PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sebelum memulai melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, kita sebagai
praktikan harus mengenal alat-alat laboratorium dan semua fungsi peralatan dasar
yang bisa digunakan dalam laboratorium kimia. Pengenalan alat-alat yang akan
dipergunakan dalam laboratorium sangat penting guna kelancaran percobaan yang
dilaksanakan diantaranya adalah menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya
percobaan. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika
tidak sesuai denga prosedur pemakaian. Oleh karna itu, pemahaman fungsi dan cara
kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan
praktikum di laboratorium kimia.
1.2.Tujuan
Tujuan dari pengenalan alat-alat laboratorium ini adalah untuk mengetahui nama alat-
alat yang digunakan di dalam laboratorium kimia serta mengetahui fungsinya dan
mengetahui cara penggunaan beberapa alat-alat dalam laboratorium.
1
BAB II
ANALISA KUALITATIF
2
Kelas B dibagi lagi dalam sub kelas :
1. Reaksi pengendapan
2. Oksidasi dan reduksi dalam larutan.
Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama.
Hal ini meliputi asesat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat, dan benzoat.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sistematis seperti yang digunakan
untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena
beberapa anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Anion sederhana seperti O2, F- atau CN –
2. Anion oksodiskret seoerti NO3- atau SO42-
3. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosterkondensasi.
4. Anion kompleks hallide seperti TaF6 dam kompleks anion berbasa banyak.
3
5. Anion Sulfat ( SO42- )
Bahan percobaan : larutan Na2SO4, BaCl2, Pb(CH3OO)2, H2SO4.
6. Anion Borat ( BO33- )
Bahan percobaan : Na2B4O7, AgNO3, BaCl2.
B. Alat percobaan
1. Tabung reaksi
2. Penjepit tabung
3. Pipet
4. Lampu pemanas
5. Korek api
2. Anion Iodida ( I )
Digunakan Kalium Iodida ( KI ), Lakukan langkah kerja pada anion
Klorida,kemudian Lanjutkan dengan memberikan pereaksi berikut ini :
4
a. Berikan Larutan AgNO3, maka akan terjadi endapan putih kekuningan dari
AgI. Bagi endapan menjadi 2 bagian kemudian ujilah endapan tersebut
dengan larutan Natrium tiosulfat ( Na2S2O3 ), dan yang satunya tambah
larutan ammonia amati endapan larut apa tidak. Buktikan dengan
percobaan.
b. Berikan larutan CuSO4 maka akan terbentuk endapan CuI dan I2 yang larut
dalam larutan Natrium tiosulfat. Amati dan Catat warna endapan!
c. Berikan larutan HgCl2 maka akan terbentuk endapan HgI2, yang larut
dalam larutan KI berlebihan, membentuk HgI42-. Amati warna endapan.
5
b. Pada larutan kedua tambahkan tabung reaksi satu larutan asam sulfat
(H2SO4 ) encer maka akan terbentuk gas yang berbau merangsang,H2S dan
endapan belerang S.
c. Pada tabung yang satunya tambahkan larutan perak nitrat (AgNO3) akan
terbentuk endapan putih Ag2S2O3, yang kemudian kuning.coklat, dan
akhirnya hitam karena terbentuk Ag2S.
Kesimpulan :
Reaksi kimia adalah suatu reaksi antar senyawa kimia atau unsur kimia yang
melibatkan perubahan struktur dari molekul, yang umumnya berkaitan dengan
pembentukan dan pemutusan ikatan kimia. Dalam suatu reaksi kimia terjadi proses
ikatan kimia, di mana atom zat mula-mula (edukte) bereaksi menghasilkan hasil
6
(produk). Berlangsungnya proses ini dapat memerlukan energi (reaksi endotermal)
atau melepaskan energi (reaksi eksotermal).
Analisis kualitatif anion :
a. Anion Klorida (Cl-)
b. Anion Iodida (I-)
c. Anion Ferrosianida Fe(CN)64- dan Rhodanida(CNS-)
d. Anion Karbonat (CO3-) dan Anion Tiosulfat (S2O3-)
7
2.1.3 Laporan Resmi
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
8
AgCl + Larutan berwarna AgCl + Endapan larut
NH4OH bening. NH4OH → sempurna
Endapan larut AgOH+
NH4Cl
AgCl + Larutan berwarna AgCl + HNO3 Endapan larut
HNO3 putih. → AgNO3 + tidak sempurna
Endapan berwarna Hg2Cl2
putih.
9
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
10
cokelat. cokelat.
11
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum : AFREDIUS LAMA WURAN No.Mhs : 710015140
Kelompok : 07 Laporan Ke : 2
Tanggal Praktikum : 04 Mei 2016
Acara Praktikum : Identifikasi anion Fe(CN)64-dan CNS-
Bahan : K4Fe(CN)6, Pb(CH3OO)2, KCNS, AgNO3, FeCl3.
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Penjepit tabung, Pipet, Lampu pemanas,
Korek api.
No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan
3.
a. K4Fe(CN)64-+ Larutan berwarna K4Fe(CN)64-+ Terbentuk
Pb(CH3COO) kuning. Pb(CH3COO)2 endapan
2 Endapan berwarna → K4(CH3OO) Pb2Fe(CN)6
putih. + Pb2Fe(CN)6 berwarna putih.
Pb2Fe(CN)6 + Larutan berwarna Pb2Fe(CN)6+ Endapan larut
HNO3 hijau. HNO3 → sempurna.
Endapan Pb(CN) Pb2NO3 +
larut H6Fe(CN)6
b. KCNS+ Larutan berwarna KCNS+ Terbentuk
AgNO3 putih. AgNO3 → endapan AgCNS
Endapan berwarna KNO3 + berwarna putih.
putih. AgCNS
12
13
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
14
+AgNO3 hitam +AgNO3 → endapan Ag2S
Endapan putih Ag2S2O3 + berwarna putih,
NaNO3 berubah menjadi
kuning, coklat,
dan akhirnya
hitam
15
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
16
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum : AFREDIUS LAMA WURAN No.Mhs : 710015140
Kelompok : 07 Laporan ke : 03
Tanggal Praktikum : 11 Mei 2016
Acara Praktikum : Identifikasi anion Borat (BO33-)
Bahan : Na2B4O7, AgNO3, BaCl2.
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Penjepit tabung, Pipet, Lampu pemanas,
Korek api.
No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan
6.
a. Na2B4O7+Ag Larutan berwarna Na2B4O7+AgN Terbentuk
NO3 bening. O3 → 2NaNO3 endapan
Endapan berwarna + 2Ag2O AgBO2metaborat
putih. berwarna putih.
-dipanaskan Larutan berwarna Na2B4O7+AgN
bening. O3 → 2NaNO3 Terbentuk
Endapan berwarna + 2Ag2O endapan Ag2O
hitam. - berwarna hitam.
17
2.2 ANALISA KATION
18
2.2.2 Bahan dan Alat Percobaan
A. Bahan :
1. Kation Golongan 1
a. Perak (Ag+)
Bahan percobaan : larutan AgNO3, HCl, NH4OH, NAOH, K2CrO4, KI,
Na2S2O4.
2. Kation Golongan II
a. Kupri (CU2+)
Bahan percobaan : larutan CuSO4, NAOH, Na2CO3, NH4OH, KI.
3. Kation Golongan III
a. Aluminium (Al3+)
Bahan percobaan : Larutan AlCl3, NH4OH, KOH, H2O.
b. Mangano (Mn2+)
Bahan percobaan : larutan MnSO4, KOH, NH4OH, Na2CO3.
4. Kation Golongan IV
a. Magnesium (Mg2+)
Bahan percobaan : Larutan MgCl2, NaOH.
5. Kation Golongan V
a. Ammonuin (NH4+)
Bahan percobaan : Larutan NH4OH, NAOH, HCl (p).
B. Alat percobaan
1. Tabung reaksi
2. Penjepit tabung
3. Pipet
4. Lampu pemanas
5. Korek api
19
2.3.3 Cara Kerja dan Kesimpulan
KATION GOLONGAN I :
Perak ( Ag+ )
Digunakan larutan AgNO3, Masukan Kira-kira 4 ml Larutan AgNO3 pada lima
buah tabungreaksi,kemudian tambahkan pereaksi berikut ini :
a. Asam Klorida ( HCl ) encer, maka akan terbentuk endapan AgCl putih
yang larut dalam larutan Ammonia
b. NaOH, maka akan tebentuk endapan Ag2O berwarna coklat,endapan
ini larut dalam ammonia dan asam nitrat.
c. Kalium kromat ( K2CrO4 ) netral maka akan terjadi endapan merah
perak kromat,endapan ini larutan dalam ammonia dan asam nitrat
d. KI, maka aknan terbentuk AgI yang berwarna kuning,sedikit larut
dalam ammonia dan larut sempurna dalam natrium tiosulfat.
KATION GOLONGAN II :
Merkuri ( Hg2+)
Digunakan Larutan HgCl2, Masukkan ke dalam 4 buah tabung reaksi
kemudian masing-masing di berikan pereaksi berikut ini :
a. NaOH, maka akan terbentuk endapan kuning HgO
b. K2CrO4, maka akan terjadi endapan kuning merkuri kromat,jika di
panaskan endapan tetap kuning dan sedikit hitam.
c. Ammonia, maka akan terjadi endapan putih dari merkuri ammonia
klorida. Endapan ini larut dalam asam klorida ( HCl ) dan juga dapat
bereaksi dengan larutan Ammonia klorida.
d. KI, akan terjadi endapan merah HgI2, larut dalam KI berlebihan.
20
KATION GOLONGAN III :
Aluminium (Al3+)
Digunakan larutan AlCl3, Masukkan Larutan tersebut kedalam 2 buah tabung
reaksi, kemudian berikan masing-masing pereaksi berikut ini :
a. NH4OH, maka akan terbentuk endapan putih Al(OH)3, yang tidak larut
dalam air.
b. KOH, maka akan terjadi endapan putih dari Al(OH)3, endapan larut
dalam KOH berlebihan. Buktikan !
Mangano (Mn2+)
Digunakan Larutan MnSO4, Masukkan larutan ke dalam 3 buah tabung reaksi,
kemudian masing-masing tambahkan pereaksi berikut ini :
a. Larutan KOH, maka akan terjadi endapan Mn(OH)2 yang berwarna
putih kekuningan yang mudah teroksidasi.
b. Larutan NH4OH, terbentuk endapan putih dan dalam keadaan netral
akan terbentuk endapan Mn(OH)2
c. Larutan Na2CO3 maka terjadi endapan putih dari MnCO3 , jika
dipanaskan akan terjadi MnO , perhatikan perubahan warnanya.
KATION GOLONGAN IV :
Barium (Ba2+)
Digunakan larutan Barium nitrat Ba(NO3)2, Masukkan larutan tersebut
ke dalam 4 buah tabung reaksi, masing-masing tambahkan pereaksi
berikut ini :
a. Larutan K2CrO4, terbentuk endapan putih kekuningan dari barium
kromat.
b. Larutan H2SO4 encer, terbentuk endapan BaSO4 putih,berbentuk
koloid
21
KATION GOLONGAN V : NH4+
Amonium (NH4+)
Digunakan larutan Amonium Hidroksida, Masukkan larutan tersebut ke dalam
tabung reaksi dan tambahkan NaOH, ambil pengaduk gelas basahi dengan
HCL (P), taruh di atas tabung reaksi,jika perlu dengan pemanasan. Amati apa
yang terjadi.
Kesimpulan :
Analisis kualitatif umumnya terbagi atas tiga bagian, yaitu uji pendahuluan,
pemeriksaan kation dan pemeriksaan anion. Zat yang dianalisis dapat berupa zat
padat non-logam.
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam
cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang
paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam
larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi
diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan
untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.
22
1.1.1. Laporan Praktikum
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
23
NH4OH bening. NH4OH → sempurna.
Endapan larut. AgOH +
NH4OH
Ag2O + Larutan berwarna Ag2O + HNO3 Endapan larut
HNO3 bening. → 2AgO3 + sempurna.
Endapan larut. HNO
24
sedikit larut.
AgI + Larutan berwarna AgI + Na2S2O3 Endapan larut
Na2S2O3 bening. → AgS2O3+ sempurna.
Endapan larut. NaI
25
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
26
berlebihan ) Terbentuk kristal Na2CO3+ CuCO3
CuCO3 danCu(OH)2H2O
berwarna biru.
CuCO3 + Larutan berwarna CuCO3 + Endapan larut
NH4OH bening NH4OH → sempurna.
Endapan larut. NH4CO3+
Cu(OH)2
c. CuSO4 + Larutan berwarna CuSO4 + Terbentuk
NH4OH biru NH4OH → endapan
Endapan berwarna NH4SO4+ (NH4)2SO4
hijau. CuOH berwarna hijau.
27
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum : AFREDIUS LAMA WURAN No.Mhs : 710015140
Kelompok : 07 Laporan ke : 04
Tanggal Praktikum : 18 Mei 2016
Acara Praktikum : Identifikasi kation golongan III(Mn2+)
Bahan : MnSO4, KOH, NH4OH, Na2CO3.
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Penjepit tabung, Pipet, Lampu pemanas,
Korek api.
No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan
3.
a. MnSO4 + Larutan berwarna MnSO4 + Terbentuk
2KOH bening. 2KOH → endapan
Endapan berwarna K2SO4+ Mn(OH)2
putih. Mn(OH)2 berwarna putih.
Teroksidasi
membentuk MnO
berwarna cokelat.
b. MnSO4 + Larutan berwarna MnSO4 + Terbentuk
NH4OH bening NH4OH → endapan
Endapan berwarna NH4SO4 + Mn(OH)2
putih Mn(OH)2 berwarna putih.
28
-dipanaskan Larutan berwarna MnCO3 + O2 Terbentuk
bening. → MnO + endapan MnO
Endapan berwarna CO4 berwarna cokelat.
putih kecokelatan.
29
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
30
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikum : AFREDIUS LAMA WURAN No.Mhs : 710015140
Kelompok : 07 Laporan ke : 04
Tanggal Praktikum : 18 Mei 2015
Acara Praktikum : Identifikasi kation golongan V (NH4+)
Bahan : NH4OH, NAOH, HCl (p).
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Penjepit tabung, Pipet, Lampu pemanas,
Korek api.
No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan
5.
a. NH4OH + Larutan berwarna Tidak ada reaksi
NaOH bening.
31
BAB III
ANALISIS KUANTITATIF
3.1Dasar Teori
Analisis kuantitatif istilah ini sering digunakan dalam pertandingan atau kontras
dengan “analisis kualitatif”, yang mencari informasi tentang identitas atau bentuk
yang hadir substansi. Misalnya, seseorang ahli kimia mungkin diberikan sample padat
tidak diketahui. Ia akan menggunakan “kualitatif” teknik (mungkin NMR atau IR
spektroskopi) untuk mengindentifikasi senyawa ini, dan kemudian teknik kuantitatif
untuk menentukan jumlah setiap senyawa salam sample. Prosedur hati untuk
mengakui adanya ion logam yang berbeda telah dikembangkan, meskipun mereka
sebagian besar telah digantikan oleh instrumen modren, ini secara kolektif dikenal
sebagai analisis anorganik kualitatif. Tes serupa untuk mengidentifikasi senyawa
organik.
Banyak teknik dapat digunakan baik untuk mengukur kualitatif atau kuantitatif.
Misalnya, suatu larutan indikator perubahan warna dengan adanya ion logam. Ini bisa
digunakan sebagai uji kuatitatif : apakah warna indikator sesuai perubahan ketika
ditambahkan? Hal ini juga dapat digunakan sebagai uji kuantitatif, dengan
mempelajari warna larutan indikator dengan kosentrasi yang berbeda dari ion logam.
Hal ini mungkin akan dilakukan dengan menggunakan spektroskopi ultraviolet-
tampak. Analisis kuantitatif ini sering digunakan dalam perbandingan (atau kontras)
dengan “analisis kualitatif”, yang dimaksudkan untuk mengetahui tentang identitas
atau bentuk yang hadir substansi. Misalnya, seorang ahli kimia mungkin diberikan
sample padat tidak diketahui. Ia akan menggunakan “kualitatif” teknik (mungkin
NMR atau IR spektroskopi) untuk mengindentifikasi senyawa ini, dan kemudian
teknik kuantitatif untuk menentukan jumlah setiap senyawa salam sample. Prosedur
hati untuk mengakui adanya ion logam yang berbeda telah dikembangkan, meskipun
32
mereka sebagian besar telah digantikan oleh instrumen modren, ini secara kolektif
dikenal sebagai analisis anorganik.
Dalam kimia analisis kuantitatif adalah penentuan banyaknya absolut atau
relatif (sering dinyatakan sebagai kosentrasi) dari satu, beberapa atau semua zat
tertentu (s) ada dalam smple.
Setelah adanya zat tertentu (s) dalam sampel diketahui, studi tentang
kelimpahan mereka absolut atau relatif dapat membantu dalam menentukan sifat
tertentu. Mengetahui komposisi sampel sangat penting dan beberapa cara telah
dikembangkan untuk memungkinkan, seperti gravimetri dan analisis volumetri.
Analisis gravimetri menghasilkan data yang lebih akurat tentang komposisi sampel
dari analisis volumetri tidak, tapi yang pertama membutuhkan waktu lebih lama
untuk tampil d laboratorium. Analisis volumerik di sisi lain tidak mengambil banyak
waktu dan hasil yang kita peroleh adalah dalam kasus yang paling memuaskan.
Analisis volumerik dapat hanya sebuah titrasi berdasarkan dalam reaksi netralisasi
tetapi juga bisa menjadi presipitasi atau reaksi pembentukan kompleks serta titrasi
berdasarkan dalam reaksi redoks. Namun, setiap metode dalam analisis kuantitatif
memiliki spesifikasi umum, dalam raksi netralisasi, misalnya, reaksi yang terjadi
adalah antara asam dan basa, yang menghasilkan garam dan air, maka netralisasi
nama. Dalam reaksi presipitasi larutan standar dalam perak nitrat kasus yang
digunakan sebagai preaksi untuk bereaksi dengan ion hadir dalam sempel dan untuk
membentuk endapan tak larut yang tinggi. Metpde presipitasi sering disebut hanya
sebagai argentometri. Dalam dua metode ini situasinya adalah sama. Titrasi
pembentukan kompleks adalah reaksi yang terjadi antara ion logam dan larutan
standar yang ada di kebanyakan kasus EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat).
Sebagai contoh, analisis kuantitatif dilakukan dengan spektrometri massa pada
sempel biologis dapat menentukan, dengan rasio kelimpahan relatif dari protein
tertentu, indikasi penyakit tertentu, seperti kanker.
33
3.2Bahan dan Alat Percobaan
A. Bahan
- HCL
- Indicator m.o
- Borax
- NaOH
- Indicator p.p
- Aquades
- AgNO3
- NaCL
- Na2CO3
- KMnO3
- Asam sulfat
B. Alat
- Buret
- Ststit
- Beker
- Gelas
- Gelas ukur
- Corong
- Erlemeyer
- Pipet ukur
-
3.2. Cara Kerja dan Kesimpulan
. Asidisi dan Alkalimetri
1. Standarisasi larutan HCl x N
Langkah kerja :
a. Ambil cuplikan larutan HCL x N dimasukan ke dalam buret 50ml.
b. Timbang 0,200gr borax, larutkan dalam aquades menjadi 100ml.
34
c. Masukan larutan kedalam earlenmeyer 250ml, tambahkan 2 tetes indicator
m.o.
d. Titrasi larutan dengan langkah kerja a, sampai terjadi perubahan warna.
e. Catat volume HCl yang digunakan, ulangi titrasi sampai tiga kali.
3.2.2. ARGENTOMETRI
Menetapkan Kadar Larutan Dalam Campuran
Maksud Percobaan : Menetapkan Campuran NaOH dan Na2CO3
Langkah kerja :
a. Diambil 25ml cuplikan campuran (NaOH + Na2CO3) masukan
dalamerlenmeyer.
b. Tambahkan 25ml aquades dan 3 tetes inidikator p.p.
c. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai warna merah hilang.
d. Catat Volumenya (Va). Tambahkan lagi larutan pada
Erlenmeyerm.o.
e. Titrasi dilanjutkan sampai warna kuning hilang.
f. Catat volumnya (Vb).Ulangi titrasi sampai 3 kali.
35
3.2.3. PERMANGANOMETRI
Standarisasi larutan KMnO4 dengan asam oksalat
Langkah Kerja :
a. Timbang 1,62 gram KMnO4 dilarutkan dalam 75ml aquades
b. Tambahkan 3ml asam sulfat pekat.
c. Masukan larutan kedalam labu takar 100ml dan encerkan sampai batas.
d. Ambil 20ml larutan asam oksalat, panaskan, kemudian titrasi dengan
larutanKMnO4, catat volumenya, lakukan titrasi sampai tiga kali.
Kesimpulan :
Perubahan warna merupakan petunjuk bahwa titik ekivalen yang di tentukan telah
tercapai.
36
3.3. Laporan Praktikum
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS KUANTITATIF
LAPORAN KE : 05
Nama Praktikum : AFREDIUS LAMA WURAN
No.Mhs : 710015140
Kelompok : 07
Jurusan : Teknik Pertambangan
Acara : Asidisi dan Alkalimetri
Bahan : HCl, Na2B4O7, aquades, indikator m.o
Alat Yang Dihunakan : buret, statit, beker gelas, gelas ukur, corong, erlenmeyer,
pipet ukur.
1. Standarisasi larutan HCl xN
Cara kerja :
a. Ambil cuplikan larutan HCL x N dimasukan ke dalam buret 50ml.
b. Timbang 0,200gr borax, larutkan dalam aquades menjadi 100ml.
c. Masukan larutan kedalam earlenmeyer 250ml, tambahkan 2 tetes
indicator m.o.
d. Titrasi larutan dengan langkah kerja a, sampai terjadi perubahan
warna.
e. Catat volume HCl yang digunakan, ulangi titrasi sampai tiga kali.
Pengamatan :
- Warna awal : orange
- Warna akhir : merah
Raksi : Na2B4O7 + HCl → NaCl + NaHB4O7
37
Perhitungan :
Va1 = 0 ml
Va2 = 5 ml
Va = Va2 – Va1 = 5 – 0= 5 ml
Vb1 = 5 ml
Vb2 = 12,5 ml
Vb = Vb2 – Vb1 = 12,5 – 5 = 7,5 ml
𝑉𝑎+𝑉𝑏
Vrt =
2
5+7,5
=
2
= 6.25ml
2 𝑥 200 𝑥 1 𝑥 25
Nx =
𝑀𝑟𝑥𝑉𝑥100
10.000
=
381,2 𝑥 6,25 𝑥 100
= 0,042 N
Kesimpulan : larutan Na2B4O7 + HCl bereaksi menjadi NaCl +
NaHB4O7 berwarna merah.
38
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS KUANTITATIF
LAPORAN KE : 05
Nama Praktikum : AFREDIUS LAMA WURAN
No.Mhs : 710015140
Kelompok : 07
Jurusan : Teknik Pertambangan
Acara : Asidisi dan Alkalimetri
Bahan : HCl, NaOH, aquades, indikator p.p
Alat Yang Dihunakan : buret, statit, beker gelas, gelas ukur, corong, erlenmeyer,
pipet ukur.
2. Standarisasi larutan NaOH yN
Cara kerja
a. Ambil cuplikan larutan NaOH y N sebanyak 10ml, masukan dalam
Erlenmeyer.
b. Tambahkan larutan tersebut 15ml aquades, tambahkan inidikator
p.p 2-3 tetes.
c. Larutan dititrasi dengan HCl x N pada no.1 sampai terjadi
perubahan warna.
d. Catat volume HCl yang digunakan ulangi titrasi hingga dua kali.
Pengamatan :
- Warna awal : ungu
- Warna akhir : bening
Reaksi : NaOH + HCl → NaCl + H2O
39
Perhitungan :
Va1 = 0 ml
Va2 = 15 ml
Va = Va2 – Va1 = 15– 0= 15 ml
Vb1 = 15ml
Vb2 = 30 ml
Vb = Vb2 – Vb1 =9,6 – 4,6= 5,0 ml
𝑉𝑎+𝑉𝑏
Vrt =
2
15 +15
=
2
= 15 ml
𝑁𝑥 𝑥 𝐴
Ny =
10
0,042 𝑥 15
=
10
= 0,063N
Kesimpulan : larutan NaOH + HCl bereaksi menjadi NaCl + H2O
berwarna bening.
40
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS KUANTITATIF
LAPORAN-KE : 06
Nama Praktikum : AFREDIUS LAMA WURAN
No.Mhs : 710015140
Kelompok : 07
Jurusan : Teknik Pertambangan
Acara : Menetapkan kadar larutan dalam campuran
Bahan : HCl 0,1 N, NaOH, Na2CO3,aquades, indikator m.o,indokator
p.p
Alat Yang Dihunakan : Erlenmeyer, buret, pipet ukur, pipet tetes.
1. Menetapkan campuran NaOH dan Na2CO3.
Cara kerja :
a. Diambil 25ml cuplikan campuran (NaOH +Na2CO3) masukan
dalamerlenmeyer.
b. Tambahkan 25ml aquades dan 3 tetes inidikator p.p.
c. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai warna merah hilang.
d. Catat Volumenya (Va). Tambahkan lagi larutan padaErlenmeyerm.o.
e. Titrasi dilanjutkan sampai warna kuning hilang.
f. Catat volumnya (Vb).Ulangi titrasi sampai 3 kali.
Pengamatan :
- NaOH (p.p) : Warna awal : ungu
Warna akhir : bening
- Na2CO3 (m.o) : Warna awal : orange
Warna akhir : merah
41
Reaksi :
NaOH + HCl → NaCl + H2O (Titik Ekuivalen I)
Na2CO3 + HCl → NaCl + NaHCO3
NaHCO3 + HCl → NaCl + H2O + CO2 (Titik Ekuivalen II)
Perhitungan :
Titrasi 1 :
a) Va1 = 0 ml
Va2 = 7 ml
Va= Va2 – Va1= 7– 0= 7 ml
b) Vb1 = 7 ml
Vb2 = 9 ml
Vb= Vb2 – Vb1= 9 – 7= 2 ml
Titrasi 2 :
Va’1 = 9 ml
Va’2 = 15 ml
Va’ = Va2’ – Va1’= 15 – 9 = 6 ml
Vb’1 = 15 ml
Vb’2 = 18ml
Vb’ = Vb2’ – Vb’1= 18– 15= 3 ml
𝑉𝑎+𝑉𝑎′ 7+6
Vart = = = 6.5 ml
2 2
𝑉𝑏+𝑉𝑏′ 2+3
Vbrt = = = 2,5 ml
2 2
42
NaOH = (𝑉𝑎 − 𝑉𝑏). 𝑁𝑥. 𝑀𝑟 NaOH
= (6,5 – 2,5) x 0,042 x 40
= 6,72 mg
= 23,19 %
b
% Na2CO3 = 𝑥100%
b+a
22,26
= 𝑥100%
6,72+22,26
= 76,8 %
Kesimpulan :
- Larutan NaOH + HCl bereaksi menjadi NaCl + H2O berwarna bening.
- Larutan Na2CO3 + HCl bereaksi menjadi NaCl + NaHCO3 berwarna merah.
43
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari praktikum kimia Analit ini,praktikan dapat mengambil beberapa kesimpulan
:
1. Perubahan warna pada analisis kuantitatif terjadi merupakan pertanda titik
ekivalen telah tercapai
2. Pada analisis kualitatif anion kebanyakan terjadi endapan putih dan kuning
dalam analisis ini.
3. Pada analisis Kualitatif kation endapannya bervariasi pada setiap percobaan.
44