PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
ANALISIS KUALITATIF
SIMPLISIA KAYU (LIGNUM) DAN BIJI (SEMEN)
Oleh :
2017
ANALISIS KUALITATIF
I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui dan membedakan macam-macam simplisia kayu
(lignum) secara makroskopik, mikroskopik dan kimiawi.
2. Santali Lignum
Nama lain : Kayu cendana
Tanaman asal : Santalum album L.
Keluarga : Santalaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri, harsa, dan zat penyamak.
Penggunaan : Diuretika, karminativa, dan antispasmodika
Makroskopik : Serutan kayu yang berwarna coklat muda yang berbentuk
pipih memanjang dengan aroma yang khas cendana
Mikroskopis : Berkas serabut dengan seludang hablur kalsium oksalat
berbentuk prisma; fragmen pembuluh kayu berpenebalan
jala; fragmen serabut umumnya panjang dan lumen jelas;
serabut xylem dengan jari-jari empulur; butir pati tunggal.
Bagian yang digunakan : Kayu galih dari batang, dahan dan akar.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
IV. Prosedur
A. Identifikasi Simplisia Kayu ( Lignum ) secara Makroskopik
1. Alat dan bahan yang digunakan disiapkan
2. Kayu Secang ( Sappan Lignum ) diambil
3. Diamati warna, bau dan bentuknya
4. Hasip pengamatan dicatat
5. Percobaan diatas (percobaan 1,2,3,4) diulangi untuk kayu cendana (Santali Lignum)
B. Identifikasi Simplisia Kayu ( Lignum ) secara Mikroskopik
1. Alat dan bahan yang digunakan disiapkan
2. Sedikit serbuk kayu secang ( Sappan Lignum ) diambil dan diamati warna, bau dan
rasanya kemudian diletakkan pada objek glass
3. Ditambahkan kloralhidrat 1-2 tetes kemudian segera ditutup dengan cover glass
4. Diamati fragmen pengenal dari serbuk kayu secang ( Sappan Lignum ).
5. Hasil pengamatan dicatat dan digambar
6. Percobaan diatas (percobaan 1,2,3,4,5) diulangi untuk serbuk kayu cendana (Santali
Lignum )
C. Identifikasi Simplisia Kulit (Cortex) secara Kimiawi
V. Hasil Pengamatan
A. Identifikasi Simplisia Kulit (Cortex) secara Makroskopik
Bentuk : bulat
Gambar :
Jari-jari empulur
VI. Pembahasan
Dari hasil praktikum yang kami lakukan dalam mengidentifikasi simplisa lignum
secara makroskopis, didapat hasil bahwa kayu secang yang memiliki nama simplisia
Sappan Lignum memiliki bentuk simmplisia berbentuk parutan memanjang yang berwarna
merah dan memiliki bau aromatik. Sedangkan kayu cendana yang memilki nama simplisia
Santali Lignum yang memiliki bentuk bulat berwarna coklat muda dan memiliki bau khas
cendana yaitu aroma yang harum.
Pada identifikasi secara mikroskopis dengan menggunakan mikroskop dilakukan
dengan cara meletakkan serbuk di object glass yang kemudian ditetekan kloralhidrat
kemudian ditutup dengan cover glass. Tujuan penetesan kloralhidrat yaitu untuk
mempermudah pengamatan karena dapat memisahkan fragmen-fragmen yang ada
kemudian melisiskan sel, sehingga dapat mengetahui bentuk spesifiknya. Serbuk kayu
secang ( Sappan Lignum ) memiliki warna serbuk merah, diuji secara mikroskopik hasil
yang didapat pada identifikasi ini adalah serat sklerenkim dan jari-jari empulur. Serat
sklerenkim berwarna oranye kemerahan dikarenakan zat warna yang dihasilkan oleh kayu
secang mengalami oksidasi yang menghasilkan zat brazilein. Pada serbuk kayu cendana
memiliki warna serbuk coklat muda dan didapat hasil identifikasi yaitu fragmen serat
sklerenkim dan jari-jari empulur
Dari hasil pengamatan secara kimiawi, pada serbuk kayu secang yang ditetesi
dengan asam sulfat P menghasilkan warna menjadi merah muda, pada tahap kedua sedikit
sampel serbuk kayu secang yang ditetesi asam sulfat 10 N menghasilkan warna merah
muda. Pada tahap ketiga sedikit sampel serbuk kayu secang ditetesi dengan NaOH 5% b/v
dalam etanol P menghasilkan warna coklat tua. Pada tahap keempat sedikit sampel serbuk
kayu secang yang diteteskan ammonia P 25% menghasilkan warna merah dan pada tahap
akhir, sedikit sampel serbuk kayu secang yang ditetesi FeCl 3 P 5% b/v menghasilkan warna
coklat muda.
Dari hasil pengamatan secara kimiawi, pada serbuk kayu cendana yang ditetesi
dengan asam sulfat P menghasilkan warna kuning, hal ini tidak sesuai dengan literature
yang menunjukkan perubahan warna seharusnya menjadi coklat ungu Pada tahap kedua
sedikit sampel serbuk kayu cendana yang ditetesi asam sulfat 10 N menghasilkan warna
bening, hal ini tidak sesuai dengan literature yang menunjukkan perubahan warna
seharusnya menjadi warna coklat muda. Pada tahap ketiga sedikit sampel serbuk kayu
cendana ditetesi dengan NaOH 5% b/v dalam etanol P menghasilkan warna coklat muda,
yang sesuai dengan literature. Pada tahap keempat sedikit sampel serbuk kayu cendana
yang diteteskan ammonia P 25% menghasilkan warna coklat muda, yang sesuai dengan
literature. Pada tahap akhir, sedikit sampel serbuk kayu cendana yang ditetesi FeCl 3 P 5%
b/v menghasilkan warna kuning, yang sesuai dengan literature.
VII. Kesimpulan
1. Makroskopik
Simplisia kayu secang memiliki bentuk parutan memanjang yang berwarna merah dan
memiliki bau aromatik.Simplisia kayu cendana (Santali Lignum) memiliki bentuk bulat
berwarna coklat muda dan memiliki bau khas cendana. (berbau harum).
2. Mikroskopik
Serbuk kayu secang ( Sappan Lignum ) fragmen pengenal yang ditemukan adalah serat
sklerenkim dan jari-jari empulur. Pada serbuk kayu cendana ( Santali Lignum )
fragemen pengenal yang ditemukan adalah Serabut xylem dengan jari-jari empulur.
3. Kimiawi
+ FeCl3 P 5%
b/v
+ FeCl3 P 5%
b/v
ANALISIS KUALITATIF
I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui dan membedakan macam-macam simplisia biji
(semen ) secara makroskopik, mikroskopik dan kimiwi.
Berikut adalah klasifikasi semen yang dilakukan pada praktikum hari ini :
1. Myristicae Semen
Nama lain : Biji pala
Tanaman asal : Myristica fragrans Houtt.
Keluarga : Myristicaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri yang mengandung miristin ( bersifat
membius ), kamfer, minyak lemak (terutama berupa
gliserida dari asam miristin, asam oleat, dan asam linokeat),
dan zat putih telur
Penggunaan : Bahan pewangi, karminativa, dan stimulansia setempat
pada saluran cerna. Miristin berkhasiat membius,
menyebabkan rasa kantuk, dan memperlambat pernapasan.
Makroskopis : Memiliki bentuk bulat yang lonjong yang berwarna merah
tua, dengan bau khas aromatic.
Mikroskopis : Memiliki fragmen perisperm dengan sel minyak; fragmen
endosperm berisi butir pati, butir aleuron atau zat warna
coklat; fragmen perisperm primer.
Bagian yang digunakna : Inti biji buah yang masak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
2. Coffeae Semen
Nama lain : Biji Kopi
Tanaman asal : Coffea Arabica
Keluarga : Rubiaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Kofein, sitosterin, stigmasterin, kolin, dan zat penyamak.
Penggunaan : Antidotum, antipiretika, dan diuretika
Makroskopis : Memiliki bentuk yang bulat lonjong yang memiliki warna
coklat kehitaman dan memiliki aroma khas yang
menyengat.
Mikroskopis : Memiliki fragmen pengenal pada mikroskopik serbuk biji
adalah sel batu makrosklereid ( berbentuk batang )
Bagian yang digunakan : Biji yang disangrai dari buah masak.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
IV. Prosedur
A. Identifikasi Simplisia Biji (Semen) secara Makroskopik
1. Alat dan bahan yang digunakan disiapkan
2. Biji pala (Myristicae Semen) diambil
3. Diamati warna, bau dan bentuknya
4. Hasil pengamatan dicatat
5. Percobaan diatas diulangi (percobaan 1,2,3,4) untuk biji kopi (Coffeae Semen)
B. Identifikasi Simplisia Biji (Semen) secara Mikroskopik
1. Alat dan bahan yang digunakan disiapkan
2. Sedikit serbuk biji pala (Myristicae Semen) diambil, diamati warnanya dan
diletakkan pada objek glass
3. Ditambahkan 1-2 tetes kloralhidrat kemudian segera tutup dengan cover glass
4. Diamati fragmen pengenal dari serbuk biji pala (Mytisticae Semen)
5. Hasil pengamatan dicatat dan digambar
6. Percobaan diatas diulangi (percobaan 1,2,3,4,5) untuk serbuk biji kopi (Coffeae
Semen)
C. Identifikasi Simplisia Biji (Semen) secara Kimiawi
V. Hasil Pengamatan
A. Identifikasi Simplisia Biji (Semen) secara Makroskopik
Bentuk : Bulat
Fragmen pengenal :
a. Berkas pembuluh
b. Perisperm primer
c. Perisperm sekunder dengan sel minyak
d. Butir pati
Gambar : Berkas
pembuluh
Perisperm
primer
Perisperm sekunder
dengan sel minyak
Butir pati
Fragmen pengenal :
d. Sel batu makrosklereid
e. Endosperm
f. Gambar :
Sel batu
makrosklereid
endosperm
VI. Pembahasan
Dasi hasil praktikum yang kami peroleh dengan mengidentifikasi Biji (Semen)
secara makroskopis yaitu biji pala mempunyai warna coklat kehitaman, tdak berbau, dan
berbentuk bulat. Biji kopi memiliki warna coklat kehitaman, berbau khas kopi, dan
berbentuk bulat kecil.
Pada hasil identifikasi biji secara mikroskopik dilakukan dengan cara
meletakkan serbuk di object glass yang kemudian ditetekan kloralhidrat kemudian ditutup
dengan cover glass. Tujuan penetesan kloralhidrat yaitu untuk mempermudah pengamatan
karena dapat memisahkan fragmen-fragmen yang ada kemudian melisiskan sel, sehingga
dapat mengetahui bentuk spesifiknya. Pada biji pala mempunyai warna serbuk coklat tua
dan memiliki fragmen pengenal berkas pembuluh, prisperm primer, perisperm skunder
dengan sel minyak, dan butir pati. Pada biji kopi memiliki warna serbuk hitam dan
memiliki fragmen pengenal sel batu makrosklereid dan endosperm.
Pada hasil indentifikasi biji secara kimiawi yaitu dengan menambahkan 2 mg
serbuk biji pala kedalam tabung reaksi kemudian ditambah dengan 5 tetes HCl pekat P
menghasilkan hasil negatif yaitu terbentuk warna coklat bening yang seharusnya berwarna
hitam. Pada biji kopi 2 mg serbuk dimasukkan kedalam 5 tabung reaksi yang masing-
masing pada tabung pertama ditambah 5 tetes asam sulfat P dengan hasil positif, pada
tabung kedua ditambah 5 tetes asam sulfat 10N dengan hasil positif, pada tabung ketiga
ditambah 5 tetes NaOH P 5% b/v dalam etanol dengan hasil positif, pada tabung keempat
ditambah 5 tetes ammonia P 25% dengan hasil positif, pada tabung kelima ditambah
dengan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v dengan hasil positif.
VII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa identifikasi secara :
Makroskopik
Biji pala mempunyai warna coklat kehitaman, tdak berbau, dan berbentuk bulat.
Biji kopi memiliki warna coklat kehitaman, berbau khas kopi, dan berbentuk bulat
kecil.
Mikroskopik
Pada biji pala memiliki fragmen pengenal berkas pembuluh, prisperm primer,
perisperm skunder dengan sel minyak, dan butir pati. Pada biji kopi memiliki
fragmen pengenal sel batu makrosklereid dan endosperm.
Kimiawi
Biji pala memiliki kandungan minyak atsiri yang mengandung miristin, kamfer
minyak lemak, dan zat ptih telur. Pada biji kopi memiliki kandungan kofein,
sitosterin, stigmasterin, kolin, dan zat penyamak.
VIII. Daftar Pustaka
Adhyatma, 1995.Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta
Adhyatma,, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Tjitrosoepomo, G., 2001.,Morfologi Tumbuhan., Gadjah Mada University Press.,
Yogyakarta
Widyaningrum, MPH. 2011.Kitab Tanaman Obat Nasional.Media Pressindo. Jakarta
IX. Lampiran
Biji Pala (Myristicae Semen)
+ HCl pekat P
+ FeCl3 P 5%
b/v