PERCOBAAN 2
FOLIUM
Shift/Kelompok: D/7
Anggota:
Deden Miftah Fauzan 10060319159
Agung Gunawan 10060319160
Muhammad Fajar 10060319161
Fadil Rido Gumelar 10060319162
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2020 M/1442 H
I. Tujuan Pengamatan
1. DEFINISI DAUN
dengan akar. Setiap tumbuhan pada umumnya memiliki daun. Daun dikenal dengan
nama ilmiah folium. Secara umum, daun memiliki struktur berupa helaian,
berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna hijau Daun sesungguhnya adalah cabang
atau ranting yang mengalami modifikasi. Ada tumbuhan tingkat tinggi daun
merupakan tempat penting untuk fotosintesis. Daun merupakan salah satu organ
Daun memilki fungsi antara lain sebagai resorpsi. Dalam hal ini helaian
daun bertugas menyerap zat-zat makanan dan gas. Daun juga berfungsi
mengolahmakanan melalui fotosintesis. Selain itu daun juga berfungsi sebagai alat
tumbuhan. Dan yang tak kalah penting daun berfungsi sebagai alat transpirasi
(penguapan air) dan respirasi (pernapasan dan pertukaran gas). Dengan kemampuan
komponen setiap struktur secara lebih terperinci, mulai dari bangunnya, ujung,
pangkal, tepi, daging, sistem pertulangan, warna, dan permukaannya, dan dapat
membedakan struktur daun antara satu jenis tumbuhan dengan tumbuhan lainnya
kemudian berbentuk pipih dan juga terdiri dari sel-sel dan jaringan seperti yang
Bentuk daun tipis melebar, warna hijau, dan duduknya pada batang yang
menghadap ke atas itu memang sudah selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-
mengambil zat-zat makanan dari lingkungannya dan zat yang diambil adalah zat-
zat yang bersifat anorganik. Air beserta garam-garam diambil dari tanah oleh akar
tumbuhan, sedang gas asam arang yang merupakan zat makanan pula bagi
tumbuhan diambil dari udara melalui celah-celah yang halus yang disebut mulut
daun (stoma) masuk kedalam daun. Zat-zat itu belum sesuai dengan keperluan
tumbuhan, oleh sebab itu harus diubah, diolah dijadikan zat-zat organic yang sesuai
dengan kepentingan tumbuhan. Pengolahan zat anorganik menjadi zat organic ini
dilakukan oleh daun dengan bantuan sinar matahari. Pekerjaan ini disebut
asilmilasi, jadi daun dapat disamakan dapur bagi tumbuhan. Misalnya gas asam
arang yang berasal dari udara dengan air yang berasal dari tanah dalam daun diubah
menjadi zat gula, dan zat-zat organic yang terbuka di dalam daun seterusnya
cadangan. Karena untuk tugas daun ini diperlukan bantuan sinar matahari, maka
daun bentuknya pipih dan lebar dan selalu menghadap keatas untuk menangkap
Daun tunggal, daun yang hanya mempunyai satu helai daun pada
tangkainya, daun disebut daun tunggal. Sebagai contoh, daun manga, jambu,
kamboja, ubi kayu, dan lain-lain. Daun majemuk, terdapat lebih satu helai daun,
maka daun disebut daun majemuk. Helaian daunnya terdiri dari beberapa anak
daun. Daun majemuk ada dua macam, daun bersirip tunggal dan daun bersirip
ganda. Daun lengkap mempunyai bagian-bagian seperti Upih daun atau pelepah
daun (Vagina) umumnya hanya didapati pada tumbuhan yang tergolong dalam
tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae) saja, antara lain suku rumput
Upih daun selain merupakan bagian daun yang melekat atau memeluk
batang, juga dapat mempunyai fungsi lain Sebagai pelindung kuncup yang masih
muda, seperti dilihat pada tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) dan Memberi
kekuatan pada batang tanaman. Dalam hal ini upih daun semuanya membungkus
batang, sehingga batang tidak tampak, bahkan yang tampak sebagai batang dari luar
adalah upih-upihnya tadi. Hal itu saja terjadi apabila upih daun amat besar seperti
pada pisang (Musa paradisiaca L.). Batang yang tampak pada pohon pisang
sebenarnya bukan batang tanaman yang sesungguhnya dari itu disebut batang semu
(Tjitrisoepomo, 2001).
bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa hingga
tangkai daun amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan, bahkan pada suatu
tumbuhan ukurannya dan bentuk nya dapat berbeda. Umumnya tangkai daun
berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya. Jika
kemungkinan seperti bulat dan berongga, misalnya tangkai daun papaya (Carica
papaya L.), pipih dan tepinya melebar (bersayap), misalnya pada jeruk
(Citrus sp.), Bersegi, dan Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur
dangkal atau beralur dalam seperti tangkai daun pisang. Dalam uraian mengenai
susunan daun telah dikemukakan pula bahwa tangkai daun dapat mengalami
Helaian daun (lamina) merupakan bagian daun yang berbentuk pipih dorso-
ventral, berwarna hijau, berupa daging daun (interveium) dan urat daun, serta
paling penting peranannya dan paling menarik perhatian karena memiliki bentuk,
ukuran, serta warna yang beraneka ragam. Dengan demikian, suatu sifat atau ciri-
ciri dari helaian daun tersebut juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu
daun yang helaiannya berbeda-beda pula, baik mengenai bentuk, ukuran, maupun
persis sama bentuk dan warnanya. Oleh sebab itu, walaupun tidak besar nilainya,
terutama dalam hal meragukan, sering orang membandingkan bentuk helaian daun
dikenal. Karena helaian daun merupakan bagian daun yang terpenting dan lekas
menarik perhatian, maka suatu sifat yang sesungguhnya hanya berlaku untuk
helainnya, disebut pula sebagai sifat daunnya. Sifat daun yang perlu mendapat
sel (pada beberapa spesies ada yang membentuk beberapa lapisansel). Sifat
terpenting pada jaringan ini ialah susunan sel yang rapat sertaadanya kutikula dan
stomata. Sementara itu, mesofil merupakan jaringanyang mengandung banyak
klorofil serta ruang antar sel untuk prosesfotosintesis. Mesofil dapat bersifat
homogen atau dibedakan menjadi jaringan tiang (palisade) atau jaringan spons
atas dan epidermis bawah dan di antara berkas pengangkut. Mesofil dapat tersusun
palisade (jaringan tiang), jaringan pagar dan parenkim sponsa (jaringan bunga
rapat berjajar seperti pagar. Daun yang memiliki parenkim palisade di lapisan atas
bifasial. Apabila parenkim palisade terdapat di kedua sisi atau tidak dijumpai
parenkim palisade pada kedua sisinya disebut daun isobilateral atau isolateral atau
(Sutrian, 2004).
Jaringan spons terdiri dari sel bercabang yang teratur bentuknya. Hubungan
antara sel dan sel lainnya terbatas pada ujung cabang itu. Dilihat dari hubungan
a) Parenkim palisade adalah parenkim dengan bentuk sel panjang, tegak dan
b) Parenkim bunga karang adalah parenkim dengan bentuk dan susunan selnya
tidak teratur dan ruang antarsel relatif besar. Contoh : mesofil daun.
penampang melintang daun, berkas pengangkut ini terdiri dari 1 ikatan pembuluh,
permukaan bawah daun. Pada tulang daun yang lebih kecil atau vena daun, berkas
dibentuknya merupakan sistem tulangdaun. Terdapat dua pola pada sistem tulang
daun, yaitu sistem tulang daun jala (bercabang, dan memiliki costa atau ibu tulang
dari 0,10%. Identitas simplisia berupa helaian daun, rapuh, bentuk bulat telur,
lonjong, belah ketupat memanjang atau bentuk lidah tombak, pangkal membulat
sampai runcing, tepi beringgit sampai bergerigi tajam, ujung runcing sampai
meruncing, pertulangan daun menyirip, ibu tulang daun tampak jelas, batang dan
cabang-cabang berbentuk persegi, warna agak ungu, kedua permukaan halus; warna
berbatang basah yang tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti:
kidney tea plants/java tea (Inggris), giri-giri marah (Sumatera), remujung (Jawa
Tengah dan Jawa Timur) dan songot koneng (Madura) (Hidayat, 2015).
