Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

NILAI KARAKTER UNIVERSAL YANG DAPAT


DIACU DALAM IMPLEMENTASI
PENDIDIKAN KARAKTER

Dosen Pengampu:Dra. Cut Nya Dhin,M.Pd.

Disusun Oleh:

Cici Manda sari (2302060065)


Lia Mumtiza (230206066)

Mata Kuliah: Manajemen Pendidikan Karakter


Selasa,3 Oktober 2023 (14:00 wib)
Ruang FTK 16 (Unit 3) Kelompok 5

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SAW yang mana Allah telah
memberikan nikmat ,rahmat, taufiq dan hidayahnya sehingga dapat menyusun dan mampu
menyelesaikan tugas makalah ini yang bertemakan: Nilai karakter universal yang dapat di acu
dalam implementasi pendidikan karakte

Makalah ini di susun agar pembaca dapat memahami bagaimana cara kerja takdir dan
kelompok yang bersangkutan didalamnya. Dengan ini kami berharap agar materi kami dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran. Kami sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami harap
kepada dosen pembimbing, kami meminta masukan demi perbaikan pembuatan makalah kami
di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran.

Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
terlibat baik secara langsung maupun tidak. Semoga hal yang telah kami sampaikan bisa
bermanfaat bagi pembaca serta memberikan inspirasi baru dan memperoleh ibrah yang banyak
dari peristiwa yang terjadi pada makalah yang kami susun,amin ya rabbal alamin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I........................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN.....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2

1.3 Tujuan Masalah..........................................................................................2

BAB II..........................................................................................................................3

PEMBAHASAN.........................................................................................................3

2.1 Apa yang di maksud dengan pendidikan karakter......................................4

2.2 Apa saja Nilai - Nilai karakter universal....................................................5

2.3 Tujuan pendidikan karakter........................................................................7

2.4 Fungsi implementasi pendidikan karakter.................................................8

BAB III.......................................................................................................................11

PENUTUPAN.............................................................................................................11

3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karakter adalah suatu hal yang sedang hangat dan banyak dibicarakan dalam dunia
pendidikan. Hal ini berlatar belakang dengan adanya fakta yang menunjukkan bahwa karakter
bangsa pada zaman globalisasi seprti saat ini merosot tajam. Pendidikan dianggap sebagai suatu
media yang paling jitu dalam mengembangkan potensi anak didik baik berketerampilan maupun
berwawasan. Oleh karena itu , pendidikan secara terus menerus dibagun dan dikembangkan agar
dari proses pelaksanaannya menghasilkan generasi yang diharapkan.

Dalam UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 yang terakhir dijelaskan bahwa pendidikan
karakter merupakan: “pendidikan akhlak atau karakter masih digabung dalam mata pelajaran
agama dan diserahkan sepenuhnya pada guru agama”. Karena pendidikan karakter dibebankan
sepenuhnya kepada guru agama saja maka pendidikan karakter itu sendiri belum mencapai
batas yang optimal. Hal ini terbukti dari phenomena sosial yang menunjukkan prilaku yang
tidak berkarakter,seperti maraknya terjadi tawuran antar pelajar, adanya pergaulan bebas,
adanya kesenjangan sosial, ekonomi, politik di masyarakat, masih terjadinya ketidak adilan
hukum, kekerasan dan kerusuhan, dan korupsi yang mewabah dan merambah pada semua sector
kehidupan masyarakat, tindakan anarkis atau konflik sosial.

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pendidikan karakter tidak hanya dibebankan pada
guru agama saja, tetapi juga pada semua pihak yang berkepentingan serta bersangkutan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan pendidikan karakter

2. Apa saja Nilai - Nilai karakter universal

3. Tujuan pendidikan karakter

4. Fungsi implementasi pendidikan karakter

1.3 Rumusan masalah

1. Untuk mengetahui Apa yang di maksud dengan pendidikan karakter

2. Untuk mengetahui Apa saja Nilai - Nilai karakter universal

3. Untuk mengetahuiTujuan pendidikan karakter

4. Untuk mengetahuiTujuan Fungsi implementasi pendidikan karakter


BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan karakter

Pendidikan Karakter adalah kegiatan yang bersifat berkontribusi/berperan langsung


kepada masyarakat, untuk belajar bersosialisasi dan membaur agar siswa tahu bagaimana
bersikap ditengah-tengah masyarakat, dan juga peduli akan orang-orang sekitar terutama yang
membutuhkan .

