PRAKTIKUM 3
FRUCTUS
Shift/Kelompok: D/7
Anggota:
Deden Miftah Fauzan 10060319159
Agung Gunawan 10060319160
Muhammad Fajar 10060319161
Fadil Rido Gumelar 10060319162
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2020 M/1442 H
I. Tujuan Pengamatan
Mengamati fragmen - fragmen khas dari simplisia bagian buah dari tumbuhan tertentu
dengan menggunakan indikator tertentu secara mikroskopik.
Makroskopik :
buahnya bulat telur, bijinya
poligonal, berwarna putih
atau kekuningan, kulit ari
berwarna putih
2. Amomi Fructus
NAMA TUMBUHAN Buah kapulaga (Amomum compactum)
NAMA SIMPLISIA Amomi Compacti Fructus
Fragmen yang ditemukan Sketsa Hasil Pengamatan:
dan Pengamatan
Mikroskopik :
Pada reagen Kloral Hidrat
ditemukan epidermis luar
terlihat tangensial dan
hablur Ca-Oksalat
Makroskopik :
buahnya bulat telur, bijinya
poligonal, berwarna putih
atau kekuningan, kulit ari
berwarna putih
Kegunaan : obat kejang
perut, rematik, influenza
dan batuk (Rimta, 2010)
3. Coriandri Fructus
NAMA TUMBUHAN Buah ketumbar (Coriandrum sativum)
NAMA SIMPLISIA Coriandri Sativi Fructus
Fragmen yang ditemukan Sketsa Hasil Pengamatan:
dan Pengamatan
Mikroskopik :
Pada reagen Floroglusinol-
HCL ditemukan mesokarp,
endokarp, hablur Ca-
Oksalat, serabut
sklerenkim, dan pembuluh
kayu
Makroskopik :
Berwarna bulat, lonjong
berdiamater 1 cm berwarna
coklat kehitaman karna
sudah dikeringkan
Kegunaan : antihistamin
dan antidepresan (Roth, et
al., 1994)
4. Capsici Fructus
NAMA TUMBUHAN Buah cabai (Capsicum annuum)
NAMA SIMPLISIA Capsici Annui Fructus
Fragmen yang ditemukan Sketsa Hasil Pengamatan:
dan Pengamatan
Mikroskopik :
Pada reagen Kloral Hidrat
ditemukan sel endokarp
berdinding tebal
menyerupai sel batu dan
hipodermis terlihat
melintang dan tangensial
Makroskopik :
Buah cabai yang matang
umumnya berwarna merah
dan memberikan warna
merah tua saat cabai
dikeringkan, tampilannya
mengkerut dikarenakan
telah dikeringkan
5. Retrofracti Fructus
NAMA TUMBUHAN Buah cabe jawa (Piper retrofractum)
NAMA SIMPLISIA Piperis Retrofracti Fructus
Fragmen yang ditemukan Sketsa Hasil Pengamatan:
dan Pengamatan
Mikroskopik :
Pada reagen Floroglosinol-
HCL perbesaran 400x dan
100x ditemukan endokarp
Makroskopik :
bulir bulat panjang hingga
silindris yang ujungnya
kecil, permukaan tidak rata
berwarna hijau kehitam-
hitaman
Kegunaan : antivirus,
penurun demam, anti tumor
(Nuraini, 2003)
VI. Pembahasan
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk mengamati secara makroskopik dan
mikroskopik dengan contoh simplisia bagiam daun, yaitu Piperis Nigri Fructus, Amomi
Compacti Fructus, Coriandri Sativi Fructus, Capsici Annui Fructus, dan Piperis
Retrofracti Fructus. Pemeriksaan secara organoleptis dilakukan dengan menggunakan
indera penglihatan dan mengamati warna, bau, dan rasa. Pemeriksaan secara makroskopik
dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan dan mengamati bentuk serbuk
simplisia secara langsung. Sedangkan pemeriksaan secara mikroskopik dilakukan dengan
menggunakan alat mikroskop dan melihat anatomi jaringan dari serbuk simplisia.
Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan (Gunawam, 2004).
Pada percobaan kali ini mengamati bagian tumbuhan berupa buah/fructus. Daun
merupakan organ pada tumbuhan berbunga yang perkembangan lanjutan dari
bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan
bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar
biji tumbuhan. (Rosanti, 2013). Reagen yang pertama digunakan adalah Kloral Hidrat
yang berfungsi dapat menghilangkan kandungan butir-butir amilum dan kandungan
protein, sehingga dapat terlihat jelas jaringan yang ingin diamati dibawah mikroskop
(HAM, 2009). Reagen kedua yang digunakan adalah I2KI atau lugol yang berfungsi
sebagai penguji suatu sampel dengan keberadaan suatu pati (amylum) dalam senyawa
organik, bila sampel yang ditetesi lugol berubah menjadi hitam, maka sampel tersebut
banyak mengandung amylum.Reagen yang ketiga adalah Floroglusinol ditambahkan
HCL untuk mengamati adanya lignin (HAM, 2009).
6.1 Piperis Nigri Fructus (Piper nigrum)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper nigrum
(Backer & Bakhuizen, 1965).
b. Sumber simplisia: Buah dari tumbuhan lada hitam.
c. Deskripsi: Buah lada berbentuk bulat dan mempunyai biji yang keras dengan kulit
buah yang lunak. Kulit buah yang masih muda berwarna hijau, lalu menjadi
berwarna kuning ketika sudah tua. Buah lada yang sudah masak berwarna merah,
berlendir dan rasanya manis. Besar kulit dan bijinya sekitar 4-6 mm, sedangkan
besar bijinya 3-4 mm. berat per 100 biji lada rata-rata 4,5 gram. Kulit buah lada
terdiri dari 3 bagian, yaitu kulit luar (epikarp), kulit tengah (mesokarp), dan kulit
dalam (endokarp) (Amir, 2012).
d. Kandungan Kimia: Minyak volatil, alkaloid, tannin, fenolik, flavonoid, karbohidrat,
dan protein (Amir, 2012).
e. Pemanfaatan: Karminatif, sesak nafas, tekanan darah tinggi, diaforetik.
f. Mikroskopik: Kelompok sel batu dari hipodermis, fragmen epikarp berikut
hipodermis, fragmen mesokarp, fragmen perisperm, butir pati, fragmen epikarp serta
hypodermis tampak tangensial sesuai dengan literatur dari gambar dibawah ini
(Depkes, 1977).
6.2 Amomi Compacti Fructus (Amomum compactum)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Zinggiberales
Familia : Zinggiberaceae
Genus : Amomum
Species : Amomum compactum (Backer & Bakhuizen, 1965).
b. Sumber simplisia: Buah dari tumbuhan kapulaga.
c. Deskripsi: Buah kapulaga berupa buah kotak, berbentuk memanjang, berlekuk,
bersegi tiga, agak pipih, kadang-kadang terdapat bulu halus, berwarna putih
kekuningan atau kuning kelabu. Buahnya memiliki 3 ruang, setiap ruang dipisahkan
oleh selaput tipis seteval kertas, tiap ruang berisi 5-6 biji kecil, berwarna coklat atau
hitam beraroma harum khas (Campbell, 2003).
d. Kandungan kimia: Mengandung 3-7% minyak atsiri yang terdiri atas terpineol,
terpinil asetat, sineol, alfa borneol, dan beta kamfer. Disamping itu juga
mengandung lemak, protein, kalsium oksalat dan asam kersik (Campbell, 2003).
e. Pemanfaatan: Rempah, batuk, influenza, obat kumur, radang amandel, radang
lambung, gangguan haid, sesak nafas.
f. Mikroskopik: Epidermis luar terlihat tangensial, sklerenkim palisade terlihat
tangensial, endosperm, perisperm, perikarp, sel batu, serabut sklerenkim, hablur
kalsium oksalat, sel dengan minyak atsiri, pembuluh kayu (sesuai dengan literatur
dari gambar dibawah ini (Depkes, 1977).
