Disusun Oleh:
1. Almira Khansa Zain (184006)
2. Christiawan Wahu Saputra (184011)
3. Famila Pagita Putri (184016)
4. Nur Afifah Zahroh (184028)
5. Lailatus Syahnur Mauliddiah (184021)
6. Reizeisa Oktaviantoro (184033)
7. Susi Wijiatini (184039)
8. Amelita Firman Pramisty (184046)
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan Laporan sebagai tugas dari mata kuliah Fitokimia dengan
judul “Ekstraksi Daun Singkong Dengan Metode Corong Pisah“.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan.................................................................................................... 2
1.4 Manfaat.................................................................................................. 2
BAB IV PENUTUP.......................................................................................... 17
4.1 Kesimpulan............................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 18
LAMPIRAN..................................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki
keanekaragaman tumbuhan, dari sekian banyak keanekaragaman terdapat tumbuhan
yang memiliki khasiat untuk pengobatan dan dimanfaatkan hingga sekarang
(Sutardjo, 1999).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Akar
Akar merupakan organ penyimpanan utama pada umbi singkong.
Secara anatomi, akar singkong bukan akar umbi, tetapi akar sejati yang tidak
bisa digunakan untuk perbanyakan vegetatif. Akar penyimpanan pada
singkong memiliki tiga jaringan berbeda yaitu periderm, korteks, dan
3
parenkim. Ukuran dan bentuk akar tergantung kondisi genotif dan lingkungan
(Alves, 2002). Umbi yang terbentuk merupakan akar yang menggelembung
dan berfungsi sebagai tempat penampungan makanan cadangan. Bentuk umbi
biasanya bulat memanjang, terdiri atas kulit luar tipis (ari) berwarna
kecoklatan (kering), kulit dalam agak tebal berwarna keputih-putihan (basah),
dan daging berwarna putih atau kuning (tergantung varietasnya) yang
mengandung sianida dengan kadar berbeda.
2. Batang
3. Daun
Daun singkong termasuk daun yang tidak lengkap (incompletes)
karena hanya terdiri atas helai daun dan tangkai daun. Daunnya memiliki
pertulangan daun menjari dan jumlah belahan helai atau sirip daun pada satu
tangkai terdiri dari 3-9 helai. Letak daun yang dekat dengan perbungaan
biasanya berukuran lebih kecil dan belahan daunnya hanya terdiri atas 3 helai
(Alves, 2002). Permukaan atas daun dilapisi kutikula yang mengkilap.
Stomata terdapat pada bagian bawah (abaksial) daun dan memiliki bentuk
parasitik. Tiap daun yang sudah dewasa akan dikelilingi dua stipula dengan
panjang kira-kira 0,5–1,0 cm. Panjang tangkai daun biasanya bervariasi atara
5-30 cm (Alves, 2002).
4
4. Bunga
Tanaman singkong memiliki bunga jantan dan bunga betina dalam
satu pohon. Ukuran bunga jantan setengah dari ukuran bunga betina. Tangkai
bunga jantan tipis, lurus, dan pendek, sedangkan tangkai bunga betina tebal,
melengkung, dan panjang. Bunga singkong mengalami protogini dimana
bunga betina pada perbungaan yang sama dengan bunga jantan membuka 1-2
minggu lebih cepat (Alves, 2002).
1. Flavonoid
2. Saponin
5
Saponin terdiri dari glikosida yang aglikonnya disebut sapogenin (Gunawan
dan Mulyani, 2004). Saponin merupakan senyawa yang bersifat antibakteri
dengan melisiskan membran sel bakteri. Membran sel berfungsi sebagai jalur
keluar masuknya bahan-bahan penting yang dibutuhkan oleh sel. Apabila
fungsi membran sel mengalami kerusakan akan mengakibatkan sel tersebut
mati (Ajizah, 2004).
3. Tanin
4. Alkaloid
A. Polar
1. Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa polar, maka flavonoid umumnya larut
dalam pelarut etanol (EtOH), metanol (MeOH), butanol (BuOH), aseton,
dimetilsulfoksida (DMSO), dimetilformamida (DMF), air, dan lain-lain
6
(Markham, 1988). Flavonoid di alam merupakan senyawa yang larut dalam
air dan dapat diekstraksi dengan menggunakan etanol 70%. Adanya gula yang
terikat pada flavonoid cenderung menyebabkan flavonoid lebih mudah larut
dalam air (Markham, 1988).
2. Saponin
Saponin merupakan glikosida triterpena dan sterol yang terdeteksi
dalam lebih dari 90 suku tumbuhan. Saponin adalah senyawa aktif permukaan
yang bersifat seperti sabun dan dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya
membentuk busa dan menghemolisis sel darah merah (Harborne,
1987).Saponin terdiri dari glikosida yang aglikonnya disebut sapogenin
(Gunawan dan Mulyani, 2004).
3. Tanin
B. Non Polar
1. Alkaloid
Senyawa alkaloid memiliki rasa yang pahit karena ia bersifat basa. Atom
nitrogen yang dikandung oleh alkaloid berasal dari asam amino. Dalam bagian
tumbuhan, alkaloid berada dalam bentuk bebas, sedangkan biasanya, ada juga
alkaloid yang berbentuk cairan. Alkaloid yang berbentuk bebas biasanya larut
dalam kloroform, namun tidak larut dalam air.
7
2.2 Ekstrasi Corong Pisah
8
Diagram Alir
1. Ekstraksi Infusa
Timbang Simplisia
Segar
Pencucian
Tambahkan air panas melalui ampas jika belum mencukupi volume yang dikendaki
Ekstrak
9
Ekstrak
Campuran maksimal berisi
Masukkan ekstrak dan pelarut kedalam ¾ dari corong pemisah
corong pemisah untuk menghindari ledaakan
dan tekanan terlalu tinggi
Adanya 2 fase cair yang terlihat yakni lapisan atas
berupa fase cair ekstrak dan lapisan bawah lapisan
pelarut
HIPOTESIS
BAB III
10
METODE KERJA
A. Alat
1. Timbangan analitik,
2. Panci infusa,
3. corong,
4. batang pengaduk,
5. beaker glass,
6. kain mori,
7. gelas ukur,
8. termometer,
9. corong pisah 250 ml
B. Bahan
1. Daun singkong segar
2. Aquadest (polar)
3. Etil asetat (semi polar)
4. Kloroform (non polar)
11
7. Ketika suhunya 90˚C jalankan stopwatch hingga 15 menit, dan matikan
kompor.
8. Saring infusa untuk memisahkannya dengan simplisia dengan menggunakan
kain mori.
9. Tambahkan air panas melalui ampas hingga volume 150 ml
B. Corong Pisah
1. Siapkan corong pisah 250 ml, larutan kloroform 50 ml, aquadest 50 ml, infusa
daun singkong 50 ml dan larutan etil asetat 50 ml
2. Masukkan infusa daun singkong 50 ml pada corong pisah dan kemudian
tambahkan aquadest 50 ml.
3. Campuran maksimal berisi ¾ dari corong pemisah untuk menghindari
ledaakan dan tekanan terlalu tinggi.
4. Setelah itu dilakukan pengocokan, lakukan secara perlahan agar tidak
terbentuk emulsi
5. Buka kran sesekali untuk mengeluarkan gas
6. Berikutnya diamkan corong selama beberapa waktu hingga dua fase pelarut
tersebut terpisah sempurna. Jika sudah terlihat pemisahan terjadi secara
maksimal, kemudian buka keran dan penyumbat corong.
7. Hasilnya dua fase larutan tersebut akan terpisah dengan salah satu fase keluar
dari corong.
8. Larutan yang tersisa di corong pisah tambahkan larutan etil asetat dan lakukan
pengocokan dan lakukan cara yang sama seperti cara diatas.
9. Hasil dari pemisahan kedua ditambah dengan kloroform dan lakukan
pengocokan seperti cara diatas.
10. Dari pemisahan mendapatkan 3 hasil larutan yaitu hasil dari pemisahan
larutan yang bersifat polar, semi polar, dan non polar.
12
1.) Penapisan Golongan Karbohidrat (+ endapan warna biru kehijauan)
5 tetes sampel
Dikocok
Didihkan 2 menit
(masukan ke dalam pemanas yang mendidh selama 2 menit)
Hasil :
Sampel etil asetat : endapan biru (+)
Sampel klorofroam : endapan biru (+)
Sampel air : endapan hijau (+)
10 ml air panas
Didihkan (5 menit)
Disaring
Filtrat + FeCL3 1%
Amati
Hasil :
13
Sampel etil asetat : endapan kuning dan putih 2 lapisan (-)
Sampel klorofom : endapan kuning dan putih 2 lapisan (-)
Sampel air : endapan hijau kehitaman (+)
5 ml aquadest
Dipanaskan 5 menit
Disaring
Amati
Hasil :
Sampel air : terbentuk buih sempurna (+)
Sampel klorofom : tidak terbentuk buih (-)
Sampel etil asetat : tidak terbentuk buih (-)
14
3.) Golongan Favonoid (ada cincin/lapisan amil alkohol bewarna jingga)
5 ml sampel + 5 ml aquadest
Dipanaskan
Disaring
Filtrate + serbuk Mg
HCL ( 1:1)
Etanol
Amil alkohol
Amati
Hasil :
Sampel air : ada cincin+ lapisan tapi tiddak bewarna jingga warna (putih)
Sampel klorofom : -
Sampel etil asetat : -
15
4.) Golongan Alkoloid
2ml sampel
5 ml klorofom
Disaring
Filtrate
H2SO4
Sampai terbentuk lapisan asam
Amati
Dragendorf mayer
(endapan jingga) (endapan putih)
Wagner
(endapan coklat)
Hasil :
Sampel air : positif ternbentuk warna
Sampel klorofom : -
Sampel etil asetil : -
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan :
Daun singkong terbukti mengandung alkaloid, flavonoid, saponin steroid, dan
tannin
Senyawa polar yang terdapat pada daun singkong antara lain flavonoid,
saponin, dan tanin. Sedangkan senyawa non polar yang terdapat pada daun
singkong adalah alkaloid.
Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan komponen kimia di
antara dua fase pelarut yang tidak saling bercampur di mana sebagian
komponen larut pada fase pertama dan sebagian larut pada fase kedua.
17
DAFTAR PUSTAKA
Oktiani R, Aldi Y, Bakhtiar A. 2009. Uji aktivitas bioflavonoid rutin dari daun
singkong (Manihot uttilissima Pohl) terhadap waktu pembekuan darah dan
jumlah sel trombosit. Artikel Hibah Strategis Nasional. (diakses 29
Desember 2019).
Munawaroh, Safaatul. Dkk. (2010). Ekstraksi Minyak Daun Jeruk
Purut (Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-
Heksana. Jurnal Kompetensi Teknik : Vol. 2, No.1,( diakses
29 Desember 2019).
http://ibar-rocker.blogspot.com/2014/09/makalah-lengkap-tentang-
singkong.html (diakses 29 Desember 2019).
18
LAMPIRAN
19
20