Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendekatan pembelajaran terpadu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sering
disebut dengan pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya
merupakan suatu model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara
individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-
prinsip secara holistik dan autentik (Depdikbud, 1996:3).Salah satu diantaranya adalah
memadukan Kompetensi Dasar.Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat
memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima,
menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya.Dengan
demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang
dipelajari.
Makna terpadu dalam pembelajaran IPA adalah adanya keterkaitan antara berbagai aspek dan
materi yang tertuang dalam Kompetensi Dasar IPA sehingga melahirkan sat atau beberapa
tema pembelajaran. Pembelajaran terpadu juga dapat dikatakan pembelajaran yang
memadukan materi beberapa mata pelajaran atau kajian ilmu dalam satu tema. Keterpaduan
dalam pembelajaran IPA dimaksudkan agar pembelajaran IPA lebih bermakna, efektif, dan
efisien. Pada pendekatan pembelajaran terpadu mata pelajaran IPA, perangkat pembelajaran
disusun dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran
terpadu dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi,
dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Tema dapat
dikembangkan dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang, contohnya banjir,
pemukiman kumuh, potensi pariwisata, IPTEK, mobilitas sosial, modernisasi yang dibahas
dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial.
Pembelajaran IPA berorientasi pada kemampuan aplikatif, pengembangan kemampuan
berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan
bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam. IPA juga ditujukan untuk
pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan
wilayah Nusantara.Melalui pembelajaran IPA terpadu, peserta didik dapat memperoleh
pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan
menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk
dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh (holistik),
bermakna, autentik dan aktif. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru
sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman
belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual akan menjadikan proses
belajar lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) yang relevan akan membentuk skema kognitif, sehingga anak
memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar IPA, serta
kebulatan pandangan tentang kehidupan, dunia nyata dan fenomena alam hanya dapat
direfleksikan melalui pembelajaran terpadu.
Sejumlah konsep yang saling bertautan dalam suatu Kompetensi Dasar, agar
pembelajarannya menghasilkan kompetensi yang utuh, maka konsep-konsep tersebut harus
dipertautkan (connected) dalam pembelajarannya. Pada model connected ini konsep pokok
menjadi materi pembelajaran inti, sedangkan contoh atau terapan konsep yang dikaitkan
berfungsi untuk memperkaya. Dan ada pula yang mengandung konsep saling berkaitan tetapi
tidak beririsan. Untuk menghasilkan kompetensi yang utuh, konsep-konsep harus dikaitkan
dengan suatu tema tertentu hingga menyerupai jaring laba-laba. Model semacam ini disebut
webbed. Karena selalu memerlukan tema pengait, maka model webbed lazim disebut model
tematik.Ada sejumlah KD yang mengandung konsep saling beririsan/tumpang tindih,
sehingga bila dibelajarkan secara terpisah-pisah menjadi tidak efisien. Konsep-konsep
semacam ini memerlukan pembelajaran model integrated atau shared. Pada model integrated,
materi pembelajaran dikemas dari konsep-konsep dalam KD yang sepenuhnya beririsan;
sedangkan pada model shared, konsep-konsep dalam KD yang dibelajarkan tidak sepenuhnya
beririsan, tetapi dimulai dari bagian yang beririsan. Empat model keterpaduan ini dipilih
karena konsep-konsep dalam kompetensi dasar IPA memiliki karakteristik yang berbeda-
beda, sehingga memerlukan model yang sesuai agar memberikan hasil yang optimal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran conected, integrated, dan webbed ?
2. Apa saja langkah-langkah yang harus ditempuh dalam model pembelajaran conected,
integrated dan webbed ?
3. Apa saja tujuan model pembelajaran conected, integrated dan webbed ?
4. Apa manfaat dari model pembelajaran conected,integrated dan webbed?
5. Apa kekurangan dan kelebihan dari model pembelajaran conected, integrated dan
webbed ?

C. Tujuan
Dari uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Dapat memahami pengertian dari model pembelajaran conected, integrated, dan webbed
2. Untuk mengetahui langkah – langkah yang harus ditempuh dari model pembelajaran
conected, integrated, dan webbed
3. Untuk mengetahui tujuan dari model pembelajaran conected, integrated, dan webbed
4. Untuk mengetahui manfaat dari model pembelajaran conected, integrated, dan webbed
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran conected,
integrated, dan webbed

BAB II
ISI
1. PEMBELAJARAN TERPADU MODEL INTEGRATED

A. Pengertian
Perencanaan pebelajaran pada hakikatnya adalah rangkaian isi dan kebutuhan pembelajaran
yang bersipat menyeluruh dan sistematis yang digunakan sebagai pedoman dari guru dalam
mengelola proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran terpadu sangat ditentukan oleh
seberapa jauh pembelajaran terpadu itu direncanakan dan dikemas sesuai dengan kondisi
peserta didik seperti minat, bakat, kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
Model ini merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang
studi, Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan bidang studi dengan cara
menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling
tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi. Pada model ini tema yang berkaitan dan
tumpang tindih merupakan hal terakhir yang ingin dicari dan dipilih oleh guru dalam tahap
perencanaan program. Pertama kali guru menyeleksi konsep-konsep, keterampilan dan sikap
yang diajarkan dalam satu semester dari beberapa bidang studi, selanjutnya dipilih beberapa
konsep, keterampilan, dan sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih
di antara berbagai bidang studi.
Pembelajaran terpadu tipe integrated (keterpaduan) adalah tipe pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan antarbidang studi, menggabungkan bidang studi dengan cara
menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling
tumpang tindih dalam beberapa bidang studi (Fogarty, 1991: 76), Pada tipe ini tema yang
berkaitan dan saling tumpang tindih merupakan hal terakhir yang ingin dicari dan dipilih oleh
guru dalam tahap perencanaan program.
Pada tahap awal guru hendaknya membentuk tim antar bidang studi untuk menyeleksi
konsep-konsep, keterampiian-keterarnpilan, dan sikap-sikap yang akan dibelajarkan dalam
satu semester tertentu untuk beberapa bidang studi, Langkah berikutnya dipilih beberapa
konsep, keterampilan, dan sikap yang mernpunyai keterhubungan yang erat dan tumpang
tindih di antara beberapa bidang studi. Bidang studi yang diintegrasikan misal matematika,
sains (fisika), seni dan bahasa, dan pelajaran sosial.
Fokus pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang
guru kepada siswanya dalam suatu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran
(content).
Keterampilan-keterampilan belajar itu menurut Fogarty (1991: 77), meliputi keterampilan
berpikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisir
(organizing skill).

B. Tujuan dan Manfaat Model Integrated


1. Tujuan
a) Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna
b) Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanfaatkan informasi
c) Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang diperlukan
dalam kehidupan
d) Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi,
serta menghargai pendapat orang lain
e) Meningkatkan minat dalam belajar
f) Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan Kebutuhannya

2. Manfaat
a) Banyak topik yang tertuang di setiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep
dengan yang dipelajari siswa
b) Pada pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memanfaatkan keterampilannya yang
dikembangkan dari mempelajari keterkaitan antar mata pelajaran
c) Pembelajaran terpadu melatih siswa untuk semakin banyak membuat hubungan inter dan
antar mata pelajaran, sehingga siswa mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai
daya pikirnya dan memungkinkan berkembangnya jaringan konsep-konsep
d) Pembelajaran terpadu membantu siswa dapat memecahkan masalah dan berpikir kritis
untuk dapat dikembangkan melalui keterampilan dalam situasi nyata
e) Daya ingat (retensi) terhadap materi yang dipelajari siswa dapat ditingkatkan dengan jalan
memberikan topik-topik dalam berbagai ragam situasi dan berbagai ragam kondisi
f) Dalam pembelajaran terpadu transfer pembelajaran dapat mudah terjadi bila situasi
pembelajaran dekat dengan situasi kehidupan nyata

C. Langkah-Langkah Menyusun Model Integrated


Langkah-langkah pembelajaran model Integrated yaitu :Guru menentukan salah satu tema
dari mata-pelajaran Biologi yang akan
1. dipadukan dengan tema-tema pada mata pelajaran lain, Guru mencari tema-tema dari mata-
pelajaran lain yang memiliki makna yang sama,
2. Guru memadukan tema-tema dari beberapa mata pelajaran yang dikemas menjadi satu
tema besar,
3. Guru menyusun RPP yang terdiri dari gabungan konsep-konsep beberapa mata-pelajaran,
4. Guru menentukan alokasi waktu karena untuk pembelajaran ini biasanya memerlukan
waktu lebih dari satu kali pertemuan.
Sedangkan langkah-langkah  penyusunan (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) RPP
pembelajaran terpadu dapat Anda cermati seperti di bawah ini.  (1) Tahap perencanaan,(2)
Langkah perencanaan (3) Tahap pelaksanaan(4). Tahap penilaian (Winata Putra dan Wahab,
2005).
Adapun langkah dan tahapan dalam pembelajaran terpadu model integreted yaitu:
1. guru merancang program rencana pembelajaran dengan mengadakan penjajakan tema
dengan cara curah pendapat (brain stroming).
2. Tahap pelaksanaan melakukan kegiatan:
3. Proses prengumpulan informasi.
4. Pengelolaan informasi dengan cara analisis komparasi dan sintesis.
5. Penyusunan laporan, dapat dilakukan dengan cara verbal, gravisi, victorial, audio, gerak
dan model.
6.  Tahap kulmunasi dilakukan dengan:
a. Penyajian laporan (tertulius, oral, unjuk kerja, produk).
b. Penilaian meliputi proses dan produk dengan menggunakan prosedur formal dan informal
dengan tekanan pada penilaian produk.

D. Kelebihan dan Kelemahan


Tipe integrated (keterpaduan) memiiiki kelebihan, yaitu :
1. Adanya kemungkinan pemahaman antar bidang studi, karena dengan memfokuskan pada
isi pelajaran, strategi berpikir, keterampilan sosial dan ide-ide penemuan lain, satu pelajaran
dapat mencakup banyak dimensi, sehingga siswa, pembelajaran menjadi semakin diperkaya
dan berkembang.
2. Memotivasi siswa dalam belajar.
3. Tipe terintegrasi juga memberikan perhatian pada berbagai bidang yang penting dalarn
satu saat, tipe ini tidak memerlukan penambahan waktu untuk bekerja dengan guru lain.
Dalam tipe ini, guru tidak perlu megulang kembali materi yang turnpang tindih, sehingga
tercapailah efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

Kekurangan tipe integrated antara lain:


1. Terletak pada guru, yaitu guru harus menguasai konsep, sikap, dan keterampilan yang
diperioritaskan.
2. Penerapannya, yaitu sulitnya menerapkan tipe ini secara penuh.
3. Tipe ini memeriukan tim antar bidang studi, baik dalam perencanaannya maupun
pelaksanaannya.
4. Pengintegrasian kurikulurn dengan konsep-konsep dari masing-masing bidang studi
menuntut adanya sumber belajar yang beraneka ragam

