Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MODEL KETERPADUAN WEBBED

Disusun Oleh :
ELYA SUMARTIK
MEIMANIUS WARUWU

PENDIDIKAN IPA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat
dan pertolongan-Nya sehingga makalah pembelajaran IPA terpadu model webbed
dapat diselesaikan tepat waktu sebagai salah satu tugas mata kuliah pembelajaran
IPA terpadu.
Pembelajarn terpadu/pembelajaran terintegrasi merupakan suatu model
pembelajaran yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan atau bidang
studi dalam satu sajian pembelajaran. Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses
mempunyai beberapa karakteristik atau ciri antara lain : holistik, bermakna,
otentik, dan aktif. Model keterpaduan webbed merupakan salah satu tipe
pembelajaran

terpadu

yang

menggunakan

pendekatan

tematik

untuk

mengintegrasikan mata pelajaran. Melalui model ini guru IPA dapat menentukan
tema yang berkualitas sesuai dengan minat siswa sehingga dapat meningkatkan
motivasi belajanya.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada bapak Prof. Dr. Zuhdan K.
Prasetyo, M.Ed atas bimbingannya sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan makalah ini dan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
memberikan masukan dan saran yang membangun atas terselesaikannya makalah
ini.
Semoga makalah ini menjadi salah satu literatur yang dapat digunakan
oleh guru IPA untuk mengajarkan pembelajaran terpadu di kelas. Terima Kasih
Yogyakarta,

Desember 2016

DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I MODEL PEMBELAJARAN TERPADU....................................................1
A. Pengertian Pembelajaran Terpadu.................................................................1
B. Pembelajaran Tematik...................................................................................3
C. Landasan Pembelajaran Tematik...................................................................4
D. Langkah-langkah penyusunan Model Pembelajaran Terpadu......................5
E. Kelebihan Pembelajaran Terpadu.................................................................6
BAB II MODEL KETERPADUAN WEBBED.......................................................8
A. Pengertian Model Webbed.............................................................................8
B. Penggunaan Model Webbed........................................................................10
C. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Model Webbed...................................11
D. Kelebihan Model Webbed...........................................................................12
E. Kekurangan Model Webbed........................................................................12
BAB III KESIMPULAN........................................................................................14
DAFTAR REFERENSI..........................................................................................15

BAB I
MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
A. Pengertian Pembelajaran Terpadu
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model yang sedang
trend dilakukan dewasa ini. Berdasarkan sifat keterpaduannya pembelajaran
terpadu dapat dibedakan menjadi tiga, yakni model dalam satu disiplin ilmu,
model antar bidang studi, dan model dalam lintas bidang studi. Salah satu
pendekatan pembelajaran terpadu melibatkan konsep-konsep dalam satu
bidang studi. Suatu pola belajar mengajar dalam model pembelajaran terpadu
memadukan beberapa konsep IPA yang terkait menjadi satu paket
pembelajaran sehingga pemisahan antar konsep tidak begitu jelas.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman belajar bagi anak. (Daryanto, 2014, hal. 95-96) menegaskan
bahwa dengan adanya pemaduan peserta didik akan memperoleh pengetahuan
dan keterampilan secara utuh untuk membangun konsep yang saling
berkaitan. Melalaui pembelajaran terpadu peserta didik diharapkan memiliki
kemampuan

untuk

mengidentifikasi,

mengumpulkan,

menilai,

dan

menggunakan informasi yang ada di sekitarnya secara bermakna.


Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit
tematisnya, menurut (Fogarty, 1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam
merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut
adalah : 1) fragmented; 2)coneected; 3)nested; 4) sequenced; 5) shared;

6)webbed; 7)threaded; 8) integrated; 9)immersed; 10) networked. Beberapa


pembelajaran terpadu yang dipilih dan dikembangkan dalam pembelajaran
IPA yaitu model keterhubungan, model jaring laba-laba, dan model
keterpaduan.
Sebagai suatu proses pembelajaran terpadu lebih mengedepankan
proses dari pada hasil semata yang melibatkan peserta didik secara aktif
dalam proses pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai
pada evaluasi. Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat hasrat,
minat, dan kemampuan peserta didik sehingga memungkinkan meningkatkan
motivasi belajar secara terus menerus. Adapun manfaat menggunakan
pembelajaran terpadu, yakni :
1. Sejumlah topik yang tertuang di setiap mata pelajaran mempunyai
keterkaitan konsep dengan yang dipelajari peserta didik.
2. Pada pembelajaran terpadu memungkinkan peserta didik memanfaatkan
keterampilannya mempelajari keterkaitan antar mata pelajaran.
3. Pembelajaran terpadu melatih peserta didik membuat hubungan inter dan
antar mata pelajaran, sehingga dapat memproses informasi yang dapat
memungkinkan berkembangnya jaringan antar konsep.
4. Pembelajaran terpadu membantu peserta didik memecahkan masalah dan
berpikir kritis untuk dapat dikembangkan melalui keterampilan dalam
situasi nyata.
5. Daya ingat peserta didik terhadap materi dapat ditingkatkan dengan cara
memberikan topik dalam berbagai ragam situasi dan kondisi.

6. Dalam pembelajaran terpadu transfer pembelajaran dapat mudah terjadi


bila situasi pembelajaran dekat dengan situasi kehidupan nyata.
B. Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran
terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran
yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok aktif
menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara
holistik, bermakna, dan autentik.
Model pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran terpadu
yang menggunakan pendekatan tematik dengan melibatkan beberapa mata
pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dikatakan
bermakna karena pembelajaram tematik, siswa akan memehami konsep yang
mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya
dengan konsep lain yang telah dipahaminya (Rusman, 2016, hal. 254).
Dalam pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak
dari suatu tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa
dengan memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema
adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
Tujuan dari adanya tema ini bukan hanya mengusai konsep-konsep dalam
suatu mata pelajaran, akan tetapi juga keterkaitannya dengan konsep dari
mata pelajaran lainnya.
Dengan adanya tema ini akan memberikan banyak keuntungan,
diantaranya :
1. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu

2. Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai


kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama.
3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
4. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan
mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.
5. Siswa dapat lebih merasasakan manfaat dan makna belajar karena materi
disajikan dalam konteks tema yang jelas
6. Siswa dapat lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata
pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain.
7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan
secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau
tiga kali pertemuan.
C. Landasan Pembelajaran Tematik
Landasan filosofis pembelajaran tematik kepada peserta didik antara
lain sebagai berikut.
1. Progresivisme
Proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreativitas,
pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan
memperhatikan pengalaman siswa.
2. Konstruktivisme
Melihat pengalaman langsung siswa (direct experience) sebagai kunci
dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil
konstruksi

atau

bentukan

manusia.

Manusia

mengkontruksi

pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman,


dan lingkungannya.
3. Humanisme

Melihat siswa dari sisi keunikan atau kekhasannya, potensi, dan motivasi
yang dimilkinya.
Psikologis
Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana
isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa
dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
Yuridis
UU No. 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan
pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai
dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
D. Langkah-langkah penyusunan Model Pembelajaran Terpadu
Menurut (Samatowa, 2011, hal. 69) Adapun langkah-langkah untuk
menyusun model pembelajaran terpadu antara lain sebagai berikut.
1. Mengkaji silabus untuk menganalisis konsep-konsep penting yang akan
diajarkan.
2. Membuat bagan konsep yang menghubungkan konsep atau dengan konsep
lainnya.
3. Memilih nama sentral yang dapat menjadi payung untuk memadukan
konsep-konsep tersebut.
4. Membuat deskripsi kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan
tingkatan perkembangan untuk setiap konsep.
5. Membuat bahan bacam berupa cerita yang yang mengacu pada tema,
disertai gambar dan permainan.
6. Menyusun jadwal kegiatan dan alokasi waktu yang diperlukan secara
proporsional.
7. Menyusun kisi-kisi perangkat tes dan soal tes.

E. Kelebihan Pembelajaran Terpadu


Pembelajaran terpadu memilki kelebihan dibandingkan dengan pendekatan
konvesnsional, yaitu :
1. Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan
tingkat perkembangan anak.
2. Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat kebutuhan peserta
didik.
3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna kepada peserta didik, sehingga
hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama.
4. Menumbuh kebangkan ketermapilan berpikir dan sosial peserta didik.
5. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan
yang sering ditemui dalam kehidupan nyata peserta didik.
6. Jika pembelajaran terpadu dirancang bersama, dapat meningkatkan kerja
sama antar guru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta
didik dengan peserta didik, sehingga belajar lebih menyenangkan dan lebih
bermakna.

BAB II
MODEL KETERPADUAN WEBBED
A. Pengertian Model Webbed
Menurut (Fogarty, 1991, hal. 54) model webbed merupakan suatu pola
belajar mengajar dalam pembelajaran terpadu yang menggunakan topik atau
tema untuk memadukan dan mengaitkan beberapa konsep yang saling terkait
menjadi satu paket pembelajaran. Tema sentral dapat diambil dari kehidupan
sehari-hari yang menarik dan menantang perhatian siswa untuk memicu minat
belajarnya, cakupannya harus luas dan memberi bekal bagi siswa untuk belajar
lebih lanjut.
Pembelajaran terpadu model webbed merupakan pembelajaran terpadu
yang menggunakan pendekatan tematik. pendekatan ini pengembangannya
dimulai dengan menggunakan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan
negosiasi antara guru dan siswa, tetapi dapat pula dengan diskusi sesama guru.
Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan
memperhatikan kaitannya dengan bidang studi lain. Dari sub tema ini
dikembangkan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa (Trianto, 2014, hal.
41)
Model webbed sangat popular di kalangan pendidik. Kepopuleran dari
model ini dikarenakan kemudahan yang ditawarkan dalam tahapan
pemaduannya. Model ini dirancang memadukan materi kurikulum yang
berwujud mata pelajaran (subject matter) atau disiplin ilmu. Pemaduan
dilakukan dengan mengangkat sebuah tema

pendekatan yang dapat

melingkupi berbagai perbedaan dari mata pelajaran, sebagai wujud

pengikat/perekat keberagaman dari berbagai disiplin ilmu. Tema yang dipilih


dapat didasarkan pada kesamaan konsep, topik, maupun ide. Model webbed
dapat digambarkan seperti bagan berikut :

Gambar model keterpaduan webbed


Tema yang digunakan biasanya merupakan hal yang umum, tetapi
merupakan tema yang potensial. Adapun syarat sebuah tema menjadi sesuatu
yang potensial adalah :
1. Dapat diaplikasikan secara luas
2. Dapat diaplikasikan secara mendalam
3. Dapat menunjukkan pola dasar
4. Dapat menjabarkan persamaan dan perbedaan
5. Menarik.
Sebagai contoh tema tentang penemuan, dari tema ini dapat digunakan untuk
memadukan pembelajaran tentang pesawat sederhana dalam sains, membaca
serta menulis tentang penemu dalam sastra, merancang dan membangun model
dalam industry, membuat flow chart dalam kelas teknologi computer.
Pemaduan (webbing) lain yang dapat digunakan adalah buku atau genre buku
sebagai topik, yang kemudian dikemas dalam tema untuk mengatur pola
pemaduannya sebagai contoh dongeng atau cerita tentang anjing sebagai
katalis. Berikut contoh lain yang serupa

Konsep
Kebebasan
Kerjasama
Tantangan
Konflik
Penemuan
Kebudayaan
Perubahan
Argumen dan Bukti
kegigihan

Topik
Individu
Masyarakat
Komunitas
Hubungan
Dunia
Peperangan
Lingkar Pasifik
Persekutuan

Kategori
Cerita Binatang
Biografi
Petualangan
Fiksi Ilmiah
Misteri
Abad Pertengahan
Impresionis
Buku populer

B. Penggunaan Model Webbed


Model ini membutuhkan kegiatan pendahuluan berupa perencanaan yang
matang, serta waktu yang relatif lama. Pemaduan ini juga potensial digunakan
dalam pembelajaran tim. Dengan waktu yang proporsional maka guru-guru
sebagai tim akan memiliki waktu yang cukup untuk memilih tema serta
menentukan kriteria mutu. Model ini merupakan model yang sangat baik untuk
mengujicobakan suatu unit yang interdisipliner.
Tahapan atau langkah untuk membuat rancangan pembelajaran terpadu
dengan model webbed yaitu:
1. Mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator
2. Mengidentifikasi tema dan subtema dan memetakannya dalam jaring tema;
3. Mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan
melalui tema dan subtema;
4. Menentukan kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu
pada indikator yang akan dicapai dan subtema yang dipilih;

5. Menyusun Rencana Kegiatan Mingguan;


6. Menyusun Rencana Kegiatan Harian.
C. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Model Webbed
Pelaksanaan pembelajaran tematik model webbed dibagi menjadi empat,
yaitu.
1. Pemetaan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator dalam tema.
Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh
dan utuh semua kompetensi dasar, dan indikator dari berbagai mata
pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih.
2. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
3. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
4. Menentukan kata kerja operasional yang dapat terukur dan dapat diamati.
Tema ditetapkan dengan cara : a) mempelajari kompetensi dasar yang
terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan
menentukan tema yang sesuai, b) menetapkan terlebih dahulu tema-tema
pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut guru dapat bekerja
sama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan
anak.

Beberapa

prinsip

dalam

penentuan

tema

antara

lain

memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa, dari yang mudah


menuju yang sulit, dari yang sederhana menuju yan gkompleks, dari yang
konkrit menuju yang abstrak.
D. Kelebihan Model Webbed
Kelebihan dari model ini adalah:
1. Pemilihan tema yang tepat serta menarik akan dapat meningkatkan
motivasi siswa.

10

2. Model ini sangat familier untuk guru yang berpengalaman, dan mudah
untuk guru yang memiliki pengalaman yang kurang.
3. Memfasilitasi kerja kelompok dalam perencanaan untuk dapat menyusun
tema dalam semua konten area.
4. Memberikan kejelasan serta motivasi untuk siswa
5. Memudahkan siswa untuk melihat perbedaan aktivitas serta ide yang
dikoneksikan.
E. Kekurangan Model Webbed
Selain kelebihan model ini juga memiliki kekurangan, diantaranya:
1. Relatif sulit dalam memilih tema
2. Biasanya cenderung mengangkat tema dangkal/umum, yang tidak terlalu
berguna dalam tahapan perencanaannya
3. Seakan akan terlihat dibuat-buat, tidak terlihat alamiah
4. Rambu-rambu perlu dibuat agar tidak mengorbankan sisi logika dan
penekanan pembahasan, serta urutan disiplin ilmu yang terkait.
5. Kesulitan dalam perencanaan memungkinkan guru berhenti pada tahapan
penulisan, dan tidak menjamin waktu yang diperlukan tersebut sebanding
dengan pengunaan waktu implementasi yang lama dari tema di tahun
berikutnya.
6. Tema tidak dapat diulang dalam kelas yang sama
7. Guru akan terfokus pada aktivitas dibandingkan dengan pengembangan
konsepnya, sehingga rambu-rambu diperlukan untuk menjaga isi tetap
relevan dan mendalam. Contoh keterpaduan model webbed pada tema
pencemaran disajikan melalui bagan berikut.
Biologi
Ekosistem Perairan

Pencemaran

11
Fisika
Perubahan Wujud zat

Kimia
Asam Basa

Gambar Keterpaduan webbed pada tema pencemaran

12

BAB III
KESIMPULAN

Adapun kriteria untuk tema yang potensial diguanakan dalam keterpaduan


webbed antara lain dapat diaplikasikan secara luas, dapat digunakan untuk
pembahasan yang mendalam, dapat digunakan untuk menyingkap pola dasar,
mengungkap persamaaan dan perbedaan, dan menarik.
Kelebihan penerapan keterpaduan webbed dalam pembelajaran IPA yaitu :
1. Tema yang menarik akan dapat meningkatkan motivasi
2. Familier dengan guru yang berpengalaman,serta mudah diaplikasikan pleh
guru yang kurang berpengalaman
3. Memfasilitasi kerja tim dengan disilin ilmu yang berbeda dalam
memadukan dalam tema
4. Mudah dipahami oleh siswa
Kekurangan penerapan keterpaduan webbed dalam pembelajaran IPA yaitu :
1. Sulit menentukan tema yang sesuai
2. Kecederungan tema yang dipilih dangkal, sehingga kadang mengorbankan
hal yang logis serta esensial
3. Memerlukan waktu yang lama dalam persiapan dan
penerapannya/penyampaiannya
4. Cenderung fokus pada aktivitas daripada pengembangan konsep

13

DAFTAR REFERENSI
Daryanto. (2014). Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Gava Media.
Fogarty, R. (1991). How to Integrate the Curricula. Illinois: IRI/sky publishing.
Rusman. (2016). Model-model pembelajaran mengembangkan Profesionalisme
guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.
Trianto. (2014). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

14

Anda mungkin juga menyukai