Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

ANALISIS KUALITATIF
SIMPLISIA KAYU (LIGNUM) DAN BIJI (SEMEN)

Oleh :

Kelompok 6/Kelas IIIC :

1. Ni Putu Verina Kumala Dewi (151116)


2. Ni Putu Yunika Candra Riskiana (151117)
3. Ni Nyoman Antika Sari (151118)
4. Ni Luh Ayu Sarini (151119)
5. Ni Luh Gede Pramitha Sari (151120)

AKADEMI FARMASI SARASWATI DENPASAR

2017
ANALISIS KUALITATIF

SIMPLISIA KAYU (LIGNUM)

I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui dan membedakan macam-macam simplisia kayu
(lignum) secara makroskopik, mikroskopik dan kimiawi.

II. Dasar Teori


Simplisa lignum ( kayu ) diambil dari tumbuhan dikotiledon, merupakan xylem
sekunder yang terbentuk karena aktifitas cambium batang. Jaringan pembuluh masih
terlihat dalam lignum yaitu pembuluh kayu yang berfungsi membawa makanan dari akar
ke daun dan pembuluh tapis yaitu membawa makanan dari daun ke bagian lain. Pada
preparat akan terlihat serat, parenkim dan jari-jari empulur. Berikut adalah klasifikasi
simplisia kayu yang gunakan dalam praktikum :
1. Sappan Lignum
Nama lain : Kayu secang
Tanaman asal : Caesalpinia sappan L.
Keluarga : Caesalpiniaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Brazilin, zat warna merah sappan, asam tanat, dan asam
galat
Penggunaan : Adstringensia
Makroskopis : Serutan kayu yang berwarna orange berbentuk lurus
memanjang dan pipih dan tidak berbau
Mikroskopis : Terlihat fragmen pembuluh xylem berupa trakea , serat
sklerenkim dan jari-jari empulur dengan terdapat zat warna
jingga orange.
Bagian yang digunakan : Irisan kecil dan serutan kayu.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. Santali Lignum
Nama lain : Kayu cendana
Tanaman asal : Santalum album L.
Keluarga : Santalaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri, harsa, dan zat penyamak.
Penggunaan : Diuretika, karminativa, dan antispasmodika
Makroskopik : Serutan kayu yang berwarna coklat muda yang berbentuk
pipih memanjang dengan aroma yang khas cendana
Mikroskopis : Berkas serabut dengan seludang hablur kalsium oksalat
berbentuk prisma; fragmen pembuluh kayu berpenebalan
jala; fragmen serabut umumnya panjang dan lumen jelas;
serabut xylem dengan jari-jari empulur; butir pati tunggal.
Bagian yang digunakan : Kayu galih dari batang, dahan dan akar.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

III. Alat dan Bahan


a. Alat yang digunakan
1. Mikroskop 5. Tabung reaksi
2. Objeck glass 6. Beaker glass
3. Cover glass 7. Loup pensil
4. Pipet tetes 8. Penghapus
b. Bahan yang digunakan
Kayu secang ( Sappan Lignum ), kayu cendana ( Santali Lignum ), kloralhidrat,
asam sulfat P, asam sulfat 10 N, NaOH P 5% b/v dalam etanol, ammonia P 25%,
larutan besi (III) klorida LP.

IV. Prosedur
A. Identifikasi Simplisia Kayu ( Lignum ) secara Makroskopik
1. Alat dan bahan yang digunakan disiapkan
2. Kayu Secang ( Sappan Lignum ) diambil
3. Diamati warna, bau dan bentuknya
4. Hasip pengamatan dicatat
5. Percobaan diatas (percobaan 1,2,3,4) diulangi untuk kayu cendana (Santali Lignum)
B. Identifikasi Simplisia Kayu ( Lignum ) secara Mikroskopik
1. Alat dan bahan yang digunakan disiapkan
2. Sedikit serbuk kayu secang ( Sappan Lignum ) diambil dan diamati warna, bau dan
rasanya kemudian diletakkan pada objek glass
3. Ditambahkan kloralhidrat 1-2 tetes kemudian segera ditutup dengan cover glass
4. Diamati fragmen pengenal dari serbuk kayu secang ( Sappan Lignum ).
5. Hasil pengamatan dicatat dan digambar
6. Percobaan diatas (percobaan 1,2,3,4,5) diulangi untuk serbuk kayu cendana (Santali
Lignum )
C. Identifikasi Simplisia Kulit (Cortex) secara Kimiawi

Simplisia Perlakuan Reaksi Positif


Serbuk Kayu secang 1. 2 mg serbuk + 5 tetes asam
( Sappan Lignum ) sulfat P
2. 2 mg serbuk + 5 tetes asam
sulfat 10N
3. 2 mg serbuk + 5 tetes
NaOH P 5% b/v dalam
etanol
4. 2 mg serbuk + 5 tetes
ammonia P 25%
5. 2 mg serbuk + 5 tetes FeCl₃
P 5% b/v

Serbuk kayu cendana 1. 2 mg serbuk + 5 tetes asam 1. Terbentuk warna


( Santali Lignum ) sulfat P coklat ungu
2. 2 mg serbuk + 5 tetes asam 2. Terbentuk warna
sulfat 10N coklat muda
3. 2 mg serbuk + 5 tetes 3. Terbentuk warna
NaOH P 5% b/v dalam coklat muda
etanol 4. Terbentuk warna
4. 2 mg serbuk + 5 tetes coklat muda
ammonia P 25% 5. Terbentuk warna
5. 2 mg serbuk + 5 tetes FeCl₃ kuning
P 5% b/v

V. Hasil Pengamatan
A. Identifikasi Simplisia Kulit (Cortex) secara Makroskopik

Simplisia Hasil Pengamatan


Kayu Secang ( Sappan Lignum ) Warna : Merah
Nama latin tanaman asal :
(Caesalpinia sappan L.) Bau : Aromatik

Bentuk : simplisia berbentuk parutan

Kayu Cendana ( Santali Lignum ) Warna : Coklat muda


Nama latin tanaman asal :
(Santalum album L.) Bau : Bau khas Cendana

Bentuk : bulat

B. Identifikasi Simplisia Kulit ( Lignum )secara Mikroskopik

Simplisia Hasil Pengamatan


Serbuk Kayu Secang Warna serbuk : Merah
( Sappan Lignum )
Fragmen pengenal :
1. Serat sklerenkim dan jari-jari empulur

Gambar :
Jari-jari empulur

Serbuk Kayu Cendana Warna serbuk : Coklat muda


( Santali Lignum )
Fragmen pengenal :
a. 1. Serabut xylem dengan jari-jari empulur
b.
c. Gambar :

C. Identifikasi Simplisia Kayu ( Lignum ) secara Kimiawi

Simplisia Perlakuan Reaksi Positif Hasil Pengamatan


Serbuk Kayu 1. 2 mg serbuk + 5 Terbentuk warna
Secang tetes asam sulfat P merah muda
(Sappan 2. 2 mg serbuk + 5 Terbentuk warna
Lignum) tetes asam sulfat merah muda
10N
3. 2 mg serbuk + 5 Terbentuk warna
tetes NaOH P 5% coklat tua
b/v dalam etanol
4. 2 mg serbuk + 5 Terbentuk warna
tetes ammonia P merah
25%
5. 2 mg serbuk + 5 Terbentuk warna
tetes FeCl3 P 5% coklat muda
b/v

Serbuk Kayu 1. 2 mg serbuk + 5 1. Terbentuk Negatif, berwarna


Cendana tetes asam sulfat P warna coklat kuning
(Santali 2. 2 mg serbuk + 5 ungu
Lignum) tetes asam sulfat 2. Terbentuk Negatif berwarna
10N warna coklat bening
3. 2 mg serbuk + 5 muda
tetes NaOH P 5% 3. Terbentuk Positif (+)
b/v dalam etanol warna coklat
4. 2 mg serbuk + 5 muda
tetes ammonia P 4. Terbentuk Positif (+)
25% warna coklat
5. 2 mg serbuk + 5 muda
tetes FeCl3 P 5% 5. Terbentuk Positif (+)
b/v warna kuning

VI. Pembahasan
Dari hasil praktikum yang kami lakukan dalam mengidentifikasi simplisa lignum
secara makroskopis, didapat hasil bahwa kayu secang yang memiliki nama simplisia
Sappan Lignum memiliki bentuk simmplisia berbentuk parutan memanjang yang berwarna
merah dan memiliki bau aromatik. Sedangkan kayu cendana yang memilki nama simplisia
Santali Lignum yang memiliki bentuk bulat berwarna coklat muda dan memiliki bau khas
cendana yaitu aroma yang harum.
Pada identifikasi secara mikroskopis dengan menggunakan mikroskop dilakukan
dengan cara meletakkan serbuk di object glass yang kemudian ditetekan kloralhidrat
kemudian ditutup dengan cover glass. Tujuan penetesan kloralhidrat yaitu untuk
mempermudah pengamatan karena dapat memisahkan fragmen-fragmen yang ada
kemudian melisiskan sel, sehingga dapat mengetahui bentuk spesifiknya. Serbuk kayu
secang ( Sappan Lignum ) memiliki warna serbuk merah, diuji secara mikroskopik hasil
yang didapat pada identifikasi ini adalah serat sklerenkim dan jari-jari empulur. Serat
sklerenkim berwarna oranye kemerahan dikarenakan zat warna yang dihasilkan oleh kayu
secang mengalami oksidasi yang menghasilkan zat brazilein. Pada serbuk kayu cendana
memiliki warna serbuk coklat muda dan didapat hasil identifikasi yaitu fragmen serat
sklerenkim dan jari-jari empulur
Dari hasil pengamatan secara kimiawi, pada serbuk kayu secang yang ditetesi
dengan asam sulfat P menghasilkan warna menjadi merah muda, pada tahap kedua sedikit
sampel serbuk kayu secang yang ditetesi asam sulfat 10 N menghasilkan warna merah
muda. Pada tahap ketiga sedikit sampel serbuk kayu secang ditetesi dengan NaOH 5% b/v
dalam etanol P menghasilkan warna coklat tua. Pada tahap keempat sedikit sampel serbuk
kayu secang yang diteteskan ammonia P 25% menghasilkan warna merah dan pada tahap
akhir, sedikit sampel serbuk kayu secang yang ditetesi FeCl 3 P 5% b/v menghasilkan warna
coklat muda.
Dari hasil pengamatan secara kimiawi, pada serbuk kayu cendana yang ditetesi
dengan asam sulfat P menghasilkan warna kuning, hal ini tidak sesuai dengan literature
yang menunjukkan perubahan warna seharusnya menjadi coklat ungu Pada tahap kedua
sedikit sampel serbuk kayu cendana yang ditetesi asam sulfat 10 N menghasilkan warna
bening, hal ini tidak sesuai dengan literature yang menunjukkan perubahan warna
seharusnya menjadi warna coklat muda. Pada tahap ketiga sedikit sampel serbuk kayu
cendana ditetesi dengan NaOH 5% b/v dalam etanol P menghasilkan warna coklat muda,
yang sesuai dengan literature. Pada tahap keempat sedikit sampel serbuk kayu cendana
yang diteteskan ammonia P 25% menghasilkan warna coklat muda, yang sesuai dengan
literature. Pada tahap akhir, sedikit sampel serbuk kayu cendana yang ditetesi FeCl 3 P 5%
b/v menghasilkan warna kuning, yang sesuai dengan literature.
VII. Kesimpulan
1. Makroskopik
Simplisia kayu secang memiliki bentuk parutan memanjang yang berwarna merah dan
memiliki bau aromatik.Simplisia kayu cendana (Santali Lignum) memiliki bentuk bulat
berwarna coklat muda dan memiliki bau khas cendana. (berbau harum).
2. Mikroskopik
Serbuk kayu secang ( Sappan Lignum ) fragmen pengenal yang ditemukan adalah serat
sklerenkim dan jari-jari empulur. Pada serbuk kayu cendana ( Santali Lignum )
fragemen pengenal yang ditemukan adalah Serabut xylem dengan jari-jari empulur.
3. Kimiawi

