OLEH KELOMPOK 3 :
Aulia Salsabila
Muh. Khairan Isnan
Naufal Muammar Zaky
M. Richard Valentino Hermawan
Desri
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, dan kepada para sahabatnya.
Dalam makalah “Pengertian dan ruang lingkup akhlak Islami” kami akan menjelaskan
apa itu akhlak islami dan memberi penjelasan tentang akhlak, apakah seseorang sudah bisa di
katakan berakhlak jika hidup nya selalu berbuat baik atau lain sebagainya, dan akan menjadi
tolak ukur kita untuk menimbang akhlak seseorang itu baik atau tidak nya, karna insya allah
kami akan menjelaskan bagaimanakah seseorang sudah dapat di katakan berakhlak atau belum.
Dan Rasulullah pun di utus untuk menyempurnakan akhlak.
Terima kasih kepada bapak guru yang telah membimbing kami. Tak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada teman teman yang membantu dalam pembuatan makalah ini,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Akhir kata kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan kami
dalam menyelesaikan tugas ini, bila ada kesalahan itu datangnya dari kami dan jika ada
kebenaran itu datangnya dari Allah SWT.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………… 2
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak Islami……………………………………………. 3
B. Sumber Akhlak Islami…………………………………………………. 4
C. Pembagian Akhlak………………………………………………………. 5
D. Ruang lingkup Akhlak Islam……………………………………….. 6
E. Pentingnya Akhlak Islam…………………………………………….. 7
Kesimpulan………………………………………………………………….. 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian akhlak secara Etimologi, menurut pendekatan etimologi, perkataan akhlak
berasal dari bahasa arab jama’ dari bentuk mufradnya” khuluqun” yang artinya budi
pekerti atau tingkah laku. Pengertian akhlak secara istilah menurut ibnu Miakawaih,
akhlak yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Pengertian akhlak adalah
kebiasaan kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka kebiasaannya itu di sebut
akhlak. Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang sudah terbiasa akan kebiasaan
perilaku yang di amalkan dalam pergaulan semata – mata taat kepada Allah dan tunduk
kepada – Nya. Oleh karena itu seseorang yang sudah memahami akhlak maka dalam
bertingkah laku akan timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan,
bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak
yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Dengan demikian memahami akhlak
adalah masalah fundamental dalam islam. Namun sebaliknya tegaknya aktifitas
keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang dapat menerangkan
bahwa orang itu memiliki akhlak. Jika seseorang sudah memahami akhlak dan
menghasilkan kebiasaan hidup dengan baik, yakni perbuatan itu selalu di ulang – ulang
dengan kecenderungan hati (sadar). Semua yang telah di lakukan itu akan melahirkan
perasaan moral yang terdapat di dalam diri manusia itu sendiri sebagai fitrah. Sehingga
ia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang bermanfaat dan
mana yang tidak bermanfaat.
1
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian akhlak islami
c. Pembagian Akhlak
C. Tujuan Penulisan
a. Menjelaskan pengertian akhlak islami
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian akhlak islami
Akhlak islam terdiri dari dua kata akhlak dan islam. Akhlak berasal dari bahasa Arab
yang sudah di jadikan bahasa Indonesia yang di artikan juga sebagai tingkah laku,
perangai atau kesopanan. Kata akhlaq merupakan jama’ taksir dari kata khuluq, yang
sering juga di artikan dengan sifat bawaan atau tabiat, adat kebiasaan dan agama.
Sedangkan islam adalah kata bahasa Arab yang terambil dari kata salima yang berarti
selamat, damai, tunduk, pasrah dan berserah diri. Objek penyerahan diri ini adalah
pencipta seluruh alam semesta, yakni Allah SWT.
Akhlak islam dapat di katakan sebagai akhlak yang islami. Akhlak islami adalah akhlak
yang bersumber pada ajaran Allah dan Rosul Nya. Akhlak islami ini merupakan amal
perbutan yang sifatnya terbuka sehingga dapat menjadi indikator seseorang apakah
seorang muslim baik atau buruk. Akhlak ini merupakan buah dari akidah dan syariah
yang benar. Secara mendasar, akhlak ini erat kaitannya dengan kejadian manusia
yaitu khaliq (pencipta) dan makhluq (yang di ciptakan). Rasulullah di utus untuk
menyempurnakan akhlak yaitu untuk memperbaiki hubungan makhluq (manusia)
dengan khalliq (Allah Ta’ala) dan hubungan baik anatara makhluq dengan makhluq.
