Anda di halaman 1dari 17

MATERI MATKUL AKHLAK

Materi Rabu tanggal 22 sept 2021

Pengertian Akhlak

a. Secara bahasa

Akhlak (dlm b.arab) bentuk jamak dari khuluk yang berarti budi pekerti/perangai tingkah
laku atau tabiat. Berawal dari kata khalaka yang berarti menciptakan.

Seakar dengan kata khaliq (pencipta) mahluk (yang diciptakan) dan kharak (penciptaan).

Persamaan akar kata diatas mengisyaratkan bahwa dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya
keterpaduan antara kehendak khaliq (Tuhan) dengan perilaku mahluk (manusia). Atau dengan
kata lain perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai
akhlak yang hakiki manakalq tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak khaliq
(Tuhan).

Dari pengertian etimologi seperti ini akhlak bukan saja merupakan tata aturan atau norma
perilaku yang mengatur hubungan antara sesama manusia tetapi juga norma yang mengatur
hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun.

b. Secara terminologis (istilah)

Ada beberapa definisi tentang akhlak diantaranya :

1. Imam Al-Ghazali

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan – perbuatan
dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

2. Ibrahim Anis

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macam macam
perbuatan baik atau buruk tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

3. Abdul karib zaidan


Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengan sorotan dan
timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk untuk kemudian memilih
melakukan atau meninggalkannya.

Ketiga definisi yang dikutip diatas sepakat menyatakan bahwa akhlak atau khuluk itu adalah
sifat yang tertanam dalam jiwa manusia sehingga dia akan muncul secara spontan bila mana
diperlukan tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu serta tidak memerlukan
dorongan dari luar.

Dari keterangan diatas jelas lah bagi kita bahwa akhlak itu haruslah bersifat konstan, spontan,
tidak temporer dan tidak memerlukan pemikirian dan pertimbangan serta dorongan dari luar.

Materi Hari Rabu 29 sept 2021

Sekalipun dari beberapa definisi diatas kata akhlak bersifat netral belum menunjuk kepada
baik dan buruk tetapi pada umumnya. Apabila disebut sendirian tidak berdampingan dengan sifat
tertentu maka yang dimaksud adalah akhlak yang mulia. Misalnya bila seseorang berlaku tidak
sopan kita mengatakan padanya “ kamu tidak berakhlak “ padahal tidak sopan itu adalah
akhlaknya tentu yang kita maksud adalah kamu tidak memiliki akhlak yang mulia dalam hal ini
sopan.

Disamping istilah akhlak juga dikenal istilah etika dan moral. Ketiga istilah itu sama sama
menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia. Perbedaannya terletak pada
standar masing-masing.

Bagi akhlak standarnya adalah Al-Quran dan Sunnah. Bagi Etika standarnya pertimbangan
akal pikiran dan bagi moral standarnya adalah kebiasaan yang umum berlaku dimasyarakat.

Sekalipun dalam pengertiannya antara ketiga istilah diatas (akhlak, etika dan moral). Dapat
dibedakan namun dalam pembicaraan sehari-hari bahkan dalam beberapa literature keislaman
penggunaannya sering tumpang tindih. Misalnya judul buku Ahma Amin Al-Akhlaq
diterjemahkan oleh professor parit ma’ruf dengan etika (ilmu Akhlak). Dalam kamus inggris
Indonesia Jhon Em Ejols dan Hassad moral juga diartikan akhlak.

Yang dimaksud dengan sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau
mulia dan tercela. Sebagaimana keseluruhan sumber akhlak adalah Al-Quran dan sunnah
sebagaimana konsep etika dan moral. Dan bukan pula karena baik atau buruk dengan sendirinya
sebagaimana pandangan mukta’zilah. Dalam konsep akhlak segala sesuatu itu dinilai baik atau
buruk terpuji atau tercela semata mata karena syara’ (Al-quran dan Sunnah) menilainya
demikian. Kenapa sifat sabar syukur pemaaf pemurah dan jujur misalnya dinilai baik. Tidak lain
karena syara menilai semua sifat itu baik. Begitu juga sebaliknya kenapa pemarah, tidak
bersyukur, dendam, kikir dan dusta misalnya dinilai buruk. Tidak lain karena syara menilainya
demikian. Apakah istilah menafikkan peran hati nurani dalam menentukan baik dan buruk. Atau
dalam ungkapan lain dapatkah ketiga hal tersebut dijadikan ukuran baik dan buruk.

Hati nurani atau fitrah dalam bahasa Al-Quran memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk
karena manusia diciptakan .…. ke Esaan-Nya (Q.S Ar Rum 30 : 30 ).

Karena fitrah itulah manusia cinta kepada kesucian dan selalu cenderung kepada kebenaran.
Hati nuraninya selalu mendambakan dan merindukan kebenaran ingin mengikuti ajaran ajaran
Tuhan karena kebenaran itu tidak akan didapat kecuali dengan Allah sebagai sumber kebenaran
mutlak. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena
pengaruh dari luar (pendidikan dan lingkungan).

