Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PROYEK

BERFILSAFAT PANCASILA UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKARAKTER

DISUSUN OLEH :

NAMA : NOVIA HANUM


NIM : 4222121002
MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN
DOSEN PENGMAPUH : SUGIANTO,S.Pd, M.A.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat dan
karuniaNya kami sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas proyek dari Dosen Pengampu
Bapak Sugianto S.Pd, M.A dengan mata kuliah Filsafat Pendidikan dengan tepat waktu dan
sebagaimana mestinya.
Saya menyadari bahwa tugas proyek ini tidaklah sempurna, dengan demikian saya
menerima masukan, kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun dan bisa
memperbaiki tugas proyek kami selanjutnya.
Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih kepada para pembaca dan harapannya setelah
membaca makalah ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca. Lebih dan
kurangnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Medan, 20 Oktober 2022

Novia Hanum

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................i

DAFTAR ISI ...............................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................1

1.1 Latar Belakang ......................................................................1


1.2 Tujuan Penulisan ..................................................................1
1.3 Manfaat Penulisan .................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................2

2.1 Masalah yang Timbul Pada Karakter Bangsa .....................................2


2.2 Cara untuk Membangun Bangsa Berkarter..........................................3

BAB III PENUTUP .........................................................................4

3.1 Kesimpulan .........................................................................4


3.2 Saran ................................................................................4

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................5

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila sebagai ideologi negara menjadi pedoman keberlangsungan hidup
baik dalam bernegara, berbangsa, maupun bermasyarakat. Sekalipun ditengah pesatnya
kemajuannya ilmu pengetahuan dan teknologi, Pancasila tetap menjadi dasar Negara. Serta
tetap menjadi pandangan hidup dalam menghadapi tantangan global.
Dalam UU No.12 Tahun 2012 Pasal 1 tentang Pendidikan Tinggi disebutkan bahwa
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dari Undang-undang
di atas dapat dimaknai bahwa pendidikan di Indonesia adalah sebuah proses pembelajaran
yang berupaya untuk tujuan pengembangan potensi diri dan karakter bagi peserta didik. Disini
Sila-sila Pancasila mencerminkan bagaimana seharusnya pendidikan harus dihayati dan
diamalkan menurut sila-sila dalam Pancasila.
Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa,
kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun
berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Menurut
Musfiroh (2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku
(behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter berasal dari bahasa
Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan
nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur,
kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang
yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Pancasila dapat membangun karakter bangsa.
2. Untuk memberikan solusi untuk membangun karakter bangsa di dunia Pendidikan.

1.3 Manfaat Penulisan


1. Sebagai penambahan wawasan terhadap Pancasila

2. Sebagai cara bagaimana membangun karakter dengan pancasila


1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Masalah yang Timbul Pada Karakter Bangsa

Diketahui bahwa dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memang

mempererat hubungan antar negara di dunia, tetapi batasan-batasan yang ada menjadi

seakan tak terlihat. Disisi lain, pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

memperkikis eksistensi nilai-nilai Pancasila dan kebudayaan bangsa Indonesia.

Pengimplementasian nilai-nilai Pancasila dari sila pertama hingga sila kelima dalam

kehidupan mampu mengarahkan bangsa Indonesia menjadi negara yang maju dan

sejahtera. Sehingga dengan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila juga mampu

mengarahkan masyarakat bangsa Indonesia agar mampu menyaring dengan baik dampak-

dampak dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat ini. Hanya saja, jika kembali

melihat kondisi sekarang dalam ruang lingkup generasi muda, banyak terjadi tawuran,

perkelahian, dan pada saat ini masih banyak anak yang berperilaku tidak sesuai dengan

nilai-nilai ideologi pancasila seperti membeda-bedakan teman yang berbeda agama, mau

menang sendiri (egois), memandang rendah teman yang berbeda daerah, tidak mau

bermusyawarah, suka berkelahi dengan teman, tidak mau menghargai hasil karya teman,

dan semena-mena terhadap teman. Hal tersebut menunjukkan rendahnya kualitas

kepribadian generasi muda di Indonesia. Padahal masa depan bangsa Indonesia bergantung

pada bagaimana generasi muda saat ini.

Jika masalah masalah tersebut tidak dapat di atasi maka efek di masa depan pada

anak sekolah yaitu anak tidak dapat menghargai orang lain, sikap anak tidak akan sesuai

dengan nilai pancasila, anak lebih suka membuat kegaduhan seperti tawuran, anak tidak

memiliki sikap disiplin, taat aturan dan selalu mengabaikan segala hal. Sikap yang tidak

sesuai dengan nilai-nilai ideologi pancasila nantinya jika terus dibiarkan dan dianggap
2
biasa lambat laun akan berubah menjadi sesuatu yang umum, serta pada akhirnya nilai-nilai

ideologi pancasila pun benar-benar hanya dipandang sebelah mata, dan esensinya tidak

dipahami serta diserap oleh para generasi muda.

2.2 Cara untuk Membangun Bangsa Berkarter

Cara yang digunakan untuk menanamkan jiwa berkarater terhadap pancasila :

1.Membiasakan diri untuk rajin beribadah dirumah.

Sesuai sila pertama pancasila yang bernilai ketuhanan dimana didalamnya


terdapat tugas untuk menumbuhkan pengetahuan diri mengenai agama. Dalam kasus
memperbaiki karakter hal paling mudah untuk mengajarkannya yaitu memberi orientasi
terkait agama yang dianut dan Tuhan Yang Maha Esa dengan cara beribadah bersama
keluarga dirumah sesuai dengan agamanya. Upaya lain yang diberikan dalam penanaman
sila ke satu yaitu membiasakan diri berdoa terlebih dahulu sebelum dan sesudah aktivitas.
Misalnya berdoa sebelum makan, sesudah makan, sebelum tidur, sesudah tidur, dan
aktifitas lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengunjungi Rumah Saudara Terdekat dengan Rumah

Dalam sila kedua yang mengadung nilai kemanusiaan dapat diterapkan melalui
pengalaman secara nyata saat mengunjungi ke rumah saudara terdekat sebaiknya
menerapkan protokol kesehatan menjadi salah satu cara untuk menanamkan nilai-nilai
ideologi pancasila pada diri sendiri. Dari hal tersebut dapat membuat diri untuk
terbiasa bersilahturahmi sehingga memiliki sikap saling menyayangi, mencintai, dan
menghormati terhadap saudara.

3. Belajar Bersama Teman secara Online maupun Offline

Dalam sila ketiga mengandung arti persatuan. Dimana pada sila ini mengajarkan
untuk selalu hidup rukun dan memaknai kebersamaan serta memahami adanya
perbedaan dan persamaan antara manusia yang satu dengan yang lain Baik dengan
saudara, teman ataupun tetangga. Sehingga cara yang dapat dilakukan dengan bertemu
langsung atau secara online menggunakan zoom meeting, google meet, dan platform
sejenis lainnya yang bisa dimanfaatkan.

4. Memberi diri kesempatan untuk memilih sesuatu sesuai dengan keinginannya

Sila keempat mengandung makna musyawarat atau mufakat.

5.Membiasakan diri menjunjung tinggi keadilan


Sila kelima mengandung arti keadilan. Salah satu cara untuk menanamkan
keadilan yaitu dengan membiasakan diri bersikap adil ke orang lain. Misalnya tidak
membeda-bedakan teman dan mampu bergotongroyong dengan baik. Hal tersebut dapat
membuat diri untuk bersikap adil dalam segala hal.

3
BAB III

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN
Pancasila sebagai ideologi negara menjadi pedoman keberlangsungan hidup baik
dalam bernegara, berbangsa, maupun bermasyarakat. Sekalipun ditengah pesatnya
kemajuannya ilmu pengetahuan dan teknologi, Pancasila tetap menjadi dasar Negara. Serta
tetap menjadi pandangan hidup dalam menghadapi tantangan global.
Adapun cara untuk mengembangkan karakter dengan berfilsafat Pancasila :
Membiasakan diri untuk rajin beribadah dirumah, Mengunjungi Rumah Saudara Terdekat

dengan Rumah, Belajar Bersama Teman secara Online maupun Offline, Memberi diri

kesempatan untuk memilih sesuatu sesuai dengan keinginannya dan ,Membiasakan diri

menjunjung tinggi keadilan

1.2 SARAN
Dari pembahasan di atas, kami berharap semoga tugas proyek ini bermanfaat bagi para

pembaca dan dapat menjadi bahan referensi. Kami mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca agar tugas proyek ini dapat menjadi lebih baik lagi.

4
DAFTAR PUSTAKA

Furnamasari, M. S. F. S. R. D. A. D. Y. F. (2021). Urgensi Penanaman Nilai-Nilai Ideologi Pancasila Pada. Jurnal


Ilmiah Profesi Pendidikan, 6, 3.

Anda mungkin juga menyukai