Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

ACIDIMETRI

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUHAMMAD FADEL MAULANA (17.003.AF)

DWI ANANDA IRWAN (19.179.AF)

AISYAH RAMADHANI ( 20.081.AF)

ALFIAN SAEPUTRA PRATAMA (20.082.AF)

ANDI FEBRYAN PRATAMA (20.083.AF)

ANDI MUHAMMAD RIDWAN (20.084.AF)

ANDIKA DWI SAPUTRA (20.085.AF)

ANNISA AMALIA AMANAH G. (20.086.AF)

ANNISYA AULIA SARI RACHMAN (20.087.AF)

ASHARI MURTI (20.088.AF)

AUDINAH UMROH A.S (20.089.AF)

CHINDY SYAFUTRI (20.090.AF)

DIAN AYU WULANDARI (20.091AF)

KELAS / KELOMPOK : NON REGULER C 2020/ I (SATU)

1|Kimia Dasar
AKADEMI FARMASI YAMASI MAKASSAR

2020/2021

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan KIMIA
DASAR yang berjudul PERCOBAAN ACIDIMETRI

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak/Ibu Dosen yang telah membantu


kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari, bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.

Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa


bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Makassar, 09 Februari 2021

Penulis

2|Kimia Dasar
DAFTAR ISI

SAMPUL........................................................................................................1
ACIDIMETRI.................................................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................3
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................4
BAB I.............................................................................................................5
PENDAHULUAN.............................................................................................5
A Latar belakang........................................................................................5
B. Tujuan percobaan....................................................................................6
C. Maksud percobaan...................................................................................6
D. Prinsip percobaan....................................................................................6
BAB II............................................................................................................7
TINJAU PUSTAKA..........................................................................................7
A. Dasar teori.............................................................................................7
B. Uraian bahan..........................................................................................9
BAB III.........................................................................................................12
PEMBAHASAN.............................................................................................12
A. Alat yang digunakan..............................................................................12
B. Bahan yang digunakan...........................................................................12
C. Prosedur kerja.......................................................................................12
BAB IV.........................................................................................................21
PENGAMATAN.............................................................................................21
A. Data Pengamatan...................................................................................21
B. Pembahasan.........................................................................................23
BAB V..........................................................................................................24
PENUTUP.....................................................................................................24
A. Kesimpulan..........................................................................................24

3|Kimia Dasar
B. Saran..................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................25

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN INI DIBUAT SEBAGAI SYARAT


UNTUK MENGIKUTI UJIAN AKHIR
PRAKTIKUM KIMIA DASAR
AKADEMI FARMASI YAMASI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2020/2021
DISUSUN OLEH

Nama : MUHAMMAD FADEL MAULANA (17.003.AF)

DWI ANANDA IRWAN (19.179.AF)

AISYAH RAMADHANI ( 20.081.AF)

ALFIAN SAEPUTRA PRATAMA (20.082.AF)

ANDI FEBRYAN PRATAMA (20.083.AF)

ANDI MUHAMMAD RIDWAN (20.084.AF)

ANDIKA DWI SAPUTRA (20.085.AF)

ANNISA AMALIA AMANAH G. (20.086.AF)

ANNISYA AULIA SARI RACHMAN (20.087.AF)

ASHARI MURTI (20.088.AF)

AUDINAH UMROH A.S (20.089.AF)

CHINDY SYAFUTRI (20.090.AF)

DIAN AYU WULANDARI (20.091AF)

KELAS / KELOMPOK : NON REGULER C 2020/ I (SATU)

Menyetujui,

Instruktur TANDA TANGAN

4|Kimia Dasar
1. Amiruddin, S.T. ……….

2. apt, Sukirawati, S.Farm., M.Kes. ……….

Mengetahui Koordinator

apt, Yuyun Sri Wahyuni, S.Si., M. Si.

5|Kimia Dasar
BAB I

PENDAHULUAN

A Latar belakang
Untuk menentukan kadar larutan asam dan basa, metode yang sering
dilakukan ialah proses titrasi acidimetri-alkalimetri. Cara ini sangat sering
dilakukan karena pelaksanaannya yang mudah, cepat, teliti, serta juga
akurasi yang tepat. Proses titrasi acidimetri-alkalimetri terbagi menjadi

6|Kimia Dasar
dua bagian yaitu acidimetri dan alkalimetri. Acidimetri ialah titrasi dengan
menggunakan larutan standar asam untuk menentukan basa. Asam-asam
yang biasa digunakan dalam acidimetri ialah asam klorida, asam cuka,
asam oksalat, asam borat. Sedangkan alkalimetri ialah kebalikan dari
acidimetri, dimana alkalimetri merupakan titrasi yang menggunakan
larutan standar basa untuk menentukan asam.

Lebih lanjut, dalam prakteknya proses acidimetri-alkalimetri,


berfungsi untuk menentukan kadar asam-basa dalam suatu larutan sacara
Analisa volumetric. Dalam kata lain, acidimetri dan alkalimetri termasuk
reaksi netralisasi yaitu reaksi untuk menghasilkan air yang bersifat netral,
dari asam yaitu ion hidrogen dengan basa yaitu ion hidroksida.

Dalam bidang lingkungan, proses acidimetri dan alkalimetri itu


sendiri dapat berfungsi sebagai dari proses penjernihan air, serta
penyehatan air. Umumnya proses ini biasa dilakukan oleh perusahaan
daerah air minum, atau juga dapar dilakukan untuk keperluan pribadi.
Namun pada prakteknya, proses ini jarang dilakukan dalam skala kecil.

Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir


titrasi telah dicapai. Umumnya indikator yang digunakan yaitu indicator
dengan warna yang spesifik pada berbagai perubahan pH. Titik ekuivalen
adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi stokiometri antara zat yang
dianalisis dan larutan standar. Titik akhir adalah titik dimana terjadi
perubahan warna pada indicator yang menunjukkan titik ekuivalen rekasi
antara zat yang dianalisis dan larutan standar.

B. Tujuan percobaan
Mempelajari cara membuat larutan HCl atau H2SO4 0,1 N,
membakukannya dan menggunakannya untuk menetapkan kadar beberapa
contoh basa.

7|Kimia Dasar
C. Maksud percobaan
Menentukan normalitas larutan baku HCl atau H2SO4 dan kadar
beberapa contoh basa.

D. Prinsip percobaan
Analisa titrimetri yang menggunakan asam kuat sebagai titrannya
dan sebagai analitnya adalah basa atau senyawa yang bersifat basa,
ataupun pengukuran dengan asam (yang diukur jumlah basa atau
garamnya)

BAB II

TINJAU PUSTAKA
A. Dasar teori
Volumerti adalah salah satu analisis kuantitatif yang dilakukan
berdasarkan pengukuran-pengukuran volume yang saksama dari larutan
baku. Pengukuran volume ini dalam proses analitik ini dikenal dengan
istilah titrasi dan menggunakan suatu alat pengukur volume yang disebut
buret. Larutan baku yang terukur melalui buret ini juga dikenal sebagai
titran sedangkan volumetri dikenal juga sebagai titrimetri. Jumlah larutan
baku yang dipakai pada proses titrasi dan konsentrasi saksama dari larutan
tersebut dipergunakan dalam perhitungan untuk menentukan jumlah
stoiliometri dari zat uji akan ditetapkan kadarnya.

Terdapat 2 macam larutan baku yaitu larutan baku primer dan


larutan baku sekunder. Larutan baku primer adalah larutan baku dimana
konsetrasinya yang saksama dapat dihitung dari hasil penimbangan dan

8|Kimia Dasar
pengukuran volume larutan selama proses pembuatan larutannya yang
saksama. Yang dapat dipakai sebagai baku primer adalah zat yang
memiliki kemurnian yang tinggi dan stabil secar kimia dan fisika dalam
penyimpanan. Larutan baku sekunder adalah larutan yang konsentrasi
saksama tidak dapat dihitung dari hasil penimnangan dan pengukuran
volume saja. Untuk mengetahui konsetrasi yang saksama dari larutan baku
sekunder, larutan ini harus dibakukan atau distabilkan secara titasi
menggunakan larutan baku primer.

Terdapat beberapa metoda volumetric yang dikenal. Metoda-


metoda ini didasarkan pada jenis reaksi utama yang terjadi pada proses
titrasi. Reaksi-reaksi ini harus bisa berlangsung cepat dan stokiometri.
metoda
Salah satu metoda volumetric yang adalah netralisasi yang
berdasarkan pada reaksi netralisasi dari senyawa yang bersifat asam
dengan dengna basa.

Berdasarkan sifat dari titrasi yang dipakai metoda netralisasi ini


terbagi atas:

- Acidimetri jika larutan asam dipakai sebagai titran


- Alkalimetri jika larutan basa dipakai sebagai titran

Acidimetri menggunakan asam klorida (HCl) dan asam sulfat


(H2SO4) sebagai titran. Asam-asam ini berada dalam bentuk larutan pekat
sebagai bahan asalanya. Dalam menentukan normalitas (N) dari larutan
asam, ekuivalensi dari suatu asam ditentukan oleh jumlah ion H+ yang
terkandung dalam suatu molekul asam. Jadi 1 mol asam klorida ekuivalen
dengan 1 mol H+ : berarti 1 gram mol atau mol HCl sama dengan 1 mol

9|Kimia Dasar
ekuivalen atau grek. Sedangkan untuk asal sulfat 1 mol asam ekuivalen
dengan 2 mol ion H+ atau 1 mol H2SO4 sama dengan 2 grek.

Karena sifatnya yang tidak stabil dalam penyimpanan, larutan


encer dari asam sulfat dan sama kloruda pekat hanya bisa digunakan
sebagai larutan baku sekunder. Untuk digunakan sebagain titran larutan
asam ini harus dibakukan terlebuh dahulu menggunakan baku primer.
Salah satu baku primer yang lazim dipakai untuk membakukan larutan
titer asam ini adalah natrium karbonat anhidrat (Na 2CO3) dengan reaksi
sebagai berikut:

Na2CO3 + 2H+ 2Na + H2CO3

Ekuivalensi dari suatu basa ditentukan o;eh jumlah ion OH yang terdapat
dalam 1 molekul basa yang bersangkutan atau tergantung pada jumlah ion
H+ yang diperlukan untuk bereaksi sempurna dengan basa yang
bersangkutan. Berdasarkan reaksi diatas 1 mol Na2CO3 setara dengan 2
mol ion H+, atau 1 mol Na2CO3 setara dengan 2 grek.

Jika jumlah mol asam ekuivalen dengan jumlah mol basa pada suatu reaksi
netralisasi, maka keadaan ini dikenal dengan titik ekuivalen reaksi atau
titik ekuivalen titrasi. Dengan kata lain, titik ekuivalen titrasi tercapai jika
jumlah grek titran sama dengan jumlah grek yang dititrasi. Secara
matematik, pernyataan ini dapat dinyatakan sebagai:

Grek Asam = Grek Basa

Grek dapat ditentukan dengan 2 cara:

- Grek = Berat/BE
Dengan berat dalam gram dan BE = gram/grek
- Grek = volume dalam liter dan N = grek/liter

10 | K i m i a D a s a r
Secara teoritis, titik ekuivalen reaksi sama dengan titik akhir reaki. Titik
akhir reaksi ditandai dengan perubahan warna dari indicator yang
ditambahkan ke larutan yang akan dititrasi sebelum proses titrasi
dilakukan. Titik akhir ini pada volumetri dikenal sebagai titik akhir titrasi.
Titik akhir titrasi pada metoda acidimetri dutentukan oleh perubahan
warna dari indicator asam-basa yang digunakan. Perubahan warna ini
tergantung pada pH larutan setelah reaksi netralisasi selesai sempurna atau
titik akhir titrasi.

B. Uraian bahan
1. Asam klorida (FI ED 3 HAL 53)
Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Asam klorida
Pemerian : Cairan, tidak berwarna, berasap, bau merangsang,.
Jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau
hilang.
Khasiat/penggunaan : zat tambahan

2. Asam sulfat (FI ED 3 HAL 58)


Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama lain : Asam sulfat
Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak
berwarna. Jika ditambahkan ke dalam air
menimbulkan panas.
Khasiat/penggunaan : zat tambahan

3. Air suling (FI ED 3 HAL 96)


Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.

11 | K i m i a D a s a r
4. Natrium karbonat (FI ED 3 HAL 400)
Nama resmi : NATRII CARBONAS
Nama lain : Natrium karbonat
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air
mindidih.
Khasiat/penggunaan : zat tambahan, keratolitikum

5. Natrium subkarbonat (FI ED 3 HAL 424)


Nama resmi : NATRII SUBCARBONAS
Nama lain : Natrium subkarbonat, Natrium bikarbonat
Pemerian : Serbuk putih atau hablur monoklin kecil, buran,
tidak berbau, rasa asin.
Kelarutan : Larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut
dalam etanol (95%)p
Khasiat/penggunaan : antasidum

6. Natrium tetraborate (FI ED 3 HAL 427)


Nama resmi : NATRII TETRABORAS
Nama lain : Natrium tetraborate, Boraks
Pemerian : Hablur transparan tidak berwarna atau serbuk
hablur putih, tidak berbau, rasa asin dan basa.
Dalam udara kering merapuh.
Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam 0,6 bagian air
mendidih dan dalam lebih kurang 1 bagian gliserol
p, praktis tidak larut dalam etanol (95%)p.
Khasiat/penggunaan : antiseptikum ekstern

7. Kalsium hidroksida (FI ED 3 HAL 124)


Nama resmi : CALCII HYDROXIDUM
Nama lain : Kalsium hidroksida

12 | K i m i a D a s a r
Pemerian : Serbuk, putih, rasa agak pahit.
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 630 bagian air dan dalam
lebih 1300 bagian air mendidih, praktis tidak larut
dalam etanol (95%)p, larut dalam gliserol p dan
dalam sirop.
Khasiat/penggunaan : adstringen

8. Natrium hidroksida (FI ED 3 HAL 412)


Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama lain : Natrium hidroksida
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping,
kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan
hablur, putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis
dan korosif. Segera menyerap karbodioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol
(95%)p
Khasiat/penggunaan : zat tambahan

9. Ammonia (FI ED 3 HAL 86)


Nama resmi : AMMONIA
Nama lain : Amonia
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk
kuat.
Kelarutan : Mudah larut dalam air.
Khasiat/penggunaan : zat tambahan

13 | K i m i a D a s a r
14 | K i m i a D a s a r
BAB III

PEMBAHASAN
A. Alat yang digunakan
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah labu
ukur, gelas ukur, corong, pipet 25,0 ml, pipet volume, erlemeyer, pipet
tetes, buret, dan kaki buret,

B. Bahan yang digunakan


1. Asam klorida
2. Asam sulfat
3. Air suling
4. Natrium karbonat
5. Metil orange
6. Metil merah
7. Natrium subcarbonat
8. Natrii tetraborat
9. Kalsium hidroksida
10. Natrium hidroksida
11. Ammonia

C. Prosedur kerja
A. Pembuatan larutan Titer HCl 0,1 N atau H2SO4 0.1 N
Hitung volume HCl 2N atau H2SO4 2N yang dibutuhkan untuk
membuat 500 ml larutan HCl 0,1 N atau H2SO4 0,1 N
Perhitungan bahan:
Mgrek H2SO4 2N = Mgrek H2SO4
V1.N1 = V2.N2
V1 x 2 = 500 x 0,1
V = 50
2
V = 25 ml