Nilai karakter merupakan suatu sifat atau sesuatu hal yang dianggap penting dan berguna
dalam kehidupan manusia. Nilai karakter juga dapat dijadikan sebagai petunjuk atau pedoman
dalam berperilaku. pendidikan karakter merupakan muatan yang ada di dalam
kurikulum.karakter terdiri dari nilai-nilai tindakan. Karakter yang dipahami mempunyai tiga
komponen saling berhubungan yaitu pengetahuan moral, perasaan moral dan perilaku moral.
Karakter yang baik terdiri dari pengetahuan yang baik, menginginkan yang baik dan
melakukan kebiasaan yang baik pula dari pikiran, kebiasaan dan tindakan.

Berdasarkan hal itulah, guru harus mengupayakan pendidikan karakter agar siswa memiliki
karakter positif. Menurut Lickona, memiliki pengetahuan nilai moral itu tidak cukup untuk
menjadi manusia berkarakter, nilai moral harus disertai dengan adanya karakter bermoral.
Selain itu, John Dewey mengungkapkan, Maksud pernyataan Dewey tersebut ialah guru di
dalam kelas tidak sebagai diktator yang menggunakan cara indoktrinasi dalam menyampaikan
pengetahuan namun guru adalah seorang pemimpin yang mengemban amanah moral
dihadapan peserta didiknya. Pendidikan karakter mengangkat nilai-nilai universal yang dapat
diterima oleh latar belakang agama, budaya dan tradisi yang berbeda, tidak sekedar
mengangkat teori semata namun juga aplikasinya di masyarakat.1

1
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam interaktif Edukatif, (Jakarta Rineka Cipta,2000), hlm.30.
Bahwa pendidikan karakter adalah segala yang di lakukan guru, yang mampu mempengaruhi
karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini menckup
keteladanan bagaimana perilaku guru, cara berbicara atau menyampaikan,materi,bagaimana
guru bertoleransi dan berbagai hal terkait lainnya.

Para pakar pendidikan pada umumnya sependapat pentingnya upaya peningkatan pendidikan
karakter pada jalur pendidikan formal. Namun demikian, ada perbedaan pendapat diantar
mereka tentang pendekatan- pendekatan dari modus pendidikannya. Terhubung dengan
pendekatan , sebagian pakar menyarankan penggunaan pendekatan pendidikan moral yang di
kembangkan di negara-negara barat, seperti : pendektan perkembangan moral kognitif,
pendekatan analisis nilai, dan pendekatan klarifikasi nilai. Sebagian yang lain menyarankan
2
pengunaan pendekatan tradisional, yaitu melalui penanaman nilai-nilai social tertentu.

Berdasarkan grand desain yang di kembangkan kemendiknas secara psikologis social


cultural pembentukan karakter –karakter dalam individu merupakan fungsi dari seluruh potensi
individu manusia kognitif , efektif, konatif dan psikomotorik dari nteraksi konteks interaksi
social cultural (Dalam cultural) keluarga, sekolah, dan masyarakat berlangsung sepanjang hayat.

konfigurasi karakter dalam kontek totalit terdalam kontek totalitas proses psikolog dan
social dan social cultural tersebut dapat dikelompokan dalam: olah hati, olah piker, olah raga
dan kinestetik, serta olah rasa dan karsa, keempat hal tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya,
bahkan saling melengkapi dan saling keterkaitan toalitas psikologis yang logis yang mencakup
seluruh potensi individu manusia kognitif, afekti dan psikomotorik dan fungsi totalitas social-
kultural dalam konteks interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat dan
berlangsung sepanjang hayat.3

2
Binti Maunah, Landasan pendidikan, Yokyakarta teras, 2009, hlm 5.
3
Masnur Muslich, pendidikan karakter, Jakarta : Bumi aksara, 2011, hlm 75.
2.2 Nilai-Nilai Karakter Universal

Menurut Thomas Lickona, terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur
universal, yaitu:

1. Karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya

2. Kemandirian dan tanggung jawab

3. Kejujuran/amanah, diplomatis

4. Hormat dan santun

5. Dermawan, suka tolong menolong dan gotong royong/kerjasama

6. Percaya diri dan pekerja keras

7. Kepemimpinan dan keadilan

8. Baik dan rendah hati

9. Karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan4

Nilai-nilai Pendidikan Karakter Pancasila Menurut Kemendikbud, terdapat lima nilai karakter
utama yang bersumber dari dan menjadi prioritas pembangunan pendidikan karakter. Nilai-niai
tersebut adalah:

1. Nilai Karakter Religius


Mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam
perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut. Pribadi cinta damai dengan
menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.

2. Nilai Karakter Nasionalis


Karakter nasionalis ditunjukkan melalui sikap apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga
kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin,
menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.

4
Ibid. Hlm 69
3. Nilai Karakter Integristas

Upaya menjadikan diri sendiri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan
moral.

1. Nilai Karakter Mandiri

Sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan menggunakan segala tenaga, pikiran,
dan waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi, dan cita-cita.

2. Nilai Karakter Gotong Royong

Tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan
bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, serta memberi pertolongan pada orang-
orang yang membutuhkan.5

2.2 Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan Pendidikan Nasional merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang
harus dikembangkan oleh setiap satuan Pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan
Pendidikan Nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan karakter. Tujuan
Pendidikan Karakter diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui berbagai karakter baik manusia.

2. Memahami sisi baik menjalankan perilaku berkarakter.

3. Dapat mengartikan dan menjelaskan berbagai karakter.

4. Menunjukkan contoh perilaku berkarakter dalam kehidupan sehari-hari.

Secara singkatnya pendidikan karakter bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi
warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan,dan
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan. Pendidikan Karakter juga bertujuan
meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada
pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan
seimbang sesuai dengan standar kompetensi kelulusan. Melalui pendidikan karakter,
diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan
5
Agus Zaenul fitri, Reinventing Human, hlm 20.
pengetahuaannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter
dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

2.2 Fungsi Implementasi Pend dikan Karakter

Menurut Ryadi Agustimus mengatakan ada tiga fokus pendidikan karakter. Pertama,
pendidikan karakter yang memusatkan diri pada pengajaran (teaching values). Siswa perlu
mengetahui dan memahami isi nilai-niai tertentu yang harus dipelajari serta dikumpulkan
kualitas keutamaan moral (kejujuran, keberanian, dan kemurahan hati). Maka akan
terbentuknya pengetahuan dan intelektual.

Kedua, pendidikan karakter memusatkan diri pada klarifikasi nilai (value clarification).
Dalam hal itu siswa dituntut memiliki proses penalaran moral dan pemilihan nilai. Maka
terfokus pada perilaku yang terbentuk.

pendidikan karakter yang memakai pendekatan pertumbuhan moral (character


development). Siswa harus mengutamakan perilaku yang merefleksi nilai-nilai dan
menekankan unsur motivasi, serta aspek keperibadian yang stabil.

Maka pendidikan karakter yang akan menumbuhkan motivasi internal dan eksternal dalam
membentuk karakter individu seseorang. Maka menurut Aunillah, suatu pendidikan karakter
akan dilakukan oleh guru, yang mampu mempengaruhi peserta didik. Dalam hal ini guru dapat
membantunya membentuk watak peserta didik agar senantiasa positif dan memiliki arah
terarah.
Hal serupa menurut menjelaskan sterategi pendidikan yang berbasis karakter adalah melalui:

1. Pembiasaan. Otak membutuhkan pengulangan untuk membuat tingkah laku tertentu


menjadi kebiasaan.

2. Keteladanan. Abdullah Nashih Ulwan mengatakan “keteladanan dalam pendidikan


merupakan metode yang berpengaruh dan terbukti paling berhasil atau membekas dalam
mempersiapkan dan membentu aspek karakter, moral, spritual dan etos siswa di sekolah.

Karakter sebagai keseluruhan kebebiasaan yang dimiliki, sifat konsisten, kadang tidak
disadari, secara terus menerus mengekspresikan diri baik yang efektif maupun yang tidak
efektif. Maka kebiasaan ini dapat dipelajari atau dihilangkan. Namun, memerlukan waktu lama,
proses, dan komitmen yang tinggi. Kebiasaan itu bisa saja berupa pengetahuan,skill, dan
keinginan. Maka dalam pendidikan karakter dibutuhkan wadah yaitu sekolah sebagai tempat
implementasi yang tepat.

Pendidikan karakter sangat penting untuk diterapkan di setiap sekolah. Hal ini karena
karakter yang baik terkait erat dengan keberhasilan anak didik dalam belajar di sekolah.
Menurut Joseph Zins menegaskan bahwa kecerdasan emosional, yang di dalamnya terkait erat
dengan pendidikan karakter.
Masnur Muslich menyatakan pendidikan karakter harus dilakukan secara sistematis

dan berkesinambungan yang melibatkan aspek, feeling, loving, dan action. Akan tetapi,sistem
pendidikan dini yang ada sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan otak kiri (kognitif)
dan kurang memperhatikan pengembangan otak kanan (afektif, empati, dan rasa. Padahal
pengembangan karakter lebih berkaitan dengan optimalisasi fungsi otak kanan,

Zainal Aqib menyatakan salah satu unsur penting dalam pendidikan karakter adalaah
mengajarkan dalam pendidikan karakter adalah mengajar kan nilai nilai itu sehingga anak
didik memiliki gagasan konseptual tentang nilai-nilai pemandu perilaku yang bisa
dikembangkan dalam mengembangkan karakter pribadinya.

Dalam hal ini, pendidikan harus mampu menghasilkan peserta didik yang cerdas secara
akademik, tetapi juga mempunyai karakter yang luhur. Dan sekian lembaga pendidikan yang
ada, bahwa yang paling efektif untuk menanamkan pendidikan karakter adalah pada masa usia
dini, karena pada usia tersebut anak sedang mengalami perkembangan yang sangat luar biasa
(the golden age) dan belum memiliki banyak pengaruh dari pihak luar manapun. Pendidikan
seharusnya menjadikan anak didik sebagai titik pusat orientasi. Hal ini penting karena anak
didik akan menjadi seperti apa tergantung kepada desain pendidikan yang dibuat. Oleh karena
itu, pendidikan memiliki peranan yang signifikan dalam kontekscharacter building.Melalui
pendidikan karakter yang diinternalisasikan di sekolah, diharapkan krisis multidimensional
bangsa ini dapat segera teratasi. Selanjutnya, dengan pendidikan karakter diharapkan tujuan
pendidikan nasional dapat tercapai.6

BAB
6
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam interaktif Edukatif, Jakarta ,2000, hlm.30
III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Karakter adalah nilai-nilai dan prilaku manusia yang khas atau yang melekat pada diri
seseorang yang medasari cara pandang, berpikir, dan berprilaku dalam lingkungan keluarka
ataupun masyarakat. Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan manusia untuk
mendapatkan suatu pemahaman yang baru yang tidak diketahui atau mengembangkan potensi-
potensi bawaaan yang dimilikinya semenjak dia dilahirkan. Sedangkan pendidikan karakter
adalah usaha atau bimbingan yang dilakukan secara sadar dan terencana agar manusia
berperilaku sesuai dengan norma- norma dan aturan
-aturan yang berlaku di masyarakat maupun dilingkungan keluarga.

Tujuan dari pendidikan karakter adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai positif
untuk membentuk akhlak yang sesuai dengan harapan juga mendasarkan dan memfasilitasi
bentuk pendidikan yang baik dan positif sehingga peserta didik tumbuh menjadi pribadi yang
unggul, bermartabat, dan memiliki wawasan luas. Manfaat pendidikan karakter sehingga bisa
mengurangi keterpurukan moral yang marak terjadi pada saat ini dan juga membangun
karakter peserta didik menjadi lebih positif.Ada nilai- nilai karakter yang di ajarkan di dalam
pembelajaran di Indonesia.

3.2 Saran

Pendidikan Karakter sangatlah penting setelah kita menyimak penjelasan dari makalah diatas.
Maka akan semakin menekankan betapa pentingnya pendidikan karakter bagi dunia
pendidikan, lingkungan dan seluruh aspek kehidupan masyarakat. Terlebih dengan kondisi
pada jaman sekarang yang dimana para generasi penerus indonesia mengalami penurunan
karakter dan jati diri mereka. Dan seharusnya penerapan pendidikan karakter dapat dilakukan
pada seluruh aspek kehidupan tidak hanya mementingkan pengetahuan saja, tetapi juga moral
dan spiritual harus dibangun.
DAFTAR PUSTAKA

Muin, Facthul. 2011PendidikanKarakterKonstruksi Teoritik dan Praktik . Yogyakarta:


Ars-ruzz Media. Goble, G. Frank. 1991.

Mazhab Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow Yagyakarta: Kanisius. Ananua,

Pramoedya Toer. 2006A. nakSemuaBangsa Jakarta: Lentera Dipantara. Drs. Kusuma,


Darma, M.Pd. 2011 Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik

disekolah Bandung: Rosda. Megawangi, Ratna. 2004P. endidikanKarakterSolusiuntuk


MembangunBangsa.

tp://dewirosiani.blogspot.com/2012/10/makalah-pendidikan-karakter.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31197/4/Chapter%20II.pdf
http://lampung.kemenag.go.id/file/file/subbagHukmas/wjkn1352768153.pdf
http://carapedia.com/pengertian_definisi_dampak_info2123.html
http://pndkarakter.wordpress.com/category/tujuan-dan-fungsi-pendidikan-
karakter/http://niticute10.blogspot.com/2013/01/pengertian-pendidikankarakter

Anda mungkin juga menyukai