FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan
rahmat danhidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga
tetaptercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, dan kepada para
sahabatnya.
Dalam makalah “Akhlak islami” kami akan menjelaskan apa itu akhlak islami dan
memberi penjelasan tentang akhlak, apakah seseorang sudah bisa di katakan berakhlak
jikahidup nya selalu berbuat baik atau lain sebagainya, dan akan menjadi tolak ukur kita
untukmenimbang akhlak seseorang itu baik atau tidak nya, karna insya allah kami
akanmenjelaskan bagaimanakah seseorang sudah dapat di katakan berakhlak atau belum.
DanRasulullah pun di utus untuk menyempurnakan akhlak.Akhir kata kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikankami dalam menyelesaikan tugas ini, bila
ada kesalahan itu datangnya dari kami dan jika adakebenaran itu datangnya dari Allah SWT.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…......………………………………………..………………………..........
Daftar Isi……………………………………………………………………………...........
BAB I PENDAHULUAN.
A.Latar Belakang……………………………………………………………..........
B.Rumusan Masalah…………………………………………………......................
C.Tujuan Penulisan……………………………………………………....................
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian Akhlak Islami…...……………………………….…………...............
B.Sumber Akhlak Islam...…..................………………………………....................
C.Faktor Pembentukan Akhlak Islam…………..........................................................
D.Ciri Ciri Ahklak Islamiyah.......................................................................................
E. Pembentukan Ahklak menurut Islam.......................................................................
F.Ruang Lingkup Akhlak Islam………………………………….…..........................
G.Pentingnya Akhlak Islami……………………………………………….….............
BAB III PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………………….............
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
Bab I
Pendahuluan
A.Latar belakang
B.Rumusan masalah
C.Tujuan penulisan
Pembahasan
Akhlak islam terdiri dari dua kata akhlak dan islam. Akhlak berasal dari bahasa
Arabyang sudah di jadikan bahasa Indonesia yang di artikan juga sebagai tingkah laku,
perangaiatau kesopanan. Kata akhlaq merupakan jama’ taksir dari kata khuluq,yang sering juga
diartikan dengan sifat bawaan atau tabiat, adat kebiasaan dan agama.Sedangkan islam adalah
kata bahasa Arab yang terambil dari kata salima yang berartiselamat, damai, tunduk, pasrah
dan berserah diri. Objek penyerahan diri ini adalah penciptaseluruh alam semesta, yakni Allah
SWT.
Akhlak islam dapat di katakan sebagai akhlak yang islami. Akhlak islami adalah
akhlakyang bersumber pada ajaran Allah dan Rosul Nya. Akhlak islami ini merupakan
amal perbutan yang sifatnya terbuka sehingga dapat menjadi indikator seseorang apakah seor
angmuslim baik atau buruk. Akhlak ini merupakan buah dari akidah dan syariah yang
benar.Secara mendasar, akhlak ini erat kaitannya dengan kejadian manusia yaitu
khaliq(pencipta)dan makhluq (yang di ciptakan). Rasulullah di utus untuk menyempurnakan
akhlak yaituuntuk memperbaiki hubungan makhluq (manusia) dengan khalliq (Allah Ta’ala)
dan hubungan baik anatara makhluq dengan makhluq
Akhlak (Islami) menurut Quraish Shihab lebih luas maknanya dari pada yang telah
dikemukakan terdahulu secara mencangkup pula beberapa hal yang tidak merupakan
sikaplahiriah. Misalnya yang berkaitan dengan sikap batin maupun pikiran.Akhlak Islami
adalah akhlak yang menggunakan tolak ukur ketentuan Allah. Quraish shihabdalam hubungan
ini mengatakan, bahwa tolak ukur kelakuan baik mestilah merujuk kepadaketentuan Allah. Apa
yang dinilai baik oleh Allah pasti baik dalam esensinya. Demikian pulasebaliknya, tidak
munkin Dia menilai kebohongan sebagai kelakuan baik, karena kebohonganesensinya buruk.
Akhlak yang benar akan terbentuk bila sumbernya benar. Sumber akhlak bagi
seorangmuslim adalah Al-Qur’an dan As -Sunnah. Sehingga ukuran baik atau buruk, patut atau
tidaksecara utuh diukur dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sedangkan tradisi
merupakan pelengkap selama hal itu tidak bertentangan dengan apa yang telah digariskan oleh
Allah danRasul-Nya. Menjadikan Al-Qur’an dan As -Sunnah sebagai sumber akhlak
merupakan suatukewajaran bahkan keharusan. Sebab keduanya berasal dari Allah dan oleh-
Nya manusiadiciptakan. Pasti ada kesesuaian antara manusia sebagai makhluk dengan sistem
norma yangdatang dari Allah SWT.
a)Al-Wiratsiyyah (Genetik)
Mansur Ali Rajab mengatakan, sifat– sifat keturunan adalah sifat– sifat (bawaan)yang
diwariskan oleh orang tua kepada keturunannya (anak dan cucunya).
Misalnya: seseorang yang berasal dari daerah Sumatera Utara cenderung berbicara
“keras”, tetapi hal ini bukan melegitimasi seorang muslim untuk berbicara keras ataukasar
karena Islam dapat memperhalus dan memperbaikinya.
b) An-Nafsiyyah (Psikologis)
Faktor ini berasal dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarga (misalnya ibu
danayah) tempat seseorang tumbuh dan berkembang sejak lahir. Semua anak dilahirkandalam
keadaan fitrah, orangtuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi(Hadits).
Seseorang yang lahir dalam keluarga yang orangtuanya bercerai akan berbedadengan keluarga
yang orangtuanya lengkap.
Nilai Islami akan membentuk akhlak Islami. Akhlak Islami ialah seperangkattindakan
/gaya hidup yang terpuji yang merupakan refleksi nilai-nilai islam yang diyakinidengan
motivasi semata-mata mencari keridhaan Allah.
Akhlak dapat dibentuk dengan baik sekiranya kita benar-benar mengikut lunas-
lunasyang telah disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Akhlak yang dibentuk
berasaskankesedaran dan hidayah dari Allah yang mampu dimiliki oleh setiap manusia
yangmahu digelar hambaNya.Antara jalan terbaik untuk membentuk akhlak yang mulia ialah:
1. Ilmu pengetahuanSetiap mukmin perlu mempelajari apakah akhlak yang terpuji (akhlak
mahmudah)dan apakah akhlak yang dikeji (akhlak mazmumah). Al-Quran telah
menggariskanakhlak yang utama yang mesti dihayati oleh setiap orang mukmin. Sennah
Rasulullahsallallahu alaihi wasallam pula telah memperincikan serta telah
menterjemahkannyake dalam reality kehidupan sebenar.
2. Menyedari kepentingan akhlak yang diamalkanAkhlak adalah cermin bagi individu Muslim
itu sendiri, malah daya tarikan Islam juga bergantung kepada akhlak yang mulia
3. Keazaman yang tinggiMelalui keazaman yang kuat sahaja jiwa dapat diperkukuhkan untuk benar-
benar menghayati sifat yang mulia
4. Ibadah yang kuat dan ikhlasKetekunan dan keikhlasan melakukan ibadah mampu menangkis
seranganmazmumah terutamanya bisikan hawa nafsu.
5. Bergaul dengan orang yang baik akhlak
6. Pergaulan boleh mempengaruhi diri untuk berubah. Ini adalah kerana manusia cepatmeniru
orang lain. Dalam masa yang sama menjauhi orang-orang yang melakukanmaksiat dalam erti
kata uzlah syuuriyah (pengasingan jiwa) yang mana kita tetapmeneruskan usaha untuk
membawa mereka kembali ke jalan yang benar.
7. Membiasakan diri dengan kebaikanMenggantikan akhlak mazmumah dengan akhlak
mahmudah serta senantiasamembiasakan diri dengannya agar ia tetap kekal di dalam jiwa.
8. Sentiasa berlapang dada untuk menerima nasihatKadang-kala seseorang itu tidak menyedari
kekurangan dan kelemahan yang ada padadiri sendiri. Oleh itu ia perlu berlapang dada dan
menerima nasihat-nasihat yang bertujuan untuk membaiki dirinya.Umar Ibn Al-Khattab pernah
berkata: Mudah-mudahan Allah memberikan hidayahkepada orang-orang yang menunjukkan
kekurangan-kekuranganku
Ruang lingkup akhlak islami adalah sama dengan ruang lingkup ajaran islam itu
sendiri,khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan. Akhlak diniah (agama/
islami)mencangkup berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah, hingga kepada
sesamamakhluk (manusia, binatang, tumbuhan, dan benda-benda yang tak bernyawa).
Berbagai bentuk dan ruang lingkup akhlak islami yang demikian itu dapat dipaparkan sebagai
berikut :
Akhlak Terhadap AllahAkhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau
perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada tuhan sebagai
Khalik.Sikapatau perbuatan tersebut memiliki ciri-
ciri perbuatan akhlak sebagaimana telah disebutkan diatas.
Artinya : “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia
diciptakan dari air yang
terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada.”
