Anda di halaman 1dari 15

LABORATORIUM FARMASI

PRODI DIII FARMASI


POLTEKKES KEMENKES GORONTALO

IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN IV

KELOMPOK 4:

ANDRIYANI RUSLI MADIDI 754840120041

CHINTIA RAHMATIA BAKRI 754840120042

MELATI USMAN 754840120050

MUTIARA PRATIWI DARISE 754840120054

RIVALDO BUNTUANG 754840120067

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia yang diberikan, sehingga laporan praktikum Kimia Dasar ini bisa
terselesaikan dengan baik. Adapun laporan ini kami susun sebagai bagian dari
tugas Mata Kuliah Praktikum Kimia Dasar.

Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja kami semata,
melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu terselesaikanya
laporan ini, terutama kepada Team Teaching Kimia Dasar beserta Instruktur
Laboratorium Kimia Dasar.

Kami selaku kelompok penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini


belumlah dikatakan sempurna. Untuk itu, kami dengan sangat terbuka menerima
kritik dan saran dari dosen pembibing Praktikum Kimia Dasar untuk kelompok 4.
Semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk kita semua.

Gorontalo, Oktober 2020

Kelompok 4

DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR .......................................................................................i

DAFTAR ISI .....................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................1


1.2 Tujuan Praktikum ..............................................................................2
1.3 Prinsip Praktikum ..............................................................................2

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA .............................................................................3

2.1 Teori umum………........................................................................... 3

BAB 3 METODE KERJA.................................................................................6

3.1 Alat dan Bahan...................................................................................6

3.2 Prosedur Kerja................................................................................... 6

3.3 Skema Kerja....................................................................................... 7

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................8

4.1 Hasil Pengamatan ..............................................................................8

4.2 Pembahasan .......................................................................................8

BAB 5 PENUTUP ..............................................................................................9

5.1 Kesimpulan ........................................................................................9

5.2 Saran...................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................10

LAMPIRAN......................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reaksi identifikasi adalah suatu reaksi kimia yang dimaksudkan untuk
mengetahui keberadaan suatu zat (ion/gugus) dalam suatu sampel tertentu.
Untuk itu maka dibutuhkan pengetahuan dasar tentang sifat zat/gejala atau
perubahan ditimbulkan apabila ditambahkan suatu pereaksi.

Dalam cabang ilmu kimia analisis, salah satunya adalah analisis kualitatif
untuk senyawa-senyawa organik. Dalam menganalisis ilmu kimia tersebut
maka digunakan metode reaksi identifikasi kation dan anion, namun dalam
praktikum kali ini yang diidentifikasi adalah kation saja.

Dalam kimia analisis, kimia kualitatif telah dikenal suatu cara untuk
menentukan ion anion-anion tertentu, yaitu menggunakan uji golongan dan uji
penegasan dengan menggunakan beberpa pereaksi-pereaksi tertentu yang
disebut pereaksi selektif dan pereaksi spesifik. Pereaksi selektif adalah peeaksi
yang memberikan reaksi untuk beberapa jenis anion, sedangkan pereaksi
spesifik, adalah pereaksi yang memberikan reaksi hanya satu anion tertentu
saja.

Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan etimisi


komponen-komponen suatu senyawa .langkah identifikasi dikenal sebagai
analisis kualitatif,sedangkan langkah estimainya adalah analisis
kualitatif.Analisis kualitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu
zat tertentu yang terkandung dalam satu sampel.Berdasarkan hal tersebut
maka percobaan dilakukan identifikasi kation ini.Analisis kuantitatif biasanya
digunakan dalam identifikasi kation dengan melakukan uji spesifik

1
1.2 Tujuan Praktikum

Dapat mengidentifikasi kation golongan IV yang terdapat dalam sampel


dengan tepat dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap kation
golongan IV yang terdapat dalam sampel.

1.3 Prinsip Praktikum


Dari praktikum uji kation golongan IV dalam sampel C dengan
menambahkan pereaksi golongan dan pengujian reaksi spesifik pada sampel.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Kation adalah ion-ion yang bermuatan positif.Untuk tujuan analisis
kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan
berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia.Dengan
memakai apa yang disebut regensia golongan secara sistematik,dapat kita
tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation ,dan dapat juga memisahkan
golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut. Reagensia golongan
yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida,
hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat.Klasifikasi ini
didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia- reagensia ini
dengan membentuk endapan atau tidak.Jadi boleh kita katakan ,bahwa
klasifikasi kation yang paling umum , didasarkan atas perbedaan kelarutan
dari klorida,sulfida,dan karbonat dari kation tersebut.
Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-golongan ini adalah
sebagai berikut (Mulyono HAM, 2005) :
Golongan I Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam
klorida encer.Ion-ion ini adalah timbal,merkurium(I) (raksa), dan perak.
Golongan II Kation golongan tidak bereaksi dengan asam klorida,
tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
mineral encer.Ion-ion golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, bismut,
kadmium, arsenik,(III), aresenik (V), stibium (III), stibium (V),timah(II)dan
timah(III) (IV).Keempat ion yang pertama merupakan sub-golongan IIA dan
keenam yang terakhir, sub golongan IIB.Sementara sulfida dari kation dalam
golongan IIA tidak dapat larut dalam amonium polisulfida, sulfida dari kation
dalam golongan IIB justru yang dapat larut.Golongan III Kation golonganini
tak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida
dalam suasana asam mineral encer.Namun, kation ini membentuk endapan
dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal.Kation-kation

3
golongan ini adalah kobalt(II), nikel (II),besi(II), besi(III), kromium (III),
aluminium, zink dan mangan (II). Golongan IV Kation golongan ini tak
bereaksi dengan reagensia golongan I,II,III.Kation-kation ini membentuk
endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam
suasana netral atau sedikit asam.Kation-kation golongan ini adalah : kalsium,
strontium, dan barium. Golongan V Kation-kation yang umum, yang tidak
bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya, merupakan kation
yang terakhir, yang meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, amonium,
litium, dan hidrogen.Untuk membedakan antara ion yang satu dengan ion
yang lain sering digunakan uji nyala. Reaksi identifikasi yang sederhana
dikenal sebagai reaksi spesifik golongan tertentu. Reaksi golongan untuk
kation golongan II adalah H2S yang hasilnya adalah endapan-endapan dalam
berbagai warna.
Kation golongan I membentuk klorida-klorida yang tak larut. Namun
PbCl2 sedikit larut dalam air, karena itu timbale tidak pernah mengendap
sempurna bila ditambahkan HCl encer kepda suatu cuplikan, ion timbale yang
tersisa itu di endapkan secara kuantitatif dengan H 2S dalam suasana asam
bersama-sama kation golongan IV (Mulyono HAM, 2005).
Kation golongan II diatas dua subgolongan yaitu subgolongan tembaga
dan sub golongan arsenik. Subgolongan tembaga terdiri dari Hydrargium (II),
Plumbum (II), Bismut (III), Cuprun (II), dan Codmium (II). Subgolongan
arsenik terdiri dari arsen (III), stibium (II), stibium (V), starnum (II), dan
starnum (IV).
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation golongan III
menurut vogel adalah larutan hydrogen sulfida dengan adanya ammonia dan
ammonium klorida atau laruta ammonium sulfida.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia-reagensia tertentu dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi
boleh kita katakan bahwa, klasifikasi kation yang paling umum didasarkan
atas perbedaan larutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation

4
tersebut .Reaksi golongan II yaitu membentuk endapan. Endapan dengan
berbagai warna seperti Fe2S2 (hitam), Al(OH)3 (putih), Cr(OH)3 (hijau), NiS
(hitam), CoS (hitam), MnS (merah jambu), dan ZnS (putih).
Logam-logam pada golongan III ini tidak diendapkan oleh reagensia
golongan untuk kation golongan I dan II, tetapi semuanya diendapkan dengan
adanya ammonium klorida, dan hydrogen sulfide dari larutan yang telah
dijadikan basa dengan larutan ammonia. Logam-logam ini diendapakan
dengan silfide kecuali alumunium dan kromium yang diendapkan sebagai
hidroksida karena hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan air.
Besi, alumunium dan krom (sering disertai mangan) juga diendapkan sebagai
hidrokdsida aleh larutan ammonia dengan adanya ammonium klorida.
Sedangkan logam-logam dari kation golongan ini tetap berada dalam larutan
dan dapat diendapkan sebagai sulfida oleh hydrogen sulfida. Maka golongan
ini biasanya dibagi menjadi golongan besi, meliputi besi, alumunium, atau
kromium sering disebut golongan III A dan dolongan Zink meliputi nikel,
kobalt, mangan dan seng atau disebut golongan III B.
Kation golongan IV, meliputi barium, stronsium, dan kalsium.
Reagensia yang dipakai untuk klasifikasi kation golongan IV adalah
(NH4)2CO3, yang nantinya akan menghasilkan endapan putih (Mulyono
HAM, 2005).
Kation golongan V sering disebut sebagai golongan sisa sehingga tak
ada regensia umum untuk golongan V. Kation-kation golongan V tidak
bereaksi dengan HCl, H2S, (NH4)2CO3. Reaksi-reaksi atau uji-ujinya ia dapat
dipakai untuk mengidentifikasi ion-ion ini. Adapun kation yang termasuk
golongan V adalah magnesium, kalium, natrium, dan ion ammonium.
Dalam contoh campuran ditunjukan kesulitan untuk menentukan
dengan pasti kation-kation apa saja yang terdapat dalam campuran.
Disebutkan bahwa pereaksi spesifik dapat dipakai untuk tujuan itu dengan
melakukan reaksi untuk ion perion. Cara lain untuk analisa campuran adalah
dengan reaksi selektif (Mulyono HAM, 2005)

5
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat Dan Bahan
a. Alat
1. Rak Tabung
2. Pipet tetes
3. Tabung reaksi
4. Sikat tabung
b. Bahan
1. Larutan sampel kation Golongan IV Ba2+
2. Larutan Pereaksi:
 NH3
 NH4Cl
 NaOH
 Kalium Ferisianida
 K2CrO4

3.2 Prosedur Kerja


1. Sediakan tabung reaksi sebanyak 16 buah, 4 buah untuk masing-masing
sampel A, B, C dan D
2. Setiap tabung reaksi yang sudah dilabeli sampelnya, berikan sebanyak ±
7 tetes larutan sampel tersebut
3. Setelah itu, tambahkan pereaksi golongan di masing-masing tabung
reaksi yaitu NH3, NH4Cl, NaOH, dan Kalium Ferisianida ± 7 tetes
4. Apabila sudah ditambahkan pereaksi golongan di masing-masing
tabung reaksi, tunggu beberapa detik untuk mengetahui hasil reaksi
tersebut.
5. Setelah mendapatkan hasil reaksi tersebut, selanjutnya mengidentifikasi
hasil dari reaksi tersebut.
3.3 Skema Kerja
6
 Identifikasi Sampel A Fe3+ (Bukan golongan IV)
- A + NH3 → ↓ Coklat Kemerahan
- A + NH4Cl → Tidak ada endapan, berwarna bening
- A + NaOH → ↓ Kuning Kemerahan
- A + Kalium Ferisianida → Warna Coklat Kemerahan
 Identifikasi Sampel B Zn2+ (Bukan golongan IV)
- B + NH3 → ↓ Putih Bening
- B + NH4Cl →↓ Hitam Bening
- B + NaOH → ↓ Puith
- B + Kalium Ferisianida → ↓ Kuning
 Identifikasi Sampel C Ba2+ (Golongan IV)
- C + NH3 → ↓ Putih
- C + NH4Cl → ↓ Putih
- C + NaOH → ↓ Putih
- C + Kalium Ferisianida → ↓ Hijau bening
- C + K2CrO4 → ↓ Kuning
 Identifikasi Sampel D Mg (Bukan Golongan IV)
- D + NH3 → Warna Putih, tidak ada endapan
- D + NH4Cl → ↓ Putih
- D + NaOH → Warna Putih, tidak ada endapan
- D + Kalium Ferisianida → Warna kuning, tidak ada endapan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
7
4.1 Hasil Pengamatan

Sampel Pereaksi Hasil Keterangan


Sampel C NH3 ↓ Putih - golongan IV
NH4Cl ↓ Putih - golongan IV
NaOH ↓ Putih - golongan IV
Kalium Ferisianida ↓ Hijau bening - golongan IV
K2CrO4 ↓ Kuning - golongan IV

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan pengidentifikasian kation
golongan IV yakni Ba2+. Kami melakukan uji pada sampel A,B,C dan D
menggunakan 16 tabung reaksi. Pada setiap tabung reaksi kami memasukkan
larutan pereaksi NH3 , NH4Cl, NaOH, dan Kalium Ferisianida masing-masing
± 7 tetes. Untuk sampel C ditambahkan satu pereaksi lagi yaitu K2CrO4.
Apabila sudah ditambahkan pereaksi golongan di masing-masing tabung
reaksi, tunggu beberapa menit untuk mengetahui hasil reaksi tersebut. Setelah
mendapatkan hasil reaksi, kami melakukan pengidentifikasian hasil dari
reaksi pada masing-masing sampel.

BABV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

8
Dalam praktikum kali ini kami dapat mengidentifikasi kation golongan
IV yakni Ba2+ dari sampel A,B,C dan D yang diuji dengan menambahkan
NH3 , NH4Cl, NaOH, Kalium Ferisianida, dan K2CrO4. Dan pengujian
tersebut dapat dilihat bahwa dalam mengklasifikasikan kation golongan IV
ada reaksi spesifik.

5.2 Saran
Pada saat praktikum kita harus melakukan dengan baik dan hati-hati
harus memakai handscoon, masker, dan faceshield agar tidak terhirup dan
terkena bahan kimia. Dan diharapkan pada saat praktikum setiap anggota
kelompok dapat bekerja sama agar praktikum mudah dan berjalan dengan
lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Chadijah. 2012. Dasar-dasar Kimia Analitik. UIN Press. Makassar

9
Salto, T. 1996. Buku teks kimia anorganik online. Memahami shoten publishers.
Tokyo

Swehia. G, 1979. Vogel buku analisis anorganik kualitas makrodan semi mikro.
kalman medra pustaka. Jakarta

Setiono, I. Ir. 1997. Vogel bagian 2 buku teks analisis anorganik kualitatif makro
dan semi mikro. Jakarta ;erlangga.

LAMPIRAN

10
11
12

Anda mungkin juga menyukai