Oleh:
Kelompok I
Maghfira Nur R. 1916441009
Marnia 200111502005
Adiba Nugraharis 200111501021
Aulia Khaerunnisa 200111501027
Fikadillah 200111501033
Kevin Graziani 200111501017
Muhammad Farid 210111501004
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini, dan tak lupa pula selawat kita hadiahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
kami yang telah memberikan petunjuk hingga selesainya makalah ini. Pada kesempatan ini
Penulis sadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan,
penulis mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca, guna membangun kebaikan
makalah ini. Demikian makalah ini kami tulis dan kami berharap bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
18
i
DAFTAR ISI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Daun merupakan istilah yang digunakan untuk bagian tumbuhan yang
bentuknya seperti lembaran pipih dan umumnya berwarna hijau bila terpapar cahaya
dan udara. Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang
umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis. Daun merupakan organ
terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya. Daun juga mempunyai
mempunyai bagian-bagian yang berperan penting untuk membantu proses
pertumbuhan pada tumbuhan. Cara umum organ tumbuhan terdiri atas akar, batang,
daun, dan bunga. Organ tumbuhan tersusun atas sekelompok sel yang mempunyai
keaktifan yang sama, yang disebut jaringan. Secara morfologi dan anatomi daun
merupakan organ tumbuhan yang paling beragam. Daun merupakan organ tanaman
yang berfungsi untuk fotosintesis, penguapan (transpirasi), dan transportasi. Daun
tersusun atas beberapa macam jaringan seperti epidermis, parenkim dan ikatan
pembuluh (xilem dal floem).
Mulut daun (stomata), yang berfungsi untuk pertukaran gas. stomata ini
umumnya terdapat dibagian daun membuka dan menutupnya stomata diatur oleh
tekanan turgor. Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun.
Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang
gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Daun merupakan
organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan
dalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri
melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3
- Pelepah daun ( folius )
Daun yang berupih hanya kita dapati pada tumbuhan yang tergolong dalam
tumbuhan yang berbiji tunggal ( monokotil ) pelepah daun mempunyai fungsi
untuk Sebagai pelindung kuncup yang mudah, seperti dapat di lihat pada
tanaman tebu (Seccharum Officinnarum L). Memberi kekuatan pada tanaman.
Daun yang memilki ketiga bagian tersebut disebut daun sempurna, misalnya
daun pisang dan talas. Daun yang tidak memiliki satu bagian daun disebut daun tidak
sempurna.
b. Struktur jaringan dalam daun umumnya tersusun atas :
1. Epidermis merupakan lapisan terluar yang menutup permukaan atas dan
bawah daun. Fungsinga adalah untuk melindungi jaringan daun yang ada
dibawahnya. Epidermis juga dilapisi lapisan lilin atau kutikula yang
berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan yang lebih besar, bagaian
tertentu beberapa sel epdirmis berupa menjadi stomata atau mulut daun
yang berfungsi untuk pertukaran gas. Untuk daun yang tumbuh mendatar
stomata biasanya terdapat banyak di bagian bawah permukaan daun,
sedangkan untuk daun yang posisinya tegak stomata terdapat pada bagian
kedua sisi daun dan untuk tumbuhan air stomata banyak ditemukan pada
bagian atas permukaan daun.
2. Jaringan parenkim jaringan ini terdiri dari jaringan palisade atau jaringan
tiang dan jaringan bunga karang atau spon. Kedua jaringan tadi merupakan
jaringan mesofil atau daging daun. Pada jaringan ini pula terdapat klorofil
yang sangat penting untuk proses fotosintesis.
3. Jaringan Pengangkut jaringan ini terdapat pada tulang daun, jaringan
pengangkut ini berupa jaringan floem dan xylem yang merupakan
kelanjutan dari jaringan pengangkut pada akar, batang kemudian berakhir
pada ujung atau tepi daun, yang berfungsi sebagai alat transport dan sebagai
penguat daun.
4. Jaringan tambahan daun, jaringan tambahan meliputi sel-sel khusus yang
umumnya terdapat pada mesofil daun, misalnya sel-sel kristal dan kelenjar.
4
B. Struktur jaringan daun sejati
Daun sejati adalah daun yang memiliki helaian daun, pelepah daun dan tangkai daun
atau sering disebut daun lengkap. Terdiri atas jaringan :
1) Epidermis Daun
Epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami penebalan dari zat
kutin (kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis terdapat stomata (mulut
daun) yang diapit oleh dua sel penutup. Stomata ada yang terletak di permukaan
atas saja, misalnya pada tumbuhan yang daunnya terapung (pada daun teratai),
ada yang di permukaan bawah saja, dan ada pula yang terdapat di kedua
permukaan daun (atas dan bawah). Alat-alat tambahan yang terdapat di antara
epidemis daun, antara lain trikoma (rambut) dan sel kipas.
5
C. Variasi daun
a. Kelengkapan daun
Daun lengkap yaitu daun yang terdiri atas helaian daun (lamina), tangkai daun
(petiolus), dan pelepah daun (vagina). Daun yang tidak lengkap adalah daun yang
tidak mempunyai satu atau dua bagian dari bagian-bagian tersebut. Ada beberapa
macam daun yang tidak lengkap, yaitu :
Terdiri dari tangkai dan helaian daun disebut dengan daun bertangkai
Terdiri dari pelepah dan helaian daun disebut daun duduk.berupih.
Terdiri dari helaian daun saja disebut daun duduk.
Terdiri dari tangkai daun saja disebut helaian daun semu atau palsu.
6
c. Delta (deltoids), segi tiga sama sisi, seperti pada daun air mata pengantin
(Antigonon leptopus)
d. Belah ketupat (rhomboiides), bangun segi empat tetapi sisinya tidaskl sama
panjang, contoh pada anak daun yang di ujung pada bengkuang
(Pachyrrhizus erosus)
2. Pangkal daun bertoreh atau berlekuk
a. Jantung (cordatus), seperti bulat telur tapi pangkalnya berlekuk, seperti
pada daun waru (Hibiscus tilliaceus).
b. Ginjal atau kerinjal (reniformis), seperi pada pgagan (Centela asiatica).
c. Anak panah (sagitatus), seperti pada enceng (Saginataria shitifolia)
d. Tombak (hastatus), pada wewehan (Monocharia hastata)
e. Bertelinga (auriculatus), pada tempuyung (Sonchus arvensis)
D. Tidak ada bagian yang terlebar, dari pangkal sampai ke ujung hamper sama lebar
1. Garis (linearis), contoh pada daun padi (Oryza sativa)
2. Pita (ligulatus), serupa garis tetapi lebih panjang lagi dan agak lebar, contoh
pada jagung (Zea mays)
3. Pedang (ensiformis), seperti bangun garis tetapi daun tebal dibagian tengahnya
dan tipis dibagian tepinya, pada nenas seberang (Agave sisalana).
4. Paku atau dabus (subulatus), bentuk daun seperti silindr, ujung runcing, seluruh
bagian kaku, pada daun cemara (Araucaria cuninghamii)
5. Jarum (acerosus), serupa paku lebih kecil dan meruncing panjang, pada Pinus
merkusii.
7
c. Ujung daun (apex folii)
Ada beberapa bentuk ujung daun yaitu :
1. Jika pertemuan tepi daun puncak dengan membentuk sudut lancip, maka disebut
ujung daun meruncing (acutus). Biasanya ditemukan pada daun bangun bulat
memanjang, lanset, segi iga, delta, belah ketupat dan lain-lain. Contoh pada daun
padi.
2. Jika pwertemuan tepi daun berada di bawah puncak maka ujung daun disebut
meruncing (acuminatus). Ditemukan pada daun kembang sepatu.
3. Jika pertemuan tepi daun berada di atas puncak dan membentuk sedut tumpul
maka ujung daun ini disebut tumpul (obtusus), ditemukan pada daun sawo kecik.
4. Jika pertemuan tepi daun tidak membentuk sudut atau bulat maka disebut ujung
daun daun membulat (rotundatus).
5. Jika ujung daun rata disebut romping (truncates), contoh pada daun jambu
monyet.
6. Jika ujung daun berlekuk maka disebut ujung daun terbelah (retusus), contoh
pada daun saliguri (Sida retusa)
7. Jika ujung daun berduri naka disebut mucronatus, contoh daun nenas seberang.
8. Jika ujung daunnya menggulung disebut cirrhosus, biasanya ditemukan pada
ujung daun yang bersulur seperti kembang sunsang.
9. Jika pada daun yang distalnya sempit terdapat ujung yang panjang seperti jarum
disebut aristatus
10. Jika pada daun yang bagian distalnya lbar dan terdapat ujung yang panjang
seperti jarum disebut caudatus.
8
1. Pangkal daun yang tidak menyatu
a. Runcing / acutus
b. Meruncing / acuminatus
c. Tumpul / obtusus
d. Membulat / rotundatus
e. Rompang atau rata / truncatus
f. Berlekuk / emarginatus
g. Hestatus
2. Kedua tepi daun menyatu (connatus)
3. Ditembus batang, jika pangkal daun tumbuh menyatu dengan daun yang ada
dihadapannya disebut connatus-perfoliatus, dan apabila kedua tepi daun menyatu
dan mengelilingi batang disebut perfoliolatus.
9
b. Bertulang menyirip / penninervis, cabang keluar di sepanjang ibu tulang
daun.
2. Jika di bagian atas ujung daun tulang tulang menyatu
a. Bertulang lurus / rectinervis, biasanya ditemukan pada daun rumput
rumputan
b. Bertulang melengkung / curvinervis, biasanya ditemukan pada hampir
semua Melastomataceae.
Biasanya tumbuhan monokotil mempunyai pertulangan sejajar dan
melengkung, sedangkan tumbuhan dikotil mempunyai pertulangan menyirip dan
menjari. Begitu juga dengan vena (urat daun), pada tumbuhan monokotil umumnya
mempunyai vena sejajar, sedangkan tumbuhan dikotil mempunyai vena seperti jala.
Namun terkadang pada beberapa jenis, ditemukan pengecualian terhadap hal yang
umum di atas.
Lekukan yang terjadi pada pinggir daun disebut sinus, serta tonjolannya disebut
dengan angulus. Berdasarkan bentuk sinus dan angulusnya, maka pinggir daun
dengan torehan merdeka dapat dibedakan atas:
1. Bergerigi / serratus, sinus dan angulusnya sama sama runcing.
10
2. Bergerigi ganda / biserratus, jika angulus pada daun yang bergerigi mempunyai
gerigi lagi.
3. Berombak / repandus, jika sinus dan angulusnya sama sama tumpul
4. Bergigi / dentatus, jika sinus tumpul dan angulusnya runcing.
5. Beringgit / crenatus, jika sinus lancip dan angulus tumpul.
Pada pinggir daun yang mempengaruhi bentuk, berdasarkan dalamnya torehan dapat
dibedakan sebagai berikut:
1. Berlekuk / lobatus, dalam torehan kurang dari setengah panjang tulang cabang.
2. Bercangap / fissus, dalam torehan sampai dengan setengah panjang tulang
cabang.
3. Berbagi / partitus, dalam torehan melebihi setengah panjang tulang cabang.
Berdasarkan macam torehan serta hubungannya dengan pertulangan daun itu sendiri
maka pinggir daun dapat berbentuk:
1. Palmatilobus / berlekuk menjari
2. Palmatividus / bercangap menjari
3. Palmatipartitus / berbagi menjari
4. Pinnatilobus / berlekuk menyirip
5. Pinnatividus / bercangap menyirip
6. Pinnatipartitus / berbagi menyirip
11
h. Warna daun
Daun biasanya berwarna hijau sesuai dengan fungsinya sebagai alat
fotosintesis, naun kita temukan daun tidak berwarna hijau seperti merah kuning
kecoklatan dan lain lain.
Misalnya pada daun Acalypha wilkesiana yang berwarna merah disebabkan
karena warna antosianin menutupi warna hijau klorofil.
Untuk mengamati daun sebaiknya dilihat pada tanaman yang sudah dewasa,
karena adakalanya daun muda dari beberapa tumbuhan mempunyai warna yang tidak
sama dengan daun yang sudah dewasa.
i. Permukaan Daun
Permukaan atas daun biasanya berwarna lebih hijau dan mengkilat
dibandingkan dengan permukaan bawah daun. Kadang kadang permukaan daun
dapat ditumbuhi oleh sisik, rambut, duri dan lain lain.
Berdasarkan hal yang demikian maka permukaan daun dibedakan atas:
1. Licin (laevis), dapat terlihat mengkilat(nitidus), suram(opacus) atau juga
berselaput lilin (pruinosus).
2. Gundul (glaber)
3. Kasap (scaber)
4. Berkerut (rugosus)
5. Berbingkul bingkul (bullatus), seperti berkerut tapi kerutannya lebih besar.
6. Berambut (pilus)
a. Berambut (pilosus), rambut pendek dan tersebar (bulu halus dan jarang).
b. Berambut panjang (villosus), rambut panjang dan lunak.
c. Berambut beludru (velutinus), rabut pendek dan rapat.
d. Berambut kasar (hirsutus), jika rambut kaku, jika diraba terasa kasar.
e. Berambut bintang (stellato-pillosus), rambut bercabang.
f. Berambut duri (sedtotus), rambut amat kaku dan tegar.
g. Berambut bulu (plumosus), rambut seperti bulu yakni rambut yang masing
masing berambut lagi.
12
h. Berambut empuk (pubescens), rambut pendek, lunak merapat pada
permukaan.
i. Berambut sutera (sericeus), rambut tegak, rapat, lurus, lunak dan
mengkilap.
j. Berambut wol (lonatus), panjang, keriting tidak teratur.
k. Berambut seperti vilt (tomentosus), jika rambut kacau yang tidak teratur
namun padat membentuk suatu lapisan padat.
l. Berambut seperti sikat dan merapat (strigosus), jika rambut kaku dan
merapat ke permukaan.
7. Bersisik (lepidus), terdapat pada sisi bawah daun durian.
j. Pelipatan Daun
Macam macam cara pelipatan daun:
1. Conduplicate, daun melipat di sepanjang ibu tulang daun.
2. Plicate, daun melipat berulang ulang di sepanjang ibu tulang daun secara
longitudinal dalam bentuk zig zag.
3. Circinate, daun menggulung dari ujung daun menuju dasar daun.
4. Convolute / supervolute, daun menggulung dari salah satu pinggir daun,
sehingga menutupi bagian yang lain.
5. Involute, kedua pinggir daun menggulung sampai bagian tengahdaun pada
permukaan atas.
6. Revulute, kedua pinggir daun menggulung sampai bagian tengah pada
permukaan bawah daun.
13
Selain pulvinus, ada pembengkakan pada tangkai daun yang mirip dengan
pulvinus, tetapi hanya bisa merubah satu kali orientasi daun atau membentuk kaitan
sebagai bantuan untuk memanjat, sendi ini disebut pulvinoid.
Sendi absisi adalah bagian daun yang lemah dimana daun atau anak daun atau
sebagian tangkai daun atau rakhis akhirnya akan patah. Biasanya sisa sendi absisi
bisa dikenali dengan adanya cekungan yang melingkar disekeliling tempat bekas
daun. Sendi absisi seringkali membengkak, menandai bagian yang akan patah atau
berabsisi.
14
m. Lidah lidah (ligula)
Merupakan suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara upih
dengan helaian daun pada rumput rumputan (Graminae). Fungsinya adalah untuk
mencegah masuknya air ke dalam ketiak daun, sehingga terhindar dari pembusukan.
15
Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stoma mengambil
CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai
hasil fotosintesis. Stoma ibarat hidung kita dimana stoma mengambil CO2 dari
udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan
mengeluarkan CO2. Stoma terletak di epidermis bawah. Selain stoma, tumbuhan
tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang.
16
BAB III
KESIMPULAN
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang
umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis. Daun merupakan organ
terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya. Daun juga mempunyai
mempunyai bagian-bagian yang berperan penting untuk membantu proses
pertumbuhan pada tumbuhan. Jaringan daun memiliki banyak persamaan dengan
jaringan batang, bedanya pertumbuhan apikal daun lebih cepat berhenti. Daun
tersusun atas tiga tipe jaringan, yaitu epidermis, mesofil, jaringan pembuluh dan
jaringan tambahan daun. Pada epidermis terdapat stomata dan trikoma. Mesofil
terdiri atas jaringan parenkim palisade dan spons yang mengandung klorofil dan
berfungsi untuk fotosintesis. Epidermis tidak hanya berfungsi sebagai pelindung,
tetapi pengeluaran nutrisi, senyawa, air dan pertukaran gas. Pada mesofil terdapat
banyak ruang udara. Ada beberapa tipe pertulangan daun yaitu menyirip, sejajar,
menjari, dan melengkung. Perkembangan daun terjadi melalui beberapa tahap yaitu
permulaan, diferensiasi awal, perkembangan sumbu daun dan perkembangan helai
daun. Jadi, bentuk daun pada bagian yang berbeda pada tumbuhan yang sama
dipengaruhi oleh faktor dalam, faktor luar dipengaruhi antara lain nutrisi dan
intensitas cahaya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Djumhana, N., Wuryastuti, S., Hendrawati, Y. dan Peristiwati, 2006. Konsep Dasar
Biologi untuk SD. Bandung: UPI Press.
Siti Nur Rochmah , Sri Widayati , Meirina Arif, Biologi SMA / MA Kelas 11,
Bandung, Gajah Mada 2007.
18
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini, dan tak lupa pula selawat kita hadiahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
kami yang telah memberikan petunjuk hingga selesainya makalah ini. Pada kesempatan ini
Penulis sadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan,
penulis mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca, guna membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini kami tulis dan kami berharap bermanfaat
Penulis
1i
8
DAFTAR ISI
1ii
9