Oleh
Munawaroh 1622230031
Dosen Pembimbing
Di antara ciri-ciri khas ligan yang umum diakui sebagai mempengaruhi kestabilan
kompleks dalam mana ligan itu terlibat, adalah :
a. kekuatan basa dari ligan itu,
b. sifat-sifat penyepitan (jika ada), dan
c. efek-efek sterik (ruang)
Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ruang yang terbuka sekitar atom atau ion
pusat dalam apa yang disebut bulatan koordinasi yang masing-masing dapat dihuni satu
ligan (monidendrat). Pembentukan kompleks dalam analisis organik kualitatif sering
terlihat dipakai untuk pemisahan atau isentifikasi. Salah satu fenomena yang paling
umu yang muncul bila ion kompleks terbentuk adalah perubahan warna dalam larutan
(Vogel, 1979).
Menurut medan kristal atau crystal field theory (CFT), ikatan antara atom pusat
dan ligan dalam kompleks berupa ikatan ion, hingga gaya yang ada hanya berupa gaya
elektrostatik. Ion kompleks tersusun dari ion pusat yang dikelilingi oleh ion-ion lawan
atau molekul-molekul yang mempunyai momen dipol permanen. Medan listrik dari ion
pusat akan mempengaruhi ligan-ligan sekelilingnya, sedang medan gabungan dari
ligan-ligan akan mempengaruhi elektron-elektron dari ion pusat. Pengaruh ligan ini
terutama mengenai elektron d dari ion pusat dan ion kompleks dari logam- logam
transisi. Pengaruh ligan tergantung dari jenisnya, terutama pada kekuatan medan listrik
dan kedudukan geometri ligan-ligan dalam kompleks (Effendy, 2007)
Teori medan kristal yang dikemukakan oleh beberapa ahli fisika pada tahun 1930
baru berkembang dan diterapkan dalam bidang kimia sekitar tahun 1950. Teori ini
dikembangkan karena teori ikatan valensi yang dikemukakan oleh Linus Pauling tidak
dapat menjelaskan berbagai sifat ion kompleks, misalnya:
1. Warna senyawa kompleks/ ion kompleks.
2. Adanya ion seperti Ni2+, Td2+, Au3+ yang dapat membentuk ion kompleks planar segi
empat dan juga membentuk ion kompleks tetrahedral.
3. Terjadinya spektra elektronik.
4. Pengecualian yang ditemukan pada ion [Cu(NH3)4]2+ yang mempunyai geometri
planar segi empat.
5. Sifat ionik pada ion [FeF6]3- ( Syarifuddin, 1994).
- Dimasukkan ke dalam
Tabung
Tabung Tabung Tabung
Reaksi 1
Reaksi 2 Reaksi 3 Reaksi 4
Larutan CuSO4
Larutan KSCN Aquades Larutan NaCl
- Amati
Perubahan
Warnanya
VI. Hasil Percobaan
a. Reaksi
1. Reaksi FeCl3 + CuSO4, sebagai berikut:
Fe3+ (aq) + 3SO42- (aq) → [Fe2(SO4)3]3- (aq) = Ion Triosulfato Ferrat (III)
b. Hasil
VII. Pembahasan
Ligan merupakan basa lewis yang dapat terkoordinasi pada ion logam atau
sebagai asam lewis membentuk senyawa kompleks. Ligan dapat berupa anion atau
molekul netral. Jika suatu logam transisi berikatan secara kovalen koordinasi dengan
satu atau lebih ligan maka akan membentuk suatu senyawa kompleks, dimana logam
transisi tersebut berfungsi sebagai atom pusat.Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan
kovalen yang mana pemakaian bersama elektron didonorkan dari salah satu atom
pembentuknya yakni ligan (basa lewis) ke atom pusat (asam lewis).
Pada percobaan kali ini mengenai pengaruh ligan terhadap warna ion kompleks
digunakan larutan FeCl3, CuSO4, KSCN, H2O, dan NaCl. Warna larutan FeCl3
awalnya bewarna orange, seperti berikut:
Hasil dari tabung pertama FeCl3 (orange) + CuSO4 (Biru) yang menghasilkan
warnanya lebih memudar, seperti berikut:
Fe3+ (aq) + SO42- (aq) → [Fe(SO4)3]3- (aq)
Seharusnya bewarna hijau hal ini dimungkinkan dari antara kedua larutan FeCl3 +
CuSO4 ada yang kadawarsa sehingga hasil warna dari percobaan ini tidak sesuai.
Pada tabung kedua dimasukkan KSCN. Ketika direaksikan keduanya larutan
tersebut berubah warna menjadi Berubah jadi warna merah kehitaman seharusnya
warnanya berubah menjadi merah bata/orange, jadi merah kehitaman karena FeCl3
kadawarsa. Berikut warna dari larutan KSCN sebagai berikut:
Hasil tabung kedua reaksi antara FeCl3 (Orange) + KSCN (bening) berubah
warnanya menjadi merah kehitaman seharusnya warnanya berubah menjadi merah
bata/orange. Berikut hasil percobaan yang kami dapatkan:
Fe3+ (aq) + 6SCN- (aq) → [Fe2(SCN)6]3- (aq)
Pada tabung ketiga dimasukkan Aquades (H2O) bewarna bening ketika direaksikan
keduanya larutan tersebut berubah warna menjadi menjadi lebih jernih dari warna awal
dari FeCl3 dikarenakan pengenceran biasa. Berikut warna dari larutan Aquades sebagai
berikut:
Hasil tabung ketiga reaksi antara FeCl3 (orange) + H2O (bening) berubah warnanya
lebih jernih dari warna awal dari FeCl3. Berikut hasil percobaan yang kami dapatkan:
Fe3+(aq) + 6H2O(aq) → [Fe(H2O)6]3+(aq)
Hasil tabung ketiga reaksi antara FeCl3 (orange)+ NaCl (bening) tidak adanya
perubahan warna lebih dari warna awal dari FeCl3. Berikut hasil percobaan yang kami
dapatkan:
Fe3+(aq) + 6Cl-(aq) → [Fe(Cl)6]3-(aq)
Setelah itu mengurutkan warna dari yang pudar sampai ke yang lebih pekat. Di
dapat urutannya yaitu FeCl3 + NaCl, FeCl3 + H2O, FeCl3 + CuSO4, FeCl3 + KSCN.
Pada percobaan ini perlu diketahui beberapa istilah yaitu atom pusat, ligan,
bilangan koordinasi, ligan monodental, ligan bidental, danm ligan polidental. atom
pusat adalah atom yang menyediakan tempat bagi elektron yang didonorkan. Biasanya
berupa ion logam, terutama logam golongan transisi. Sedangkan ligan adalah molekul
atau ion yang mengelilingi logam dalam ion kompleks. Interaksi antara atom logam
dengan ligan dapat dibayangkan bagaikan reaksi asam basa Lewis. Sebagaimana kita
tahu bahwa basa Lewis adalah zat yang mampu memberikan satu atau lebih pasangan
elektron. Setiap ligan memiliki setidaknya satu pasang elektron valensi bebas.
bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat langsung pada atom
pusat. Ligan monodentat: menyumbang satu atom donor. Cth: H2O, NH3. Ligan
bidentat yang menyumbang dua atom donor dan ligan polidentat yang menyumbang
lebih dari dua atom donor.
Jika kita lihat hasil reaksi senyawa kompleks masing-masing percobaan dapat
kita tentukan ligan, atom pusat, bilangan koordinasinya, dan lainnya. Berikut uraianya:
1. [Fe(SO4)3]3-
a. Ligan: SO4
b. bilangan koordinasi: 3
c. atom pusat: Fe
d. Anion: [Fe(SO4)3]3-
2. [Fe2(SCN)6]3-
a. Ligan: SCN
b. bilangan koordinasi: 6
c. atom pusat: Fe2
d. Anion: [Fe2(SCN)6]3-
3. [Fe(Cl)6]3-
a. Ligan: Cl
b. bilangan koordinasi: 6
c. atom pusat: Fe
d. Anion: [Fe(Cl)6]3-
4. [Fe(H2O)6]3+
a. Ligan: H2O
b. bilangan koordinasi: 6
c. atom pusat: Fe
d. Kation: [Fe(H2O)6]3+
Dalam suatu senyawa kompleks ligan mempunyai peranan penting dalam
penentuan struktur dari senyawa kompleks dan sifat-sifat yang terjadi pada senyawa
kompleks tersebut. Ligan terbagi atas dua yaitu ligan kuat dan ligan lemah. Ligan kuat
dapat mendorong elektron pada orbital d atom pusat untuk berpasangan sedangkan
ligan lemah tidak bisa.
Dalam ion kompleks ligan terikat pada atom logam melalui ikatan kovalen
koordinasi. Ikatan kovalen dapat terjadi karena hasi overlap dua orbital atom. Pada
ikatan kompleks, overlap orbital ligan yang mempunyai elektron bebas dengan orbital
kation logam yang kosong. Berdasarkan pada kekuatan medan yang ditimbulkan, ligan
dapat dibedakan atas:
1. Yang medannya kuat : CO > CN- > NO2 > NH3 > SCN.
2. Yang medannya lemah: H2O > C2O42- > -OH > F- > Cl- > Br- > I-
5. Pengaruh ligan yang medannya kuat yaitu kation yang elektronnya tidak
berpasangan berubah menjadi bebrpasangan. Dari percobaan yang dilakukan dapat
kita urutkan ligan lemah ke ligan yang paling kuat dalam ion kompleks yang
didapatkan, yaitu [Fe2(SCN)6]3-, [Fe(H2O)6]3+, [Fe(Cl)6]3- , [Fe(SO4)3]3-.
VIII. Kesimpulan
1. Urutan warna dari yang pudar sampai ke yang lebih pekat hasil percobaan ini. Di
dapat urutannya yaitu FeCl3 + NaCl, FeCl3 + H2O, FeCl3 + CuSO4, FeCl3 + KSCN.
2. Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat langsung pada atom pusat.
3. Atom pusat adalah atom yang menyediakan tempat bagi elektron yang didonorkan.
4. Ligan monodentat: menyumbang satu atom donor. Cth: H2O, NH3.
5. Ligan bidentat yang menyumbang dua atom donor dan
6. Ligan polidentat yang menyumbang lebih dari dua atom donor.
7. Aquades (H2O) bewarna bening ketika direaksikan dengan FeCl3 larutan tersebut
berubah warna menjadi menjadi lebih jernih dari warna awal dari FeCl3 dikarenakan
pengenceran biasa.
8. KSCN. Ketika direaksikan dengan FeCl3 larutan tersebut berubah warna menjadi
Berubah jadi warna merah kehitaman seharusnya warnanya berubah menjadi merah
bata/orange, jadi merah kehitaman karena FeCl3 kadawarsa.
Petrucci , R. H. (1987). Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Vogel. (1979). Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan Semi Mikro. Jakarta:
PT.Kalman Mdia Pustaka.
2
Larutan FeCl3
3
Larutan NaCl
4
Larutan CuSO4
5
Aquades
6
FeCl3 + CuSO4
7
FeCl3 + KSCN
8
FeCl3 + NaCl
9
FeCl3 + Aquades