Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

CIRI CIRI AKHLAK DALAM ISLAM


AIK3
‘’Tugas02’’

NAMA : MOHAMMAD ALDIN


NIM : 21802009

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan
rahmat danhidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga
tetaptercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, dan kepada para
sahabatnya.
Dalam makalah “Akhlak islami” kami akan menjelaskan apa itu akhlak islami dan
memberi penjelasan tentang akhlak, apakah seseorang sudah bisa di katakan berakhlak
jikahidup nya selalu berbuat baik atau lain sebagainya, dan akan menjadi tolak ukur kita
untukmenimbang akhlak seseorang itu baik atau tidak nya, karna insya allah kami
akanmenjelaskan bagaimanakah seseorang sudah dapat di katakan berakhlak atau belum.
DanRasulullah pun di utus untuk menyempurnakan akhlak.Akhir kata kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikankami dalam menyelesaikan tugas ini, bila
ada kesalahan itu datangnya dari kami dan jika adakebenaran itu datangnya dari Allah SWT.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…......………………………………………..………………………..........
Daftar Isi……………………………………………………………………………...........
BAB I PENDAHULUAN.
A.Latar Belakang……………………………………………………………..........
B.Rumusan Masalah…………………………………………………......................
C.Tujuan Penulisan……………………………………………………....................
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian Akhlak Islami…...……………………………….…………...............
B.Sumber Akhlak Islam...…..................………………………………....................
C.Faktor Pembentukan Akhlak Islam…………..........................................................
D.Ciri Ciri Ahklak Islamiyah.......................................................................................
E. Pembentukan Ahklak menurut Islam.......................................................................
F.Ruang Lingkup Akhlak Islam………………………………….…..........................
G.Pentingnya Akhlak Islami……………………………………………….….............
BAB III PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………………….............
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
Bab I

Pendahuluan

A.Latar belakang

Pengertian akhlak secara Etimologi, menurut pendekatan etimologi, perkataan akhlak


berasal dari bahasa arab jama’ dari bentuk mufradnya” khuluqun” yang artinya budi pekerti
atau tingkah laku. Pengertian akhlak secara istilah menurut ibnu Miakawaih, akhlak yaitusifat
yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpamemerlukan
pemikiran dan pertimbangan. Pengertian akhlak adalah kebiasaan kehendak
itu bila membiasakan sesuatu maka kebiasaannya itu di sebut akhlak. Jadi pemahaman akhlak
adalah seseorang yang sudah terbiasa akan kebiasaan perilaku yang di amalkan
dalam pergaulan semata– mata taat kepada Allah dan tunduk kepada – Nya. Oleh karena
ituseseorang yang sudah memahami akhlak maka dalam bertingkah laku akan timbul dari
hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyat
u,membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup
keseharian.Dengan demikian memahami akhlak adalah masalah fundamental dalam islam.
Namunsebaliknya tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah
yangdapat menerangkan bahwa orang itu memiliki akhlak. Jika seseorang sudah
memahamiakhlak dan menghasilkan kebiasaan hidup dengan baik, yakni perbuatan itu selalu
di ulang – ulang dengan kecenderungan hati (sadar). Semua yang telah di lakukan itu akan
melahirkan perasaan moral yang terdapat di dalam diri manusia itu sendiri sebagai fitrah. Seh
ingga ia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang
bermanfaat dan manayang tidak bermanfaat.

B.Rumusan masalah

a)Pengertian akhlak islami


b)Sumber akhlak islam
c)Faktor– faktor pembentukan akhlak
d)Ciri – Ciri Ahklak Islamiyah
e)Pembentukan Akhlak Dalam Islam
f)Ruang lingkup akhlak islam
g)Pentingnya akhlak islam

C.Tujuan penulisan

a)Menjelaskan pengertian akhlak islami


b)Menjelaskan sumber akhlak islam
c)Menjelaskan bagaimana terbentuknya akhlak
d)Menjelaskan bagaimana ciri ciri ahklak islamiyah
e)Menjelaskan pembentukan akhlak dalam islam
f)Menjelaskan ruang lingkup akhlak islam
g)Menjelaskan pentingnya akhlak islam
Bab II

Pembahasan

A.Pengertian akhlak islami

Akhlak islam terdiri dari dua kata akhlak dan islam. Akhlak berasal dari bahasa
Arabyang sudah di jadikan bahasa Indonesia yang di artikan juga sebagai tingkah laku,
perangaiatau kesopanan. Kata akhlaq merupakan jama’ taksir dari kata khuluq,yang sering juga
diartikan dengan sifat bawaan atau tabiat, adat kebiasaan dan agama.Sedangkan islam adalah
kata bahasa Arab yang terambil dari kata salima yang berartiselamat, damai, tunduk, pasrah
dan berserah diri. Objek penyerahan diri ini adalah penciptaseluruh alam semesta, yakni Allah
SWT.
Akhlak islam dapat di katakan sebagai akhlak yang islami. Akhlak islami adalah
akhlakyang bersumber pada ajaran Allah dan Rosul Nya. Akhlak islami ini merupakan
amal perbutan yang sifatnya terbuka sehingga dapat menjadi indikator seseorang apakah seor
angmuslim baik atau buruk. Akhlak ini merupakan buah dari akidah dan syariah yang
benar.Secara mendasar, akhlak ini erat kaitannya dengan kejadian manusia yaitu
khaliq(pencipta)dan makhluq (yang di ciptakan). Rasulullah di utus untuk menyempurnakan
akhlak yaituuntuk memperbaiki hubungan makhluq (manusia) dengan khalliq (Allah Ta’ala)
dan hubungan baik anatara makhluq dengan makhluq

Kata ” menyempurnakan” berarti akhlak itu bertingkat, sehingga perlu di


sempurnakan.Hal ini menunjukan bahwa akhlak bermacam–
macam, dari akhlak sangat buruk, buruk,sedang, baik, baik sekali hingga sempurna. Rasulullah
sebelum bertugas menyempurnakanakhlak, beliau sendiri sudah berakhlak sempurna. Yang di
jelaskan dalam al-qur’an dalam surah Al– qalam [68]:4 yang artinya:
“sesungguhnya engkau (Muhammad) mempunyai akhlak yang agung.

Akhlak (Islami) menurut Quraish Shihab lebih luas maknanya dari pada yang telah
dikemukakan terdahulu secara mencangkup pula beberapa hal yang tidak merupakan
sikaplahiriah. Misalnya yang berkaitan dengan sikap batin maupun pikiran.Akhlak Islami
adalah akhlak yang menggunakan tolak ukur ketentuan Allah. Quraish shihabdalam hubungan
ini mengatakan, bahwa tolak ukur kelakuan baik mestilah merujuk kepadaketentuan Allah. Apa
yang dinilai baik oleh Allah pasti baik dalam esensinya. Demikian pulasebaliknya, tidak
munkin Dia menilai kebohongan sebagai kelakuan baik, karena kebohonganesensinya buruk.

“Akhlak islam” bersifat mengarahkan, membimbing,mendorong, membangun


peradaban manusia dan mengobati bagi penyakit sosial dari jiwa dan mental. Tujuan berakhlak
yang baik untuk mendapatkan kebahagiann di dunia
dan akhirat. Dua simbolis tujuan inilah yang di idamkan manusia bukan semata berakhlak
secara islami hanya bertujuan untuk kebahagiaan dunia saja.
B.Sumber akhlak islam

Akhlak yang benar akan terbentuk bila sumbernya benar. Sumber akhlak bagi
seorangmuslim adalah Al-Qur’an dan As -Sunnah. Sehingga ukuran baik atau buruk, patut atau
tidaksecara utuh diukur dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sedangkan tradisi
merupakan pelengkap selama hal itu tidak bertentangan dengan apa yang telah digariskan oleh
Allah danRasul-Nya. Menjadikan Al-Qur’an dan As -Sunnah sebagai sumber akhlak
merupakan suatukewajaran bahkan keharusan. Sebab keduanya berasal dari Allah dan oleh-
Nya manusiadiciptakan. Pasti ada kesesuaian antara manusia sebagai makhluk dengan sistem
norma yangdatang dari Allah SWT.

Adapun indikator akhlak yang bersumber dari Al-Qur’an


yaitu :

1.Kebaikannya bersifat mutlak (al-khairiyyah al-muthlaq), yaitu kebaikan yang


terkandungdalam akhlak merupakan kebaikan yang murnidalam lingkungan, keadaan, waktu,
dantempat apa saja.

2.Kebaikannya bersifat menyeluruh as-shalahiyyah al-ammah), yaitu kebaikan


yangterkandung di dalamnya kebaikan untuk seluruh umat manusia.

3.Implementasinya bersifat wajib (al-ilzam al-mustajab), yaitu merupakan hukum tingkahlaku


yang harus dilaksanakan sehingga ada sanksi hukum.

4.Pengawasan bersifat menyeluruh (al-raqabah al-muthitah), yaitu melibatkan


pengawasanAllah Swt. Dan manusia lainnya, karena sumbernya dari Allah Swt.

C.Faktor– faktor pembentukan akhlak islam

a)Al-Wiratsiyyah (Genetik)
Mansur Ali Rajab mengatakan, sifat– sifat keturunan adalah sifat– sifat (bawaan)yang
diwariskan oleh orang tua kepada keturunannya (anak dan cucunya).

Misalnya: seseorang yang berasal dari daerah Sumatera Utara cenderung berbicara
“keras”, tetapi hal ini bukan melegitimasi seorang muslim untuk berbicara keras ataukasar
karena Islam dapat memperhalus dan memperbaikinya.

b) An-Nafsiyyah (Psikologis)
Faktor ini berasal dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarga (misalnya ibu
danayah) tempat seseorang tumbuh dan berkembang sejak lahir. Semua anak dilahirkandalam
keadaan fitrah, orangtuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi(Hadits).
Seseorang yang lahir dalam keluarga yang orangtuanya bercerai akan berbedadengan keluarga
yang orangtuanya lengkap.

c) Syari’ah Ijtima’iyyah (Sosial)

Faktor lingkungan tempat seseorang mengaktualisasikan nilai-nilai yang ada


padadirinya berpengaruh pula dalam pembentukan akhlak seseorang.
d) Al-Qiyam (Nilai Islami)

Nilai Islami akan membentuk akhlak Islami. Akhlak Islami ialah seperangkattindakan
/gaya hidup yang terpuji yang merupakan refleksi nilai-nilai islam yang diyakinidengan
motivasi semata-mata mencari keridhaan Allah.

D Ciri-Ciri Akhlak Islamiyah

Adapun ciri-ciri akhlak Islamiyyah ialah:

1. Bersifat mutlak dan menyeluruh:


Akhlak Islamiyyah bersifat mutlak, tidak boleh di pinda atau di ubah suai, di kenakan
kepada seluruh individu tanpa mengira keturunan, warna kulit, pangkat, tempat, dan masa.
2. Melengkapkan dan menyempurnakan tuntutan:
Ditinjau dari sudut kejadian manusia yang dibekalkan dengan pelbagai naluri, akhlak
Islamiyyah adalah merangkumi semuaaspek kemanusiaan rohaniyyah, jasmaniyyah
danaqliyyah,sesuai dengan semua tuntutan naluri dalam usaha mengawal sifat-sifat yangtercela
(sifat-sifat mazmumah) untuk kesempurnaan insan, bukan untuk mengawalkebebasan peribadi
seseorang.3.