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam berakhlak kepada Allah. Di antaranyadengan cara
tidak menyekutukan-Nya, takwa kepada-Nya, mencintai-Nya, ridho danikhlas terhadap segala
ketentuan-Nya dan bertaubat, mensyukuri nikmat-Nya, serta bedoakepada-Nya, beribadah, dan
selalu mencari keridhoan-Nya.
Quraish shihab mengatakan bahwa titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan
kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpujidemikian agung sifat
itu, jangankan manusia, malaikat pun tidak akan menjangkaunya.Berkenaan dengan akhlak
kepada Allah dilakukan dengan cara banyak memujinya.Selajutnya sikap tersebut dilanjutkan
dengan senantiasa bertawakkal kepada-Nya, yaitudengan menjadikan Tuhan sebagai satu-
satunya yang menguasai diri manusia.
Ikhlas yaitu melaksanakan hukum allah semata mata hanya mengharapkan ridha – Nya.Kita
melaksanakan perintah atau larangan Allah, kaena mengharap blasan terbaik da. Jadi, ikhlas
itu bukan pamrih. Tetapi pamrih hanya di harapan dari Allah berupa keridaan- Nya.
Khusyu’ yaitu bersatunya pikiran dengan perasaan batin daam perbuatan yang sedang di
kerjakannya. Ciri khusyu’ yaitu adanya perasaan nikmat ketika melaksanakannya.
Sabar, yaitu ketahanan mental dalam menghadapi kenyataan yang menimpa diri kita. Ahlisabar
tidak akan mengenal putus asa dalam menjalankan ibadah kepada Allah.Sesungguhnya
Allah bersama orang– orang yang sabar.
Syukur, yaitu merealisasikan apa yang di anugrahkan Allah kepada kita sesuai
denganfungsinya. Semakin bersyukur kepada Allah semakin bertambah anugrah– Nya.
KarenaAllah telah memberikan kebaikan kepada manusia dari yang terkecil sampai
yangterbesar.
Do’a, yaitu memohon hanya kepada Allah Swt. Orang yang tidak berdoa kepada Allah,
karena merasa mampu dengan usahanya sendiri adalah orang yang sombong. Ia tidaksadar
bahwa semua itu berkat izin Allah. Jadi, do’a merupakan etika bagi seorang hambadi hadapan
Allah Ta’ala.
Artinya : “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang
diiringidengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha
Penyantun.”(QS. Al-Baqarah ;263)
Disisi lain Al-Qur’an menerangkan bahwa setiap orang hendaknya didudukan secara wajar.
Tidak masuk kerumah orang lain tanpa izin, jika bertemu saling mengucapkan salam,
danucapan yang dikeluarkan adalah ucapan yang baik.
Artinya : “Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):
janganlahkamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum
kerabat,anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik
kepadamanusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji
itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.” (QS.Al
-Baqarah: 83)
Yang dimaksud dengan lingkungan disini ialah segala sesuatu yang di sekitar manusia, baik
binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa.
Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi
manusia sebagai khalifah. Ke khalifahan menurut adanya interaksi antara manusiadengan
sesamanya dan manusia terhadap alam. Ke khalifahan mengandung
arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan pencp
taannya.
Dalam pandangan Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang,atau
memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak memberi kesempatankepada
mahkluk untuk mencapai tujuan penciptaannya.
Pada saat jaman peperangan terdapat petunjuk Al-Qur’an yang melarang melakukan
penganiayaan. Jangankan terhadap menusia dan binatang, bahkan mencabut danmenebang
pohonpun terlarang, kecuali kalau terpaksa, tetapi itu pun harus seizin Allah,dalam arti harus
sejalan dengan tujuan-tujuan penciptaan dan demi kemashlatan terbesar.Allah berfirman :
Artinya : “ Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang
-orang kafir) atauyang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya, Maka (semua itu)
adalah denganizin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-
orang fasik.” (QS.Al-Hasyr :5)
Alam dengan segala isinya telah ditundukan Tuhan kepada manusia, sehingadengan
mudah manusia dapat memanfaatkannya. Jika demikian, manusia tidak mencarikemenangan,
tetap keselarasan dengan alam. Keduanya tunduk kepada Allah, sehimggamereka harus dapat
bersahabat.
Selain itu akhlak Islami juga memperhatikan kelestarian dan keselamatan binatang.
Akhlak terhadap keluarga meliputi ayah, ibu, anak, dan keturunannya. Kita
harus berbuat baik pada orang tua. Ibu telah mengandung kita dalam keadaan lemah yang ber
tambah– tambah. Menyusui dan mengasuhnya selama 2 tahun. Bersyukurlah padaAllah dan
kedua orang tua. Jika kedua orang tua kita menyuruh berbuat dosa,
maka jangan di ikuti, tetapi pergauli lah keduanya di dunia dengan baik. Dalam berkeluargaik
utilah orang– orang yang ada dalam jalan Allah Swt.
Dengan demikian, islam jelas mengatur tata pergaulan hidup dalam keluarga
yangsaling menjaga akhlak. Sebab dalam islam semua anggota keluarga memiliki hak
dankewajiban yang sama– sama harus di laksanakan. Seluruh anggota keluarga berperanuntuk
memberikan konstribusi menciptakan keluarga yang sakinah, mawadah dan penuhrahmah. Hal
ini akan terwujud hanya jika semuanya menjalankan hak dan kewajiban berlandaskan akhlakul
karimah.
Akhlak ialah salah satu faktor yang menentukan derajat keislaman dan
keimananseseorang. Akhlak yang baik adalah cerminan baiknya aqidah dan syariah yang
diyakiniseseorang. Buruknya akhlak merupakan indikasi buruknya pemahaman seseorang
terhadapaqidah dan syariah.
“Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji itu sedikitpun bukan dari Islam dan
sesungguhnya sebaik-baik manusia keislamannya adalah yang paling baik
akhlaknya.”(HR.Thabrani, Ahmad dan Abu Ya’la).
“Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari kiamat melebihi keluhuran
akhlaknya” (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi).
Akhlak merupakan lambang kualitas seorang manusia, masyarakat, umat karena itulah
akhlak pulalah yang menentukan eksistensi seorang muslim sebagai makhluk Allah
SWT.Karena akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat dalam jiwa, maka perbuatan
1.Perbuatan itu dilakukan berulang– ulang. Jika seseorang melakukan perbuatan tertentuhanya
dilakukan sesekali saja, maka belum dapat disebut akhlak. Tapi ini baru
disebut perilaku saja. Apabila perilaku ini dilakukan berulang kali sehingga menjadi kebiasaa
ndalam dirinya, baru di sebut akhlak. Sebab, perbuatan sesekali itu, mungkin hanya
karenakondisi yang memaksa melakukan demikian. Orang mencuri karena terpaksa
dalamkeadaan lapar tak tertahankan, bukan berarti ia berakhlak buruk. Akan tetapi,
apabilaorang tersebut berulang kali mencuri, maka dapat dinilai bahwa akhlak dia buruk.
2.Perbuatan itu timbul dengan sangat mudah tanpa berfikir panjang terlebih dahulusehingga
berperilaku sponstan. Misalnya, pekerjaan sholat. Orang yang berakhlak baikdalam sholat akan
melakukannya dengan mudah tanpa di pengaruhi oleh faktor– faktordi luar sholat. Ia tidak
berfikir– fikir lagi apakah ia harus sholat atau tidak. Sebaliknya,apabila ia sholat tapi karena
riya, tentu tidak dapat di sebut berakhlak baik walaupunsholatnya di kerjakan. Jika, akhlak
bukan sekedar perbuatannya.
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Secara sederhana akhlak islami dapat di artikan sebagai akhlak yang berdasarkanajaran
islam atau akhlak yang bersifat islami. Kata islam yang berada di belakang kata akhlakdalam
hal menempati sebagai sifat.
Dengan demikian akhlak islami adalah perbuatan yang di lakukan dengan mudah,tanpa
paksaan, mendarah daging dan sebenarnya yang di dasarkan pada islam, dilihat darisegi
sifatnya yang universal, maka akhlak islami juga bersifat universal. Namun dalamrangka
menjabarkan akhlak islami yang universal ini di perlukan bantuan pemikiran akalmanusia dan
kesempatan sosial yang terkandung dalam ajaran etika dan moral.
Investasi akhlak yang baik dan budi pekerti yang luhur tidaklah terbatas
sebagaimanainvestasi harta. Apabila harta benda ada dalam genggaman seseorang, ribuan
orang yang lainakan merana karena tidak memilikinya. Bahkan investasi harta dapat
menimbulkankemarahan dan kebencian orang lain. Akan tetapi, investasi akhlak pasti
menimbulkankesenangan dan kecintaan orang lain.
Dr. Deden Makbuloh, M.Ag. 2011. Pendidikan Agama Islam. Jakarta. PT Raja
GrafindoPersada
http://indonesia-admin.blogspot.com/2010/02/prinsip-dasar-pembentukan-akhlak.html
Ir. Adiwarman a. Karim, S.E., MBA., M.A.E.P. 2011. Bank Islam Analisis Fiqih danKeuangan.
Jakarta Utara. PT. Raja Grafindo Persada