Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL REKAYASA IDE

“Upaya Pembinaan Moral Dan Kreativitas Remaja Dalam Mempersiapkan


Generasi Muda Yang Mandiri Dan Berkarakter Dimasa Mendatang”

DOSEN PENGAMPU:
Dra. Yusna Melianti, MH

DISUSUN OLEH:
NAMA: JUAN SAMUEL SIMANJUNTAK
KELAS: KIMIA DIK B 2018
NIM: 4183331016
MATA KULIAH: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Jurnal Report
(CJR) untuk pemenuhan tugas dalam mata kuliah PENDIDIKAN PANCASILA.
Dengan tersusunnya tugas ini penulis berharap dapat bermanfaat dalam proses
belajar mengajar tidak hanya untuk penulis tetapi juga para pembacanya selain itu
penulis juga berharap memperoleh nilai yang baik untuk tugas ini.
Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada dosen yang telah membina dan mengarahkan penulis untuk dapat menyelesaikan
tugas ini dengan hasil yang baik dan penulis juga berterima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas ini.
Mengingat bahwa manusia memiliki kelebihan maupun kekurangan dalam
mengerjakan sesuatu hal, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca semua agar bisa lebih baik lagi dalam hal penulisan karya selanjutnya.

Medan, 19 NOVEMBER 2019

Penulis.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pembinaan Moral Dan Kreativitas Remaja ................................................... 3
2.2 Faktor-Faktor Pembinaan Moral dan Kreativitas Remaja ............................................... 4
2.3 Upaya Pembinaan Moral dan Kreativitas Remaja ........................................................... 7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 11


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Abad 21 atau sering disebut zaman global telah berjalan begitu cepat dengan ditandai
lajunya ilmu pengetahuan, teknologi, industri dan informasi. Batas-batas wilayah negara semakin
kabur, sehingga kebiasaan, adat istiadat dan budaya asing masuk ke negara kita hampir tanpa ada
filter. Ini semua jelas akan sangat mempengaruhi kehidupan kita, yang akan membawa dampak
positif, di samping juga banyak dampak yang sangat negatif. Kita memang tidak bisa lari dari
realitas seperti ini. Oleh karena itu, ketakutan menghadapi realitas zaman bukan menjadikan kita
semakin maju, tetapi justru akan membawa manusia semakin tergilas oleh kenyataan zaman.
Modernisasi kehidupan bukan untuk kita hindari, akan tetapi untuk kita hadapi. Ketakutan kita
menghadapi keadaan ini akan menjadi muara ketidamampuan kita untuk menatap masa depan
yang lebih baik. Jadi, kita dituntut untuk mampu menghadapi realitas ini dan mampu berada
ditengah-tengah kehidupan.
Menurut Said Agil Munawar (2002) ada tiga isu sentral menyangkut remaja, yaitu:
Pertama, Musibah dan problematika terbesar bangsa Indonesia ini adalah menyangkut tentang
moralitas dan akhlak bangsa terutama di kalangan remaja. Kedua, Remaja kehilangan figur yang
menjadi dambaannya akhirnya bermuara sulitnya mewujudkan kepribadian remaja. Ketiga,
Informasi global bukan semakin menigkatkan Iman dan Takwa remaja tetapi lebih banyak
menjerumuskan remaja ke jurang kenistaan yang lebih dalam. Disinilah makna pentingnya
membangun remaja generasi penerus kita untuk siap menghadapi berbagai persoalan yang
menghadang, dan tampil sebagai generasi masa depan yang berkualitas dengan sifat, sikap dan
perilaku yang terpuji sehingga sangat dibutuhkan kontribusinya dalam membangun bangsa dan
negara.
Laju perkembangan dan modernisasi serta derasnya arus komunikasi masa berupa
kemudahan-kemudahan dalam kontrak antar suku dan bangsa telah menggoyahkan tata nilai dan
norma-norma. Dalam keadaan demikian remaja sekarang ini cenderung melupakan nilai-nilai
tradisional yang sering disamakan dengan kekolotan dan lebih mudah terpengaruh oleh budaya-
budaya barat.