3. Bersifat sederhana dan seimbang:


tuntutan akhlak dalam Islam adalah sederhana,tidak membebankan sehingga menjadi
pasif dan tidak pula membiarkan sehinggamenimbulkan bahaya dan kerosakan.
4. Mencakupi suruhan dan larangan:
Bagi kebaikan manusia, perlaksanakanakhlak Islamiyyah meliputi suruhan dan
larangan dengan tidak bolehmengutamakan atau mengabaikan mana-mana aspek tersebut.
5. Bersih dalam perlaksanaan:
Untuk mencapai kebaikan, akhlak Islmaiyyahmemerintah supaya cara dan metod
perlaksanaan sesuatu perbuatan dan tindakanitu hendaklah dengan cara yang baik dan saluran yang
benar yang telah ditetapkanoleh akhlak Islamiyyah. Ertinya untuk mencapai suatu matlamat,
cara perlaksanaannya mestilah bersih menurut tata cara Islam.
6. Matlamat tidak menghalalkan cara Keseimbangan:
Akhlak dalam Islam membawa kesinambungan bagi tuntutanrealiti hidup antara
rohaniyyah dan jasmaniyyah serta aqliyyah, dan antarakehidupan dunia dan akhirat sesuai
dengan tabii manusia itu sendiri.

E Pembentukan Akhlak Menurut Islam

Akhlak dapat dibentuk dengan baik sekiranya kita benar-benar mengikut lunas-
lunasyang telah disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Akhlak yang dibentuk
berasaskankesedaran dan hidayah dari Allah yang mampu dimiliki oleh setiap manusia
yangmahu digelar hambaNya.Antara jalan terbaik untuk membentuk akhlak yang mulia ialah:
1. Ilmu pengetahuanSetiap mukmin perlu mempelajari apakah akhlak yang terpuji (akhlak
mahmudah)dan apakah akhlak yang dikeji (akhlak mazmumah). Al-Quran telah
menggariskanakhlak yang utama yang mesti dihayati oleh setiap orang mukmin. Sennah
Rasulullahsallallahu alaihi wasallam pula telah memperincikan serta telah
menterjemahkannyake dalam reality kehidupan sebenar.
2. Menyedari kepentingan akhlak yang diamalkanAkhlak adalah cermin bagi individu Muslim
itu sendiri, malah daya tarikan Islam juga bergantung kepada akhlak yang mulia
3. Keazaman yang tinggiMelalui keazaman yang kuat sahaja jiwa dapat diperkukuhkan untuk benar-
benar menghayati sifat yang mulia
4. Ibadah yang kuat dan ikhlasKetekunan dan keikhlasan melakukan ibadah mampu menangkis
seranganmazmumah terutamanya bisikan hawa nafsu.
5. Bergaul dengan orang yang baik akhlak
6. Pergaulan boleh mempengaruhi diri untuk berubah. Ini adalah kerana manusia cepatmeniru
orang lain. Dalam masa yang sama menjauhi orang-orang yang melakukanmaksiat dalam erti
kata uzlah syuuriyah (pengasingan jiwa) yang mana kita tetapmeneruskan usaha untuk
membawa mereka kembali ke jalan yang benar.
7. Membiasakan diri dengan kebaikanMenggantikan akhlak mazmumah dengan akhlak
mahmudah serta senantiasamembiasakan diri dengannya agar ia tetap kekal di dalam jiwa.
8. Sentiasa berlapang dada untuk menerima nasihatKadang-kala seseorang itu tidak menyedari
kekurangan dan kelemahan yang ada padadiri sendiri. Oleh itu ia perlu berlapang dada dan
menerima nasihat-nasihat yang bertujuan untuk membaiki dirinya.Umar Ibn Al-Khattab pernah
berkata: Mudah-mudahan Allah memberikan hidayahkepada orang-orang yang menunjukkan
kekurangan-kekuranganku

