Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR KIMIA ANALITIK

ANALISA KUALITATIF

Disusun oleh : Fitria Salsabila Bukhori Muslim


NIM : 2008076057
Prodi : Pendidikan Kimia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN WALISONGO SEMARANG
2021
PERCOBAAN IV REAKSI IDENTIFIKASI KATION

A. Tujuan

Mengidentifikasi keberadaan kation Ni2+, Zn2+, Ba2+, Ca2+, Sr2+, Mg2+,


K+, Na+ dan NH4+.

Dasar Teori

Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang
disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif
membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa
yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuanan
alisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur
Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu
yang ada dalam sampel.1
Kation adalah ion yang bermuatan positif. Kation dikelompokkan
dalam lima golongan berdasarkan reaksi kation tersebut terhadap reagensia
tertentu dengan membentuk endapan atau tidak. Sehingga klasifikasi kation
didasarkan pada perbedaan kelarutan kation tersebut terhadap klorida,
sulfida, dan karbonat.2
Analisa kation dapat memberikan kepastian hasil uji jika dalam
suatu sampel mengandung suatu macam kation. Setelah kation dipisahkan
kemudian dilakukan uji reaksi yang dapat dilihat hasilnya yaitu endapan
atau warna keduanya.3 kation kation berdasarkan sifatnya terhadap beberapa
reagensia diklasifikasikan dalam 5 golongan yaitu golongan I, golongan II,
golongan III, golongan IV dan golongan V.4
Prosedur umum untuk memisahkan ion-ion dengan menambahkan
reagen pengendap pada larutan tak diketahui:
1. Kation golongan I. Jika HCl encer ditambahkan pada suatu larutan
yang belum diketahui, hanya ion Ag+, Hg2+, dan Pb2+ yang
mengendap sebagai klorida tak larut. Ion-ion lain yang kloridanya
dapat larut, tetap berada dalam larutan.

1
Underwood,1986: 144
2
Wardiyah, 2016: 24
3
Vogel, 1985
4
Harjadi, 1990
2. Kation golongan II, setelah endapan klorida dipisahkan dengan
penyaringan, hidrogen sulfida direaksikan dengan larutan asam
yang tak diketahui. Pada keadaan ini, konsentrasi ion S2- dalam
larutan dapat diabaikan. Penambahan asam pada larutan akan
menggeser kesetimbangan ini ke kiri sehingga hanya logam sulfida
yang paling kurang larut, yaitu nilai Kspnya paling kecil, akan
mengendap dari larutan. Endapan ini ialah Bi2S3, CdS, CuS, Dan
SnS2.
3. Kation golongan III. Pada tahap ini, natrium hidroksida
ditambahkan pada larutan untuk membuatnya basa. Dalam larutan
basa, kesetimbangan bergeser ke kanan. Jadi sulfida yang lebih
larut (CoS, FeS, MnS, NiS, ZnS) akan mengendap dari larutan. Ion
Al3+ dan Cr3+ sebenarnya mengendap sebagai hidroksida Al(OH)3
dan Cr(OH)3, bukan sebagai sulfida, sebab hidroksidanya kurang
larut.
4. Kation golongan IV, natrium karbonat ditambahkan ke larutan basa
untuk mengendapkan ion Ba2+, Ca2+ dan Sr2+ sebagai BaCO3,
CaCO3, dan SrCO3.
5. Kation olongan V. Pada tahap ini, kation yang mungkin tersisa
dalam larutan ialah Na+, K+, dan NH4+.5
B. Alat & Bahan
Alat

1. Tabung reaksi 4. Pembakar Bunsen

2. Rak tabung reaksi 5. Korek Api

3. Kaki tiga 6. Batang Pengaduk/Spatula

Bahan

1. Larutan AgNO3 28. Larutan NiSO4


2. Larutan HCl encer 29. Larutan dimetil glioksim
3. Larutan NH4OH encer 30. Larutan ZnSO4
4. Larutan HNO3 encer 31. Larutan asam sulfat
5. Larutan KI 32. Larutan kalium tiosianat

5
Chang, 2005: 155-156
6. Larutan kalium kromat 33. Larutan HgCl2
7. Larutan NaOH 34. Larutan BaCl2. 2H2O
8. Larutan Na2S 35. Larutan (NH4)2CO3
9. Larutan NH4OH 36. Larutan (NH4)2Oxalat
10. Larutan Pb(NO3)2 37. Larutan aqua regia
11. Larutan H2SO4 encer 38. Larutan K2CrO4
12. Larutan HgCl2 39. Larutan CaCl2
13. Logam Cu 40. Larutan (NH4)2CO3
14. Larutan CuSO4 41. Larutan NH4CI
15. Larutan K4Fe(CN)6 42. Larutan SrCl2.6H2O
16. Larutan Cd asetat 43. Larutan MgCl2
17. Larutan natrium arsenit 44. Reagen titan yellow
18. Serbuk Zn 45. Larutan Na3PO4
19. Larutan Hg(NO3)2 46. Larutan Na2CO3
20. Kertas saring 47. larutan KNO3
21. Larutan FeSO4 48. Larutan etanol/ methanol
22. Larutan K2Fe(CN)6 49. Larutan asam sulfat pekat
23. Larutan FeCl3 50. Larutan NaNO3
24. Larutan KCNS 51. Reagen Nessler
25. Larutan natrium asetat 52. Larutan HCI pekat
26. Reagen Alizarin Sulfonat
27. Larutan AlCl3

MATERIAL SAFTETY DATA SHEET


1. Nikel Ni2 = Sulfat
a. Rumus : NiSO₄
b. Massa molar : 154,75 g/mol
c. Kepadatan : 3,68 g/cm³
d. Titik didih : 840°C
e. CID PubChem : 24586
Bahaya :
- Pemaparan terhadap nikel bisa menyebabkan sakit kulit eksim dermatitis
dan dikenal sebagai "nickel itch".
- Tingginya kadar nikel dalam jaringan tubuh manusia dapat mengakibatkan
munculnya berbagai efek samping yaitu akumulasi Ni pada kelenjar
pituitari yang bisa mengakibatkan depresi sehingga mengurangi sekresi
hormon prolaktin dibawah normal. Akumulasi Ni pada pankreas bisa
menghambat sekresi hormon insulin.
Cara pengobatan :
- Jika terhirup
Setelah terhirup: hirup udara segar. Panggil dokter.
- Jika kontak dengan kulit
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Periksakan ke
dokter.
- Jika kontak dengan mata
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
- Jika tertelan
Setelah tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling
banyak). Periksakan ke dokter.
2. Seng Sulfat
a. Rumus : ZnSO₄
b. Massa molar : 161,47 g/mol
c. Titik didih : 740°C
d. Kepadatan : 3,54 g/cm³
e. ID ChEBI : 35176
f. Klasifikasi : Sulfat, Senyawa anorganik
Bahaya :
Berbahaya jika tertelan. Resiko kerusakan serius pada mata. Sangat toksik
bagi organisme akuatik, dapat menyebabkan efek jangka panjang yang
merugikan bagi lingkungan akuatik.
Cara Pengobatan :
- Jika terhirup : Hiruplah udara segar
- Jika terkena kulit : Cuci dengan air yang banyak, lepaskan pakaian yang
terkontaminasi
- Jika terkena mata : bilas dengan air yang banyak dengan kelopak mata
terbuka lebar, segera hubungi dokter
- Jika tertelan : segera minum air yang banyak, hubungi dokter
3. Barium Clorida
a. Rumus : BaCl2
b. Massa molar : 208,23 g/mol
c. Titik lebur : 962°C
d. Titik didih : 1.560°C
e. Rumus sistem Hill : Ba1Cl2
f. Warna : putih
Bahaya :
Dosis fatal pada manusia dilaporkan sebesar 0,8 hingga 0,9 gram. Efek awal
yang diakibatkan paparan terhadap senyawa barium terlarut dalam air ialah
gejala iritasi parah pada lambung dan usus, termasuk mual, muntah, diare
disertai atau tanpa kolik pada daerah perut, dan pengeluaran air liur.
Cara pengobatan :
Jika aman untuk memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Gunakan
masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan
(pernafasan keselamatan) jika diperlukan. Pertahankan suhu tubuh korban
dan istirahatkan. Segera bawa ke dokter.
- Jika tertelan
Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk
mencegah aspirasi. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk
melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) jika diperlukan.
Segera bawa ke dokter.
- Jika terkena mata
Segera bilas mata (setidaknya selama 15 menit) dengan air yang banyak atau
larutan garam fisiologis,sambil sesekali membuka kelopak mata atas dan
bawah hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Segera hubungi dokter.
- Jika terkena kulit
Petugas tanggap darurat harus mengenakan sarung tangan dan menghindari
kontaminasi. Lepaskan segera pakaian, perhiasan dan sepatu yang
terkontaminasi. Pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) mungkin
diperlukan. Cuci area yang terkontaminasi bahan dengan sabun atau
deterjen lunak dan air yang banyak hingga tidak ada bahan kimia yang
tertinggal (setidaknya selama 20 menit). Segera bawa ke dokter.
4. Kalsium Klorida
a. Rumus : CaCl2
b. Titik lebur : 772°C
c. Massa molar : 110,98 g/mol
d. Titik didih : 1.935°C
e. Larut dalam : Air, Asam asetat, Alkohol, Aseton
Bahaya :
Kalsium klorida dapat bertindak sebagai iritan dengan mengeringkan kulit
yang lembap. Kalsium klorida padat larut secara eksotermis, dan dapat
mengakibatkan luka bakar pada mulut dan esofagus jika tertelan. Menelan
larutan pekatnya atau produk padatnya dapat menyebabkan iritasi atau tukak
lambung.
Cara pengobatan :
Setelah terhirup:hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan napas buatan
mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika mungkin.
Segera hubungi dokter.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Periksakan ke dokter.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari
anjuran pengobatan. Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak
tersedia dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban tidak
sadarkan diri), telan karbon aktif and konsultasikan kepada dokter secepatnya
5. Stronsium Klorida
a. Rumus : SrCl2
b. Massa molar : 158,53 g/mol
c. Titik lebur : 874°C
d. Struktur kristal : Deformed rutile structure
e. Kelarutan : Etanol: very slightly soluble; Aseton: very slightly
soluble; Amonia: insoluble
Bahaya : Iritan pada mata
Cara pengobatan :
Setelah terhirup:hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan napas buatan
mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika mungkin.
Segera hubungi dokter.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Periksakan ke dokter.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari
anjuran pengobatan. Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak
tersedia dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban tidak
sadarkan diri), telan karbon aktif and konsultasikan kepada dokter secepatnya
6. Magnesium Clorida
a. Rumus : MgCl2
b. Nama IUPAC : Magnesium dichloride
c. Massa molar : 95,211 g/mol
d. Titik lebur : 714°C
e. Titik didih : 1.412°C
f. Larut dalam : Air
Bahaya : Irritan
Cara pengobatan :
Setelah terhirup:hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan napas buatan
mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika mungkin.
Segera hubungi dokter.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Periksakan ke dokter.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari
anjuran pengobatan. Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak
tersedia dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban tidak
sadarkan diri), telan karbon aktif and konsultasikan kepada dokter secepatnya
7. Kalium nitrat
a. Rumus : KNO3
b. Nama IUPAC : Potassium Nitrate
c. Massa molar : 101,1032 g/mol
d. Titik lebur : 334°C
e. Titik didih : 400°C
f. Larut dalam : Air, Amonia, Gliserol
Bahaya : Oksidan, jika tertelan, terhirup, atau terserap kulit. Menyebabkan
iritasi pada kulit dan mata.
Cara pengobatan :
Setelah terhirup:hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan napas buatan
mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika mungkin.
Segera hubungi dokter.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Periksakan ke dokter.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari
anjuran pengobatan. Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak
tersedia dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban tidak
sadarkan diri), telan karbon aktif and konsultasikan kepada dokter secepatnya
8. Natrium Nitrat
a. Rumus : NaNO3
b. Nama IUPAC : Sodium nitrate
c. Rumus kimia : NaNO3
d. Kelarutan dalam air: 73 g/100 mL (0 °C); 91,2 g/100 mL (25 °C); 180
g/100 mL (100 °C)
e. Anion lain : Sodium nitrite
Bahaya utama: Oxidant, irritant
Natrium nitrat berbahaya apabila tertelan, sedikit berbahaya apabila terjadi
kontak dengan kulit, mata (yang dapat menyebabkan iritasi), dan inhalasi.
Kontak yang terlalu lama dapat menyebabkan luka bakar pada kulit dan
ulserasi(luka terbuka yang sulit sembuh)
Cara pengobatan :
Setelah terhirup:hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan napas buatan
mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika mungkin.
Segera hubungi dokter.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Periksakan ke dokter.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari
anjuran pengobatan. Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak
tersedia dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban tidak
sadarkan diri), telan karbon aktif and konsultasikan kepada dokter secepatnya
9. Amonium Klorida
a. Rumus : NH4Cl
b. Nama IUPAC : Ammonium chloride
c. Massa molar : 53,491 g/mol
d. Titik lebur : 338°C
e. Kepadatan : 1,53 g/cm³
f. Larut dalam : Amonia, Air, Alkohol, Metanol, Gliserol, Hidrazin
Bahaya utama: Oxidant, irritant
Berbahaya apabila terjadi kontak dengan kulit, mata (yang dapat
menyebabkan iritasi), dan inhalasi. Kontak yang terlalu lama dapat
menyebabkan luka bakar pada kulit dan ulserasi(luka terbuka yang sulit
sembuh)
Cara pengobatan :
Setelah terhirup:hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan napas buatan
mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika mungkin.
Segera hubungi dokter.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Periksakan ke dokter.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari
anjuran pengobatan. Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak
tersedia dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban tidak
sadarkan diri), telan karbon aktif and konsultasikan kepada dokter
secepatnya.
C. Cara Kerja
10. Ni2+
Bagian A

Larutan NiSO4
Ditambah dengan
larutan Na2S

.....

Bagian B

Larutan NiSO4
Ditambah dengan
larutan amonia
.....

Ditambahkan
DMG
.....

Bagian C

Larutan NiSO4
Ditambah dengan
larutan NaOH

.....

11. Zn2+
Bagian A

Larutan ZnSO4
Ditambah dengan
larutan Na2S

.....
Bagian B

Larutan ZnSO4
Ditambah dengan
larutan NaOH
.....

Ditambahkan
NaOH berlebih
.....

12. Ba2+
Bagian A

Larutan BaCl2
Ditambah dengan
larutan Na2S
.....

Bagian B

Larutan BaCl2
Ditambah dengan
larutan K4Fe(CN)6
.....

13. Ca2+
Bagian A

Larutan CaCl2
Ditambah dengan
larutan HCl
.....

Ditambah dengan
larutan Na2S
.....
Bagian B

Larutan CaCl2
Ditambah dengan
larutan NH4Cl
.....

Ditambahkan
dengan larutan
..... K4Fe(CN)6 berlebih

14. Sr2+
Bagian A

Laruta SrCl2
Ditambah dengan
larutan HCl
.....

Ditambah dengan
larutan Na2S
.....

Bagian B

Larutan SrCl2
Ditambah dengan
larutan CH3OH
..... dan H2SO4 pekat

Uji nyala

.....

15. As3+
Bagian A

Larutan MgCl2
Ditambah dengan
larutan titan
..... yellow

Ditambah dengan
larutan NaOH
.....
Bagian B

Larutan MgCl2
Ditambah dengan
larutan CH3OH metanol
..... dan H2SO4 pekat

Uji nyala

.....

16. K+
Bagian B

Larutan KNO3
Ditambah dengan
larutan CH3OH dan
..... H2SO4 pekat

Uji nyala

.....

17. Fe3+
Bagian B

Larutan NaNO3
Ditambah dengan
larutan CH3OH dan
..... H2SO4 pekat

Uji nyala

.....
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Data Hasil Pengamatan
No. Kation Perlakuan Reagen Pengamatan Setelah Reaksi Ket
a NiSO4(aq) + Na2S(aq) Terdapat endapan hitam
NiSO4(aq) +
10
Ni2+ b NH4OH(aq) + dimetil Terdapat endapan berwarna merah muda
glioksim
c NiSO4(aq) + NaOH(aq) Terdapat endapan putih kehijauan
a ZnSO4(aq) + Na2S(aq) Endapan putih
11 Zn2+ ZnSO4(aq) + NaOH(aq)
b Terdapat endapan putih
+ NaOH berlebih
a BaCl2(aq) + Na2S(aq) Terdapat endapan putih
12 Ba2+ BaCl2(aq) + Terdapat endapan dengan bentuk seperti
b
K4Fe(CN)6(aq) jarum
CaCl2(aq) + HCl(aq) +
a Terdapat sedikit endapan
Na2S(aq)
13 Ca2+
CaCl2(aq) + NH4Cl(aq)
b Endapan bening kekuningan
+ K4Fe(CN)6(aq)
SrCl2(aq) + HCl(aq) +
Terdapat endapan putih
a Na2S(aq)
SrCl2(s) kering+CH3OH
14 Sr2+
b (metanol) + H2SO4
Api berwarna biru dan merah
pekat
(Uji nyala)
MgCl2(aq) + reagen
a titan yellow + Terdapat endapan jingga
NaOH(aq)
15 Mg2+ MgCl2(s) kering
+CH3OH (metanol) +
b Api berwarna jingga
H2SO4 pekat
(Uji nyala)
KNO3(s) kering
+CH3OH (metanol) +
16 K+ a Api berwarna jingga
H2SO4 pekat
(Uji nyala)
NaNO3(s) kering
+CH3OH (metanol) + Pinggiran api berwarna jingga dengan
17 Na+ a
H2SO4 pekat nyala api tengah berwarna kuning
(Uji nyala)

2. Pembahasan
Pada praktikum analisis kation ini, sampel yang akan di uji termasuk
anion golongan apa adalah Ni2+, Zn2+, Ba2+, Ca2+, Sr2+, Mg2+, K+, Na+ dan
NH4+. Pengujian dilakukan dengan cara meneliti atau mengamati sampel
yang telah ditambahkan reagen akan mengalami pengendapan atau tidak.
Selanjutnya dilakukan pengamatan perbedaan penambahan reagen yang
berlebih dan dilakukan pemanasan pada pengujian reagen yang berlebih.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kecocokan secara
teoritis pada saat pengujian atau praktikum.

1. Ni2+

Percobaan pertama yaitu dengan mereaksikan NiSO4 dengan


ditambahkan Na2S dan menghasilkan reaksi NiSO4 + Na2S → NiS +
Na2SO4, yang mana pada percobaan ini terbentuk endapan yang berwarna
hitam.

Selanjutnya pada percobaan kedua yaitu dengan menambahkan


larutan NiSO4 ke dalam larutan amonia dan DMG, pada percobaan ini
menghasilkan endapan berwarna merah.

Tahap yang terakhir yaitu menambahkan NiSO4 ditambahkan


NaOH, dengan reaksi NiSO4 + NaOH → Ni(OH)2 + Na2SO4 dan
menghasilkan endapan yang berwarna putih kehijauan.

2. Zn2+

Percobaan pertama yaitu dengan menambahkan larutan ZnSO4


dengan larutan Na2S. Pada percobaan pertama, menghasilkan endapan
berwarna putih. Dengan reaksi pengendapan ZnSO4 + Na2S → ZnS +
Na2SO4.

Percobaan yang kedua yaitu dengan larutan ZnSO4 + NaOH


menghasilkan endapan putih. Kemudian larutan kembali ditambahkan
dengan larutan NaOH secara berlebih. Dengan reaksi ZnSO4+ 2 NaOH →
Zn(OH)2 + Na2SO4.

3. Ba2+

Pada percobaan ini menggunakan larutan BaCl2 ditambah dengan


larutan Na2S menghasilkan endapan putih, dengan reaksi BaCl2 + Na2S →
BaS + 2NaCl.

Percobaan selanjutnya yatu dengan menambahkan larutan BaCl2


dengan larutan K4Fe(CN)6, membentuk reaksi BaCl2 + K4Fe(CN)6 →
BaFe(CN)6 + KCl. Menghasilkan endapan bening yang menyerupai jarum.
4. Ca2+

Pada pengujian ion Ca2+ digunakan sampel CaCl2 untuk dapat


mengidentifikasinya. Pada percobaan pertama menggunakan larutan CaCl2
ditambah dengan larutan HCl(aq) dan larutan Na2S menghasilkan larutan
yang bening dan terdapat endapan putih di permukaan.

Percobaan yang kedua yaitu dengan menambahkan larutan CaCl2


dicampur dengan NH4Cl dan K4Fe(CN)6 berlebih menghasilkan endapan
berwarna bening kekuningan.

5. Sr2+

Percobaan pertama yaitu dengan mencampurkan SrCl2 dengan


larutan HCl ditambah dengan larutan Na2S. Pada percobaan ini dihasilkan
endapan berwarna putih. Percobaan kedua yaitu dengan menambahkan
SrCl2 kering dengan larutan CH3OH dan H2SO4 pekat kemudian dilakukan
uji nyala. Saat dilakukan uji nyala, warna api yang dihasilkan berwarna
merah.

6. Mg2+

Pada percobaan ini menggunakan larutan MgCl2 dan ditambahkan


larutan titan yellow serta larutan NaOH, menghasilkan endapan berwarna
merah tua. Selanjutnya pada percobaan kedua, dilakukan uji nyala, dengan
mencampurkan MgCl2 dengan CH3OH dan H2SO4 pekat menghasilkan
warna api berwarna putih.

7. K+
Pada percobaan ini dilakukan uji nyala, dengan menambahkan
KNO3(s) kering + CH3OH (metanol) + H2SO4 pekat. Percobaan ini
menghasilkan warna api biru keunguan.
8. Na+
Pada percobaan Na+ dilakukan uji nyala, pada tahap ini digunakan
NaNO3 kering ditambah dengan CH3OH dan H2SO4 pekat. Pada percobaan
ini dihasilkan nyala api berwarna kuning.
E. Kesimpulan

Tujuan utama percobaan ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya


kation dalam zat kimia. Melalui uji coba analisis kualitatif menghasilkan
beberapa data yang berupa perubahan warna pada sampel dan endapan.
Berdasarkan hasil percobaan yang di lakukan, dapat diketahui bahwa reaksi
identifikasi kation yang direaksikan dengan reagen tertentu akan menghasilkan
reaksi dengan ciri-ciri khas. Misalnya terbentuk endapan, perubahan warna dan
uji nyala api yang menimbulkan warna lain. Kation yang di uji coba pada
percobaan terbukti teridentifikasi.

F. Daftar Pustaka

Svhela, G. 1990. Vogel Bagian Satu Buku Teks Analisis Anorganik


Kualitatif Makro dan Semi Mikro Edisi ke Lima. Jakarta: PT.
Kalman Media Pustaka.
Chang. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Underwood. (1993). Analisis Kimia Kualitatif . Edisi IV. Jakarta:Erlangga.
Vogel. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi
Mikro. Jakarta: PT. Kalman Pusaka.
Wardiyah. (2016). Praktikum Kimia Dasar Komprehensif. Jakarta:
KEMENKES RI

Anda mungkin juga menyukai