6.3 Coriandri Sativi Fructus (Coriandrum sativum)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Coriandrum
Spesies : Coriandrum sativum (Backer & Bakhuizen, 1965).
b. Sumber simplisia: Buah dari tumbuhan ketumbar.
c. Deskripsi: Ketika buah tanaman ketumbar sudah tua akan berubah warna menjadi
cokelat muda dan memiliki bentuk bulat yang warnanya hijau. Buah yang dihasilkan
memiliki panjang sekitar 4 – 5 mm dan ketika sudah matang, buah tersebut akan
sangat mudah untuk di rontokkan (Fahn,1991).
d. Kandungan kimia: Ketumbar memiliki kandungan kimia berupa sabinene, myrcene,
a-terpinene, ocimene, linalool, geraniol, dekanal, desilaldehide, trantridecen, asam
petroselinat, asam oktadasenat, d-mannite, skopoletin, p-simena, kamfena, felandren,
kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin C, asam folat, dan vitamin B3.
Kandungan lemak seperti asam linoleat, asam oleat, asam palmitat, dan asam
askorbat ternyata efektif menurunkan kadar kolesterol di dalam darah. Buahnya
mengandung minyak atsiri, koriandrol, alfapinen, betapinen, simen, terpinen,
borneol, dan lemak (Fahn, 1991).
e. Pemanfaatan: Rempah, nyeri lambung, pusing, anti-emetik, sariawan, gangguan
haid.
f. Mikroskopik: Mesokarp berikut endokarp, serabut sklerenkim mesokarp, pembuluh
kayu, epikarp bagian ujung buah, hablur kalsium oksalat (sesuai dengan literatur
(Depkes, 1977).
6.4 Capsici Annui Fructus (Capsicum annum)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Tubiflora
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L (Backer & Bakhuizen, 1965).
b. Sumber simplisia: Buah dari tumbuhan Capsicum annum L
c. Deskripsi: Buah muda berwarna hijau tua setelah masak menjadi merah cerah. Biji
yang masih muda berwarna kuning, setelah tua berwarna coklat, berbentuk pipih,
berdiameter sekitar 4 mm, rasa buahnya yang pedas dapat mengeluarkan air mata
orang yang mencium buahnya berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok,
meruncing pada bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin mengkilap,
diameter 1-2 cm, panjang4-17cm, bertangkai pendek, rasanya pedas (Dalimartha,
2003).
d. Kandungan kimia: Buah cabaimerah mengandung kapsikidin yang terdapat dalam
bijiyang berguna untuk memperlancar sekresi asam lambung dan mencegah
infeksi sistem pencernaan. Senyawa lain yang terdapat dalam buah cabai adalah
kapsikol Berbagai khasiat buah cabai merah disebabkan oleh senyawa kapsaisin
(C18H27NO3). Buah cabai merah mengandung lima senyawa kapsaisinoid yaitu,
nordihidrokapsaisin, kapsaisin, dihidrokapsaisin, homokapsaisin, dan
homodihidrokapsaisin (Wiryanta ,2002).
e. Pemanfaatan: Berbagai hasil penelitian membuktikan bahwa buah cabai merah
dapat membantu penyembuhan kejang otot, rematik, sakit tenggorokan, dan
alergi. Buah cabai merah juga dapat membantu melancarkan sirkulasi darah dalam
jantung. Selain itu, buah cabai merah dapat digunakan sebagai obat oles kulit
untuk meringankan rasa pegal dan dingin akibat rematik dan encok karena buah
cabai merah bersifat analgesik. Buah cabai merah juga mengandung kapsikidin
yang terdapat dalam bijiyang berguna untuk memperlancar sekresi asam lambung
dan mencegah infeksi sistem pencernaan. Senyawa lain yang terdapat dalam buah
cabai adalah kapsikol yang berfungsi sebagai pengganti minyak kayu putih untuk
mengurangi pegal-pegal, rematik, sakit gigi, sesak napas, dan gatal-gatal
(Wiryanta 2002).Mikroskopik: fragmen sel endokarp berdinding tebal
menyerupai sel batu, fragmen hipodermis terlihat melintang dan tangensial,
fragmen epidermis biji dengan bentuk mesentrik, pembuluh kayu bernoktah
dengan penebalan tangga dan spiral, dan serabut sklerenkim. Sesuai dengan
literature dari gambar dibawah ini (Depkes, 1977).
