991) ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik

dan unit tematisnya, terdapat 10 cara atau model dalam merencanakan model pembelajaran

terpadu. Kesepuluh model atau cara tersebut adalah :

1) fragmented; 2) connected; 3) Nested; 4) sequnced; 5) Shared; 6) webb

ed; 7) threaded; 8) integrated; 9) Immersed; 10) Networked.[11]

Dari kesepuluh model pembelajaran terpadu tersebut berdasarkan sifat keterpaduannya

dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:[12]

a.       Model dalam satu desain ilmu yang meliputi model connected (keterhubungan)

dan nested (terangkai).

b.      Model antar bidang studi yang meliputi model sequenced (keterurutan),

model shared (berbagi), model webbed (jaring laba-laba), model threaded (bergalur),

dan model integrated (keterpaduan).

c.       Model lintas siswa yang meliputi model immersed dan model network.


Dalam sumber yang lain, klasifikasi pengintegrasian kurikulum menurut Triyanto terbagi

menjadi 3 dalam tabel berikut[13]


No. Klasifikasi Pengintegrasian Model Pembelajaran Terpadu
1. Pengintegrasian kurikulum di The fragmented model (model
dalam satu disiplin ilmu tergambarkan), the connected
(interdisiplin ilmu) model (model terhubung), the
nested model (model
tersarang).
2. Pengintegrasian kurikulum Sequenced model (model
beberapa disiplin ilmu (antar terurut), shared model (model
disiplin ilmu) terkombinasi), webbed
model (model terjaring laba-
laba), threaded model (model
terantai), dan integrated
model (model keterpaduan)
3. Pengintegrasian kurikulum Immersed model (model
didalam dan beberapa disiplin terbenam), dan networked
ilmu (inter dan antardisiplin ilmu) model (model jaringan kerja)

Dari kesepuluh model pembelajaran terpadu diatas, dalam makalah ini akan dijelaskan

lima model pembelajaran yang terdiri atas: 1) fragmented model; 2) connected

model; 3) nested model; 4) sequenced model; dan 5) shared model. Untuk 5

model pembelajaran terpadu berikutnya akan dijelaskan oleh kelompok selanjutnya.

Dari kelima model pembelajaran terpadu diatas terdapat kelebihan dan kekurangan

masing-masing. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam bukunya Trianto sebagai berikut:
Nama Model Deskripsi Kelebihan Kelemahan
Terpisah Berbagai disiplin Adanya kejelasan Keterhubungan
(Fragmented) ilmu yang dan pandangan menjadi tidak
berbeda dan yang terpisah jelas; lebih
saling terpisah dalam suatu mata sedikit transfer
pelajaran pembelajaran
Keterkaitan/ Topik-topik Konsep-konsep Disiplin-disiplin
keterhubungan dalam 1 displin utama saling ilmu tidak
(Connected) ilmu terhubung, berkaitan, konten
berhubungan mengarah pada tetap berfokus
satu sama lain pengulangan pada displin ilmu
(review),
rekonseptualisasi,
dan asimilasi
gagasan-gagasan
dalam suatu
disiplin
Bentuk sarang/ Memberi perhatian Pelajar dapat

Keterampilan- pada berbagai menjadi bingung

keterampilan mata pelajaran dan kehilangan

sosial, berpikir yang berbeda arah mengenai

dan konten di dalam waktu yang konsep-konsep


capai di salah bersamaan, utama dari suatu

satu mata memperkaya dan kegiatan atau


kumpulan (Nested) memperjelas pelajaran
pelajaran
  pembelajaran

Memfasilitasi Membutuhkan

Persamaan- transfer kolaborasi yang


D
persamaan yang pembelajaran terus menerus
alam satu rangkaian
sama diajarkan melintasi beberapa dan kelenturan
(sequnced)
secara mata pelajaran yang tinggi
  bersamaan karena guru-guru
meskipun memiliki lebih
termasuk ke sedikit otonomi
dalam mata untuk
pelajaran yang mengurutkan
berbeda (merancang)
kurikula
Terdapat Membutuhkan

Perencanaan tim pengalaman- waktu,

atau pengajaran pengalaman kelenturan,


Terba
yang melibatkan instruksional komitmen, dan
gi
dua disiplin bersama; dengan kompromi
difokuskan pada dua orang guru
konsep, didalam satu tim,

(Shared) keterampilan, akan lebih mudah

  dan sikap-sikap berkolaburasi


yang sama

a.      Model Fragmented (Penggalan/ Terpisah)

1.)    Pengertian Model Fragmented (Pengalan/ terpisah)

           Model fragmented ini ditandai dengan pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata

pelajaran.[14] Misalnya, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat materi tentang

menyimak, membaca, menulis yang dapat dipadukan dalam materi pembelajaran

keterampilan berbahasa dan sangat jelas materi yang terpisah didalam mata pelajaran

tersebut. Masing-masing materi tersebut dilaksanakan secara terpisah pada jam-jam yang

berbeda. Keterhubungan diantara empat materi tersebut tidak terlalu jelas. Misal, materi

menulis itu bisa dimasukkan ke dalam mata pelajaran bahasa indonesia dan keterkaitan

dengan materi menyimak seperti apa.


b.      Model Connected (Keterkaitan/ Keterhubungan)

1.)    Pengertian Model Connected (Keterkaitan/ Keterhubungan)

Tokoh yang mengembangkan model ini adalah Robert Maynard Hutchins.[15]

Fogarty (dalam Prabowo, 2000), mengemukakan bahwa model terhubung (Connected)

merupakan model integrasi interbidang studi.[16] Model pembelajaran ini secara sengaja

diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain, satu topik dengan

topik yang lain, satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, tugas-tugas yang dilakukan

dalam satu hari dengan tugas-tugas yang dilakukan dengan hari berikutnya, bahkan ide-ide

yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang akan dipelajari pada satu semester

berikutnya di dalam satu bidang studi.

2 1

 Keterangan : F= fisika, K= kimia, B= biologi

2.)    Kelebihan dan Kekurangan

           Menurut Fogarty (1991) terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan pada

pembelajaran terpadu tipe connected. Beberapa keunggulan pembelajaran terpadu antara

lain sebagai berikut:[17] (a) siswa mempunyai gambaran yang luas sebagaimana suatu

bidang  studi yang berfokus pada suatu aspek tertentu. (b) siswa dapat mengembangkan

konsep kunci secara terus-menerus (c) memungkinkan siswa mengkaji, mengkonseptualisasi,

memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide dalam memecahkan masalah.


Selanjutnya, kelemahan tipe connected antara lain (a) masih tampak terpisahnya

interbidang studi, (b) tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, (c) dalam memadukan

ide-ide pada satu  bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar

bidang studi menjadi terabaikan.[18]

Keunggulan dan kelemahan menurut Andi, keunggulan model connected adalah

konsep-konsep utama saling terhubung, mengarah pada pengulangan, rekonseptualisasi, dan

asimilasi gagasan dalam suatu disiplin. Sedangkan kelemahannya adalah disiplin-disiplin

ilmu yang tidak berkaitan dan konten tetap berfokus pada satu disiplin.[19]

c.       Model Nested (Sarang)

1.)    Pengetian Model Nested (Sarang)

Model sarang merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan

melalui sebuah kegiatan pembelajaran.[20] Menurut Fogarty pembelajaran terpadu

tipe nested (tersarang) merupakan pengintegrasian kurikulum di dalam satu disiplin ilmu

secara khusus meletakkan fokus pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar yang

ingin dilatihkan dari guru untuk muridnya dalam pembelajaran untuk ketercapaian materi

pembelajaran.[21] Misal dalam pelajaran matematika dapat memadukan keterampilan

berfikir dan keterampilan berorganisasi.

Keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi keterampilan berfikir (thinking

skill), keterampilan sosial (social skill) dan keterampilan mengorganisir (organizing

skill).[22]

2.)    Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan tipe nested (tersarang) adalah guru dapat memadukan beberapa

keterampilan sekaligus dalam suatu pembelajaran di dalam satu pembelajaran dengan

mengumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar siswa maka pembelajaran

semakin diperkaya dan berkembang[23] serta keterampilan yang diperoleh siswa semakin

banyak
Kekurangan tipe nested terletak pada guru ketika tanpa perencanaan yang matang

memadukan beberapa keterampilan yang menjadi target dalam suatu pembelajaran. hal ini

akan berdampak kepada siswa, dimana prioritas pelajaran akan menjadi kabur dan kehilangan

arah terhadap konsep pembelajaran.[24]

d.      Model Sequenced (Rangkaian/ Urutan)

1.)    Pengertian Model Sequenced (Rangkaian/Urutan)

           Model sequenced merupakan model perpaduan topik-topik atau materi antarmata

pelajaran yang berbeda secara paralel. Jadi, topik-topik tersebut dapat dipadukan

pembelajarannya pada alokasi jam yang sama.[25] Pada model ini guru diharapkan

mempunyai fleksibilitas dalam menggabungkan antar mata pelajaran yang berbeda. Misalkan

materi tentang makhluk hidup dalam mata pelajaran IPA biologi dapat dipadukan tentang

ayat di dalam Al-Qur’an pada mata pelajaran agama, materi tentang IPS dapat dikaitkan

dengan mata pelajaran kewarganegaraan.

2.)    Kelebihan dan kekurangan

           Kelebihan tipe sequenced adalah dapat memfasilitasi transfer pembelajaran

melintasi beberapa mata pelajaran. Kekuranganya adalah membutuhkan kolaborasi yang terus

menerus dan kelenturan yang tinggi karena guru-guru memiliki sedikir otonomi untuk

merancang kurikulum.[26]
e.       Model Shared (Bagian/ Terbagi)

1.)    Pengertian Model shared (Bagian/ terbagi)

           Model ini merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat

adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Perencanaan tim

atau pengajaran yang melibatkan dua disiplin ilmu difokuskan pada konsep, keterampilan,

dan sikap-sikap yang sama.[27]

2.)    Kelebihan dan Kekurangan

           Kelebihan model shared adalah terdapat pengalaman-pengalaman instruksional

bersama dan dengan dua orang guru di dalam satu tim akan lebih mudah berkolaborasi.

Sedangkan kelemahannya adalah membutuhkan kelenturan, waktu, komitmen dan kompromi.

[28]

           

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN

1.      Model pembelajaran terpadu pada dasarnya lahir salah satunya dari pola pendekatan

kurikulum yang terpadu (integrated curriculum approach). Kurikulum terpadu

didalamnya terdapat pengalaman pembelajaran yang telah direncanakan tidak hanya

membekali siswa dengan pandangan terpadu mengenai pengetahuan tetapi juga memotivasi

dan mengembangkan kekuatan pembelajar untuk memahami hubungan baru dan menciptakan

model, sistem dan struktur baru. Dari kurikulum terpadu dapat dikembangkan menjadi

pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai

suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi  untuk

memberikan pengalaman bermakna kepada anak didik dengan memahami konsep yang

mereka pelajari berdasarkan pengamatan langsung dan menghubungkan konsep yang sudah

mereka pahami sebelumnya.

2.      Menurut Robin Fogarty (1991) ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik

dan unit tematisnya, terdapat 10 cara atau model dalam merencanakan model pembelajaran

terpadu. Kesepuluh model atau cara tersebut adalah :

1) fragmented; 2) connected; 3) Nested; 4) sequnced; 5) Shared; 6) webb

ed; 7) threaded; 8) integrated; 9) Immersed; 10) Networked.

a.       Model fragmented ditandai dengan pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata

pelajaran. Misalnya mata pelajaran indonesia terdapat materi menyimak, membaca, menulis,

berbicara.

b.      Model connected ditandai dengan materi-materi pembelajaran yang dapat dipayungkan

pada salah satu induk mata pelajaran. Misalnya materi kosakata, struktur, mengarang daoat

dimasukkan/ dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.


c.       Model nested ditandai dengan tercapainya keterampilan-keterampilan didalam suatu mata

pelajaran. Misal didalam mata pelajaran sains-fisika terdapat peta konsep, prediksi, dan

perambatan cahaya. Dimana ketiga konsep tersebut merupakan peta konsep (organizing

skill), prediksi (thinking skill), perambatan cahaya (contens).

d.      Model sequenced ditandai dengan pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang

berbeda secara paralel yang dapat diajarkan secara bersamaan. Misalkan mata pelajaran sains

yang dapat dipadukan dengan mata pelajaran pendidikan agama islam yang sama

pembahasan topiknya.

e.       Model shared ditandai dengan pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep

atau ide pada dua mata pelajaran atau kebih. Misalnya, butir pelajaran pada mata pelajaran

kewarganegaraan bertumpang tindih pada butir mata pelajaran pafa ilmu pengetahuan sosial

dan pendidikan agama karena difokuskan pada konsep, keterampilan, atau sikap yang sama.
B.     DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2014.
Prastowo, Andi. Pengembangan Bahan Ajar Tematik: Panduan Lengkap
Aplikatif. Yogyakarta: DIVA Press, 2013.
Pedoman Pembelajaran Tematik Terpadu  dalam Permendikbud No. 65/2013 tentang
standar psoses pendidikan dasar dan menengah.
Pedoman Pembelajaran Tematik Terpadu  dalam Permendikbud No. 103/2014 tentang
pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007.
Trianto. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia
Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana, 2011.

Anda mungkin juga menyukai