Kata ” menyempurnakan” berarti akhlak itu bertingkat, sehingga perlu di
sempurnakan. Hal ini menunjukan bahwa akhlak bermacam – macam, dari akhlak
sangat buruk, buruk, sedang, baik, baik sekali hingga sempurna. Rasulullah sebelum
bertugas menyempurnakan akhlak, beliau sendiri sudah berakhlak sempurna. Yang di
jelaskan dalam al-qur’an dalam surah Al – qalam [68]:4 yang artinya: “sesungguhnya
engkau (Muhammad) mempunyai akhlak yang agung.
Akhlak (Islami) menurut Quraish Shihab lebih luas maknanya dari pada yang telah
dikemukakan terdahulu secara mencangkup pula beberapa hal yang tidak merupakan
sikap lahiriah. Misalnya yang berkaitan dengan sikap batin maupun pikiran.
Akhlak Islami adalah akhlak yang menggunakan tolak ukur ketentuan Allah. Quraish
shihab dalam hubungan ini mengatakan, bahwa tolak ukur kelakuan baik mestilah
merujuk kepada ketentuan Allah. Apa yang dinilai baik oleh Allah pasti baik dalam
esensinya. Demikian pula sebaliknya, tidak munkin Dia menilai kebohongan sebagai
kelakuan baik, karena kebohongan esensinya buruk.
“Akhlak islam” bersifat mengarahkan, membimbing, mendorong, membangun
peradaban manusia dan mengobati bagi penyakit sosial dari jiwa dan mental. Tujuan
berakhlak yang baik untuk mendapatkan kebahagiann di dunia dan akhirat. Dua
simbolis tujuan inilah yang diidamkan manusia bukan semata berakhlak secara islami
hanya bertujuan untuk kebahagiaan dunia saja.
4
C. Pembagian Akhlak
Ada dua jenis akhlak dalam islam, yaitu akhlakqul karimah (akhlak terpuji) ialah akhlak baik dan
benar menurut syariah islam. Dan akhlakqul madzmumah (akhlak tercela) ialah akhlak yang
tidak baik dan tidak benar menurut islam.
5
D. Ruang lingkup akhlak Islam
Ruang lingkup akhlak islami adalah sama dengan ruang lingkup ajaran islam itu sendiri,
khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan. Akhlak diniah (agama/ islami)
mencangkup berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah, hingga kepada sesama
makhluk (manusia, binatang, tumbuhan, dan benda-benda yang tak bernyawa). Berbagai
bentuk dan ruang lingkup akhlak islami yang demikian itu dapat dipaparkan sebagai
berikut :
Ø Akhlak Terhadap Allah
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya
dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada tuhan sebagai Khalik. Sikap atau
perbuatan tersebut memiliki ciri-ciri perbuatan akhlak sebagaimana telah disebutkan
diatas.
Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah.
Pertama, karena Allah-lah yang telah menciptakan manusia. Dia menciptakan manusia
dari tanah yang diproses menjadi benih. Dengan demikian sebagai yang diciptakan sudah
sepantasnya berterima kasih kepada yang menciptakannya. Sebagaimana firman Allah
SWT dalam QS. Al-Thariq, 86: 5-7 :
ِ ) يَ ۡخ ُر ُج ِم ۢن بَ ۡي ِن ٱلصُّ ۡل٦( ق
ِ ب َوٱلتَّ َرٓا ِٕٕٮِـ
)٧( ب ٍ ۬ ِق ِمن َّمٓا ۬ ٍء دَاف َ ِفَ ۡليَنظُ ِر ٱإۡل ِ ن َس ٰـنُ ِم َّم ُخل
َ ِ) ُخل٥( ق
Artinya : “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia
diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada.”
Kedua, karena Allah-lah yang telah memberikan perlengkapan panca indera, berupa
pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, disamping anggota tubuh yang
kokoh dan sempurna kepada manusia.
Ketiga, karena Allah-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang
dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan sebagainya.
Keempat, Allah-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan
menguasai daratan dan lautan.
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam berakhlak kepada Allah. Di antaranya dengan
cara tidak menyekutukan-Nya, takwa kepada-Nya, mencintai-Nya, ridho dan ikhlas
terhadap segala ketentuan-Nya dan bertaubat, mensyukuri nikmat-Nya, serta bedoa
kepada-Nya, beribadah, dan selalu mencari keridhoan-Nya.
Quraish shihab mengatakan bahwa titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan
dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian
agung sifat itu, jangankan manusia, malaikat pun tidak akan menjangkaunya. Berkenaan
dengan akhlak kepada Allah dilakukan dengan cara banyak memujinya. Selajutnya sikap
tersebut dilanjutkan dengan senantiasa bertawakkal kepada-Nya, yaitu dengan
menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya yang menguasai diri manusia.
Berikut ini beberapa contoh akhlak terhadap Allah Swt:
v Ikhlas, yaitu melaksanakan hukum Allah semata – mata hanya mengharap ridha – Nya.
Kita melaksanakan perintah atau larangan Allah, karena mengharap balasan terbaik dari
Allah. Jadi, ikhlas itu bukan pamrih. Tetapi pamrih hanya di harapkan dari Allah berupa
keridaan- Nya.
v Khusyu’ yaitu bersatunya pikiran dengan perasaan batin dalam perbuatan yang sedang
di kerjakannya. Ciri khusyu’ yaitu adanya perasaan nikmat ketika melaksanakannya.
v Sabar, yaitu ketahanan mental dalam menghadapi kenyataan yang menimpa diri kita.
Ahli sabar tidak akan mengenal putus asa dalam menjalankan ibadah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah bersama orang – orang yang sabar.
v Syukur, yaitu merealisasikan apa yang di anugrahkan Allah kepada kita sesuai dengan
fungsinya. Semakin bersyukur kepada Allah semakin bertambah anugrah – Nya. Karena
Allah telah memberikan kebaikan kepada manusia dari yang terkecil sampai yang
terbesar.
v Do’a, yaitu memohon hanya kepada Allah Swt. Orang yang tidak berdoa kepada Allah,
karena merasa mampu dengan usahanya sendiri adalah orang yang sombong. Ia tidak
sadar bahwa semua itu berkat izin Allah. Jadi, do’a merupakan etika bagi seorang hamba
di hadapan Allah Ta’ala.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara sederhana akhlak islami dapat di artikan sebagai akhlak yang berdasarkan ajaran
islam atau akhlak yang bersifat islami. Kata islam yang berada di belakang kata akhlak
dalam hal menempati sebagai sifat.
Dengan demikian akhlak islami adalah perbuatan yang di lakukan dengan mudah, tanpa
paksaan, mendarah daging dan sebenarnya yang di dasarkan pada islam, dilihat dari segi
sifatnya yang universal, maka akhlak islami juga bersifat universal. Namun dalam rangka
menjabarkan akhlak islami yang universal ini di perlukan bantuan pemikiran akal manusia
dan kesempatan sosial yang terkandung dalam ajaran etika dan moral.
Investasi akhlak yang baik dan budi pekerti yang luhur tidaklah terbatas sebagaimana
investasi harta. Apabila harta benda ada dalam genggaman seseorang, ribuan orang yang
lain akan merana karena tidak memilikinya. Bahkan investasi harta dapat menimbulkan
kemarahan dan kebencian orang lain. Akan tetapi, investasi akhlak pasti menimbulkan
kesenangan dan kecintaan orang lain.
Akhlak mulia perlu diimplementasikan dalam hidup sehari – hari. Bentuk
implementasinya bisa dalam ucapan – ucapan yang mulia (qaulan kariman) atau dalam
perbuatan – perbuatan terpuji (amal shaleh). Islam mengatur tata cara berakhlak mulia
baik terhadap Allah, diri sendiri, keluarga, tetangga, dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Deden Makbuloh, M.Ag. 2011. Pendidikan Agama Islam. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
http://indonesia-admin.blogspot.com/2010/02/prinsip-dasar-pembentukan-akhlak.html
Ir. Adiwarman a. Karim, S.E., MBA., M.A.E.P. 2011. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan.
Jakarta Utara. PT. Raja Grafindo Persada
iii