Fitrah hanyalah merupakan potensi dasar yang hanya perlu dipelihara dan dikembangkan.
Betapa banyak manusia yang fitrahnya tertutup sehingga hati nuraninya tidak dapat lagi melihat
kebenaran jadi oleh sebab itu tidak dapat diserahkan sepenuhnya hanya kepada hati nurani atau
fitrah manusia semata. Harus dikembalikan kepada penilaian syara. Semua keputusan syara tidak
akan bertentangan dengan keputusan hati nurani manusia karena kedua duanya berasal dari
sumber yang sama yaitu Allah swt.

Materi Akhlak 6 Oktober 2021

Demikian juga hal nya dengan akal pikiran. ia hanya lah salah satu kekuatan yang dimiliki
manusia untuk mencari kebaikan atau keburukan.dan keputusan nya bermula dari pengalaman
empiris kemudian di olah menurut kemampuan pengetahuanya.oleh karena itu keputusan yang di
berikan akal hanya bersifat spikulatif dan subjektif. Demikianlah tentang hati nurani dan akal
pikiran. Bagaimana dengan pandangan masyarakat pandangan masyarakat juga bisa di jadikan
salah satu ukuran baik dan buruk tetapi sangat relatif tergantung sejauh mana kesucian hati
nurani masyarakat dan kebersihan pikiran mereka dapat terjaga.masyarakat yang hati nuraninya
sudah tertutup dan akal pikiran mereka sudah di kotori oleh sikap dan perilaku yang tidak terpuji
tentu tidak bisa di jadikan ukuran.hanya kebiasaan masyarakat yang baiklah yang bisa di jadikan
ukuran.

Dari uraian diatas jelas lah bagi kita bahwa ukuran yang pasti (tidak spekulatif, objektif,
kompeherensif dan universal) baik dan buruk hanyalah al-quran dan sunnah bukan yang lain
lainnya.

C. Ruang lingkup akhlak. muhammad abdullah draz dalam bukunya (bahasa Latin) dustur al
akhlaq bi al islam. membagi ruang lingkup akhlak kepada 5 bagian

1. Akhlak pribadi (al akhlak al fardiyah) terdiri dari

a. yang diperintahkan (al awamil) 

b. yang dilarang (an nawahi)

c. yang dibolehkan (al mubahat)

d. al mukhalafah bi al idtirar

2. Akhlak berkeluarga, terdiri dari 

a. kewajiban, timbal balik orang tua dan anak ( wajibat nahwa al usul wa al furu)

b. kewajiban suami istri (wajibat bayina al ajwa jib)

c. Kewajiban terhadap kerabat (wajibat Nahwa Al aqarib)

3. Kewajiban terhadap masyarakat ( al- akhlak al ijtima'iyah)t erdiri dari

a. yang dilarang (al mahjurah)

b. yang diperintahkan (al awamir)

c. kaidah-kaidah adab (qawaid al adab)

4. Akhlak bernegara (al akhlak ad daulah) terdiri dari

a. hubungan antara pemimpim dan rakyat (al alaqah bayyina ar rais wa as sab)

b. hubungan luar negeri (al alaqad al kharijiyah)


5. Akhlak beragama dalam beragama (al akhlak ad dinniyah) yaitu kewajiban terhadap
Allah SWT ( wajibat nahwa Allah)

Dari sistematika yang dibuat oleh abdullah draz diatas tampaklah bagi kita  bahwa ruang
lingkup bahwa ruang lingkup akhlak itu sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan baik
secara vertikal dengan Allah swt maupun secara horizontal dengan sesama makhluknya.

Berangkat dari sistematika diatas pembahasan akhlak sebagai berikut:

1. Akhlak terhadap Allah swt

2. Akhlak terhadap Rasulullah SAW

3. Akhlak Pribadi (Bagaimana kita menghormati diri kita sendiri, contoh: tidak mentato
badan)

4. Akhlak dalam keluarga

5. Akhlak dalam masyarakat

6. Akhlak dalam bernegara

Materi Akhlak 13 Oktober 2021

Kalo boleh ditambah kan selain 6 akhlak diatas ada lagi, Akhlak terhadap lingkungan.

D. Kedudukan dan keistimewaan akhlak dalam islam

Dalam keseluruhan ajaran islam akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan sangat
penting. Hal itu dapat dilihat dalam beberapa pernyataan berikut ini;

1. Rasulullah saw menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai misi pokok
risalah islam.

Beliau bersabda yang memiliki arti:

“ Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. “ (H.R Baihaqi)

2.Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama islam sehingga Rasulullah saw pernah
mendefinisikan agama itu dengan akhlak yang baik (khusnal khuluk).
Diriwayatkan bahwa seorang laki laki bertanya kepada Rasulullah saw yang berarti: “ Ya
Rasulullah apakah agama itu?, beliau menjawab (agama adalah) akhlak yang baik”.

Pendefinisian agama (islam) dengan akhlak yang baik itu sebanding dengan pendefinisian
ibadah haji dengan wukuf di arafah. Rasulullah saw menyebutkan haji adalah wukuf di arafah.
Artinya tidak sah haji seseorang tanpa wukuf di arafah.

3.Akhlak yang baik akan memberat kan timbangan kebaikan seseorang nanti pada hari
kiamat.

Rasulullah saw bersabda yang berarti: “Tidak ada satupun yang akan lebih memberat kan
( kebaikan seorang hamba mukmin) nanti pada hari kiamat selain dari akhlak yang baik”. (H.R
Tirmidzi)

Dan orang yang paling dicintai serta paling dekat dengan Rasulullah saw. nanti pada hari
kiamat adalah yang paling baik akhlaknya.

Abdullah ibnu umar berkata, yang berarti: “ Aku mendengar Rasulullah saw bersabda siapa
yang diantara kalian yang paling aku cintai dan paling dekat tempatnya dengan ku nanti pada
hari kiamat. Beliau mengulangi penyataan itu 2/3x. Lalu sahabat - sahabat menjawab tentu ya
Rasulullah. Nabi bersabda yaitu yang paling baik akhlaknya diantara kalian “.(H.R Ahmad)

4. Rasulullah saw, menjadikan baik buruk nya akhlak seseorang sebagai ukuran kualitas
imannya. Hal itu dapat kita perhatikan dalam beberapa hadis berikut ini:

A. Rasulullah Saw bersabda , yang berarti : “Orang mukmin yang paling sempurna imannya
adalah yang paling baik akhlaknya.” (H.R Tirmidzi)

B. Rasulullah saw bersabda, yang berarti: “ Rasa malu dan iman itu sebenarnya berpadu
menjadi satu maka bilamana lenyap salah satunya hilang pulalah yang lain.” (H.R Hakim dan
Tabrani)

C. Rasulullah saw bersabda, yang berarti: “ Demi Allah dia tidak berikan (3x). Seorang
sahabat bertanya siapa dia (Yang tidak beriman itu) ya Rasulullah?. Beliau menjawab orang yang
tetangganya tidak aman dari keburukkannya “. (H.R Bukhari)
D. Rasulullah Saw bersabda yang memiliki arti: “ Barang siapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir maka hendak lah dia berkata yang baik atau diam. Barang siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir maka hendak lah ia memuliakan tetangganya. Barang siapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya. “ ( H.R Bukhari
dan Muslim)

Demikian lah tampak bagi kita dalam beberapa text hadis diatas Rasulullah mengaitkan rasa
malu adab berbicara,dan sikap terhadap tamu dan tetangga misalnya dengan eksistensi dan
kualitas iman seseorang.

Materi Akhlak 27 Oktober 2021

5. Islam menjadikan akhlak yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada allah
swt.misalnya sholat puasa zakat dan haji.

Perhatikan naas berikut

a. Firman Allah Swt, yang berarti : “ dan dirikanlah sholat sesungguhnya sholat itu mencegah
dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar” . (QS. Al-Ankabut 29:45)

b. Sabda Rasulullah Saw yang berarti: “ Bukanlah Puasa itu hanya menahan makan dan
minum saja tetapi puasa itu menahan diri dari perkataan kotor dan keji. Jika seseorang mencaci
atau menjahili mu maka katakanlah : sesungguhnya aku sedang berpuasa”. (HR. Ibnu Hujaimah)

c. Firman Allah Swt, yang berarti :” Ambilah zakat dari sebagian harta mereka dengan zakat
itu kamu membersikan dan mensucikan mereka”. (QS At-Taubah 9:103)

d. Firman Allah Swt, yang berarti: “Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi.
Barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji maka tidak boleh
rapas (berkata jorok) berbuat fasik dan berbantah bantahan didalam masa mengerjakan haji “.
(QS. AL-Baqarah 2:197)

Dari beberapa ayat dan hadist diatas kita dapat melihat adanya kaitan langsung antara sholat,
puasa, zakat dan haji dengan akhlak. Seorang yang mendirikan sholat tentu tidak akan
mengerjakan segala perbuatan yang tergolong keji dan munkar. Sebab apalah arti sholatnya
kalau dia tetap saja mengerjakan kekejian dan kemunkaran. Seseorang yang benar-benar
berpuasa demi mencari ridha Allah swt disamping menahan keinginannya untuk makan dan
minum tentu juga akan menahan dirinya dari segala kata yang kotor dan perbuatan yang tercela.
Sebab tanpa meninggalkan perbuatan yang tercela itu dia tidak akan mendapatkan apa-apa dari
puasanya kecuali hanya rasa lapar dan haus semata. Begitu juga dengan ibadah zakat dan haji
dikaitkan oleh Allah Swt. Hikmahnya dengan aspek akhlak. Ringkasnya akhlak yang baik adalah
buah dari ibadah yang baik atau ibadah yang baik dan diterima oleh Allah Swt. Tentu akan
melahirkan akhlak yang baik dan terpuji.

6. Nabi Muhammad Saw selalu berdoa agar Allah Swt. membaikkan akhlak beliau. Salah satu
doa beliau yang berarti : “Ya allah tunjuki lah aku jalan menuju aklak yang baik, karena
sesungguhnya tidak ada yang dapat memberi petunjuk menuju jalan yang lebih baik selain
engkau. Hindarkanlah aku dari akhlak yang buruk karena sesungguhnya tidak ada yang dapat
menghindarkan aku dari akhlak yang buruk kecuali engkau “. ( HR. Muslim )

7. Didalam Al-Quran banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan akhlak baik berupa
perintah untuk berakhlak yang baik serta pujian dan pahala yang diberikan kepada orang-orang
yang mematuhi perintah itu, maupun larangan berakhlak yang buruk celaan dan dosa bagi orang-
orang yang melanggarnya. Tidak diragukan lagi bahwa banyaknya ayat-ayat Al-Quran tentang
akhlak ini membuktikan betapa pentingnya kedudukan akhlak didalam islam. Demikianlah
antara lain beberapa hal yang menjelaskan kepada kita kedudukan dan keistimewaan akhlak
didalam islam.

E. Ciri-Ciri Akhlak dalam Islam

Disamping kedudukan dan keistimewaan akhlak yang sudah diuraikan dalam pasal sebelumnya
maka akhlak dalam islam paling kurang juga memiliki 5 ciri-ciri khas yaitu;

1. Rabbani

2. Manusiawi

3. Universal

4. Seimbang

5. Realistik.

Berikut ini uraian ringkas ke 5 ciri-ciri tersebut.


BATAS MATERI ULANGAN TENGAH SEMESTER

Materi Akhlak 10 November 2021

1. Akhlak Rabbani , ajaran akhlak dalam islam bersumber dari wahyu ilahi yang
termaktub dalam Al-Quran dan Sunnah. Didalam Al-Quran terdapat kira kira 1500 ayat yang
mengandung ajaran akhlak baik yang teoritis maupun yang praktis. Demikian pula hadist hadist
nabi amat banyak jumlahnya yang memberi pedoman akhlak. Sifat rabbani dari akhlak juga
menyangkut tujuannya yaitu untuk memperoleh kebahagiaan didunia ini dan diakhirat nanti.

Ciri rabbani juga menegaskan bahwa akhlak dalam islam bukanlah moral yang kondisional dan
situasional tetapi akhlak yang benar benar memiliki nilai yang mutlak. Akhlak rabbani lah yang
mampu menghindari kekacauan nilai dalam hidup manusia. Al-Quran mengajarkan, yang berarti:
“inilah jalan-Ku yang lurus hendaklah kamu mengikutinya jangan kamu ikut jalan-jalan lain
sehingga kamu bercerai berai dari jalan-Nya.Demikian diperintahkan kepadamu agar kamu
bertakwa.” (Q.S Al-An’am 6:153).

2.Akhlak Manusiawi, ajaran akhlak dalam islam sejalan dan memenuhi tuntunan fitrah
manusia. Kerinduan jiwa manusia terhadap kebaikan akan terpenuhi dengan mengikuti ajaran
akhlak. Ajaran akhlak dalam islam diperuntukkan bagi manusia (umum) kebahagiaan dalam arti
hakiki bukan kebahagiaan semu. Akhlak islam adalah akhlak yang benar benar memelihara
eksitensi manusia sebagai mahluk terhormat sesuai dengan fitrah nya.

3.Akhlak Universal, ajaran akhlak (akhlak=budi pekerti) dalam islam sesuai dengan
kemanusiaan yang universal dan mencakup segala aspek hidup manusia baik yang dimensinya
vertikal (hubungan kepada Tuhan Yang maha kuasa) maupun horizontal (kepada manusia,hewan
dan yang lain-lainnya).

Sebagai contoh Al-Quran menyebutkan 10 macam keburukan yang wajib dijauhi oleh setiap
orang yaitu: menyekutukan Allah Swt, Durhaka kepada kedua orang tua, Membunuh Anak
karena takut miskin, berbuat keji baik secara terbuka maupun secara tersembunyi, membunuh
orang tanpa alasan yang sah, makan harta anak yatim, mengurangi takaran dan timbangan,
membebani orang lain kewajiban melampaui kekuatannya, persaksian tidak adil, dan
menkhianati janji dengan Allah Swt.(Q.S Al-An’am 6:151-152)
4.Akhlak keseimbangan, ajaran akhlak dalam islam berada ditengah antara yang
menghayalkan manusia sebagai malaikat yang menitik beratkan sifat kebaikannya dan
mengahayalkan manusia seperti hewan yang menitik beratkan sifat keburukannya saja. Manusia
dalam pandangan islam memiliki dua kekuatan dalam dirinya kekuatan baik pada hati nurani dan
akalnya dan kekuatan buruk pada hawa nafsunya. Manusia memiliki naluriah hewani dan
rohaniah malaikat.

Manusia memiliki unsur rohani dan jasmani yang memerlukan pelayanan masing-masing secara
seimbang. Manusia hidup tidak hanya didunia kini tetapi dilanjutkan dengan kehidupan diakhirat
nanti. Hidup didunia merupakan ladang bagi akhirat. Akhlak islam memenuhi tuntutan
kebutuhan manusia memenuhi tuntuntan hidup bahagia didunia dan akhirat secara seimbang
pula. Bahkan memenuhi kebutuhan pribadi harus seimbang dengan memenuhi kewajiban
terhadap masyarakat. Rasulullah Saw membenarkan ucapan salman kepada abu darda,”
sesungguhnya Tuhanmu memenuhi hak yang wajib kau penuhi, dirimu mempunyai hak yang
wajib kau penuhi, istrimu mempunyai hak yang wajib kau penuhi, berikanlah orang-orang yang
mempunyai hak atas hak nya (H.R Bukhari)

5.Akhlak Realistik, ajaran akhlak dalam islam memperhatikan kenyataan hidup manusia.
Meskipun manusia telah dinyatakan sebagai mahluk yang memiliki kelebihan dibanding mahluk
mahluk yang lain. Tetapi manusia mempunyai kelemahan kelemahan, memiliki kecenderungan
manusiawi dan berbagai macam kebutuhan material dan spiritual. Dengan kelemahanan
kelemahannya itu manusia sangat mungkin melakukan kesalahan-kesalahan dan pelanggaran.
Oleh sebab itu, islam memberi kesempatan kepada manusia yang melakukan kesalahan untuk
memperbaiki diri dengan bertaubat. Bahkan dalam keadaan terpaksa islam membolehkan
manusia melakukan sesuatu yang dalam keadaan biasa tidak dibenarkan. Contoh: tengah berada
dihutan makanan habis apapun binatang yang ada disana halal untuk dimakan sekedar untuk
mengganjel perut.

Allah Swt berfirman yang berarti:

“Barang siapa terpaksa (atau darurat) bukan karena membangkang dan sengaja melanggar aturan
tidaklah ia berdosa. Sungguh Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.” (Q.S Al-Baqarah
2:173).
Catatan Akhlak, Rabu 17 November 2021

Jenis-jenis akhlak, ulama akhlak menyatakan bahwa akhlak yang baik merupakan sifat para nabi
dan orang-orang shiddiq, sedangkan akhlak yang buruk merupakan sifat saiton dan orang-orang
yang tercela. Maka pada dasarnya akhlak itu menjadi dua macam :

1.Akhlak yang baik / terpuji (Akhlakul Mahmudah) yaitu perbuatan baik terhadap Tuhan sesama
manusia dan mahluk mahluk yang lain.

2.Akhlak yang buruk / tercela (Akhlakul Mazmumah) yaitu perbuatan buruk terhadap tuhan
sesama manusia dan mahluk-mahluk yang lain.

Berikut ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1.Akhlak baik terhadap Tuhan yang meliputi antara lain;

A.Bertaubat (At-Taubah) yaitu suatu sikap yang menyesali perbuatan buruk yang pernah
dilakukannya dan berusaha menjauhi nya serta melakukan perbuatan baik. Dalam Al-quran
banyak diterangkan masalah taubat antara lain pada surah At-Taubah ayat 75, An-Nisa ayat 16-
17, An-Nur ayat 31, At-Tahrim ayat 8/9, An-Nahl ayat 119. Dalam hadist disebutkan yang
berarti; “ bersabda Rasulullah SAW ; Demi Allah, sungguh aku selalu minta ampunan/ bertaubat
kepada Allah dalam setiap hari melebihi kepada 70x“ (H.R Bukhari yang bersumber dari Abu
Hurairah)

Dalam hadist lain juga disebutkan yang berarti: “Nabi SAW bersabda bahwa sanya Allah SWT
dapat menerima taubat hamba sebelum dia menghembuskan nafas yang terakhir (meninggal)
(H.R Tirmidzi yang bersumber dari ibnu umar)

B.Bersabar (As-Sabru) yaitu suatu sikap yang betah atau menahan diri pada kesulitan
yang dihadapinya, tetapi tidak berarti bahwa sabar itu langsung menyerah tanpa upaya untuk
melepaskan diri dari kesulitan yang dihadapi oleh manusia maka sabar yang dimaksud kan nya
adalah sikap yang diawali dengan ikhtiar lalu diakhiri dengan ridho dan ikhlas bila seseorang
dilanda suatu cobaan dari Tuhan.

Dalam Al-Quran banyak di terangkan antara lain pada surah Ali imran ayat 18,120,125 dan 200,
An-Nisa ayat 24, Hud ayat 11,49, dan 116, Al-Anfal ayat 47, Luqman ayat 18 dan Al maarid
ayat 5, dalam hadist disebutkan yang berarti: “barang siapa yang bersabar maka dia diberi
kekuatan sabar oleh Allah. Seseorang diberi kebaikan oleh Allah dan kelapangan hidup karena ia
telah bersabar (H.R Bukhari dan Muslim)

Dalam hadist lain yang berarti: “ sifat sabar merupakan bagian dari iman yang kedudukannya
sama dengan kepala dari seluruh jasad” (H.R Bukhari Muslim yang bersumber dari Abi Said)

C. Bersyukur (As-Syukru) yaitu selaku sikap yang selalu ingin memanfaatkan dengan
sebaik baiknya nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT kepadanya baik yang bersifat fisik
maupun non fisik. Lalu disertai dengan peningkatan diri kepada yang memberi nikmat yaitu
Allah SWT. Dalam Al-quran banyak diterangkan masalah syukur dalam surah Al-Baqarah
ayat(……42,56,…) An-Nisa ayat 146, Ali imran ayat 123 dan 144, An-Nahl ayat 14, dan 114,
Al-Ankabut ayat 18. Dalam Hadist disebutkan yang berarti: “ Bersabda Rasulullah SAW
menyebutkan nikmat Allah merupakan wujud syukur dan ….. merupakan pengingkaran nikmat “

Dalam hadist lain dikatakan:” Aku (Nabi) terpesona terhadap orang orang mukmin karena setiap
perbuatannya mengandung kebaikan. Tiada orang lain yang bisa mendapatkannya kecuali hanya
orang-orang mukmin saja yaitu apabila ditimpa kecelakaan lalu ia bersyukur maka ia
mendapatkan pahala kebaikan. Dan apabila ditimpa cobaan lalu ia bersabar maka ia
mendapatkan juga pahala kebaikan (H.R Muslim)

Catatan Akhlak 24 November

D.Bertawakal (At-Tawakal) yaitu menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah


berbuat semaksimal mungkin untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkannya. Oleh karena itu,
syarat utama yang harus dipenuhi bila seseorang ingin mendapatkan sesuatu yang
diharapkannya, ia harus lebih dahulu berupaya sekuat tenaga. Lalu menyerahkan ketentuannya
kepada Allah Swt. Maka dengan cara yang demikian itu manusia dapat meraih kesuksesan dalam
hidupnya. Contoh: sedang kuliah semester 3 bertawakal lulus tepat waktu dengan hasil yg bagus
ilmu yg bermanfaat.

Dalam Al-Quran banyak diterangkan masalah tawakal antara lain pada surah Hud (ayat
56,77,dan 123), Al-Anfal (ayat 50), Yusuf ayat 67, Ibrahim ayat 12, Al-Mulk ayat 29.

Dalam hadist disebutkan yang berarti: Kaum yang masuk surga adalah yang memiliki hati seperti
hati burung. (H.R Muslim yang bersumber dari Abu Hurairah). Dikatakan bahwa arti hati burung
adalah hati orang-orang yang bertawakal. Dikatakan juga bahwa hati mereka yang bersih (dari
ingatan jahat).

Dalam hadist lain juga disebutkan, yang berarti: seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu
berkata “Hai Rasulullah apakah saya harus mengikat atau menambatkan unta itu kemudian saya
pasrahkan atau saya harus melepaskannya lalu saya pasrahkan” Nabi berkata “tambatkanlah
kemudian engkau bertawakal (pasrah)” Al hadist.

E.Ikhlas (Al-Ikhlas) yaitu sikap menjauhkan diri dari riya (menunjuk-nunjukkan kepada
orang lain) ketika mengerjakan amal baik. Maka amalan seseorang dapat dikatakan jernih bila
dikerjakannya dengan ikhlas.

Dalam Al-Quran banyak diterangkan masalah ikhlas antara lain pada surah al-baqarah ayat 94
dan 139, yusuf (ayat 24,54, dan 80), az-zumar (ayat 2-3,11, dan 14), as-shofat (ayat 40,74,128,
dan 160), Al-bayyinah ayat 5.

Dalam hadist disebutkan yang berarti: sesungguhnya Allah tidak memandang fisik dan wajahmu
tetapi memandang ke ikhlas an hati. (H.R Muslim yang bersumber dari abi hurairah).

F.Roja’ (Ar-Roja’) yaitu sikap jiwa yang sedang menunggu (mengharapkan) sesuatu
yang disenangi dari Allah SWT setelah melakukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya sesuatu
yang diharapkannya. Oleh karena itu bila tidak mengerjakan penyebabnya lalu menunggu
sesuatu yang diharapkannya maka hal itu disebut tamanni’ (khayalan).

Roja secara etimologi (bahasa, itu perumpamaan, pendek pendek): mengharapkan

Dalam Al-Quran banyak diterangkan masalah Roja’ antara lain pada surah Al-Baqarah ayat 218,
An-Nisa ayat 103, Al-Isro ayat 28 dan 57, Al-Kahfi ayat 111, Al-Ahzab ayat 21, Al-Ankabut
ayat 5.

