Anda di halaman 1dari 28

PENUNTUN PRAKTIKUM

STRUKTUR DAN ANATOMI TUMBUHAN

Disusun Oleh:
Drs. Pande Ketut Sutara, M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, buku petunjuk praktikum struktur dan anatomi tumbuhan
ini dapat terwujud. Adapun penyusunan buku penuntun praktikum ini bertujuan
untuk membantu mahasiswa Program Studi Biologi, Asisten dan Dosen dalam
melaksanakan pembelajaran di Laboratorium agar dapat berjalan dengan lancar.

Buku penuntun praktikum ini memuat materi praktikum struktur dan


anatomi tumbuhan. Semoga petunjuk praktikum ini dapat berguna dan membantu
tugas mahasiswa. Terimakasih

Bukit Jimbaran, April 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman
Judul ............................................................................................................... 1
Kata Pengantar ............................................................................................... 2
Daftar Isi......................................................................................................... 3
Tata Tertib Praktikum .................................................................................... 4
Sitologi dan Histologi .................................................................................... 5
Latihan I. Sitologi dan histologi ..................................................................... 6
Struktur anatomi caulis dan radix .................................................................. 16
Latihan II. Struktur anatomi caulis dan radix................................................. 17
Struktur anatomi folium dan flower ............................................................... 20
Latihan III. Struktur anatomi folium dan flower ............................................ 21
Struktur flos fruktus, ovulum, rhizoma dan tuber .......................................... 24
Latihan IV. Struktur flos fruktus, ovulum, rhizoma dan tuber ...................... 25
Daftar Pustaka ................................................................................................ 28

3
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Sebelum menjalankan praktikum, para mahasiswa sudah mempersiapkan segala


sesuatu yang berhubungan dengan apa yang akan di praktikankan.
2. Harus datang tepat pada waktunya.
3. Memperhatikan segala keterangan-keterangan yang diberikan pada saat
praktikum untuk mempermudah dalam menjalankan praktikum.
4. Sebelum dan sesudah praktikum semua alat harus dibersihkan dalam keadaan
kering. Mereka yang merusak/ menghilangkan alat-alat harus lapor dan
mengganti dengan barang yang sama.
5. Mahasiswa yang tidak hadir harus memberikan surat keterangan sakit dari
dokter/wali, sebab ketidakhadirannya. Mahasiswa yang tidak hadir tiga kali
berturut-turut tanpa surat keterangan, akan dicoret dari daftar.
6. Alat yang dibawa saat praktikum:
a. pensil
b. bolpoint
c. penghapus
d. silet
7. Buku praktikum tidak boleh dibawa pulang setelah selesai praktikum.
8. Gambar ditulis dengan pensil sedangkan keterangan dengan bolpoint.
9. Para mahasiswa dilarang membawa buku pekerjaan praktikum struktur dan
anatomi tumbuhan atau sejenisnya kepunyaan mahasiswa dari tahun-tahun
sebelumnya. Jika hal tersebut terjadi maka asisten yang bertugas berhak
menyitanya.