2. PEMBELAJARAN TERPADU MODEL CONECTED

A. Pengertian
Model Keterhubungan ini lahir dari adanya gagasan bahwa sebenarnya dalam setiap mata
pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik, konsep dengan konsep
dapat dikaitkan secara eksplisit. Satu mata pelajaran dapat memfokuskan sub-sub yang saling
berkaitan.
Pembelajaran terpadu model keterhubungan (connected model) menurut Fogarty adalah :
“model focuses on making explicit connections with each subject area, connecting one topic
to the next, connecting one concept to another, connecting a skill to relatied skill, connecting
one day’s work to the next, or even one semester’s ideas to the next”. Pengertian tersebut
menunjukkankan bahwa fokus model connected adalah pada keterkaitan dalam seluruh
bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan,
mengaitkan tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu
semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Model pembalajaran ini menyajikan hubungan yang eksplisit di dalam suatu mata pelajaran
yaitu menghubungkan satu topik dengan topik yang lain, satu konsep ke konsep yang lain,
satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, satu tugas ke satu tugas yang berikutnya.
Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha sadar untuk
menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu.
Bila kita memandang konsep koneksi ini, rincian dari satu disiplin ilmu terfokus kepada
bagian-bagian yang sebenarnya saling berhubungan. Sehingga akan terjadi serangkaian
materi satu menjadi prasarat materi berikutnya atau satu materi mendukung materi
berikutnya, atau materi satu menjadi prasarat atau berhubungan sehingga apa yang dipelajari
menjadikan belajar yang bermakna. Sebagai catatan kaitan antar konsep, topik, atau tema
terjadi hanya pada satu mata pelajaran.
B. Langkah-Langkah (Sintaks) Pembelajaran Terpadu Model Keterhubungan (Connected)
Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu model keterhubungan mengikuti tahap-
tahap pembelajaran yang sudah biasa, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap
evaluasi. Oleh karena itu, sintaks model pembelajaran ini bisa direduksi dari berbagai model
pembelajaran. Dengan demikian, sintaks pembelajaran terpadu bersifat fleksibel dan luwes.
Karena dalam pembelajaran terpadu, sintaksnya dapat diakomodasi dari berbagai model
pembelajaran.
1. Tahap Perencanaan
a) Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang akan
dipadukan
b)   Merumuskan Indikator Hasil Belajar
c) Menentukan langkah-langkah pembelajaran
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Evaluasi

Sementara itu, menurut Prabowo dalam Trianto, langkah-langkah pembelajaran terpadu


model Keterhubungan (connected) adalah sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
a) Menentukan Kompetensi Dasar
b) Menentukan Indikator Menentukan Tujuan Pembelajaran
2. Langkah-Langkah yang ditempuh guru
a) Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai peserta didik. (materi prasyarat)
b) Menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai peserta didik
c) Menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan.
d) Menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan.
e) Menyampaikan pertanyaan kunci.
3. Tahap Pelaksanaan, meliputi
a) Pengelolaan kelas dengan membangi kelas kedalam beberapa kelompok.
b)   Kegiatan proses.
c) Kegiatan pencatatan data.
d) Diskusi secara klasikal
4. Tahap Evaluasi, meliputi :
a) Evaluasi Proses, berupa :
• Ketepatan hasil pengamatan
• Ketepatan dalam menyusun alat dan bahan
• Ketepatan peserta didik saat menganalisis data.
b) Evaluasi Produk
• Penguasaan peserta didik terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
c) Evaluasi Psikomotor
• Kemampuan penguasaan terhadap penggunaan alat ukur.

C. Kelebihan dan kekurangan Model Keterhubungan (Connected)


Beberapa kelebihan dari model terhubung (connected) adalah sebagai berikut :
1. dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah peserta didik
memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu
aspek tertentu.
2. peserta didik dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga
terjadilah proses internalisasi.
3. menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi peserta didik
untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus
menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam memecahkan
masalah.
4. adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh
gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan peserta didik diberi
kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan
secara bertahap.
Hadisubroto, dalam Trianto mengemukakan keunggulan dan kelemahan model
keterhubungan (connected). Keunggulan dari model ini adalah
1. Dengan adanya hubungan atau kaitan antara gagasan di dalam satu bidang studi, peserta
didik-peserta didik mempunyai gambaran yang lebih komprehensif dari beberapa aspek
tertentu mereka pelajari secara lebih mendalam
2. Konsep-konsep kunci dikembangkan dengan waktu yang cukup sehingga lebih dapat
dicerna oleh peserta didik
3. Kaitan-kaitan dengan sejumlah sasaran di dalam satu bidang studi memungkinkan peserta
didik untuk dapat mengkonseptualisasi kembali dan megasimilasi gagasan secara bertahap
4. Pembelajaran terpadu model keterhubungan tidak mengganggu kurikulum yang sedang
berlaku.

Di samping mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai kekurangan sebagai
berikut :
1. masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi, walaupun hubungan dibuat secara eksplisit
antara mata pelajaran (interdisiplin). (Hadisubroto, dalam Trianto)
2. tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja
terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi,
3. memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan
keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
4. model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan
bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.
3. PEMBELAJARAN TERPADU MODEL WEBBED

A. Pengertian
Seperti yang telah sedikit dibahas di atas. Salah satu model pembelajaran menurut Fogarty
yaitu model webbed. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 secara tegas mengatakan
pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada
Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. Penerapan untuk kelas
rendah (1, 2, dan 3) Sekolah Dasar dilakukan dengan pendekatan tematik webbed jaring
labang-laba. Kelas atas (4, 5, dan 6) dengan pendekatan integrated atau terpadu beberapa
mata pelajaran.
Menurut Trianto dalam bukunya Model Pembelajaran Terpadu dalam teori dan Praktek
menyatakan bahwa pembelajaran Model webbed (Model Jaring Laba-laba) adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini
pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan
negoisasi dengan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema
tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memerhatikan kaitannya dengan
bidang-bidang studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktifitas belajar yang harus
dilakukan siswa. Jadi model webbed atau jaring laba- laba terimplementasi melalui
pendekatan tematik sebagai pemandu bahan dan kegiatan pembelajaran. Pendekatan ini
adalah model pembelajaran yang digunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang
cenderung dapat disampailan melalui beberapa bidang study lain. Dalam hubungan ini, tema
dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam mata pelajaran maupun lintas mata
pelajaran.
Model webbed ini menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu
(learning by doing). Oleh karena itu guru perlu mengemas atau merancang pengalaman
belajar yang berkesan agar belajar siswa lebih bermakna. Pengalaman belajar yang
menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.
Selain itu dengan penerapan pembelajaran terpadu model webbed yang menggunakan
pendekatan tematik disekolah dasar, akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan
tahap perkembangan siswa yang masih melihat segala sesuatu dengan satu kesatuan(holistic).
Karakteristik model webbed diantaranya :
1. Berpusat pada siswa
Pendekatan ini lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru
lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu dengan memberikan kemudahan-kemudahan
kepada siswa untuk melakuakan aktivitas belajar.
2. Memberi pengalaman langsung
Dengan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata/konkrit sebagai
dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3. Pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas
Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan
dengan kehidupan siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
Dengan demikian siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini
deperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.
5. Bersifat Fleksibel
Guru dapat mengkaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain,
bahkan mengkaitkan mata pelajaran dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan
sekolah dimana meraka berada.
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat siswa.
7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan.

B. Langkah-Langkah (Sintaks) Pembelajaran Terpadu Model Webbed


Dengan penerapan pembelajaran terpadu model webbed yang menggunakan pendekatan
tematik disekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap
perkembangan siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu kesatuan (holistik).
Langkah untuk membuat rancangan pembelajaran terpadu dengan model jaring laba-laba
yaitu:
a. Mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator setiap bidang pengembangan
untuk masing-masing kelompok usia.
b. Mengidentifikasi tema dan subtema dan memetakannya dalam jaring tema.
c. Mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema
dan subtema.
d. Menentukan kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada indikator
yang akan dicapai dan subtema yang dipilih.
e. Menyusun Rencana Kegiatan Mingguan.
f. Menyusun Rencana Kegiatan Harian.

Pembelajaran terpadu menggunakan model webbed dimulai dengan menentukan tema.


Sebagai contoh tema yang sudah ditentukan bersama adalah “Keluarga”. Dari tema ini
dikembangkan dan dipadukan menjadi sub-sub tema yang ada pada beberapa mata pelajaran,
misalnya :
1. IPA
Standar Kompetensi : mengenal bebagai benda langit dan peristiwa alam (cuaca dan musim)
serta pengaruhnya terhadap kegiatan manusia.
Siswa diajarkan tentang macam-macam benda langit dan peristiwa alam yang terjadi di
sekitar. Dari peristiwa alam tersebut siswa diharapkan dapat menjaga kebersihan rumah.
2. IPS
Standar Kompetensi : mendeskripsikan lingkugan rumah
Siswa diajarkan untuk mendeskripsikan lingkungan rumahnya masing-masing.
3. Matematika
Standar Kompetensi : mengenal bangun datar
Siswa diajarkan tentang bentuk-bentuk bangun datar misalnya, misalnya pintu rumah
berbentuk persegi panjang, jendela berbentuk persegi,
4. Bahasa Indonesia
Standar Kompetensi : memahami teks pendek dengan membaca nyaring.
Siswa membaca teks tentang kehidupan keluarga yang harmonis.

C. Kelebihan dan kekurangan Model Webbed


Kelebihan dari model jaring laba-laba (webbed), meliputi:
1. Penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar;
2. Lebih mudah dilakukan oleh guru yang bbelum berpengalaman;
3. Memudahkan perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema kesemua bidang isi
pelajaran;
4. Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa;
5. Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda
yang terkait.
Keuntungan pendekatan jaring laba-laba untuk mengintegrasikan kurikulum adalah faktor
motivasi sebagai hasil bentuk seleksi tema yang menarik perhatian paling besar, faktor
motivasi siswa juga dapat berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada
minat siswa.

Selain kelebihan yang dimiliki, model webbed juga memiliki beberapa kekurangan antara
lain:
1. Sulit dalam menyeleksi tema;
2. Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal sehingga hal ini hanya berguna secara
artifisial dalam perencanaan kurikulum, sehingga kurang bermanfaat bagi siswa;
3. Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan daripada
pengembangan konsep;
4. Memerlukan keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Model pembelajaran integrated (terpadu) mempunyai ciri khusus yakni memadukan
sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda tetapi inti topiknya sama. Pada model ini
tema yang berkaitan dan tumpang tindih merupakan hal terakhir yang ingin dicari dan dipilih
oleh guru dalam tahap perencanaan program. Pertama kali guru menyeleksi konsep-konsep,
keterampilan dan sikap yang diajarkan dalam satu semester dari beberapa bidang studi,
selanjutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan, dan sikap yang memiliki keterhubungan
yang erat dan tumpang tindih di antara berbagai bidang studi. Pembelajaran terpadu tipe
integrated juga mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya.
2. Model webbed (Model Jaring Laba-laba) adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan tematik. Model webbed ini menekankan pada penerapan konsep belajar sambil
melakukan sesuatu (learning by doing). Model webbed yang menggunakan pendekatan
tematik disekolah dasar, akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap
perkembangan siswa yang masih melihat segala sesuatu dengan satu kesatuan(holistic).
3. Model pembalajaran Conected menyajikan hubungan yang eksplisit di dalam suatu mata
pelajaran yaitu menghubungkan satu topik dengan topik yang lain, satu konsep ke konsep
yang lain, satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, satu tugas ke satu tugas yang
berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Hadisubroto, Tisno. 1998. Buku materi pokok pembelajaran terpadu model 1. Jakarta :
Universitas Terbuka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Indrawati, 2009. Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar, PPPPTK IPA
Siskandar. 2003. Kegiatan belajar mengajar yang efekif. Jakarta : Dekdiknas.
Suparno, P. 1997. Filsafat konstruktivisme dalam pendidikan. Yogyakarta : penerbit Kanisius

Anda mungkin juga menyukai