15 | K i m i a D a s a r
Jadi, H2SO4 2N yang harus diukur untuk membuat H2SO4 0,1 N
sebanyak 25 ml.
Cara kerja
1. Siapkan labu ukur 500 ml yang sudah dibersihkan dan dibilas
dengan air suling.
2. Tambahkan air suling kira-kira setengah labu.
3. Ukur larutan asam sulfat/klorida 2N sesuai perhitungan
menggunakan gelas ukur, lalu tuang ke labu ukur yang telah
berisi air suling.
4. Tambahkan air suling sampai tanda lalu tutup labu dan kocok
sampai homogen.

B. Pembakuan larutan titer HCl 0,1 N atau H2SO4 0,1 N


1. Dengan menggunakan natrium karbonat anhidrat p.a sebagai
baku primer
Sebelum dipakai natrium karbonat anhidrat p.a harus
dikeringkan lebih dahulu oven pada temperatur 250-270°C
selama 1/2-1 jam untuk menghilangkan air yang mungkin
terserap selama penyimpanan lalu dinginkan dalam desikator.
Reaksi:
Na2CO3 + 2H+ 2Na+ + H2CO3
1 mol Na2CO3 2 mol H+ (2 grek)

BE Na2CO3 = ½

Cara 1 Buat larutan baku natrium karbonat konsentrasi 0.08 N


sebanyak 100,0 ml dengan cara:
1. Hitung jumlah natrium karbonat p.a yang diperlukan untuk
membuat larutan baku natrium karbonat dengan konsentrasi
di atas sebanyak 100,0 ml.
Perhitungan bahan:

16 | K i m i a D a s a r
N = g
BE x V(L)
0,08 = g
53 x 0,1
g = 53 x 0,1 x 0,08
g = 0,424

Jumlah yang akan ditimbang = ± 0,424 g


Rentang penimbangan = 0,3816 g s/d 0,4664 g
2. Timbang natrium karbonat pro analysis (p.a) kira-kira
sesuai hasil perhitungan di atas secara ssksama
menggunakan timbangan analitik. Catatan: timbang kira-
kira berarti rentang hasil penimbangan ±10% dari berat
yang diinginkan, tentukan atau hitung kasar terlebih dahulu
sebelum ke ruang timbang.
3. Masukkan hasil penimbangan di atas secara kuantitatif ke
labu ukur 100 ml dengan bantuan corong.
4. Tambahkan air suling secukupnya (kira-kira setengah labu/
± 50 ml) dengan cara pembilasan sedikit demi sedikit pada
seluruh permukaan sebelah dalam corong.
5. Kocok hati-hati sampai semua serbuk natrium karbonat
larut sempurna (jangan menggunakan tutup labu sebelum
dicukupkan sampai tanda).
6. Tambahkan air suling sampai tanda, tutup labu lalu kocok
lagi sampai homogen dengan membolak balikkan labu.
7. Pipet 25,0 ml larutan natrium karbonat baku di atas
menggunakan pipet volume 25 ml secara kuantitatif (pipet
dibilas terlebih dahulu dengan sedikit larutan baku untuk
menghilangkan sisa air suling dalam pipet), lalu masukkan
ke dalam labu erlemeyer 250 ml.

17 | K i m i a D a s a r
8. Ulangi pemipetan 2X lagi untuk mendapatkan total 3
larutan dalam 3 labu erlemeyer.
9. Tambahkan 3 tetes larutan indikator metal jingga atau
orange metal (o.m) ke setiap labu erlemeyer.
10. Siapkan buret (cuci bilas dengan air suling lalu lanjutkan
pembilasan dengan larutan asam yang hendak dibakukan
untuk menghilangkan sisa air suling dalam buret).
11. Isi buret dengan larutan asam yang akan dibakukan.
12. Titrasi larutan di atas dengan larutan titer asam yang dibuat
dan hendak dibakukan sampai larutan tepat berubah dari
kuning dan menjadi jingga yang pertama.
13. Catat titik akhir titrasi.
14. Lakukan lagi titrasi untuk larutan natrium karbonat pada
labu erlemeyer kedua dan ketuga untuk mendapatkan hasil
titrasi triplo.
15. Hitunglah normaloitas dari larutan HCl atau H2SO4
tersebut.

Cara 2 Timbang natrium karbonat p.a dalam jumlah setara


dengan 15 ml asam 0,1 N untuk satu kali titrasi dengna cara:
1. Hitung jumlah natrium karbonat p.a yang diperlukan untuk
1 kali titrasi ( sesuai dengan kesetaraan di atas)
Perhitungan bahan:
Mg = V x N x Be
= 15 x 0,1 x 53
= 79,5 mg
= 0,0795 g

Jumlah yang akan ditimbangan =± 0,0795 g

18 | K i m i a D a s a r
Rentang penimbangan = 0,0715g s/d 0,0874 g
2. Timbang natrium karbonat p.a kira-kira sesuai hasil
perhitungan di atas secara saksama menggunakan
timbangan analitik, lalu masukkan ke dalam labu erlemeyer
250 ml secara kuantitatif.
3. Ulangi penimbangan 2 kali lagi untuk melakukan triplo
titrasi.
4. Tambahkan kira-kira 25 ml air suling ke setiap labu
erlemeyer di atas, kocok hati-hati hingga semua natrium
karbonat larut sempurna.
5. Tambahkan 3 tetes larutan indikator metal jingga/orange
metal (o.m) ke setiap labu erlemeyer.
6. Lakukan titrasi seperti cara 1 di atas, mulai dari poin (10)
dan seterusnya.
7. Hitunglah normalitas dan larutan HCl atau H2SO4 tersebut.

C. Penggunaan larutan titer HCl 0,1 N dan H2SO4 0,1 N


1. Penetapan kadar natrium subkarbonat
Reaksi:
NaHCO3 + H+ Na+ + H2CO3
1 mol NaHCO3 1 mol H+
BE NaHCO3 = BM
Cara timbang zat uji natrium subkarbonat dalam jumlah setara
dengan 20 ml asam 0,1 untuk satu kali titrasi
Cara kerja:
1. Hitung jumlah zat uji natrium subkarbonat yang diperlukan
untuk 1 kali titrasi (sesuai dengan kesetaraan di atas)

19 | K i m i a D a s a r
Jumlah yang akan ditimbang =± g
Rentang penimbangan = g s/d g
2. Timbang zat uji kira-kira sesuai hasil perhitungan di atas
secara saksama, lalu masukkan ke dalam labu erlemeyer
250 ml secara kuantitatif..
3. Ulangi penimbangan 2 kali lagi untk melakukan triplo
titrasi.
4. Tambahkan kira-kira 25 ml air suling ke setiap labu
erlemeyer diatas, kocok hati-hati hingga semua natrium
subkarbonat larut sempurna.
5. Tambahkan 3 tetes larutan indikator metal jingga/orange
metil (o.m) ke setiap lagu erlemeyer.
6. Titrasi dengan larutan HCl/ H2SO4 yang telah dibakukan
sampel larutan tepat berwarna jingga, catat volume yang
dibutuhkan.
7. Ulangi titrasi 2 kali lagi.
8. Hitunglah kadar contoh natrium subkarbonat tersebut dan
apakah memenuhi syarat F.I Ed. lll atau lV dengan rumus:

Mgrek NaHCO3 = Mgrek

2. Penetapan kadar natrii tetraborat/boraks


Reaksi:

Na2B4O7 + 2H+ 2Na+ + H2B4O7


1 mol Na2B4O7 2 mol H+
` BE Na2B4O7 = ½BM

20 | K i m i a D a s a r
Cara kerja:
1. Timbang natrium tertaborat setara dengan 15 ml larutan
asam 0,1 N, masukkan ke dalam labu erlemeyer 250 ml,
larutkan dengan air suling secukupnya (±25 ml).
Perhitungan bahan:
N = g
BE x V
0,1 = g
61,83 x 15
g = 61,83 x 15 x 0,1
g = 0,0927

Jadi, berat natrium tetraborat yang harus ditimbang


sebanyak 0,0927 g

Jumlah yang akan ditimbang = ± 0,0927 g


Rentang penimbangan = 0,0834 g s/d 0,1019 g
2. Tambahkan 3 tetes larutan indikator merah metal/methyl
red (m.m) ke setiap labu erlemeyer.
3. Titrasi dengan larutan HCl/ H2SO4 yang telah dilakukan
sampai warna berubah menjadi jingga yang pertama.
4. Hitungkah kadar contoh natrium tetraborat tersebut dan
tentukan apakah memenuhi syarat F.I Ed. lll atau lV.
3. Penetapan kadar larutan KOH, NaOH atau NH3
Reaksi:
KOH + H+ K+ + H2O
NaOH + H+ Na+ + H2O
Cara Encerkan contoh larutan basa 20 kali atau perbandingan
pengenceran 1 : 20 untuk membuat 100,0 ml larutan encer dari
contoh.

21 | K i m i a D a s a r
1. Buat bagan atau skema pengenceran untuk mendapatkan
pengenceran larutan contoh 1 : 20 sehingga diperoleh 100,0
ml larutan encer dari zat uji.
Bagan/skema pengenceran:
1
x 100 ml = 5 ml pipet volume,
20

Lalu bagi dalam 3 erlenmayer masing-masing 15 ml.

2. Ukur saksama contoh larutan basa sesuai dengan hasil


perhitungan diatas menggunakan pipet volume, lalu
masukkan kedalam labu ukur 100 ml secara kuantitatif.
3. Cukupkan volumenya dengan air suling hingga tanda, lalu
kocok hingga homogen.
4. Ukur saksama 15 ml larutan contoh yang telah diencerkan
diatas, lalu masukkan ke labu erlemeyer 250 ml secara
kuantitatif.
5. Titasi dengan larutan HCl/H2SO4 yang telah dibakukan
menggunakan indikator methyl jingga sampai warna
berubah menjadi jingga yang pertama.
6. Lakukan titrasi triplo.
7. Hitung kadar larutan KOH, NaOH atau NH3 %b/v dan N.
8. a. Jika larutan zat uji dibuat dengan melarutkan 11,2g
KOH/8 gram NaOH yang dilarutkan.
b. Jika larutan zat uji dibuat dengan mengencerkan 42 ml
Ammonia pekat sampai volume 250 ml, hitung kadar
Ammonia pekat (mj: 0,81 Kg/l) dalam %b/v dan N.

22 | K i m i a D a s a r
BAB IV

PENGAMATAN

A. Data Pengamatan
1. Pembakuan larutan titer HCl 0,1 atau H2SO4 0,1 N
- Menggunakan Na2CO3 Anhidrat

23 | K i m i a D a s a r
Cara:
Berat Na2CO3 yang ditimbang: 0,4236-0,0048 = 0,4188 g
Data Titrasi
No Volume Na2CO3 Pembacaan Skala Buret Volume Titrasi
.
Titik Awal Titik Akhir
1. 25 ml 00 ml 25,8 ml 25,8 ml
2. 25 ml 00 ml 23,4 ml 23,4 ml
3. 25 ml 00 ml 17,2 ml 17,2 ml
Volume Rata-rata: 22,13 ml
Perhitungan Normalitas Na2CO3 :
N= g
BE x V(L)
= 0,4188
53 x 0,1
= 0,0790
Perhitungan Normalitas H2SO4
Mgrek Na2CO3 = Mgrek H2SO4
V1 . N1 = V2 . N2
25 X 0,0790 = 22,13 X N2
1,975 = 22,13 X N2
N2 = 1,975
22,13
= 0,0892 N
Jadi, Normalitas larutan H2SO4 yaitu 0,0892 N

2. Penggunaan larutan titer HCl 0,1 N H2SO4 0,1 N


- Penetapan kadar Natrii Tetraborat/Boraks
Data Titrasi
No Berat Boraks Pembacaan Skala Buret Volume Titrasi
.
Yang ditimbang Titik Awal Titik Akhir
1. 0,2807 00 ml 23,0 ml 23,0 ml

24 | K i m i a D a s a r
2. 0,2839 00 ml 25,2 ml 25,2 ml
3. 0,2850 00 ml 24,0 ml 24,0 ml
Data Penimbangan:
1. 0,2818 – 0,0011 = 0,2807
2. 0,2850 – 0,0011 = 0,2839
3. 0,2816 – 0,0011 = 0,2850
Perhitungan kadar:
P.1 mgrek Na2B4O7 = mgrek H2SO4 P.3 mgrek Na2B4O7 = mgrek
Mg = V . N H2SO4
BE Mg = V . N
Mg = BE . V . N BE
= 190,7 x 23,0 x 0,0892 Mg = BE . V . N
= 391,24 mg = 190,7 x 24,0 x 0,0892
%Kemurnian = 391,24 mg = 408,25 mg
280,7 mg %Kemurnian = 408,25 mg
= 139,38% 285,0 mg
= 143,25%
P.2 mgrek Na2B4O7 = mgrek H2SO4
Mg = V . N Rata-rata %kemurnian
BE = p1 + p2 + p3
Mg = BE . V . N 3
= 190,7 x 25,2x 0,0892 =139,38 + 150,98 + 143,25
= 428,66mg 3
%Kemurnian = 428.66 mg = 144,54%
283,9 mg
= 150,98%

Jadi,rata-rata %kemurnian kadar natrium carbonat dari hasil 3 penimbangan


yaitu 150,98%.

B. Pembahasan

Acidimetri ialah titrasi dengan menggunakan larutan standar asam


untuk menentukan basa. Asam-asam yang biasa digunakan dalam
acidimetri ialah asam klorida, asam cuka, asam oksalat, asam borat dan
asam sulfat.

Pada pembakuan larutan baku menggunakan Natrium karbonat,


dilakukan penambahan 3 tetes indikator metal jingga/orange metil (o.m),

25 | K i m i a D a s a r
larutan titrasi dengan menggunakan Asam sulfat hingga warna berubah
dari kuning menjadi jingga pertama. Kesimpulan dari hasil pengamatan
pembakuan normalitas Asam sulfat sebanyak 0,0892 N.

Dalam menganalisa kadar digunakan metode titrasi menggunakan


larutan baku Asam sulfat yang merupakan larutan standar sekunder. Pada
penetapan kadar menggunakan indikator merah metil/methyl red (m.m).
Kesimpulan dari hasil pengamatan penetapan kadar rata-rata %kemurnian
kadar natrium tetraborat/Boraks sebanyak 150,98%

26 | K i m i a D a s a r
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pembuatan larutan baku titer Asam sulfat (H2SO4) 0,1 N menggunakan
Natrium karbonat. Normalitas dari Asam sulfat (H2SO4) yaitu sebanyak
0,0892 N.
2. Penetapan kadar Natrium Tetraborat/Boraks rata-rata %kemurnian
kadar natrium tetraborat/Boraks sebanyak 144,54%.

B. Saran
Dalam percobaan Acidimetri agar hasilnya maksimal kita harus
lebih teliti dan membersihkan alat dengan baik.

27 | K i m i a D a s a r
DAFTAR PUSTAKA

Buku modul praktikum kimian dasar AKFAR 2020/2021

Farmakope Indonesia Edisi 3 Tahun 1979

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Asidimetri

28 | K i m i a D a s a r

Anda mungkin juga menyukai