4
SITOLOGI DAN HISTOLOGI

Sel dan jaringan terdapat baik pada organisme tumbuhan maupun hewan.
Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari mahluk hidup seluler.
Organisme seluler ada yang terdiri atas satu sel atau uni seluler dan ada yang
terdiri atas banyak sel atau multi seluler. Berdasarkan ada tidaknya membran inti,
sel terbagi atas sel prokarion (tidak memiliki membran inti) dan sel eukarion
(memiliki membran inti). Sel prokarion contohnya bakteri dan ganggang biru, dan
sel eukarion contohnya sel tumbuhan tinggi. Sel eukarion umumnya memiliki
bagian-bagian yang sama yaitu: membrane plasma, sitoplasma dan organel-
organelnya. Sitoplasma merupakan cairan sel yang terdapat di luar inti, mengisi
ruangan di antara membran plasma dan inti sel. Komponen terluar sitoplasma
adalah membran plasma (plasmolemma). Sitoplasma terdiri dari matriks yang di
dalamnya terdapat inclusion dan organel. Cabang biologi yang membahas khusus
tentang sel disebut sitology (Rahman, 2007).
Pada organisme multi seluler, kumpulan sel membentuk jaringan. . Cabang
biologi yang khusus membahas tentang jaringan disebut histologi. Jaringan adalah
kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Pada tumbuhan
jaringan dapat dibedakan atas jaringan meristem, jaringan dewasa, jaringan
penyokong, jaringan pengangkut, dan jaringan gabus. Jaringan meristem adalah
jaringan muda yang sel-selnya selalu membelah atau bersifat meristematik.
Jaringan ini hanya terdapat pada bagian bagian tertentu dari tumbuhan. Jaringan
dewasa merupakan jaringan yang telah mengalami diferensiasi. Jaringan
penyokong disebut juga jaringan penguat atau stereom. Fungsi utama jaringan ini
adalah menguatkan bagian tubuh tumbuhan, jaringan ini terdiri atas kolenkim dan
skelerenkim. Jaringan pengangkut yaitu jaringan tumbuhan yang berfungsi untuk
transport atau pengangkutan zat. Jaringan ini terdiri dari xilem atau pembuluh
kayu dan floem atau pembuluh tapis. Sedangkan jaringan gabus yaitu jaringan
yang tersusun atas sel-sel gabus. Jaringan ini berfungsi melindungi jaringan di
bawahnya agar tidak terlalu banyak kehilangan air (Rahman, 2007).

5
LATIHAN I
SITOLOGI DAN HISTOLOGI

I. Tujuan
1. Melihat bagian-bagian sel yang masih hidup, seperti: nucleus, kloroplas.
2. Melihat benda-benda ergastik didalam sel, antara lain: amilum, dan
Kristal-kristal Co-oksalat
3. Melihat sel epidermis dan derivatnya (stomata dan trikomata)
4. Melihat macam-macam bentuk parenkim
5. Melihat usur-unsur xylem

II. Alat dan Bahan


1. Alat mikroskop, gelas benda/penutup, silet, cutter, pinset, pipet tetes.
2. Bahan : ganggang Spirogyra sp., amilum tuber Solanum tuberosum,
amilum Manihot uttilissima/ Ipomea batatas, amilum biji Phasiulus
vulgaris, tepung Oryza sativa, penampang melintang batang Begonia sp.,
daun Annannas commusus, daun Citrus sp. Folium Zea mays, Datura
metel, Orthosiphon stamineus, Durio zibethinus, Hibiscus tiliaceus. Kulit
buah Musa paradisiaca, tangkai daun Eichornia crassipes, daun Canna sp.
Preparat maserasi batang Pinus sp.

III. Cara Kerja


1. Diambil dengan pinset sepotong atau sehelai ganggang Spirogyra sp.
Letakkan pada gelas benda yang telah ditetesi air dengan pipet lalu tutup
dengan gelas penutup amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x.
Lihatlah bagaimana bentuk kloroplasnya, nucleus, dan didalam kloroplas
terdapat pirenoid, yaitu benda-benda terdiri dari zat putih telur dan tampak
mengkilat.
2. Cara membuat preparat amilum dari tuber amilum Solanum tuberosum,
Manihot utilissima, Ipomea batatas, amilum biji Phasiulus vulgaris, tepung
6
Oryza sativa. Dengan cara menusuk-nusuk umbi/biji tersebut dengan jarum.
Kemudian cairannya diletakkan ke gelas benda yang telah ditetesi air (supaya
amilum terpisah dan dapat diamati). Kemudian tutup dengan gelas penutup.
Amatilah dibawah mikroskop, lihat bentuk-bentuk amilum ada yang majemuk,
tunggal, eksentrik dan konsentrik, yang mana hillus, lamella jelas atau tidak.
Korosi.
Membuat preparat penampang melintang batang daun Begonia sp. Daun
Annannas commosus dan daun Citrus sp. Dengan cara mengiris melintan
batang/daun tersebut dengan silet/cutter setipis mungkin kemudian diletakkan
di gelas benda yang telah ditetei air. Tutup dengan gelas penutup, amati
dengan mikroskop.
3. Melihat sel epidermis dan derivatnya dengan cara mengiris epidermis daun
(atas atau bawah) Zea mays, Datura metel, Orthosipon stamineus, Durio
zibethinus, Hibiscus tiliaceus. Ditempatkan di gelas benda yang telah ditetesi
air tutuplah dengan gelas penutup dengan gelas penutup. Amati dengan
mikroskop dengan perbesaran 10x. Untuk preparat Zea mays, Datura metel
lihatlah bentuk epidermisnya, stomata, dan untuk preparat Orthosipon
stamineus, Durio zibenthinus, Hibiscus tiliaceus. Lihat bentuk epidermis dan
trikomata.
4. Melihat preparat parenkim yang penuh berisi amilum denga cara mengerok
kulit sebelah dalam Musa paradisiaca, dan untuk melihat parenkim penuh
ruang udara, dengan cara mengiris melintang tangkai daun Eichornia
crassipes dan Canna sp. Kerokan atau irisan tersebut ditempatkan pada gelas
benda yang telah ditetesi air, ditutup dengan gelas penutup, amati dengan
mikroskop. Lihat bentuk-bentu parenkimya.
5. Melihat unsur-unsur xylem sudah tersedia beberapa preparat awetan.
Bagaimana perbedaan bentuk antar trakeida, trakea, serabut sklerenkim dan
parenkim kayu. Apa didalam satu preparat terdapat semua unsure tersebut?
6. Gambarlah dan beri keterangan selengkap-lengkapnya.

7
8
9
10
11
12
13
14
15
STRUKTUR ANATOMI CAULIS DAN RADIX

Batang (Caulis)
Pada batang dikotil muda terdapat tiga daerah yaitu epidermis, korteks dan
stele. Epidermis terdiri dari selapis sel dan merupakan bagian terluar batang.
Daerah di sebelah dalam epidermis adalah korteks, dan pada bagian dalam korteks
dibatasi oleh perisikel. Korteks terbagi menjadi dua daerah yaiatu daerah
kolenkim dan daerah parenkim. Kolenkim menempati posisi di bawah epidermis,
dan parenkim di sebelah dalam kolenkim. Stele terdiri atas perisikel, berkas
vaskuler dan empulur. Berkas vaskuler tersusun melingkar. Masing-masing berkas
terdiri atas xilem, kambium dan floem. Batang monokotil sama dengan batang
dikotil, memiliki epidermis, korteks dan stele. Korteks bisa berkembang baik atau
tidak nyata. Struktur dan susunan berkas vaskuler terutama yang membedakan
batang dikotil dan monokotil. Berkas vaskuler tersebar, termasuk juga pada
empulur sehingga tidak ada batas yang jelas antara korteks dan empulur. Berkas
vaskuler monokitil tidak memiliki kambium, sehingga tidak mengalami penebalan
sekunder. Masing-masing berkas vaskuler diselubungi selubung berkas
pengangkut yang tersusun dari jaringan sklerenkim.

Gambar 1. Penampang melintang batang


Akar (Radix)
Struktur anatomi akar lebih sederhana daripada batang dan biasanya lebih
seragam, mungkin berkaitan dengan kurang bervariasinya lingkungan dalam tanah
daripada variasi lingkungan aerial. Akar cenderung tumbuh ke bawah atau ke
samping daripada ke atas. Tidak ada klorofil pada akar, tidak memiliki daun-daun
dan tunas, memiliki tudung akar pada ujungnya, posisi xilem dan floem berada
pada radii yang berbeda dan memiliki rambut akar pada daerah dekat apeks akar.
16
LATIHAN II
STRUKTUR ANATOMI CAULIS DAN RADIX

I. Tujuan
1. Mengamati struktur anatomi caulis dan radix beberapa tumbuhan
2. Mempelajari macam-macam jaringan penyusun caulis dan radix, menurut
bentuk dan fungsinya.
3. Mengamati ada dan tidaknya struktur sekretori pada caulis dan radix.

II. Alat dan Bahan


1. Mikroskop, gelas benda atau penutup, silet/cutter, pinset, pipet dll.
2. Preparat segar/awetan caulis Zea mays/Saccharum offisinarum.
3. Preparat awetan caulis Hibiscus rosa-sinensis
4. preparat awetan/segar caulis Piper betle.
5. Preparat awetan radix Arachis hypogea.
6. Preparat awetan/segar radix Arachnis sp.

III. Cara Kerja


1. Membuat irisan melintang caulis Zea mays/Saccharum offisinarum, Piper
betle dan radix Arachnis sp. Irisan-irisan ersebut ditempatkan pada gelas
benda yang telah ditetesi air, ditutup dengan gelas penutup lalu amati
dengan mikroskop. Lihat bentuk jaringan penyusun caulis/radix tersebut
seperti dilatasi, lentisel, bentuk/letak didaerah mana saja sel sekretori dan
anomali pada batang.
2. Preparat awetan yang telah tersedia dilihat dengan mikroskop, pada
perbesaran 5x/10x. Lihatlah jaringan penyusunnya dari daerah perifer
sampai kedaerah meduler seperti diatas.

17
3. Gambarlah satu sector, beri keterangan selengkap-lengkapnya.

18
19
STRUKTUR ANATOMI FOLIUM DAN FLOWER

Daun (Folium)

Daun merupakan organ yang pertumbuhannya terbatas dan pada umumnya


simetris dorsiventral. Pipihnya daun berkaitan dengan fungsinya dalam
fotosintesis, karena dengan bentuk daun demikian maka luas daun yang
terekspose sinar matahari bisa lebih luas. Daun ditutupi kedua permukaannya
masing-masing oleh selapis epidermis. Dinding luar epidermis biasanya tebal dan
dilapisi substansi berlilin yang disebut kutin. Permukaan luar epidermis seringkali
dilapisi kutikula yang tebal ataupun tipis. Lapisan kutikula ini dibentuk dari kutin.
Daun monokitil pada umumnya orientasinya tegak sehingga kedua permukaannya
mendapat sinar matahari. Struktur internal hampir sama pada kedua permukaan
daun. Stomata terdapat pada kedua sisi. Jaringan mesofil tidak mengalami
diferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan spong, tetapi terdiri atas sel-sel
parenkim dengan kloroplas dan ruang antar sel di antaranya (Tjitrosoepomo,
1988)

Bunga (Flower)
Bunga adalah pucuk yang termodifikasi, disebut demikian karena
menunjukan beberapa perubahan dalam pengaturan apeks pucuk. Bunga dianggap
ranting yang bersumbu pendek dengan daun-daun yang merapat dan memiliki
bentuk khas sesuai fungsinya. Sepal dan petal secara umum strukturnya
menyerupai daun. Sepal dan petal terdiri atas epidermis dan jaringan dasar
parenkim dan sistem vaskuler. Sel-sel pada bunga ada yang memiliki kristal,
getah, tannin dan idioblas lainnya. Tepung dibentuk pada petal yang masih muda.
Sepal yang berwarna hijau mengandung kloroplas, jarang mengalami diferensiasi
menjadi jaringan tiang dan bunga karang. Warna petal yang berperan dalam
menarik pollinator, menunjukkan adanya pigmen dalam kromoplas dan dalam
cairan sel misalnya antosianin (Tjitrosoepomo, 1988)

20
LATIHAN III
STRUKTUR ANATOMI FOLIUM DAN FLOWER

I. Tujuan
1. Mengamati struktur anatomi folium beberapa tumbuhan
2. Mempelajari macam-macam jaringan penyusun folium, menurut bentuk
dan fungsinya.
3. Mengamati ada dan tidaknya struktur sekretori pada folium dan flower.

II. Alat dan Bahan


1. Mikroskop, gelas benda/penutup, silet, cutter, pinset, pipet dll.
2. Preparat segar/awetan folium Zea mays/Saccharum offisinarum
3. Preparat segar/awetan folium Fiscus elastica
4. Preparat segar/awetan folium Citrus sp.
5. Preparat awetan folium Pinus merkusii
6. Preparat segar/awetan petalum flower Rosa sp.
7. Preparat awetan anthers flower Lilium sp.

III. Cara Kerja


1. Membuat irisan melintang folium Zea mays/Saccharum offisinarum,
folium Ficus elastica, folium Citrus sp. irisan-irisan tersebut ditempatkan
pada gelas benda yang telah ditetesi air, ditutup dengan gelas penutup
amati dengan mikroskop, lihat bentuk jaringan penyusun folium tersebut,
ada / tidaknya sel kipas, ada / tidaknya palisade, bila ada susunan
palisadenya dorsiventral atau isobilateral, bentuk sel sekretori, berkas
pengangkutnya tipe apa?
2. pada preparat awetan folium Pinus merkusii, amati sel parenkim lipatan,
saluran hars, berkas pengangkutnya bertipe apa?
3. Preparat awetan/segar pada petalum Rosa sp. yang telah tersedia / diiris
dilihat dengan mikroskop, pada pembesaran 5x/10x. Amatilah jaringan
penyusunnya seperti epidermis atas / bawah, papilla, pada mesofil adalah
21
saluran sekresinya. Sedangkan pada preparat anthers flower Lilium sp.
lihatlah jaringan penyusunnya seperti: lamina fibrosa, tapetum, berkas
pengangkutan, polen dll.
4. Gambarlah dan beri keterangan selengkap-lengkapnya.

22
23
STRUKTUR FLOS FRUKTUS, OVULUM, RHIZOMA DAN TUBER

Dinding buah pada umumnya digunakan untuk mengelompokkan buah


secara morfologi dan anatomi. Dinding buah sering disebut pericarp. Pericarp
terdiri atas dua atau tiga lapisan, yaitu epicarp/exocarp; lapisan terluar; mesocarp,
lapisan tengah; dan endocarp, lapisan dalam. Tipe-tipe buah yang utama
berdasarkan histologi adalah buah kering, ada yang pecah dan tidak pecah; serta
buah berdaging.
Biji berkembang dari bakal biji (ovulum). Biji terdiri dari sporofit yang
berkembang partial, embrio; endosperm (kadang tidak ada); dan lapisan protektif,
selubung biji atau testa. Embrio beragam dalam pola perkembangan, tingkat
diferensiasi dan ukuran. Embrio terdiri dari sumbu akar, cotyledon dan meristem
tajuk yang pertama. Cadangan makanan disimpan dalam endosperm atau
perisperm, disebut albuminous dan yang tidak memiliki jaringan cadangan
makanan disebut exalbuminous. Pada kebanyakan biji, proporsi cadangan
makanan tersimpan dalam embrio atau di luar embrio beragam.
Rimpang (rhizoma) dan umbi (tuber) adalah metamorfosis (perubahan
bentuk) batang dan/atau akar/daun. Alat-alat tersebut merupakan badan yang
membengkak dan umumnya menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan
cadangan, di samping itu dapat pula dijadikan alat perkembangbiakan. Rimpang
(rhizoma) sesungguhnya adalah batang beserta daunnya yang terdapat di dalam
tanah, bercabang-cabang dan tumbuh mendatar, dari ujungnya dapat tumbuh tunas
yang muncul di atas tanah dan dapat merupakan suatu tumbuhan baru. Rimpang
selain sebagai alat perkembangbiakan, juga merupakan tempat penimbunan zat-
zat makanan cadangan. Umbi (tuber) merupakan badan yang membengkak,
dengan bangun bulat, seperti kerucut atau tak beraturan, dan merupakan tempat
penimbunan zat-zat makanan cadangan seperti rimpang (Tjitrosoepomo, 1988)

24
LATIHAN IV
STRUKTUR FLOS FRUKTUS, OVULUM, RHIZOMA DAN TUBER

I. Tujuan
1. Mengamati strktur anatomi fruktus, ovulum, bulbus dan tuber.
2. Mempelajari macam-macam jaringan penyusun fruktus, ovolum, rhizome,
tuber, bentuk dan fungsinya.
3. Mengamati ada dan tidaknya strukur sekretori pada fruktus, ovulum,
rhizome dan tuber.

II. Alat dan Bahan


1. Mikroskop, gelas benda / penutup, silet, cutter, pinset, pipet dll.
2. Preparat awetan fruktus Capsicum frutuscens
3. Preparat awetan hipantium flower Eugenia aromatic
4. Preparat awetan ovulum Zea mays / Tritium sp.
5. Preparat segar rhizome Alpinia galanga
6. Preparat segar tuber Manihot uttilissima

III. Cara Kerja


1. Membuat irisan melintang rhizome Alpinia galanga dan tuber Manihot
uttilissima dengan cara mengiris setipis-tipisnya bahan tersebut setalah itu
irisan-irisan tersebut ditempatkan pada gelas benda yang telah ditetesi air,
ditutup dengan gelas penutup amati dengan mikroskop, lihat bentuk
jaringan penyusun rhizome dan tuber tersebut. Amati jaringan gabus,
bentuk/letak sel sekretori, adakah perbedaan yang khas antara jaringan
organ tersebut.
2. Preparat awetan yang telah tersedia dilihat dengan mikroskop pada
pembesaran 5x/10x. Amatilah jaringan penyusun pada fruktus Capsicum
frustescens, sel epidermis dengan kutikula yang tebal, hypodermis terdiri
dari sel kolenkim beberapa lapis, sel-sel parenkim berwarna merah
mengandung pigmen kromoplas, terdapat sel-sel besar (giant cells) dll.
25
Pengamatan pada preparat awetan hipantium flower Eugenia aromatica
adanya sel-sel/kelenjar minyak, berkas pengangkutan tengah dan tepi,
septum (membatasi ruang ovarium) plasenta dll. Pada preparat awetan
ovulum Zea mays / Triticum sp. Amatilah skutelum, radikula, kaliptra
koleoriza dll.
3. Gambarlah dan beri keterangan selengkap-lengkapnya.

26
27
DAFTAR PUSTAKA

Rahman, T. 2007. Sel dan Jaringan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Tjitrosoepomo, G. 1988. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta.

Fahn . A . 1992. Anatomi tumbuhan Edisi Ketiga Terjemahan . Fakultas


Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. ITB. Gajah Mada University Press .
Yogyakarta.

F ahn . A. 1990 Plant Anatomy. Pergamon Press , oxford , New York, Toronto,
Sydney, Paris, Frangfurt.

Pandey , B.P. 1982. Plant Anatomy . Head of the Departhement of Botany


, Remnagar , New Delhi

Raven . P. H; R.F. Evert : S.E. Eichorn. 1992. Biology of Plants . Worth


Publisher , 33 Irving place New York 10003.

Sumardi I.; Pudjoarinto , 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan .

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . DIKTI Proyek

Pembinaan Tenaga Kependidikan Tinggi .

28

Anda mungkin juga menyukai