F..Ruang Lingkup Akhlak Islam

Ruang lingkup akhlak islami adalah sama dengan ruang lingkup ajaran islam itu
sendiri,khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan. Akhlak diniah (agama/
islami)mencangkup berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah, hingga kepada
sesamamakhluk (manusia, binatang, tumbuhan, dan benda-benda yang tak bernyawa).
Berbagai bentuk dan ruang lingkup akhlak islami yang demikian itu dapat dipaparkan sebagai
berikut :
Akhlak Terhadap AllahAkhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau
perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada tuhan sebagai
Khalik.Sikapatau perbuatan tersebut memiliki ciri-
ciri perbuatan akhlak sebagaimana telah disebutkan diatas.

Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepadaAllah.


Pertama, karena Allah-lah yang telah menciptakan manusia. Dia menciptakanmanusia dari
tanah yang diproses menjadi benih. Dengan demikian sebagai yangdiciptakan sudah
sepantasnya berterima kasih kepada yang menciptakannya.Sebagaimana firman Allah SWT
dalam QS. Al-Thariq, 86: 5-7

Artinya : “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia
diciptakan dari air yang
terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada.”

Kedua, karena Allah-lah yang telah memberikan perlengkapan panca


indera, berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, disamping anggotatu
buh yang kokoh dan sempurna kepada manusia.
Ketiga, karena Allah-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yangdibutuhkan
bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal daritumbuh-tumbuhan,
air, udara, binatang ternak dan sebagainya.

Keempat, Allah-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannyakemampuan


menguasai daratan dan lautan.

Banyak cara yang dapat dilakukan dalam berakhlak kepada Allah. Di antaranyadengan cara
tidak menyekutukan-Nya, takwa kepada-Nya, mencintai-Nya, ridho danikhlas terhadap segala
ketentuan-Nya dan bertaubat, mensyukuri nikmat-Nya, serta bedoakepada-Nya, beribadah, dan
selalu mencari keridhoan-Nya.

Quraish shihab mengatakan bahwa titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan
kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpujidemikian agung sifat
itu, jangankan manusia, malaikat pun tidak akan menjangkaunya.Berkenaan dengan akhlak
kepada Allah dilakukan dengan cara banyak memujinya.Selajutnya sikap tersebut dilanjutkan
dengan senantiasa bertawakkal kepada-Nya, yaitudengan menjadikan Tuhan sebagai satu-
satunya yang menguasai diri manusia.

Berikut ini beberapa contoh akhlak terhadap Allah Swt

Ikhlas yaitu melaksanakan hukum allah semata mata hanya mengharapkan ridha – Nya.Kita
melaksanakan perintah atau larangan Allah, kaena mengharap blasan terbaik da. Jadi, ikhlas
itu bukan pamrih. Tetapi pamrih hanya di harapan dari Allah berupa keridaan- Nya.

Khusyu’ yaitu bersatunya pikiran dengan perasaan batin daam perbuatan yang sedang di
kerjakannya. Ciri khusyu’ yaitu adanya perasaan nikmat ketika melaksanakannya.

Sabar, yaitu ketahanan mental dalam menghadapi kenyataan yang menimpa diri kita. Ahlisabar
tidak akan mengenal putus asa dalam menjalankan ibadah kepada Allah.Sesungguhnya
Allah bersama orang– orang yang sabar.

Syukur, yaitu merealisasikan apa yang di anugrahkan Allah kepada kita sesuai
denganfungsinya. Semakin bersyukur kepada Allah semakin bertambah anugrah– Nya.
KarenaAllah telah memberikan kebaikan kepada manusia dari yang terkecil sampai
yangterbesar.

Do’a, yaitu memohon hanya kepada Allah Swt. Orang yang tidak berdoa kepada Allah,
karena merasa mampu dengan usahanya sendiri adalah orang yang sombong. Ia tidaksadar
bahwa semua itu berkat izin Allah. Jadi, do’a merupakan etika bagi seorang hambadi hadapan
Allah Ta’ala.

Akhlak Terhadap Sesama ManusiaBanyak sekali rincian yang dikemukakan Al-


Qur’an berkaitan dengan perilaku
terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal ini bukan hanya dalam bentuk
laranganmelakukan hal-hal negatif seperti membunuh, menyakiti badan, atau mengambil
hartatanpa alasan yang benar, melainkan juga sampai kepada menyakiti hati dengan jalan
menceritakan aib seseorang dibelakangnya, tidak peduli aib itu benar atau salah,walaupun
sambil memberikan materi kepada yang disakiti hatinya itu.

Artinya : “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang
diiringidengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha
Penyantun.”(QS. Al-Baqarah ;263)

Disisi lain Al-Qur’an menerangkan bahwa setiap orang hendaknya didudukan secara wajar.
Tidak masuk kerumah orang lain tanpa izin, jika bertemu saling mengucapkan salam,
danucapan yang dikeluarkan adalah ucapan yang baik.

Artinya : “Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):
janganlahkamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum
kerabat,anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik
kepadamanusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji
itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.” (QS.Al
-Baqarah: 83)

Jangan mengucilkan seseorang atau kelompok lain, tidak wajar pula


berprasangka buruk tanpa alasan, atau menceritakan keburukan seseorang, dan menyapa atau
memanggil dengan sebutan buruk. Selanjutnya yang melakukan kesalahan hendaknya
dimaafkan. Pemaafan ini hendaknya disertai dengan kesadaran bahwa yang
memaafkan berpotensi pula melakukan kesalahan.Selain itu juga dianjurkan agar menjadiorang
yang pandai mengendalikan nafsu amarah, mendahulukan kepentingan orang lain dari padake
petingan sendiri.

Akhlak terhadap Lingkungan

Yang dimaksud dengan lingkungan disini ialah segala sesuatu yang di sekitar manusia, baik
binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa.

Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi
manusia sebagai khalifah. Ke khalifahan menurut adanya interaksi antara manusiadengan
sesamanya dan manusia terhadap alam. Ke khalifahan mengandung
arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan pencp
taannya.

Dalam pandangan Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang,atau
memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak memberi kesempatankepada
mahkluk untuk mencapai tujuan penciptaannya.

Ini berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang


sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang terjadi. Yang demikian mengantarka
nmanusia bertanggung jawab, sehingga ia tidak melakukan perusakan, bahkan dengan katalain
setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada dirimanusia sendiri.

Binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda tak bernyawa semuanya diciptakan olehAllah


SWT, dan menjadi milik-Nya, serta semuanya memiliki ketergantungan
kepada- Nya. Keyakinan ini mengantarkan seorang muslim untuk menyadari bahwa semuanya
adalah “umat” Tuhan yang harus diperlakukan secara wajar dan baik.

Pada saat jaman peperangan terdapat petunjuk Al-Qur’an yang melarang melakukan
penganiayaan. Jangankan terhadap menusia dan binatang, bahkan mencabut danmenebang
pohonpun terlarang, kecuali kalau terpaksa, tetapi itu pun harus seizin Allah,dalam arti harus
sejalan dengan tujuan-tujuan penciptaan dan demi kemashlatan terbesar.Allah berfirman :

Artinya : “ Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang
-orang kafir) atauyang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya, Maka (semua itu)
adalah denganizin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-
orang fasik.” (QS.Al-Hasyr :5)

Alam dengan segala isinya telah ditundukan Tuhan kepada manusia, sehingadengan
mudah manusia dapat memanfaatkannya. Jika demikian, manusia tidak mencarikemenangan,
tetap keselarasan dengan alam. Keduanya tunduk kepada Allah, sehimggamereka harus dapat
bersahabat.

Selain itu akhlak Islami juga memperhatikan kelestarian dan keselamatan binatang.

nabi Muhammad SAW. Bersabda :


“Bertakwalah kepada Allah dalam perlakuanmu terhadap binatang, kendarailah, dan beri
makanlah dengan baik “.