6.5 Piperis Retrofracti Fructus (Piper retrofractum)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper retrofractum (Backer & Bakhuizen, 1965).
b. Sumber simplisia: Buah dari tumbuhan Piper retrofractum
c. Deskripsi: Buah majemuk berupa bulir, warna kelabu sampai coklat kelabu
atau berwarna hitam kelabu sampai hitam, bentuk bulat panjang sampai
silindris, bagian ujung agak mengecil, panjang 2 cm sampai 7 cm, garis tengah 4
mm sampai 8 mm, bergagang panjang atau tanpa gagang. Permukaan luar
tidak rata, bertonjolan teratur. Pada irisan melintang bulir tampak buah-buah
batu, masing-masing dengan daun pelindung yang tersusun dalam spiral pada
poros bulir, kadang-kadang bagian tengah bulir berongga. Kulit buah
berwarna coklat tua sampai hitam, kadang-kadang berwarna lebih muda.
Kulit biji warna coklat, hampir seluruh inti biji terdiri dari perisperm
berwarna putih. Buah batu berbentuk bulat telur, berukuran lebih
kurang 2 mm. Daun pelindung berbentuk perisai (Campbell, 2003).
d. Kandungan kimia: Buah cabe jawa mengandung minyak atsiri 0,9 %, piperin
4-6 %, dammar, piperidin, hars, zat pati, dan minyak lemak. Disamping
itu juga mengandung suatu senyawa amida yang mirip dengan senyawa yang
terkandung dalam Piper longumin yaitu piplartin, piplasterin, dan sesamin
(Soedibyo, 1998).
e. Pemanfaatan: Buah cabe jawa memiliki khasiat sebagai obat stimulan, demam,
tonik, sakit kuning, rematik (obat luar), sesudah melahirkan (obat luar),
menambah nafsu makan, memperkuat fungsi-fungsi organ tubuh dengan
cara memperlancar peredaran darah (stimulan), untuk radang mulut,
memperlancar keluarnya keringat (diaforetik), karminatif, dan sebagai obat
gosok. Persalinan kurang lancar, mulas, kejang perut, kolik, beri-beri, lemah
syahwat (Soedibyo, 1998).
f. Mikroskopik: fragmen endokarp, sel batu, jaringan gabus, jaringan mesokarp
tanpa sel sekresi, epidermis luar, dan fragmen epidermis biji dengan mesentrik.
Sesuai dengan literatur dari gambar dibawah ini (Depkes, 1977).
VII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa simplisia diantaranya :
1. Piperis Nigri Fructus
Mempunyai organoleptis yaitu bau aromatik, rasa pedas, warna coklat muda.
Lalu mempunyai mikroskopik yaitu fragmen pengenal adalah kelompok butir
pati yang berupa massa polihedral, fragmen epikarp, fragmen hipodermis
dengan parenkim dan kelompok sel batu; fragmen endokarp dengan sel piala,
kerap kali masih berlekatan dengan spermoderm; fragmen epikarp berikut
hipodermis; fragmen parenkim dengan sel sekresi.
2. Amomi Fructus
Mempunyai organoleptis yaitu bau khas aromatik, rasa agak pedas, serbuk
berwarna kelabu kekuningan. Lalu mempunyai mikroskopik yaitu fragmen
pengenal adalah fragmen epidermis luar kulit biji yang berdinding tebal
berbentuk memanjang; fragmen lapisan sel yang mengandung minyak atsiri;
fragmen skelerenkim palidase yang terlihat tangesial berbentuk poligonal;
fragmen perisperm yang penuh dengan butir pati kecil; fragmen serabut
sklerenkim dari berkas pembuluh pada mesokarp; fragmen sel batu pada
mesokarp; fragmen selaput biji; fragmen parenkim mesokarp; pembuluh kayu
dengan penebalan jala dan tangga; fragmen kulit biji dan hablur kalsium
oksalat berbentuk prisma.
3. Coriandri Fructus
Mempunyai organoleptis yaitu Buah yang diremas berbau aromatik yang khas,
rasanya khas, lama-lama agak pedas. Serbuk berwarna coklat muda kekuningan
atau coklat kemerahan. Bau khas aromatik. Lalu mempunyai mikroskopik yaitu
fragmen pengenal adalah serabut sklerenkim mesokarp; fragmen endokarp
berikut parenkim mesokarp; fragmen epikarp dengan hablur kalsium oksalat
berbentuk prisma; fragmen epikarp dari bagian ujung buah; fragmen mesokarp
berikut endokarp,spermoderm dan endosperm; fragmen pembuluh kayu, hablur
kalsium oksalat berbentuk prisma dan roset. Tidak terdapat rambut penutup
atau butir pati.
4. Capsici Fructus
Mempunyai organoleptis yaitu bau merangsang, rasa pedas, serbuk warna
coklat kemerahan. Lalu mempunyai mikroskopik yaitu fragmen pengenal
adalah fragmen epidermis dalam berdinding tebal yang menyerupai sel batu
terlihat tangensial; fragmen pembuluh kayu bernoktah atau dengan penebalan
tangga dan spiral; fragmen hipodermis.
5. Retrofracti Fructus
Mempunyai organoleptis yaitu bau khas aromatik, rasa pedas, serbuk berwarna
kelabu kecoklatan. Lalu mempunyai mikroskopik yaitu : fragmen pengenal
adalah sel perisperm, penuh berisi pati; fragmen endokarp terpotong tangensial
dengan sel endokarp berbentuk poligonal, dinding samping berpori lebar,
fragmen epidermis dari kulit biji terpotong tangensial, berbentuk persegi
panjang berwarna kuning, dinding samping agak bergelombang dan berwarna
kuning kecoklatan; fragmen parenkim dengan kelompok sel batu dari
hipodermis; fragmen kulit biji berwarna coklat atau kuning kecoklatan dan
masih berlekatan dengan endokarp, terakheida serabut, dinding agak tebal,
noktah berupa celah, berasal dari poros atau dari gagang buah; sel batu
berukuran lebih besar dari sel batu hipodermis, berasal dari poros dan dari
gagang; saluran getah pada parenkim.
Daftar Pustaka
Amir. (2012). Analisis Tanaman. Yogyakarta: UGM.
Ashari S. (2004). Biologi Reproduksi Tanaman Buah-Buahan Komersial. Malang:
Bayumedia Publishing
Backer, A and Van Den Brink,B.(1965). Flora of Java (Spermatophytes
Only),Volume I, N.V.P. The Nederlands: Noordhoff-Groningen.
Campbell, (2003). Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Dalimartha, (1999). Atlas Tumbuhan Obat Jilit 1. Jakarta: Trubus Agriwidya.
Depkes, (1977). Materia Medika Indonesia Jilid I. Jakarta: Ditjen POM.
Evika, Sandi Savitri. (2005). Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: UIN Press
Fahn, (1991). Anatomi Tumbuhan Edisi III. Yogyakarta: UGM Press.
Gunawan. (2004). Ilmu Obat Alam Jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya.
HAM, (2009). Membuat Reagen Kimia. Jakarta: Bumi Aksara.
Haryanto, S. (2006). Sehat dan bugar secara alami. Depok: Penebar Plus
Hidayat, Estiti B. (1995).Anatomi Tumbuhan Berbiji.ITB: Bandung.
Kimball, John W. (1999).Biologi Jilid 2 dan 3.Erlangga: Jakarta.
Kolhe, S.R., Borole, P., and Patel, U., (2011), Extraction and Evaluation of Piperine
from Piper nigrum, Internasional Journal of Applied Biology and
Pharmaceutical Technology, 144-149.
Mutmainah. (2014). Variasi Morfologi Buah Beberapa Kloni Kakao dari Perkebunan
Rakyat Kecamatan Sigi Biromaru dan Pulolo Sulawesi Tengah. Jurnal of Natu
ral Science. Vol 3. No. 3. Hal: 278-286.
Rianawaty, (2011). Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Rosanti. (2011). Morfologi Tumbuhan. Erlangga: Jakarta.
Rosanti, (2013). Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Sabina, E.P., Nasreen, A., Vedi, M., and Rasool, M., (2013), Analgesic, Antipyretic
and Ulcerogenic Effects of Piperine: An Active Ingredient of Pepper,
Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, 5 (10): 203-206.
Syaiful A.S., (2011). Respon Tumpangsari Tanaman Jagung dan Kacang Hijau Ter
hadap Sistem Oleh Tanah dan Pemberian Pupuk Organik. JurnalAgronomik
a. Vol.1, No.1.
Wiryanta, (2002). Bertanam Cabai Pada Musim Hujan. Jakarta: Agromedia Pustaka.
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
PRAKTIKUM 3
CORTEX
Shift/Kelompok: D/7
Anggota:
Deden Miftah Fauzan 10060319159
Agung Gunawan 10060319160
Muhammad Fajar 10060319161
Fadil Rido Gumelar 10060319162
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2020 M/1442 H
I. Tujuan Pengamatan
Mengamati fragmen - fragmen khas dari simplisia bagian kulit batang atau Cortex
dari tumbuhan tertentu dengan menggunakan indikator tertentu.
VI. Kesimpulan
Dari hasil percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa simplisia diantaranya :
1. Chinchona Cortex
Mempunyai organoleptis yaitu bau khas, rasa pahit dan kelat, serbuk berwarna
coklat merah. Lalu mempunyai mikroskopik yaitu : fragmen pengenal adalah
Fragmen serabut, fragmen jaringan gabus, hablur kalsium oksalat berbentuk pasir,
fragmen parenkim korteks berisi butir pati, butir pati lepas atau dalam parenkim.
Dan memiliki kegunaan untuk malaria, pembersih darah, batuk rejan, influensa,
disentri.
2. Alstoniae Cortex
Mempunyai organoleptis yaitu Tidak berbau; rasa pahit yang tidak mudah hilang;
serbuk berwarna kelabu kecoklatan. Lalu mempunyai mikroskopik yaitu Fragmen
pengenal adalah sel batu tunggal dan berkelompok; jaringan gabus yang sebagian
membantu; fragmen gabus, tampak tangensial; fragmen gabus yang membatu,
serabut; hablur kalsium oksalat; butir pati. Dan memiliki kegunaan untuk demam,
penyakit kulit, patah selera, radang ginjal, karminatif, kencing manis, malaria,
tekanan darah tinggi, antelmintik, pembersih darah.
3. Alyxiae Cortex
Mempunyai organoleptis yaitu bau agak harum, mirip kumarin; rasa agak pahit;
serbuk berwarna kuning jernih. Lalu mempunyai mikroskopik yaitu fragmen
pengenal adalah hablur kalsium oksalat berbentuk prisma, lepas; parenkim dengan
deretan hablur; sel batu, berkelompok atau tunggal, bentuk isodiametrik atau segi
empat sampai persegi panjang, dinding sel jernih, sangat tebal berlapis-lapis,
saluran noktah bercabang dan lumen sempit, atau berdinding sel kurang tebal
dengan saluran noktah tidak bercabang, dan lumen agak lebar; serabut perisikel,
bentuk panjang, rarnping, dinding sangat tebal, lumen sangat sempit; kelompok
sel batu disertai parenkim berisi hablur berderet: periderm, parenkim dengan
saluran getah dan sel batu. Dan memiliki kegunaan untuk sariawan, demam,
hemostatik, radang lambung, karminatif, batuk rejan, keputihan, gangguan haid,
kejang usus, kencing nanah.
4. Burmanni Cortex
Mempunyai organoleptis yaitu bau khas aromatik, rasa agak manis agak pedas
dankelat, serbuk berwarna coklat kekuningan. Lalu mempunyai mikroskopik yaitu
fragmen pengenal adalah sklereida dengan penebalan dinding tidak rata; serabut
perisikel dan serabut floem; butir butir pati dan hablur kalsium oksalat bentuk
prisma, lepas atau dalam parenkim; jaringan parenkim dengan sel lendir atau sel
minyak; sel gabus dan serabut sklerenkim. Dan memiliki kegunaan untuk rempah,
diare, malaria.
Daftar Pustaka
Gunawan. (2004). Ilmu Obat Alam Jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya.
Resi, A. W., Andis, S. (2009) . Makalah Kimia Organik Bahan Alam Flavonoid
(Quercetin). Universitas Hassanudin: Program S2 Kimia FMIPA.
SteenisV (1978). Flora. Jakarta. Pradnya Paramita
Sultoni, A. (1995). Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Kina. Asosiasi Penelitian dan
Pengembangan Perkebunan Indonesia. Pusat Penelitian Teh dan Kina
Gambung. Jakarta, Februari 2000 Sumber : Sistim Informasi Manajemen
Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS Editor : Kemal Prihatman
Suwarto. (2014). Top 15 Tanaman Perkebunan. Jakarta: Penebar Swadaya
Tjitrosoepomo, Gembong. (2005). Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Wijayakusuma, Hembing. (2006). Atasi Rematik dan Asam Urat. Jakarta: Puspa
Swara