Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PANCASILA

“ Pancasila Sebagai Sistem Dan Nilai Etika”

Dosen Pengampu:

Muhammad Arif Ramadhan S.Tr.Kep.Ns.,M.Kep.

Disusun Oleh:

Kelompok 7

1. Fadjrin Ruchban
2. Stevanus Dalope
3. Sepira Arsyad
4. Rahmawati Tobuu
5. Nur Fadlan Abdullah

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO

JURUSAN KEPERAWATAN

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya dan tidak lupa shalawat serta salam kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila.

Adapun makalah ini berisi 3 Bab yakni Bab 1 berupa pendahuluan dari
pembuatan makalah, Bab 2 berupa pembahasan, dan Bab 3 yang berisi
kesimpulan berupa ringkasan dari makalah ini.

Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk


makalah ini. Akhir kata, semoga segala informasi yang terdapat di dalam makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Gorontalo, 19 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3

A. Pendidikan Karakter Perlu di Ajarkan di Satuan Pendidikan...............3


B. Etika Politik Yang Baik........................................................................5
C. Pandangan mengenai Norma kesopanan Pada Generasi saat ini.........7
D. Kasus Kasus Korupsi di Indonesia Yang di lakukan Secara
Massal...................................................................................................8
E. Solusi Agar Etika Pancasila Dapat di Terapkan di Semua Lini

Masyarakat Terutama kepada pejabat publik........................................9

BAB III PENUTUP.......................................................................................10

Kesimpulan..........................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam dunia pendidikan, karakter adalah salah satu hal yang harus
diperhatikan oleh kita semua. Karakter adalah salah satu modal pembentuk pribadi
yang baik, bijaksana, bertanggung jawab, jujur, dan dapat menghargai satu dengan
yang lainnya.

Pendidikan karakter adalah suatu usaha manusia secara sadar dan terencana
untuk mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik guna membangun
karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri
sendiri dan lingkungannya.

Etika berpolitik harus dikedepankan untuk menunjukkan kedewasaan kita


dalam berpolitik. Sebagai orang yang hidup bersama-sama, ada kalanya kita satu
pilihan dan ada kalanya kita berbeda pilihan. Kita harus bisa saling menghormati.
Yang sama pun jangan saling membangun kekuatan untuk melawan yang lain.

Norma kesopanan merupakan suatu aturan yang berisikan nilai-nilai sosial


yang mengatur tata cara berperilaku dan berinteraksi dengan lingkungan sosial.
Norma kesopanan pada dasarnya berfungsi sebagai pedoman agar kehidupan
sosial menjadi aman dan tentram.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi adalah


penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi,
yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila
untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan masalah:

1. Mengapa pendidikan karakter perlu di ajarkan di satuan pendidikan?


2. Bagaimana dan apa saja contoh beretika politik yang baik?
3. Bagaimana pandangan mahasiswa mengenai norma kesopanan pada
generasi saat ini?
4. Apa saja kasus-kasus korupsi di Indonesia yang dilakukan secara massal?
5. Bagaimana solusi agar etika Pancasila dapat diterapkan di semua lini
masyarakat. terutama kepada pejabat publik?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pentingnya pendidikan karakter di ajarkan di satuan
pendidikan.
2. Mengetahui bagaimana dan apa saja contoh beretika politik yang baik.
3. Mengetahui bagaimana pandangan mahasiswa mengenai norma kesopanan
generasi pada saat ini.
4. Mengetahui apa saja kasus-kasus korupsi di Indonesia yang dilakukan
secara massal.
5. Mengetahui Bagaimana solusi agar etika Pancasila dapat diterapkan di
semua lini masyarakat. terutama kepada pejabat publik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENDIDIKAN KARAKTER PERLU DI AJARKAN DI SATUAN


PENDIDIKAN

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang


baik kepada peserta didik. Harapannya, peserta didik bisa bersikap dan bertindak
sesuai dengan standar nilai yang menjadi kepribadiannya tanpa goyah. Oleh
karena itu, Pendidikan karakter di artikan sebagai pendidikan moral,watak,budi
yang tujuannya untuk mengembangkan peserta didik dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari.
Pendidikan karakter atau character education merupakan modal utama
seseorang untuk sukses. Hal ini juga tengah di galakkan oleh pemerintah
melalui program penguatan Pendidikan karekter [PPK] oleh Kementrian
Pendidikan, ebudayaan, Riset dan Teknologi [Kemendikbudristek]. Meski
begitu, saat ini masih banyak yang belum secara pasti mengerti dengan apa yang
di maksud sebagai pendidikan karakter.
Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter
(character education) dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi
krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain
berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak
dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek,
penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah
menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas,
oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter.
Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral
knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior).
Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakanbahwa karakter yang DI
dukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan
melakukan perbuatan kebaikan.

3
b. Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan Pendidikan Karakter Bangsa diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan Warga


Negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
2. Mengembangkan Kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya dan karakter bangsa
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai
generasi penerus bangsa
4. Mengembangkan kemampuan pesrta didik menjadi manusia yang mandiri,
kreatif, berwawasan kebangsaan dan
5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar
yang aman,jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa
kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.

c. Pentingnya Pendidikan Karakter di terapkan pada Satuan Pendidikan

Secara umum, pentingnya pendidikan karakter di terapkan di satuan


pendidikan adalah untuk membentuk karakter dan kepribadian seseorang
sehingga menjadi orang yang memiliki nilai moral yang tinggi, tinggi toleransi,
berperilaku baik, dan berakhlak mulia. Pendidikan karakter harus selalu di
implementasikan di satuan pendidikan dimana lima nilai utama dalam penguatan
karakter (integritas, religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong)
haruslah tercermin dalam prilaku warga sekolah.
Pentingnya pendidikan karakter di terapkan pada satuan pendidikan dapat
dilihat dari beberapa alasan berikut.
1. Membentuk Karakter Anak Bangsa
Pentingnya pendidikan karakter bagi pelajar tidak hanya sekedar
menanamkan dan memperdalam ilmu pengetahuan. Namun, pendidikan
sekolah juga dapat memperkuat karakter generasi muda. Pendidikan karakter
sendiri merupakan aspek penting karena mengajarkan norma agama, kesusilaan
dan norma lainnya.

4
Memahami dan bertindak sesuai norma yang berlaku membuat generasi muda
menjadi karakter yang kuat. Di mana karakter ini sangat penting bagi
pembangunan dan kemajuan suatu bangsa. Karena hanya mengandalkan otak
yang cerdas saja tanpa karakter yang baik tidak cukup untuk memajukan suatu
negara
2. Menciptakan Generasi Unggul
Pendidikan berperan sangat baik untuk menghilangkan ketidaktahuan.
Tentunya jika tidak ingin menjadi bangsa terbelakang, maka generasi muda
harus melawan kebodohan yang merupakan musuh sesungguhnya. Saat
belajar di sekolah, anak yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, dengan
wawasannya yang semakin luas dan ilmu yang diperolehnya juga semakin
bertambah. Pada akhirnya, hal ini akan turut menciptakan generasi
pendukung bangsa yang unggul dan ahli di berbagai bidang.
3. Mengenali Jati Diri Masing-Masing
Dengan bantuan pendidikan karakter, para pelajar akan lebih mudah
menemukan jati dirinya. Sehingga, mereka menjadi sadar akan karakter yang
ada di dalam diri mereka.

B. ETIKA POLITIK YANG BAIK

Hubungan antara etika dengan politik menurut Aristoteles merupakan


hubungan yang paralel. Hubungan tersebut tersimpul pada tujuan sama-sama yang
ingin di capai, yaitu terbinanya warganegara yang baik, yang susila, yang setia
kepada negara dan sebagainya, yang kesemuanya itu merupakan kewajiaban
moral dari setiap warganegara,sebagai modal pokok untuk membentuk suatu
kehidupan bernegara, berpolitik yang baik, dalam arti makmur, tentram dan
sejahtera. Politik lebih mirip suatu etika yang menuntut agar suatu tujuan yang
dipilih harus dapat dibenarkan oleh akal sehat yang dapat diuji, dan cara yang
ditetapkan untuk mencapainya haruslah dapat dites dengan kriteria moral

Etika politik adalah sebuah etika yang memberikan status baik atau buruk,
benar atau salah, maupun pantas atau tidak pantas perbuatan seseorang atau
sekelompok orang dalam mendapatkan jabatan politik. Etika politik mempunyai
tujuan kepada setiap pejabat dan elite politik untuk bersikap jujur, amanah, sportif,

5
siap melayani, berjiwa besar, memiliki keteladanan, rendah hati, dan siap untuk
mundur dari jabatan publik apabila terbukti melakukan kesalahan dan secara
moral kebijakannya bertentangan dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat.

Berikut adalah contoh-contoh bagaimana beretika politik yang baik:


1. Kampanye yang Jujur: Seorang calon politik seharusnya tidak menyebarkan
informasi palsu atau menyerang lawan politik secara pribadi. Mereka seharusnya
fokus pada perbandingan kebijakan dan visi mereka.

2. Transparansi dalam Pembiayaan: Calon dan partai politik seharusnya


mengungkapkan dengan jelas asal-usul dana kampanye mereka. Ini memastikan
tidak adanya pengaruh yang tidak etis dari donor kaya.

3. Bekerja untuk Kepentingan Rakyat: Seorang pejabat politik seharusnya


berfokus pada kepentingan rakyat, bukan kepentingan pribadi atau kelompok
tertentu.

4. Hak Asasi Manusia: Beretika politik mencakup menghormati hak asasi


manusia dan kebebasan individu, termasuk kebebasan berpendapat dan
berkumpul

5. Menjaga Lingkungan: Beretika politik juga mencakup perlindungan


lingkungan alam. Pejabat politik seharusnya mendukung kebijakan yang
berkelanjutan.

6. Kerjasama dan Kompromi: Dalam sistem politik yang demokratis, penting


untuk bisa bekerja sama dan mencapai kompromi dengan anggota partai dan
partai politik lainnya demi kepentingan bersama.

Politik bukanlah semata-mata perkara yang pragmatis sifatnya, yang hanya


menyangkut suatu tujuan dan cara mencapai tujuan tersebut, yang dapat
ditangani dengan memakai rasionalitas. Dalam semua aspek politik ini, integritas
dan moralitas berperan penting. Beretika politik memastikan bahwa wakil rakyat
dan pejabat publik menjalankan tugas mereka dengan integritas dan menjunjung
tinggi nilai-nilai demokrasi serta kesejahteraan masyarakat.

6
C. PANDANGAN MENGENAI NORMA KESOPANANAN PADA
GENERASI SAAT INI

Pandangan kami terhadap norma kesopanan dalam generasi saat ini adalah
bahwa hal tersebut dapat beragam tergantung pada konteks, budaya, dan nilai-
nilai yang dominan. Namun, beberapa tren umum dalam norma kesopanan
generasi saat ini meliputi:

Komunikasi Digital: Generasi saat ini sering menggunakan media sosial dan
komunikasi digital. Norma kesopanan dalam komunikasi daring sedang
berkembang, termasuk cara berbicara dan berinteraksi secara online.

Keanekaragaman Budaya: Kebanyakan negara memiliki populasi yang semakin


beragam secara budaya. Oleh karena itu, norma kesopanan harus mengakomodasi
keragaman ini dan menghormati perbedaan budaya.

Kesetaraan Gender: Norma kesopanan juga mencakup kesetaraan gender.


Generasi saat ini cenderung lebih peka terhadap isu-isu gender dan mengharapkan
kesetaraan dalam semua aspek kehidupan

Pendekatan Informal: Generasi muda sering lebih nyaman dengan pendekatan


informal dalam berinteraksi sosial, bahkan dalam situasi yang biasanya
memerlukan formalitas.

Kesadaran Lingkungan: Kesopanan juga melibatkan tanggung jawab terhadap


lingkungan. Generasi saat ini cenderung lebih peduli tentang isu-isu lingkungan
dan mendukung perilaku yang berkelanjutan.

Pendekatan Terbuka terhadap Isu-isu Sosial: Generasi saat ini sering menghadapi
dan membahas isu-isu sosial yang mungkin tabu atau kontroversial, dengan
harapan untuk mencapai perubahan sosial yang positif.

Norma kesopanan berubah seiring waktu, mencerminkan perkembangan


masyarakat dan nilai-nilai yang dianut oleh generasi saat ini. Sementara beberapa
orang mungkin merasa bahwa norma kesopanan telah longgar atau kurang
tradisional, yang lain melihatnya sebagai adaptasi positif terhadap perubahan

7
sosial dan budaya. Selain itu, penting untuk diingat bahwa norma kesopanan bisa
bervariasi secara signifikan di seluruh dunia dan dalam subkelompok masyarakat
yang berbeda.

D. KASUS-KASUS KORUPSI DI INDONESIA YANG DI LAKUKAN


SECARA MASSAL

Berikut beberapa kasus korupsi yang di lakukan secara massal;

1.Kasus BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia): Pada tahun 1997-1998,


sejumlah bank yang mengalami kebangkrutan menerima bantuan likuiditas dari
pemerintah melalui BLBI. Namun, sebagian besar dana tersebut disalahgunakan
dan tidak dikembalikan, menyebabkan kerugian negara yang mencapai triliunan
rupiah.

2.Kasus Bank Century: Kasus ini melibatkan penyalahgunaan dana bailout untuk
Bank Century pada tahun 2008. Terdapat dugaan korupsi dan manipulasi data
yang merugikan negara. Kasus ini mendapat perhatian besar dan memicu
kontroversi politik.

3.Kasus e-KTP (Kartu Tanda Penduduk Elektronik): Kasus ini melibatkan proyek
pembuatan kartu tanda penduduk elektronik pada tahun 2010. Dugaan korupsi
dalam proyek ini mengakibatkan kerugian negara sekitar 2,3 triliun rupiah.

4.Kasus Korupsi Hambalang: Proyek Pusat Pendidikan dan Pelatihan Olahraga


Nasional di Hambalang, Jawa Barat, dituduh melibatkan pemalsuan dokumen,
penyalahgunaan dana, dan mark-up harga yang signifikan.

5.Kasus BLT (Bantuan Langsung Tunai): Selama pandemi COVID-19, terdapat


laporan penyelewengan dalam penyaluran bantuan sosial BLT kepada masyarakat
yang membutuhkan.

Kasus-kasus ini adalah contoh korupsi massal yang menciptakan kerugian


besar bagi negara dan menciptakan ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan
lembaga-lembaga terkait. Penuntasan dan pencegahan korupsi terus menjadi fokus

8
bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk membangun tata kelola yang
lebih baik dan transparan.

E. SOLUSI AGAR ETIKA PANCASILA DAPAT DI TERAPKAN DI


SEMUA LINI MASYARAKAT,TERUTAMA KEPADA PEJABAT
PUBLIK

Implementasi etika Pancasila di semua lini masyarakat, terutama di kalangan


pejabat publik, memerlukan langkah-langkah konkret. Beberapa solusi yang dapat
diperhatikan antara lain adalah:

a.Pendidikan dan Pelatihan: Meningkatkan kesadaran melalui pendidikan dan


pelatihan etika Pancasila di lembaga pendidikan dan pelatihan resmi untuk semua
pejabat publik.

b.Pengawasan yang Ketat: Meningkatkan sistem pengawasan dan penegakan


hukum yang efektif untuk memastikan bahwa pejabat publik mematuhi etika
Pancasila dalam pelaksanaan tugas-tugas mereka.

c.Pembentukan Komite Etika: Mendirikan komite khusus yang bertanggung


jawab untuk memastikan penegakan etika Pancasila dan menangani pelanggaran
etika di kalangan pejabat publik.

d.Transparansi dan Akuntabilitas: Membangun keterbukaan dan akuntabilitas


dalam kebijakan dan pengambilan keputusan, sehingga masyarakat dapat
memahami dan memantau tindakan pejabat publik.

d.Kampanye Kesadaran Masyarakat: Melakukan kampanye yang luas untuk


meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya etika Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam pemerintahan.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan etika Pancasila dapat diterapkan


dengan lebih efektif di semua lini masyarakat, khususnya di kalangan pejabat
publik

9
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Pada dasarnya, penguatan Pendidikan karakter bermuara kepada


terbentuknya peserta didik yang memiliki keselarasan dan keseimbangan antara
pengetahuan akademik, sikap / prilaku yang baik dan keterampilan menuju era
revolusi industry 4.0 maupun era Society 5.0. Semoga dengan selalu melakukan
penguatan Pendidikan karakter akan menghasilkan peserta didik yang tidak
hanya mempunyai pengetahuan akademik yang baik tetapi juga memiliki
karakter yang berkualitas.

Pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang


baik kepada peserta didik. Etika politik adalah sebuah etika yang memberikan
status baik atau buruk, benar atau salah, maupun pantas atau tidak pantas
perbuatan seseorang atau sekelompok orang dalam mendapatkan jabatan politik.
Pandangan kami terhadap norma kesopanan dalam generasi saat ini adalah
bahwa hal tersebut dapat beragam tergantung pada konteks, budaya, dan nilai-
nilai yang dominan. Kasus BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia): Pada
tahun 1997-1998, sejumlah bank yang mengalami kebangkrutan menerima
bantuan likuiditas dari pemerintah melalui BLBI. Implementasi etika Pancasila
di semua lini masyarakat, terutama di kalangan pejabat publik, memerlukan
langkah-langkah konkret.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. Maswardi. 2011. Pendidikan Karakter Anak Bangsa. Jakarta: Bodouse


Media.

Lickona, T. (2012). Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Bumi Aksara.

Hanifah, R. (2021). Melemahnya Sikap Sopan Santun Dikalangan Peserta


Didik Di Era Globalisasi.

Magnis Suseno, Franz. (2016). Etika Politik (Prinsip Moral Dasar Kenegaraan
Modern). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Paradigma: Yogyakarta

https://antikorupsi.org/id/article/korupsi-massal-wakil-rakyat-daerah

11

Anda mungkin juga menyukai