Uraian tersebut di atas memperlihatkan bahwa akhlak Islami sangat


komprehensif,menyeluruh dan mencangkup berbagai makhluk yang diciptakan Tuhan. Hal
yangdemikan dilakuka karena secara fungsional seluruh makhluk tersebut satu sama lainsaling
membutuhkan. Punah dan rusaknya salah satu bagian dari makhluk Tuhan itu akan berdampak
negative bagi makhluk lainnya.

Akhlak terhadap diri sendiri


Islam mengajarkan agar manusia menjaga diri meliputi jasmani dan rohani. Organtubuh
kita harus di pelihara dengan memberikan konsumsi makanan yang halal dan baik.Apabila kita
memakan makanan yang tidak halal dan tidak baik, berarti kita telahmerusak diri sendiri.
Perbuatan merusak ini termasuk berakhlak buruk. Oleh karena itu,islam mengatur makan dan
minum tidak berlebihan. Akal kita juga perlu di jaga dan di pelihara agar tidak tertutup oleh
pikiran kotor. Jiwa harus di sucikan agar menjadi orangyang beruntung.

Termasuk akhlak diri menahan pandangan dan memelihara kemaluan. Demikian


pula para wanita muslimah, hendaknya menahan pandangan, memelihara kemaluan, dan jang
an menampakkan perhiasan kecuali yang biasa tampak. Para wanita hendaknyamenutup
dadanya dengan kain kerudung. Ajaran islam tentang menjaga kehormatan diri baik laki– laki
maupun wanita ini sungguh suci dan mulia. Tidak ada dalam ajaran agamalain yang mengatur
sedemikian cermatnya. Jika ini di laksanakan, tidak mungkin ada perzinahan, prostitusi, dan
perselingkuhan suami istri.

Akhlak terhadap keluarga

Akhlak terhadap keluarga meliputi ayah, ibu, anak, dan keturunannya. Kita
harus berbuat baik pada orang tua. Ibu telah mengandung kita dalam keadaan lemah yang ber
tambah– tambah. Menyusui dan mengasuhnya selama 2 tahun. Bersyukurlah padaAllah dan
kedua orang tua. Jika kedua orang tua kita menyuruh berbuat dosa,
maka jangan di ikuti, tetapi pergauli lah keduanya di dunia dengan baik. Dalam berkeluargaik
utilah orang– orang yang ada dalam jalan Allah Swt.

Dengan demikian, islam jelas mengatur tata pergaulan hidup dalam keluarga
yangsaling menjaga akhlak. Sebab dalam islam semua anggota keluarga memiliki hak
dankewajiban yang sama– sama harus di laksanakan. Seluruh anggota keluarga berperanuntuk
memberikan konstribusi menciptakan keluarga yang sakinah, mawadah dan penuhrahmah. Hal
ini akan terwujud hanya jika semuanya menjalankan hak dan kewajiban berlandaskan akhlakul
karimah.

G.Pentingnya Akhlak Islami

Akhlak ialah salah satu faktor yang menentukan derajat keislaman dan
keimananseseorang. Akhlak yang baik adalah cerminan baiknya aqidah dan syariah yang
diyakiniseseorang. Buruknya akhlak merupakan indikasi buruknya pemahaman seseorang
terhadapaqidah dan syariah.

“Paling sempurna orang mukmin imannya adalah yang paling luhuraqidahnya.”(HR.Tirmidi).

“Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji itu sedikitpun bukan dari Islam dan
sesungguhnya sebaik-baik manusia keislamannya adalah yang paling baik
akhlaknya.”(HR.Thabrani, Ahmad dan Abu Ya’la).

Keluhuran akhlak merupakan amal terberat hamba di akhirat,

“Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari kiamat melebihi keluhuran
akhlaknya” (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi).

