Anda di halaman 1dari 36

PGSD(Pendidikan Guru Sekolah SD)

YAYASAN AL-IMAN PADANG SIDEMPUAN

(IPTS)INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN 2022

RISET MINI

ANALISIS PEMBELAJARAN KARAKTER DI SD

NEGERI 200305 PADANG SIDEMPUAN

DOSEN PENGAMPUH: Dr.Zulfadli M.Pd

Disusun oleh:

NAMA: Lamroganda Valentino Purba (22140085)

PRODI: PGSD

KELAS: 1-A

MATA KULIAH: Pendidikan Karakter


KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat karunia,serta taufik dan hidayahnya lah penulis dapat menyelesaikan tugas

laporan riset mini ini.Dan juga tidak lupa saya berterimakasih kepada dosen mata

kuliah Pendidikan Karakter. Penulis sangat berharap tugas laporan riset mini

dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita.Penulis

juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan-

kekurangan dan jauh dari apa dari penulis harapkan.Untuk itu,penulis berharapnya

adanya kritik,saran dan usulan demi perbaikan dimasa yang akan

datang,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang

membangun.

Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun membacanya.

Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna dengan bagi penulis

sendiri maupun bagi orang yang membacanya.Sebelumnya penulis mohon maaf

apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon

kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Padang Sidempuan,16 Desember 2022

Lamroganda Valentino Purba


NIM:22140085
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..............................................................................3

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakikat Karakter.................................................................................5

B. Hakikat Pembelajaran Karakter.......................................................14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu............................................................................20

B. Instrumen Penelitian..........................................................................20

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Strategi/Metode Pembelajaran Karakter di SD.................................23

B. Faktor-Faktor Penghambat Pembelajaran Karakter di SD................26

C. Bentuk-Bentuk Karakter yang Ditampilkan Siswa di Sekolah.........27

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................29

B. Saran.................................................................................................30
BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia adalah makhluk hidup yang sempurna yang berbeda dengan

ciptaan Tuhan yang lainnya.Manusia memiliki karakter yang diciptakan Tuhan

Yang Maha Esa.Pendidikan Karakter waktu ini penting untuk generasi muda

sebab generasi muda menjadi tolak ukur keberhasilan bangsa.Penerus bangsa

diharapkan generasi muda dapat memberikan sikap baik maupun tingkah

lakunya.Generasi muda juga harus pintar dan cerdas secara moralnya.

Seharusnya Pendidikan Karakter bukan untuk generasi muda saja,tapi

seluruh Warga Negara indonesia juga membutuhkan Pendidikan

Karakter.Pemerintah pusat melalui Kementrian Pendidikan sejak tahun 2010 yang

dimana sejak sekolah dapat menanamkan dan menerapkan nilai-nilai karakter

bangsa.Supaya memperoleh hal tersebut usaha yang dapat dilakukan melalui

pembinaan pemeliharaan dan pengembangan karakter anak SD.Menurut Undang-

Undang No.20 Tahun 2003 Tentang sistem menyebutkan bahwa Pendidikan

Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk Karakter serta

peradaban bangsa dan bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa.Berkembangnya potensi peserta didik untuk menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak

mulia,sehat,berilmu,kreatif,mandiri,dan bertanggung jawab.

Tujuan dan fungsi Pendidikan menurut saya ini sudah sangat baik,akan

tetapi dalam realitanya masih banyak generasi muda yang kurang berkarakter dan
rendahnya moral yang dimiliki oleh generasi penerus bangsa.Pendidikan karakter

merupakan proses penularan nilai-nilai luhur bangsa yang dilakukan dengan cara

membangun logika,akhlak dan keimanan.Pendidikan yang baik adalah Pendidikan

yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter yang diharapkan oleh

bangsa dan negara untuk mempersiapkan mutu dari siswa dan siswi yang baik

dalam segi karakter.Pembentukan dari karakter seseorang sangat terpatok di

sekolah dasar,sehingga Pendidikan di sekolah dasar tidak bisa

diremehkan.Permasalahan yang sering dihadapi adalah permsalahan dari ciri

karakter seseorang dimana sering terjadi tindak kekerasan terhadap

masyarakat,seperti murid melakukan yang selalu melakukan tindakan-tindakan

yang tidak senonoh seperti pergaulan bebas,kurangnya kesopanan terhadap orang

yang lebih tua

Seperti pendapat dari para ahli T.Ramli”Pendidikan karakter adalah

Pendidikan yang mengedepankan esensi dan makna terhadap moral dan

akhlak,sehingga hal tersebut akan mampu membentuk pribadi peserta didik yang

baik.Dan pendapat Thomas Lickona”Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang

sengaja untuk membantu seseorang sehingga dapat

memahami,memperhatikan,dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.Memperkuat

didik melalui harmonisasi olah hati,olah rasa,olah pikir dan olah raga dengan

pelibatan dan kerjasama antara satuan pendidikan,keluarga dan masyarakat

sebagai dari Gerakan Nasional Revolusi Mental(GNRM).Dimana gerakan ini

terintegrasi dalam PPK merupakan perubahan dari cara berpikir bersikap dan

bertindak menjadi lebih baik.Adapun nilai-nilai yang tertanam dalam Penguatan

Pendidikan Karakter(PPK) ialah Religius,Nasionalis,Mandiri,Gotong-


Royong,Integrasi.Pembentukan karakter merupakan sesuatu yang tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan,oleh karena itu diperlukan kepedulian oleh berbagai

pihak,baik oleh pemerintah,masyarakat,keluarga dan maupun sekolah.

Kondisi ini akan terbangun jika semua pihak memiliki kesadaran bersama

dalam Pendidikan karakter.Pendidikan karakter harus menyertai semua aspek

kehidupan termasuk di Lembaga Pendidikan.Idealnya pembentukan Pendidikan

karakter diintegrasikan ke seluruh aspek kehidupan,termasuk kehidupan di

sekolah.Masing-masing sekolah bebas memprioritaskan nilai mana yang akan

dikembangkan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan lingkungan

sekitarnya.Religius berkenan dengan perilaku dan sikap yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yang dianut serta toleransi terhadap pemeluk agama

lain.Berdasarkan permasalahan latar belakang diatas maka penulis mengangkat

judul”Analisis Pembelajaran Karakter di SD”.Dengan Analisis yang telah saya

teliti di SD Negeri 200305 saya mendapatkan karakter siswa yang berbeda-beda.

B.PERMASALAHAN

1.Bagaimana cara menanamkan siswa dan siswi di SD Negeri 200305 Padang

Sidempuan?

2.Bagaimana cara mengatasi karakter siswa di SD Negeri 200305 Padang

Sidempuan?

3.Bagaimana usaha guru di SD Negeri 200305 Padang Sidempuan dalam

membangun karakter siswa/siswi?

4.Tindakan apa yang dilakukan guru di SD Negeri 200305 Padang Sidempuan

dalam mengatasi murid yang bandel atau tidak baik?


5.Jelaskan hakikat karakter menurut para ahli?

6.Jelaskan faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan karakter?


BAB II
KAJIAN TEORI

A.HAKIKAT KARAKTER

1.Pengertian Karakter

Menurut Michael Novak karakter merupakan”campuran kompatibel dari

seluruh kebaikan yang di indentifikasikan oleh religius,cerita sastra,kaum

bijaksana,dan kumpulan orang berakal sehat yang ada dalam sejarah”.Sementara

itu,menurut Masnur Muslic menyatakan bahwa karakter merupakan nilai-nilai

prilaku manusia yang berhubungan dengan TYME,diri sendiri,sesama

manusia,lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam

pikiran,sikap,perasaan,perkataan,dan perbuatan berdasarkan 1


norma –norma

agama,hukum,tata krama,budaya,dan adat istiadat.Selanjutnya,Muchlas Samani

berpendapat bahwa karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun

pribadi seseorang,terbentuk baik karena pengaruh herebitas maupun pengaruh

lingkungan,yang membedakan nya dengan orang lain,serta diwujudkan dalam

sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.Pendapaat senada juga

disampaikan oleh Agus Wibowo,bahwa karakter adalah cara berpikir dan

berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan

bekerjasama,baik dalam lingkup keluarga,masyarakat,bangsa dan negara.

1
Lickona, Thomas. Mendidik Untuk Membentuk Karakter: BagaimanaSekolah dapat
Memberikan Pendidikan Sikap Hormat dan Bertanggung Jawab. (Penerjemah: Juma Abdu
Wamaungo. Jakarta: Bumi Aksara. 2012), h. 81
2
Masnur Muslich. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan KrisisMultidimensional.
(Jakarta: Bumi Aksara. 2011), h.84
3
Muchlas Samani & Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2011), h.43
4
Agus Wibowo. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun KarakterBangsa Berperadaban.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2012), h.33
Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu.Ciri

khas tersebut asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu

tersebut,dan merupakan mesin yang mendorong bagaimana seseorang

bertindak,bersikap,berujur,dan merespon sesuatu.Selanjutnya menurut Maksudin2

yang dimaksud karakter adalah ciri khas setiap individu berkenaan dengan jati

dirinya(daya qalbu),yang merupakan saripati kualitas batiniah/rohaniah,cara

berpikir,cara berperilaku(sikap dan perbuatan lahiriah) hidup seseorang dan

bekerjasama baik dalam keluarga,masyarakat bangsa dan negara.

2.Komponen-Komponen Karakter Yang Baik

Ada 3 komponen karakter yang baik (components of good character) yang

dikemukakan oleh Lickona sebagai berikut:

a.Pengetahuan Moral

Merupakan hal yang penting untuk diajarkan.Ke enam aspek berikut ini

merupakan aspek yang menonjol sebagai tujuan pendidikan karakter yang di

inginkan.

1. Kesadaran Moral

Aspek pertama dari kesadaran moral adalah menggunakan pikiran mereka

untuk melihat suatu situasi yang memerlukan penilaian moral dan

kemudian untuk menuturkan dengan cermat tentang apa yang dimaksud

dengan arah tindakan yang benar.

2 5
Jamal Ma’mur Asmani. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakterdi Sekolah.
(Yogyakarta: Diva Press. 2011), h.23
6
Maksudin.PendidikanKarakterNon-Dikotomik (Yogyakarta:Pustaka Pelajar.2013), h.3
7
Lickona, Thomas. Mendidik Untuk Membentuk Karakter: BagaimanaSekolah dapat
Memberikan Pendidikan Sikap Hormat dan Bertanggung Jawab. (Penerjemah: Juma Abdu
Wamaungo. Jakarta: Bumi Aksara. 2012), h. 85-100
2. Pengetahuan Nilai Moral

Nilai-nilai moral seperti menghargai kehidupan dan

kemerdekaan,tanggung jawab terhadap orang

lain,kejujuran,keadilan,toleransi,penghormatan, disiplin

dir,integrasi,kebaikan belas kasihan dan dorongan atau dukungan

mendefenisikan seluruh cara tentanh menjadi pribadi yang baik.

3. Penentuan perspektif

Pentuan persepektif merupakan kemampuan untuk mengambil surut

pandang orang lain,melihat situasi sebagaimana adanya ,membayangkan

bagaimana mereka akan berpikir,bereaksi,dan merasakan masalah yang

ada hal ini merupakan prasyarat bagi penilaian moral.

4. Pemikiran Moral

Pemikiran moral melibatkan pemahaman apa yang dimasksud dengan

moral dan mengapa harus aspek moral.Seiring anak –anak

mengembangkan pemikiran moral mereka dan rised yang ada menyatakan

bahwa pertumbuhan bersifat gradual ,mereka mempelajari apa yang di

anggap sebagai pemikiran moral yang baik dan apa yang tidak di anggap

sebagai pemikiran moral yang baik karna melakukan suatu hal.

5. Pengambilan Keputusan

Mampu memikirkan seseorang yang bertindak melalui permasalahn moral

dengan cara ini merupakan keahlian pengambilan keputusan reflektif.

6. Pengetahuan Pribadi
Mengetahui diri sendiri merupakan jenis pengetahuan moral yang paling sulit

untuk diperoleh,namun hal ini bagi pengembangan karakter.

b.Perasaan Moral

Sifat emosional karakter telah diabaikan dalam pembahasan Pendidikan

moral,namun disini sangatlah penting hanya mengetahui apa yang benar bukan

mer

upakan jaminan di dalam hal melakukan tindakan yang baik

1) Hati Nurani

Hati Nurani memiliki empat sisi yaiyu sisi kongnitif untuk mengetahui

apa yang benar dan isi emosional untuk merasa berkewajiban untuk

melakukan apa yang benar. Hati nurani yang dewasa mengikutsertakan,

di samping pemahaman terhadap kewajiban moral, kemampuan untuk

merasa bersalah yang membangun. Bagi orang-orang dengan hati nurani,

moralitas itu perlu diperhitungkan.

2) Harga Diri

Harga diri yang tinggi dengan sendirinya tidak menjamin karakter yang

baik. Tantangan sebagai pendidik adalah membantu orang-orang muda

mengembangkan harga diri berdasarkan pada nilai-nilai seperti tanggung

jawab, kejujuran, dan kebaikan serta berdasarkan pada keyakinan

kemampuan diri mereka sendiri demi kebaikan.

3) Empati

Empati merupakan identifikasi dengan atau pengalaman yang seolah-olah

terjadi dalam keadaan orang lain. Empati memungkinkan seseorang


keluar dari dirinya sendiri dan masuk ke dalam diri orang lain. Hal

tersebut merupakan sisi emosional penentuan pesrpektif.

4) Mencintai Hal yang Baik

Bentuk karakter yang tertinggi mengikutsertakan sifat yang benar-benar

tertarik pada hal yang baik. Ketika orang-orang mencintai hal yang baik,

mereka senang melakukan hal yang baik. Mereka memiliki moralitas

keinginan, bukan hanya moral tugas.

5) Kendali Diri

Emosi dapat menjadi alasan yang berlebihan. Itulah alasannya mengapa

kendali diri merupakan kebaikan moral yang diperlukan. Kendali diri

juga diperlukan untuk menahan diri agar tidak memanjakan diri sendiri.

6) Kerendahan Hati

Kerendahan hati merupakan kebakan moral yang diabaikan namun

merupakan bagian yang esensial dari karakter yang baik. kerendahan hati

merupakan sisi afektif pengetahuan pribadi.Kerendahan hati juga

membantu seseorang mengatasi kesombongan dan pelindungan yang

terbaik terhadap perbuatan jahat

c. Tindakan Moral

Tindakan moral merupakan hasil atau outcome dari dua bagian karakter

lainnya. Apabila orang-orang memiliki kualitas moral kecerdasan dan emosi maka

mereka mungkin melakukan apa yang mereka ketahui dan mereka rasa benar.

Tindakan moral terdiri dari beberapa aspek sebagai berikut.

1) Kompetensi
Kompetensi moral memiliki kemampuan untuk mengubah penilaian dan

perasaan moral ke dalam tindakan moral yang efektif. Kompetensi juga

bermain dalam situasi moral lainnya. Untuk membantu orang lain yang

mengalami kesusahan, seseorang harus mampu merasakan dan

melaksanakan rencana tindakan.

2) Keinginan

Pilihan yang benar dalam situasi moral biasanya merupakan pilihan yang

sulit.Menjadi orang baik sering memerlukan Tindakan keinginan yang

baik,suatu penggerakan energi moral untuk melakukan apa yang seseorang

pikirkan harus dilakukan.Keinginan berada pada inti dorongan moral.

3) Kebiasaan

Dalam situasi yang besar, pelaksanaan tindakan moral memperoleh

manfaat dari kebiasaan. Seseorang sering melakukan hal yang baik karena

dorongan kebiasaan. Sebagai bagian dari pendidikan moral, anak-anak

memerlukan banyak kesempatan untuk mengembangkan kebiasaan yang

baik, banyak praktik dalam hal menjadi orang yang baik. Hal ini berarti

pengalaman yang diulangi dalam melakukan apa yang membantu, apa

yang ramah, dan apa yang adil.Seseorang yang mempunyai karakter yang

baik memiliki pengetahuan,moral perasaan moral,dan tindakan moral yang

bekerja sama secara sinergis.Pendidikan karakter hendaknya mampu

membuat peserta didik untuk berperilaku baik sehingga akan menjadi

kebiasaan dalam kehidupan sehari hari

3. Nilai-Nilai Karakter yang Harus Ditanamkan


Nilai-nilai karakter dan budaya bangsa berasal dari teori-teori pendidikan,

psikologi pendidikan, nilai-nilai sosial budaya, ajaran agama, Pancasila dan UUD

1945, dan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta

pengalaman terbaik dan praktek nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Kemendiknas mengidentifikasi ada 18 nilai untuk pendidikan budaya dan karakter

bangsa sebagai berikut ini:

a.Religius:sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang

dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun

dengan pemeluk agama lain.

b.Jujur: perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang

yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.

c.Toleransi: sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

d.Disiplin: tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

e.Kerja Keras: perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan

sebaik-baiknya.

f. Kreatif: berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil

baru dari apa yang telah dimiliki. 3

g.Mandiri: sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas.


3 8
Zubaedi. Desain Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasinya dalamLembaga Pendidikan.
(Jakarta: Kencana. 2011), h.12
9
Agus Wibowo. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun KarakterBangsa Berperadaban.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2012), h. 43-44
h.Demokratis: cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan

kewajiban dirinya dan orang lain.

i.Rasa Ingin Tahu: sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

j.Semangat Kebangsaan: cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

k.Cinta Tanah Air: cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan

fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.

l.Menghargai Prestasi: sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, dan

menghormati keberhasilan orang lain.

m.Bersahabat dan Komunikatif: tindakan yang memperlihatkan rasa senang

berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.

n.Cinta Damai: sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain

merasa senang dan aman atas kehadirannya.

o.Gemar Membaca: kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai

bacaan yang memberikan kebajikan baginya.

p.Peduli Lingkungan: sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya

untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

q Peduli Sosial: sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan bagi orang

lain dan masyarakat yang membutuhkan.


r.Tanggung jawab: sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,

lingkungan alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Sementara itu, Ratna Megawangi berpendapat bahwa terdapat 9 pilar karakter

yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu:

a. Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya,

b. Kemandirian dan tanggungjawab,

c. Kejujuran atau amanah,

d. Hormat dan santun,

e. Dermawan, suka tolong menolong dan gotong royong atau kerjasama,

f. Percaya diri dan pekerja keras,

g. Kepemimpinan dan keadilan,

h. Baik dan rendah hati, dan

i. Toleransi, kedamaian, dan kesatuan.4

B.HAKIKAT PEMBELAJARAN di SD

1.Pengertian Hakikat Karakter

Suyanto mengemukakan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan budi

pekerti plus, yaitu melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling),

dan tindakan (action).Sementara itu, Masnur Muslich menyatakan bahwa

pendidikan karakter adalah suatu sistem pemahaman nilai-nilai karakter kepada

warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan

tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang

4 10
17Jamal Ma’mur Asmani. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakterdi Sekolah.
(Yogyakarta: Diva Press. 2011), h.51
Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga

menjadi manusia insan kamil.Selanjutnya Bagus Mustakim menyatakan bahwa

pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai suatu proses internalisasi sifat-sifat

utama yang menjadi ciri khusus dalam suatu masyarakat ke dalam diri peserta

didik sehingga dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa sesuai

dengan nilai-nilai budaya masyarakat setempat.

Sependapat dengan Bagus Mustakim, menurut Dony Kusuma pendidikan

karakter merupakan dinamika pengembangan kemampuan yang berkesinambugan

dalam diri manusia untuk mengadakan internalisasi nilai-nilai sehingga

menghasilkan disposisi aktif, stabil dalam diri individu.Sri Judiani juga

mengemukakan bahwa pendidikan karakter ialah pendidikan yang

mengembangkan nilai-nilai karakter pada peserta didik sehingga mereka memiliki

nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam

kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius,

nasionalis, produktif,dan kreatif.Senada dengan pendapat Sri Judiani, Agus

Wibowo mengemukakan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang


5
menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada anak didik,

sehingga mereka memiliki karakter luhur itu, menerapkan dan mempraktikkan

dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat dan

warga Negara. Pendapat senada juga disampaikan oleh Mardiatmadja bahwa

pendidikan nila moral (karakter) adalah merupakan bantuan terhadap peserta didik
5 11
Agus Wibowo. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun KarakterBangsa Berperadaban.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2012), h. 36
12
Bagus Mustakim. Pendidikan Karakter: Membangun Delapan KarakterEmas Indonesia
Menuju Indonesia Bermartabat.(Yogyakarta: SamudraBiru. 2011), h. 29
13
25Zubaedi. Desain Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasinya dalamLembaga
Pendidikan. (Jakarta: Kencana. 2011), h. 19
14
Muhammad Fadlillah dan Lilif Mualifatu Khorida.Pendidikan KarakterAnak Usia Dini:
Konsep & Aplikasinya dalam PAUD. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2013), h. 23
agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkan secara integral

dalam keseluruhan hidupnya.

2.Tujuan Pendidikan Karakter

Menurut Dharma Kesuma, tujuan pendidikan karakter, khususnya dalam

setting sekolah, diantaranya sebagai berikut:

a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap

penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian atau kepemilikan peserta

didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.

b. Mengoreksi periaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai

yang dikembangkan oleh sekolah.

c. Membangun koneksi yang harmonis dengan keluarga dan masyarakat

dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

Sementara itu, menurut Pupuh Fathurrohman pendidikan karakter secara khusus

bertujuan untuk:

a. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan

sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi karakter bangsa yang religius.

b. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai

manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai karakter dan karakter

bangsa.

c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik sebagai

generasi penerus bangsa.


d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang

mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan.

e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan

belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan

rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan karakter adalah untuk

membentuk karaketer peserta didik yang beradab sehingga nilai-nilai karakter

tersebut diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter

Zubaedi berpendapat bahwa terdapat beberapa faktor yang berasal dari dalam

diri seseorang yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter sebagai

berikut:

a. Insting (Naluri)

Aneka corak refleksi sikap, tindakan, dan perbuatan manusia dimotivasi oleh

potensi kehendak yang dimotori oleh insting seseorang. Insting merupakan


6
seperangkat tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Insting berfungsi sebagai

motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku. Dengan potensi

naluri itulah manusia dapat memproduk aneka corak perilaku sesuai pola dengan

corak instingnya.

b. Adat/Kebiasaan

Adat/kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang

dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi

6 15
Zubaedi. Desain Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasinya dalamLembaga Pendidikan.
(Jakarta: Kencana. 2011), h. 177-184
kebiasaan, seperti berpakaian, makan, tidur, dan olahraga. Pada perkembangan

selanjutnya suatu perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dan telah menjadi

kebiasaan, akan dikerjakan dalam waktu singkat, dengan sedikit waktu dan

perhatian.

c. Keturunan

Secara langsung atau tidak langsung keturunan sangat memengaruhi

pembentukan karakter atau sikap seseorang. Sifat-sifat asasi anak merupakan

pantulan sifat-sifat asasi orang tuanya. Peranan keturunan, sekalipun tidak mutlak,

dikenal pada setiap suku, bangsa dan daerah.

d. Lingkungan

Salah satu aspek yang turut memberikan saham dalam terbentuknya corak

sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor lingkungan di mana seseorang

berada. Lingkungan terdiari dari dua macam, yaitu lingkungan alam dan

lingkungan pergaulan.

Selain itu, Zubaedi juga mengungkapkan beberapa faktor yang memengaruhi

keberhasilan pendidikan karakter yang berasal dari luar diri seseorang.

Diantaranya yaitu:

a. Peran Keluarga dalam Pendidikan Karakter

Keluarga merupakan salah satu basis pendidikan karakter. Peranan utama

pendidikan karakter terletak pada ayah dan ibu. Anak memerlukan figur ibu dan

figur ayah secara komplementatif bagi pengembangan karakternya. Melalui pola

asuh yang dilakukan oleh orang tua, anak belajar tentang banyak hal, termasuk
karakter. Cinta dan kasih sayang dari orang tua menjadi kekuatan utama dalam

menunjang keberhasilan mendidik karakter anak-anak.

b. Peran Semua Komponen Sekolah dalam Pendidikan Karakter

Agar pendidikan karakter dapat berjalan dengan baik memerlukan

pemahaman yang cukup dan konsisten oleh seluruh personalia dan masing-masing

personalia mempunyai perannya masing-masing sebagai berikut:

1) Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai manajer, harus mempunyai komitmen yang kuat

tentang pendidikan karakter. Kepala sekolah harus mampu membudayakan

karakter-karakter unggul di sekolahnya.

2) Pengawas

Pengawas meskipun tidak berhubungan langsung dengan proses

pembelajaran kepada peserta didik, tetapi ia dapat mendukung

keberhasilan 7
atau kekurangberhasilan penyelenggaraan pendidikan

melalui peran dan fungsi yang diemban.

3) Pendidik atau Guru

Guru merupakan personalia penting dalam pendidikan karakter di sekolah.

Sebagian besar interaksi yang terjadi di sekolah, adalah interaksi peserta

didik dengan guru.pendidik merupakan figur yang diharapkan mampu

mendidik anak yang berkarakter. Pendidik merupakan teladan bagi siswa

dan memiliki peran yang sangat besar dalam pembentukan karakter siswa.
7 16
Zubaedi. Desain Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasinya dalamLembaga Pendidikan.
(Jakarta: Kencana. 2011), h. 143-162
4) Konselor

Konselor sekolah hendaknya merancangkan dalam program kegiatannya

untuk secara aktif berpartisipasi dalam pengembangan dan penumbuhan

karakter pada siswa. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dalam program

pelayanan bimbingan dan konseling, dan juga bersama-sama dengan

pendidik yang terancang dalam program sekolah yang dilakukan seccara

sinergis dari beberapa pihak.

5) Staf Sekolah

Staf atau pegawai di lingkungan sekolah juga dituntut berperan dalam

pendidikan karakter. Staf sekolahdapat berperan dengan cara menjaga

sikap, sopan santun, dan perilaku agar dapat menjadi sumber keteladanan

bagi para peserta didik.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.TEMPAT DAN WAKTU

1. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian inni dilaksanakan sejak

tanggal ijin penelitian dalam kurun waktu 1(satu) minggu,2 hari

pengumpulan data dan 5 hari pengolahan data yang meliputi penyajian

dalam bentuk makalah dan proses bimbing berlangsung

2. Tempat Penelitian
Tempat pelaksaan penelitian ini adalah di Lingkungan Sekolah SD

Negeri 200305 tepat di Jalan Pendidikan Kelurahan Ujung Gurap

Kecamatan Padang Sidempuan Batu Nadua Kota Padang Sidempuan.

B.INSTRUMEN PENELITIAN

1.Hal apa saja yang mempengaruhi karakter pada murid/peserta didik?

Jawab:-Kurang semangat dalam belajarnya

-Mengenai PR kurang mengerjakan

-Kalau guru menerangkan ada yang main-main

-Ada juga kurang yang menangkap,yang paham cuman 4 orang kira-kira

2.Bagaimana cara merubah karakter yang buruk untuk menjadi karakter yang

baik?

Jawab:-Memberikan pembinaan

-PR semakin ditambah agar lebihh memahami

-Gurunya harus lebih tegas

-Gurunya memanggil orang tua siswa apabila sudah tidak mampu untuk

dibina agar lebih baik

3.Bagaimana cara untuk menghadapi murid yang bandel atau kurang disiplin

Jawab:-Dipanggil ke depan agar dibimbing satu-satu

-Memberikan motivasi kepada siswa atau peserta didik agar lebih baik

-Memberikan hukuman ringan yang bersifat mendidik


-Memberikan suatu apresiasi kepada murid yang disiplin agar lebih

dicontoh murid bandel untuk lebih baik lagi

4.Berapa jumlah guru disini yang mendidik peserta didik

Jawab:Jumlah guru yang mengajar di SD Negeri 200305 yaitu:

Kepala sekolah:1Guru:9->PNS:7

Honor:2

5.Berapa jumlah murid di SD Negeri 200305?

Jawab:murid di SD Negeri 200305 berjumlah 129 orang/siswa

6.Berapa jumlah kelas di SD Negeri 200305?

Jawab:kelas di SD Negeri 200305 berjumlah 6 kelas

7.Berapa ruangan di SD Negeri 200305?

Jawab:ruangan di SD Negeri 200305 berjumlah 13 yaitu:

-Kelas:6 ruangan

-Perpustakaan;1 ruangan

-Ruang gruru;1 ruangan

-UKS:1 ruangan

-Kamar mandi:4 ruangan


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. STRATEGI / METODE PEMBELAJARAN KARAKTER DI SD

1. Memberikan Contoh yang Baik untuk Siswa

Selain memberikan materi akademik, siswa harus mendapatkan

contoh berperilaku yang baik. Guru yang merupakan orang tua siswa

di sekolah dapat berperilaku atau bertindak yang baik, guna


memberikan contoh yang untuk siswanya. Dari contoh tersebutlah

murid dapat belajar dan mengikuti perilaku positif dari guru.

2. Memberikan Apresiasi

Selain sebagai ucapan selamat atau terima kasih atas keberhasilan

yang diukir, apresiasi pada murid merupakan salah satu hal yang

berharga guna menyemangatkan murid untuk kembali mengukir

prestasi. Guru bukan hanya memberikan apresiasi pada pencapaian

akademik saja, melainkan memberikan apresiasi kepada murid yang

berperilaku yang baik, jujur dan saling membantu.

Misalnya dengan mengapresiasi nilai murid yang masih dibawah

rata rata, karena tidak menyontek saat mengerjakan latihan soal di SD

atau memberi nasehat kepada siswa yang menyontek. Hal tersebut

menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan

pendidikan karakter di kelas.

3. Memberikan Pesan Moral pada Setiap Pelajaran

Bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran, melainkan

penanaman moral yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup.

Dengan menanamkan nilai moral dalam setiap pelajaran, maka siswa

akan tumbuh dan siap menghadapi masalah hidup, serta selalu berpikir

optimis dan berusaha untuk menyelesaikan masalah.

4. Jujur dan Terbuka pada kesalahan


Setiap manusia tentu, pernah melakukan kesalahan , tak terkecuali

guru. Sebagai guru, mungkin pernah melakukan kesalahan baik dalam

mengoreksi maupun menyampaikan materi, serta datang terlambat ke

kelas. Hal tersebut juga bisa dijadikan contoh pada murid untuk selalu

berperilaku jujur dan tidak malu mengakui kesalahan.

Hilangkan rasa gengsi, karena pembuka pada kesalahan menjadi

salah satu cara menanamkan pendidikan karakter pada murid, siswa

akan menjadi seseorang yang bearani bertanggung jawab atas

kesalahan yang dibuatnya.

5. Mengajarkan Sopan Santun

Sopan santun merupakan perilaku yang wajib ditanamkan kepada

siswa. Salah satunya dengan sejumlah sekolah yang menerapkan 5S

yaitu salam, senyum, sapa, sopan, dan santun. Meskipun terdengar

sepele, namun sopan santun perlu diajarkan kepada siswa agar mereka

dapat menjaga sikap saling menghormati.

Sebagai guru, harus menegur siswa yang kurang sopan guna

mengoreksi perilaku tersebut. Teguran bukan berarti harus memarahi

siswa, melainkan cukup mengingatkan siswa jika perilaku tersebut

tidak baik. Jangan lupa untuk selalu mencontohkan perilaku sopan dan

santun.

6. Biarkan siswa menjadi pemimpin


Sifat kepemimpinan didapatkan memalui pendidikan karakter,

dimana guru bisa memberikan kesempatan agar siswa dapat memimpin

teman temannya. Mengingat karakter pemimpin sangat penting untuk

dimiliki, dan dapat mempengaruhi kehidupan social maupun ekonomi.

Oleh sebab itu, guru harus membantu siswa untuk melatih jiwa

kepemimpinan. Ada baiknya guru juga bisa membantu siswa untuk

melatih jiwa kepemimpinan mereka. Caranya pun sangat sederhana,

yaitu dengan memberikan tugas secara berkelompok dan setiap

kelompok tersebut memiliki pemimpin dan anggotanya, dengan begitu

banyak siswa yang memiliki jiwa kepemimpinan dan bekerjasama

dengan baik

7. Berbagi Pengalaman Inspiratif.

Pada sela-sela pembelajaran di kelas, guru dapat berbagi

pengalaman inspiratf guna menginspirasi siswa lebih baik. Bukan

hanya bercerita mengenai keberhasilan atau kehebatan saja, melainkan

dari itu. Misalnya bercerita mengenai kegagalan dan keputusasaan

yang pernah dialami, namun bangkit kembai demi meraih cita cita.

Dengan berbagi pengalaman, maka siswa akan belajar dari pengalaman

tersebut agar tidak melakukan kesalahan yang sama.

8.Literasi Sekolah

Cara selanjutnya untuk membangun karakter pada siswa yaitu

dengan mendirikan literasi sekolah atau pojok membaca.Berikan


motivasi pada siswa bahwa membaca itu sangant penting untuk menambah

wawasan dan membuka jendela dunia.Membaca juga dapat mengasah

kemampuan daya berpikir,logika dan menyelesaikan masalah.

9.Mengenalkan Tata Tertib Sekolah dan Mematuhinya

Setiap sekolah tentu memiliki tata tertib atau peraturannya sendiri

guna mencapai keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar

dikelas.Guru dapat mengenalkan tata tertib sekolah kepada siswa,lalu

memintanya untuk melakukan tata tertib tersebut.hal tersebut menjadikan

siswa tumbuh sebagai generasi yang taat pada aturan

B.FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PEMBELAJARAN KARAKTER

DI SD

Faktor –faktor penghambat pembelajaran karakter di SD NEGEREI 200305

Ujung Gurap yaitu siswanya kurang semangat dalam belajarnya,mengerjakan pr

kurang,ketika guru menerangkan ada yang main-main,dan siswanya sulit

menangkap apa yang disamapaikan olej guru.kesiapan peserta didik menerima

pelajaran belum optimal dan fasilitas sarana pembelajaran belum sesuai dengan

kebutuhan siswa.dan juga sumber belajar yang dimiliki masi sangat

terbatas,indeks aktivitas sekolah juga masih rendah,tetapi faktor penghambat

pembelajaran karakter di SD lebih ke anak itu sendiri dari sikap pendidik dan dari

faktor lingkungannya.
C.BENTUK-BENTUK YANG DITAMPILKAN SISWA DI SD

1.Senang Bergerak

Guru harus memfasilitasi pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk

bergerak bebas seperti beregerak sebagai bentuk ice

breaking,mencoba,memeragakan dan lain –lain

2.Senang Bermain

Guru harus memfasilitas pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bermain

relevan dengan materi pembelajaran yang hendak dikuasai siswa.

3.Senang Berimajinasi dan Berkarya

Siswa sekolah dasar cenderung senang berimajinasi dan membuat sesuatu sesuai

apa yang dibayangkannya.Guru harus memfasilitas pembelajaran yang dapat

mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas siswa,misalnya memfasilitasi

siswa untuk memnghasilkan sebuah karya yang relevan dengan materi

pembelajaran.

4.Senang Melakukan Sesuatu Secara Langsung

Guru harus menjadi model ketika siswa mempraktikan penegtahuan prosedurak

misalnya melalui demonstrasi sehingga siswa dapat melakukannya dengan aman

dan benar.

5.Senang Bekerja Dalam Kelompok


Pembelajaran harus memfasilitasi siswa untuk bekerja sama,gotong

royong,bekerja dalam kelompok misalnya dengan menerapkan pendekatan

kooperatif sehingga siswa dapat belajar banyak hal dari siswa lainnya.

BAB V

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Pendidikan karakter adalah pentingnya untuk di tanamkan pada anak usia SD

karna Pendidikan karakter adalah proses Pendidikan yang ditujukan untuk

mengembangkan nilai dan moral,sikap dan perilaku yang memancarkan akhlak

mulia atau budi pekerti luhur .Dengan adanya Pendidikan karakter di SD

sangatlah berpengeruh untuk meningkatkan dan menanamkan perilaku yang


sangat baik untuk di tanamkan dari usuai dini .Pendidikan merupakan bagian

mendasar bagi siswa SD.Pendidikan yang perlu ditanamkan ialah akhlak dan

moral , yang intensif pada Pendidikan meyakini bahwa akhlak atau budi pekerti

merupakan benteng utama yang harus dikuatkan terlebih dahulu dan selanjutnya

membangun pendidikan dari sisi intelektualnya.Pendidikan bagi seorang SD

sangatlah berpengaruh untuk mendorong anak-anak yang baik dan tumbuh dengan

karakter yang baik,anak akan tumbuh dengan kapasitas untuk melakukan yang

terbaik,mereka melakukan banyak hal dengan benar dan cenderung memiliki

tujuan dalam hidup

.Pendidikan karakter yang efektif ditemukan di lingkungan sekolah yang

memungkinkan semua peserta didik bepotensi mendemonstrasikannya untuk

mencapai tujuan yang sangat penting.Karakter dianggap sebagai pisiko-sosial

yang terkait dengan konteks sekitarnya,karakter juga bisa di anggap sebagai

unsur perilaku yang menekankan unsur somatopsikis yang dimiliki oleh

manusia .karakter bukan lah akumulasi dari kebiasaan dan gagasan yang

terpisah.karakter adalah aspek dari kepribadian,keyakinan,perasaan,dan tindakan

saling terkait.mengubah karakter adalah mengatur ulang kepribadian pelajaran

kecil tentang prinsip-prinsip perilaku baik tidak akan efektif jika tidak terintegrasi

dengan sistem kepercayan orang tentang dirinya sendiri, tentang orang lain, dan

tentang kebaikan masyarakat. Pendidikan karakter didefenisikan sebagai

pengajaran yang di rancang untuk mendidik dan membantu siswa dalam

mengembangkan nilai-nilai kewarganegaraan dasar dan karakter, etika pelanyanan

dan masnyarakat sekitarnya, memperbaiki lingkungan sekolah dan prestasi belajar

siswa. pendidikan merupakan


B.SARAN

Berdasarkan hasil penelitan yang telah dilakukan dan data-data yang telah

diperoleh, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut:1. Guru harus

peduli setiap proses pembelajaran sehingga dapatmengidentifikasi setiap

kekurangan dan kelebihan dari penyelenggaraan pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Apabila terdapat kekurangan sebaiknya melakuakan perbaikan

melalui penelitian tindakan kelas. Kerjasama antar guru harus terus ditumbuhkan

dalam mengembangkan dan memperbaiki kualitas proses pembelajaran. Dengan

tumbuhnya kerjasama antara guru diharapkan akanterjadi peningkatan

profesionalisme guru yang juga akan berdampak pada peningkatan hasil belajar

siswa.Salah satu altenatif pembelajaran yang dapat digunakan di SDN 200305

adalah dengan menggunakan Model Pembembelajaran Kooperatif .2. Peneliti

perlu melakukan penelitian tindakan kelas lebih sering agar tercapainya hasil yang

diharapkan. Salah satunya dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

pada pokok bahasan yang lain, di kelas yang lain, atau pada mata

pelajaran yang lain.

Anda mungkin juga menyukai