Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

IDENTIFIKASI KATION

DI SUSUN OLEH :

NAMA : MUHAMMAD FADEL MAULANA (17.003.AF)

DWI ANANDA IRWAN (

AISYAH RAHMADANY. S (20.081.AF)

ALFIAN SAEPUTRA PRATAMA (20.082.AF)

ANDI FEBRYAN PRATAMA (20.083.AF)

ANDI MUHAMMAD RIDWAN (20.084.AF)

ANDIKA DWI SAPUTRA (20.085.AF)

ANNISA AMALIA AMANAH GAPPA (20.086.AF)

ANNISYA AULIA SARI RACHMAN (20.087.AF)

ASHARI MURTI (20.088.AF)

AUDINAH UMROH A.S (20.089.AF)

CHINDY SYAFUTRI (20.090.AF)

DIAN AYU WULANDARI (20.091AF)

KELAS / KELOMPOK : NON REGULER C 2020/ I (SATU)

INSTRUKTUR : AMIRUDDIN, S.T.

AKADEMI FARMASI YAMASI MAKASSAR

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Senyawa-senyawa di alam dapat mengalami suatu proses kimia


seperti proses ionisasi sehingga senyawa-senyawa di alam dapat
mengalami ionisasi menjadi kation.Suatu jenis kation sangat sulit
dibedakan secara langsung tanpa suatu proses analisis.Secara garis
besarnya analisis suatu senyawa kimia dapat dibedakan atas dua macam ,
yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimisi
komponen-komponen suatu senyawa. Langkah identifikasi dikenal sebagai
analisis kualitatif sedangkan langkah estimasinya adalah analisis kualitatif.
Analisis kualitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat
tertentu yang terkandung dalam satu sampel. Berdasarkan hal tersebut
maka percobaan dilakukan identifikasi kation dan anion ini. Analisis
kuantitatif biasanya digunakan dalam identifikasi kation dan anion dengan
melakukan uji spesifik.
Identifikasi kation banyak dilakukan terutama terhadap sampel
yang berupa bahan garam yang mengandung banyak logam-logam,
misalnya pasir besi dan lain-lain. Dengan uji ini, bahan-bahan galian
tersebut dapat segera ditentukan tanpa memerlukan waktu yang terlalu
lama.
Reaksi identifikasi adalah suatu cara untuk mengenal ion-ion, baik
kation maupun anion dalam larutan dengan menggunakan pereaksi-peraksi
tertentu. Setiap ion akan memberikan hasil reaksi tertentu yang dapat
membedakan dengan ion-ion yang lain.

Dengan adanya pemisahan suatu unsur berguna untuk memisahkan


bahan galian yang tercampur. Selain itu juga dapat digunakan untuk kasus-
kasus keracunan logam berat seperti Hg dan Pb. Identifikasi anion dan
kation banyak dilakukan mengungat keduanya merupakan bagian bahan
obat, bahan baku dan sediaanobat. Namun keduanya dapat juga sebagai
pencemar yang perlu diketahui keberadaannya agar dapat diantisipasi bila
membahayakan.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengindentifikasi
kation-kation golongan I, II, III, IV dan V serta uji penegasan dengan
menggunakan beberapa pereaksi yang spesifik.
1.3 Prinsip Percobaan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Analisis kualitatif salah satu cara menguji suatu sampel terhadap


zat ada tidaknya analit yang akan kita uji. Metode analisis ini terdiri dari
beberapa langkah yang harus diikuti dan dipenuhi serta menggunakan
teknik-teknik tertentu (Gandjar,2001).
Kation adalah ion-ion yang bermuatan positif.Untuk tujuan analisis
kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan
berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan
memakai apa yang disebut regensia golongan secara sistematik,dapat kita
tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation ,dan dapat juga
memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan
ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagensia- reagensia ini dengan membentuk endapan atau
tidak. Jadi boleh kita katakan ,bahwa klasifikasi kation yang paling umum,
didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida,sulfida,dan karbonat dari
kation tersebut (Svehla G,1985).
Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-golongan ini
adalah sebagai berikut (Mulyono HAM, 2005) :
Golongan I Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam
klorida encer.Ion-ion ini adalah timbal,merkurium(I) (raksa), dan perak.
Golongan II Kation golongan tidak bereaksi dengan asam klorida,
tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
mineral encer.Ion-ion golongan ini adalah merkurium (II), tembaga,
bismut, kadmium, arsenik,(III), aresenik (V), stibium (III), stibium
(V),timah(II)dan timah(III) (IV).Keempat ion yang pertama merupakan
sub-golongan IIA dan keenam yang terakhir, sub golongan IIB.Sementara
sulfida dari kation dalam golongan IIA tidak dapat larut dalam amonium
polisulfida, sulfida dari kation dalam golongan IIB justru yang dapat
larut.Golongan III Kation golonganini tak bereaksi dengan asam klorida
encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer.Namun, kation ini membentuk endapan dengan amonium sulfida
dalam suasana netral atau amoniakal.Kation-kation golongan ini adalah
kobalt(II), nikel (II),besi(II), besi(III), kromium (III), aluminium, zink dan
mangan (II). Golongan IV Kation golongan ini tak bereaksi dengan
reagensia golongan I,II,III.Kation-kation ini membentuk endapan dengan
amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral
atau sedikit asam.Kation-kation golongan ini adalah : kalsium, strontium,
dan barium. Golongan V Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi
dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya, merupakan kation yang
terakhir, yang meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, amonium,
litium, dan hidrogen.Untuk membedakan antara ion yang satu dengan ion
yang lain sering digunakan uji nyala. Reaksi identifikasi yang sederhana
dikenal sebagai reaksi spesifik golongan tertentu. Reaksi golongan untuk
kation golongan II adalah H2S yang hasilnya adalah endapan-endapan
dalam berbagai warna.
Kation golongan I membentuk klorida-klorida yang tak larut.
Namun PbCl2 sedikit larut dalam air, karena itu timbale tidak pernah
mengendap sempurna bila ditambahkan HCl encer kepda suatu cuplikan,
ion timbale yang tersisa itu di endapkan secara kuantitatif dengan H2S
dalam suasana asam bersama-sama kation golongan IV (Mulyono HAM,
2005).
Kation golongan II diatas dua subgolongan yaitu subgolongan
tembaga dan sub golongan arsenik. Subgolongan tembaga terdiri dari
Hydrargium (II), Plumbum (II), Bismut (III), Cuprun (II), dan Codmium
(II). Subgolongan arsenik terdiri dari arsen (III), stibium (II), stibium (V),
starnum (II), dan starnum (IV) (Svehla G, 1985).
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation
golongan III menurut vogel adalah larutan hydrogen sulfida dengan
adanya ammonia dan ammonium klorida atau laruta ammonium sulfida
(Svehla G, 1985).
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia-reagensia tertentu dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi
boleh kita katakan bahwa, klasifikasi kation yang paling umum didasarkan
atas perbedaan larutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation
tersebut .Reaksi golongan II yaitu membentuk endapan. Endapan dengan
berbagai warna seperti Fe2S2 (hitam), Al(OH)3 (putih), Cr(OH)3 (hijau),
NiS (hitam), CoS (hitam), MnS (merah jambu), dan ZnS (putih) (Svehla
G, 1985).
Logam-logam pada golongan III ini tidak diendapkan oleh
reagensia golongan untuk kation golongan I dan II, tetapi semuanya
diendapkan dengan adanya ammonium klorida, dan hydrogen sulfide dari
larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan ammonia. Logam-logam
ini diendapakan dengan silfide kecuali alumunium dan kromium yang
diendapkan sebagai hidroksida karena hidrolisis yang sempurna dari
sulfida dalam larutan air. Besi, alumunium dan krom (sering disertai
mangan) juga diendapkan sebagai hidrokdsida aleh larutan ammonia
dengan adanya ammonium klorida. Sedangkan logam-logam dari kation
golongan ini tetap berada dalam larutan dan dapat diendapkan sebagai
sulfida oleh hydrogen sulfida. Maka golongan ini biasanya dibagi menjadi
golongan besi, meliputi besi, alumunium, atau kromium sering disebut
golongan III A dan dolongan Zink meliputi nikel, kobalt, mangan dan
seng atau disebut golongan III B (Svehla G, 1985).
Kation golongan IV, meliputi barium, stronsium, dan kalsium.
Reagensia yang dipakai untuk klasifikasi kation golongan IV adalah
(NH4)2CO3, yang nantinya akan menghasilkan endapan putih (Mulyono
HAM, 2005).
Kation golongan V sering disebut sebagai golongan sisa sehingga
tak ada regensia umum untuk golongan V. Kation-kation golongan V tidak
bereaksi dengan HCl, H2S, (NH4)2CO3. Reaksi-reaksi atau uji-ujinya ia
dapat dipakai untuk mengidentifikasi ion-ion ini. Adapun kation yang
termasuk golongan V adalah magnesium, kalium, natrium, dan ion
ammonium (Svehla G, 1985).
Dalam contoh campuran ditunjukan kesulitan untuk menentukan
dengan pasti kation-kation apa saja yang terdapat dalam campuran.
Disebutkan bahwa pereaksi spesifik dapat dipakai untuk tujuan itu dengan
melakukan reaksi untuk ion perion. Cara lain untuk analisa campuran
adalah dengan reaksi selektif (Mulyono HAM, 2005).