Akhlak merupakan lambang kualitas seorang manusia, masyarakat, umat karena itulah
akhlak pulalah yang menentukan eksistensi seorang muslim sebagai makhluk Allah
SWT.Karena akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat dalam jiwa, maka perbuatan

Dikatakan akhlak jika terpenuhi syarat– syarat sebagai berikut :

1.Perbuatan itu dilakukan berulang– ulang. Jika seseorang melakukan perbuatan tertentuhanya
dilakukan sesekali saja, maka belum dapat disebut akhlak. Tapi ini baru
disebut perilaku saja. Apabila perilaku ini dilakukan berulang kali sehingga menjadi kebiasaa
ndalam dirinya, baru di sebut akhlak. Sebab, perbuatan sesekali itu, mungkin hanya
karenakondisi yang memaksa melakukan demikian. Orang mencuri karena terpaksa
dalamkeadaan lapar tak tertahankan, bukan berarti ia berakhlak buruk. Akan tetapi,
apabilaorang tersebut berulang kali mencuri, maka dapat dinilai bahwa akhlak dia buruk.

2.Perbuatan itu timbul dengan sangat mudah tanpa berfikir panjang terlebih dahulusehingga
berperilaku sponstan. Misalnya, pekerjaan sholat. Orang yang berakhlak baikdalam sholat akan
melakukannya dengan mudah tanpa di pengaruhi oleh faktor– faktordi luar sholat. Ia tidak
berfikir– fikir lagi apakah ia harus sholat atau tidak. Sebaliknya,apabila ia sholat tapi karena
riya, tentu tidak dapat di sebut berakhlak baik walaupunsholatnya di kerjakan. Jika, akhlak
bukan sekedar perbuatannya.
Bab III

Penutup

Kesimpulan

Secara sederhana akhlak islami dapat di artikan sebagai akhlak yang berdasarkanajaran
islam atau akhlak yang bersifat islami. Kata islam yang berada di belakang kata akhlakdalam
hal menempati sebagai sifat.

Dengan demikian akhlak islami adalah perbuatan yang di lakukan dengan mudah,tanpa
paksaan, mendarah daging dan sebenarnya yang di dasarkan pada islam, dilihat darisegi
sifatnya yang universal, maka akhlak islami juga bersifat universal. Namun dalamrangka
menjabarkan akhlak islami yang universal ini di perlukan bantuan pemikiran akalmanusia dan
kesempatan sosial yang terkandung dalam ajaran etika dan moral.

Investasi akhlak yang baik dan budi pekerti yang luhur tidaklah terbatas
sebagaimanainvestasi harta. Apabila harta benda ada dalam genggaman seseorang, ribuan
orang yang lainakan merana karena tidak memilikinya. Bahkan investasi harta dapat
menimbulkankemarahan dan kebencian orang lain. Akan tetapi, investasi akhlak pasti
menimbulkankesenangan dan kecintaan orang lain.

Akhlak mulia perlu diimplementasikan dalam hidup sehari – hari.


Bentukimplementasinya bisa dalam ucapan– ucapan yang mulia (qaulan kariman) atau
dalam perbuatan – perbuatan terpuji (amal shaleh). Islam mengatur tata cara berakhlak mulia
baikterhadap Allah, diri sendiri, keluarga, tetangga, dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Deden Makbuloh, M.Ag. 2011. Pendidikan Agama Islam. Jakarta. PT Raja
GrafindoPersada

Drs.Mahjuddin M.Pd.I. 2010. Akhlak Tasawuf II. Jakarta:Kalam Mulia

Drs. M. Zein Yusuf. 1993. Akhlak-Tasawuf. Semarang:Al-Husna

http://indonesia-admin.blogspot.com/2010/02/prinsip-dasar-pembentukan-akhlak.html

Ir. Adiwarman a. Karim, S.E., MBA., M.A.E.P. 2011. Bank Islam Analisis Fiqih danKeuangan.
Jakarta Utara. PT. Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai