PEMBAHASAN
4
Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu. (Jakarta: Bumi Aksara). Hlm. 52
Gambar 1. Model Penggalan (Fragmented)
2. Model Keterhubungan (Connected)
Pembelajaran terpadu model keterhubungan merupakan model
integrasi inter bidang studi. Model ini mengorganisasikan atau
mengintegrasikan satu konsep, keterampilan, atau kemampuan yang ditumbuh
kembangkan dalam suatu pokok bahasan atau subpokok bahasan yang
dikaitkan dengan konsep, keterampilan atau kemampuan pada pokok bahasan
atau subpokok bahasan lain dalam suatu bidang studi.
Model connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir
pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-
butir pembelajaran seperti: kosakata, struktur, membaca, dan mengarang
misalnya, dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan
dalam membentuk kemampuan berbahasa dan bersastra. Hanya saja
pembentukan pemahaman, keterampilan, dan pengalaman secara utuh tersebut
tidak berlangsung secara otomatis. Karena itu, guru harus menata butir-butir
pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu.
5
Ibid Hlm. 41
c. Sebelum memilih fokus pembelajaran, telaah kurikulum secara rinci untuk
mengembangkan ide-ide eksplisit untuk keterkaitan hubungan antara
konsep, topik dan unit.
d. Dimungkinkan mengaitkan konsep dalam kompetensi dasar di semester
sebelumnya.
e. Kembangkan keterkairan antara konsep dengan lain, topik dengan topik
lain agar pembelajaran menjadi lebih rinci dan pemahaman peserta didik
menjadi lebih mendalam.
f. Perhatikan pemilihan aktivitas belahar agar pengetaguan dan keterampilan
serta sikap yang dipelajaru memiliki kebermaknaan bagi peserta didik.6
3. Model Sarang (Nested)
Pembelajaran terpadu tipe nested merupakan suatu pembelajaran yang
memfokuskan pada pengintegrasian beberapa ketrampilan belajar yang ingin
dikembangkan oleh seorang guru kepada peserta didiknya dalam suatu proses
pembelajaran untuk tercapainya materi pelajaran. Dalam pelaksanaan
pembelajaran nested ini dibutuhkan persiapan yang matang agar tujuan dari
pembelajaran tetap tersampaikan secara maksimal di samping guru melatihkan
beberapa ketrampilan pada peserta didik.
Model nested merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan
konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada
jam-jam tertentu seorang guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada
pemahaman tentang bentuk kata, makna kata, dan ungkapan dengan saran
pembuahan keterampilan dalam mengembangkan daya imajinasi, daya
berpikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata dalam puisi,
membuat ungkapan dan menulis puisi.
6
Mardianto. (2011). Pembelajaran Tematik. (Medan: Perdana Publishing). Hlm. 54
Gambar 3. Model Sarang (Nested)
Kelebihan pembelajaran terpadu model sarang adalah guru dapat
memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam suatu pembelajaran di
dalam satu mata pelajaran, melalui penjaringan dan mengumpulkan sejumlah
tujuan dalam pengalaman belajar peserta didik. Sedangkan kelemahannya
adalah terletak pada guru ketika tanpa perencanaan yang matang memadukan
beberapa keterampilan yang menjadi target dalam suatu pembelajaran, hal ini
dapat berdampak kepada peserta didik, di mana prioritas pelajaran akan
menjadi kabur karena peserta didik diarahkan untuk melakukan beberapa
tugas belajar sekaligus.7
4. Model Urutan/Rangkaian (Sequenced)
Model sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antar mata
pelajaran yang berbeda secara paralel. Isi cerita dalam roman sejarah,
misalnya; topik pembahasannya secara paralel atau dalam jam yang sama
dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa, karakteristik
kehidupan sosial masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang
menyangkut perubahan makna kata. Topik-topik tersebut dapat dipadukan
pembelajarannya pada alokasi jam yang sama.
7
Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu. (Jakarta: Bumi Aksara). Hlm. 46
Gambar 5. Model Bagian (Shared)
9
Ibid., hlm. 74
10
Tyas Susilowati, Skripsi, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded
untuk Siswa Kelas IV SD Mengacu Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2018),
hlm. 44
11
Rusydi Ananda dan Abdillah, Pembelajaran Terpadu (Karakteristik, Landasan, Fungsi,
Prinsip Dan Model), (Surabaya: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI), 2018),
hlm. 75
12
Rusydi Ananda dan Abdillah, Pembelajaran Terpadu (Karakteristik, Landasan, Fungsi,
Prinsip Dan Model), (Surabaya: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI), 2018),
hlm. 78
model ini menggabungkan ide dari berbagai mata pelajaran yang sesuai
dengan minat siswa dan menghasilkan pemikiran sesuai dengan minat siswa.13
10. Model Jaringan (Networked)
Terakhir, model networked merupakan model pemaduan pembelajaran
yang mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan
masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa
mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi,maupun konteks yang
berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai proses yang berlangsung secara
terusmenerus karena adanya hubungan timbal balik antara pemahaman dan
kenyataan yang dihadapi siswa. 14 Pembelajaran ini menciptakan proses kerja
sama antara siswa dan ahli (sumber belajar) yang membentuk sebuah jaringan
untuk memperoleh informasi yang diikat oleh misi belajar dari berbagai
disiplin ilmu.15
13
Ardiyanti Kusumadewi, Skripsi, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe
Immerseded untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma, 2018), hlm. 39
14
Rusydi Ananda dan Abdillah, Pembelajaran Terpadu (Karakteristik, Landasan, Fungsi,
Prinsip Dan Model), (Surabaya: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI), 2018),
hlm. 78-79
15
M. Dwi Wahyu Utami, Skripsi, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe
Networked Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar, (Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma, 2018), hlm. 37
DAFTAR PUSTAKA