VIII. Daftar Pustaka


Adhyatma, 1995.Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta
Adhyatma,, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Tjitrosoepomo, G., 2001.,Morfologi Tumbuhan., Gadjah Mada University Press.,
Yogyakarta
Widyaningrum, MPH. 2011.Kitab Tanaman Obat Nasional.Media Pressindo. Jakarta
IX. Lampiran
Kayu Secang (Sappan Lignum)

+ asam sulfat + asam sulfat + NaOH P 5% + ammonia P


P 10 N 25%

+ FeCl3 P 5%
b/v

Kayu Cendana (Santali Lignum)

+ asam sulfat + asam sulfat + NaOH P 5% + ammonia P


P 10 N 25%

+ FeCl3 P 5%
b/v
ANALISIS KUALITATIF

SIMPLISIA BIJI (SEMEN)

I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui dan membedakan macam-macam simplisia biji
(semen ) secara makroskopik, mikroskopik dan kimiwi.

II. Dasar Teori


Bagian – bagian dari biji adalah :
1. Kulit biji ( spermodem )
Pada tumbuhan biji tertutup ( angiospermae ), kulit biji terdiri atas dua lapisan, yaitu :
a. Lapisan kulit luar ( testa ), mempunyai sifat bermacam-macam, tipis, kaku seperti
kulit, atau keras seperti kayu atau batu, berwarna merah, biru, pirang, kehijauan,
licin, rata atau permukaan yang keriput. Bagian ini merupakan pelindung utama
bagi biji yang ada di dalam
b. Lapisan kulit dalam ( tegmen ), biasanya tipis seperti selaput, disebut juga kulit ari.
2. Tali pusar/funiculus
Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi
merupakan tangkainya biji.
3. Inti ( isi biji ) = nucleus seminis
inti biji terdiri atas:
a. Lembaga ( embrio ), yang merupakan calon individu baru
b. Putih lembaga ( albumen ), merupakan jaringan berisi cadangan makanan untuk
masa permulaan kehidupan tumbuhan baru ( kecambah )

Berikut adalah klasifikasi semen yang dilakukan pada praktikum hari ini :

1. Myristicae Semen
Nama lain : Biji pala
Tanaman asal : Myristica fragrans Houtt.
Keluarga : Myristicaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri yang mengandung miristin ( bersifat
membius ), kamfer, minyak lemak (terutama berupa
gliserida dari asam miristin, asam oleat, dan asam linokeat),
dan zat putih telur
Penggunaan : Bahan pewangi, karminativa, dan stimulansia setempat
pada saluran cerna. Miristin berkhasiat membius,
menyebabkan rasa kantuk, dan memperlambat pernapasan.
Makroskopis : Memiliki bentuk bulat yang lonjong yang berwarna merah
tua, dengan bau khas aromatic.
Mikroskopis : Memiliki fragmen perisperm dengan sel minyak; fragmen
endosperm berisi butir pati, butir aleuron atau zat warna
coklat; fragmen perisperm primer.
Bagian yang digunakna : Inti biji buah yang masak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. Coffeae Semen
Nama lain : Biji Kopi
Tanaman asal : Coffea Arabica
Keluarga : Rubiaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Kofein, sitosterin, stigmasterin, kolin, dan zat penyamak.
Penggunaan : Antidotum, antipiretika, dan diuretika
Makroskopis : Memiliki bentuk yang bulat lonjong yang memiliki warna
coklat kehitaman dan memiliki aroma khas yang
menyengat.
Mikroskopis : Memiliki fragmen pengenal pada mikroskopik serbuk biji
adalah sel batu makrosklereid ( berbentuk batang )
Bagian yang digunakan : Biji yang disangrai dari buah masak.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

III. Alat dan Bahan


a. Alat yang digunakan :
Mikroskop, onjek glass, cover glass, pipet tetes, tabung reaksi, beker glass, pensil,
penghapus, lap, sendok tanduk,tisu.
b. Bahan yang digunakan :
Biji pala (Myristicae Semen), biji kopi (Coffeae Semen), kloralhidrat, HCl pekat
P, asam sulfat P, asam sulfat 10N, NaOH P 5% b/v dalam etanol, ammonia P 25%,
larutan FeCl3 P 5% b/v.

IV. Prosedur
A. Identifikasi Simplisia Biji (Semen) secara Makroskopik
1. Alat dan bahan yang digunakan disiapkan
2. Biji pala (Myristicae Semen) diambil
3. Diamati warna, bau dan bentuknya
4. Hasil pengamatan dicatat
5. Percobaan diatas diulangi (percobaan 1,2,3,4) untuk biji kopi (Coffeae Semen)
B. Identifikasi Simplisia Biji (Semen) secara Mikroskopik
1. Alat dan bahan yang digunakan disiapkan
2. Sedikit serbuk biji pala (Myristicae Semen) diambil, diamati warnanya dan
diletakkan pada objek glass
3. Ditambahkan 1-2 tetes kloralhidrat kemudian segera tutup dengan cover glass
4. Diamati fragmen pengenal dari serbuk biji pala (Mytisticae Semen)
5. Hasil pengamatan dicatat dan digambar
6. Percobaan diatas diulangi (percobaan 1,2,3,4,5) untuk serbuk biji kopi (Coffeae
Semen)
C. Identifikasi Simplisia Biji (Semen) secara Kimiawi

Simplisia Perlakuan Reaksi Positif


Serbuk Biji Pala 2mg serbuk biji + 5 tetes HCl Terbentuk warna
(Myristicae Semen) pekat P hitam
Serbuk Biji Kopi (Coffeae 1. 2mg serbuk biji + 5 tetes 1. Terbentuk warna
Semen) asam sulfat P coklat tua
2. 2mg serbuk biji + 5 tetes 2. Terbentuk warna
asam sulfat 10N coklat tua
3. 2mg serbuk biji + 5 tetes 3. Terbentuk warna
NaOH P 5% b/v dalam coklat
etanol
4. 2mg serbuk biji + 5 tetes 4. Terbentuk warna
ammonia P 25% coklat tua
5. 2mg serbuk biji + 5 tetes 5. Terbentuk warna
larutan FeCl3 P 5 biru kehitaman
% b/v

V. Hasil Pengamatan
A. Identifikasi Simplisia Biji (Semen) secara Makroskopik

Simplisia Hasil Pengamatan


Biji Pala (Myristicae Semen) Warna : Coklat Kehitaman
Nama latin tanaman asal :
(Myristicae fragrans) Bau : Tidak Berbau

Bentuk : Bulat

Biji Kopi (Coffeae Semen) Warna : Coklat Kehitaman


Nama latin tanaman asal :
(Coffea Arabica) Bau : Khas kopi

Bentuk : Bulat Kecil

B. Identifikasi Simplisia Biji (Semen) secara Mikroskopik

Simplisia Hasil Pengamatan


Serbuk Biji Pala Warna serbuk : Coklat Tua
(Myristicae Semen)

Fragmen pengenal :
a. Berkas pembuluh
b. Perisperm primer
c. Perisperm sekunder dengan sel minyak
d. Butir pati
Gambar : Berkas
pembuluh

Perisperm
primer

Perisperm sekunder
dengan sel minyak

Butir pati

Serbuk Biji Kopi Warna serbuk : Hitam


(Coffeae Semen)

Fragmen pengenal :
d. Sel batu makrosklereid
e. Endosperm

f. Gambar :

Sel batu
makrosklereid

endosperm

C. Identifikasi Simplisia Biji (Semen) secara Kimiawi

Simplisia Perlakuan Reaksi Positif Hasil Pengamatan


Serbuk Biji Pala 2mg serbuk biji + 5 Terbentuk warna Negative
(Myristicae Semen) tetes HCl pekat P hitam Terbentuk larutan
berwarna coklat
bening
Serbuk Biji Kopi 1. 2mg serbuk biji + 1. Terbentuk Positif
(Coffeae Semen) 5 tetes asam warna coklat tua
sulfat P
2. 2mg serbuk biji + 2. Terbentuk Positif
5 tetes asam warna coklat tua
sulfat 10N
3. Terbentuk
3. 2mg serbuk biji + Positif
warna coklat
5 tetes NaOH P
5% b/v dalam
etanol
4. 2mg serbuk biji + Positif
4. Terbentuk
5 tetes ammonia warna coklat
P 25% tua
5. 2mg serbuk biji + 5. Terbentuk
5 tetes larutan warna biru Positif
FeCl3 P 5 kehitaman
% b/v

VI. Pembahasan
Dasi hasil praktikum yang kami peroleh dengan mengidentifikasi Biji (Semen)
secara makroskopis yaitu biji pala mempunyai warna coklat kehitaman, tdak berbau, dan
berbentuk bulat. Biji kopi memiliki warna coklat kehitaman, berbau khas kopi, dan
berbentuk bulat kecil.
Pada hasil identifikasi biji secara mikroskopik dilakukan dengan cara
meletakkan serbuk di object glass yang kemudian ditetekan kloralhidrat kemudian ditutup
dengan cover glass. Tujuan penetesan kloralhidrat yaitu untuk mempermudah pengamatan
karena dapat memisahkan fragmen-fragmen yang ada kemudian melisiskan sel, sehingga
dapat mengetahui bentuk spesifiknya. Pada biji pala mempunyai warna serbuk coklat tua
dan memiliki fragmen pengenal berkas pembuluh, prisperm primer, perisperm skunder
dengan sel minyak, dan butir pati. Pada biji kopi memiliki warna serbuk hitam dan
memiliki fragmen pengenal sel batu makrosklereid dan endosperm.
Pada hasil indentifikasi biji secara kimiawi yaitu dengan menambahkan 2 mg
serbuk biji pala kedalam tabung reaksi kemudian ditambah dengan 5 tetes HCl pekat P
menghasilkan hasil negatif yaitu terbentuk warna coklat bening yang seharusnya berwarna
hitam. Pada biji kopi 2 mg serbuk dimasukkan kedalam 5 tabung reaksi yang masing-
masing pada tabung pertama ditambah 5 tetes asam sulfat P dengan hasil positif, pada
tabung kedua ditambah 5 tetes asam sulfat 10N dengan hasil positif, pada tabung ketiga
ditambah 5 tetes NaOH P 5% b/v dalam etanol dengan hasil positif, pada tabung keempat
ditambah 5 tetes ammonia P 25% dengan hasil positif, pada tabung kelima ditambah
dengan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v dengan hasil positif.
VII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa identifikasi secara :
 Makroskopik
Biji pala mempunyai warna coklat kehitaman, tdak berbau, dan berbentuk bulat.
Biji kopi memiliki warna coklat kehitaman, berbau khas kopi, dan berbentuk bulat
kecil.
 Mikroskopik
Pada biji pala memiliki fragmen pengenal berkas pembuluh, prisperm primer,
perisperm skunder dengan sel minyak, dan butir pati. Pada biji kopi memiliki
fragmen pengenal sel batu makrosklereid dan endosperm.
 Kimiawi
Biji pala memiliki kandungan minyak atsiri yang mengandung miristin, kamfer
minyak lemak, dan zat ptih telur. Pada biji kopi memiliki kandungan kofein,
sitosterin, stigmasterin, kolin, dan zat penyamak.
VIII. Daftar Pustaka
Adhyatma, 1995.Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta
Adhyatma,, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Tjitrosoepomo, G., 2001.,Morfologi Tumbuhan., Gadjah Mada University Press.,
Yogyakarta
Widyaningrum, MPH. 2011.Kitab Tanaman Obat Nasional.Media Pressindo. Jakarta
IX. Lampiran
Biji Pala (Myristicae Semen)

+ HCl pekat P

Biji Kopi (Coffeae Semen)

+ asam sulfat + asam sulfat + NaOH P 5% + ammonia P


P 10 N 25%

+ FeCl3 P 5%
b/v

Anda mungkin juga menyukai