2.2 Uraian Bahan


1. HCl (DepKes RI, 1979)
Nama Resmi : ACIDUM HIDROCHLORIDUM
Nama Lain : Asam Klorida
Rumus Molekul : HCl
BM : 36,46
Pemerian : Cairan; tidak berwarna; berasap, bau merangsang.
Kelarutan :-
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

2. NH4OH (DepKes RI, 1979)


Nama Resmi : AMMONIA
Nama Lain : Amonia
Rumus Molekul : NH4OH
BM : 35,05
Pemerian : Cairan jernih; bau khas, menusuk kuat
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat; ditempat sejuk
3. NaOH (DepKes RI, 1979)
Nama Resmi : NATRII HYDROXIDUM
Nama Lain : Natrium Hidroksida
Rumus Molekul : NaOH
BM : 40,00
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keeping,
kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan
hablur; putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis
dan korosif.Segera menyerap karbondioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air da dalam etanol (95%)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

4. KI (DepKes RI, 1979)


Nama Resmi : KALII IODIDUM
Nama Lain : Kalium Iodida
Rumus Molekul : KI
BM : 166,00
Pemerian : Hablur heksahedral; transparan atai tidak berwarna,
opak dan putih; atau serbuk butiran putih,
higriskopik.
Kelarutan : Sangat mudahlarut dalam air, lebih mudah larut
dalam air mendidih; larut dalam etanol (95%) P;
mudah larut dalam gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

5. K2CrO4 (DepKes RI, 1979)


Nama Resmi : KALII KROMAT
Nama Lain : Kalium Kromat
Rumus Molekul : K2CrO4
BM :-
Pemerian : Massa hablur; kuning
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tetutup baik

6. Na3PO4(DepKes RI, 1979)


Nama Resmi : DINITRII HYDROGENPHOSPHAS
Nama Lain : Natrium Fosfat
Rumus Molekul : Na2HPO4
BM : 358,14
Pemerian : Hablur tidak berwarna; tidak berbau; rasa asin.
Dalam udara kering merapuh
Kelarutan : Larut dalam5 bagian air; sukar larut dalam etanol
(95%)
Penyimpanan : Dalam wadah tetutup baik

7. H2SO4(DepKes RI, 1979)


Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama Lain : Asam Sulfat
Rumus Molekul : H2SO4
BM : 98,07
Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak
berwarna; jika ditambahkan ke dalam air
menimbulkan panas.
Kelarutan :-
Penyimpanan : Dalam wadah tetutup rapat

8. Asam Pikrat (DepKes RI, 1979)


Nama Lain : Trinitrofenol
Rumus Molekul : C6H2(OH) (NO2)3
BM :-
Pemerian : Serbuk hablur; kuning terang; tidak berbau, mudah
meledak
Kelarutan : Larut dalam 90 bagian air dan dalam 10 bagian
etanol (95%).
Penyimpanan : Dalam wadah tetutup rapat.

9. Ag+(DepKes RI, 1979)


Nama Resmi : ARGENTI NITRAS
Nama Lain : Perak Nitrat
Rumus Molekul : AgNO3
BM : 169,87
Pemerian : Hablur transparanatau serbuk hablur berwarna putih;
tidak berbau; menjadi gelap jika kena cahaya.
Kelarutan : Sangat mudahlarut dalam air; larut dalam etanol
(95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tetutup baik, terlindung dari cahaya.

10. Pb2+(DepKes RI, 1979)


Nama Resmi : PLUMBI ACETAS
Nama Lain : Timbal Asetat
Rumus Molekul : C4H6O4Pb.3H2O
BM : 379,33
Pemerian : Hablur prisma monoklin, kecil putih; transparan atau
massa hablur berat; bau cuka.
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air, umumnya beropalesensi;
dalam 63 bagian etanol (95%) P dan dalam 2 bagian
gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

11. Hg22+(DepKes RI, 1979)


Nama Resmi : HYDRARGYRI SUBCHLORIDUM
Nama Lain : Raksa (I) Klorida
Rumus Molekul : Hg2Cl2
BM : 472,14
Pemerian : Serbuk, halus, berat, putih, tidak berbau; hamper
tidak berasa. Jika kena udara, lambat laun warna
menjadi tua.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95%) P,
dalam asam encer dingin.
Penyimpanan : Dalam wadah tetutup baik, terlindung dari cahaya.

12. Bi3+(DepKes RI, 1979)


Nama Resmi : BISMUTHI SUBNITRAS
Nama Lain : Bismut Subnitrat
Rumus Molekul : BiNO3
BM :-
Pemerian : Serbuk hablur renik; putih, tidak berbau; tidak
berasa; berat.
Kelarutan : Praktis tidaklarut dalam air dan dalam pelarut
organik; larut sempurna dalam asam klorida Pdan
dalam asam nitrat P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya

13. Cu2+(DepKes RI, 1979)


Nama Resmi : KUPRI SULFAS
Nama Lain : Tembaga (II) Sulfat
Rumus Molekul : CuSO4
BM :-
Pemerian : Prisma triklinik atau serbuk hablur; biru
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian gliserol
P; sangat sukar larut dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
14. Cd2+(DepKes RI, 1979)
Nama Resmi : CADMIUM SULFAS
Nama Lain : Kadmium Asetat
Rumus Molekul : Cd(CH3COO)2
BM :-
Pemerian : Hablur tidak berwarna
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

15. Hg2+(DepKes RI, 1979)


Nama Resmi : HYDRARGYRI BICLORIDUM
Nama Lain : Raksa (II) Klorida
Rumus Molekul : HgCl2
BM : 271,52
Pemerian : Hablur tidakberwarna atau serbuk hablur putih; tidak
berbau; berat.
Kelarutan : Larut dalam 15 bagian air, dalam 2,1 bagian air
mendidih, dalam 3 bagian etanol (95%) P, dalam 2
bagian etanol (95%) P mendidih, dalam 20 bagian
eter P dan dalam 15 bagian gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

16. Fe2+(DepKes RI, 1979)


Nama Resmi : FERROSI SULFAS
Nama Lain : Besi (II) Sulfat
Rumus Molekul : FeSO4
BM : 151,90
Pemerian : Serbuk; putih keabuan rasa logam, sepat.
Kelarutan : Perlahan-lahan laruthamper sempurna dalam air
bebas karbondioksida P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
17. Fe3+(DepKes RI, 1979)
Nama Resmi : FERROSI CHLORIDUM
Nama Lain : Besi (III) Klorida
Rumus Molekul : FeCl3
BM :-
Pemeria : Hablur atau serbuk hablur; hitam kehijauan, bebas
warna jingga dari garam hidrat yang telah
terpengaruh oleh kelembaban
Kelarutan : Larut dalam air, larutan beropalesensi barwarna
jingga
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

18. Al3+(DepKes RI, 1979)


Nama Resmi : ALUMINII SULFAS
Nama Lain : Aluminium Sulfat
Rumus Molekul : Al2(SO4)3
BM : 474,39
Pemerian : Serbuk hablur; putih
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

19. Ni2+(DepKes RI, 1979)


Nama Resmi : NIKEL CHLORIDUM
Nama Lain : Nikel Klorida
Rumus Molekul : NiCl2
BM :-
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; hijau
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
20. Mn2+(DepKes RI, 1979)
Nama Resmi : MANGAN DIOKSIDUM
Nama Lain : Mangan Dioksida
Rumus Molekul : MnO2
BM :-
Pemerian : Serbuk; hitam atau hitam kecoklatan
Kelarutan :-
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

21. Zn2+(DepKes RI, 1979)


Nama Resmi : ZINCI SULFAS
Nama Lain : Seng Sulfat
Rumus Molekul : ZnSO4
BM : 287,54
Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur; tidak
berwarna; tidak berbau; rasa sepat dan mirip logam,
sedikit merapuh.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; praktis tidak larut
dalam etanol (95%) P; mudah larut dalam gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

22. Ba2+(DepKes RI, 1979)


Nama Resmi : BARII SULFAS
Nama Lain : Barium Sulfat
Rumus Molekul : BaSO4
BM : 233,40
Pemerian : Serbuk halus, bebas butiran menggumpal; putih,
tidak berbau; tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam pelarut organik,
dalam larutan asam dan dalam larutan alkali.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
23. Ca2+(DepKes RI, 1979)
Nama Resmi : CALCII SULFAS
Nama Lain : Kalsium Sulfat
Rumus Molekul : CaSO4
BM : 136,14
Pemerian : Serbuk halus; putih sampai kuning; tidak berbau
Kelarutan : Larut dalam asam klorida encer P; sukar larut dalam
air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

24. NH4+(DepKes RI, 1979)


Nama Resmi : AMMONII CHLORIDUM
Nama Lain : Amonium Klorida
Rumus Molekul : NH4Cl
BM : 53,43
Pemerian : Serbuk butir atau hablur; putih; tidak berbau; rasa
asin dan dingin; higroskopik.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam gliserol P, lebih
mudah larut dalam air mendidih; agak sukar larut
dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

25. K+(DepKes RI, 1979)


Nama Resmi : KALII CHLORIDUM
Nama Lain : Kalium Klorida
Rumus Molekul : KCl
BM : 74,55
Pemerian : Hablur berbentuk kubus atau terbentuk prisma; tidak
berwarna atau serbuk butir putih; tidak berbau; rasa
asin; mantap di udara.
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air; sangat mudah larut dalam
air mendidih; praktis tidak larut dalam etanol mutlak
P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

26. Na+(DepKes RI, 1979)


Nama Resmi : NATRII CHLORIDUM
Nama Lain : Natrium Klorida
Rumus Molekul : NaCl
BM : 58,44
Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk
hablur putih, tidak berbau; rasa asin.
Kelarutan : Larut dalam 2,8bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol
P; sukar larut dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

27. Mg2+(DepKes RI, 1979)


Nama Resmi : MAGNESII SULFAS
Nama Lain : Magnesium Sulfat
Rumus Molekul : MgSO4
BM : 246,47
Pemerian : Hablur; tidak berwarna; rasa dingin, asin dan pahit.
Dalam udara kering dan panas merapuh.
Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air; agak sukar larut dalam
etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan


A. Alat
1. semprot
2. Bunsen
3. Gegep
4. Pipet tetes
5. Rak tabung
6. Sendok tanduk
7. Tabung reaksi
B. Bahan
 Kation golongan I
Sampel ; Agᶧ, Hg2²ᶧ, Pb²ᶧ
Pereaksi ; Hcl 2N, NaOH 2N, dan KI
 Kation golongan II A
Sampel ; Bi³ᶧ, Cu²ᶧ, Cd²ᶧ, Hg²ᶧ
Pereaksi ; Thioacetamida, dan NaOH 2N
 Kation golongan III A
Sampel ; Fe²ᶧ, Fe³ᶧ, Al²ᶧ, Hg²ᶧ
Pereaksi ; NaOH 2N, NH4OH 2N, dan KSCN
 Kation golongan III B
Sampel ; Zn²ᶧ, Mn²ᶧ, Ni²ᶧ, Co²ᶧ
Pereaksi ; Thioacetamida + NH4OH 2N, dan NaOH 2N
 Kation golongan IV
Sampel ; Ba²ᶧ, Sr²ᶧ, Ca²ᶧ
Pereaksi ; (NH4)2CO3 padat, dan K2CrO4
 kation golongan V / sisa
sampel ; Naᶧ, Kᶧ, NH4ᶧ, Mg²ᶧ
pereaksi ; NaOH 2N, pereaksi Nessler, dan Asam pikrat
3.2 Prosedur Kerja
1. Golongan I (Ag+, Hg22+, Pb2+)
1) Diambil masing-masing ± 1 ml larutan A, B dan C, masukkan
kedalam tabung reaksi, tambahkan tetes demi tetes larutan HCl
2N sampai terbentuk endapan, catat. Dipanaskan endapan yang
terbentuk, amati perubahan yang terjadi, catat.
2) Diambil masing-masing ± 1 ml larutan A, B dan C, masukkan
kedalam tabung reaksi, tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH
2N sampai terbentuk endapan, catat. Endapan yang terbentuk
tambahkan lagi NaOH sampai berlebih, amati perubahan yang
terjadi, catat.
3) Diambil masing-masing ± 1 ml larutan A, B dan C, masukkan
kedalam tabung reaksi, tambahkan tetes demi tetes larutan KI
sampai terbentuk endapan, catat. Endapan yang terbentuk
tambahkan lagi KI sampai berlebih, amati perubahan yang terjadi,
catat.

2. Golongan IIA (Bi3+, Cu2+, Cd2+, Hg2+)


1) Diambil masing-masing ± 1 ml larutan A, B, C dan D, masukkan
kedalam tabung reaksi, tambahkan tetes demi tetes larutan
Thioacetamida sampai terbentuk endapan, catat. Dipanaskan
endapan yang terbentuk, amati perubahan yang terjadi, catat.
2) Diambil masing-masing ± 1 ml larutan A, B, C dan D, masukkan
kedalam tabung reaksi, tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH
2N sampai terbentuk endapan, catat. Endapan yang terbentuk
tambahkan lagi NaOH sampai berlebih, amati perubahan yang
terjadi, catat.
3. Golongan IIIA (Fe2+, Fe3+, Al3+, Cr3+)
1) Diambil masing-masing ± 1 ml larutan A, B dan C, masukkan
kedalam tabung reaksi, tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH
2N sampai terbentuk endapan, catat. Endapan yang terbentuk
tambahkan lagi NaOH sampai berlebih, amati perubahan yang
terjadi, catat.
2) Diambil masing-masing ± 1 ml larutan A, B dan C, masukkan
kedalam tabung reaksi, tambahkan tetes demi tetes larutan NH 4OH
2N sampai terbentuk endapan, catat. Endapan yang terbentuk
tambahkan lagi NH4OH sampai berlebih, amati perubahan yang
terjadi, catat.
3) Diambil masing-masing ± 1 ml larutan A, B dan C, masukkan
kedalam tabung reaksi, tambahkan tetes demi tetes larutan KSCN,
amati perubahan yang terjadi, catat.

4. Golongan IIIB (Zn2+, Mn2+, Ni2+, Co2+)


1) Diambil masing-masing ± 1 ml larutan A, B, C dan D, masukkan
kedalam tabung reaksi, tambahkan tetes demi tetes larutan
Thioacetamida + NH4OH 2N sampai terbentuk endapan, catat.
Dipanaskan endapan yang terbentuk, amati perubahan yang
terjadi, catat.
2) Diambil masing-masing ± 1 ml larutan A, B, C dan D, masukkan
kedalam tabung reaksi, tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH
2N sampai terbentuk endapan, catat. Endapan yang terbentuk
tambahkan lagi NaOH sampai berlebih, amati perubahan yang
terjadi, catat.
3) Diambil masing-masing ± 1 ml larutan A, B, C dan D, masukkan
kedalam tabung reaksi, tambahkan tetes demi tetes larutan
NH4OH 2N sampai terbentuk endapan, catat. Endapan yang
terbentuk tambahkan lagi NH4OH sampai berlebih, amati
perubahan yang terjadi, catat.
5. Golongan IV (Ba2+, Sr2+, Ca2+)
1) Diambil masing-masing ± 1 ml larutan A, B dan C, masukkan
kedalam tabung reaksi, tambahkan tetes demi tetes larutan
(NH4)2CO3, amati perubahan yang terjadi, catat.
2) Diambil masing-masing ± 1 ml larutan A, B dan C, masukkan
kedalam tabung reaksi, tambahkan tetes demi tetes larutan
K2CrO4 sampai terbentuk endapan, catat. Dipanaskan endapan
yang terbentuk, amati perubahan yang terjadi, catat.

6. Golongan V (Na+, K+, NH4+, Mg2+)


1) Diambil masing-masing ± 1 ml larutan A, B, C dan D, masukkan
kedalam tabung reaksi, tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH
sampai terbentuk endapan, catat. Endapan yang terbentuk
tambahkan lagi HCl 2N, amati perubahan yang terjadi, catat.
2) Diambil masing-masing ± 1 ml larutan A, B dan C, masukkan
kedalam tabung reaksi, tambahkan tetes demi tetes larutan Nessler
amati perubahan yang terjadi, catat.
3) Diambil masing-masing ± 1 ml larutan A, B dan C, masukkan
kedalam tabung reaksi, tambahkan 1 pipet larutan Asam Pikrat,
adukdengan menggunakan batang pengaduk, amati perubahan
yang terjadi, catat.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


1. Golongan I (Ag+, Hg22+, Pb2+)

PENGAMATAN
NO PEREAKSI GAMBAR
A B C
HCl 2N ↓Putih ↓Putih ↓Putih
1. -
Dipanaskan Tetap Larut Larut
NaOH 2N ↓Coklat ↓Putih Lar.Bening
2. Endapan+ -
Tetap Tetap Tetap
NaOH berlebih
KI ↓hijau ↓Jingga Lar.Kuning
3. Endapan+KI
Tetap Tetap Tetap
berlebih
KESIMPULAN Hg22+ Ag+ Pb2+ Tidak ada

2. Golongan II A (Bi3+, Cu2+, Cd2+, Hg2+)

PENGAMATAN
NO PEREAKSI GAMBAR
A B C D
Thioacetamida
1. ↓hitam ↓Hitam ↓Kuning ↓Hitam -
, dipanaskan
↓biru
NaOH 2N ↓cokelat ↓kuning ↓Putih
muda
2. -
Endapan+
Tetap Tetap Tetap Tetap
NaOH berlebih
KESIMPULAN Bi3+ Cu2+ Cd2+ Hg2+ Tidak ada
3. Golongan III A (Fe2+, Fe3+, Al3+, Cr3+)

PENGEMATAN
NO PEREAKSI GAMBAR
A B C
↓hijau ↓merah
NaOH 2N ↓Putih
kotor coklat
1. -
Endapan+
Tetap Tetap Tetap
NaOH berlebih
↓merah
NH4OH 2N ↓hitam ↓Putih
bata
2. Endapan+ -
NH4OH ↓Larut ↓Larut ↓larut
berlebih
Lar.
Lar.
4. KSCN Merah - -
merah
darah
KESIMPULAN Fe2+ Fe3+ Al3+ Tidak ada

4. Golongan III B (Zn2+, Mn2+, Ni2+, Co2+)

PENGAMATAN
NO PEREAKSI GAMBAR
A B C D
Thioacetamid
a+NH4OH ↓merah
1. ↓hijau ↓Putih bening -
2N muda
dipanaskan
↓kuning
NaOH 2N ↓hijau bening ↓biru
kecoklatan
2. Endapan+ -
NaOH Tetap Tetap Tetap Tetap
berlebih
Kesimpulan Ni2+ Zn2+ Mn2+ Co2+ -

5. Golongan IV (Na+, K+, NH4+, Mg2+)

PENGAMATAN
GAMBAR
NO PEREAKSI A B C

1. (NH4)2CO3 ↓Putih ↓Putih ↓Putih


-
↓Kunin
K2CrO4 ʘKuning ʘKuning
g
Yang tidak
2. -
terbentuk
tetap Tetap ↓kuning
endapan
dipanaskan
KESIMPULAN Ba2+ Ca2+ Sr2+ -

6. Golongan V/Sisa (Na+, K+, NH4+, Mg2+)

PENGAMATAN GAM
NO PEREAKSI
A B C D BAR
NaOH 2N ≠↓ ↓putih ≠↓ ≠↓
Endapan+
↓tetap Tetap
HCl 2N
Jika tidak ada
1. Lakmus -
endapan,
merah
panaskan dan - - -
menjadi
uji uap dengan
biru
lakmus merah
Pereaksi Lar. Lar. ↓Merah
2. - -
Nessler kuning kuning bata
Lar.
3. Asam Pikrat - -
Kuning -

KESIMPULAN Na+ Mg2+ K+ NH4+

4.2 Pembahasan
Kation adalah ion yang bermuatan positif. Kation dikelompokkan
dalam lima golongan berdasarkan reaksi kation tersebut terhadap regensia
tertentu dengan membentuk endapan atau tidak. Sehingga klasifikasi
kation didasarkan pada perbedaan kelarutan kation terhadap klorida,
sulfida, dan karbonat.
Dalam reaksi identifikasi kation banyak yang bertolak belakang
dengan buku analisis anorganik kualitatif makro dan mikro.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Golongan I : Sampel A merupakan Hg 22+, Sampel B merupakan Ag+,
Sampel C merupakan Pb2+
2. Golongan IIA : Sampel A merupakan Bi 3+, Sampel B merupakan Cu2+,
Sampel C merupakan Cd2+, Sampel D merupakan Hg2+
3. Golongan IIIA : Sampel A merupakan Fe2+, Sampel B merupakan Fe3+,
Sampel C merupakan Al3+
4. Golongan IIIB : Sampel A merupakan Ni2+, Sampel B merupakan Zn2+,
Sampel C merupakan Mn2+, Sampel D merupakan Co2+
5. Golongan IV : Sampel A merupakan Ba 2+,Sampel B merupakan Ca2+,
Sampel C merupakan Sr2+
6. Golongan IIIB : Sampel A merupakan Na+, Sampel merupakan Mg2+,
Sampel C merupakan K+, Sampel D merupakan NH4+
5.2 Saran
1. Sebelum mereaksikan sampel dengan pereaksi cuci alat-alat dengan
sabun serta bilas dengan air dan air suling agar mendapatkan hasil
yang diiginkan.
2. Pada saat mereaksikan sampel dengan pereaksi, harus dilakukan
dengan hati-hati dan berskala agar kita dapat mendapatkan hasil yang
diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai