BAB I
PENDAHULUAN
Dasar identifikasi pengenalan unsur – unsur terletak pada sifat – sifat kimia atau
fisika. Sifat - sifat yang paling sederhana yang dipakai untuk pengenalan adalah
sifat - sifat yang langsung dapat diamati. Misalnya warna suatu senyawa atau hasil
reaksi dengan pereaksi tertentu, dapat dipakai sebagai dasar pengenalan.
Keberadaan suatu kation dikonfirmasi atau diidentifikasi dengan menggunakan satu
atau lebih reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik untuk suatu kation.
Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari
klorida, sulfida dan karbonat tersebut. Kation diklasifikasi akan dalam golongan
berdasarkan sifat – sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia (Chadijah,
2012: 99)
Analisa kation, merupakan suatu bagian dari analisis ion yang dibagi menjadi
analisis kation dan anion, untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation. Kation
di klasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap
reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara sistematik,
dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation dan dapat juga
memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan secara selektif. Sedangkan
anion merupakan ion sisa asam atau ion yang bermuatan negatif, berbeda dengan
kation, suatu senyawa kimia pasti merupakan gabungan antara kation dengan anion.
Oleh karena itu, sifat-sifat suatu senyawa pasti dipengaruhi oleh kation maupun
anion.
1.2 TujuanPercobaan
1. Mengetahui kimia analitik kualitatif secara keseluruhan beserta
penjelasannya.
2. Memahami dan dapat menganalisis kation secara tepat.
3. Memahami dan dapat menganalisis anion secara tepat.
4. Mengidentifikasi anion dan kation terhadap suatu sampel untuk menentukan
golongan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisa Kualitatif
Analisis kualitatif adalah suatu analisis yang berhubungan dengan identifikasi
suatu zat atau campuran yang tidak diketahui. Analisis kualitatif lengkap sampel
anorganik, meliputi analisis identifikasi semua jenis kation maupun anion yang
mungkin yang ada di dalam sampel. Analisis kualitatif membahas tentang
pengidentifikasian za-zat yang terdapat dalam suatu sampel. Tujuan utama analisis
kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur. (Underwood,
2010).
Dasar identifikasi atau pengenalan unsur –unsur terletak pada sifat –sifat fisika
atau kimia. Sifat - sifat yang paling sederhana yang dipakai untuk pengenalan
adalah sifat - sifat yang dapat langsung diamati. Misalnya, warna suatu senyawa
atau hasil reaksi dengan pereaksi tertentu, dapat dipakai sebgai dasar pengenalan.
Jika hendak mengnalisis sampel yang berisi sejumlah ion, maka cara terbaik yang
dapat dilakukan adalah mencari pereaksi-peraksi yang mampu mengendapakan
bersama sejumlah tertentu ion, yang dipisahkan kemudian dengan penyaringan.
Masing – masing kelompok ini selanjutnya diuraikan menjadi beberapa sub
kelompok dan demikian selanjutnya tinggal satu ion dalam larutan. (Chadijah,
2012).
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional,
yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan. Pengujian kelarutan
dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai
kemiripan sifat. Pengelompokan dilakukan dalam bentuk pengendapan di mana
penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara ini
menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap
yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut. Kelompok ion-ion
tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide (II), golongan hidroksida
(III), golongan sulfide (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI).
Kation Ag+,Pb2+ ,Hg2+, Hg22+, Bi3+, Cu2+, Cd2+, Sn2+, Sn4+, Sb3+,
As3+, Fe3+, Fe2+, Al3+, Cr3+, Mn2+, Zn2+, Ni2+, Co2+, Ba2+, Ca2+,
Mg2+, Na+, K+, NH4+
6. Golongan magnesium
Ion - ion dalam kelompok ini tidak dapat diendapkan dengan berbagai pereaksi
pengendap sebelumnya. Dalam kelompok ini terdapat ion Mg(II), K(I), Na(I) dan
amonium(I). Golongan ini dinamakan golongan VI atau golongan sisa.
3. Golongan III
Terbentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau
amoniokal. Ion golongan III terdiri dari :
- Golongan III A; membentuk hidroksida dengan NaOH, ionnya adalah
Fe2+, Fe3+, Al3+, Cr3+.
- Golongan III B; membentuk endapan dengan sulfida, dengan hodroksida
kadang tak berarti, ionnya adalah Co2+ , Ni2+ , Zn2+ , Mn2+.
4. Golongan IV
Membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan amonium klorida
dalam suasana netral atau dengan asam. Ion golongan ini terdiri dari Ca2+ , Ba2+ ,
dan Sr2+
5. Golongan V
Termasuk golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagen golongan
sebelumnya, Ion golongan ini adalah Na+ , K+ , Mg2+ , NH4+ dan Na+
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan bagian larut,
maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua kelompok
campuran yang massa masing-masingnya kurang dari campuran sebelumnya.
(Svehla.2009:312).
Metode yang tersedia untuk mendeteksi kation tidaklah sistematik seperti
metode yang telah di uraikan, Secara prinsip zat yang akan diidentifikasi dilarutkan
lalu ditambahkan preaksi tertentu yang sesuai , yang akan mengendapkan golongan
kation. Sebagai garam yang sukar larut atau hidroksidanya. Pereaksi haruslah
sedemikian rupa sehingga penegndapan golongan kation selanjutnya tidak
terganggu atau sebelumnya dapat dengan mudah dihilangkan dari larutan yang
hendak dianalisis.
2.2.2 Analisa Anion
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode untuk
mendeteksi kation. Sampel saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang
benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum
kedalam golongan utama, dan dari masing-masing golongan menjadi golongan
tersebut yang beridir sendiri.