Daun Saga Manis (Abri Folium) merupakan daun dari tanaman Abrus precatoris L.
atau lebih sering dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai daun saga memiliki
daun majemuk, berbentuk bulat telur, berukuran kecil, bersirip ganjil dan memiliki
rasa agak manis. Daun saga mempunyai kandungan kimia antara lain flavonoid dan
Daun saga (Abrus precatorius L.) mengandung saponin dan flavonoid yang dapat
digunakan untuk mengobati ulcers atau radang pada mulut dan bronchitis (Hussain,
bahwa ekstrak etanol daun saga mempunyai kandungan flavonoid dan saponin yang
memiliki aktivitas antibakteri lebih baik pada bakteri gram positif (S. aureus) dari
Psidium guajava L. atau yang lebih dikenal jambu biji telah lama digunakan sebagai
tumbuhan obat oleh masyarakat. Beberapa khasiat dari jambu biji ini antara lain
farmakologi tersebut tidak selalu sama, misalnya agar diperoleh aktivitas sebagai
alternatif pada terapi supportif demam berdarah dan antibakteri digunakan bagian
(Yohanes, 2013).
Daun Jambu Biji (Psidii Guajavae Folium) sudah digunakan sejak dulu sebagai obat
minyak atsiri, asam malat, asam oksalat, dan eugenol. Senyawa dalam daun jambu
biji yang berupa flavonoid, tannin dan terpenoid mempunyai efek antibakteri
dengan merusak struktur membrannya (Prof. Dr. Dr. Sumarno, dmm, sp mk, 2004).
Tanaman Keji Beling merupakan tanaman dari simplisia daun keji beling
kafein, tanin, vitamin (C, B1 dan B2) dan juga kandungan mineral yang tinggi
termasuk kalium (51%), kalsium (24%), natrium (13%), besi (1%) dan fosfor (1%).
dan sebagai agen diuretik untuk mengobati batu ginjal dan kencing batu
(Nurraihana, 2013).
dikenal di masyarakat dan sering dihubungkan dengan batu ginjal atau kesulitan
buang air kecil. Selain itu tempuyung juga dipakai untuk menyembuhkan asam urat,
darah tinggi, beberapa kasus sakit kepaladan prostat. Di Indonesia daun tempuyung
di gunakan sebagai obat untuk “menghancurkan” batu ginjal. Kelarutan batu ginjal
Kehadiran kalium ini membuat batu ginjal, berupa kalsium karbonat, tercerai berai,
karbonat, oksalat, atau urat yang merupakan pembentuk batu ginjal. Hingga
akhirnya endapan batu ginjal itu larut dan hanyut keluar bersama urine (Endjo,
2004).
Daun Sirih (Piperis Betle Folium) merupakan simplisia dari tanaman sirih
(Piper betle L.) sudah lama digunakan sebagai obat sejak dulu. Kandungan daun
sirih antara lain saponin, polifenol, minyak atsiri, dan flavonoid. Selain itu daun
dari Jati Belanda (Guazuma ulmifolia). Kandungan daun jati belanda antara lain
permukaan usus sehingga mengurangi absorbsi pada permukaan usus. Tanaman jati
2005).
Sediaan daun jati belanda yang tersedia di pasaran berupa simplisia kering
(untuk disedu), kapsul dan tablet, dari sediaan yang ada sediaan kapsul yang dapat
manutupi rasa pahit dari daun jati belanda. Salah satu sediaan yang dapat dibuat
untuk menutupi rasa pahit dari daun jati belanda adalah dengan dibuat tablet hisap
(Rowe, 2009).
rematik, nyeri haid, haid tidak teratur, demam, asma, batuk, bronchitis, perut
Flavonoid merupakan senyawa yang mengandung C15 yang terdiri atas dua
inti fenolat yang dihubungkan dengan tiga satuan karbon. Cincin A mempunyai
karakteristik bentuk hidroksilasi floroglusinol atau resorsinol, dan cincin B
4. PEMBUATAN SIMPLISIA
Simplisia adalah bentuk jamak dari simpleks yang berasal dari kata simple,
yang berarti satu atau sederhana. Istilah simplisia dipakai untuk menyebut bahan-
bahan obat alam yang masih berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami
sebagai berikut: simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum
mengalami perubahan proses apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa
gabungan nama spesies diikuti dengan nama bagian tanaman. Sebagai contoh,
merica dengan nama spesies Piperis albi maka nama simplisianya disebut Piperis
albi fructus. Fructus menunjukkan nama bagian tanaman yang digunakan yaitu
2. Sortasi basah
3. Pencucian
4. Perajangan
5. Pengeringan
6. Sortasi kering
Pengepakan dan penyimpanan (Laksana, 2010).
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah mikroskop, kaca
objek, kaca penutup, dan jarum pengaduk. Bahan yang digunakan pada percobaan
Kaca objek dan kaca penutup disediakan yang bersih dan bebas minyak.
Kemudian, reagen ditetesi 2-3 tetes diatas kaca objek dari reagen yang digunakan
sediaan dengan kaca penutup. Dipanaskan kaca objek diatas api kecil sampai
gelembung yang terjebak dalam sediaan keluar. Jika terdapat butir atau musilago,
pengamatan.
Makroskopik
Keterangan Bau = Aromatik
Mikroskopik
Keterangan :
- Perbesaran = 400x
- Reagen = Floroglusinol + HCl
- Fragmen yang ditemukan =
A. Epidermis atas
B. Pembuluh kayu
Klasifikasi Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus)
Regnum : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Species : Orthoshipon aristatus B. (Dalimarta, 2003).
Morfologi
Daun tunggal, bundar telur lonjong, lanset atau belah ketupat, berbulu halus,
pinggir bergerigi kasar tak teratur, kedua permukaan berbintik-bintik karena ada
kelenjar minyak atsiri. Bunga berupa tanda yang keluar di ujung cabang, warna
ungu pucat atau putih, benang sari lebih panjang dari tabung bunganya (Hidayat,
2015).
Perbandingan dengan literatur
Berdasarkan hasil pengamatan Orthosiphonis Staminei Folium terdiri dari
fragmen epidermis atas dan pembuluh kayu. Hal ini sesuai dengan literatur yaitu
terdapat fragmen pengenal berupa epidermis atas dan epidermis bawah, rambut
penutup dengan kutikula bergaris dan berisi zat berwarna ungu, rambut kelenjar,
fragmen mesofil, pembuluh kayu dengan penebalan spiral, tangga, dan jala. Tetapi
pada hasil pengamatan yang dilakukan hanya terdapat fragmen epidermis atas dan
pembuluh kayu.
5.2 Abri Folium
Sketsa Hasil Pengamatan
Makroskopik
Makroskopik
Makroskopik
Makroskopik
Daun : tunggal, tidak bertangkai, helaian daun berbentuk lonjong atau
berbentuk lanset, berlekuk menjari atau berlekuk tidak teratur; pangkal daun
menyempit atau berbentuk panah sampai berbentuk jantung; pinggir daun bergerigi
tidak teratur; permukaan daun sebelah atas agak kasar dan berwarna lebih pucat
Mikroskopik
Fragmen pengenal yang terlihat adalah epidermis atas dengan dinding samping
agak bergelombang, fragmen epidermis bawah, rambut kelenjar dan stomata
Mesofil dengan
tulang daun
Hablur kalsium
oksalat
Rambut kelenjar
Stomata
Berkas pembuluh
Epidermis atas
Stomata
Epidermis atas
Epidermis bawah
Keterangan:
Untuk gambar A dan B menggunakan perbesaran 100x dan gambar C, D, E, F
menggunakan perbesaran 400x
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Makroskopik
Bentuk dari daun sirih berbentuk seperti jantung. Daunnya tunggal dan pada
ujung daunnya berbentuk runcing. Pada tiap daunnya terdapat tangkai.
Mikroskopik
Mesofi
l
Epidermis bawah
Epidermis atas
Mesofil
Keterangan:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Sterculiaceae
Genus : Guazuma
Makroskopik
Pada pangkal daun berbentuk bundar telur sampai lanset, pangkal daun
berbentuk jantung yang tidak setangkup, ujung daun meruncing, pinggir daun
bergigi, permukaan kasar, dan berwarna hijau kecoklatan.
Mikroskopik
Fragmen pengenal yang terlihat adalah rambut penutup, rambut kelenjar,
dan epidermis.
Rambut penutup
Rambut Kelenjar
Epidermis
Kingdom : Plantae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Blumea
Makroskopik
Daun tunggal, bertangkai pada setiap daun, pada tangkai daun terdapat
beberapa pasang daun kecil berbentuk lidah tombak, helai daun berbentuk bundar
telur dan pangkal daun runcing. Permukaan daun berambut dan permukaan bawah
berambut sangat rapat.
Mikroskopik
Rambut penutup
Berkas pembuluh
Stomata
Epidermis bawah
Serabut Skelerenkim
Keterangan:
diantaranya:
Mempunyai organoleptis, bau aromatik, rasa agak asin , agak pahit. Lalu
mempunyai makroskopik yaitu bentuk daunnya bulat telur agak lonjong dengan
ujungnya yang runcing dan mikroskopik yaitu fragmen pengenal adalah epidermis
atas dan epidermis bawah, rambut penutup dengan kutikula bergaris dan berisi zat
2. Abri Folium
berwarna lalu mempunyai makroskopik yaitu berwarna hijau sampai hijau pucat
atau hijau kekuning-kuningan, tangkai daun pendek, helai daun berbentuk jorong
melebar atau bundar dan mikroskopik fragmen pengenal adalah rambut penutup
pendek, helai daun berbentuk bundar telur agak menjorong atau bulat memanjang,
lalu memiliki mikroskopik yaitu fragmen pengenal banyak terdapat rambut penutup
yang terlepas, hablur kalsium oksalat, stomata tipe anomositik, mesofil dengan
kelenjar lisigen.
Mempunyai organoleptis yaitu bau lemah, rasa agak sepat dan agak pahit,
serbuknya berwarna hijau sampai hijau keabuan. Lalu secara mikroskopik yaitu
fragmen pengenal adalah fragmen permukaan atas helai daun dengan sel litosis dan
sistolit; sistolit yang terlepas atau masih dalam jaringan daun; fragmen permukaan
bawah daun dengan stomata tipe bidiasitik; rambut penutup; rambut kelenjar.
Mempunyai organoleptis yaitu bau lemah, rasa agak kelat, serbuk berwarna
hijau kelabu, lalu memiliki makroskopik yaitu serbuknya berwarna hijau sampai
stomata.
Epidermis terdiri dari 1 lapis sel, bentuk persegi empat, kutikula tebal licin.
Epidermis bawah serupa dengan epidermis atas. Pada kedua permukaan daun
terdapat rambut penutup dan rambut kelenjar. Stomata tipe anomositik, terdapat
banyak pada epidermis bawah dan pada epidermis atas tidak terdapat stomata.
Terdapat sel minyak berisi minyak atsiri berwarna kekuningan pada bag.
Hipodermis.
dan warna daun hijau kecoklatan, lalu mempunyai mikroskopik yaitu fragmen
kalsium oksalat berbentuk prisma, pembuluh kayu dengan penebalan tangga, dan
penebalan tangga dan spiral sklerenlim, fragmen mesofil dan fragmen epidermis.
DAFTAR PUSTAKA
Anief. (2005). Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Indonesia, Jakarta.
Publishing.
Agriwidya.
Dalimarta, S. (2003) . Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid II. Jakarta : Trubus
Agriwijya.
12.
pp.24–30.
Yogyakarta.
2056. Pustaka.
Prof. Dr. Dr. Sumarno, dmm, sp mk. (2013). Efek Antibakteri Ekstrak Daun
Secara In Vitro.
Yogyakarta
Septiyana. (2013). Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanolik Daun Sirih terhadap
Candida albicans ATCC 10231 dan Candida albicans hasil isolasi. 2(2), 31-
37
Suharmiati. (2003). Khasiat & Manfaat Jati Belanda Si Pelangsing dan Peluruh
University Press.
Univertsity Press.
Pustaka, Jakarta.
Wisaksono, L.S. (2008). Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman Obat
Citeureup. 1nd Ed. Jakarta Pusat : Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional,