Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya kepada kami, sehingga pada kesempatan ini kami dapat menyelesaikan tugas
yang berjudul “Laporan Praktikum Kation dan Anion” dengan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Kimia dasar. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang reaksi
antara senyawa kation dan anion bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Desi Fajriyanti, S.Farm dan Ibu
Dra. Harpolia Cartika, M.Farm, Apt selaku Dosen praktikum Kimia dasar yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya di lingkungan sekitar kita banyak sekali unsur-unsur kimia,
misalnya pada air laut, sungai, limbah, ataupun dalam bentuk padatanya seperti pada
tanah dan pupuk. Berdasarkan sifatnya, unsur kimia terbagi menjadi tiga, yaitu unsur
logam, unsur nonlogam, dan unsur metalloid, ketiga unsur tersebut terbagi berdasarkan
muatan ionnya yaitu kation dan anion. Kation adalah senyawa ion yang bermuatan
positif, sedangkan anion adalah senyawa ion yang mempunyai muatan negatif.
Dalam mempelajari ilmu farmasi, pasti akan mempelajari tentang sediaan obat
dan zat-zat yang terkandung di dalamnya, serta cara-cara pengolahannya. Jadi
sangat perlu bagi seorang farmasist untuk mengetahui tentang identifikasi suatu zat
dalam suatu sampel. Untuk mengetahui reaksi antara kation dan anion metode analisis
kualitatif sangat esensial untuk dijadikan salah satu keahlian bagi seorang farmasist.
Praktikum analisis kualitatif ini dilakukan karena praktikan harus mengetahui dan
mengenal cara-cara analisis kualitatif. Praktikum diperlukan untuk mendukung
pengetahuan farmasist tentang analisa kualitatif, selain pengetahuan teori, perlu
diadakan pengenalan terhadap unsur kation dan anion..
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi basah.
Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam
larutan. Reaksi kering adalah sejumlah uji yang berguna dapat dilakukan dalam
keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh. Petunjuk untuk operasi semacam ialah
pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah adalah
uji yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung
dengan terbentuknya endapan, dengan pembebasan gas dan dengan perubahan warna.
Mayoritas reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah.
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui hasil reaksi antara unsur kation dengan unsur anion
2. Untuk mengetahui perubahan wujud reaksi antara unsur kation dengan unsur
anion
3. Untuk mengetahui ciri khas dari unusr kation dan unsur anion
C. Manfaat Praktikum
1. Agar dapat mengetahui hasil reaksi dari percampuran unsur kation dengan unusr
anion.
2. Agar dapat mengetahui perubahan warna, bau, bentuk pada hasil reaksi antara
unusr kation dan unsur anion.
3. Agar dapat mengetahui warna-warna khas dari unsur kation dan unsur anion
1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kation
1. Identifikasi Kation
Kation adalah ion-ion yang bermuatan positif untuk tujuan analisis kualitatif
sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat–
sifatnya. reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah asam klorida hydrogen sulfida ammonium sulfida dan ammonium
karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia-reagensia dengan membentuk endapan atau tidak. (Chang, 2005)
Kation golongan I adalah kation-kation yang akan mengendap bila
ditambahkan dengan asam klorida (HCl). Yaitu Ag⁺, Pb²⁺, dan Hg²⁺ yang akan
mengendap sebagai campuran AgCl. Pengendapan ion-ion golongan I harus pada
temperatur kamar atau lebih rendah karena terlalu mudah larut dalam air panas. Juga
harus dijaga agar asam klorida tidak terlalu banyak ditambahkan. Dalam larutan
HCl pekat, AgCl dan melarut, karena Ag⁺ dan Pb²⁺ membentuk kompleksi dapat
larut.
Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion
golongan ini adalah Merkurium (II), Tembaga, Bismut, Kadnium, Arsenik (II),
Arsenik (V), Stibium (III), Stibium (V), Timah (II), Timah (III), dan Timah (IV).
Keempat ion yang pertama merupakan sub golongan 2A dan keenam yang terakhir
sub golongan 2B. Sementara sulfida dari kation dalam golongan 2A tak dapat larut
dalam amonium polisulfida. Sulfida dari kation dalam golongan 2B justru dapat
larut.
Kation golongan III membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam
suasana netral atau amoniak. Kation-kation golongan ini adalah Cobalt (II), Nikel
(II), Besi (II), Besi (III), Aluminium, Zink, dan Mangan (II). Kation golongan IV
tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation ini
membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida,
dalam suasana netral atau sedikit asam. Kationkation golongan ini adalah Kalsium,
Strontium, dan Barium.
Kation golongan IV terdiri dari Barium, Stronsium, dan Kalsium. Kation
golongan ini tidak bereaksi dengan Asam klorida, Hidrogen sulfida, ataupun
Amonium sulfida; tetapi Amonium karbonat membentuk endapan-endapan putih.
(Chang, 2005) Kation golongan V merupakan kation-kation yang umum tidak
bereaksi dengan reagensia golongan sebulumnya. Yang termasuk anggota golongan
ini adalah ion-ion Magnesium, Natrium, Kalium, Amonium, Litium, dan Hidrogen
B. Anion
1. Identifikasi Anion
Anion adalah ion/gugus yang memiliki muatan negatif. Reaksi dalam anion
digunakan untuk memudahkan reaksi asam-asam organik. menurut Mulyono, 2005
2
Anion dikelompokkan menjadi beberapa termasuk lebih dari satu sub golongan dan
tak mempunyai dasar teoritis. Pada hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat
dibagi kedalam (A) proses yang melibatkan identifikasi produkproduk yang mudah
menguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam, dan (B) proses yang
tergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.
Kelas (A) dibagi dibagai lagi kedalam sub-kelas (i) gas-gas dilepaskan
dengan asam klorida encer atau asam silfat encer dan (ii) gas atau uap dilepaskan
dengan asam sulfat pekat. Kelas (B) dibagi lagi kedalam sub kelas (i) reaksi
pengendapan, (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan.
Anion dibagi menjadi 3 golongan, golongan sulfat : SO42-, SO32-, PO43-,
Cr2O42-, BO2-, CO32-, C2O42-,AsO43- ,golongan halida : Cl–, Br–, I–, S2- dan golongan
nitrat : NO3–, NO2–,C2H3O2–. Garam BaSO4, BaSO3, Ba2(PO4)3, BaCr2O4,
Ba(BO2)2, BaCO3, BaC2O4, Ba3(AsO4)2 tidak larut dalam air kondisi basa,
sedangkan garam barium anion lainnya mudah larut.
Reaksi identifikasi beberapa anion yang umum, diantaranya Karbonat
(CO2−3 ). Karbonat akan menghasilkan gas CO₂ dengan penambahan HCl Gas CO₂
yang dihasilkan dapat diidentifikasi dengan mereaksikannya dengan air barit
(Ba(OH)2 sehingga menghasilkan BaCO3(s). Apabila direkasikan dengan AgNO3
karbonat akan membentuk endapan putih Ag2CO3. Namun, warna endapan akan
berubah menjadi kuning atau cokelat apabila pereaksinya berlebih atau dididihkan
karena pembentukan perak oksida (Ag₂O).
Tiosulfat (S2 O2−3 ), Tiosulfat bereaksi dengan asam klorida encer
menghasilkan sulfur dan gas SO2 (melalui pemanasan). Reaksi tiosulfat dengan
larutan iodine merupakan reaksi penting pada titrasi iodometri, reaksi ini
mengjasilkan ion tetrationat. Reaksi dengan barium klorida akan membentuk
endapan putih barium tiosulfat. Reaksi dengan perak nitrat membentuk endapan
putih perak tiosulfat, endapan ini tidak stabil dan akan berubah menjadi kehitaman
karena terdekomposisi membentuk perak sulfide. Reaksi dengan Pb asetat atau Pb
nitrat akan membentuk endapan Pb tiosulfat, apabila suspensi dididihkan, endapan
akan menjadi gelap dan akhirnya membentuk endapan hitam Pb sulfide.
Klorida (Cl− ), bereaksi dengan sama sulfat pekat akan menghasilkan gas
hidrogen klorida, gas HCl ini akan mengubah lakmus biru menjadi merah, selain
itu, gas ini juga dapat dikenali dari baunya yang tajam dan asapnya berwarna putih.
Reaksi dengan AgNO3 menghasilkan endapan putih AgCl yang tak larut dalam air
dan dalam asam nitrat encer tetapi larut dalam larutan ammonia encer, penambahan
asam akan mengendapkan kembali AgCI. Reaksi dengan timbal asetat
menghasilkan endapan putih timbal klorida.
3
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
4
53. Larutan MgSO4
54. Larutan CuSO4
55. Larutan BaCl2
56. Larutan Iodium
57. Larutan FeCl3
B. Prosedur Praktikum
1. Kation
a. Hg 2+ : 1. Ditambah larutan Natrium Hidroksida, membentuk endapan
kuning.
2. Ditambah larutan Kl, membtk endapan merah, yang larut
dalamKI berlebih.
3. Ditambah larutan, terbentuk endapan putih yang larut dalam
larutan panas NH4 Cl
5
2. Ditambah larutan amonium Oksalat membentuk endapan
warna putih yang tidak larut dalam asam asetat tapi larut
dalam HCI.
3. Ditambah larutan Asam Asetat dan K-Ferrosianida tidak
membentukm endapan. Jika kemudian ditambah larutan
NH4 Cl membentuk endapan hablur putih.
2. Anion
6
a. Cl− : 1. Ditambah larutan AgNO, membentuk endapan putih yang
tidak larut dalam asam nitrat tapi larut dalam amonis.
2. Ditambah larutan asam nitrat, K-Permanganat, Kloroform,
Klorofom yang terbentuk tidak memberi wama pada lapisan
Kloroform.
d. SO2−
4 : 1. Ditambah larutan Barium Klorida membentuk endapan putih
yang tidak larut dalam HCI.
2. Ditambah larutan Pb-Asetat membentuk endapan putih yang
larut dalam larutan amonium / natrium asetat.
e. NO−
3 1. Ditambah sedikit serbuk Ferro Sulfat, kemudian hati-hati
ditambah asam sulfat pekat, pada bidang batas akan terbentuk
cincin wama coklat.
2. Ditambah larutan difenilamin menimbulkan wama biru.
f. CO2−
3 : 1. Ditambah larutan Perak Nitrat membentuk endapan putih
yang akan berubah menjadi coklat.
2. Ditambah larutan Magnesium Sulfat membentuk endapan
putih
3. Ditambah asam klorida encer terbentuk gas CO₂.
4. Ditambah larutanHgCl2, terbentuk endapan coklat.
g. PO2−
4 : 1. Ditambah larutan perak nitrat membentuk endapan berwama
kuning yang larut dalam asam nitrat dan larut dalam amonia.
2. Ditambah asam nitrat pekat dan larutan amonium molibdat
panaskan membentuk endapan kuning
3. Ditambah amcnium Klorida, amonium hidroksida dan
Magnesium Sulfat membentuk endapan putih.
h. BO2−
3 : 1. Larutan diuapkan, kristal yang terbentuk ditambah Metanol
dan asam sulfat pekat dibakar memberi nyala berwarna hijau.
2. Ditambah HCI pekat, celupkan kertas kurkumin
kedalamnyawarna kertas kurkumin berubah menjadi merah-
kecoklatan.
7
2. Ditambahkan dengan larutan perak nitrat membentuk endapan
putih.
3. Ditambahkan dengan larutan cupri sulfat membentuk endapan
hijau, kemudian berubah menjadi hitam.
j. S2 O2−
3 : 1. Dengan larutan perak nitrat encer terbentuk endapan putih
yang segera berubah menjadi kehitaman.
2. Dengan larutan lodium, warna lodium hilang.
3. Dengan larutan Barium Klorida encer akan terbentuk endapan
putih (Barium Tiosulfat) yang mudah larut dalam HCI encer.
4. Ditambah larutan asam Klorida, larutan berubah menjadi
keruh kekuningan.
C. Pelaksanaan Praktikum
Pelaksanaan praktikum kation dan anion dilaksanakan pada :
Hari dan Tanggal : Kamis, 14 September 2023
Kamis, 21 September 2023
Kamis, 5 Oktober 2023
Kamis, 12 Oktober 2023
Kamis, 19 Oktober 2023
Kamis, 26 Oktober 2023
8
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
A. Hasil Praktikum
1. Kation
9
4. Fe3+ a. NaOH a. Endapan coklat bata + FeCL3 + 3NaOH →
Fe(OH)3 ↓ (Coklat) +
3NaCl
10
Asam kuat e Endapan larut + AlPO4 + 3HCL → AlCl3
(HCl e) + H3PO4
7. Ca2+ a. NaOH a. Endapan putih gel + CaCL2 + 2NaOH →
Ca(OH)2 ↓ (putih gel) +
2NaCl
11
b. Na2 CO3 b. Endapan putih gel + MgSO4 + Na2CO3 →
MgCO3 ↓ (Putih) +
Na2SO4
12
12. Pb2+ a. NaOH encer a. Endapan putih + Pb(NO3)2 + 2NaOH →
Pb(OH)2 ↓ (Putih) +
2NaNO3
NaOH berlebih Endapan larut + Pb(OH)2 + 2NaOH →
Na2(PbO2) + 2H2O
b. HCl encer b. Endapan putih + Pb(NO3)2 + 2HCL →
PbCl2 ↓ (Putih) + 2HNO3
Air panas + HCl Endapan larut + PbCl2 + 2HCL(p) →
p + Asam Asetat H2(PbCl4) ↓ (larut)
c. H2 SO4 encer c. Endapan putih + Pb(NO3)2 + H2SO4 →
PbSO4 ↓ (Putih) + 2HNO3
Asam Asetat Endapan larut + PbSO4 + 2CH3COONH4
panas → Pb(CH3COO)2 +
(NH4)2SO4 ↓ (larut)
d. K 2 CrO4 d. Endapan kuning + Pb(NO3)2 + K2CrO4 →
keorenan PbCrO4 ↓ (Kuning) +
2KNO3
2. Anion
13
b. HNO3 + KMnO4 b. Kuning merah + 2KMnO4 + 6HNO →
+ CHCl3 jingga 2KNO3 + 2Mn(NO3)2 +
3H2O + 5On
2KBr + 2HNO3 + On →
2KNO3 + H2O + Br2
Br2 + CHCl3 → Lapisan
CHCl3 berwarna
kuning/coklat
3. a. AgNO3 a. Endapan kuning + KI + AgNO3 → AgI ↓
(Kuning kehijauan) +
KNO3
14
c. HCle c. Gas CO2 + Na2CO3 + 2HCl →
2NaCl + H2O + CO2 gas
CO2
15
b. Iodium b. Warna iodium + 2Na2S2O3 + I2 → 2NaI +
hilang Na2S4O6 (Iodium hilang)
B. Pembahasan
Dalam ilmu kimia, terdapat dua cara untuk menganalisis zat-zat kimia yang belum
diketahui spesifikasinya. Cara itu adalah analisa kualitatif dan analisa kuantitatif. Dalam
praktikum ini, analisa yang digunakan adalah analisa kualitatif, karena analisa ini
berhubungan dengan identifikasi suatu campuran larutan yang tidak diketahui
spesifikasinya.Langkah pertama yang harus dilakukan adalah untuk mengidentifikasi
suatu zat yang belum diketahui adalah dengan membuat sampel atau contoh dalam bentuk
cairan/larutan. Kemudian terhadap larutan tersebut dilakukan uji terhadap ion-ion yang
mungkin ada.
Analisis kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi kation dan anion di dalam
larutan tertentu dengan uji spesifik. Uji spesifik dilakukan dengan penambahan pereaksi
tertentu yang akan memberikan warna pada larutan atau endapan yang merupakan ciri
untuk ion-ion tertentu. Dengan melihat ciri visual larutan senyawa uji, dapat diketahui
kation dan anion dalam larutan tersebut. Sebelum mengidentifikasi berbagai konsentrasi
dalam suatu campuran ion, biasanya dilakukan pemisahan ion terlebih dahulu melalui
proses pengendapan, Kemudian diadakan uji-uji spesifik untuk ion-ion yang akan
diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen atau pereaksi tertentu
yang akan memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan karakteristik
untuk ion-ion tertentu. Pada percobaan uji kation dan anion, untuk mengidentifikasi ada
tidaknya suatu kation dan anion dilakukan analisis kualitatif yang sederhana yaitu
penambahan reagen, maka akan terjadi perubahan yang menunjukkan adanya ion-ion.
Sebelum masuk ke pembahasan lebih detail mengenai praktikum analisa kation dan
anion, berikut beberapa reagen kation yang memiliki warna khas, yaitu :
• Cu → Biru
• Hg → Kuning
• Fe²+ → Hijau Kotor
• Fe3+ → Merah Coklat
• Ag → Coklat
Dalam praktikum Kation, semua larutan sampel diberi reagen yang sama untuk
melakukan uji pendahuluan yaitu dengan menggunakan NaOH sebagai reaksi
pendahuluan, sehingga bisa terlihat reaksi yang berubah warna jika direaksikan. Seperti
ion Hg 2+ yang terbentuk endapan kuning, Cu2+ yang terbentuk endapan biru, Fe²+ yang
terbentuk endapan hijau kotor, Fe³+ dan Ag+yang terbentuk endapan coklat, NH⁴+ yang
terbentuk larutan bening dengan bau amonia, dan Zn²+,Al³+,Ca²+,Ba²+,Mg²+, serta Pb²+
16
yang terbentuk endapan putih. Kemudian dilanjutkan uji penegasan dengan reagen
masing- masing hingga mencapai kespesifikan ionnya.
Untuk uji penegasan kation Hg²+ akan ditambahkan KI yang kemudian terbentuk
endapan merah, dibagi dua dan ditambah dengan KI berlebih yang mengakibatkan
endapannya menjadi larut. Masih dengan kation Hg²+, setelah ditambahkan KI, kini akan
diuji kembali dengan ditambahkan NH4OH yang akan terbentuk endapan putih, dibagi dua
kembali dan ditambahkan dengan HCl panas yang mengakibatkan endapannya larut juga.
Uji penegasan kation Cu²+ dilanjutkan dengan NaOH yang sudah diberikan di awal
dipanaskan yang menjadikan endapan biru di awal berubah menjadi hitam. Selanjutnya,
Cu²+ ditambahkan dengan KI dan akan terbentuk endapan putih. Di tabung reaksi yang
berbeda lagi, ditambahkan dengan KCNS yang terbentuk endapan hitam.
Uji penegasan kation Fe²+ akan menambahkan K-Ferrosianida (endapan biru gelap)
dan K-Ferrisianida (endapan biru kehijauan). Uji kation Fe³+ lumayan mirip dengan Fe²+
dengan menambahkan K-Ferrosianida (endapan biru), K-Ferrisianida (endapan hijau),
serta tambahan KCNS (endapan merah).
Uji penegasan kation Zn²+, tambahkan dengan NaOH berlebih untuk endapan putih
sebelumnya agar larut. Dengan tabung reaksi yang berbeda, tambahkan Zn²+ dengan K-
Ferrisianida yang menghasilkan endapan putih juga. Kembali diuji dengan tambahan
NH4OH pada tabung reaksi yang baru yang akan menghasilkan, jika ditambahkan
NH4OH secara berlebih, endapan putih akan larut.c
Untuk uji penegasan kation Al³+, NaOH sebelumnya yang sudah ditambahkan akan
ditambahkan kembali untuk reaksi NaOH berlebih yang menyebabkan endapan putih
sebelumnya akan larut. Diuji juga dengan Na.Asetat yang ternyata tidak terbentuk endapan
dan larutannya tetap bening. Na.Asetat dicoba dipanaskan dan terbentuk endapan putih.
Selain Na.Asetat, Na.Fosfat juga diuji dengan ditambahkan lalu terbentuk endapan putih.
Dibagi dua dan ditambah Asam Kuat Encer (HCl), endapan akan larut.
Uji penegasan kation Ca²+ dilanjutkan di tabung reaksi yang baru dengan tambahan
NH4-Oksalat yang terbentuk endapan putih. Lalu dibagi dua ditambah dengan Asetat
Encer yang menjadikan endapan tidak larut, dibagi dua kembali dan ditambahkan dengan
HCl yang akhirnya endapan larut. Terakhir ditambah Asetat+K4FeCN6 yang membuat
larutan kuning bening tanpa endapan, dibagi dua ditambahkan dengan NH 4Cl dan
terbentuk hablur putih.
Uji penegasan Ba²+ ditambahkan NH4-Oksalat yang terbentuk endapan putih,
dilanjut dengan dibagi dua dan ditambah dengan Asetat Panas dan endapan akan larut.
Diuji juga dengan menambahkan K2CrO4 terbentuk endapan kuning, dibagi dua ditambah
Asam Kuat Encer (HCl) endapan akan larut. Lanjut dengan H2SO4 Encer terbentuk
endapan putih, dibagi dua lalu ditambah dengan HCl/HNO3 encer endapan putih awal
tidak larut.
Di dalam uji reaksi Mg2,setelah dilakukan uji reaksi pendahuluan, dilakukan uji
penegasan juga dengan menambahkan Na2CO3 yang terbentuk menjadi endapan putih.
Diuji juga dengan NH4OH + NH4Cl yang terbentuk menjadi endapan putih, dilanjutkan
lagi dengan membagi dua dan ditambah dengan Na-fosfat terbentuk menjadi endapan
putih.
Uji penegasan kation NH4+, setelah dilakukan uji reaksi pendahuluan, dilakukan uji
penegasan juga dengan menambahkan KOH + nessler yang terbentuk menjadi endapan
coklat kuning. Diuji juga dengan HgCl2 yang terbentuk menjadi endapan putih.
Uji penegasan kation Ag+ menambahkan HCl encer yang terbentuk menjadi
endapan putih, dilanjut dengan dibagi dua dan ditambah dengan NH3 encer yang terbentuk
awalnya endapan putih menjadi larut. Diuji juga dengan KI yang terbentuk menjadi
endapan kuning, dilanjut dengan dibagi dua dan ditambahkan dengan Na-tiosulfat yang
17
terbentuk awalnya endapan kuning menjadi mudah larut. dilanjut lagi dengan K-kromat
yang terbentuk menjadi endapan merah, dilanjut dibagi dua dan ditambahkan dengan
HNO3/amonia yang terbentuk awalnya endapan kuning menjadi larut.
Uji penegasan kation Pb menambahkan HCL encer yang terbentuk menjadi endapan
putih, dilanjut dengan dibagi dua dan ditambah dengan air panas+HCLp+asam asetat yang
terbentuk awalnya endapan putih menjadi larut. Diuji juga dengan H2SO4 encer yang
terbentuk menjadi endapan putih, dilanjut dengan dibagi dua dan ditambah dengan asam
asetat panas yang terbentuk awalnya endapan putih menjadi larut. Diuji lagi dengan
K2CrO4 yang terbentuk menjadi endapan kuning.
Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada analisis
anion tidak memiliki metode yang sistematis seperti analisis kation. Untuk melakukan
percobaan, dimulai dengan reaksi pendahuluan. Reaksi pendahuluannya adalah sampel +
AgNO3. Kemudian terlihat reaksi seperti ion Cl- terbentuk endapan putih, Br - terbentuk
endapan putih kekuningan, I- terbentuk endapan kuning muda, SO42- terbentuk endapan
putih gel, CO32- terbentuk endapan putih kecoklatan, PO43- terbentuk endapan kuning
kristal,CNS- terbentuk larutan hijau endapan putih kehitaman, dan S 2O32- terbentuk
endapan putih menjadi hitam. Kemudian dilanjutkan lagi uji penegasan dengan reagen
masing-masing sehingga mencapai kespesifikasikan ionnya.
Uji penegasan anion CI- ditambahkan HNO3 endapan sukar larut. kemudian dibagi
dua ditambahkan amoniak endapan mejadi larut. Diuji juga dengan ditambahkan HNO3 +
KMnO4 + CHCl3 (lapisan klorofom) endapan tidak berwarna.
Uji penegasan anion Br-, setelah dilakukan uji pendahuluan kemudian dibagi dua
dan ditambahkan amoniak encer endapan tidak larut. Kemudian dibagi lagi ditambahkan
amoniak pekat endapan larut. Diuji juga dengan ditambahkan HNO3 + KMnO4 + CHCl3
(lapisan klorofom) terbentuk endapan kuning kemerahan.
Uji penegasan I- setelah dilakukan uji pendahuluan kemudian dibagi dua dan
ditambahkan amoniak menjadi endapan tidak larut. Kemudian diuji juga dengan
HNO3+KMnO4+CHCI3 (lapisan klorofom) terbentuk endapan ungu violet.
Uji penegasan anion SO42- ditambahkan BaCl2 terjadi endapan putih gel. kemudian
dibagi dua dan ditambahkan HCl endapan tidak larut. Diuji juga dengan Pb. Asetat terjadi
endapan putih gel. kemudian dibagi dua dan ditambahkan amaonium/Na. Asetat endapan
larut.
Uji penegasan anion NO3- ditambahkan FeSO4 terjadi cincin berwarna coklat, lalu
ditambahkan dengan Definilamin menjadi endapan biru keabu-abuan.
Uji penegasan anion CO32- , setelah dilakukan uji pendahuluan kemudian diuji lagi
dengan ditambahkan MgSO4 terjadi endapan putih gel. Diuji lagi dengan HCl encer
muncul gas CO2 saat diteteskan HCl. Diuji lagi dengan HgCl2 terjadi endapan coklat tua.
Uji penegasan anion PO43- dibagi dua lalu ditambahkan HNO3 encer endapan
menjadi larut, dibagi lagi dan ditambahkan amoniak endapan menjadi larut. Diuji lagi
dengan HNO3 (P)+am.molibdat endapan menjadi kuning, lalu di uji kembali dengan
NH4CI+NH4OH+MgSO4 endapan menjadi putih.
Uji penegasan anion BO33- setelah dilakukan uji pendahuluan, dilakukan uji
penegasan dengan HCLp+K.kurkumin yang terbentuk menjadi merah-coklat.
Uji penegasan anion CNS-, setelah dilakukan uji pendahuluan, dilanjutkan uji
penegasan dengan AgNO3 yang terbentuk menjadi endapan putih. Diuji lagi dengan
CuSO4 yang terbentuk end. Hijau menjadi hitam.
Uji penegasan anion S2O32- setelah dilakukan uji pendahuluan, dilanjutkan uji
penegasan dengan iodium warna lod menjadi hilang. Diuji lagi dengan BaCl2 yang
terbentuk menjadi endapan putih, dilanjut dengan dibagi dua dan ditambahkan HCl encer
18
yang terbentuk awalnya endapan putih menjadi larut. Diuji lagi dengan HCL yang
terbentuk menjadi keruh kuning.
19
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukannya pratikum ini dapat ditarik kesimpulan bahwa falam
melakukan analisis kualitatif untuk mengindentifikasi keberadaan kation dan anion
didalam suatu sampel digunakan uji spesifik.Dengan menambahkan reagen tertentu
lada larutan yang diuji,dapat diamati perubahan warna maupun terjadi endapan atau
tidak dari masing masing larutan.
B. Saran
Saran yang ingin diajukan setelah melakukan pratikum ini yaitu :sebaiknya dalam
uji kation dan anion ini larutan yang dipakai harus larutan murni tanpa adanya
kontaminasi dan dilakukan penambahan sampel sehingga lebih mudah
mengindentifikasinya saat dilalukan pengujian
20
DAFTAR PUSTAKA
Elisya, Yetri. 2022. Kimia Dasar. Jakarta: Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II.
Elisya, Yetri dkk. 2018. Praktikum Kimia Dasar. Jakarta: Jurusan Farmasi Poltekkes
Kemenkes Jakarta II.
Chang, Raymond. (terjemahan Suminar Setiati Achmadi). 2005. Kimia Dasar. Jakarta:
Erlangga.
Tim Konsultan Kimia FPTK UPI. 2004. Analisi Anion Kation. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Hasri. Tanpa Tahun. Kimia Analitik 1. Makassar: Jurusan Kimia Universitas Negeri Makassar.
https://id.scribd.com/document/364602175/Apa-Pengertian-Kation-Dan-Anion
(diakses pada 16 November 2017 oleh Arif Novi Indawan)
https://repository.unimus.ac.id/4006/3/BAB%20II.pdf
(diakses pada 2020 oleh F Ramadhanti)
https://id.scribd.com/document/342812323/MAKALAH-PENGGOLONGAN-ANION-docx
(diakses pada 23 Maret 2017 oleh Adi Febrianto)
21
LAMPIRAN
Alat
22
Bahan
23