CHEMICAL BONDS
Oleh:
Kelompok 7 dan 8
Kelompok 7 dan 8
Kelas A1 Farmasi Klinis
Anggota :
Susunan Acara :
1. Pembukaan
5. Penutup
Jalannya diskusi :
1. Diskusi dipimpin dan dibuka oleh moderator ( Ni Kadek Dwi Fitri Sumandari) pada
1. Bagaimana penyelesaian dari ikatan kovalen koordinasi dan bagaimana cara memperoleh
bentuk molekul berdasarkan teori VSEPR? (Ayu Dwi Lestari – 1612000 )
Hasil diskusi:
a. Ikatan kovalen koordinasi merupakan ikatan kovalen dengan pasangan elektronnya
berasal dari salah satu atom yang berikatan. Ikatan kovalen koordinasi terbentuk
karena salah satu atom yang berikatan mempunyai pasangan elektron, sedangkan
atom yang lain sangat kekurangan elektron. Misalnya ikatan kovalen pada senyawa
HNO3, berikut cara penyelesaiannya:
Senyawa HNO3 jika dijabarkan atomnya maka konfigurasi elektron tiap atomnya
adalah
Kulit Elektron
Unsur Struktur Lewis
K L
❑
7 N 2 5
❑
8 O 2 6
❑
1 H 1
Jadi, senyawa HNO3 memliki satu ikatan kovalen koordinasi dan dua ikatan kovalen.
❑
7 N 2 5
Agar stabil (memenuhi aturan oktet) tiap atom N harus menerima elektron sebanyak
3e. jika kedua atom N berikatan maka masing-masing akan menyumbangkan 3
elektron untuk digunakan bersama-sama, sehingga terbentuk 3 pasang elektron yang
berikatan (PEI).
Berikut bentuk ikatan kovalen yang terjadi antar N 2
3. Mengapa titik lebur dan titik didih pada ionic bonding lebih tinggi dari covalent bonding?
(Sri Wahyuni - 161200036).
5
Hasil diskusi:
Titik lebur dan titik didih pada ionic bonding lebih tinggi dari covalent bonding
karena pada ionic bonding terjadi gaya tarik-menarik antar molekul berikatan ion
yang lebih kuat dibandingkan dengan covalent bonding. Hal ini menyebabkan ionic
bonding sulit untuk memutuskan ikatan antar molekulnya, karena untuk memutuskan
ikatan molekul pada ionic bonding diperlukan energi yang cukup tinggi.