1
Meskipun selama ini telah dilakukan berbagai upaya serta telah dibuat berbagai pola
pembinaan generasi muda yang sifatnya umum dan seragam, namun dalam era penerapan dan
pendekatannya perlu diperhatikan, bahwa generasi muda tidak merupakan suatu kelompok yang
homogen, tetapi berasal dari masyarakat Indonesia yang sifatnya pluralis. Berdasarkan dari
permasalahan yang dihadapi oleh generasi muda dan permasalahan pada pembangunan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, maka perhatian kita selanjutnya tertuju pada sosok generasi yang
diharapkan dapat mendukung pembangunan.
Generasi muda atau remaja sebagai sumber daya manusia adalah keberhasilan
pembangunan bangsa. Kita bisa menyimak keberhasilan negara-negara maju seperti Amerika,
Jerman dan Jepang dimana kemajuannya banyak ditentukan oleh mutu sumber daya manusianya.
Sumber daya manusia bermutu yang mampu memajukan negaranya adalah manusia yang
berpendidikan, berketerampilan tinggi dan menguasai Iptek. Dengan demikian pendidikan
merupakan kebutuhan mendasar dalam upaya peningkatan mutu sumber daya manusia.
Generasi muda atau remaja yang diharapkan dalam pembangunan dewasa ini sangatlah
penting sebagai generasi penerus bangsa dalam mengisi pembangunan dan kemerdekaan, dengan
jalan mengembangkan bakat dan minat serta karakter remaja untuk mendukung terwujudnya
kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh sebab itu pemakalah tertarik untuk
mengangkat judul rekayasa ide tentang “Upaya Pembinaan Moral dan Kreativitas Remaja Dalam
Mempersiapkan Generasi Muda Yang Mandiri dan Berkarakter Dimasa Mendatang”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pembinaan Moral dan Kreativitas Remaja ?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat pembinaan Moral dan Kreativitas Remaja ?
3. Bagaimana Upaya pembinaan Moral dan Kreativitas Remaja ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pembinaan Moral dan Kreativitas Remaja.
2. Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat pembinaan Moral dan Kreativitas
Remaja.
3. Mengetahui dan memahami pembinaan Moral dan Kreativitas Remaja.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembinaan Moral Dan Kreativitas Remaja


Dalam kehidupan senari-hari kita kerap mendengar istilah pembinaan atau
pengembangan. Misalnya dalam konteks pembinaan anak, pembinaan bahasa, pembinaan
prajurut, atau pembinaan olah raga. Dari istilah ini tampak tersirat bahwa pembinaan adalah
suatu usaha atau kegiatan yang mengarah kepada kebaikan hal yang dibina sehingga diharapkan
menjadi lenih baik. Pembinaan dapat juga berarti poses melakukan kegiatan membina atau
membangun sesuatu, seperti membina bangsa. Dalam pembinaan ini tampak atau identik dalam
perubahan, bergantung obyek yang bina, tentu saja perubahan yang mengacu kepada
peningkatan.
Berkaitan dengan hal di atas dalam kamus besar Bahasa Indonesia (Depdikbud,1990:
589) dijelaskan pembinaan “sebagai proses, perbuatan, atau cara membina”. Arti dapat ditelusuri
dari kata dasar bina yang mendapat prefiks pen-an sufiks-an sehingga menjadi proses, perbuatan,
atau cara. Sementara menurut poerwadarminta, (1984). pembinaan diartikan “pembangnan dan
pembawaan”. Kedua pendapat ini pada hakikatnya tidak berbeda, hanya arti pembinaan itu
sendiri yang bersifat luas, bergantung orientasi dan persepsi yang menafsirkannya. Dengan kata
lain, pembinaan berarti proses, perbuatan, cara membina juga berarti atau berpadanan dengan
pembangunan atau pembawaan.

1. Pengertian Pembinaan Moral Remaja


Istilah moral berasal dari kata Latin “mos” (moris) yang berarti adat istiadat, kebiasaan,
peraturan/nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk
menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Nilai-nilai moral itu,
seperti seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, memelihara ketertiban dan keamanan,
memelihara kebersihan, dan memelihara hak orang lain, serta larangan mencuri, berzina,
membunuh, meminum minuman keras dan berjudi.
Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan
nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya. Jadi Pembinaan moral adalah
suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain atau untuk
mempengruhi sikap dan tingkah laku terkait dengan pembentukan nilai-nilai atau norma pada
seorang individu.
2. Pengertian Pembinaan Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Kreativitas membantu manusia untuk dapat menemukan berbagai alternatif jalan keluar terhadap
masalah yang dihadapi. Tanpa adanya kreativitas, manusia akan sulit berkembang di tengah
keadaan dunia yang serba dinamis. Ketika seseorang memasuki usia remaja, banyak perubahan
yang terjadi dalam dirinya. Remaja mengalami perubahan secara fisik dan psikis.
Perubahan-perubahan tersebut seringkali menimbulkan kegelisahan pada remaja. Remaja
juga mulai dihadapkan pada berbagai keputusan untuk hidupnya. Remaja mengalami masa-masa
yang penuh tuntutan dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, kreativitas sangat dibutuhkan
untuk dapat membantu mereka melakukanpenyelesaian masalah. Kreativitas dapat tumbuh dan
berkembang jika didukung oleh situasi yangkondusif. Beberapa hal eksternal yang
mempengaruhi kreativitas adalah situasi yang kondusif dari lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Kreativitas remaja dapat dikembangkan sesuai dengan minat dan bakatnya serta bentuk
krativitas yang ingin dikembangkan. Pembinaan kretivitas remaja adalah usaha sadar yang
dilakukan oleh orang tua, guru, maupun sahabat yang untuk mengembangkan kemampuan
seorang individu dalam menemukan hal yang baru.

2.2 Faktor-Faktor Pembinaan Moral dan Kreativitas Remaja


1. Faktor Pendukung Pembinaan Moral dan Kreativitas Remaja
 Orang Tua
Hubungan yang baik antara orang tua dengan anak remaja akan membantu interaksi
pembinaan para remaja Karen kedua-duanya saling mengerti, memahami, menanggapi dalam
memecahkan berbagai persoalan secara terbuka. Sikap keterbukaan itulah akan memudahkan
bimbingan moral dan kreativitas pemuda.
Secara tidak langsung, sikap orangtua terhadap remaja, sikap ayah terhadap ibu, atau
sebaliknya, dapat mempengaruhi perkembangan moral remaja, yaitu melalui proses peniruan
(imitasi). Sikap orangtua yang keras (otoriter) cenderung melahirkan sikap disiplin semu,
sedangkan sikap yang acuh tak acuh atau sikap masa bodoh, cenderung mengembangkan sikap
kurang bertanggungjawab dan kurang mempedulikan norma pada diri anak. Sikap yang
sebaiknya dimiliki oleh orangtua adalah sikap kasih saying, keterbukaan, musyawarah (dialogis).
Mengenai kreativitas remaja, para orang tua memberikan kebebasan pada anak remaja
untuk mengembangkan minat dan bakat mereka masing-masing. Tujuan dan motivasi dalam
melaksanakan pembinaan moral dan kreativitas tersebut sebenarnya sederhana sekali, yaitu ingin
memiliki penerus bangsa yang berguna bagi masyarakat dan tidak memiliki rasa ketergantungan
pada orang lain (hidup mandiri). Oleh karenanya, pada umunya orang tua sangat mendorong jika
anak remaja mempunyai bakat sesuai dengan minat mereka, misalnya menari, menyanyi
sambroh, menekuni musik gambus dan sambroh, beternak, menekuni olahraga, dan sebagainya.
Sedangkan dana untuk pembinaan remaja tersebut sepenuhnya berasal dari orang tua masing-
masing atau bisa dikatakan tidak ada karena ini boleh dikatan sebagai habitual action naturally
antara orang tua terhadap anaknya. Sedangkan untuk biaya pembinaan kreativitas remaja
dilakukan dengan cara iuran bersama pada semua anggota dari masing-masing kegiatan yang
ada. Hal ini dilihat dari aspek keluarga yang merupakan pembentukan pribadi anggota keluarga.
Dengan demikian kedudukan keluarga sangat fundamental dan mempunyai peranan yang vital
dalam pembinaan moral dan kreativitas remaja.

 Lingkungan Sekolah
Pesatnya laju era globalisasi dan informasi yang ditandai dengan kemajuan ilmu
tekhnologi dengan ketidak puasan terhadap tatanan kehidupan saat ini yang serba transisi.
Adanya arus reformasi yang tidak pernah menentu ini membuat dampak tersendiri bagi para
remaja dan masyarakat pada umumnya. Pembinaan moral dan kreativitas remaja juga
dilaksanakan melalui lembaga pendidikan dengan cara
1) Dibentuknya organisasi intra sekolah seperti Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R),
Osis, dan Organisasi Keagamaan. Dimana organisasi tersebut menjadi wadah pengajaran
moral terkait nilai-nilai luhur yang baik kepada siswa.
2) Menghimbau kepada para remaja untuk peran aktif mengikuti kegiatan yang diprogram
oleh organisasi yang ada di sekolah tersebut.
3) Pihak sekolah termasuk kepala sekolah beserta pada guru ikut berpartisipasi dan
mendukung secara penuh terhadap wadah-wadah pembinaan remaja di sekolah.
4) Mengadakan acara-acara rutin pada hari-hari besar keagamaan seperti pengajian akbar
dan kebaktian akbar, sehingga moral baik tetap tercipta pada diri para remaja.
Sedangkan untuk pembinaan kreativitas remaja, yang dilakukan melalui unsur lembaga
kependidikan yaitu:
1) Memberikan kebebasan pada para remaja usia sekolah menengah untuk menciptakan
program-program yang ada di organisasi.
2) Memberikan sumbangan sarana dan prasarana untuk pengembangan kreativitas remaja
yang sudah berjalan.
3) Mengadakan pelatihan-pelatihan (short course) di bidang keterampilan dengan
mendatangkan tenaga ahli (expert) bagi para remaja, untuk mencetak generasi muda dan
masyarakat yang terampil dan mandiri.
4) Mendukung adanya kegiatan-kegiatan remaja yang diselenggarakan oleh organisasi intra
sekolah.
5) Mengontrol kegiatan kreativitas para remaja sebagai generasi muda penerus bangsa di

Adapun tujuan dan motivasi dan pembinaan moral dan kreativitas remaja adalah
meningkatkan SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas tinggi dan berakhlak yang baik,
memberikan bekal pendidikan keterampilan yang serba guna agar para remaja nanti dapat hidup
dengan mandiri tanpa adanya ketergantungan kepada orang lain, membina sikap hidup yang
sesuai dengan norma-norma dilingkungan masyarakat, meningkatkan kualitas dan kuantitas para
remaja dari segala sudut pandang kehidupan, dan mencetak generasi muda yang tangguh,
terampil, berakhlak mulia, serta mempunyai intelektual tinggi.

 Lingkungan Masyarakat
Pembinaan moral dan kreativitas remaja sangat di dukung masyarakat karena dengan
adanya kegiatan tersebut para remaja dapat mengembangkan sikap moral, minat, dan bakatnya
sesuai dengan keahliannya masing-masing. Disamping itu, pembinaan kreativitas remaja ini
membawa dampak positif yang begitu besar bagi para generasi muda di desa tersebut, terbukti
dengan semakin meningkatnya kreativitas remaja tersebut. Pembinaan kreativitas remaja yang
dilaksanakan oleh masyarakat yaitu melalui kegiatan latihan keterampilan baik dibidang seni
maupun olah raga. Sedangkan tujuan dan motivasi diadakannya pembinaan moral dan kreativitas
remaja adalah terwujudnya pemuda yang tetap berpegang teguh pada agama yang dianutnya
yang mereka pelajari, mencetak kader-kader yang berpendidikan dan berbudi luhur, dinamis, dan
kreatif, serta berketerampilan, dan menjadikan generasi muda yang berakhlak mulia atau
bermoral baik dan mandiri.
2. Faktor-Faktor Penghambat Pembinaan Moral dan Kreativitas Remaja
 Orang tua
Hambatan internal yang ditemui dalam pembinaan moral dan kreativitas remaja, yaitu:
1) Pengetahuan yang dimiliki remaja lebih banyak dari pada orang tua, sehingga nasehat
orang tua kadang-kadang dianggap dongeng belaka.
2) Tingkat keadaan para remaja akan hari depan tidak sama, sehingga menyebabkan
langkah-langkah yang telah dilakukan dengan benar kadang-kadang menyimpang.
3) Sulitnya mengetahui kemampuan remaja yang masih terpendam karena sifat anak remaja
yang kadang-kadang cenderung pasif (pemalu).

Sedangkan hambatan eksternal yang di jumpai dalam pembinaan moral dan kreativitas
remaja dari keluarga yaitu arus globalisasi dan reformasi media massa dan elektronika sehingga
mudah ditiru oleh oleh para remaja, kurang adanya pengawasan orang tua dalam memfilter
informasi yang diperoleh remaja dari media masa dan internet.

 Lingkungan Sekolah
Hambatan internal adalah tingginya emosi dan gejolak remaja tersebut sehingga pemuda
merasa lebih tahu atau mengerti dari pada aparatur sekolah seperti guru, adanya sifat jenuh yang
kadang-kadang muncul pada diri pemuda sehingga mereka kurang terarah, dan remaja kadang
meremehkan himbauan dari guru sehingga mereka kadang ketinggalan informasi yang terkini.
Sedangkan hambatan eksternalnya adalah beberapa sekolah masih dijumpai sarana dan
prasarana yang kurang memadai dan belum adanya organisasi siswa dan aula untuk pertemuan
pemuda, sumber dana yang sangat minim untuk menunjang kegiatan remaja, dan kurangnya
kesadaran pihak sekolah yang kadang-kadang mengabaikan tugas yang telah deprogramkan
untuk siswa.

2.3 Upaya Pembinaan Moral dan Kreativitas Remaja


Pembinaan moral dan kreativitas remaja dapat dilakukan oleh remaja itu sendiri, orang
tua, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolahnya. Dimana lingkungan tersebut merupakan
faktor utama yang mempengaruhi pembentukan moral maupun pengembangan kreativitas
remaja. Berikut pembinaan moral dan kreativitas remaja untuk generasi yang mandiri dan
berkarakter.
1. Upaya Orang Tua Dalam Pembinaan Moral dan Kreativitas Remaja
Upaya yang dilakukan orang tua dalam peningkatan pembinaan moral dan kreativitas
remaja adalah orang tua hendaknya selalu mengusahakan adanya waktu untuk bertemu dan
berdialog terhadap seluruh anggota keluarganya untuk bertukar pikiran dan membuka
kesempatan anak-anaknya untuk mengemukakan masalahnya, orang tua hendaknya lebih banyak
memberikan perhatian dan kasih saying secara langsung kepada putra-putrinya, dan
mengupayakan adanya wadah dan sarana konsultasi terhadap problematika remaja bagi para
orang tua, sehingga orang tua akan mengetahui problem yang terjadi pada anak/ remaja.

2. Upaya Lingkungan Sekolah Dalam Pembinaan Moral dan Kreativitas Remaja


Upaya yang dapat dilakukan sekolah terhadap pembinaan moral dan kreativitas remaja
yaitu menjelaskan nilai-nilai moral agama, etika sosial, dan asas tertib hukum bahwa cinta kasih
yang diajarkan pada setiap matapelajaran, mengadakan rapat bersama sebulan sekali secara rutin
dalam rangka untuk membahas berbagai macam persoalan yang dihadapi dalam pembinaan
moral dan kreativitas remaja terkait kegiatan organisasi, mengupayakan adanya sarana dan
prasarana kegiatan yang lebih lengkap, dan memberlakukan anggaran yang telah di tetapkan
bersama untuk pelaksanaan berbagai macam kegiatan yang mampu mendukung perkembangan
moral dan kreativitas siswa.

3. Upaya Lingkungan Masyarakat Dalam Pembinaan Moral dan Kreativitas Remaja


Upaya yang dilakukan oleh lingkungan masyarakat dalam pembinaan moral dan
kreativitas remaja adalah tetap mendorong dan memberikan kesempatan pada para remaja untuk
tetap menuntut ilmu, tetap dibina kesadaran moral, mental, dan sosial mereka secara mendasar
dan berkesinambungan, memusatkan kegiatan keagamaan pada musholla, masjid, gereja, dan di
rumah-rumah masyarakat, dan menyiasati penarikan iuran dengan mengumpulkannya ketika
musim panen tiba demi kepentingan para remaja dan semua masyarakat pada umumnya.
Selain itu juga dapat dilakukan dengan memberikan pengertian terhadap permasalahan
remja dengan cara memberikan wawasan dan pandangan yang lebih rasional/ilmiah,
berkonsultasilah dengan tokoh masyarakat apabila terjadi suatu permasalahan yang sulit di
pecahkan, mengusahakan tempat yang bergantian dalam melaksanakan kegiatan, memperbanyak
komparasi yang sehat dengan orgnisasi lain, dan mengadakan tabungan bulanan dan simpan
pinjam bagi para anggotanya untuk modal usaha dan pengembangan kreativitas remaja.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab II, maka dapat disimpulkan bahwa :
 Pembinaan moral dan kreativitas remaja adalah suatu proses pembentukan dan
pengembangan moral dan kreativitas seorang individu yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor dan kemudian membentuk suatu nilai, norma dan inovasi yang progresif.
 Faktor yang mempengaruhi pembinaan moral dan kreativitas remaja terdiri atas faktor
pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung pembinaan moral dan kreativitas
remaja adalah faktor orang tua sebagai lingkungan terdekat yang berperan aktif dalam
membentuk dan mengarahkan pembinaan moral dan kreativitas remaja, faktor
lingkungan sekolah sebagai wadah yang menyediakan sarana dan prasarana pendukung
dalam pembinaan moral dan kreativitas remaja/siswanya, dan faktor lingkungan
masyarakat atau lingkungan tempat tinggal yang berperan dalam memfasilitasi adanya
kegiatan dan pelatihan terkait pembinaan moral dan kreativitas remaja. Sedangkan faktor
penghambat terdiri atas orang tua, yaitu kurangnya arahan dan perhatian orang tua
terhadap anak akan menghambat perkembangan moral dan kreativitas remaja. Faktor
penghambat lainnya yaitu lingkungan sekolah yang tidak mempunyai sarana dan
prasarana yang lengkap dalam memfasilitasi berbagai kegiatan terkait pembinaan moral
dan kreativitas remaja.
 Upaya yang dapat dilakukan dalam pembinaan moral dan kreativitas remaja yaitu terdiri
atas (1) upaya orang tua, yaitu dalam menngarahkan dan membentuk moral dan
kreativitas remaja, (2) Upaya sekolah, yaitu dalam mengajarkan moral yang baik kepada
remaja, dan memberikan sarana dan prasana pembinaan moral dan kreativitas
remaja/siswanya, (3) Upaya lingkungan masyarakat, yaitu sebagai pemberi dorongan dan
dukungan terhadap berbagai kegiatan dan acara yang dilakukan remaja dilingkungan
masyarakat terkait kegiatan yang membina moral dan kreativitas remaja.
3.2 Saran
Dewasa ini akibat modernisasi dan globalisai pengaruh kebudayaan asing yang tidak baik
dengan mudahnya masuk dan merusak para remaja, sehingga banyak penyimpangan yang terjadi
dalam perkembangan moral remaja. Oleh sebab itu saya menyarankan kepada pembaca, terutama
orang tua agar selalu mengawasi anaknya baik dalam lingkungan bermainnya maupun dalam
lingkungan sekolahnya. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya penyimpangan pada remaja.
DAFTAR PUSTAKA

Singgih Gunarsa. (2004). Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia
Tim Pustaka Familia. (2006). Konsep Diri Positif, Menentukan Prestasi Anak. Yogyakarta:
Kanisius.
Singgih Gunarsa. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.
Syamsu Yusuf. (2002). Psikologi Belajar Agama. Bandung: Maestro.

Anda mungkin juga menyukai