Dalam hadist disebutkan yang berarti: Demi Allah aku (Nabi) mengharapkan agar engkau
sekalian menjadi 1/4 penghuni surga, Demi Allah aku mengharapkan agar engkau sekalian
menjadi 1/3 penghuni surga, Demi Allah aku mengharapkan agar engkau sekalian menjadi
separuh atau 1/2 penghuni surga. Maka orang-orang bertakbir lalu Nabi berkata “Tiada engkau
pada hari ini berada ditengah-tengah manusia kecuali engkau seperti halnya bulu yang putih pada
badan lembu jantan atau bagaikan bulu hitam pada pada badan lembu jantan yang putih”. (H.R
Muslim yang bersumber dari Abi sayyid Al-Khudri)

G.Bersikap Takut (Al-Khauf) yaitu suatu sikap jiwa yang sedang menunggu sesuatu yang
tidak disenangi dari Allah Swt. Maka manusia perlu berupaya agar apa yang ditakutkan itu tidak
akan terjadi.

Dalam Al-Quran banyak diterangkan masalah khauf antara lain pada surah Al-Maidah (ayat
25,31,97, dan 101), Al-An’am (ayat 15,80, dan 81), Al-A’raf ayat (47,55,dan 57), As-Sajadah
ayat 16, An-Naziat ayat 40.

Dalam hadist disebutkan yang berarti: Nabi SAW bersabda apabila kulit seorang hamba
menggigil karena takut kepada Allah azza wazalla maka berguguranlah dosanya sebagaimana
hal-hal daun daunan dari pohon yang kering, Al-Hadist.

Materi Akhlak tanggal 1 Desember 2021

2.Akhlak buruk terhadap Tuhan

A.Takabur (At-Takabbaru), yaitu suatu sikap yg menyombongkan diri sehingga tidak


mau mengakui kekuasaan Allah Swt di alam ini termasuk menginkari nikmat Allah yang ada
padanya. Dalam Al-Quran banyak diterangkan masalah musyrik antara lain antara lain pada
surah al-a’raf ayat 146, an-nahl ayat 23 & 29, al-mu’min ayat 27, az zumar 60 & 72, al
munafiqun ayat 5. Dalam hadist disebutkan yang berarti : “Nabi saw bersabda tidak bisa masuk
syurga org org yng ada dalam hatinya butir butir ketakaburan” (Al-Hadist)

Antara lain Orang berilmu, kaya, cantik/tampan, keturunan ningrat.

B. Musyrik (Al-Isyrak), yaitu suatu kegiatan yang menyekutukan Allah dengan mahluk-
Nya dengan cara menganggapnya bahwa ada suatu mahluk yang menyamai kekuasaan-Nya.
Dalam Al-Quran banyak diterangkan masalah musyrik antara lain pada surah An-Nahl ayat 100
& 120, Al-Ankabut ayat 8 dan 65, Ar-Rum ayat 31 & 42, Luqman ayat 13, Az Zumar ayat 65.
Dalam hadist disebutkan yang berarti : Rasulullah saw bersabda bahwasanya yang paling aku
takutkan atas umat ku adalah mempersekutukan Allah.(H.R Ibnu Ibbat)

C. Murtad (Ar-Ridhah) yaitu sikap yang meninggalkan atau keluar dari agama islam
untuk menjadi kafir (artinya inkar), dalam al-Quran banyak diterangkan masalah murtad antara
lain pada surah al-Baqarah ayat 217, al-maidah ayat 54, muhammad ayat 25. Dalam hadist
disebutkan yang berarti : Rasulullah saw bersabda barang siapa yang menukar agamanya maka
bunuhlah ia (ancaman keras). Dan Allah tidak menerima taubat hamba yang kafir sesudah ia
menganut islam (H.R At-Tabrani).

D. Munafik (An-Nifaq) yaitu suatu sikap yang menampilkan dirinya bertentangan dengan
kemauan hatinya dalam kehidupan beragama. Dalam al-Quran banyak diterangkan masalah
munafik antara lain pada surah at-taubah ayat (64,67,68,73,97 & 101) , al-ahzab ayat (1,24,&
48), al-munafikun ayat 1 & 7. Dalam hadist disebutkan yang berarti tanda-tanda orang munafik
ada 3 yaitu apabila berbicara ia bohong apabila berjanji ia menyalahi apabila dipercaya ia khianat
(H.R Bukhari Muslim yang bersumber dari Abu Hurairah)

E. Riya (Ar-Riya) yaitu suatu sikap yang selalu menunjuk-nunjukkan perbuatan baik
maka ia berbuat bukan karena Allah melainkan hanya ingin dipuji sesama manusia. Jadi
perbuatan ini kebalikan dari sikap ikhlas. Dalam al-Quran banyak diterangkan masalah riya
antara lain pada surah al-Baqarah ayat 264, an-nisa ayat 38, al anfal ayat 47. Dalam hadist
disebutkan yang berarti Rasulullah Saw bersabda bahwasanya yang paling kutakutkan atas kalian
adalah syirik kecil. Maka dikatakan (oleh sahabat) apa itu wahai Rasulullah? Nabi berkata itu
adalah riya (H.R Bukhari)

F. Boros Atau Berfoya-Foya (Al-Israb) yaitu perbuatan yang selalu melampaui batas
batas ketentuan agama. Tuhan melarang bersikap boros karena hal itu dapat melakukan dosa
terhadap-Nya. Dalam al-Quran disebutkan antara lain an-nisa ayat 6, al-an’am ayat 141, as-
syuara ayat 151, al-mukmin ayat 28, az zumar ayat 53. Dalam hadist disebutkan yang berarti:
makan lah minumlah dan bersedekahlah dengan cara tidak boros dan tidak takabbur (H.R Abu
Dawud dan Ahmad)

Catatan Akhlak Rabu 8 Desember

G. Rakus / Tamak (Al-Hirsu At Tama’u) yaitu suatu sikap yang tidak pernah merasa
cukup sehingga selalu ingin menambah apa yang seharusnya ia miliki tanpa memperhatikan hak
hak orang lain. Hal ini termasuk kebalikan dari rasa cukup (al-qana’ah) dan merupakan akhlak
buruk terhadap Allah Karena melanggar ketentuan larangan-Nya. Dalam al-Quran terdapat
tentang rakus / tamak antara lain dalam surah Al-Baqarah ayat 96, dan Al-Mudatsir ayat 15.
Dalam hadist disebutkan yang berarti : Rasulullah Saw bersabda hai manusia berbaik-baiklah
dalam mencari nafkah karena sesungguh nya hamba tidak mendapatkan sesuatu kecuali apa yang
telah ditakdirkan padanya (Al-Hadist).

Allah melarang hambanya melalukan tindakan yang rakus dan termasuk Akhlak buruk
terhadapnya karena perbuatan ini dapat menyebabkan seseorang lupa menyembah kepada-Nya
dapat berlaku kikir memeras serta merampas hak-hak orang lain. Maka agama islam memberikan
tuntunan kepada manusia agar tidak terlalu mengerjar nafkah yang seharusnya bukan ia yang
pantas memilikinya.

3.Akhlak Baik Sesama Manusia, yang meliputi antara lain ;

A. Belas Kasihan/Sayang (As-Syafaqah) yaitu sikap jiwa yang selalu ingin berbuat baik
dan menyantuni orang lain. Dalam Al-Quran dan hadist diterangkan masalah belas kasihan Yang
disebutkan sebagai berikut :

“Maka disebabkan rahmat dari Allah sehingga kamu bersikap lemah lembut (rasa kasihan)
terhadap mereka. Sekiranya kamu berlaku kasar lagi keras hati tentu mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu.” (Q.S Ali-imran ayat 159)

Dalam hadist disebutkan yahg berarti:

Rasulullah saw bersabda “ merugikan seseorang hamba yang dalam hatinya tidak diberi oleh
Allah sifat belas kasihan terhadap orang lain. (H.R Ibnu Asakir) yang bersumber dari amri bin
hubaib).

B.Rasa Persaudaraan (Al-Ikha), yaitu sikap jiwa yang selalu ingin berhubungan baik dan
bersatu dengan orang lain karena ada keterikatan batin dengannya. Dalam Al-Quran dan Hadist
diterangkan rasa persaudaraan yang disebutkan sebagai berikut:

“Dan ingatlah akan nikmat Allah ketika engkau dahulu bermusuh-musuhan lalu Allah
menjinakkan hatimu. Karena nikmat Allah maka menjadilah engkau bersaudara.” (Q.S Ali imran
ayat 103)

Dalam hadits disebutkan yang berarti:


Rasulullah saw bersabda “Bahwasanya Allah membenci orang-orang yang bermuka masam,
dihadapan saudara-saudaranya.”(H.R ad-dailami yang bersumber dari ali)

C. Memberi Nasihat Atau An-Nasihat yaitu suatu upaya untuk memberi petunjuk-
petunjuk yang baik dengan menggunakan perkataan baik ketika orang lain yang dinasehati telah
melakukan hal-hal yang buruk maupun belum. Sebab kalau dinasehati ketika ia sudah melakukan
perbuatan itu agar dia berhenti melakukannya. Tetapi kalau dinasehati ketika ia belum
melakukan perbuatan itu berarti diharapkan agar ia tidak melakukannya.

Dalam Al-Quran terdapat beberapa keterangan tentag memberi nasihat antara lain dalam surah
al-‘raf 61,68,79, & 94. Hud ayat 34, al-qosus ayat 40.

Dalam hadist disebutkan:

“ Dari Jabir bin Abdillah ra berkata : aku telah mengadakan baiat (janji setia) dalam Rasulullah
saw untuk selalu sholat mengerjakan zakat dan memberi nasihat kepada setiap muslim.” (H.R
Bukhari Muslim)

Anda mungkin juga menyukai