Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Pengenalan Anion Kation

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia analitik dibagi menjadi bidang - bidang yang disebut analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif berkaitan dengan identifikasi zat - zat
kimia, mengenali unsur - unsur senyawa apa yang ada dalam suatu sampel.
Umumnya kimia dihadapkan dengan analisis kualitatif, sejumlah unsur dipisahkan
dan diidentifikasi melalui pengendapan dengan hidrogen sulfida. Analisis kualitatif
berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung
dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut dinyatakan sebagai analit. (Day
dan Underwood, 2001).

Dasar identifikasi pengenalan unsur – unsur terletak pada sifat – sifat kimia atau
fisika. Sifat - sifat yang paling sederhana yang dipakai untuk pengenalan adalah
sifat - sifat yang langsung dapat diamati. Misalnya warna suatu senyawa atau hasil
reaksi dengan pereaksi tertentu, dapat dipakai sebagai dasar pengenalan.
Keberadaan suatu kation dikonfirmasi atau diidentifikasi dengan menggunakan satu
atau lebih reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik untuk suatu kation.
Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari
klorida, sulfida dan karbonat tersebut. Kation diklasifikasi akan dalam golongan
berdasarkan sifat – sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia (Chadijah,
2012: 99)

Analisa kation, merupakan suatu bagian dari analisis ion yang dibagi menjadi
analisis kation dan anion, untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation. Kation
di klasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap
reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara sistematik,
dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation dan dapat juga
memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan secara selektif. Sedangkan
anion merupakan ion sisa asam atau ion yang bermuatan negatif, berbeda dengan
kation, suatu senyawa kimia pasti merupakan gabungan antara kation dengan anion.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 1
Laporan Praktikum Pengenalan Anion Kation

Oleh karena itu, sifat-sifat suatu senyawa pasti dipengaruhi oleh kation maupun
anion.

Praktikum analisis kualitatif ini di lakukan karena praktikan harus mengetahui


dan mengenal cara-cara analisis kualitatif. Praktikan diperlukan untuk mendukung
pengetahuan tentang analisis kualitatif, selain pengetahuan teori juga perlu
diadakan pengenalan terhadap kation sebagai dasar dalam melakukan analisa pada
kegiatan -kegiatan praktikum, kita dapat lebih mengenal sifat-sifatnya dan cara-cara
analisanya.

1.2 TujuanPercobaan
1. Mengetahui kimia analitik kualitatif secara keseluruhan beserta
penjelasannya.
2. Memahami dan dapat menganalisis kation secara tepat.
3. Memahami dan dapat menganalisis anion secara tepat.
4. Mengidentifikasi anion dan kation terhadap suatu sampel untuk menentukan
golongan

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 2
Laporan Praktikum Pengenalan Anion Kation

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisa Kualitatif
Analisis kualitatif adalah suatu analisis yang berhubungan dengan identifikasi
suatu zat atau campuran yang tidak diketahui. Analisis kualitatif lengkap sampel
anorganik, meliputi analisis identifikasi semua jenis kation maupun anion yang
mungkin yang ada di dalam sampel. Analisis kualitatif membahas tentang
pengidentifikasian za-zat yang terdapat dalam suatu sampel. Tujuan utama analisis
kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur. (Underwood,
2010).
Dasar identifikasi atau pengenalan unsur –unsur terletak pada sifat –sifat fisika
atau kimia. Sifat - sifat yang paling sederhana yang dipakai untuk pengenalan
adalah sifat - sifat yang dapat langsung diamati. Misalnya, warna suatu senyawa
atau hasil reaksi dengan pereaksi tertentu, dapat dipakai sebgai dasar pengenalan.
Jika hendak mengnalisis sampel yang berisi sejumlah ion, maka cara terbaik yang
dapat dilakukan adalah mencari pereaksi-peraksi yang mampu mengendapakan
bersama sejumlah tertentu ion, yang dipisahkan kemudian dengan penyaringan.
Masing – masing kelompok ini selanjutnya diuraikan menjadi beberapa sub
kelompok dan demikian selanjutnya tinggal satu ion dalam larutan. (Chadijah,
2012).
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional,
yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan. Pengujian kelarutan
dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai
kemiripan sifat. Pengelompokan dilakukan dalam bentuk pengendapan di mana
penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara ini
menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap
yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut. Kelompok ion-ion
tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide (II), golongan hidroksida
(III), golongan sulfide (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI).

Tabel 2.1 ion-ion yang umum dijumpai.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 3
Laporan Praktikum Pengenalan Anion Kation

Kation Ag+,Pb2+ ,Hg2+, Hg22+, Bi3+, Cu2+, Cd2+, Sn2+, Sn4+, Sb3+,
As3+, Fe3+, Fe2+, Al3+, Cr3+, Mn2+, Zn2+, Ni2+, Co2+, Ba2+, Ca2+,
Mg2+, Na+, K+, NH4+

2.1.1 Analisis Kation


Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan
dari klorida, sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5
golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia.
(G,Shelva: 351).
Identifikasi kation banyak digunakan terhadap terutama sampel yang berupa
bahan garam yang mengandung banyak logam - logam, misalnya pasir besi dan
sebagainya. Uji kation ini, bahan – bahan tersebut dapat segera ditentukan tanpa
memerlukan waktu yang lama. Dengan adanya suatu unsure berguna untuk
memisahkan bahan galian yang tercampur. Selain itu, dapat juga digunakan untuk
kasus – kasus keracunan logam berat, seperti Hg dan Pb. Identifikasi kation banyak
digunakan atau dilakukan, mengingat karena bahan – bahan tersebut merupakan
bagian bahan obat, bahan baku. Namun, dapat juga sebagai pencemar yang perlu di
ketahui keberadaannya agar dapat diantisipasi bila membahayakan. Klasifikasi
kation yang paling umum di dasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida
dan karbonat tersebut. (Chadijah, 2012).
Golongan-golongan kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu:
- golongan I: membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion-ion yang
termasuk dalam golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak.
- golongan II: membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam suasana
asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah merkurium
(II), tembaga, cadmium, bismuth, stibium, timah.
- golongan III: membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam
suasana netral. Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium, aluminium,
seng, mangan, dan kobalt.
- golongan IV: membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan
adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 4
Laporan Praktikum Pengenalan Anion Kation

- golongan V: disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan


reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam
golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium. Ammonium, litium, dan
hydrogen. (G,Shelva;352 ).
Menurut Chadijah (2012), analisis kualitatif kation dalam larutan didapat
pembagian atas enam kelompok atau golongannya yaitu,
1. Golongan perak,
dipakai pereaksi HCl encer dan dihasilkan endapan klorida dari ion Ag(I),
Hg(I), Pb(II). Golongan ini juga dikenal sebagai golongan 1 atau golongan klorida.
2. Golongan tembaga - arsen,
pereaksi yang dipakai adalah asam sulfida, dalam suasana HCl encer, akan
didapatkan sejumlah garam sulfida dari Hg(II), Pb(II), Bi(III), Cu(II), Cd(II),
Al(III), Sn(IV) dan Sb(III). Golongan ini juga dikenal sebagai golongan II atau
golongan sulfida.
3. Golongan aluminium
Pereaksi pengendapan adalah campuran ammonium hidroksida namonium
klorida dan menghasilkan endapan hidroksida atau oksida terhidrasi. Ion logam
yang bereaksi adalah Al(III), Fe(III), Mn(IV), dan Cr(III), golongan ini dinamakan
golongan III atau golongan hidroksida.
4. Golongan nikel
Pereaksi pengendapan adalah campuran ammonium sulfide dan ammonium
klorida, menghasilkan endapan sulfida larut dalam asam klorida. Ion logam
bereaksi adalah Ni(III), Co(II), Mn(II) dan Zn(II). Golongan ini dinamakan
golongan IV atau golongan sulfida.
5. Golongan barium
ion-ion logam kelompok ini tidak dapat diendapkan sebagai senyawa klorida,
sulfida atau hidroksida tetapi dapat diendapkan sebagai senyawa karbonat. Pereaksi
pengendapan adalah ammonium karbonat dengan kondisi larutan tertentu. Ion
logam terendapkan adalah Ba(II), Sr(II) dan Ca(II). Golongan ini dinamakan
golongan V atau karbonat.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 5
Laporan Praktikum Pengenalan Anion Kation

6. Golongan magnesium
Ion - ion dalam kelompok ini tidak dapat diendapkan dengan berbagai pereaksi
pengendap sebelumnya. Dalam kelompok ini terdapat ion Mg(II), K(I), Na(I) dan
amonium(I). Golongan ini dinamakan golongan VI atau golongan sisa.

2.1.2 Analisis Anion


Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation. Pengujian terhadap
anion relatif lebih sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada
dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Analisis anion tidak sesistematis analisis
kation. Uji pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkan pada sifat fisika
seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya. Pengujian antara reaksi
asam sulfat encer dan pekat merupakan salah satu cara untuk mengetahui anion apa
saja yang terdapat dalam larutan sampel. Hal tersebut dikarenakan asam sulfat yang
merupakan asam kuat mampu mendesak anion lemah keluar dari senyawanya.
Sebagai contoh, larutan yang mengandung garam karbonat akan keluar dan terurai
menjadi air dan gas karbondioksida dengan bantuan asam sulfat yang mendesak
asam karbonat.
Dengan memperhatikan daftar kelarutan berbagai garam dalam air dan pelarut
yang lain, jenis anion yang terdapat dalam larutan bisa diperkirakan. Misalnya
garam sulfida tidak larut dalam asam, garam karbonat tidak larut dalam sulfida.
Untuk mendeteksi anion tidak diperlukan metode sistematik seperti pada kation.
Anion dapat dipisahkan dalam golongan-golongan utama, bergantung pada
kelarutan garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya.
Namun, ini hanya dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan pada
metode ini. (G, Shelva;357).
Pengujian anion dalam larutan hendaknya dilakukan menurut urutan:
1. Uji sulfat
Garam BaSO4, BaSO3, Ba2(PO4)3, BaCr2O4, Ba(BO2)2, BaCO3, BaC2O4,
Ba3(AsO4)2 tidak larut dalam air kondisi basa, sedangkan garam barium anion
lainnya mudah larut. Berdasarkan sifat tersebut maka pemisahan dan identifikasi
untuk golongan sulfat dapat dilakukan dengan penambahan pereaksi BaCl2. Kecuali
barium kromat yang berwarna kuning, garam barium lainnya berwarna putih.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 6
Laporan Praktikum Pengenalan Anion Kation

2. Uji untuk zat pereduksi


ES + H2SO4 + KMnO4, apabila warna KmnO4 hilang maka menunjukkan
bahwa ion pereduksi ada sedangkan jika warna KmnO4 tidak hilang maka
menunjukkan bahwa ion pereduksi tidak ada.
3. Uji untuk zat pengoksida
Uji regensia mangan(II) klorida, zat ini dalam asam klorida pekat akan diubah
oleh zat zat pengoksidasi yang lemah sekalipun menjadi garam(III)mangan yang
berwarna coklat tua. Memungkinkan adanya ion ion kompleks
4. Uji dengan larutan perak nitrat
Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak
nitrat maka hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai garam
perak, yaitu: AgCl (putih), AgBr(kuning), AgI(kuning muda), Ag2S (hitam).
5. Uji dengan larutan Kalsium klorida
Dalam uji ini dibutuhkan ekstrak soda yang bersifat netral, ambil 10ml ekstrak
soda dan jadikan sedikit asam dengan asam nitrat lalu didihkan. Tambah ammonia
encer sampai basa, tambahkan CaCl2 dan diamkan, endapan putih menunjukan
fluorida, oksalat, fosfat, arsenat dan tartrat
6. Uji dengan larutan besi (III) klorida.
Sampel yang diuji dengan larutan besi (III) klorida, setiap senyawa akan
memiliki warna yang berbeda. (G, Shelva;357).
Ada beberapa proses fisika kimia yang dapat digunakan untuk memberikan
informasi analisis. Proses ini berkaitan dengan sejumlah sifat atom dan molekul
serta fenomena-fenomena yang mampu menjadikan elemen-elemen atau senyawa-
senyawa tersebut dapat dideteksi atau dapat diukur secara kualitatif pada kondisi
yang dapat di kontrol proses-proses yang mendasari ini semua menentukan
berbagai macam teknik analisis.( Dr. Sudjasdi; 103)

2.2 Analisa Kuantitatif


Untuk menidentifikasi suatu senyawa organik , pada umumnya didasarkan atas
kelarutannya didalam air. Jika senyawanya tidak larut , maka dilakukan dekstruksi,
Cara destruksi tergantung dari senyawa yang hendak dianalisis dan di tentukan
dengan bantuan percobaan pendahuluan. Prinsip destruksi terdiri dari pelelehan
campuran senyawa yang sukar larut dalam pereaksi yang sesuai dengan jumlah

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 7
Laporan Praktikum Pengenalan Anion Kation

berlebih. Akibatnya, reaksi akan digeser sempurna kearah hasil reaksi.


(Abbas,Roswati.1999:314)

2.2.1 Analisa Kation


Analisa kation memerlukan pendekatan yang sistematis, umumnya dilakukan
dengan dua cara yaitu dengan pemisahan dan dengan identifikasi. Pemisahan
dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari larutannya.
Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan dengan cara sentrifus
dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang masih berisi
sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk kelompok kation
baru jika di dalam kelompok kation yang terendapkan masih berisi beberapa kation
. Maka kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang lebih kecil,
demikian seterusnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk
suatu kation, Jenis dua konsentrasi bereaksi serta pengaturan pH larutan di lakukan
untuk memisahkan kation menjadi beberapa kelompok-kelompok kation analisis
kuantitatif :
- Golongan I : Ag+ , Hg+, Pb2+
- Golongan II : Cu2+ , Ca2+ , Bi3+ , Hg2+ , Sn2+ , Sb5+
- Golongan III : Al3+ , Cr3+ , CO2+ , Fe2+ , Ni2+ , Mn2+ , Zn2+
- Golongan IV : Ba2+ , Ca2+ , Mg2+ , Na+ , K+ , NH4+
(Mieesler.1991:31-33).
Adapun kelima golongan kation dan ciri khas golongan ini adalah :
1. Golongan I
Terbentuk endapan dengan HCl encer, ion yang termasuk dalam golongan ini
adalah Pb2+ , Hg2+ , dan Ag+.
2. Golongan II
Terbentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer. Golongan II terdiri atas
- Golongan IIA sulfidanya tidak larut dalam amonium polisulfida, ionnya
adalah Fe2+ , Fe3+, Al3+, Cr3+.
- Golongan II B sulfidanya larut dalam amonium polisulfida, ionnya
adalah As3+ , As5+ , Sb3+ , Sb5+ , Sn2+ , dan Sn5+

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 8
Laporan Praktikum Pengenalan Anion Kation

3. Golongan III
Terbentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau
amoniokal. Ion golongan III terdiri dari :
- Golongan III A; membentuk hidroksida dengan NaOH, ionnya adalah
Fe2+, Fe3+, Al3+, Cr3+.
- Golongan III B; membentuk endapan dengan sulfida, dengan hodroksida
kadang tak berarti, ionnya adalah Co2+ , Ni2+ , Zn2+ , Mn2+.
4. Golongan IV
Membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan amonium klorida
dalam suasana netral atau dengan asam. Ion golongan ini terdiri dari Ca2+ , Ba2+ ,
dan Sr2+
5. Golongan V
Termasuk golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagen golongan
sebelumnya, Ion golongan ini adalah Na+ , K+ , Mg2+ , NH4+ dan Na+
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan bagian larut,
maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua kelompok
campuran yang massa masing-masingnya kurang dari campuran sebelumnya.
(Svehla.2009:312).
Metode yang tersedia untuk mendeteksi kation tidaklah sistematik seperti
metode yang telah di uraikan, Secara prinsip zat yang akan diidentifikasi dilarutkan
lalu ditambahkan preaksi tertentu yang sesuai , yang akan mengendapkan golongan
kation. Sebagai garam yang sukar larut atau hidroksidanya. Pereaksi haruslah
sedemikian rupa sehingga penegndapan golongan kation selanjutnya tidak
terganggu atau sebelumnya dapat dengan mudah dihilangkan dari larutan yang
hendak dianalisis.
2.2.2 Analisa Anion
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode untuk
mendeteksi kation. Sampel saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang
benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum
kedalam golongan utama, dan dari masing-masing golongan menjadi golongan
tersebut yang beridir sendiri.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 9
Laporan Praktikum Pengenalan Anion Kation

Pemisahan anion-anion dalam golongan utama tergantung pada garam


pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan garam zink ini hanya boleh
dianggap berguna untuk memberi identifikasi dari keterbatasan-keterbatasan
metode ini. Skema identifikasi anion bukanlah skema yang baku, karena satu anion
termasuk dalam lebih dari satu sub golongan. Pada dasarnya proses-proses yang
dipakai dapat dibagi menjadi :
1. Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah
menguap yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam, anion ini dibagi
dalam 2 subkelas :
a. Gas yang dilepaskan dengan HCl encer atau asam sulfat encer : Co3,
HCO3 , SO3 , NO2 , ClO , CN , dan OCN
b. Gas atau uap asam dilepaskan dengan H2SO4 meliputi ion-ion diatas
dengan fluorida, klorida, bromida, iodida, nitrat, perklorat, permanganat, bromat,
heksanoklorat, heksasianoferat (III) , tiosianat , format, asetat, oksalat, tartrat,
heksafluorosilikat.
2. Meliputi proses yang terjadi pada reaksi-reaksi dalam larutan dibagi atas
2 sub kelas :
a. Reaksi Pengendapan
Terdiri dari sulfat, peroksodiosulfat, fosfat, fosfit, arsenot, dikromat, silikat,
heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, dan suksinas.
b. Oksidasi dan reduksi dalam larutan, manganat, permanganat, kromat,
dan dikromat. (T.Moore.2007:211).
Secara prinsip, zat yang akan diidentifikasi dulrutkan kemudian ditambahkan
pereaksi tertentu yang sesuai, yang akan mengendapkan segolongan kation sebagai
garam yang sukar larut atau hidroksilatnya pereaksi haruslah sedemikian rupa
sehingga pengendapan kation golongan kation selanjutnya tidak terganggu atau
sebelumnya dapat dengan mudah dihilangkan dari larutan yang hendak dianalisis
(Anwar.1981:45).

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 10

Anda mungkin juga menyukai