Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KATION DAN ANION

Disusun oleh :

ADINDA RAGIL (NIM : P24840123001)


ADINDA RIMBA ARTIKA TANJUNG (NIM : P24840123002)
AFIFAH AZZAHRA (NIM : P24840123003)
AFIFAH SALSABIELA (NIM : P24840123004)
AISYAH NUR AZIZAH RAMADHANI (NIM : P24840123005)
ALIYAH HUMAIRA SAHDA (NIM : P24840123006)

LABORATORIUM KIMIA DASAR


PROGAM STUDI DIPLOMA TIGA JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya kepada kami, sehingga pada kesempatan ini kami dapat menyelesaikan tugas
yang berjudul “Laporan Praktikum Kation dan Anion” dengan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Kimia dasar. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang reaksi
antara senyawa kation dan anion bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Desi Fajriyanti, S.Farm dan Ibu
Dra. Harpolia Cartika, M.Farm, Apt selaku Dosen praktikum Kimia dasar yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni ini.

Jakarta, 30 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Tujuan Praktikum............................................................................................................ 1
C. Manfaat Praktikum.......................................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................... 2
A. Kation .............................................................................................................................. 2
B. Anion............................................................................................................................... 2
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM .................................................................................. 4
A. Alat dan Bahan ................................................................................................................ 4
B. Prosedur Praktikum ......................................................................................................... 5
C. Pelaksanaan Praktikum ................................................................................................... 8
BAB IV HASIL PRAKTIKUM................................................................................................. 9
A. Hasil Praktikum .............................................................................................................. 9
B. Pembahasan................................................................................................................... 16
BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 20
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 20
B. Saran ............................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 21
LAMPIRAN............................................................................................................................. 22

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya di lingkungan sekitar kita banyak sekali unsur-unsur kimia,
misalnya pada air laut, sungai, limbah, ataupun dalam bentuk padatanya seperti pada
tanah dan pupuk. Berdasarkan sifatnya, unsur kimia terbagi menjadi tiga, yaitu unsur
logam, unsur nonlogam, dan unsur metalloid, ketiga unsur tersebut terbagi berdasarkan
muatan ionnya yaitu kation dan anion. Kation adalah senyawa ion yang bermuatan
positif, sedangkan anion adalah senyawa ion yang mempunyai muatan negatif.
Dalam mempelajari ilmu farmasi, pasti akan mempelajari tentang sediaan obat
dan zat-zat yang terkandung di dalamnya, serta cara-cara pengolahannya. Jadi
sangat perlu bagi seorang farmasist untuk mengetahui tentang identifikasi suatu zat
dalam suatu sampel. Untuk mengetahui reaksi antara kation dan anion metode analisis
kualitatif sangat esensial untuk dijadikan salah satu keahlian bagi seorang farmasist.
Praktikum analisis kualitatif ini dilakukan karena praktikan harus mengetahui dan
mengenal cara-cara analisis kualitatif. Praktikum diperlukan untuk mendukung
pengetahuan farmasist tentang analisa kualitatif, selain pengetahuan teori, perlu
diadakan pengenalan terhadap unsur kation dan anion..
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi basah.
Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam
larutan. Reaksi kering adalah sejumlah uji yang berguna dapat dilakukan dalam
keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh. Petunjuk untuk operasi semacam ialah
pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah adalah
uji yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung
dengan terbentuknya endapan, dengan pembebasan gas dan dengan perubahan warna.
Mayoritas reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah.

B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui hasil reaksi antara unsur kation dengan unsur anion
2. Untuk mengetahui perubahan wujud reaksi antara unsur kation dengan unsur
anion
3. Untuk mengetahui ciri khas dari unusr kation dan unsur anion

C. Manfaat Praktikum
1. Agar dapat mengetahui hasil reaksi dari percampuran unsur kation dengan unusr
anion.
2. Agar dapat mengetahui perubahan warna, bau, bentuk pada hasil reaksi antara
unusr kation dan unsur anion.
3. Agar dapat mengetahui warna-warna khas dari unsur kation dan unsur anion

1
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kation
1. Identifikasi Kation
Kation adalah ion-ion yang bermuatan positif untuk tujuan analisis kualitatif
sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat–
sifatnya. reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah asam klorida hydrogen sulfida ammonium sulfida dan ammonium
karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia-reagensia dengan membentuk endapan atau tidak. (Chang, 2005)
Kation golongan I adalah kation-kation yang akan mengendap bila
ditambahkan dengan asam klorida (HCl). Yaitu Ag⁺, Pb²⁺, dan Hg²⁺ yang akan
mengendap sebagai campuran AgCl. Pengendapan ion-ion golongan I harus pada
temperatur kamar atau lebih rendah karena terlalu mudah larut dalam air panas. Juga
harus dijaga agar asam klorida tidak terlalu banyak ditambahkan. Dalam larutan
HCl pekat, AgCl dan melarut, karena Ag⁺ dan Pb²⁺ membentuk kompleksi dapat
larut.
Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion
golongan ini adalah Merkurium (II), Tembaga, Bismut, Kadnium, Arsenik (II),
Arsenik (V), Stibium (III), Stibium (V), Timah (II), Timah (III), dan Timah (IV).
Keempat ion yang pertama merupakan sub golongan 2A dan keenam yang terakhir
sub golongan 2B. Sementara sulfida dari kation dalam golongan 2A tak dapat larut
dalam amonium polisulfida. Sulfida dari kation dalam golongan 2B justru dapat
larut.
Kation golongan III membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam
suasana netral atau amoniak. Kation-kation golongan ini adalah Cobalt (II), Nikel
(II), Besi (II), Besi (III), Aluminium, Zink, dan Mangan (II). Kation golongan IV
tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation ini
membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida,
dalam suasana netral atau sedikit asam. Kationkation golongan ini adalah Kalsium,
Strontium, dan Barium.
Kation golongan IV terdiri dari Barium, Stronsium, dan Kalsium. Kation
golongan ini tidak bereaksi dengan Asam klorida, Hidrogen sulfida, ataupun
Amonium sulfida; tetapi Amonium karbonat membentuk endapan-endapan putih.
(Chang, 2005) Kation golongan V merupakan kation-kation yang umum tidak
bereaksi dengan reagensia golongan sebulumnya. Yang termasuk anggota golongan
ini adalah ion-ion Magnesium, Natrium, Kalium, Amonium, Litium, dan Hidrogen

B. Anion
1. Identifikasi Anion
Anion adalah ion/gugus yang memiliki muatan negatif. Reaksi dalam anion
digunakan untuk memudahkan reaksi asam-asam organik. menurut Mulyono, 2005

2
Anion dikelompokkan menjadi beberapa termasuk lebih dari satu sub golongan dan
tak mempunyai dasar teoritis. Pada hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat
dibagi kedalam (A) proses yang melibatkan identifikasi produkproduk yang mudah
menguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam, dan (B) proses yang
tergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.
Kelas (A) dibagi dibagai lagi kedalam sub-kelas (i) gas-gas dilepaskan
dengan asam klorida encer atau asam silfat encer dan (ii) gas atau uap dilepaskan
dengan asam sulfat pekat. Kelas (B) dibagi lagi kedalam sub kelas (i) reaksi
pengendapan, (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan.
Anion dibagi menjadi 3 golongan, golongan sulfat : SO42-, SO32-, PO43-,
Cr2O42-, BO2-, CO32-, C2O42-,AsO43- ,golongan halida : Cl–, Br–, I–, S2- dan golongan
nitrat : NO3–, NO2–,C2H3O2–. Garam BaSO4, BaSO3, Ba2(PO4)3, BaCr2O4,
Ba(BO2)2, BaCO3, BaC2O4, Ba3(AsO4)2 tidak larut dalam air kondisi basa,
sedangkan garam barium anion lainnya mudah larut.
Reaksi identifikasi beberapa anion yang umum, diantaranya Karbonat
(CO2−3 ). Karbonat akan menghasilkan gas CO₂ dengan penambahan HCl Gas CO₂
yang dihasilkan dapat diidentifikasi dengan mereaksikannya dengan air barit
(Ba(OH)2 sehingga menghasilkan BaCO3(s). Apabila direkasikan dengan AgNO3
karbonat akan membentuk endapan putih Ag2CO3. Namun, warna endapan akan
berubah menjadi kuning atau cokelat apabila pereaksinya berlebih atau dididihkan
karena pembentukan perak oksida (Ag₂O).
Tiosulfat (S2 O2−3 ), Tiosulfat bereaksi dengan asam klorida encer
menghasilkan sulfur dan gas SO2 (melalui pemanasan). Reaksi tiosulfat dengan
larutan iodine merupakan reaksi penting pada titrasi iodometri, reaksi ini
mengjasilkan ion tetrationat. Reaksi dengan barium klorida akan membentuk
endapan putih barium tiosulfat. Reaksi dengan perak nitrat membentuk endapan
putih perak tiosulfat, endapan ini tidak stabil dan akan berubah menjadi kehitaman
karena terdekomposisi membentuk perak sulfide. Reaksi dengan Pb asetat atau Pb
nitrat akan membentuk endapan Pb tiosulfat, apabila suspensi dididihkan, endapan
akan menjadi gelap dan akhirnya membentuk endapan hitam Pb sulfide.
Klorida (Cl− ), bereaksi dengan sama sulfat pekat akan menghasilkan gas
hidrogen klorida, gas HCl ini akan mengubah lakmus biru menjadi merah, selain
itu, gas ini juga dapat dikenali dari baunya yang tajam dan asapnya berwarna putih.
Reaksi dengan AgNO3 menghasilkan endapan putih AgCl yang tak larut dalam air
dan dalam asam nitrat encer tetapi larut dalam larutan ammonia encer, penambahan
asam akan mengendapkan kembali AgCI. Reaksi dengan timbal asetat
menghasilkan endapan putih timbal klorida.

3
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Alat
1. Rak Tabung Reaksi
2. Tabung Reaksi
3. Pipet Tetes
4. Gelas beaker
5. Penjepit Tabung Reaksi
6. Pembakar spirtus
7. Cawan Uap
8. Botol Aquades
9. Tisu atau Lap
10. Kertas Kurkumin
11. Kertas Lakmus Merah
12. Korek Api
Bahan
1. Larutan Hg 2+ 27. Larutan H2 SO4
2. Larutan Cu2+ 28. Larutan H2 SO4 p
3. Larutan Fe2+ 29. Larutan Na2 CO3
4. Larutan Fe3+ 30. Larutan KOH
5. Larutan Zn2+ 31. Larutan HgCl2
6. Larutan Al3+ 32. Larutan NH3 e
7. Larutan Ca2+ 33. Larutan NH3 p
8. Larutan Ba2+ 34. Larutan Na-tiosulfat
9. Larutan Mg 2+ 35. Larutan K-kromat
10. Larutan NH4+ 36. Larutan HNO3
11. Larutan Ag + 37. Larutan HNO3 p
12. Larutan Pb2+ 38. Larutan Cl−
13. Larutan NaOH 39. Larutan Br −
14. Larutan KI 40. Larutan I −
15. Larutan NH4 OH 41. Larutan SO2−4
16. Larutan HCl 42. Larutan NO− 3
17. Larutan KCNS 43. Larutan CO2− 3
18. Larutan K-ferrosianida 44. Larutan PO2− 4
19. Larutan K-ferrisianida 45. Serbuk BO2− 3
20. Larutan CH3 COONa 46. Larutan CNS −
21. Larutan Na3 PO4 47. Larutan S2 O2−3
22. Larutan NH4 − Oksalat 48. Larutan AgNO3
23. Larutan CH3 COOH 49. Larutan KMnO4
24. Larutan K 4 FeCN6 50. Larutan CHCl3
25. Larutan NH4 Cl 51. Serbuk FeSO4
26. Larutan K 2 CrO4 52. Larutan Difenilamin

4
53. Larutan MgSO4
54. Larutan CuSO4
55. Larutan BaCl2
56. Larutan Iodium
57. Larutan FeCl3

B. Prosedur Praktikum
1. Kation
a. Hg 2+ : 1. Ditambah larutan Natrium Hidroksida, membentuk endapan
kuning.
2. Ditambah larutan Kl, membtk endapan merah, yang larut
dalamKI berlebih.
3. Ditambah larutan, terbentuk endapan putih yang larut dalam
larutan panas NH4 Cl

b. Cu2+ : 1. Ditambah larutan natrium hidroksida, membentuk endapan


berwarna biru, jika dipanaskan terbentuk endapan berwarna
hitam.
2. Ditambah larutan KI, membentuk endapan putih.
3. Ditambah larutan KCNS, membentuk endapan hitam.

c. Fe2+ : 1. Ditambah larutan Natrium Hidroksida membentuk endapan


hijau kotor.
2. Ditambah larutan K-Ferrosianida membentuk endapan yang
berubah kebiru-biruan.
3. Ditambah larutan K-Ferrisianida membentuk endapan biru.

d. Fe3+ : 1. Ditambah larutan Natrium Hidroksida membentuk endapan


coklat.
2. Ditambah larutan K-Ferrosianida membentuk endapan biru.
3. Ditambah larutan K-Ferrisianida membentuk endapan coklat.
4. Ditambah larutan KCNS membentuk warna merah.

e. Zn2+ : 1. Ditambah larutan NaOH membentuk endapan putih yang larut


dalam NaOH berlebih.
2. Ditambah larutan K-Ferrosianida membentuk endapan putih.
3. Ditambah larutan NH4 OH membtk endapan putih yang larut
dalam NH4 OH berlebih.

f. Al3+ : 1. Ditambah larutan NaOH terbtk endapan putih yang larut


dalam NaOH berlebih.
2. Ditambah larutan Nat-Asetat tidak membentuk endapan tapi
jika dipanaskan akan terbentuk endapan putih yang larut
kembali bila dingin.
3. Ditambah larutan Nat-Fosfat terbentuk endapan putih yang
larut dalam asam kuat encer (HCl)

g. Ca2+ : 1. Ditambah larutan NaOH terbentuk endapan putih

5
2. Ditambah larutan amonium Oksalat membentuk endapan
warna putih yang tidak larut dalam asam asetat tapi larut
dalam HCI.
3. Ditambah larutan Asam Asetat dan K-Ferrosianida tidak
membentukm endapan. Jika kemudian ditambah larutan
NH4 Cl membentuk endapan hablur putih.

h. Ba2+ : 1. Ditambah NaOH terbentuk endapan putih


2. Ditambah larutan Amonium Oksalat membentuk endapan
putih yang larut dalam asam asetat panas.
3. Ditambah larutan K-Kromat membtk endepan kuning larut
dalam asam kuat encer.
4. Ditambah Asam Sulfat encer membentuk endapan putih yang
tidak larut dalam HCI/HNO3 encer.

i. Mg 2+ : 1. Ditambah larutan NaOH terbentuk endapan putih


2. Ditambah larutan Natrium Karbonat membentuk endapan
putih.
3. Ditambah dapar (NH4 OH + NH4 Cl) + larutan Natrium Fosfat
membentuk endapan putih.

j. NH4+ : 1. Ditambah larutan NaOH dan dipanaskan gas amonia yang


terbentuk dapat dikenal dari baunya dan dapat membirukan
kertas lakmus merah basah.
2. Ditambah lar: KOH dan pereaksi Nessler membtk endapan
coklat sampai kuning.
3. Ditambah larutan HgCl2 terbentuk endapan putih.
k. Ag + : 1. Dengan larutan NaOH encer akan terbentuk endapan coklat
dari Ag 2 O yang sukar larutan dalam NaOH berlebih.
2. Dengan HCI encer terbentuk endapan putih yang mudah larut
dim Amonia encer.
3. Dengan larutan KI encerkan terbentuk endapan Agl yang
berwarna kuning yang mudah larut dalam larutan Natrium
Tiosulfat
4. Dengan K-Kromat encer terbentuk endapan merah AgCrO4
yang mudah larut dalam asam nitrat encer dan Amonia encer.

l. Pb2+ : 1. Ditambahkan dengan NaOH encer terbentuk endepan putih


yang larut dalam NaOH berlebih.
2. Ditambahkan dengan HCI encer ukan terbentuk endapan putih
yang dapat larut dalam air panas, HCI pekat dan larutan
amonium asetat
3. Ditambahkan dengan asam Sulfat encer akan terbentuk
endapan putih yang larut dalam larutan pekat amonium asetat
panas.
4. Ditambahkan dengan K 2 CrO4 terbentuk endapan kuning.

2. Anion

6
a. Cl− : 1. Ditambah larutan AgNO, membentuk endapan putih yang
tidak larut dalam asam nitrat tapi larut dalam amonis.
2. Ditambah larutan asam nitrat, K-Permanganat, Kloroform,
Klorofom yang terbentuk tidak memberi wama pada lapisan
Kloroform.

b. Br − : 1. Ditambah larutan Perak Nitrat membentuk endapan warna


kuning muda yang tidak larut dalam amonia encer tapi larut
dalam amonia pekat.
2. Ditambah larutan asam Nitrat, K-Permanganat dan
Kloroform, Brom yang terbantuk larut dalam Kloroform,
dikocok, lapisan Kloroform berwarna kuning-merah jingga.

c. I − : 1. Ditambah larutan AgNO3 membentuk endapan warna kuning


muda yang tidak larut dalam amonia,
2. Ditambah asam nitrat, K-Permanganat dan Kloroform, lodium
yang terbentuk dalam kloroform, dikocok, lapisan kloroform
berwarna merah muda-ungu.

d. SO2−
4 : 1. Ditambah larutan Barium Klorida membentuk endapan putih
yang tidak larut dalam HCI.
2. Ditambah larutan Pb-Asetat membentuk endapan putih yang
larut dalam larutan amonium / natrium asetat.
e. NO−
3 1. Ditambah sedikit serbuk Ferro Sulfat, kemudian hati-hati
ditambah asam sulfat pekat, pada bidang batas akan terbentuk
cincin wama coklat.
2. Ditambah larutan difenilamin menimbulkan wama biru.

f. CO2−
3 : 1. Ditambah larutan Perak Nitrat membentuk endapan putih
yang akan berubah menjadi coklat.
2. Ditambah larutan Magnesium Sulfat membentuk endapan
putih
3. Ditambah asam klorida encer terbentuk gas CO₂.
4. Ditambah larutanHgCl2, terbentuk endapan coklat.

g. PO2−
4 : 1. Ditambah larutan perak nitrat membentuk endapan berwama
kuning yang larut dalam asam nitrat dan larut dalam amonia.
2. Ditambah asam nitrat pekat dan larutan amonium molibdat
panaskan membentuk endapan kuning
3. Ditambah amcnium Klorida, amonium hidroksida dan
Magnesium Sulfat membentuk endapan putih.

h. BO2−
3 : 1. Larutan diuapkan, kristal yang terbentuk ditambah Metanol
dan asam sulfat pekat dibakar memberi nyala berwarna hijau.
2. Ditambah HCI pekat, celupkan kertas kurkumin
kedalamnyawarna kertas kurkumin berubah menjadi merah-
kecoklatan.

i. CNS − : 1. Ditambah larutan FeCl3 akan terbentuk larutan berwarna


merah darah.

7
2. Ditambahkan dengan larutan perak nitrat membentuk endapan
putih.
3. Ditambahkan dengan larutan cupri sulfat membentuk endapan
hijau, kemudian berubah menjadi hitam.

j. S2 O2−
3 : 1. Dengan larutan perak nitrat encer terbentuk endapan putih
yang segera berubah menjadi kehitaman.
2. Dengan larutan lodium, warna lodium hilang.
3. Dengan larutan Barium Klorida encer akan terbentuk endapan
putih (Barium Tiosulfat) yang mudah larut dalam HCI encer.
4. Ditambah larutan asam Klorida, larutan berubah menjadi
keruh kekuningan.

C. Pelaksanaan Praktikum
Pelaksanaan praktikum kation dan anion dilaksanakan pada :
Hari dan Tanggal : Kamis, 14 September 2023
Kamis, 21 September 2023
Kamis, 5 Oktober 2023
Kamis, 12 Oktober 2023
Kamis, 19 Oktober 2023
Kamis, 26 Oktober 2023

Pukul : 07.30-10.30 WIB

Tempat Praktikum : Poltekkes Kemenkes Jakarta II Jurusan Farmasi,


Jl. Percetakan Negara No.23, RT.23/RW.7, Johar
Baru, Kec. Johar Baru, Kota Jakarta Pusat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 10560

8
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

A. Hasil Praktikum
1. Kation

NO KATION PROSEDUR PENGAMATAN HASIL REAKSI


1. Hg 2+ a. NaOH a. Endapan kuning + HgCl2 + 2NaOH →
Hg(OH)2 + 2 NaCl

b. KI b. Endapan merah + HgCl2 + 2Kl→


Hgl2↓(merah) + 2KCl

KI berlebih Endapan larut + HgI2 ↓ + 2KI → K2(HgI4)


(Bening) Pereaksi Nessler

c. NH4 OH c. Endapan putih + HgCl2 + 2NH4 OH →


Hg(NH2)Cl ↓ (Putih) +
NH4 Cl + 2H2O

d. HCl panas d. Endapan larut + Hg(NH2)Cl + 2HCl →


HgCl2 + NH4 Cl
2. Cu2+ a. NaOH a. Endapan biru + CuSO4 + 2NaOH →
Cu(OH)2 ↓ (Biru) +
Na2SO4

Dipanaskan b. Endapan larut + Cu(OH)2 → CuO ↓


(Hitam) + H2O

b. KI c. Endapan putih + CuSO4 + 2KI → K2SO4 +


CuI2 (Putih / coklat tua)

c. KCNS d. Endapan hitam + CuSO4 + 2KCNS →


Cu(CNS)2 ↓ (Hitam) +
K2SO4
3. Fe2+ a. NaOH a. Endapan hijau kotor + FeSO4 + 2NaOH →
Fe(OH)2 ↓ (Hijau Kotor)
+ Na2SO4

b. K-ferrosianida b. Endapan kebiruan + FeSO4 + K4[Fe(CN)6] →


(biru dongker) K2Fe[Fe(CN)6] ↓ (Biru
Tua) + K2SO4

c. K-ferrisianida c. Endapan biru + FeSO4 + K3[Fe(CN)6] →


(kehijauan) KFe[Fe(CN)6] ↓ (Biru
Kehijauan) + K2SO4

9
4. Fe3+ a. NaOH a. Endapan coklat bata + FeCL3 + 3NaOH →
Fe(OH)3 ↓ (Coklat) +
3NaCl

b. K-ferrosianida b. Endapan biru + FeCL3 + K4[Fe(CN)6] →


dongker KFe[Fe(CN)6] ↓ (Biru) +
3KCl

c. K-ferrisianida c. Endapan biru + FeCL3 + K3[Fe(CN)6] →


kehijauan Fe[Fe(CN)6] ↓ (Coklat) +
3KCl

d. KCNS d. Endapan merah + FeCL3 + NH4CNS →


kecoklatan [Fe(CNS)]CL2 (Merah
Darah) + NH4Cl
5. Zn2+ a. NaOH a. Endapan putih + ZnCl2 + 2NaOH →
Zn(OH)2 ↓ (Putih Gel) +
2NaCL

NaOH berlebih Endapan larut + Zn(OH)2 + 2NaOH →


Na2(ZnO2) + 2H2O

b. K-ferrosianida b. Endapan putih gel + 2ZnCl2 + K4[Fe(CN)6] →


Zn2[Fe(CN)6] ↓ (Putih) +
4KCl

c. NH4 OH c. Endapan putih + ZnCl2 + 2NH4OH →


Zn(OH)2 ↓ (Putih Gel) +
2NH4Cl

NH4 OH berlebih Endapan larut + Zn(OH)2 + 4NH4OH →


Zn(NH3)4(OH)2 + 4H2O
6. Al3+ a. NaOH a. Endapan putih + AlCl3 + 3NaOH →
gading Al(OH)3 ↓ (Putih Gel) +
3NaCL

NaOH berlebih Endapan larut + Al(OH)3 + 3NaOH →


Na3AlO3 + 3H2O

b. Na. Asetat b. Tak mengendap + AlCl3 + 3CH3COONa →


Al(CH3COO)3 + 3NaCl

Dipanaskan Endapan putih gel + Al(CH3COO)3 + 2H2O →


[AL(OH)2CH3COO] ↓
(putih gel) + 2CH3COOH

c. Na. Fosfat c. Endapan putih susu + AlCl3 + 2Na2HPO4 →


AlPO4 ↓ (putih) + 3NaCL
+ NaH2PO4

10
Asam kuat e Endapan larut + AlPO4 + 3HCL → AlCl3
(HCl e) + H3PO4
7. Ca2+ a. NaOH a. Endapan putih gel + CaCL2 + 2NaOH →
Ca(OH)2 ↓ (putih gel) +
2NaCl

b. NH-Oksalat b. Endapan putih susu + CaCL2 + (NH4)2C2O4 →


CaC2O4 ↓ (Putih) +
2NH4Cl

Asetat encer Endapan tidak larut + CaC2O4 + CH3COOH →


Tidak Larut

HCl Endapan larut CaC2O4+ 2HCL →


CaCL2 + H2C2O4

c. Asetat + c. Tidak mengendap + CaCL2 + K4[Fe(CN) 6]


K 4 FeCN6 CH3COOH
CaK2[Fe(CN)6]↓

(Putih) + 2KCl

NH4 Cl d. Hablur putih + CaK2[Fe(CN)6] + NH4 Cl


→ Hablur Putih
8. Ba2+ a. NaOH a. Endapan putih + BaCL + 2NaOH →
Ba(OH)2 ↓ (Putih) +
2NaCl

b. NH-Oksalat b. Endapan putih + BaCL2 + (NH4)2C2O4 →


BaC2O4 ↓ (Putih) +
2NH4Cl

Asetat panas Endapan larut + BaC2O4 + 2CH3COOH →


(CH3COO)2Ba + H2C2O4
c. K 2 CrO4 c. Endapan kuning + BaCL2 + K2CrO4 →
BaCrO4 ↓ (Kuning) +
2KCl

Asam kuat encer Endapan larut + BaC2O4 + 2HCl → BaCl2


↓ (larut)+ H2C2O4

d. H2 SO4 encer d. Endapan putih gel + BaCL2 + H2SO4 → BaSO4


↓ (Putih) + 2HCl

HCl/HNO3 encer Endapan tidak larut + 2BaCrO4 + 4HCl →


BaCL2 ↓(tidak larut)+
H2Cr2O7 + H2O
9. Mg 2+ a. NaOH a. Endapan putih + MgSO4 + 2NaOH →
Mg(OH)2 ↓ (Putih) +
Na2SO4

11
b. Na2 CO3 b. Endapan putih gel + MgSO4 + Na2CO3 →
MgCO3 ↓ (Putih) +
Na2SO4

c. NH4 OH + NH4 Cl c. Endapan putih + MgSO4 + NH4OH +


NH4CL → Mg(OH)2 ↓
(Putih) + (NH4)2SO4 +
2NH4Cl

d. Na. Fosfat d. Endapan putih + MgSO4 + Na2HPO →


Mg3(PO4) + Na2SO4 +
NaH2PO4
10. NH4+ a. NaOH a. Bau ammonia + NH4Cl + NaOH →
Bening , bila ↑ bau gas
Amonia

Dipanaskan Lakmus merah + NH4Cl + NaOH → NaCl


menjadi biru + NH4OH : NH3 + H2O

b. KOH + Nessler b. Endapan coklat + NH4Cl + 2KOH +


kuning 2K2(HgI4) → NH2HgI3 +
KCL +5KI +2H2O
(Nessler) (Lar. Kuning
→Coklat)
c. HgCl2 c. Endapan putih + NH4Cl + HgCl2→ (Putih)
11. Ag + a. NaOH encer a. Endapan coklat + 2AgNO3 + 2NaOH →
kehitaman Ag2O ↓ (Coklat Hitam) +
2NaNO3 + H2O
NaOH berlebih Endapan sukar larut + Ag2O + 2NaOH → Tidak
Larut
b. HCl encer b. Endapan putih + AgNO3 + HCL → AgCL
↓ (Putih) + HNO3
NH3 encer Endapan larut + AgCL + 2NH4OH(e) →
[Ag(NH3)2]CL + 2H2O
c. KI c. Endapan kuning + AgNO3 + KI → AgI ↓
muda (Kuning) + KNO3

Na. Tiosulfat Endapan mudah + AgCL + 2Na2S2O3 →


larut Na3[Ag(S2O3)2] + NaCL
d. K-kromat d. Endapan merah + 2AgNO3 + K2CrO4 →
kecoklatan Ag2CrO4 ↓ (Merah Bata)
+ 2KNO3
HNO3 encer/ Endapan larut + Ag2CrO4 + HNO3 →
ammonia encer AgNO3 + H2CrO4

12
12. Pb2+ a. NaOH encer a. Endapan putih + Pb(NO3)2 + 2NaOH →
Pb(OH)2 ↓ (Putih) +
2NaNO3
NaOH berlebih Endapan larut + Pb(OH)2 + 2NaOH →
Na2(PbO2) + 2H2O
b. HCl encer b. Endapan putih + Pb(NO3)2 + 2HCL →
PbCl2 ↓ (Putih) + 2HNO3
Air panas + HCl Endapan larut + PbCl2 + 2HCL(p) →
p + Asam Asetat H2(PbCl4) ↓ (larut)
c. H2 SO4 encer c. Endapan putih + Pb(NO3)2 + H2SO4 →
PbSO4 ↓ (Putih) + 2HNO3
Asam Asetat Endapan larut + PbSO4 + 2CH3COONH4
panas → Pb(CH3COO)2 +
(NH4)2SO4 ↓ (larut)
d. K 2 CrO4 d. Endapan kuning + Pb(NO3)2 + K2CrO4 →
keorenan PbCrO4 ↓ (Kuning) +
2KNO3

2. Anion

NO KATION PROSEDUR PENGAMATAN HASIL REAKSI


1. a. AgNO3 a. Endapan putih + NaCl + AgNO3 → AgCl
↓ (Putih) + NaNO3

HNO3 Endapan tidak larut + AgCl + HNO3 → Tidak


larut

Amoniak Endapan larut + AgCl + 2NH4OH →


[Ag(NH3) 2]Cl + H2O

b. HNO3 + KMnO4 b. Tidak berwarna + S + KMnO4 + HNO3 (p)


+ CHCl3 + CHCl3 Dikocok →
Bening

Cl2 + CHCl3 → Larutan


CHCl3 Bening tidak
berwarna
2. a. AgNO3 a. Endapan kuning + KBr + AgNO3 → AgBr ↓
muda (Kuning muda) + KNO3

Amoniak encer Endapan tidak larut + AgBr + HNO3 → Tidak


larut

Amoniak pekat Endapan larut + AgBr + 2NH4OH (p) →


Larut

13
b. HNO3 + KMnO4 b. Kuning merah + 2KMnO4 + 6HNO →
+ CHCl3 jingga 2KNO3 + 2Mn(NO3)2 +
3H2O + 5On
2KBr + 2HNO3 + On →
2KNO3 + H2O + Br2
Br2 + CHCl3 → Lapisan
CHCl3 berwarna
kuning/coklat
3. a. AgNO3 a. Endapan kuning + KI + AgNO3 → AgI ↓
(Kuning kehijauan) +
KNO3

Amoniak Endapan tidak larut + AgI + NH4OH (p/e) ↓


Tidak larut

b. HNO3 + KMnO4 b. Ungu + 2KMnO4 + 6HNO →


+ CHCl 2KNO3 + 2Mn(NO3)2 +
3H2O + 5On
2KI + 2HNO3 + On →
2KNO + H2O + I2
(Violet)
I2 + CHCl3 → Lapisan
CHCl3 berwarna violet
4. a. BaCl2 a. Endapan putih + H2SO4 + BaCl → BaSO4
↓ (Putih) + 2HCl

HCl Endapan tidak larut + BaSO4 + HCl (p) →


Tidak larut

a. Pb. Asetat b. Endapan putih + H2SO4 + Pb(CH3COO)


→ PbSO4 ↓ (putih) +
2CH3COOH

Amonium/ Endapan larut + PbSO4 +


Na.Asetat 2CH3COOHNH4 →
Pb(CH3COO)2 +
(NH4)2SO4
5. a. FeSO4 + H2SO4 a. Cincin coklat + 2FeSO4 + 2NO →
FeNOSO4 (Coklat)

b. Difenilamin b. Biru + KNO3 + C12H11N → Biru

6. a. AgNO3 a. Endapan putih → + Na2CO3 + 2AgNO3 →


Coklat AgCO3 ↓ (Putih) +
2NaNO3

b. MgSO4 b. Endapan putih + Na2CO3 + MgSO4 →


MgCO3 ↓ (Putih) +
Na2SO4

14
c. HCle c. Gas CO2 + Na2CO3 + 2HCl →
2NaCl + H2O + CO2 gas
CO2

d. HgCl2 d. Endapan coklat + Na2CO3 + HgCl2 + 2H2O


→ [Hg(OH)2]CO3 ↓
(Coklat merah) + 2NaCl
7. a. AgNO3 a. Endapan kuning + 2Na2HPO4 + 3AgNO3 →
Ag3PO3 ↓ (Kuning) +
3NaNO3 + NaH2PO4

HNO3e Endapan larut + Ag3PO4 + 3HNO3 →


3AgNO3 + H3PO4
(Lar.Jernih)

Amoniak Endapan larut + Ag3PO4 + 6NH4OH →


[Ag(NH3)2]3PO4 + 6H2O

b. HNO3p + Am. b. Endapan kuning + Na2HPO4


Molibdat +12(NH4)2MOO4 +
23HNO3 (p) →
(NH4)3PO4 12MOO3 ↓
(Kuning) + 21NH4NO3 +
2NaNO3 + 12NH2O

c. NH4Cl + NH4OH c. Endapan putih + Na2PO4 + NH4OH +


+ MgSO4 NH4Cl + MgSO4 →
MgNH4PO4 ↓ + Na2SO4
(Putih)
8. a. Uapkan, bakar a. Nyala biru + H3BO3 + H2SO4 (p) +
methanol → 8(CH3O)3
(nyala hijau) + 3H2O

b. HCl + b. Merah coklat + H3BO3 + HCl (p) +


K.Kurkumin Kertas kurkumin →
Kertas merah coklat
9. a. FeCl3 a. Merah darah + KCNS + FeCl3 →
Fe(CNS)Cl2 (Lar. Merah
darah) + KCl

b. AgNO3 b. Endapan putih + KCNS + AgNO3 →


AgCNS ↓ (Putih) +
KNO3

c. CuSO4 c. Endapan hijau → + 2KCNS + CuSO4→


hitam Cu(CNS)Cl ↓ (Hijau-
Hitam) + K2SO4
10. a. AgNO3 a. Putih → hitam + Na2S2O3 + 2AgNO3 →
Ag2S2O3 ↓ (Putih abu-
abu) + 2NaNO3

15
b. Iodium b. Warna iodium + 2Na2S2O3 + I2 → 2NaI +
hilang Na2S4O6 (Iodium hilang)

c. BaCl2 c. Endapan putih + H2SO4 + BaCl2 → BaSO4


↓ (Putih) + 2HCl

HCle Endapan larut + BaSO4 + HCl → Tidak


larut

d. HCl d. Keruh kuning + Na2S2O3 + 2HCl →


2NaCl + H2O + SO2 +
(Kuning)

B. Pembahasan
Dalam ilmu kimia, terdapat dua cara untuk menganalisis zat-zat kimia yang belum
diketahui spesifikasinya. Cara itu adalah analisa kualitatif dan analisa kuantitatif. Dalam
praktikum ini, analisa yang digunakan adalah analisa kualitatif, karena analisa ini
berhubungan dengan identifikasi suatu campuran larutan yang tidak diketahui
spesifikasinya.Langkah pertama yang harus dilakukan adalah untuk mengidentifikasi
suatu zat yang belum diketahui adalah dengan membuat sampel atau contoh dalam bentuk
cairan/larutan. Kemudian terhadap larutan tersebut dilakukan uji terhadap ion-ion yang
mungkin ada.
Analisis kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi kation dan anion di dalam
larutan tertentu dengan uji spesifik. Uji spesifik dilakukan dengan penambahan pereaksi
tertentu yang akan memberikan warna pada larutan atau endapan yang merupakan ciri
untuk ion-ion tertentu. Dengan melihat ciri visual larutan senyawa uji, dapat diketahui
kation dan anion dalam larutan tersebut. Sebelum mengidentifikasi berbagai konsentrasi
dalam suatu campuran ion, biasanya dilakukan pemisahan ion terlebih dahulu melalui
proses pengendapan, Kemudian diadakan uji-uji spesifik untuk ion-ion yang akan
diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen atau pereaksi tertentu
yang akan memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan karakteristik
untuk ion-ion tertentu. Pada percobaan uji kation dan anion, untuk mengidentifikasi ada
tidaknya suatu kation dan anion dilakukan analisis kualitatif yang sederhana yaitu
penambahan reagen, maka akan terjadi perubahan yang menunjukkan adanya ion-ion.
Sebelum masuk ke pembahasan lebih detail mengenai praktikum analisa kation dan
anion, berikut beberapa reagen kation yang memiliki warna khas, yaitu :
• Cu → Biru
• Hg → Kuning
• Fe²+ → Hijau Kotor
• Fe3+ → Merah Coklat
• Ag → Coklat
Dalam praktikum Kation, semua larutan sampel diberi reagen yang sama untuk
melakukan uji pendahuluan yaitu dengan menggunakan NaOH sebagai reaksi
pendahuluan, sehingga bisa terlihat reaksi yang berubah warna jika direaksikan. Seperti
ion Hg 2+ yang terbentuk endapan kuning, Cu2+ yang terbentuk endapan biru, Fe²+ yang
terbentuk endapan hijau kotor, Fe³+ dan Ag+yang terbentuk endapan coklat, NH⁴+ yang
terbentuk larutan bening dengan bau amonia, dan Zn²+,Al³+,Ca²+,Ba²+,Mg²+, serta Pb²+

16
yang terbentuk endapan putih. Kemudian dilanjutkan uji penegasan dengan reagen
masing- masing hingga mencapai kespesifikan ionnya.
Untuk uji penegasan kation Hg²+ akan ditambahkan KI yang kemudian terbentuk
endapan merah, dibagi dua dan ditambah dengan KI berlebih yang mengakibatkan
endapannya menjadi larut. Masih dengan kation Hg²+, setelah ditambahkan KI, kini akan
diuji kembali dengan ditambahkan NH4OH yang akan terbentuk endapan putih, dibagi dua
kembali dan ditambahkan dengan HCl panas yang mengakibatkan endapannya larut juga.
Uji penegasan kation Cu²+ dilanjutkan dengan NaOH yang sudah diberikan di awal
dipanaskan yang menjadikan endapan biru di awal berubah menjadi hitam. Selanjutnya,
Cu²+ ditambahkan dengan KI dan akan terbentuk endapan putih. Di tabung reaksi yang
berbeda lagi, ditambahkan dengan KCNS yang terbentuk endapan hitam.
Uji penegasan kation Fe²+ akan menambahkan K-Ferrosianida (endapan biru gelap)
dan K-Ferrisianida (endapan biru kehijauan). Uji kation Fe³+ lumayan mirip dengan Fe²+
dengan menambahkan K-Ferrosianida (endapan biru), K-Ferrisianida (endapan hijau),
serta tambahan KCNS (endapan merah).
Uji penegasan kation Zn²+, tambahkan dengan NaOH berlebih untuk endapan putih
sebelumnya agar larut. Dengan tabung reaksi yang berbeda, tambahkan Zn²+ dengan K-
Ferrisianida yang menghasilkan endapan putih juga. Kembali diuji dengan tambahan
NH4OH pada tabung reaksi yang baru yang akan menghasilkan, jika ditambahkan
NH4OH secara berlebih, endapan putih akan larut.c
Untuk uji penegasan kation Al³+, NaOH sebelumnya yang sudah ditambahkan akan
ditambahkan kembali untuk reaksi NaOH berlebih yang menyebabkan endapan putih
sebelumnya akan larut. Diuji juga dengan Na.Asetat yang ternyata tidak terbentuk endapan
dan larutannya tetap bening. Na.Asetat dicoba dipanaskan dan terbentuk endapan putih.
Selain Na.Asetat, Na.Fosfat juga diuji dengan ditambahkan lalu terbentuk endapan putih.
Dibagi dua dan ditambah Asam Kuat Encer (HCl), endapan akan larut.
Uji penegasan kation Ca²+ dilanjutkan di tabung reaksi yang baru dengan tambahan
NH4-Oksalat yang terbentuk endapan putih. Lalu dibagi dua ditambah dengan Asetat
Encer yang menjadikan endapan tidak larut, dibagi dua kembali dan ditambahkan dengan
HCl yang akhirnya endapan larut. Terakhir ditambah Asetat+K4FeCN6 yang membuat
larutan kuning bening tanpa endapan, dibagi dua ditambahkan dengan NH 4Cl dan
terbentuk hablur putih.
Uji penegasan Ba²+ ditambahkan NH4-Oksalat yang terbentuk endapan putih,
dilanjut dengan dibagi dua dan ditambah dengan Asetat Panas dan endapan akan larut.
Diuji juga dengan menambahkan K2CrO4 terbentuk endapan kuning, dibagi dua ditambah
Asam Kuat Encer (HCl) endapan akan larut. Lanjut dengan H2SO4 Encer terbentuk
endapan putih, dibagi dua lalu ditambah dengan HCl/HNO3 encer endapan putih awal
tidak larut.
Di dalam uji reaksi Mg2,setelah dilakukan uji reaksi pendahuluan, dilakukan uji
penegasan juga dengan menambahkan Na2CO3 yang terbentuk menjadi endapan putih.
Diuji juga dengan NH4OH + NH4Cl yang terbentuk menjadi endapan putih, dilanjutkan
lagi dengan membagi dua dan ditambah dengan Na-fosfat terbentuk menjadi endapan
putih.
Uji penegasan kation NH4+, setelah dilakukan uji reaksi pendahuluan, dilakukan uji
penegasan juga dengan menambahkan KOH + nessler yang terbentuk menjadi endapan
coklat kuning. Diuji juga dengan HgCl2 yang terbentuk menjadi endapan putih.
Uji penegasan kation Ag+ menambahkan HCl encer yang terbentuk menjadi
endapan putih, dilanjut dengan dibagi dua dan ditambah dengan NH3 encer yang terbentuk
awalnya endapan putih menjadi larut. Diuji juga dengan KI yang terbentuk menjadi
endapan kuning, dilanjut dengan dibagi dua dan ditambahkan dengan Na-tiosulfat yang

17
terbentuk awalnya endapan kuning menjadi mudah larut. dilanjut lagi dengan K-kromat
yang terbentuk menjadi endapan merah, dilanjut dibagi dua dan ditambahkan dengan
HNO3/amonia yang terbentuk awalnya endapan kuning menjadi larut.
Uji penegasan kation Pb menambahkan HCL encer yang terbentuk menjadi endapan
putih, dilanjut dengan dibagi dua dan ditambah dengan air panas+HCLp+asam asetat yang
terbentuk awalnya endapan putih menjadi larut. Diuji juga dengan H2SO4 encer yang
terbentuk menjadi endapan putih, dilanjut dengan dibagi dua dan ditambah dengan asam
asetat panas yang terbentuk awalnya endapan putih menjadi larut. Diuji lagi dengan
K2CrO4 yang terbentuk menjadi endapan kuning.
Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada analisis
anion tidak memiliki metode yang sistematis seperti analisis kation. Untuk melakukan
percobaan, dimulai dengan reaksi pendahuluan. Reaksi pendahuluannya adalah sampel +
AgNO3. Kemudian terlihat reaksi seperti ion Cl- terbentuk endapan putih, Br - terbentuk
endapan putih kekuningan, I- terbentuk endapan kuning muda, SO42- terbentuk endapan
putih gel, CO32- terbentuk endapan putih kecoklatan, PO43- terbentuk endapan kuning
kristal,CNS- terbentuk larutan hijau endapan putih kehitaman, dan S 2O32- terbentuk
endapan putih menjadi hitam. Kemudian dilanjutkan lagi uji penegasan dengan reagen
masing-masing sehingga mencapai kespesifikasikan ionnya.
Uji penegasan anion CI- ditambahkan HNO3 endapan sukar larut. kemudian dibagi
dua ditambahkan amoniak endapan mejadi larut. Diuji juga dengan ditambahkan HNO3 +
KMnO4 + CHCl3 (lapisan klorofom) endapan tidak berwarna.
Uji penegasan anion Br-, setelah dilakukan uji pendahuluan kemudian dibagi dua
dan ditambahkan amoniak encer endapan tidak larut. Kemudian dibagi lagi ditambahkan
amoniak pekat endapan larut. Diuji juga dengan ditambahkan HNO3 + KMnO4 + CHCl3
(lapisan klorofom) terbentuk endapan kuning kemerahan.
Uji penegasan I- setelah dilakukan uji pendahuluan kemudian dibagi dua dan
ditambahkan amoniak menjadi endapan tidak larut. Kemudian diuji juga dengan
HNO3+KMnO4+CHCI3 (lapisan klorofom) terbentuk endapan ungu violet.
Uji penegasan anion SO42- ditambahkan BaCl2 terjadi endapan putih gel. kemudian
dibagi dua dan ditambahkan HCl endapan tidak larut. Diuji juga dengan Pb. Asetat terjadi
endapan putih gel. kemudian dibagi dua dan ditambahkan amaonium/Na. Asetat endapan
larut.
Uji penegasan anion NO3- ditambahkan FeSO4 terjadi cincin berwarna coklat, lalu
ditambahkan dengan Definilamin menjadi endapan biru keabu-abuan.
Uji penegasan anion CO32- , setelah dilakukan uji pendahuluan kemudian diuji lagi
dengan ditambahkan MgSO4 terjadi endapan putih gel. Diuji lagi dengan HCl encer
muncul gas CO2 saat diteteskan HCl. Diuji lagi dengan HgCl2 terjadi endapan coklat tua.
Uji penegasan anion PO43- dibagi dua lalu ditambahkan HNO3 encer endapan
menjadi larut, dibagi lagi dan ditambahkan amoniak endapan menjadi larut. Diuji lagi
dengan HNO3 (P)+am.molibdat endapan menjadi kuning, lalu di uji kembali dengan
NH4CI+NH4OH+MgSO4 endapan menjadi putih.
Uji penegasan anion BO33- setelah dilakukan uji pendahuluan, dilakukan uji
penegasan dengan HCLp+K.kurkumin yang terbentuk menjadi merah-coklat.
Uji penegasan anion CNS-, setelah dilakukan uji pendahuluan, dilanjutkan uji
penegasan dengan AgNO3 yang terbentuk menjadi endapan putih. Diuji lagi dengan
CuSO4 yang terbentuk end. Hijau menjadi hitam.
Uji penegasan anion S2O32- setelah dilakukan uji pendahuluan, dilanjutkan uji
penegasan dengan iodium warna lod menjadi hilang. Diuji lagi dengan BaCl2 yang
terbentuk menjadi endapan putih, dilanjut dengan dibagi dua dan ditambahkan HCl encer

18
yang terbentuk awalnya endapan putih menjadi larut. Diuji lagi dengan HCL yang
terbentuk menjadi keruh kuning.

19
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukannya pratikum ini dapat ditarik kesimpulan bahwa falam
melakukan analisis kualitatif untuk mengindentifikasi keberadaan kation dan anion
didalam suatu sampel digunakan uji spesifik.Dengan menambahkan reagen tertentu
lada larutan yang diuji,dapat diamati perubahan warna maupun terjadi endapan atau
tidak dari masing masing larutan.
B. Saran
Saran yang ingin diajukan setelah melakukan pratikum ini yaitu :sebaiknya dalam
uji kation dan anion ini larutan yang dipakai harus larutan murni tanpa adanya
kontaminasi dan dilakukan penambahan sampel sehingga lebih mudah
mengindentifikasinya saat dilalukan pengujian

20
DAFTAR PUSTAKA

Elisya, Yetri. 2022. Kimia Dasar. Jakarta: Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II.
Elisya, Yetri dkk. 2018. Praktikum Kimia Dasar. Jakarta: Jurusan Farmasi Poltekkes
Kemenkes Jakarta II.
Chang, Raymond. (terjemahan Suminar Setiati Achmadi). 2005. Kimia Dasar. Jakarta:
Erlangga.
Tim Konsultan Kimia FPTK UPI. 2004. Analisi Anion Kation. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Hasri. Tanpa Tahun. Kimia Analitik 1. Makassar: Jurusan Kimia Universitas Negeri Makassar.
https://id.scribd.com/document/364602175/Apa-Pengertian-Kation-Dan-Anion
(diakses pada 16 November 2017 oleh Arif Novi Indawan)
https://repository.unimus.ac.id/4006/3/BAB%20II.pdf
(diakses pada 2020 oleh F Ramadhanti)
https://id.scribd.com/document/342812323/MAKALAH-PENGGOLONGAN-ANION-docx
(diakses pada 23 Maret 2017 oleh Adi Febrianto)

21
LAMPIRAN

Alat

Rak Tabung Reaksi Tabung Reaksi Pipet Tetes

Gelas Beaker Penjepit Tabung Reaksi Pembakar spirtus

Cawan Uap Botol Aquades Tisu atau Lap

Kertas Kurkumin Kertas Lakmus Merah Korek Api

22
Bahan

23

Anda mungkin juga menyukai