Anda di halaman 1dari 11

🢂

Jan

Feb

ILMU BAHAN
Mar

Apr

MAKAN May

Jun

“SINGKONG” Jul

Aug
By : Dearni(043), Mifthachul(044), Mirna(051)
Sep

Oct

Nov

Dec

🢀
🢂

Deskripsi Singkong Jan

Feb

Mar
Singkong atau ubi kayu merupakan pohon tahunan tropika atau
subtropika dari keluarga euphorbiaceae. dan merupakan Apr
tanaman perdu. Yang termasuk dalam Kingdom Plantae May
(tumbuh- tumbuhan), Divisio Spermatophyta (tumbuhan
Jun
berbiji), Subdivisio Angiospermae (biji tertutup), Kelas
Dicotyledonae (biji berkeping dua), Ordo Euphorbiales, Famili Jul
Euphorbiaceae, Sub Famili Manihotae, Genus Manihot,  dan Aug
Species Manihot esculenta Crants 
Sep

Oct

Nov

Dec

🢀
🢂

Sifat Fisik dari Singkong Jan

Feb

Memiliki rata-rata fisik Mar

bergaris tengah 2-3 cm Apr


Berbatang bulat dan dan panjang 50-80 cm. May
bergerigi
Jun

Daging umbi berwarna Jul


Bagian tengah putih kekuning- Aug
batang bergabus kuningan.
Sep

Memiliki bunga yang berumah Oct


daun besar yang satu dan proses Nov
menjari dengan 5 penyerbukannya bersifat
Dec
hingga 9 belahan silang.
lembar daun 🢀
warna kulit terluar umbi dibedakan menjadi empat, yaitu berwarna putih/cream,
kuning, coklat terang dan coklat gelap.
Tekstur epidermis akar atau tekastur kulit terluar umbi dibedakan menjadi tiga yaitu
kulit bertekstur halus, bertekstur sedang dan bertekstur kasar.
🢂

Sifat Kimia dari Singkong Jan

Feb

Mar

Apr
Singkong
May

Jun
Singkong mengandung komposisi kimia yang
terdiri dari kadar air 60%, pati 35%, serat kasar Jul

2,5%, kadar lemak 0,5% dan kadar abu 1% Aug

Sep

Oct

Nov

Dec

🢀
Menurut Departemen perindustrian (1999), berdasarkan kadar HCN dalam umbi, ketela
pohon dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu :
a) Ketela Pohon Manis
Ketela pohon manis banyak dikonsumsi secara langsung atau digunakan untuk
jajanan tradisional, misalnya gethuk, sawut, utri (lemet), dan lain- lain. Rasa manis
ketela pohon disebabkan oleh kandungan asam sianida yang sangat rendah,
hanya sebesar 0,04% atau 40mg HCN/ kg ketela pohon. Jenis ketela pohon manis
antara lain adalah Gading, Adira I, Mangi, Betawi, Mentega, Randu Ranting, dan
Kaliki.
b) Ketela Pohon Agak Beracun
Jenis ketela pohon agak beracun memiliki kandungan HCN antara 0,05 - 0,08%
atau 50 – 80 mg HCN / kg ketela pohon.
c) Ketela Pohon Beracun
Ketela pohon beracun, kandungan HCN antara 0,08 - 0,10% atau 80 – 100 mg
HCN / kg ketela pohon.
d) Ketela Pohon Sangat Beracun
Ketela pohon termasuk kategori sangat beracun apabila mengandung HCN lebih
dari 0,1 % atau 100 mg/kg ketela pohon. Jenis ketela pohon sangat beracun
antara lain adalah Bogor, SPP, dan Adira II. Menurut Coursen (1973), kadar HCN
dapat dikurangi / diperkecil (detoksifikasi sianida) dengan cara perendaman,
ekstraksi pati dalam air, pencucian, perebusan, fermentasi, pemanasan,
pengukusan, pengeringan dan penggorengan
Produk Olahan Singkong
Tepung mocaf (modified cassava flour)
Prinsip pembuatan tepung mocaf adalah memodifikasi
sel ubi kayu secara fermentasi dengan memanfaatkan
mikroba BAL (Bakteri Asam Laktat) yang mampu
menghasilkan enzim pektinolitik dan selulolitik serta
asam laktat, sehingga tepung yang dihasilkan memiliki
karakteristik dan kualitas hampir menyerupai terigu.
Langkah-langkah Pembuatan
Tepung Mocaf

1. Pilih singkong yang masih segar dan cukup umur (umur panen 8-12 Bulan)
2. Kupas singkong buang kulit dan bagian yang tidak digunakan
3. Cuci dengan air bersih rendam dengan air bersih
4. Masukkan singkong ke mesin perajang/pengiris hingga menjadi chip
berketebalan 1-1,5 mm atau mesin penyawut
5. Masukkan kedalam bak perendam atau jolang besar
6. Rendam chip/sawut singkong basah dalam larutan starter Bimo-CF selama
12 jam
7. Angkat dan tiriskan pada keranjang agar air turun
8. Pres singkong tadi dengan menggunakan spinner
9. Keringkan di bawah sinar matahari
10. Masukkan ke mesin penepung agar menjadi tepung halus (100 mesh)
11. Kemas tepung mocaf dalam kemasan plastik kemudian tutup rapat
12. Tepung mocaf siap dipasarkan atau diolah lebih lanjut.
Daftar Pustaka
•Broto, W, Yulianingsih, Dwi Amiarsi, Ridwan Thahir, Dondy A.Setyabudi, Sulusi Prabawati dan
Setyadjit. 2010. Teknologi Penanganan Pasca Panen Buah Untuk Pasar. Jakarta.
• Susilawati, siti nurdjanah dan sefanadia putri. 2008. Karakteristik Sifat Fisik dan Kimia Ubi Kayu
berdasarkan Lokasi Penanaman dan Umur Panen Berbeda. Lampung: Jurnal Teknologi Industri dan
Hasil Pertanian.
• Hariana fitri. 2020. Praktik Pembuatan Tapai singkong. (
http://www.gurusiana.id/read/fitrihariana/article/praktik-pembuatan-tapai-singkong-4958910#:~:text=
Dalam%20proses%20pembuatan%20tape%20singkong,)%20dan%20karbondioksida%20(CO2).)
Diakses pada tanggal 5 september 2022.
• Nurhayani. 2000. Peningkatan Kandungan Protein Kulit Umbu Kayu Melalui Proses Fermentasi.
Jurnal Biologi. Vol. 6. No. 1: 34-44
•https://sg.docs.wps.com/l/sINaS1uWiAYz1hpkG?sa=00&st=0
•file:///C:/Users/lenovo/Downloads/ILHAM%20PUTRA%20KHOLIQ%20BAB%20II%20(1).pdf
•file:///C:/Users/lenovo/Downloads/F-BAB%20II_220913_153955%20(1).pdf
🢂

Jan

Feb

Mar

Apr

May

Terima Kasih
Jun

Jul

Aug

Sep

Oct

Nov

Dec

Anda mungkin juga menyukai