Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN KARAKTER

Dosen Pengampu:
Nugrahani Astuti, S Pd, M.Pd

Febriani Lukitasari, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh:

Kelompok 11 Kelas B

Yesha Yolanda 22050394033


Madinatul Ilmi 22050394025
Nindi Putri Maharani 22050394010

S1 PENDIDIKAN TATA BOGA


UNIVERSITAS NEGERRI SURABAYA
2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya sehingga makalah dengan judul “pendidikan karakter” dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat waktu.
Proses penyusunan makalah ini dapat terselesaikan atas bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak,oleh karena itu ucapan terima kasih di sampaikan dengan tulus kepada dosen
pengampu mata kuliah dasar kependidikan dan teman-teman yang ikut membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Makalah ini berisi tentang ringkasan pendidikan karakter di Indonesia secara teoritis
maupun praktis,masalah-masalah pendidikan yang ada di Indonesia, serta upaya dalam
mengatasinya. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan juga pembaca.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu,kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang membangun dari berbagai pihak
demi terciptanya makalah yang lebih sempurna.

Surabaya,26 November 2022

penulis
DAFTAR ISI

BAB I ……………………………………………………………………………………………..1
PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………..1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………1
C. Tujuan…………………………………………………………………………………......2
BAB II…………………………………………………………………………………………….3
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………..........3
A. Landasan Konsep Pendidikan Karakter…………………………………………………...3
B. Landasan Nilai Nilai Karakter ……………………………………………………………4
C. Tahapan Pengembangan Karakter………………………………………………………...6
D. Upaya Dalam Meningkatkan Pendidikan Karakter…………………………………….
….7
E. Tujuan Pendidikan Karakter…………………………………………………………….…
8
BAB III……………………………………………………………………………………………8
PENUTUPAN……………………………………………………………………………………..
8

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………..8
B. Saran………………………………………………………………………………………8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..9
BAB 1
PENDAHULUAN

l.1 Latar Belakang


Kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti to mark (menandai) dan
memfokuskan pada bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan
atau tingkah laku (whynne, 1991). Pengertian karakter menurut pusat Bahasa Depdiknas
adalah “bawaan,hati,jiwa,kepribadian,budi
pekerti,perilaku,personalitas,sifat,tabiat,temperamen,dan watak”.
Pendidikan karakter adalah suatu system penanaman nilai-nilai karakter kepada warga
sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,kesadaran atau kemauan, dan tindakan
untuk melaksanakan nilai- nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai
“the deliberate use of all dimensions of school life to fosfer optimal character
development”.
Pendidikan karakter mempunyai tujuan yaitu untuk mengurangi perilaku destruktif
pada anak,remaja,dan orang dewasa. Hal ini merespon meningkatnya berbagai perilaku
destruktif yang berkaitan dengan kurangnya keteladanan yang menyebabkan perilaku
menyimpang pada anak dan remaja. Para pakar pendidikan pada umumnya sependapat
tentang pentingnya upaya peningkatan pendidikan karakter pada jalur pendidikan formal,
namun ada perbedaan-perbedaan pendapat yang berhubungan dengan pendekatan –
pendekatan pendidikan moral yang dikembangkan di Negara- Negara barat seperti:
pendekatan perkembangan moral kognitif, analisis nilai, dan klarifikasi nilai. Sebagian
yang lain menyarankan penggunaan pendekatan tradisional, yakni melalui penanaman
nilai-nilai sosial tertentu dalam diri peserta didik.
Berdasarkan pembahasan dapat ditegaskan bahwa pendidikan karakter merupakan
upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta
didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang
Maha Esa,perbuatan berdasarkan norma-norma agama,hokum, budaya, dan adat istiadat.

l.2 Rumusan Masalah


1.Jelaskan landasan konsep pendidikan karakter!
2.Apa saja landasan nilai-nilai karakter?
3.Jelaskan tahapan pengembangan karakter!
4.Bagaimana upaya dalam meingkatkan pendidikan karakter ?
l.3 Tujuan
1.Memahami dan mengetahui landasan konsep pendidikan karakter
2.Memahami dan mengetahui nilai-nilai karakter
3.Memahami dan mengetahui pengembangan karakter
4.Memahami dan mengetahui upaya-upaya dalam meningkatkan pendidikan karakter

BAB 2
PEMBAHASAN

2.l Landasan konsep pendidikan karakter


Menurut H. Mangun Budiyanto yang berpendapat bahwa “pendidikan adalah
mempersiapkan dan menumbuhkan peserta didik atau individu manusia yang prosesnya
berlangsung secara terus menerus sejak ia lahir sampai ia meninggal dunia. Aspek yang
dipersiapkan dan ditumbuhkan meliputi aspek badannya,akalnya,rohani sebagai suatu kesatuan
tanpa mengesampingkan salah satu aspek dan melebihkan aspek yang lain.
Pengertian pendidikan menurut Ahmad D.Marimba yang dikutip oleh syamsul kurniawan
yaitu”merumuskan pendidikan sebagai bimbingan atau didikan secara sadar oleh pendidik
terhadap perkambangan anak didik,baik jasmani maupun rohani untuk menuju terbentuknya
kepribadian yang utama. Selain itu pengertian pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya
secara sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik terhadap semua aspek
perkembangan kepribadian.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,karakter adalah sifat-sifat kejiwaan,akhlak,atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, Karakter seseorang terbentuk karena
kebiasaan yang dilakukan. karakter ini akhirnya menjadi sesuatu yang menempel pada seseorang
dan yang bersangkutan tidak menyadari karakternya..
Menurut simon Philips dalam buku refleksi karakter bangsa yang dikutip oleh sumarno
menjelaskan pengertian karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem yang
melandasi pemikiran,sikap,dan perilaku yang ditampilkan.
Menurut Ramli (2003) (dalam Mahmud, 2017:27), pendidikan karakter memiliki esensi dan
makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Bertujuan untuk membentuk
kepribadian anak, agar menjadi manusia yang baik maupun warga masyarakat serta warga
Negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik dan warga
Negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, yakni secara umum adalah memiliki
nilainilai sosial tertentu, yang telah banyak terkena pengaruh karena budaya 11 masyarakat dan
bangsanya.
Beberapa definisi yang dijelaskan diatas bahwa pendidikan karakter adalah suatu sistem
penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen
pengetahuan,kesadaran atau kemauan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut serta menerapkan
dalam kehidupannya baik dalam lingkungan sekolah, sebagai anggota masyarakat dan warga
Negara.

2.2.Landasan Nilai-Nilai karakter


Nilai dapat diartikan sebagai sifat atau hal-hal yang penting dan berguna bagi kehidupan
manusia. Nilai adalah sesuatu yang berkaitan dengan kognitif dan afektif (Najib, 2015 : 47).
Nilai juga dapat dikatakan sebagai suatu norma atau sebuah standar yang sudah ditentukan dan
diyakini secara psikologis telah menyatu dalam diri individu. Di dalam nilai-nilai terdapat
pembakuan mengenai sesuatu yang dinilai baik dan buruk serta pengaturan perilaku (Abdul
Majid, 2015 : 23)
karakter dapat dikatakan sebagai cerminan dari kepribadian seseorang, cara berpikir,
sikap dan perilaku nilai karakter dapat dikatakan sebagai suatu ide atau konsep yang dijadikan
sebagai pedoman atau patokan dalam berperilaku bagi seseorang .Nilai karakter merupakan
suatu sifat atau sesuatu hal yang dianggap penting dan berguna dalam kehidupan manusia, Nilai
karakter juga dapat dijadikan sebagai petunjuk atau pedoman dalam berperilaku.
Berikut nilai-nilai karakter:
1.Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan
Religius,pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan
pada nilai-nilai ketuhanan atau ajaran agamanya.

2.Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri


1.Bergaya hidup sehat
Menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan
kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan..
2.jujur
perilaku yang di dasarkan pada upaya yang menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat di
percaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3.Toleransi sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku , etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4.Disiplin tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.

5.kerja keras perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai
hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas, dengan sebaik-baiknya.

6.Kreatif berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang

telah dimiliki. 7.Mandiri sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas. 8.Demokratis

cara berfikir, bersikap,dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan
orang lain.
9.Rasa ingintahu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan di dengar.
10.Semangat kebangsaan
cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

3.Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama


a.sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan
orang lain,serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain. b.patuh pada aturan-aturan
sosial

sikap menurut dan taat terhadap aturan – aturan berkenaan dengan masyarakat dan
kepentingan umum.
c.Menghargai karya dan prestasi orang lain
sikap dan tindakan yang mendorong untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat ,mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain. d.santun

sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua
orang.
e.demokratis
cara berfikir,bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan
orang lain.

4.Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan


Peduli sosial dan lingkungannya yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam di sekitarnya dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain
dan masyarakat yang membutuhkan.
5.Nilai kebangsaan
Cara berpikir,bertindak dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara
di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

2.3 Tahapan Pengembangan Karakter


Pengembangan atau pembentukan karakter perlu dilakukan oleh sekolah dan
stakeholders-nya untuk menjadi pijakan dalam penyelenggaraan karakter di sekolah.Tujuan
pendidikan karakter pada dasarnya adalah mendorong lahirnya anak-anak baik, tumbuh kembang
karakter yang akan mendorong peserta didik tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk
melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalanya dengan benar dan memiliki
tujuan hidup.
Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan(knowing), pelaksanaan(acting), dan
kebiasaan (habit).karakter tidak terbatas pada pengetahuan saja, seseorang yang memiliki
pengetahuan kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya. Jika tidak
terlatih (menjadi kebiasaan) untuk melakukan kebiasaan tersebut. Karakter juga menjangkau
wilayah emosi dan kebiasaan diri.Dengan demikian diperlukan tiga komponen karakter yang
baik yaitu:
a.moral knowing (pengetahuan tentang moral).
b.moral feeling atau perasaan(penguatan emosi).
c.moral action atau perbuatan bermoral.
Hal ini diperlukan agar peserta didik atau warga sekolah lain yang terlibat dalam sistem
pendidikan tersebut sekaligus dapat memahami, merasakan, menghayati, dan mengamalkan
nilai-nilai kebajikan. Dimensi-dimensi yang termasuk dalam moral knowing yang akan mengisi
ranah kognitif adalah kesadaran moral (moral awareness), pengetahuan tentang nilai-nilai moral
(knowing moral values), penentuan sudut pandang (perspective taking), logika moral (moral
reasoning), keberanian mengambil sikap (decision making), dan pengenalan diri (self
knowledge). Moral feeling merupakan penguatan aspek emosi peserta didik untuk menjadi
manusia berkarakter. Penguatan ini berkaitan dengan bentuk-bentuk sikap yang harus dirasakan
oleh peserta didik, yaitu kesadaran akan jati diri (conscience), percaya diri (self esteem),
kepekaan terhadap derita orang lain (emphaty), cinta kebenaran (loving the good), pengendalian
diri (self control), kerendahan hati (humility). Moral action merupakan perbuatan atau tindakan
moral yang merupakan hasil (outcome) dari dua komponen karakter lainnya. Untuk memahami
apa yang mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik (act morally) maka harus dilihat tiga
aspek lain dari karakter yaitu kompetensi (competence), keinginan (will), dan kebiasaan (habit).
Pengembangan karakter dalam suatu sistem pendidikan adalah keterkaitan antara
komponen-komponen karakter yang mengandung nilai-nilai perilaku yang dapat dilakukan
secara bertahap dan saling berhubungan antara pengetahuan nilai-nilai perilaku dengan sikap
atau emosi yang kuat untuk melaksanakannya, baik terhadap Tuhan YME,sesame lingkungan,
bangsa dan Negara.

2.4 Upaya dalam meningkatkan Pendidikan karakter


Pendidikan karakter adalah pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral,
pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan seluruh warga sekolah untuk
memberikan keputusan baik-buruk, keteladanan, memelihara apa yang baik dan mewujudkan
kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Pentingnya pendidikan karakter bagi masyarakat Indonesia haruslah ditanamkan sejak dini pada
seluruh masyarakat Indonesia. Pendidikan karakter yang baik memiliki beberapa syarat dan
indikator penting yang harus dicapai demi terwujudnya masyarakat dengan karakter yang baik.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam penerapan pendidikan karakter di sekolah antara lain :

1. Menerapkan program K3 ( Kebersihan,Keindahan dan Ketertiban ) sehingga menjadi


budaya sekolah yg ditekankan dalam praktik. Misalnya Jumat bersih,dll.
2. Guru membiasakan untuk membiasakan mengelola kelas sebelum memulai proses
pembelajaran dengan cara mengatur,mengamati,dll.
3. Guru harus menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya baik dalam ucapan dan
perilakunya. Mampu memberi contoh nyata yang baik, mengedepankan akhlak yang pada
akhirnya membangun karakter peserta didik.
4. Guru harus berupaya menjadi sahabat dan teman curhat bagi peserta didik,sehingga
peserta didik suka rela untuk mengadukan permasalahan yg dirasakannya.
5. Guru harus mengintegrasikan materi pelajaran yang diampu dengan nilai-nilai karakter
yang ada.
6. Mengintegrasikan nilai-nilai karakter dengan kegiatan-kegiatan yang diprogramkan
sekolah dalam rangka terus menanamkan dan menumbuhkan nilai-nilai karakter.
7. Guru berupaya memberikan kepada semua siswa untuk berani menyampaikan
pendapatnya di kelas,melalui kegiatan diskusi dan pengambilan keputusan secara
demokratis.
8. Sekolah selalu mengadakan kegiatan upacara bendera dengan tertib dan hikmat sesuai yg
diprogramkan untuk menanamkan dan menumbuhkan nilai-nilai karakter.

2.5 Tujuan pendidikan karakter


Tujuan dari penerapan pendidikan karakter adalah pembentukan karakter yang sesuai dengan
landasan dasar Pancasila yang terkandung pada UUD 1945. Menurut Rachmach (Rachmah,
2013) pendidikan karakter yang diarahkan sesuai nilai dan prinsip UUD 1945 dengan tujuan
untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,
bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
Selain itu, tujuan dari pendidikan karakter adalah menanamkan dan menerapkan nilai - nilai
karakter yang berdasarkan 18 (delapan belas) nilai karakter menurut kementerian pendidikan
nasional (Kemdiknas) yaitu : Religius, Jujur, toleransi,disiplin, kerja keras,kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
tanggung jawab .
BAB 3
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Pembentukan pendidikan karakter di Indonesia untuk mengetahui atau menguatkan identitas dari
individu peserta didik. Selain itu, pendidikan karakter juga memiliki tujuan untuk membentuk
individu tersebut menjadi lebih baik.

3.2 Saran
Akibat minimnya pendidikan karakter terhadap anak menyebabkan terjadinya krisis moral
seperti masalah social di masyarakat, tawuran pelajar, penyalahgunaan narkoba, minum
minuman keras, bullying, dan hal hal yang lainnya. Maka dari itu, dengan adanya pembahasan
pendidikan karakter, hal di atas bisa dihindarkan dengan menanamkan nilai nilai pancasila
kepada siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Roesminingsih, MV dan Lamijan Hadi Susarno. 2021. Teori dan Praktek Pendidikan. Surabaya:
Penerbit BINTANG Surabaya.
Syamsul kurniawan,pendidikan karakter :konsepsi dan implementasinya secara terpadu di
Lingkungan Keluarga,sekolah,Perguruan Tinggi,dan masyarakat (Yogyakarta:Ar-Ruzz
Media,2013)

Anda mungkin juga menyukai