Disusun Oleh :
3G (FARMASI)
LABORATORIUM FARMASI
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2020
BAB I
ENDAHULUAN
Untuk mengetahui kebenaran dan mutu obat tradisional termasuk simplisia, maka
dilakukan analisis yang meliputi analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif terdiri
atas pengujian organoleptic, pengujian makroskopik dan pengujian mikroskopik.
a. Uji Organoleptik, meliputi pemeriksaan warna, bau dan rasa dari bahan
b. Uji Makroskopik, meliputi pemeriksaan ciri – ciri bentuk luar yang spesifik dari
bahan (morfologi) maupun ciri – ciri spesifik dari bentuk anatominya
c. Uji Fisika dan Kimiawi, meliputi tetapan fisika (Indeks bias, titik lebur dan
kelarutan) serta reaksi – reaksi identifikasi kimiawi seperti reaksi warna dan
pengendapan
d. Uji Biologi, meliputi penetapan angka kuman, pencemaran dan percobaan
terhadap binatang (Gunawan, 2004)
1. Mempelajari bermacam – macam rajangan herba segar dan kering secara mikroskopik
dan makroskopik.
2. Mempelajari bermacam – macam rajangan cortex segar dan kering secara
makroskopis dan mikroskopis.
BAB II
EMBAHASAN
2.1 engertian
2.1.1 Herba
Tanaman herba adalah salah satu tanaman yang memiliki ketinggian kurang dari satu
meter, umumnya hidu ada lingkungan dengan kandungan air yang rendah dan intensitas cahaya
yang tinggi. Berdasarkan ada kondisi tersebut tanaman ini umumnya banyak tumbuh di daerah
yang tidak terlalu tinggi intensitas hujannya. Kondisi lingkungan ada suatu area tertentu akan
berengaruh ada ola enyebaran suatu tanaman.ola enyebaran tanaman yang ada di alam umumnya
memiliki ola yang tidak sama, jarak antara satu tanaman dengan tanaman yang lain. Tetai kondisi
lingkungan yang tanaman ini tidak hanya diengaruhi oleh faktor di atas. Faktor lingkungan lain
yang berengaruh ada ola enyebaran tanaman adalah adanya erbedaan kondisi lingkungan
meliuti : sumber daya, H, suhu, intensitas cahaya, redator dan ersaingan intersesies mauun
intrasesies. erbedaan kondisi lingkungan tidak hanya memodifikasi ola enyebaran tanaman, ttai
juga mengubah laju ertumbuhan, roduksi biji, ola ercabangan, area daun, area akar dan ukuran
individu. Golongan herba (herbaceous) atau terna meruakan jenis tanaman dengan sedikit
jaringan sekunder atau tidak sama sekali (tidak berkayu) tetai data berdiri tegak (Dalimartha,
2003).
2.1.2 Cortex
Cortex adalah jaringan terluar dari tanaman berkayu, yang meliuti kulit batang, cabang
atau kulit akar atau buah samai ke laisan epidermis. Saat tumbuhan sudah cuku besar umumnya
zat berkhasiat terdaat dalam serat terutama alkaloid. Cortex juga meruakan kulit kayu berua
seluruh jaringan di luar cambium. Susunan cortex aabila dilihat dari enamang melintangnya
terdaat :
1. Sel gabus, ada cortex gunanya untuk memertahankan diri terhada keadaan luar, misalnya
karena sudah tua.
2. Floem, gunanya untuk, mengangkut makanan dari daun ke seluruh bagian tanaman.
3. Sel arenkim, didalamnya tedaat sel batu, Kristal oksalat berbentuk risma atau drust dan
amilum
4. Jari – jari emelur, terdaat Kristal oksalat dan amilum
Dalam anatomi tumbuhan, korteks adalah bagian terluar dari batang atau akar tumbuhan
yang dibatasi di bagian luar oleh epidermis dan di bagian dalam oleh endodermis. Korteks
tersusun dari jaringan enyokong yang tidak terdifeensiasi dan menyusun jaringan dasar. ada
organ yang telah cuku umur, sel-sel terluar korteks data mengalami enebalan dinding sel dan
disebut sebagai sel-sel kolenkim. Selain itu, sel-sel terluar juga data memiliki klorolas. Korteks
berfungsi dalam transortasi hara dari epidermis ke dalam teras akar. Selain itu, ada beberaa sesies
tumbuhan, korteks juga menjadi bagian enyiman cadangan energy dalam bentuk ati ((Smith,
2001).
2.2.1 Herba
Herba Seledri
Kegunaan Diuretika
Perbesaran 10 x 10
Kegunaan Sedativa
Perbesaran 10 x 10
Herba Pegagan
Perbesaran 10 x 10
Herba Sambiloto
Nama Simplisia Andrographidis Paniculatae Herba
Perbesaran 10 x 10
2.1.2 Cortex
Kulit Pule
Perbesaran 10 x 10
Kulit Pulasari
Kegunaan Karminativa
Perbesaran 10 x 10
Kulit Kina
Perbesaran 10 x 10
FARMAKOPE HERBAL INDONESIA EDISI II.2017. KEMENTRIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA.